SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM
Kelompok 3
Nama Kelompok 3
1.
Atika Dwi Rahmayanti (1902025356)
2.
Fiqih Arahman (1802025221)
3.
Hanny Putri Anggraeni (1902025139)
4.
Ridho Arrafii (1902025260)
Sejarah pemikiran ekonomi Islam, mulai dikenal sejak era Nabi Muhammad SAW. Dalam perkembanganya, mengalami puncak kejayaanya sejalan dengan puncak kejayaan peradaban Islam pada abad 6 Masehi hingga abad 13 Masehi.
Kala itu, ekonomi Islam berkembang pesat, diterapkan di berbagai wilayah di dunia utamanya di bawah kepemimpinan Islam. Di Indonesia, sejarah pemikiran ekonomi Islam hadir bersamaan dengan datangnya Islam itu sendiri ke Nusantara. Yakni lewat para pedagang Arab, Persia dan India.
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Filosofi dan Bentuk Pemikiran Ekonomi
Islam Kontribusi Islam
pada Ekonomi Modern
01 02 03
Fase-fase
Pemikiran
Ekonomi Islam
KONTRIBUSI ISLAM PADA EKONOMI MODERN
01
- Joseph Schumpeter,
buku History of Economics Analysis, Oxford University 1954
Terdapat great gap dalam sejarah pemikiran ekonomi selama 500 tahun, yaitu masa
yang dikenal dengan dark
ages.
Indikasi kuat pencurian ilmu ekonomi Islam oleh Barat banyak dikupas oleh para sejarawan. Para ahli sejarah mencatat bahwa dalam abad 11 dan 12 Masehi sejumlah pemikir Barat seperti Constantine the African dan Delard of Bath melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk mempelajari bahasa Arab dan melakukan studi serta membawa ilmu-ilmu baru ke
Eropa.
beberapa pemikiran ekonomi Islam yang dikutip oleh ekonom Barat tanpa menyebutkan sumber kutipannya
1. Diadopsinya kata “credit” yang dalam ekonomi konvensional dikatakan berasal dari bahasa Yunani credere atau credo yang berarti pinjaman atas dasar kepercayaan. Credo sebenarnya berasal dari bahasa Arab yaitu qaradha yang dalam pengertian fiqih berarti meminjamkan uang atas dasar kepercayaan.
2. Pada tahun 774 M, dicatlah koin emas yang merupakan copy langsung dari dinar Islam, termasuk tulisan Arabnya. Semua tulisan di koin uang logam itu adalah tulisan Arab, kecuali pada satu sisinya tertulis OFFAREX.
Hal tersebut menunjukkan bahwa dinar Islam pada saat itu merupakan mata uang terkuat di dunia. Selain itu, perekonomian umat Islam juga lebih maju dibandingkan perekonomian Eropa, dan perdagangan internasional muslim telah menjangkau Eropa Utara.
3. Teori invisible hand yang dikemukakan oleh Adam Smith diduga keras juga berasal dari teori Islam. Menurut teori ini, pasar akan diatur oleh tangan-tangan yang tidak terlihat.
Harga barang tidak boleh ditetapkan oleh pemerintah karena ia tergantung pada hukum supply dan demand.
FILOSOFI DAN BENTUK
PEMIKIRAN
EKONOMI ISLAM
02
Filosofi dan Bentuk Pemikiran Ekonomi Islam
Tauhid
01
empat landasan filosofis ilmu ekonomi islam
keadilan dan keseimbangan
02
kebebasan
03
tanggung jawab
04
1. Tauhid
Ketentuan Allah yang harus dipatuhi dalam hal ini tidak hanya bersifat mekanistis dalam alam dan kehidupan sosial, tetapi juga yang bersifat etis (uluhiyyah) dan moral (khuluqiyyah).
Dalam konsep kepemilikan ekonomi islam, hanya merupakan pemeliharaan milik tuhan, dan bukan hak mutlak perorangan. Konsep pengelolaan berarti bahwa mereka yang berhasil memperoleh kemakmuran haruslah tanpa mengorbankan orang lain, kemudian menggunakannya untuk menolong sesama.
Kepemilikan bukan “terminal” bagi kehidupan manusia, tetapi sejatinya hanyalah sekedar “transital”.
2. Keadilan dan Keseimbangan
Dalam ekonomi islam, keadilan dan keseimbangan harus tercermin pada terwujudnya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebab keduanya merupakan dua sisi dari satu entitas.
Pembangunan dengan demikian bukan berarti pertumbuhan pendapatan secara nominal, melainkan juga distribusi pendapatan tersebut secara merata. Rezki yang diperoleh manusia sejatinya adalah kolektif, yang didalamnya terdapat peran dan keterlibatan banyak orang
3. Kebebasan
Di dalam Fiqih Muammalah berlaku sebuah kaedah, pada dasarnya sebuah aktivitas mu’amalah itu diperbolehkan selama tidak ada dalil yang melarangnya.
Dalam ajaran Islam makna kebebasan bukan dalam makna liberalisme, melainkan sangat terkait dengan nilai tauhid dan pengaruhnya dalam membentuk kepribadian diri, karena semua aktivitas dan perilaku tanggung jawab sebagai peribadi di hadapan Allah. Sehingga dengan kebebasan yang bertanggung jawab lahirlah nilai pengabdian (ibadah) hamba yang tulus kepada Allah sebagai pemilik dan penguasa alam semesta (the Creator of universe)
4. Pertanggungjawaban
Kebebasan dalam mengelola sumber daya alam dan kebebasan dalam melakukan aktivitas ekonomi inilah yang sejatinya akan dipertanggung jawabkan manusia dihadapan Allah nantinya.
Dari sini terlihat jelas bahwa aksiomia (pernyataan yang kebenarannya tanpa bukti) kebebasan berhubungan erat dengan aksiomia tanggung jawab, sementara tanggung jawab merupakan konsekuensi dari amanah yang diberikan kepada manusia sebagai khalifah. Allah telah memberikan al-quran sebagai pedoman bagaimana seharunya manusia mengatur alam ini.
FASE-FASE PEMIKIRAN
EKONOMI ISLAM
03
Nabi Muhammad mempraktikkan sekaligus meletakkan dasar ekonomi Islam pada awalnya berdasarkan tuntunan ALLAH SWT melalui kitab suci Alquran. Kemudian, dasar dasar ekonomi Islam ini terus dikembangkan setelah generasi Nabi oleh para pewarisnya, yakni ulama ulama dan cendekiawan muslim.
Ekonomi Islam menemukan momentum kejayaanya bersamaan dengan puncak kejayaan peradaban Islam pada abad 6 Masehi hingga abad 13 Masehi. Meski pada abad abad selanjutnya mengalami pasang surut, namun kajian ilmu dan praktik ekonomi Islam terus dilakukan di berbagai belahan dunia hingga sekarang.
1. Beberapa tokoh pemikir ekonomi Islam yang masyhur di tahun 731-798 Masehi misalnya adalah Abu Yusuf. Abu Yusuf kemudian dikenal sebagai tokoh pemikir ekonomi Islam yang meletakan prinsip perpajakan di dunia, beberapa abad kemudian, karya beliau dalam bidang perpajakan dianggap sebagai canon of taxation.
Tokoh pemikir ekonomi Islam
2. Nama Al Ghazali juga dikenal luas sebagai salah satu tokoh Islam terkemuka yang turut berkontribusi dalam bidang ekonomi Islam, meski beliau lebih dikenal sebagai tokoh filsuf muslim dan ahli tasawuf.
Sumbangsihnya terhadap pemikiran ekonomi Islam besar, turut mewarnai khazanah keilmuan ekonomi untuk masa masa mendatang.
Tokoh pemikir ekonomi Islam
3. Selain itu, tokoh pemikir ekonomi Islam lainya yang terkenal adalah Ibnu Taimiyah (hidup pada 1263- 1328 Masehi). Beliau membuat karya penting dalam bidang ilmu ekonomi dalam bukunya berjudul Majmu Fatawa. Buku itu menjelaskan mengenai mekanisme pasar dan harga.
Tokoh pemikir ekonomi Islam
Kontribusi Fase 1
Adapun kontribusi tokoh pemikir Islam Fase pertama, tentu saja adalah Nabi Muhammad SAW. Para ulama dan kaum cendekiawan muslim yang mengembangkan pemikiran ekonomi Islam setelah generasi Nabi, memberikan sumbangsih berupa karya karya keilmuan di bidang ekonomi Islam dan ekonomi Dunia, meskipun intelektual barat umumnya tidak dengan tegas merujuk karya karya mereka.
Fase Stagnasi
Hingga saat ini, ekonomi Islam mengalami fase stagnasi atau kemandegan bahkan kemunduran. Penyebab kemundurannya adalah dikarenakan beberapa faktor. Seperti Great Gap, yakni ketidaktegasan intelektual barat dalam merujuk karya karya cendekiawan Muslim tentang ilmu ekonomi.
Di awal abad 19 dan 20, banyak negara negara muslim hadapi tantangan politik dan sosial yang sangat berat. Mereka harus berjuang melawan dan lepaskan diri dari penjajahan. Fokus perjuangan negara negara muslim terjajah ini bukanlah tentang pokok ekonomi tapi bagaimana cara merdeka lebih dulu.
Kontribusi fase 2
Para cendekiawan muslim pun berusaha melakukan pengembangan terhadap pemikiran ekonomi Islam yang sudah lama terpuruk. Maka, babak baru dimulai saat diadakan konferensi internasional ekonomi Islam di Jeddah pada tahun 1976.
Adapun tujuan konferensi internasional ekonomi Islam ini adalah guna melakukan penggalian kembali nilai nilai Islam dalam mengembangkan ekonomi dunia. Konferensi ini menandai satu pergerakan perkembangan pemikiran ekonomi Islam yang kemudian mulai menguat setelah sekian lama tenggelam.
Kebangkitan kembali ekonomi Islam
Meski karya karya intelektual muslim sempat beberapa lama tenggelam setelah masa kemunduran Islam.
Namun pada sekitar abad 14. Mulai muncul geliat kebangkitan. Ekonomi Islam menjadi berkembang kembali meski akhirnya dalam beberapa abad kedepan mengalami kemunduran lagi. Namun, tidak serta merta kajian pemikiran ekonomi Islam redup
Kontribusi fase 3
Pada fase ketiga, kontribusi pemikiran ekonomi Islam setidaknya telah menginspirasi suatu sistem ekonomi alternatif di abad modern. saat ini mulai dikenal istilah ekonomi syariah.
Ekonomi syariah adalah salah satu ekonomi bernafaskan Islam.
Mengikuti tata aturan ekonomi Islam. Meskipun masih banyak juga yang belum sepenuhnya menerapkanya. Namun, pada fase ketiga ini pemikiran ekonomi Islam cukup mendapatkan tempat di kalangan pelaku usaha, maupun intelektual meskipun di tengah dominasi sistem globalisasi modern dan sistem ekonomi kapitalisme.
Ekonomi islam adalah ekonomi ketuhanan yang berdasarkan syariat islam dikaitkan dengan pemikiran para tokoh mulai dari masa Rasulullah SAW hingga saat ini dengan segala latar belakang sosial, politik dan budayanya. Ekonomi sebagai bagian dari aktivitasa sosial manusia tentu bermuara pada kemanusiaan.
Adapun dari kajian ini ditemukan bahwa teori ekonomi islam, sebenarnya bukan ilmu baru ataupuan ilmu yang diturukan secara mendasar dari teori ekonomi modern yang berkembang saat ini. Fakta historis menunjukkan bahwa para ilmuan Islam zaman klasik, adalah penentu dan peletak dasar semua bidang keilmuan termasuk bidang ilmu ekonomi.