• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam docx"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI

TOKOH-TOKOH ISLAM DALAM BIDANG PEREKONOMIAN

Nama : Muhammad Gagar Pratama

No. Mahasiswa : 09522182

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

(2)

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Pemikiran ekonomi Islam tidak pernah lepas dari peran sumber nilai Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits, kebijakan ekonomi yang berlaku sudah berlangsung dari masa Rasulullah saw yang dilanjutkan pada masa Khulafaur Rasyidin dan dilanjutkan pada masa-masa berikutnya. Menurut Siddiqi sejarah pemikiran ekonomi Islam berkembang selama tiga fase:

1. Fase Dasar-dasar Ekonomi Islam

Berkembang dari awal hingga abad ke-5 hijriyah. Tokoh-tokoh (fuqaha) yang ada pada masa ini adalah Zain bin Ali (memperbolehkan penjualan dengan sistem kredit), Abu Hanifah (menghilangkan ambiguitas dan perselisihan dalam masalah transaksi), Abu Yusuf (pemecahan masalah harga yang tidak boleh dikendalikan oleh penguasa, pemecahan masalah keuangan publik), dan Ibnu Masakawaih (pertukaran dan peranan uang).

2. Fase Kemajuan

Dimulai dari abad ke-5 hijriyah hingga abad ke-9 hijriyah. Fase ini terkenal sebagai fase yang cemerlang bagi pemikiran ekonomi Islam karena telah meninggalkan warisan intelektual yang sangat kaya. Tokoh-tokoh popular pada masa ini adalah Al Ghazali (evolusi pasar, peranan uang, pelarangan penimbunan uang), Ibnu taimiyah (mewujudkan keadlian ketika akad transaksi), dan Al Maqrizi (penggunaan fulus/uang yang harus dibatasi peredarannya).

3. Fase Stagnasi

Dimulai pada abad ke-9 hijriyah hingga fase tertutupnya pintu ijtihad yaitu abad ke-14 hijriyah). Tokoh-tokoh pemikir ekonomi Islam yang terkenal pada masa ini adalah Shah Wali Allah, Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Iqbal.

Sistem Ekonomi dan Fiskal pada Masa Rasulullah saw

(3)

“Celakalah semua pedagang jahat dan suka menjatuhkan orang lain yang menumpuk hartanya dan memperbanyak dengan harapan harta tersebut dapat menjadikanya hebat dan selalu bertahan selamanya.” (Al Humazah : 1-3)

Dari ayat tersebut dapat kita simpulkan bahwa haram hukumnya untuk menumpuk harta. Perekonomian pada masa Rasulullah sudah mengenal sistem pajak seperti kharaj, yakni pajak yang dibayarkan oleh penduduk Madinah non-muslim, ushr (pajak untuk pertanian) dan jizyah (pajak perlindungan dan pengecualian orang-orang non-muslim dari wajib militer).

Sistem Ekonomi dan Fiskal pada Masa Khuafaur Rasyidin

Pada masa ini sudah terdapat Baitul Maal yang perannya sangat penting dalam mengumpulkan dana ummat. Contohnya pada zaman kekhalifahan Abu Bakar yang sangat menekankan pembayaran zakat sehingga Baitul Maal berfungsi sebagai pendistribusi zakat yang telah diambil. Pada masa Umar bin Khattab Baitul Maal didirikan di setiap provinsi agar dana ummat dapat tersalurkan dengan merata, pun pada masa Umar bin Khattab ini Baitul Maal juga berperan dalam bidang militer karena pada masa tersebut khalifah Umar mengadakan ekspansi wilayah seluas-luasnya sehingga Baitul Maal berperan untuk memberikan tunjangan pada pasukan. Pada masa khalifah Utsman bin Affan terjadi perubahan penghitungan zakat yaitu zakat dihitung sendiri-sendiri. Hal ini dilakukan demi menghindari kecurangan dari oknum pengumpul zakat. Pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib kebijakan ekonomi lebih kepada pemerataan distribusi uang yang dibagikan untuk rakyat. Kebijakan ekonomi yang terjadi pada setiap masa ini mengalami sedikit perubahan pada setiap khlifahnya namun hal tersebut tetap berlandaskan kepada Al Quran dan Hadits.

(4)

berdasarkan pendangan Al Syaibani sendiri seperti Amali Muhammad fi Al Fiqh, Al Ruqayyat, Al Makharij fi Al Hiyal dan Al Atsar.

2. Abu Ubaid (150-224 H).

Beliau telah menulis satu kitab terkenal yang berjudul Al Amwal, kitab ini berisi tentang hak dan kewajiban pemerintah terhadap rakyatnya. Secara khusus kitab ini membahas keuangan public (Public Finance) dan membahas pendapatan negara yang berupa pajak serta harta rampasan perang. Karena kitab ini juga banyak mengandung isi tentang keuangan pemerintahan, kitab ini bisa menjadi referensi utama dalam pemikiran hukum ekonomi.

3. Yahya bin Umar (213-289 H).

Semasa hidupnya telah menulis karya hingga 40 juz. Di antara karyanya yang terkenal adalah kitab Al Mutakhabah fi Ikhtisar Al Mutakhrijah fi Fiqh Al Maliki dan kitab Ahkam Al Sud (merupakan kitab pertama yang membahas masalah hisbah dan berbagi hukum pasar).

4. Al Ghazali (450-505 H).

Beliau merupakan seorang ilmuwan dan penulis yang sempat menarik perhatian dunia. Karya-karyanya yang disebut dalam sejarah sempat mempengaruhi pemikir-pemikir barat abad pertengahan seperti Raymond Martin, Thomas Aquinas, dan Pascal. Diperkirakan Al Ghazali sempat menulis sebanyak 300 karya tulis, tetapi yang tersisa hingga sekarang hanya sekitar 84 buah, yang di antaranya berjudul Ihya ‘Ulum Al Din, Al Wajiz, Al Mustashfa, Mizan Al Amal, Syifa Al Ghalil dan Al Tibr Al Masbuk fi Nasihat Al Muluk.

5. Al Syatibi (W 790 H).

(5)

6. Ibnu Taimiyah (661-728 H).

Karya yang telah beliau hasilkan di bidang ekonomi antara lain Majmu Fatawa Syaikh Al Islam, Al Siyasah Asy Syar’iyyah fi Ishlah Ar Ra’I wa Ar Ra’iyah dan Al Hisbah fi Al Islam.

7. Ibnu Khaldun (732-808 H).

Beliau adalah ilmuwan yang secara resmi telah mendahului banyak ilmuwan-ilmuwan barat seperti Smith, Ricardo, Malthus dan Kenyes dalam ilmu ekonominya. Dapat dikatakan bahwa Ibnu Khaldun adalah bapak penemu teori-teori ekonomi karena Ibnu Khaldun diklaim sebagai pendahulu bagi para pemikir Eropa.

8. Al Maqrizi (766-845 H).

Beliau merupakan ilmuwan terakhir pada abad pertengahan yang meneliti penelitian terhadap uang. Tokoh ini dalam karya tulisnya menjelaskan tentang korelasi antara uang dengan inflasi yang melanda suatu negeri.

Ibnu Khaldun

Beliau merupakan salah satu tokoh islam yang juga patut dikenal oleh masyarakat muslim sebagai sesama pemeluk agama islam. Jauh sebelum Adam smith menemukan teori yang similikinya, Ibnu Khaldun telah membahas menganai teori ekonomi yang bgitu rinci dan dilakukan secara empiris sehingga tidak diherankan jika Ibnu Khaldun dikenal sebagai bapak ekonomi islam.

Ibnu khaldun dikenal sebagai orang yang menguasai banyak sekali ilmu. Beliau tidaka hany pandai dalam hal ekonomi, tetapi juga pandai dalam bidang sosiologi. Pandangannya sebagai raksasa intelektual terkemuka di bumi. di antara sekian banyak pemikir masa lampau yang mengkaji ekonomi Islam, Ibnu Khaldun merupakan salah satu ilmuwan yang paling menonjol.

(6)

Sebelum Ibnu Khaldun, kajian-kajian ekonomi di dunia Barat masih bersifat normatif, adakalanya dikaji dari perspektif hukum, moral dan adapula dari perspektif filsafat. Karya-karya tentang ekonomi oleh para imuwan Barat, seperti ilmuwan Yunani dan zaman Scholastic bercorak tidak ilmiah, karena pemikir zaman pertengahan tersebut memasukkan kajian ekonomi dalam kajian moral dan hukum. Sedangkan Ibnu Khaldun mengkaji problem ekonomi masyarakat dan negara secara empiris. Ia menjelaskan fenomena ekonomi secara aktual. Muhammad Nejatullah Ash-Shiddiqy, menuliskan poin-poin penting dari materi kajian Ibnu Khaldun tentang ekonomi.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pertanyaan pengarah dari guru, peserta didik mempertanyakan tentang fungsi sosial, ungkapan dan struktur teks, unsur kebahasaan, serta format penulisan yang digunakan

Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Mercu Buana, menugaskan kepada dosen-dosen yang tercantum dalam Lampiran Surat Tugas ini, untuk menjadi Dosen –

Diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini inisiatif masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan dan lahan tidur menjadi meningkat sehingga akhirnya dapat mandiri dalam

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa media pembelajaran interaktif layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan didukung dengan menerapkan model

Dari diagram kartesius tingkat kepentingan dan kinerja di dalam stasiun yang mendapatkan hasil di dalam Kuadran II yaitu Atribut : 2 tentang Petunjuk jalur dan prosedur evakuasi,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Variabel pengeluaran konsumsi pemerintah secara parsial menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Penelitian ini membuktikan bahwa perbankan syariah memiliki potensi besar dalam mengimplementasikan financial inclusion, ditunjukkan dengan pertumbuhan yang

Hal ini dibuktikan dari tingkat depresi pada subjek 1 dan 2 pada saat baseline kedua lebih rendah daripada tingkat depresi pada saat baseline awal, sehingga membuktikan bahwa