• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEFINISI, KONSEP DAN RUANG LINGKUP EKONOMI ISLAM

N/A
N/A
Rizka Zahratunnisa

Academic year: 2023

Membagikan "DEFINISI, KONSEP DAN RUANG LINGKUP EKONOMI ISLAM"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

DEFINISI, KONSEP DAN RUANG LINGKUP EKONOMI ISLAM Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Islam

Dosen Pengampu:

Dr. Neng Sri Nuraeni, M.Pd

Disusun oleh kelompok 2 kelas 7B Diva Azahra Agustin 11200150000067 Citra Fatimatuz Zahra 11200150000110

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Allah Swt, yang memberikan kesempatan kepada penulis menyelesaikan makalah ini. Makalah dengan judul “Definisi, Konsep Dan Ruang Lingkup Ekonomi Islam” Shalawat teriringi salam juga semoga terlimpah curahkan kepada Rasulullah SAW, yang membawa kita dari jalan kegelapan hingga menuju jalan yang terang benderang.

Dalam perjalanan penulisan makalah ini, banyak pelajaran yang dapat penulis petik. Penulisan makalah ini juga bukan lah penulisan yang mudah.

Dengan izin-Nya lah, akhirnya makalah ini selesai. Oleh karena itu penulis berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat kepada diri penulis sendiri atau pun kepada para pembaca sekalian.

Akhir kata, kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih kurang sempurna, sehingga seluruh saran dan kritik yang membangun adalah sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi diri kami maupun pihak yang membutuhkan.

Tangerang, 16 September 2023

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Ekonomi Islam 2

B. Ruang Lingkup Ekonomi Islam 4

C. Posisi Ilmu Ekonomi Islam Dibandingkan Dengan Ilmu Ekonomi

Konvensional 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 12

BAB 4 LATIHAN SOAL 13

A. Soal 13

B. Jawaban 13

DAFTAR PUSTAKA 17

(4)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam konteks sosial-ekonomi, ajaran Islam bersifat dinamis serta keberpihakannya pada keadilan sosial bersifat mutlak. Ajaran Islam tentang ekonomi merupakan bagian dari visi besarnya tentang etika universal. Aspek baru ekonomi islam yang berbeda dengan lainnya, baik ekonomi Neo-Klasik, Marxis, Institusional dan lain-lain adalah keberpihakannya pada nilai etik- religius.

Ilmu ekonomi dalam Islam berkembang secara bertahab sebagai suatu bidang ilmu interdisiplin yang menjadi bahan kajian para fuqaha, mufasir, filosof, sosiolog, dan politikus. Para cendekiawan Muslim pada akad klasik tidak terjebak umat mengotak-ngotakkan berbagai ilmu tersebut seperti yang dilakukan oleh para pemikir saat ini. Mereka melihat ilmu-ilmu tersebut sebagai ayat-ayat Allah yang bertebaran diseluruh alam. Dalam pandangan mereka, ilmu-ilmu itu, walaupun sepintas terlihat berbeda-beda dan bermacam-macam, pada hakikatnya semua itu berasal dari sumber yang satu, yaitu dari Tuhan yang Maha esa, Yang Maha Benar yaitu Allah SWT.

B. Rumusan Masalah

1. Definisi ekonomi Islam?

2. Apa saja ruang lingkup ekonomi Islam?

3. Bagaimana posisi ilmu ekonomi Islam dibandingkan dengan ilmu ekonomi konvensional?

C. Tujuan Masalah

1. Mampu mendefinisikan ekonomi Islam.

2. Mampu mengetahui ruang lingkup ekonomi Islam.

3. Mampu menjelaskan posisi ilmu ekonomi Islam dibandingkan dengan ilmu ekonomi konvensional.

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Ekonomi Islam

Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari aktifitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa.

Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti

“keluarga, rumah tangga” dan nomos yang berarti “peraturan, aturan, hukum”.

Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau

“manajemen rumah tangga”. Ekonomi mencakup kegiatan kontemplasi dalam rangka berkreasi dan berinovasi untuk dijadikan solusi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Solusi ini menjawab hal yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi.

Ekonomi Islam dalam bahasa Arab diistilahkan denganal-iqtishad al-Islami.

Iqtishad (ekonomi) didefinisikan sebagai pengetahuan tentang aturan yang berkaitan dengan produksi kekayaan, mendistribusikan dan mengkonsumsinya.1 Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.

Merujuk pendapat Aslem Haneef,2 pemikir ekonomi Islam Malaysia, para pemikir muslim bidang ekonomi dikelompokkan dalam tiga kategori, yakni:

1) Kelompok jurist atau pakar bidang fikih atau hukum Islam sehingga pendekatan yang dilakukan adalah legalistik dan normatif.

2) Kelompok modernis yang lebih berani memberikan interpretasi terhadap ajaran Islam untuk menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat terkini.

3) Kelompok western-trained moslem economist, yaitu para praktisi atau ekonom muslim yang berlatar belakang pendidikan Barat. Mereka mencoba

2 Haneef, M. A. (1995). Contemporary Islamic economic thought: A selected comparative analysis. Alhoda UK.

1Al-Mishri. (1993).Ushul al-Iqtishad al-Islami. Damsyiq: Dar al-Qalam.

(6)

menggabungkan pendekatan fikih dan ekonomi sehingga ekonomi Islam terkonseptualisasi secara integrated. Dengan kata lain, mereka berusaha mengonstruksi ekonomi Islam seperti ekonomi konvensional, tetapi dengan mereduksi nilai yang tidak sejalan dengan Islam dan memberikan nilai Islam pada analisis ekonominya.

Ekonomi Islam merupakan ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari Allah SWT, bertujuan akhir untuk Allah SWT dengan menggunakan cara-cara yang tidak terlepas dari syariat Allah SWT. Aktivitas ekonomi seperti produksi, konsumsi, dan distribusi serta ekspor dan impor tidak terlepas dari titik tolak ketuhanan dan bertujuan akhir untuk Allah SWT. Oleh karenanya, jika seorang muslim bekerja dalam bidang produksi, maka itu tidak lain karena ingin memenuhi perintah Allah SWT3. Ketika menanam, seorang muslim merasa bahwa apa yang dikerjakan adalah ibadah karena Allah SWT, begitu pula ketika ia sedang membajak, menganyam, ataupun berdagang. Makin ia tekun bekerja, makin takwa ia kepada Allah SWT; dan bertambah rapi pekerjaannya, bertambah pula kedekatannya kepada Allah SWT.

Sebagaimana yang terdapat dalam Alquran:

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”(Q.S. al-Mulk [69]:15)

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari tata kehidupan masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi yang meliputi alokasi dan distribusi sumber daya alam yang diimplementasikan berdasarkan Alquran, hadis, ijmak, dan qiyas sesuai prinsip syariat Islam dalam mewujudkan kesejahteraan umat.

3Qaradhawi, 1997

(7)

Tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sistem ekonomi Islam berdasarkan konsep dasar dalam Islam, yaitu falah dan berdasarkan rujukan pada Alquran dan sunnah:

1) Memenuhi kebutuhan dasar manusia, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan untuk setiap lapisan masyarakat;

2) Memastikan kesetaraan kesempatan untuk semua orang;

3) Mencegah terjadinya pemusatan kekayaan dan meminimalkan ketimpangan dana distribusi pendapatan dan kekayaan di masyarakat;

4) Memastikan kepada setiap orang kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral;

5) Memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

B. Ruang Lingkup Ekonomi Islam

Dalam ruang lingkup ekonomi Islam terdapat tantangan dan tugas ekonomi Islam, Salah satu hambatan terbesar yang merupakan tantangan bagi pembangunan ekonomi Islam adalah karena tidak adanya contoh aktual/empiris dari praktek ekonomi Islam. Pada saat ini tidak ada masyarakat atau negara di dunia ini termasuk negara-negara muslim sekalipun yang mempraktekkan ekonomi Islam secara ideal. Pada saat ini belum ada praktek ekonomi Islam secara komperehensif, yang ada hanyalah praktek-praktek parsial dalam beberapa aspek mu’amalah seperti jual beli, sistem perbankan, kontrak dan lain-lain.

Selain itu, secara komprehensif ruang lingkup dalam ekonomi Islam adalah bermuamalah, dalam bermuamalah harus ada nilai-nilai universal yang terkandung antara lain, Nilai-nilai tauhid (keesaan Tuhan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintahan), dan ma’ad (hasil).4 Muamalah adalah aturan-aturan Allah yang wajib ditaati yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam kaitannya dengan cara memperoleh dan mengembangkan harta benda.5

5Suhendi. Fiqh Muamalah.

4Adiwarman A. Karim. (2007).Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(8)

Dan secara umum ruang lingkup ekonomi islam adalah meliputi aspek ekonomi, antara lainshirkah dan mudarabah.Dalam aspek kerjasama yang paling banyak dilakukan adalah bagi hasil, yaitushirkahdanmudarabah.

a) PengertianShirkah

Pengertian shirkah yang secara harfiah berarti “pencampuran“ maksudnya adalah bercampurnya salah satu dari kedua harta dengan lainya, sehingga tidak dapat dibedakan diantara keduanya.

Dengan kata lain, shirkah adalah suatu akad antara dua pihak atau lebih, yang bersepakat untuk melakukan usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan keuntungan berdasarkan nisbah. Shirkah merupakan tindakan hukum diantara pihak yang melakukan kerja sama untuk menjalankan usaha berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan kesepakatan mereka.

b) PengertianMudarabah

Mudarabah adalah termasuk macam syarikat yang paling lama dan paling banyak beredar dikalangan masyarakat dan telah dikenal oleh bangsa Arab sebelum Islam serta telah dijalankan oleh Rasullullah SAW sebelum kenabianya.6 Dalam pengertian lain mudarabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, yaitu pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak kedua menjadi pengelola untuk melakukan usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.

Apabila rugi, kerugian tersebut ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian pengelola. Apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengelola, pengelola yang bertanggung jawab.7

Secara Bahasa Al-Mudarabahberasal dari kata Adh-Dhard yang memiliki 2 relevansi antara keduanya yaitu: Pertama, karena yang melakukan usaha (‘amil) yadrib fil ardhi (berjalan dimuka bumi) dengan bepergian padanya untuk

7Khaerul Umam. (2013).Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia.

6Muhammad. (2005).Kontruksi mudarabah dan Bisnis Syariah; Mudarabah dalam Wacana fiqih dan Praktek Ekonomi Moder. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

(9)

berdagang, maka ia berhak mendapatkan keuntungan karena usaha dan kerjanya.

Seperti firman Allah SWT: “Dan sebagian orang-orang yang lain berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah”. Kedua, karena masing-masing orang yang bersyarikat yadhribu bisahmin (memotong/mengambil bagian) dalam keuntungan.

Prinsip-prinsip ekonomi Islam akan diuraikan sebagai berikut:

a) Tauhid

Akidah mempunyai pengaruh yang kuat terhadap cara berfikir dan bertindak, sehingga dapat mengendalikan manusia agar tunduk dan patuh mengikuti ajaran yang dibawanya. Prinsip tauhid ini dikembangkan berdasarkan keyakinan bahwa seluruh sumber daya yang ada di bumi adalah milik Allah SWT dan Manusia hanya diberi amanah untuk memiliki, mengelola dan mengembangkannya.

b) Akhlak

Prinsip ini merupakan bentuk pengamalan sifat-sifat utama yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul-Nya dalam kegiatan ekonomi yaitu; Shiddiq, Tabligh, amanah, dan fathanah.

c) Kebebasan individu

Individu memiliki hak untuk berpendapat dan mengambil keputusan. Tanpa kebebasan individu tersebut, individu muslim tidak dapat melaksanakan kewajiban mendasar dan penting dalam menikmati kesejahteraan meghindari kakacauan ekonomi. Kebebasan yang diberikan kepada setiap individu muslim bukanlah kebebasan mutlak tanpa batasan tetapi kebebasan yang diiringi nilai-nilai syariat Islam.

Sebagaimana yang terdapat dalam Alquran:

ﱠنِإ

َﻚﱠﺑَر

ُﻊﯾِﺮَﺳ

ِبﺎَﻘِﻌْﻟا

ُﮫﱠﻧِإَو

ٌرﻮُﻔَﻐَﻟ

ٌﻢﯿِﺣَر

(10)

“…Setiap perbuatan dosa seseorang dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain….”(Q.S.

al-An’am [6]: 164) d) Keseimbangan

Keseimbangan, merupakan nilai dasar yang mempengaruhi berbagai aspek tingkah-laku ekonomi seorang muslim. Asas keseimbangan ini misalnya terwujud dalam kesederhanaan, hemat dan menjauhi keborosan.

e) Keadilan

Kata adil adalah kata yang terbanyak disebutkan dalam AlQuran, (lebih dari seribu kali). setelah kata Allah dan ilmu pengetahuan. Karena itu, dalam Islam keadilan adalah titik tolak sekaligus proses dan tujuan semua tindakan manusia.

Keadilan adalah nilai yang sangat penting dalam ajaran Islam baik yang bersangkutan dengan aspek sosial, aspek ekonomi dan politik.

C. Posisi Ilmu Ekonomi Islam Dibandingkan Ilmu Ekonomi Konvensional Ilmu ekonomi membahas aktivitas yang berkaitan dengan alokasi sumber daya yang langka untuk kegiatan produksi untuk memproduksi barang dan jasa;

ekonomi juga membahas aktivitas yang berkaitan dengan cara-cara memperoleh barang dan jasa; juga membahas aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan konsumsi, yakni kegiatan pemanfaatan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup; serta membahas aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan distribusi, yakni bagaimana menyalurkan barang dan jasa yang ada di tengah masyarakat. Seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, konsumsi dan distribusi barang dan jasa tersebut semuanya dibahas dalam ilmu ekonomi yang sering dibahas dalam berbagai literatur ekonomi kapitalis.

Konsep Perbandingan Ekonomi Islam dan Konvensional

Konsep Kapitalis Islam Sosialis

(11)

Sumber kekayaan

Sumber kekayaan sangat langka (scarcity of resources)

Sumber Kekayaan alam semesta dari ALLAH SWT

Sumber kekayaan sangat langka (scarcity of resources) Kepemilikian Setiap pribadi

dibebaskan untuk memiliki semua kekayaan yang diperolehnya

Sumber kekayaan yang kita miliki adalah titipan dari ALLAH SWT

Sumber kekayaan didapat dari pemberdayaan tenaga kerja (buruh) Tujuan Gaya

hidup perorangan

Kepuasan pribadi Untuk mencapai ke makmuran atau success (Al- Falah), di dunia dan akhirat

Kesetaraan penghasilan di antara kaum buruh

Dari semua penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai perilaku individu muslim dalam setiap aktivitas ekonominya yang bertujuan untuk mewujudkan maqashid syariah(agama, jiwa, akal, nasab, dan harta) sesuai dengan prinsip dan syariat Islam.

Untuk memahami ekonomi Islam, tidak lepas dari membandingkan perbedaannya dengan ekonomi konvensional, sehingga bisa digarisbawahi perbedaannya. Permasalahan yang ada pada masyarakat yang terus ada adalah mengenai ketidakpastian dan koordinasi. Ketidakpastian akan apa yang terjadi di masa mendatang, yang menyebabkan banyak orang memiliki persepsi, dan membuat keputusan berdasarkan ekspektasi-ekspektasi yang ada.

Ilmu ekonomi (konvensional) yang berkembang di dunia Barat dilandasi dengan kebebasan individu dalam melakukan kontrak dengan syarat tidak merugikan satu sama lain. Konsep-konsep ekonomi konvensional versi Barat perlu diredefinisi agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan syariat Islam. Di antara konsep-konsep tersebut antara lain:

Pertama, konsep harta. Masalah yang timbul dalam konsep harta adalah bahwa ilmu ekonomi umum tidak mengenal adanya nilai dalam harta dalam

(12)

pemilikan. Sejauh dapat menimbulkan nilai ekonomis, segala sesuatu dapat diakui sebagai harta. Tidak heran bila barang- barang haram seperti minuman keras dan daging babi termasuk properti yang sah untuk dijadikan sebagai salah satu komoditas bisnis.8

Kedua, konsep uang. Pembahasan dalam fikih muamalah mengasumsikan bahwa uang yang digunakan masyarakat adalah uang komoditi (commodity money), yaitu emas dan perak. Padahal sejak zaman penjajahan, uang emas dan perak tidak lagi digunakan sebagai alat tukar. Sebagai gantinya uang kertas menjadi alat tukar yang berlaku di tengah masyarakat. Para ulama berbeda pendapat tentang hukum uang kertas ini. Ada yang menganggap bahwa uang kertas tidak diterima dalam syariah karena bukan harta riil dan ada pula yang dapat menerimanya.9

Ketiga, konsep bunga dan riba. Di dalam ilmu ekonomi, bunga merupakan asumsi yang tidak lagi menjadi bahan perdebatan meskipun sampai saat ini para ekonom masih sulit mencari justifikasi terhadapnya. Di dalam ilmu fikih muamalah, istilah ini tidak dikenal meskipun pembahasan tentang hukum riba boleh dikatakan telah selesai dan para ulama sepakat mengharamkannya.10 Dengan konsep uang kertas atau abstract money, konsep bunga dan riba menjadi pembahasan yang berkelanjutan.

Keempat, konsep time value of money. Sebagian besar teori tentang manajemen keuangan dibangun berdasarkan konsep nilai dan waktu dari uang yang mengasumsikan bahwa nilai uang sekarang relatif lebih besar ketimbang di masa yang akan datang. Sementara itu, di sisi lain tidak didapati penjelasannya dalam fikih muamalah meskipun perdebatan tentang jual beli tangguh (ba’i mu’ajjal) termasuk diskusi yang tidak sedikit di antara para ulama.11

11Zuhaili, Wahbah. (1989).al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu,Cet. 3, Beirut: Dar alFikr.

10Ka’bah, Rifyal. (1999). Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

9Meera, Ahmed Kameel Meydin. (2002). The Islamic Gold Dinar. Kuala Lumpur: Pelanduk.

8 Hakim, Cecep Maskanul. (2002). Mu’amalat (Ekonomi Islam): Sebuah Problem Epistemologis dan Aksiologis. Makalah disampaikan pada semiloka Pemetaan Studi Hukum Islam Fakultas Syariah UIN Jakarta.

(13)

Kelima, konsep modal. Modal dalam pengertian ilmu ekonomi adalah segala benda, baik yang fisik maupun abstrak, yang memiliki nilai ekonomis dan produktif. Termasuk dalam pengertian ini adalah uang dan intellectual property right (hak atas kekayaan intelektual). Di dalam fikih muamalah klasik, pengertian modal terbatas pada benda fisik. Uang hanya dapat berperan sebagai alat tukar.

Apabila ia ingin mejadi modal yang digunakan untuk memperoleh keuntungan ia harus terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk fisik.12

Keenam, konsep lembaga. Ilmu ekonomi tidak mempersoalkan adanya individual entityatauabstract entity.Berbeda halnya dengan fikih muamalah yang objeknya kepada mukalaf secara individual. Hal ini akan membawa dampak bagi analisis tentang kepemilikan dan hubungannya dengan kepemilikan.

Kemudian, bagaimana posisi ilmu ekonomi Islam dibandingkan dengan ilmu ekonomi konvensional lain? Selama bertahun-tahun, hingga sampai saat ini, membahas ilmu ekonomi yang ideal terus menjadi suatu hal yang dicari dan kemudian dipromosikan. Namun, hingga saat ini, belum ada sistem ekonomi yang berjalan ideal sesuai dengan apa yang dikampanyekan, karena masih menuai beberapa kritik terhadap keberjalanannya. Mulai dari sistem aliran klasik yang dibawa oleh Adam Smith dengan pandangannya akan kepentingan pribadi dan mencari laba sebanyak-banyaknya pada Abad 1700-an, kemudian disanggah oleh Karl Marx yang membawa aliran sistem ekonomi sosialis yang mana merupakan kritikan terhadap aliran klasik, atau disebut Karl Marx merupakan sistem ekonomi kapitalis karena mengakumulasikan kapital sebesar-besarnya.

Posisi kepemilikan dalam Islam dikategorikan sebagai kepemilikan individu, kepemilikan pemerintah, dan kepemilikan publik. Kepemilikan individu diatur dalam Islam dan dilindungi, dan kepemilikan publik yang semua orang bisa menikmati seperti alam bisa digunakan, tetapi harus dijaga agar seimbang. Di sinilah, ekonomi Islam menjawab bahwa, semuanya diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi ketidakseimbangan. Konsep kebutuhan dalam Islam, yaitu:

12Khan, Fahim. (1996).The Theory of Capital in Islam. Malaysia: Islamic Research Institute.

(14)

Pertama, keinginan (wants) ditentukan oleh konsep utilitas. Sedangkan kebutuhan dalam perspektif islam ditentukan oleh konsep maslahah.

Kedua, semua barang dan jasa yang akan berdampak pada kemaslahatan dapat dikatakan sebagai kebutuhan umat manusia.

(15)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Ekonomi Islam dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-iqtishad al-Islami.

Iqtishad (ekonomi) didefinisikan sebagai pengetahuan tentang aturan yang berkaitan dengan produksi kekayaan, mendistribusikan dan mengonsumsinya.

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari tata kehidupan masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi yang meliputi alokasi dan distribusi sumber daya alam yang diimplementasikan berdasarkan Alquran, hadis, ijmak dan qiyas sesuai prinsip syariat Islam dalam mewujudkan kesejahteraan umat.

Secara komprehensif ruang lingkup dalam ekonomi Islam adalah bermuamalah, dalam bermuamalah harus ada nilai-nilai universal yang terkandung antara lain, Nilai-nilai tauhid (keesaan Tuhan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintahan), dan ma’ad (hasil). Muamalah adalah aturan-aturan Allah yang wajib ditaati yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam kaitannya dengan cara memperoleh dan mengembangkan harta benda.

Prinsip ekonomi islam, yaitu:

1) Tauhid 2) Akhlak

3) Kebebasan individu 4) Keseimbangan 5) Keadilan

Ilmu ekonomi terkait sains-teknologi bersifat netral, sehingga ilmu ekonomi mana pun dapat dikembangkan dan diadopsi ke dalam sistem ekonomi Islam selama tidak kontraproduktif. Sementara itu, sistem ekonomi akan menyangkut pandangan terhadap kepemilikan harta, pengelolaan harta, maupun distribusi harta di tengah-tengah masyarakat yang bersifat tidak netral dan dipengaruhi pandangan hidup atau ideologi tertentu.

(16)

BAB IV LATIHAN SOAL A. Soal

Pilihan Ganda

1. Secara asal kata (etimologi), ekonomi berasal dari kata oikos dan nomos yang memiliki arti ...

a. Nilai rumah tangga b. Aturan rumah tangga c. Rumah tangga sejahtera d. Norma rumah tangga 2. Ekonomi dalam bahasa arab …

a. Iqtishad b. Istikharah c. Mudarabah d. Shirkah

3. Tujuan ekonomi Islam membawa kepada konsep ...

a. Maslahah b. Rabaniyyah c. Falah

d. Maqosid syarih

4. Dalam bermuamalah harus ada nilai-nilai universal yang terkandung antara lain, kecuali …

a. Nilai keimanan b. Nilai tauhid c. Nilai adl d. Nilai ma’ad

(17)

5. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari tata kehidupan masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi yang meliputi alokasi dan distribusi sumber daya alam yang diimplementasikan berdasarkan

a. Khalifah b. Dauroh c. Nubuwwah d. Ijmak Essay

6. Istilah ekonomi berasal dari Yunani yaitu?

7. Definisi dariIqtishadyaitu?

8. Ekonomi Islam, Menurut Aslem Haneef dikelompokan dalam tiga kategori, sebutkan dan jelaskan!

9. Bagaimana Peran tauhid dalam prinsip-Prinsip Ekonomi Islam?

10. Bagaimana posisi ilmu ekonomi Islam dibandingkan dengan ilmu ekonomi konvensional lain?

B. Jawaban Pilihan Ganda 1. b

2. a 3. c 4. a 5. d Essay

(18)

6. Istilah “ekonomi” dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti

“keluarga, rumah tangga” dan nomos yang berarti “peraturan, aturan hukum”. Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga”

7. Iqtishad (ekonomi) didefinisikan sebagai pengetahuan tentang aturan yang berkaitan dengan produksi kekayaan, mendistribusikan dan mengonsumsinya.

8. 1) Kelompok jurist atau pakar bidang fikih atau hukum Islam sehingga pendekatan yang dilakukan adalah legalistik dan normatif. 2) Kelompok modernis yang lebih berani memberikan interpretasi terhadap ajaran Islam untuk menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat terkini. 3) Kelompok western-trained moslem economist, yaitu para praktisi atau ekonom muslim yang berlatar belakang pendidikan Barat. Mereka mencoba menggabungkan pendekatan fikih dan ekonomi sehingga ekonomi Islam terkonseptualisasi secara integrated. Dengan kata lain, mereka berusaha mengonstruksi ekonomi Islam seperti ekonomi konvensional, tetapi dengan mereduksi nilai yang tidak sejalan dengan Islam dan memberikan nilai Islam pada analisis ekonominya.

9. Akidah mepunyi pengaruh yang kuat terhadap cara berfikir dan bertindak, sehinga dapat mengendalikan manusia agar tunduk dan patuh mengikuti ajaran yang dibawanya. Prinsip tauhid ini dikembangkan berdasarkan keyakinan bahwa seluruh sumber daya yang ada di bumi adalah milik Allah SWT dan Manusia hanya diberi amanah untuk memiliki, mengelola dan mengembangkannya.

10. Sampai saat ini, belum ada sistem ekonomi yang berjalan ideal sesuai dengan apa yang dikampanyekan, karena masih menuai beberapa kritik terhadap keberjalanannya. Mulai dari sistem aliran klasik yang dibawa oleh Adam Smith dengan pandangannya akan kepentingan pribadi dan mencari laba sebanyak-banyaknya pada Abad 1700-an,

(19)

kemudian disanggah oleh Karl Marx yang membawa aliran sistem ekonomi sosialis yang mana merupakan kritikan terhadap aliran klasik, atau disebut Karl Marx merupakan sistem ekonomi kapitalis karena mengakumulasikan kapital sebesar-besarnya.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman A. Karim. (2007). Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Al-Anshari, J. (2009). Mengenal Sistem Islam dari A sampai Z (III ed.). Pustaka Thariqul Izzah. Bogor

Furqani. (2012). The Foundation of Islamic Economics: A Philosopical Exploration of The Discipline. Phd Disertation.

Hakim, Cecep Maskanul. (2002). Mu’amalat (Ekonomi Islam): Sebuah Problem Epistemologis dan Aksiologis. Makalah disampaikan pada semiloka Pemetaan Studi Hukum Islam Fakultas Syariah UIN Jakarta.

Haneef, M. A. (1995). Contemporary Islamic economic thought: A selected comparative analysis. Alhoda UK.

Hendi Suhendi. (2002).Fiqh Muamalah. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Ka’bah, Rifyal. (1999).Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Khaerul Umam. (2013).Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia.

Khan, Fahim. (1996).The Theory of Capital in Islam. Malaysia: Islamic Research Institute.

Meera, Ahmed Kameel Meydin. (2002). The Islamic Gold Dinar. Kuala Lumpur:

Pelanduk.

Muhammad. (2005). Kontruksi mudarabah dan Bisnis Syariah; Mudarabah dalam Wacana fiqih dan Praktek Ekonomi Moder. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Zuhaili, Wahbah Az. (1989). Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, Cet. 3. Beirut: Dar alFikr.

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam bukan hanya merupakan praktik kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu dan komunitas muslim yang ada, namun juga merupakan perwujudan perilaku