• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil dan makmur seperti yang dicita-citakan pada rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, diperlukan penyelenggaraan pembangunan nasonal yang mantap, termasuk penyelenggaraan Pembangunan Cipta Karya/Permukiman. Peran pembangunan Bidang Cipta Karya khususnya dalam peningkatan social ekonomi masyarakat Indonesia antara lain dengan (i) mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh, (ii) mewujudkan lingkungan perkotaan dan pedesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat, serta (iii) pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi yang diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.

(2)

Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga) strategic goals Kementerian Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu (i) meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.

Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, mengembangkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.

1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

(3)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.

Sumber: Direktorat Bina Program, 2014

Gambar 1.1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada sistem

(4)

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya, selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.

1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM Bidang PU

(5)

Gambar 1.2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen

Perencanaan Pembangunan di Daerah

Pada Gambar diatas dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwail RPJMD, RPI2JM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman.

Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

(6)

rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.

Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah untuk mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan.

Adapun tujuan dari disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPI2-JM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi stakeholders.

1.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

(7)

A. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun

untuk rencana investasi yang disusun.

B. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan

kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pemusatan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

C. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan

pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa. D. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan

Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2JM maupun pada saat pelaksanaan program.

E. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan

daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

(8)

1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Bahasan penyusunan Review RPI2JM Kabupaten Barru Tahun 2013, sebagai berikut:

Bab I BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini berisi latar belakang, pengertian dan kedudukan RPI2JM Bidang Cipta Karya, Keterkaitan RPI2JM dengan PU, Maksud dan Tujuan, Prinsip Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya, Muatan Dokumen RPI2JM Bidang Cipta Karya, Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2JM Bidang Cipta Karya..

Bab II Konsep Perencanaan Bidang Cipta Karya

Dalam bab ini berisi tentang konsep perencanaan dan pelaksanaan program ditjen cipta karya, amanat pembangunan nasional terkait bidang cipta karya, peraturan perundangan terkait bidang PU/ CK, amanat internasional bidang cipta karya.

Bab III Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spesial

RPI2JM

Dalam bab ini berisi tentang RTRWN, RTRW kawasan strategis nasional, arahan RTRW Pulau, arahan RTRW Provinsi, arahan RTRW kabupaten/kota.

Bab IV Arahan Strategis Nasional

Dalam bab ini berisi tentang kawasan strategis nasional (KSN), kegiatan nasional (PKN).

Bab V Prioritas Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya

Dalam bab ini berisi tentang Kabupaten Barru prioritas strategis nasional klaster.

Bab VI Profil Kabupaten Barru

(9)

gambaran klimatologi, kondisi sosial dan ekonomi. Infrastruktur Permukiman.

Bab Vll Keterpaduan Strategis Pengembangan Kabupaten Barru

Bab ini membahas tentang arahan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Barru, arahan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), arahan strategis sanitasi kota (SSK), arahan rencana tata bangunan dan lingkungan, arahan rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman (RP2KP) Kabupaten Barru, arahan rencana tata bangunan dan lingkungan di kawasan strategis Kabupaten Barru (RTBL KSK).

Bab Vlll Aspek Teknis Per Sektor

Dalam bab ini berisi tentang pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, sistem penyediaan air minum, penyehatan lingkungan permukiman.

Bab lX Keterpaduan Program berdasarkan Entitas

Dalam bab ini berisi usulan program di entitas regional, usulan program di entitas kabupaten/kota, usulan program di entitas kawasan, dan usulan program di entitas lingkungan/komunitas.

Bab X Aspek Lingkungan Dan Sosial Dalam Pembangunan

Bidang Cipta Karya

Dalam bab ini berisi aspek lingkungan dan aspek sosial. Bab Xl Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Di

Kabupaten Barru

Dalam bab ini berisi tentang arahan kebijakan pembiayaan bidang cipta karya dan profil APBD Kabupaten Barru

Bab Xll Aspek Kelembagaan Kabupaten Barru

(10)

Bab XII Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi

Infrastruktur Jangka Menngah Bidang Cipta Karya

(RPI2JM Bidang CK)

Dalam bab ini berisi matriks rencana terpadu dan program investasi infrastruktur jangka menengah (RPI2-JM) bidang cipta karya Kabupaten Barru, matriks rencana terpadu dan program investasi infrastruktur jangka menengah (RPI2-JM) bidang cipta karya Kabupaten Barru di setiap Entitas.

1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilian RPI2-JM Bidang Cipta Karya

1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2JM

A. Unit Pelaksana Pusat dan Daerah

Penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPI2JM.

(11)

Sulawesi), serta Kasubdit Kebijakan dan Strategi (Korwil Maluku dan Papua), sesuai dengan SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012.

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2JM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2JM Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPI2JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM.

Gambar 1.3 Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPI2JM

Kabupaten/Kota

B. Tugas Tanggung Jawab Satgas Randal Pusat, Satgas RPI2JM

Provinsi dan Satgas RPI2JM Kabupaten/Kota

(12)

Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012. Berdasarkan SK tersebut, Satgas Randal Pusat bersama Korwil berperan sebagai Pembina dengan melakukan fungsi pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota. Satgas Randal Pusat memiliki tugas dan tanggung jawabnya yaitu :

1. Tim Pengarah

a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam perencanaan program pengendalian pelaksanaan program di Bidang Cipta Karya. dan

b. Memberikan dukungan dalam perencanaan program Bidang Cipta Karya antara Kabupaten/Kota, Provinsi, serta mitra kerjasama lainnya baik di dalam dan di luar Kementerian PU.

2. Kepala Satuan Tugas

a. Melaksanakan rencana program pendampingan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya.

b. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait perencanaan program Bidang Cipta Karya.

c. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait pengendalian dan pelaksanaan program Bidang Cipta Karya. dan

d. Melakukan peningkatan kelembagaan dan kemampuan sumber daya manusia Randal Provinsi untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan pengendalian program di Bidang Cipta Karya.

3. Koordinator Wilayah

(13)

meningkatkan kualitas perencanaan Program Bidang Cipta Karya.

b. Memantau pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya di daerah, khususnya sampai dengan tataran Provinsi, dan tidak tertutup kemungkinan bagi Kabupaten/Kota.

c. Memantau kualitas/kelayakan dan sinkronisasi muatan substansi dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yaitu RPI2JM, Memorandum Program, SPPIP, SSK, RISPAM, dan RTBL.

d. Mendampingi penyusunan pemuktahiran Pedoman Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten/Kota.

e. Bersama Pemerintah Provinsi menjaring dan mensinkronisasikan usulan program Bidang Cipta Karya tahun 2013 yang terpadu dengan berbagai sumber pendanaan dan berbasiskan pada RPI2JM Kabupaten/Kota.

f. Penajaman dan sosialisasi kualitas muatan substansi RPI2JM Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Kabupaten/Kota.

g. Bersama dengan Pemerintah Provinsi mendampingi Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program Cipta Karya yang potensial dibiayai melalui alternatif sumber pembiayaan Cipta Karya seperti CSR, PHLN, dll.

(14)

i. Membina dan mendampingi Provinsi dalam mengevaluasi tahunan dari pelaksanaan program dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya. dan

j. Membina dan mendampingi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman di tingkat pusat.

4. Sekretariat

a. Melaksanakan tugas harian dan operasional dari Satuan Tugas Perencanaan dan Pengendalian.

b. Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya.

c. Menyusun dan mengelola sistem knowledge management yang mampu memberi wadah pembelajaran bagi seluruh stakeholder Randal.

d. Memfasilitasi koordinasi antara Randal Pusat dengan Randal Provinsi serta Pemerintah Kabupaten/Kota.

e. Memfasilitasi dan membina Satuan Tugas Randal Provinsi untuk penyelesaian permasalahan terkait proses pelaksanaan penyiapan perencanaan program dan pengendalian pelaksanaan program Cipta Karya.

f. Memfasilitasi pelaksanaan pendampingan perencanaan dan pengendalian Bidang Cipta Karya kepada Randal Provinsi dan termasuk kepada Pemerintah Kabupaten/Kota.

g. Memberi dukungan teknis, administrasi dan logistik pada Kepala Satuan Tugas dan Koordinator Wilayah.

(15)

i. Memberi masukan dan evaluasi hasil dari pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program bidang Cipta Karya kepada Kepala Satuan Kerja Randal Pusat dan Koordinator Wilayah.

Satgas RPI2JM/Randal pada tingkat Provinsi memiliki peran dalam melakukan pendampingan penyusunan RPI2JM yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota di wilayahnya. Satgas ini terdiri dari 3 tim yaitu tim pengarah, tim pelaksana, dan tim sekretariat. Adapun tugas dari masing – masing tim tersebut yaitu :

a. Tim Pengarah

1) Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan Pendampingan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya Daerah Kota/Kabupaten/Propinsi.

2) Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi mitra kerjasama di dalam dan di Propinsi;

3) Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada daerah Kota/Kabupaten,dan Propinsi; dan

4) Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBN yang layak mendukung RPI2JM Daerah Kota/Kabupaten dan Propinsi.

b. Tim Pelaksana

1) Melaksanakan tugas pendampingan RPI2JM Daerah Kota/Kabupaten.

(16)

3) Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPI2JM Daerah Kota/Kabupaten yang akan dihasilkan dari proses pendampingan ini.

4) Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan terus menerus pendampingan RPI2JM Daerah Kota/Kabupaten.

c. Tim Sekretariat

1) Melaksanakan tugas untuk memberi dukungan teknis, administrasi, dan logistik pada Tim Pengarah dan Tim Pelaksana;

2) Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPI2JM Kota/Kabupaten; dan

3) Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Pelaksana.

Peran Satgas RPI2JM/Randal Kabupaten/Kota pada dasarnya adalah sebagai perumus dokumen RPI2JM. Pembentukan Satgas Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota ini ditetapkan oleh Keputusan Bupati/Walikota. Sebagaimana halnya Satgas provinsi, Satgas tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari 3 tim yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu :

a. Pengarah

1) Memberikan arahan kebijakan kegiatan Pendampingan Penyusunan RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Daerah Kabupaten/Kota;

2) Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi terkait mitra kerjasama; dan 3) Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada

(17)

1) Melaksanakan tugas pendampingan RPI2JM Daerah Kabupaten/Kota;

2) Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia tingkat Kabupaten/Kota;

3) Menyusun RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya

4) Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPI2JM Daerah Kabupaten/Kota yang akan dihasilkan dari proses pendampingan;

5) Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus Pendampingan RPI2JM Kabupaten/Kota.

c. Sekretariat

1) Memberi dukungan teknis administrasi, dan logistik pada Satgas Pengarah dan Pelaksana;

2) Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPI2JM Daerah Kabupaten/Kota; dan

3) Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh pengarah dan pelaksana.

1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2JM

(18)

SPPIP ini memberikan arahan strategi makro pembangunan infrastruktur permukiman, sedangkan RPI2JM merupakan penjabaran program dari strategi tersebut.

Setelah memahami arahan yang ada dalam dokumen kebijakan dan rencana, dilakukan analisis teknis untuk menghasilkan rencana program dan investasi di setiap sektor. Proses analisis teknis ini diawali identifikasi isu strategis yang dapat berpengaruh terhadap penyediaan infrastruktur permukiman, kondisi eksisting infrastruktur permukiman, permasalahan yang menghambat, serta tantangan ke depan. Setelah itu, dilakukan analisis kebutuhan infrastruktur permukiman disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Dari analisis tersebut akan muncul program-program pembangunan sektoral yang perlu dilakukan di kabupaten/kota tersebut. Apabila readiness criteria sudah terpenuhi, maka program-program sektoral yang telah teridentifikasi tersebut dapat dikembangkan menjadi usulan program dan kegiatan dalam bentuk rencana program dan investasi sektoral.

Selain melihat rencana investasi dari masing-masing sektor dalam penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota diperlukan suatu analisis terhadap keuangan daerah, kelembagaan serta perlindungan terhadap lingkungan dan sosial. Analisis keuangan daerah dimaksudkan untuk melihat kapasitas keuangan daerah dan sumber-sumber pendanaan keuangan daerah dalam investasi pembangunan jangka menengah. Sedangkan aspek kelembagaan menganalisis keorganisasian, tata laksana, dan sumber daya manusia dalam implementasi RPI2JM, dan analisis perlindungan lingkungan dan sosial dimaksudkan untuk melindungi lingkungan dan sosial seperti diperlukannya KLHS, AMDAL, atau konsultasi masyarakat.

(19)

Gambar 1.4 Langkah Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya

(20)

skema koordinasi dalam RPI2JM dapat terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1.5 Skema Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota

Bidang Cipta Karya

Adapun alur kegiatan penyusunan RPI2JM yang dilakukan pada setiap tingkatan Satgas adalah sebagai berikut :

A. Penyusunan Draft I RPI2JM (tingkat Satgas Kabupaten/Kota)

Penyusunan RPI2JM di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kondisi lokal, termasuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, dalam perumusan Draft I RPI2JM ini perlu mengundang tokoh masyarakat setempat, dunia usaha dan organisasi berbasis komunitas.

B. Penyusunan Draft II RPI2JM (tingkat Satgas Provinsi)

(21)

C. Penyusunan Draft Final RPI2JM (tingkat Satgas Pusat)

Satgas pusat melakukan penilaian kelayakan terhadap draft yang disusun pemerintah kabupaten/kota. Setelah melakukan review, maka akan dilakukan pembahasan yang melibatkan direktorat sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya untuk memadukan program dan investasi dalam RPI2JM dengan upaya pencapaian sasaran nasional.

D. Penyusunan RPI2JM (tingkat Satgas Kabupaten/Kota)

Setelah direvisi, maka Satgas Kabupaten/Kota melakukan finalisasi dan legalisasi dokumen RPI2JM setelah mendapat persetujuan Bupati/Walikota.

1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2JM

Kelayakan suatu dokumen RPI2JM perlu dinilai untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen RPI2JM kabupaten/kota. Penilaian kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing – masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen RPI2JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu :

A. Kelengkapan Dokumen : Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPI2JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman penyusunan RPI2JM.

B. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan : Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang pada dokumen pendukung RPI2JM seperti RTRW, RPJMD, KSPD, SPPIP serta dokumen sektoral lainnya.

(22)

program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.

D. Kelayakan Lingkungan dan Sosial : Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.

E. Kelayakan Pendanaan : Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program / kegiatan RPI2JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.

F. Kelayakan Kelembagaan : Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2JM di daerah.

G. Matriks Program : Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks program yang tertuang dalam RPI2JM.

(23)

Tabel 1.1

Indikator Penilaian RPI2JM

No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max

1 Persetujuan Bupati/Walikota 2,0 2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi 2,0 1 Pendahuluan 0,5 2 RTRW sebagai Arahan Spasial RPIJM 0,5 3 Profil Kabupaten/Kota 0,5 4 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kab./Kota 0,5 5 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL) 0,5 6 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas 0,5 7 Perlindungan Lingkungan dan Sosial 0,5 8 Aspek Pembiayaan 0,5 9 Aspek Kelembagaan 0,5 10 Matriks Rencana Program dan Investasi Jangka

Menengah Bidang Cipta Karya 0,5 1 Arahan RTRW Nasional 1,0 2 Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional 1,0 3 Arahan RTRW Pulau 1,0 4 Arahan RTRW Provinsi 1,0 5 Arahan RTRW Kabupaten/Kota 2,0

1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) 2,0

2 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 1,0 3 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

(RISPAM) 1,0

4 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 1,0 5 Strategi Pengembangan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten/Kota 2,0 6 Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman

Prioritas (RPKPP) 1,0 7 Strategi Pembangunan Entitas Kabupaten/Kota 3,0 8 Strategi Pembangunan Entitas Kawasan

Berdasarkan RTRW/RPKPP 3,0

1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan

Tantangan 1,0

2 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman 2,0 3

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan Permukiman

2,0 4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0 1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan

Tantangan 1,0

2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2,0 3

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

(24)

No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max

1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 3,0

2 Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 6,0

3

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase)

6,0

4

Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase)

6,0

1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan

Tantangan 1,0

2 Analisis Kebutuhan Sektor Air Minum 2,0

3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan

(Readiness Criteria) Sektor Air Minum 2,0 4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0

J 1

Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas Regional, Kab/Kota, Kawasan, dan Lingkungan/Komunitas

4,0

1 Analisis Perlindungan Lingkungan (KLHS, Amdal,

UKL-UPL dan SPPLH) 3,0

2 Analisis Perlindungan Sosial 3,0

1 Profil Perkembangan APBD Kabupaten/Kota 1,0

2

Profil Perkembangan Investasi Bidang Cipta Karya (APBN, APBD Prov, APBD Kab./Kota, Swasta, Masyarakat)

1,0

3 Proyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta

Karya 2,0

4 Strategi peningkatan Investasi bidang Cipta Karya 2,0

1 Kondisi Eksisting (organisasi, tata-laksana, dan

SDM) 2,0

2 Analisis Permasalahan (organisasi, tata-laksana,

dan SDM) 2,0

3 Rencana Pengembangan Kelembagaan 2,0

1

Telah memuat Rencana Program dan Investasi Infrastruktur bidang Cipta Karya untuk Jangka Menengah (lima tahun)

3,0

2

(25)

Setelah dilakukan penilaian terhadap kelayakan dokumen RPI2JM berdasarkan langkah-langkah diatas, maka didapatkan hasil penilaian dokumen RPI2JM berupa jumlah nilai yang dihitung berdasarkan skoring dari masing – masing indikator penilaian. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui kualitas suatu dokumen RPI2JM. Kualitas suatu dokumen RPI2JM dapat dilihat berdasarkan status hasil penilaiannya, dimana dokumen RPI2JM yang memiliki nilai 0 – 50 revisi besar, 51 – 80 revisi kecil, dan 81 – 100 revisi penyempurnaan.

Dalam melakukan revisi dokumen RPI2JM Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh RPI2JM Kabupaten/kota, Satgas RPI2JM Provinsi, dan Satgas RPI2JM Pusat terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melakukan review/revisi dokumen RPI2JM Bidang Cipta Karya. Pembagaian tugas Satgas RPI2JM Kabupaten/Kota, Satgas RPI2JM Provinsi, Satker Perencanaan dan Pengendalian Provinsi serta Satgas RPI2JM pusat dalam proses review/revisi dokumen RPI2JM Kabupaten/Kota yaitu . A. Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten/Kota dilakukan

oleh Satgas RPI2JM Kab/Kota, Satgas RPI2JM Provinsi, dan Satker Perencanaan dan Pengendalian Provinsi.

(26)

C. inalisasi Dokumen RPI2JM Kab/Kota dilakukan oleh Satgas RPI2JM Kab/Kota, Satgas RPI2JM Provinsi, dan Satker Perencanaan dan Pengendalian Provinsi.

D. Evaluasi Penilaian Dokumen RPI2JM Kab/Kota dilakukan oleh Satgas RPI2JM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari Korwil dan Satker Perencanaan dan Pengendalian, Dorektorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, dan Direktorat Pengembangan Air Minum. dan

E. Revisi Final Dokumen RPI2JM Kab/Kota yang dilakukan oleh Satgas RPI2JM Kab/Kota, Satgas RPI2JM Provinsi, dan Satker Perencanaan dan Pengendalian Provinsi.

Dalam kegiatan penilaian dokumen RPI2JM peran Satgas Provinsi yaitu :

A. Memberikan masukan dan arahan pada kegiatan mereview outline dokumen RPI2JM terhadap buku pedoman RPI2JM dimana semua aspek sesuai dengan buku pedoman penyusunan.

B. Review strategi / skenario pengembangan wilayah dengan melihat dokumen SPPIP.

C. Mengkaji dokumen SPPIP dan RPKPP serta mengkaji rencana program investasi pengembangan permukiman.

D. Mengkaji dokumen RTBL dengan melihat kesesuaian rencana program investasi penataan bangunan dan lingkungan yang ada pada dokumen RPI2JM Kab/Kota.

E. Mengkaji dokumen SSK dan Masterplan Drainase lalu mereview rencana program investasi penyehatan lingkungan permukiman;

(27)

G. Mengkaji dokumen perencanaan yang ada untuk mereview aspek sosial dan lingkungan.

H. Melakukan sinkronisasi, optimalisasi dan skala prioritas untuk mereview terhadap penetapan prioritas program investasi; serta

I. Berkoordinasi dengan Satgas RPI2JM Pusat dan Satgas RPI2JM Kabupaten/Kota untuk aspek legalisasi.

Untuk Satgas RPI2JM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari Koordinasi Wilayah (Korwil), Satker Perencanaan dan Pengendalian, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Pengembangan Air Minum, dan Setditjen CK, kegiatan yang dilakukan dalam review RPI2JM adalah :

A. Mengkaji strategi pengembangan Bidang Cipta Karya untuk memberikan masukan terhadap review strategi/ skenario pengembangan wilayah terhadap kesesuaian dengan RTRW Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dengan dokumen strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (SPPIP).

B. Satker Perencanaan dan Pengendalian berkoordinasi dengan Direktorat Pengembangan Permukiman pada kegiatan review terhadap rencana program investasi pengembangan permukiman terhadap kesesuaian dengan dokumen rencana pembangunan kawasan permukiman prioritas (RPKPP). C. Satker Perencanaan dan Pengendaliaan berkoordinasi

(28)

D. Satker Perencanaan dan Pengendalian berkoordinasi dengan Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman untuk mengecek kesesuaian dokumen SSK dan Masterplan Drainase dan mereview rencana program investasi penyehatan lingkungan permukiman.

E. Satker Perencanaan dan Pengendaliaan berkoordinasi dengan Direktorat Pengembangan Air Minum untuk mengecek kesesuaian terhadap RI-SPAM dan mereview Rencana Program Investasi Air Minum.

F. Satker Perencanaan dan Pengendalian dan semua komponen yang termasuk dalam Satgas RPI2JM Pusat berkoordinasi dengan Satgas Provinsi dalam kegiatan sinkronisasi, optimalisasi dan skala prioritas untuk penetapan prioritas program investasi. dan

Gambar

Gambar 1.1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Gambar 1.2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Gambar 1.4 Langkah Penyusunan Dokumen RPI2JM
Gambar 1.5 Skema Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota  Bidang Cipta Karya
+2

Referensi

Dokumen terkait

masing kuat tekan beton melakukan variasi pada ) dari 50 KNm dengan kenaikan Berdasarkan hasil peneliti lakukan, maka pembuatan konstruksi optimum didapatkan MPa,

Hasil penelitian dan pengembangan: secara keseluruhan media Puzzle dan Coloring Book pencak silat dengan pokok bahasan materi (kuda-kuda , tangkisan, pukulan, sikutan,

Perancangan alat “Tongkat Pemandu Tuna Netra Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Arduino”, ini dimulai dengan membangun ide awal yang dilanjutkan

Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian,

Predisposing factors:  Faktor Demografi : - Umur - Pendidikan - Pekerjaan  Pengetahuan  Sikap Reinforcing factors:  Dukungan petugas kesehatan  Dukungan Keluarga

Realia mampu memberikan pengalaman belajar langsung ( Hands on Experience ) bagi siswa. Dengan menggunakan benda nyata sebagai media, siswa dapat menggunakan berbagai

Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa kecanggihan teknologi berpengaruh positif pada kinerja individu. Partisipasi manajemen berpengaruh positif pada

Günlük Yaşamın Psikopatolojisi'ndoysor temel açıklamaların ve kuramların hemen hemen tamamı, ilk basımlarda zaten yeralmıştı;2 sonradan eklenenlerin büyük çoğunluğu,