• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wawasan Agribisnis Sudut Pandang Agribisnis. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wawasan Agribisnis Sudut Pandang Agribisnis. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Wawasan Agribisnis

Sudut Pandang Agribisnis

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ www.adamjulian.net

(2)

Agribisnis

Secara umum agribisnis dapat dipandang

dari dua sudut, yaitu :

1. Sudut pandang makro,

agribisnis sebagai

suatu sistem

2. Sudut pandang mikro,

agribisnis adalah

suatu

bidang

usaha

(perusahaan

/

(3)

1. Agribisnis Sebagai Suatu Sistem

• Konsep agribisnis sebagai suatu sistem dilahirkan di Universitas Harvard pada tahun 1957, pada saat

terbitnya sebuah buku "A Conception of

Agribusiness" tulisan bersama J.H. Davis dan R. A. Goldberg, yang selanjutnya dirilis oleh Drillon

(1974), yakni:

“Agribusiness is the sum total of all operations

involved in the manufacture and distribution of farm supplies, production activities on the farm, and

storage, processing and distribution of farn, commodities and items made from them.”

(4)

Sistem dalam Agribisnis

Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan

bahwa sektor agribisnis mempunyai lingkup

yang jauh lebih luas dari sekedar pengertian

pertanian primer.

Paling sedikit agribisnis mencakup 4

sub-sistem, yaitu :

(5)

1. Subsistem agro-input

Subsistem

agro-input

atau

subsistem

agribisnis hulu (

up-stream agribusiness

)

Merupakan kegiatan ekonomi atau kegiatan

usaha

yang

menghasilkan

dan

memperdagangkan sarana produksi usahatani

(seperti

industri

pupuk,

obat-obatan,

bibit/benih, alat dan mesin pertanian dan

lainlain)

(6)

2. Subsistem agro-produk

Subsistem agro-produk atau subsistem

usahatani (

on-farm agribusiness

)

merupakan kegiatan usaha yang menghasilkan

produk pertanian primer.

Termasuk dalam hal ini adalah usahatani

tanaman pangan dan hortikultura, usahatani

tanaman obat-obatan, usahatani perkebunan,

dan usahatani peternakan, usaha perikanan

dan usaha kehutanan.

(7)

3. Subsistem agroindustri

Subsistem agroindustri atau subsistem

agribisnis hilir (

down stream agribusiness

)

Merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah

hasil pertanian primer menjadi produk olahan

(siap dimasak, siap disaji, atau siap dikonsumsi

=

ready to cook

,

ready to used, or ready to

(8)

4. Subsistem agro-niaga

Subsistem

agro-niaga

atau

subsistem

pemasaran hasil produk Agribisnis

Merupakan kegiatan penyaluran hasil produk

pertanian

primer

maupun

olahan

dari

produsen sampai ke konsumen akhir, baik

melalui

kegiatan

perdagangan

di

pasar

domestik maupun pasar internasional

(9)

5. Subsistem

agro support

Subsistem jasa pelayanan pendukung (

agro

support

)

seperti lembaga keuangan dan pembiayaan,

penelitian dan pengembangan, transfortasi,

penyuluhan dan layanan informasi agribisnis,

kebijakan pemerintah, asuransi agribisnis, dan

sebagainya.

(10)

Jadi, ...

Agribisnis merupakan suatu konsep dari suatu

sistem yang integratif yang terdiri dari

beberapa subsistem, yaitu 1) subsistem

pengadaan sarana produksi pertanian, 2)

subsistem produksi usahatani, 3) subsistem

pengolahan dan industri hasil pertanian, 4)

subsistem pemasaran hasil pertanian, dan 5)

subsistem kelembagaan penunjang kegiatan

pertanian.

(11)

• Agribisnis adalah suatu sistem, sehingga kinerja masing-masing kegiatan dalam sistem agribisnis, akan sangat ditentukan oleh keterkaitannya dengan subsistem lain.

• Dengan demikian, penanganan pembangunan pertanian tidak dapat lagi hanya dilakukan terhadap aspek-aspek yang berada dalam subsistem “on farm” saja, tetapi juga harus melalui penanganan aspek-aspek “off farm” secara integratif.

• Pendekatan agribisnis terjadi reorientasi dari penanganan sektoral menjadi intersektoral, dan dari orientasi produksi menjadi orientasi bisnis.

(12)

Agribusiness as

a way to look agriculture

Kegiatan pertanian yang dipandang sebagai

suatu kegiatan agribisnis dinilai merupakan

cara yang tepat dalam menghadapi berbagai

perkembangan yang terjadi saat ini dan di

masa yang akan datang, baik dalam lingkup

nasional maupun internasional.

Jadi, agribisnis merupakan cara memandang

pertanian (

agribusiness as a way to look

agriculture

)

(13)

Posisi Strategis

• Saragih (1998) mengembangkan pendekatan ekonomi makro dan ekonomi pembangunan untuk melihat agribisnis. Dalam sudut pandang ini, agribisnis merupakan suatu “mega Sektor” karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dan sebagainya) maupun secara horizontal (tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan).

• Sistem agribisnis menjadi kegiatan ekonomi yang memberikan sumbangan terbesar dalam perekonomian nasional Indonesia.

• Karena itu, agribisnis harus didudukkan pada pada kedudukan

strategis dalam strategi pembangunan ekonomi nasional dan daerah.

(14)

Cramer and Jensen (1994) :

“Agribusiness is complex of activities including

farming industry,marketting industry,

manufacturing and distributing industry for

food and fiber to the consumer”

(15)

Wawasan Agribisnis

Menurut Soehardjo (1997) dalam Intan dan

Said (2001) mengungkapkan

persyaratan-persyaratan untuk memiliki wawasan

agribisnis sebagai berikut:

(16)

Pertama...

Memandang agribisnis sebagai sebuah sistem

yang terdiri dari beberapa subsistem. Sistem

tersebut akan berfungsi baik apabila tidak ada

gangguan pada salah satu subsistem.

Pengembangan agribisnis harus

mengembangkan semua subsistem di

dalamnya karena tidak ada satu subsistem

yang lebih penting dari subsistem lainnya.

(17)

Sistem Agribisnis dan Lembaga

Penunjangnya (Soehardjo, 1997)

(18)

Kedua...

• Setiap subsistem dalam sistem agribisnis mempunyai keterkaitan ke belakang dan ke depan.

• Tanda panah ke belakang (ke kiri) pada subsistem pengolahan (SS-III dalam gambar 1) menunjukkan bahwa SS-III akan berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh ketersediaan bahan baku yang dihasilkan oleh SSII.

• Tanda panah ke depan (ke kanan) pada SS-III menunjukkan bahwa subsistem pengolahan (SS-III) akan berhasil dengan baik apabila menemukan pasar untuk produksinya.

(19)

Ketiga...

• Agribisnis memerlukan lembaga penunjang, seperti lembaga pertanahan, pembiayaan/keuangan,

pendidikan, penelitian, dan perhubungan.

• Lembaga pendidikan dan pelatihan mempersiapkan para pelaku agribisnis yang profesional sedangkan lembaga penelitian memberikan sumbangan berupa teknologi dan informasi.

• Lembaga-lembaga penunjang kebanyakan berada di luar sektor pertanian, sehingga sektor pertanian

(20)

Keempat...

Agribisnis melibatkan pelaku dari berbagai

pihak (BUMN, SWASTA, KOPERASI) dengan

profesi sebagai penghasil produk primer,

pengolah, pedagang, distributor, importir,

eksportir dan lain-lain. Kualitas sumberdaya

manusia di atas sangat menentukan

berfungsinya subsistem-subsistem dalam

sistem agribisnis dan dalam memelihara

kelancaran arus komoditas dari produsen ke

konsumen.

(21)

2. Agribisnis Sebagai Suatu Usaha

• Agribisnis juga mengedepankan aspek bisnis dan pelaku bisnisnya.

• Dipandang dari sudut ini, agribisnis dapat diartikan sebagai kegiatan yang terkait dengan pertanian

(dalam arti luas sebagai sistem agribisnis) yang

pengelolaan organisasinya dilakukan secara rasional dan dirancang untuk mendapatkan nilai tambah

komersial yang maksimal dengan menghasilkan barang dan jasa yang diminta pasar.

(22)

Agribusiness complex

• Rincian bisnis di dalam sistem agribisnis (agribusiness complex) dikemukakan oleh Cramer and Jensen (1994) sebagai berikut :

“Agribusiness includes (1) agricultural production of animal, animal products, forest, and forest product; (2) provision of services associated with agricultural production and the

manufacturing and distribution of supplies used in agricultural production; (3) the design installation, repair, operation and servicing machinery, equipment and energy sources and the

construction of infrastructures used for agricultural purposes; (4) any activities to the inspection processing and marketing of

agricultural product and by products; (5) the conversation

propagation and utilization of renewable natural resource; and (6) the multiple of forest ends and resource”.

(23)

Austin (1992)

The component of agribusiness are farming

activities, food processing, manufacturing

inputs, transfort, trade retailing, eating

establisment, and other activities involved in

transferring food and fiber to consumers”

(24)

• Dalam pengertian tersebut, agribisnis akan

mencakup jutaan unit bisnis dan pelaku bisnis yang terdapat pada masing-masing sub-sistem dan

masing-masing ‘sel’ dalam sub-sistem tersebut baik dalam satu sistem (umumnya dalam bentuk satu

sistem produk, misalnya agribisnis ayam, agribisnis cabe, dan seterusnya) maupun antar sub-sistem.

• Hal ini kemudian menegaskan bahwa agribisnis akan mencakup pelaku usaha dari berbagai skala (mulai dari petani gurem dan pedagang kecil, perkebunan besar, hingga konglomerat pangan), berada tersebar di seluruh daerah, dan menerapkan tingkat teknologi yang beragam (dari teknolosi subsisten hingga

(25)

Berdasarkan perspektif di atas, agroindustri

merupakan bagian dari sistem agribisnis atau

agribusiness complex,

sehingga kurang tepat

kalau agribisnis dan agroindustri dinyatakan

secara terpisah sebagaimana yang dilakukan

selama ini.

(26)

Prospek Pengembangan Agribisnis

1. Permintaan pasar domestik

Pada umumnya permintaan produk –produk agribisnis bersifat elastis terhadap perubahan pendapatan (income elastic of demand)

2. Permintaan pasar internasional

Terdapat dua (2) fenomena yang menjadi peluang yakni, liberalisasi perdagangan dunia dan

meningkatnya industrialisasi yang tidak berbasis pertanian (non agrobased industry) khususnya di negara yang wilayahnya sempit.

(27)

Tantangan Pengembangan Agribisnis

• Salah satu tantangan besar yang dihadapi Indonesia saat ini dan di masa depan adalah meningkatkan daya saing atau keunggulan kompetitif agribisnis Indonesia, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional.

• Terdapat dua (2) syarat, yakni :

1. Syarat keharusan (necessary condition), yakni

kemampuan memasok produk sesuai dengan kualitas yang diinginkan konsumen.

2. Syarat kecukupan (sufficient condition), yakni

kemampuan memasok produk dengan harga lebih murah.

(28)

Kendala Pengembangan Agribisnis

• Terdapat 2(dua) kendala, yakni : 1. Kendala substansi :

a. Tersebarnya hamparan lahan usahatani

b. Kurang beragamnya komoditi dan pasar ekspor c. Kurangnya kegiatan dan pengetahuan untuk menyiasati pasar (market intelligent)

d. kurangnya upaya promosi pasar luar negeri

e. kurang memadainya dukungan Pemerintah untuk merangsang dan mempermudah akses pasar

f. Kurangnya pengembangan standart dan manajemen mutu

(29)

2. Kendala organisasi atau kelembagaan :

a. Informasi pasar kepada petani masih

cenderung bersifat asimetri

b. Belum optimalnya upaya koordinasi dalam

sistem informasi

c. Lemahnya manajemen pemasaran

terutama di daerah pedesaan

d. kurangnya asosiasi-asosiasi untuk setiap

jenis komoditas.

(30)

Koordinasi dan Kooperasi

Apabila sudah terdapat komitmen untuk

membangun sektor agribisnis, maka

kendala-kendala tersebut dapat diatasi melalui

koordinasi dan kooperasi antara masyarakat

(petani) dan swasta sebagai pelaku agribisnis,

dan juga dengan instansi Pemerintah terkait

sebagai fasilitator pembangunan agribisnis.

(31)

Referensi

Dokumen terkait