• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA COUMARINOLIGNAN PADA FRAKSI DIKLOROMETANA KULIT BATANG DURIAN KLAWING (Durio graveolens Becc.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA COUMARINOLIGNAN PADA FRAKSI DIKLOROMETANA KULIT BATANG DURIAN KLAWING (Durio graveolens Becc.)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

78

PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA

COUMARINOLIGNAN

PADA FRAKSI

DIKLOROMETANA KULIT BATANG DURIAN KLAWING (

Durio graveolens

Becc.)

Yoga Pratama1*, Rudiyansyah1, Harlia1 1

Program Studi Kimia, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, *Email: pratamayoga41@yahoo.co.id.

ABSTRAK

Durian klawing (D. graveolens Becc.) merupakan tumbuhan durian yang menghasilkan daging buah berwarna merah dan pada tiap ruasnya memiliki satu buah biji. Tumbuhan durian ini merupakan salah satu tumbuhan endemik di Kalimantan. Tujuan penelitian adalah untuk mengisolasi, memurnikan, dan menentukan struktur senyawa coumarinolignan dari fraksi DCM kulit batang D. graveolens Becc. Isolat yang dihasilkan berbentuk kristal jarum bening sebanyak 14 mg. Penentuan struktur senyawa menggunakan NMR-H1, NMR-C13, COSY, HSQC, dan HMBC. Data spektrum NMR-1H isolat YGP22 -21O (C 0.075; (CH3)2CO) (CD3OD, 500 MHz)

δ (ppm), HRMS-ESI-TOF m/z: 401.0510 [M+H]- (C 20H19O9): 7,88 (1H, d, J = 9,55 Hz, H-3); 6,30 (1H, d, J = 9,5 Hz, H-4); 6,80 (1H, s, H-5); 6,60 (1H, d, J = 1,25 Hz, H-2’); 6,62 (1H, s, H-6’); 4,95 (1H, d, J= 8 Hz, H-7’); 4,14 (1H, t, J= 4,1 Hz, H-8’); 3,55 (1H, dd, J=12,65; 3,85 Hz, H-9’); 3,86 (1H, d, 3’-OMe); 3,84 (1H, s, 5’-OMe); 13C-NMR(CD 3OD, 500 MHz) δ (ppm): 146,3(C3); 114,0(4); 101,9(C5); 109,554(C2’); 104,1(C6’); 78,2(C7’); 79,9(C8’); 61,7(C9); 56,8(3’-OMe); 56,6(5’OMe). Berdasarkan data dan kajian literatur isolat YGP22 adalah daphnecin.

Kata Kunci: coumarinolignan, D. graveolens Becc., daphnecin, durian

PENDAHULUAN

Kalimantan merupakan pulau yang memiliki hutan dengan keanekaragaman tergolong tertinggi di dunia. Tumbuhan durian (Durio) sangat subur tumbuh di tanah Kalimantan, dan berdasarkan literatur terdapat 19 spesies tumbuh di Kalimantan dari 28 spesies yang telah ditemukan (Uji, 2004; 2005).Tumbuhan durian termasuk famili Malvaceae. Famili Malvaceae terdiri dari 243 genus dan 4300 jenis. Sebagian besar tumbuhan famili Malvaceae diketahui memiliki kandungan senyawa golongan fenol (Hardiana R., 2012).

Sejumlah penelitian terhadap spesies durian yang telah dilakukan kandungan fenolik antara lain, yaitu, D. kutejensis, D. zibethinus, D. oxleyanus, dan D. affinis Becc. Pada durian spesies D. kutejensis, D. zibethinus, D. affinis Becc., dan D. oxleyanus telah ditemukan senyawa turunan kumarin seperti fraksidin dan skopoletin (Rudiyansyah dkk, 2015; Saziati O., 2010).

Penelitian tentang kandungan kimia pada kulit batang D. graveolens khususnya senyawa fenolik sampai sekarang belum

dilaporkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian kandungan metabolit sekunder terhadap kulit batang D. graveolens dari fraksi diklorometan (DCM). Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengungkap kandungan senyawa metabolit sekunder khususnya turunan kumarin untuk dapat menambah referensi baru mengenai senyawa golongan fenol yang terdapat pada durian.

METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan diantaranya alat gelas, alat evaporasi, peralatan kromatografi, spektroskopi NMR BRUKER-500 MHz dan MS Waters LCT Premier XE HRMS ESI-TOF.

Bahan-bahan yang digunakan adalah berbagai jenis pelarut organik, kulit batang durian klawing (D. graveolens Becc.) pereaksi uji fitokimia, reagen serium sulfat 5%, plat KLT silika gel 60 F254, silika gel 60

(60-70 mesh), silika gel 60 (230-400 mesh), silika gel 60 GF254.

(2)

79 Prosedur Kerja

Preparasi Sampel Kulit Batang Durian Klawing

Sampel kulit batang durian klawing (D. graveolens Becc.) dibersihkan dari jamur dan lumut, dipotong-potong kemudian dikeringkan dalam ruangan. Sampel yang telah bersih kemudian diserbukkan di Workshop of Wood Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak.

Maserasi dan Partisi

Sebanyak 3,7 kg serbuk kulit batang durian klawing dimaserasi dengan metanol yang telah didestilasi selama 3x24 jam pada suhu kamar. Maserat kemudian disaring, fitrat yang diperoleh diuapkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator sehingga diperoleh 406,779 g (rendemen 10,99 %) maserat kental metanol.

Maserat kental metanol dipartisi berturut-turut dengan n-heksana dan diklorometan, sehingga diperoleh fraksi n -heksana, diklorometan dan metanol. Fraksi diklorometan dipekatkan menggunakan rotary evaporator diperoleh 6,53 g (rendemen 1,60 %) fraksi diklorometan. Uji Fitokimia

Uji

fitokimia

dilakukan

terhadap

masing-masing

fraksi

untuk

mengidentifikasi adanya senyawa golongan

fenolik. Tiap fraksi ditambahkan pereaksi

FeCl

3

untuk identifikasi golongan senyawa

fenol dengan penandaan warna kuning

kehijauan.

Fraksinasi dan Pemurnian

Fraksi dikloroform (6,53 g) difraksinasi dengan KCV tahap I. Sampel dielusi dengan kombinasi pelarut bergradien n -heksana 100%, n-heksana:EtOAc (9:1), (8:2), (7:3), (6:4), (1:1), (4:6); (3:7), (2:8), (1:9), EtOAc 100%, dan MeOH 100%. Fraksi gabungan yang didapatkan sebanyak 11 fraksi (Y1-Y11). Fraksi Y10 (0,90 g) dengan pola pemisahan yang baik dan massa yang besar dipilih untuk dilakukan pemurnian pada KVC tahap II. Fraksi Y10 (0,90 g) dielusi dengan eluen DCM: EtOAc (7:3); (1:1); (3:7); (1:9); EtOAc

100%, dan MeOH 100%, sehingga diperoleh 6 fraksi (YG1-YG6). Fraksi YG2 (0,83 g) dengan pola pemisahan kromatogram yang baik dan dipilih untuk dilakukan pemurnian ke tahap KKG.

Fraksi YG2 (0,83 g) dilakukan pemurnian menggunakan KKG dan dielusi menggunakan kombinasi eluen bergradien dari hasil analisis KLT yaitu DCM:EtOAc (4:6); (3:7); (2:8); (1:9), EtOAc 100%, dan MeOH 100%, sehingga diperoleh 44 fraksi (YGP1-YGP44). Fraksi YGP22 menghasilkan 14 mg kristal jarum bening. Uji kemurnian dilakukan dengan KLT satu dimensi menggunakan kombinasi eluen DCM:EtOAc (1:1), n-heksana:EtOAc (3:7), DCM:MeOH (95:5), yang menunjukkan kemurnian yang cukup tinggi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Isolasi Golongan Senyawa Isolat YGP22

Uji fitokimia dilakukan pada fraksi DCM dengan menggunakan uji FeCl3. Uji FeCl3

digunakan untuk menandakan positif kandungan senyawa fenol dengan terbentuknya warna hijau kehitaman seperti yang ditunjukkan pada GAMBAR 1.

Gambar 1. Uji fenol dengan FeCl3 Karakterisasi Struktur Senyawa

Fraksi diklorometan dari hasil ekstraksi kulit batang durian klawing (D. graveolens) telah melalui tahap fraksinasi dan pemurnian menggunakan serangkaian alat kromatografi untuk mendapatkan isolat YGP22 (GAMBAR 2). Struktur isolat YGP22 ditentukan melalui spektroskopi NMR-H, dan NMR-C13, serta NMR 2 dimensi HSQC, COSY, HMBC, dan MS.

(3)

80 Tabel 1. Data Spektrum Isolat YGP22

Posisi δH (J, Hz) δC13 COSY HMBC 2 163,0 3 6,30 (d, J= 9,5 Hz) 114,0 H-4 C10, C2 4 7,88 (d, J= 9,5 Hz) 146,0 H-3 C5, C9, C2 5 6,80 (s) 101,9 C9, C7, C4 6 146,8 7 139,1 8 133,4 9 139,9 10 113,1 1’ 127,6 2’ 6,60 (d, J=1,25 Hz) 109,5 C6’ 3’ 149,7 4’ 136,1 5’ 147,5 6’ 6,62 (s) 104,1 C7’, C1’, C2’ C4’ C3’ 7’ 4,95 (d, J= 8Hz) 78,2 H-8’ C8’, C6’, C2’, C1’ 8’ 4,14 (t, J= 4,1 Hz) 79,9 H-7’, H-9’ 9’ 3,55 (dd,J=12,65; 3,85 Hz) 61,7 H-8’ 3’-OMe 3,86 (s) 56,8 C5’, C3’ 5’-OMe 3,85 (s) 56,6

TABEL 2. Perbandingan data δ spektrum NMR-1H dan NMR-13C dari senyawa Daphnecin pelarut C5D5N dan isolat YGP22 pelarut CD3OD

Isolat YGP22 Daphnecin

Posisi δH (mult., J, Hz) δC δH (mult., J, Hz) δC

2 163,0 160,5 3 6,30 (d, J= 9,5) 114,0 6,38 (d, J=9,5) 113,3 4 7,88 (d, J= 9,5) 146,0 7,70 (d, J=9,5) 144,5 5 6,80 (s) 101,9 6,62 (s) 101.5 6 146,8 145,5 7 139,1 136,8 8 133,4 131,4 9 139,9 144,3 10 113,1 113,7 1’ 127,6 126,6 2’ 6,60 (d, J=1,25) 109,5 7,18 (s) 106,4 3’ 149,7 147,9 4’ 136,1 138,5 5’ 147,5 147,9 6’ 6,62 (s) 104,1 7,18 (s) 106,4 7’ 4,95 (d, J= 8) 78,2 5,59 (d, J=7,9) 77,9 8’ 4,14 (t, J= 4,1) 79,9 4,43 (m) 80,1 9’ 3,55 (dd,J=12,65; 3,85) 61,7 4.31 (dd, J=12.7; 7.5) 3.96 (dd, J=12.7; 3.5) 60,8 3’-OMe 3,86 (s) 56,8 3,81 (s) 56,5 5’-OMe 3,85 (s) 56,6 3,81 (s) 56,5

(4)

81 Isolat YGP22 yang didapatkan berupa padatan kristal jarum sebanyak 14 mg, formula kimianya C20H18O9 menunjukan

puncak pada HRMS-ESI-TOF m/z: 401.0510 [M+H]-. Pada NMR-C13 isolat YGP22 memiliki 10 karbon kuarterner, 7 karbon metin, 2 metil, dan 1 metilen. Spektrum H-NMR menggunakan pelarut CD3OD menunjukan dua sinyal karakteristik

untuk struktur kumarin pada geseran kimia δ 7,88(H4) dan δ 6,30(H3) (d, J= 9,5 Hz). Kedua geseran kimia proton tersebut menunjukan adanya sistem alkena yang tersubtitusi pada cincin benzena.

Menurut Yeon dkk (2005), pada geseran kimia sekitar δ 7,88(H4) dan δ 6,30(H3) dengan nilai kopling (J) 9,5 Hz menunjukan inti kumarin. Terdapat sinyal metin aromatik pada δ 6,80(H5); δ 6,62 (H6’); dan δ 6,60 (H2’). Sinyal pada geseran δ 4,95(H7’) adalah untuk proton oxybenzil dan δ 4,14 (H8’) menunjukan adanya proton oxy metin

(Yeon dkk, 2005

). Kedua sinyal tersebut dan geseran δ 3,55 (H9’) menurut Bong-Sik dkk (2001) adalah bagian propanoid (CH3-CH(-O-)-CH(-O-)-). Pada

spektrum ini juga terdapat dua gugus metoksi (-OCH3) yang berada digeseran δ 3,86; dan δ 3,84.

Spektrum C13-NMR menunjukan adanya lima sinyal untuk karbon metin (δ 146,3(C4); 114,0(C3); 109,5(C2’); 104,1(C6’); 101,9(C5)) dan sepuluh karbon kuarterner (δ 163,0(C2); 149,7(C3’); 147,5(C5’); 146,8(C6); 139,9(C9); 139,1(C7); 136,1(C4’); 133,4(C8); 127,6(C1’); 113,1(C10)). Informasi lainnya menunjukan adanya dua gugus CH-O (δ 78,2(C7’); 79,9(C8’)), sinyal gugus C-OH (δ 61,7(C9’)), dan dua gugus metoksi (δ 56,8(3’-OMe); 56,6(5’-OMe)) (Syah 2016). Hasil dari H-NMR dan C-NMR memberikan informasi sinyal gugus metin masing-masing berintegrasi 1H (δ 146,3(C3); 114,0(C4); dan 101,9(C5)) menunjukan keberadaan karbon yang terikat pada proton δ 7,88(H4); δ 6,30(H3); dan δ 6,80(H5). Satu gugus karbon kuarterner δ 146,8(C6) berikatan dengan gugus hidroksil (OH), dan dua gugus karbon kuarterner δ 133,4(C8); dan δ 139,9(C9) berikatan dengan oksigen dari proton oxybenzil dan proton oxy metin.

Unit separuh lignan C6C3 ditunjukkan

melalui informasi pembentukan cincin aromatik (unit C6) dari 2 gugus metoksi

pada geseran δ 3,86; dan δ 3,84. Dua gugus metoksi δ 3,86 (δ 56,8); dan δ 3,84 (δ 56,6) berikatan dengan karbon kuarterner δ 149,7(C3’); 147,5(C5’). Sinyal gugus metin berintegrasi 1H (δ 109,5(C2’); dan 104,1(C6’)) menunjukan keberadaan karbon yang terikat pada proton δ 6,62 (H6’); dan δ 6,60 (H2’). Satu gugus karbon kuarterner δ 136,1(C4’) berikatan dengan gugus hidroksil (OH) dan satunya lagi δ 127,6(C1’). Grup ini membentuk 3’,5’-dimetoksi-4’hidroksifenil dan terikat dengan bagian propanoid (CH3-CH(-O-)-CH(-O-)-)

(unit C3).Berdasarkan TABEL 2 didapatkan informasi bagian propanoid (CH3

-CH(-O-)-CH(-O-)-) melalui sinyal pada geseran δ 4,95(H7’) memiliki proton oxybenzil dan δ 4,14 (H8’) menunjukan adanya proton oxy metin integrasi 1H (δ 78,2(C7’); dan 79,9(C8’)) bersama geseran δ 3,55 (H9’) integrasi 2H (δ 61,7(C9’)) yang berikatan dengan hidroksil (OH). Kerangka kumarin (C6C3) dan separuh lignan (C6C3)

dihubungkan oleh cincin benzodioxan sehingga terbentuk senyawa coumarinolignan (Bong-Sik dkk, 2001).

Gambar 2. Struktur isolat YGP22 Senyawa daphnecin pertama kali ditemukan oleh Rasool M.A dkk (2010) dari spesies Daphne mucronate, ordo Malvales, famili Thymelaeaceae. Hasil geseran kimia pada TABEL 2 menunjukan banyak kemiripan. Perbedaan yang dihasilkan karena penggunaan pelarut berbeda. Daphnecin yang telah ditemukan menggunakan pelarut C5D5N sedangkan

isolat YGP22 yang ditemukan pada penelitian ini menggunakan pelarut CD3OD.

Hasil perbandingan menunjukan banyak kesamaan. Pada NMR-C13 senyawa isolat YGP22 dan dephnecin sama-sama memiliki 10 karbon kuarterner, 7 karbon

O O O O H O OH OH H3CO OCH3 2 3 4 5 6 7 8 9 1' 2' 3' 4' 5 ' 6' 7' 8' 9' 10

(5)

82 metin, 2 metoksi, dan 1 metilen. Hasil HMBC (TABEL 1) menunjukan adanya bagian propanoid CH(O)CH(O)CH2OH dan kerangka kumarin pada sinyal proton δ 4,95 yang berkorelasi dengan δ 79,9(C8’), δ 104,1(C6’), dan δ 109,5(C2’), sehingga diketahui urutan 3 karbon pembentuk struktur 3’,5’-dimetoksi-4’hidroksifenil. Spektrum COSY menunjukan adanya hubungan proton δ 4,14 dengan proton δ 4,95, dan δ 3,55 membentuk propanoid (CH3-CH(-O-)-CH(-O-)-). Korelasi pada

HMBC dan COSY dapat dilihat pada GAMBAR 3. Pada posisi C7’ dan C8’ menunjukan konstanta kopling J= 8 Hz yang menandakan stereokimia trans. Nilai putaran optik isolat YGP22 -21O (C 0.075; (CH3)2CO) sedangkan daphnecin

+ 2(C 0.3 ; (CH3OH)).

Gambar 3. Korelasi 1H-1H COSY dan HMBC untuk senyawa

daphnecin

SIMPULAN

Hasil dari penelitian ini didapatkan senyawa daphnecin berbentuk kristal jarum bening sebanyak 14 mg dari fraksi DCM durian klawing (D. graveolens Becc). Penemuan senyawa daphnecin pertama kali dilaporkan pada genus Durio, sehingga membuka pengetahuan keberadaan senyawa coumarinolignan pada genus Durio.

DAFTAR PUSTAKA

Arum, Y. P., Supartono, Sudarmin, 2012, Isolasi dan Uji Daya Antimikroba Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura), Jurnal MIPA 35

(2):165-174 (2012), ISSN 0215-9945, UNNES

Bong-Sik Yun, In-Kyoung Lee, In-Ja Ryoo dan Ick-Dong Yoo, 2001, Coumarins with Monoamine Oxidase Inhibitory Activity and Antioxidative Coumarino-lignans from Hibiscus syriacus. J Nat Prod 64: 1238

Hardiana R., 2012, Aktivitas Antioksidan Senyawa Golongan Fenol dari Beberapa Jenis Tumbuhan Famili Malvaceae, Jurnal Kimia Khatulistiwa, Vol 1 No 1 hal 8-13 Rasool M.A., Khan R., Malik A., Bibi N., dan

Kazmi S.U., 2010 Structural Determination of Daphnecin, a New Coumarinolignan from Daphne macronata, Journal of Asian Natural Product Research, Vol 12 No 4 hal 324-327

Rudiyansyah; Panthong, K.. dan Garson, M.J., 2015, Chemistry and Pharmacognosy of the Genus Durio, Natural Product Communications Vol. 10 (11) Saziati, O., 2010, Penentuan Struktur

Senyawa Kumarin dari Fraksi Kloroform Kulit Batang Durian Burung (Durio affinis Becc.), Universitas Tanjungpura, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Pontianak, (Skripsi).

Syah Y. M., 2016, Dasar-dasar Penentuan Struktur Molekul Berdasarkan Data Spektrum 1H & 13C NMR, Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan

Uji, T., 2004, Keanekaragaman Jenis, Plasma Nutfah dan Potensi Buah-buahan Asli Kalimantan, Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi- LIPI, Bio Smart, 6: 117-125.

Uji, T., 2005, Keanekaragaman Jenis dan Sumber Plasma Nutfah Durian (Durio spp.) di Indonesia, Buletin Plasma Nutfah, 11: 28-33.

Yeon, K.S., Ming, H.L., dan Yong, N.H., 2005, A New Antisepsychotic Effective Neolignan from Firmiana Simplex, Arch Pharm Res Vol 28, No 1, 34-38 O O O OH H3CO OCH3 OH O O H H H H H H H H H COSY HMBC

Gambar

TABEL 2. Perbandingan data δ spektrum NMR- 1 H dan NMR- 13 C dari senyawa Daphnecin  pelarut C 5 D 5 N dan isolat YGP22 pelarut CD 3 OD

Referensi

Dokumen terkait

12) Melaksanakan funsi-fungsi lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan untuk menunjang tercapainya tujuan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan..

Penulis merancang dan membuat sistem informasi pengawasan taman kota pada Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Aceh Utara sesuai dengan kebutuhan yang

Poliisiammattikorkeakoulussa poliisiopinnot johtavat poliisialan ammattikorkeakoulututkin- toon, joka antaa valmiudet vanhemman konstaapelin tehtäviin ja muihin miehistötason

Selanjutnya Ilyas (2006), melaporkan bahwa dibanding perlakuan invigorasi lainnya ( osmo- conditioning ), matriconditioning menggunakan abu gosok dan serbuk dengan

Skripsi ini dipersembahkan untuk orang-orang yang menyayangi, yang memberikan dukungan, yang senantiasa selalu mendo’akan saya, dan untuk orang-orang terbaik

Jadi positioning adalah bagaimana perusahaan menciptakan suatu produk dengan atribut-atribut penting yang sama atau mirip dengan produk ideal konsumen, mengkomunikasikan

Hasil dan Analisa Pembentukan 3D Model Objek Pengolahan foto menjai 3D Model dilakukan beberapa tahapan seperti, reseksi spasial secara otomatis dan secara manual,

Putra Karangetang Minahasa Selatan dalam menerapkan akuntansi persediaan bahan baku sudah sesuai dengan paragraph 04 PSAK tahun 2012 No.14 tentang persediaan yaitu meliputi