• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan. Idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini,

tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa

depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

didiknya untuk suatu profesi atau jabatan, akan tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah

yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2007: 1).

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara. Salah satu komponen untuk mewujudkan hal tersebut adalah guru.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai hasil pembaharuan kurikulum

berbasis kompetensi menghendaki bahwa suatu pembelajaran tidak hanya mempelajari

tentang konsep, teori dan fakta tapi juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pergantian kurikulum ini menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan

pembelajaran pada jenis dan jenjang pendidikan formal. Salah satu perubahan pembelajaran

adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih

(2)

proses pembelajaran, oleh karena itu KTSP mengharuskan suatu sekolah harus memiliki

fasilitas sekolah seperti perpustakaan, laboratorium, dan ruang belajar yang kondusif untuk

melaksanakan proses pembelajaran. Sistem penilaian yang dituntut KTSP dalam hal ini

mencakup penilaian proses (menilai aspek afektif dan psikomotor) dan penilaian produk

(menilai aspek kognitif), karena dengan penilaian ini, guru dapat mengetahui perkembangan

peserta didik. Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran juga sangat penting, sehingga

KTSP mengharapkan dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan media

pembelajaran yang bervariasi. Karena, dengan penggunaan media pembelajaran dalam proses

pembelajaran peserta didik lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti proses

pembelajaran.

Sekolah Menengah Pertama Swasta Beringin merupakan Sekolah yang memiliki

Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM) untuk mata pelajaran IPA yaitu 70.

Tabel 1.1

Nilai Rata-rata Ulangan Pesawat Sederhana Semester Ganjil Peserta Didik Kelas VIII SMP Beringin Kupang No Tahun

Ajaran

Jumlah Peserta Didik

Nilai rata-rata pesawat sederhana Jumlah Skor Rata-rata KKM

1 2014/2015 20 1330 66,5

Berdasarkan data rata-rata ulangan di atas terlihat bahwa pada tahun 2014/2015

terdapat 20 peserta didk, dimana 4 peserta didik memperoleh nilai yang memenuhi kriteria

ketuntasan yaitu 70. Sedangkan 16 peserta didik memperoleh nilai yang belum memenuhi

krietria ketuntasan yaitu 70.

Guru merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam proses pendidikan.

(3)

di kelas. Guru memberikan kontribusi yang sangat tinggi untuk peningkatan hasil belajar

peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki 4 kompetensi guru yaitu

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional. Sehubungan dengan itu, kemampuan seorang guru dalam mengelola kegiatan

pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran sangat dibutuhkan agar tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai. Karena guru adalah pendidik dan

pengajar yang mencurahkan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya sehingga peserta

didik dapat menggunakan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,

dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan materi tetapi juga

harus pandai mengatur kelas sehingga menghasilkan suasana belajar yang baik, serta

mempertimbangkan model pembelajaran serta strategi pembelajaran yang sesuai dengan

materi pelajaran. Untuk itu guru harus bijaksana dalam menentukan suatu model yang sesuai

dan menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses pembelajaran dapat

berlangsung sesuai dengan tujuan yang dicapai.

Data hasil Ujian Nasional 3 Tahun Terakhir di SMP Swasta Beringin Kupang

diperoleh data nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) yakni seperti pada tabel berikut:

Tabel 1.2

Nilai UN Mata Pelajaran IPA

No. Tahun Ajaran Jumlah Peserta Didik Nilai Terendah Tertinggi Rata-

rata Std. Deviasi Kategori 1. 2012/2013 22 orang 4.75 6.89 9.00 0.97 B 2. 2013/2014 26 orang 4.25 6.31 7.75 0.86 C 3. 2014/2015 24 orang 20.0 55.0 36.98 7.94 D

(4)

Dari data tersebut diperoleh bahwa hasil nilai Ujian Nasional (UN) pada tahun

2014/2015 mengalami penurunan berada dalam kategori D. Hal ini menunjukkan bahwa

prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA disekolah tersebut masih rendah.

Sedangkan pada tahun 2013/2014 mengalami sedikit peningkatan yaitu berada dalam

kategori C. Kemudian pada tahun 2012/2013 mengalami peningkatan yaitu berada dalam

kategori B.

Selain itu, ada beberapa masalah yang ditemukan di sekolah tersebut, antara lain:

1. Metode yang digunakan oleh guru adalah ceramah, sehingga siswa merasa bosan dalam

mengikuti pelajaran.

2. Peserta didik mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.

3. Model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru adalah model pembelajaran

langsung, namun guru belum melaksanakan dengan benar sesuai dengan

langkah-langkah dalam model pembelajaran langsung

4. Belum lengkapnya sarana dan prasarana seperti alat-alat laboratorium sebagai salah satu

penunjang proses pembelajaran.

5. Interaksi peserta didik dalam pembelajaran belum semua aktif hal ini karena

ketidakseriusan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

6. Ketuntasan indikator dan hasil belajar peserta didik belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang ditentukan sekolah yakni sebesar 70.

Masalah-masalah yang terdapat di SMP Swasta Beringin Kupang perlu diatasi.

Salah satunya dengan cara melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dengan

(5)

demikian, peserta didik dapat belajar pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif

secara maksimal.

Model pembelajaran langsung merupakan salah satu model pembelajaran yang

digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah dapat membuat proses pembelajaran

lebih baik dan materi yang disampaikan mudah dicerna dan diingat karena peserta didik

langsung mengalami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Di samping itu juga, peserta

didik dapat lebih memahami cara penyelesaian suatu masalah karena melalui model

pembelajaran tersebut peserta didik di bimbing langkah demi langkah untuk

menyelesaikannya.

Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ini peran

guru menjadi lebih dominan atau bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Peran ini

terutama terkait dengan pemodelan yang harus dilakukan guru terhadap materi-materi yang

banyak terdapat pengetahuan prosedural dan deklaratif. Dengan pemodelan ini diharapkan

peserta didik lebih terdorong untuk dapat melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan secara

lebih mendalam.

Model pembelajaran langsung ini tentu saja dapat dibedakan dari model

pembelajaran lainnya karena memiliki karakteristik atau ciri-ciri tersendiri. Berikut beberapa

karakteristik atau ciri-ciri model pembelajaran langsung yaitu:

1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada peserta didik termasuk prosedur

penilaian hasil belajar.

2. Adanya sintaks atau pola keseluruhan kegiatan pembelajaran.

3. Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan

(6)

Model pembelajaran langsung membantu peserta didik mempelajari pengetahuan

dekalaratif dan prosedural secara bertahap. Dengan demikian, model pembelajaran ini dapat

diterapkan pada materi pokok pesawat sederhana karena pada materi pokok ini terdapat

pengetahuan deklaratif dan prosedural.

Materi pokok pesawat sederhana merupakan salah satu materi pokok pada pelajaran

IPA yang diajarkan pada kelas VIIIA semester ganjil tingkat SMP berdasarkan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Materi pokok ini akan membahas tentang alat atau

perangkat yang memudahkan pekerjaan manusia yang berhubungan erat dengan pengalaman

sehari-hari. Hal ini, sejalan dengan Kompetensi Dasar (KD) yakni mendeskripsikan alat-alat

dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari seperti pesawat sederhana yang sering

digunakan misalnya tuas( pengungkit), katrol tunggal, baik yang tetap maupun yang

bergerak, bidang miring dan roda gigi (gir). Dimana, setiap alat yang mempermudah kita

melakukan usaha untuk mengangkat atau menggeser sebuah beban berat. Pada materi pokok

pesawat sederhana terdapat pengetahuan deklaratif seperti pengertian pesawat sederhana

(tuas atau pengungkit, katrol tunggal, baik yang tetap maupun yang bergerak, bidang miring

dan roda gigi (gir) dan pengetahuan prosedural seperti cara menggunakan alat-alat untuk

melakukan usaha (tuas kelas pertama ( linggis, tang, gunting) tuas kelas kedua (catut

pencabut paku, pembuka tutup botol dan stapler), tuas kelas tiga (sapu). Pada materi ini akan

diterapkan model pembelajaran langsung yang mendorong peserta didik untuk dapat belajar

pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif. Untuk itu, guru perlu menyiapkan

perencanaan pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik dan menentukan model

pembelajaran yang sesuai agar proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru tetapi

(7)

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan

penelitian dengan judul: “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MATERI POKOK PESAWAT SEDERHANA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP SWASTA BERINGIN KUPANG TAHUN AJARAN 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah

yang diteliti sebagai berikut: “Bagaimanakah Hasil Penerapan Model Pembelajaran

Langsung Materi Pokok Pesawat Sederhana Pada Peserta Didik Kelas VIIIA SMP Swasta

Beringin Kupang Tahun Ajaran 2015/2016?

Secara terperinci masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran langsung materi pokok Pesawat Sederhana pada peserta didik kelas VIIIA

SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016?

2. Bagaimana Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) dengan menerapkan model

pembelajaran langsung materi pokok Pesawat Sederhana pada peserta didik kelas VIIIA

SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016?

3. Bagaimana ketuntasan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model

pembelajaran langsung materi pokok Pesawat Sederhana pada peserta didik kelas VIIIA

SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016?

4. Bagaimana respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran langsung materi pokok Pesawat Sederhana pada peserta didik kelas VIIIA

(8)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: “Mendeskripsikan Hasil

Penerapan Model Pembelajaran Langsung Materi Pokok Pesawat Sederhana Pada Peserta

Didik Kelas VIIIA SMP Swasta Beringin Kupang Semester Ganjil Tahun Pelajaran

2015/2016”. Secara terperinci tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran langsung materi pokok Pesawat Sederhana pada peserta didik kelas

VIIIA SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.

2. Mendeskripsikan Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) dengan menerapkan model

pembelajaran langsung materi pokok Pesawat Sederhana pada peserta didik kelas VIIIA

SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.

3. Mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model

pembelajaran langsung materi pokok Pesawat Sederhana pada peserta didik kelas VIIIA

SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.

4. Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran langsung materi pokok Pesawat Sederhana pada peserta didik kelas VIIIA

SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.

D. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah yang digunakan

dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini

(9)

1. Penerapan adalah penggunaan suatu model pembelajaran menurut aturan atau kaidah

tertentu.

2. Pembelajaran didefenisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan peserta

didik atau pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi

secara sistematis agar peserta didik atau pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran secara efektif dan efisien.

3. Model Pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun

kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan membuat petunjuk kepada pengajar di

kelas atau di lapangan dalam seting pengajaran atau seting lainnya. Bruce Joice

(Rosdiani, 2012: 7)

4. Model pembelajaran langsung merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang

dirancang khusus untuk menunjang proses pembelajaran peserta didik yang berkaitan

dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik

yang dapat diajarkan pola pembelajaran yang bertahap, selangkah demi selangkah.

5. Pesawat sederhana adalah suatu alat sederhana yang dapat membantu kita dalam

melakukan usaha.

6. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri

melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun

pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(10)

a. Meningkatkan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.

b. Meningkatkan semangat belajar peseta didik.

c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Bagi guru

a. Sebagai bahan refleksi bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA terutama

untuk model pembelajaran langsung.

b. Membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam proses

pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.

3. Bagi sekolah

Sebagai bahan informasi bagi lembaga pendidikan, khususnya SMP Swasta Beringin

Kupang dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran yang selanjutnya dapat

meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah.

4. Bagi peneliti

a. Sebagai kesempatan bagi peneliti untuk memperluas wawasan tentang model

pembelajaran langsung.

b. Sebagai bahan referensi pelengkap bagi peneliti dikemudian hari.

5. Bagi LPTK UNWIRA

Sebagai wahana untuk menjalankan tugas LPTK UNWIRA dalam mengemban Tri

Dharma Perguruan Tinggi yakni melaksanakan: pendidikan dan pembelajaran, penelitian,

dan pengabdian kepada masyarakat, terlebih LPTK ini memiliki tugas menghasilkan

calon-calon guru profesional di masa depan dan dapat dijadikan bahan masukkan dalam

mempersiapkan calon guru dan juga sebagai pengembangan keilmuan khususnya masalah

(11)

F. Asumsi Penelitian

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan proses belajar mengajar IPA sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2. Peserta didik mengerjakan tes awal dan tes akhir serta tugas yang diberikan secara

perorangan tanpa dibantu oleh pihak manapun, sehingga hasil penelitian yang diperoleh

benar-benar mencerminkan kemampuan masing-masing peserta didik.

3. Pengamat berlaku objektif dalam mengamati dan memberikan penilaian terhadap peneliti

selama kegiatan berlangsung.

4. Peneliti berlaku objektif dalam memberikan penilaian terhadap setiap peserta didik

Referensi

Dokumen terkait

(2) Dukungan pelaksanaan operasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi dukungan pengadaan petugas, penyediaan data, serta sarana dan prasarana penunjang untuk

Dirjen Pajak berwenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap wajib pajak dalam rangka menetapkan besarnya jumlah pajak yang terutang, maka wajib pajak tersebut harus

Pemberian metode Iman suatu ajaran yang memiliki sistem nilai ajaran Islam yang memiliki kontribusi sebagai solusi bagi siswa dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang

Aplikasi penjualan spare part dan aksesoris O2 Racing Sport ini memberikan fasilitas kepada konsumen dalam bertransaksi secara online, sehingga konsumen tidak perlu untuk

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena limpahan nikmat, rahmat, hidayah, serta ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode multisensori, baik metode Fernald atau Gillingham memiliki kesamaan dalam teknik pengajaran yang merangsang beberapa

Penelitian ini difokuskan pada analisis buku siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII Semester 1 Edisi Revisi Kurikulum 2013 yang