• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran BAHASA INGGRIS. MelaluiPendekatanSaintifik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembelajaran BAHASA INGGRIS. MelaluiPendekatanSaintifik"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

MelaluiPendekatanSaintifik

DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2014

Pembelajaran

BAHASA INGGRIS

(2)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

ii KATA PENGANTAR

(3)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan ... 2

C. Ruang Lingkup ... 3

D. Landasan Hukum ... 3

BAB II PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK ... 5

A. Prinsip ... 5

B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Bahasa Inggris ... 6

C. Model Pembelajaran dalam Bahasa Inggris... 9

D. Pemilihan Model Pembelajaran ...12

E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Bahasa Inggris ...13

BAB III ANALISIS KOMPETENSI ...18

A. Kompetensi ...18

B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru dan buku siswa) ...19

BAB IV PENUTUP ...27

(4)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar nasional pendidikan, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus dan buku.

Mata pelajaran Bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran eksakta atau mata pelajaran ilmu sosial yang lain. Perbedaan ini terletak pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa belajar

(5)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

bahasa Inggris bukan saja belajar kosakata dan tata bahasa pada tahap pengetahuan tetapi penguasaannya dilakukan sampai tahap penggunaan atau penerapan dalam kegiatan komunikasi. Seorang peserta didik belum dapat dikatakan menguasai bahasa Inggris jika ia belum mampu menggunakannya untuk tujuan komunikasi meskipun memiliki penguasaan kosakata dan tata bahasa yang sangat baik. Sebaliknya seseorang tidak mungkin mampu berkomunikasi dengan baik bila pengetahuan kosakatanya rendah. Oleh karena itu, penguasaan kosakata tetap diperlukan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Dengan demikian penilaian terhadapa peserta didikpun meliputi keseluruhan kompetensi tersebut, dengan menggunakan teknik atau strategi yang tepat.

Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan teknik, bentuk, dan instrumen serta pedoman penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.

Selain itu Direktorat Pembinaan SMA menyiapkan kemampuan guru melalui workshop dan bimbingan teknis terutama dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta merancang dan melakukan penilaian autentik, mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik berdasarkan silabus dan buku. Selanjutnya untuk memfasiltasi guru Bahasa Inggris secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya Direktorat PSMA menyusun naskah model pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran Bahasa Inggris dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Secara khusus naskah ini bertujuan untuk:

(6)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA 3

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

1. Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar.

2. Mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus. Mengembangkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

4. Merancang penilaian autentik.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup buku ini terdiri atas:

1. Penjelasan tentang Pembelajaran Saintifik dan Penilaian Autentik

2. Langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam mata pelajaran Bahasa Inggris 3. Penilaian Autentik dalam pembelajaran Bahasa Inggris

4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

(7)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum

9. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 Tahun 2013 tanggal 8 November Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 10. Surat Edaran bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 0258/MPK.A/KR/2014 Tahun 2014 dan Nomor 420/176/SJ tanggal 9 Januari Tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum

(8)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

5 BAB II

PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK A. Prinsip

Karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai, dan Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang dikembangkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang memiliki karakteristik berbeda untuk masing-masing mata pelajaran. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Pencapain kompetensi tersebut berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang mendorong kemampuan peserta didik untuk melakukan penyingkapan/penelitian, serta dapat menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok. Pendidik disarankan untuk menggunakan menggunakan model pembelajaran antara lain model inkuiri, discovery, problem, dan projek.

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal

(9)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

(hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Bahasa Inggris

Pembelajaran sintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pembelajaran tersebut tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, tetapi proses pembelajaran dipandang sangat penting. Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui berbagai kegiatan, yaitu mengamati, menanya, mengeksplor/mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan oleh lebih dari separuh penduduk dunia baik dalam komunikasi resmi maupun tidak resmi. Bahasa Inggris berperan sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Bahasa Inggris juga digunakan dalam dunia ekonomi dan perdagangan, hubungan antarbangsa, sosial-budaya dan pendidikan serta pengembangan karier.

Oleh karenanya, penguasaan Bahasa Inggris merupakan persayaratan penting bagi keberhasilan individu, masyarakat dan bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan global. Program pembelajaran di sekolah masih merupakan sarana utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan berbahasa Inggris. Terdapat tantangan internal dan eksternal yang dihadapi Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

(10)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA 7

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Mata pelajaran Bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran eksakta atau mata pelajaran ilmu sosial yang lain. Perbedaan ini terletak pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa belajar bahasa Inggris bukan saja belajar kosakata dan tata bahasa pada tahap pengetahuan tetapi penguasaannya dilakukan sampai tahap penggunaan atau penerapan dalam kegiatan komunikasi. Seorang peserta didik belum dapat dikatakan menguasai bahasa Inggris jika ia belum mampu menggunakannya untuk tujuan komunikasi meskipun memiliki penguasaan kosakata dan tata bahasa yang sangat baik. Sebaliknya seseorang tidak mungkin mampu berkomunikasi dengan baik bila pengetahuan kosakatanya rendah. Oleh karena itu, penguasaan kosakata tetap diperlukan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Dalam belajar bahasa, terdapat 2 (dua) jenis keterampilan yaitu keterampilan reseptif dan keterampilan produktif. Keterampilan reseptif meliputi keterampilan menyimak (listening) dan keterampilan membaca (reading), sedangkan keterampilan produktif meliputi keterampilan berbicara (speaking) dan keterampilan menulis (writing). Baik keterampilan reseptif maupun keterampilan produktif perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris secara terpadu.

Agar dapat menguasai keterampilan tersebut di atas dengan baik, peserta didik perlu dibekali dengan unsur-unsur bahasa yaitu kosakata, lafal, ejaan serta tata bahasa. Tata bahasa membantu seseorang untuk mengungkapkan gagasannya dan membantu si pendengar untuk memahami gagasan yang diungkapkan oleh orang lain. Namun, tata bahasa hanyalah sebagai unsur pembantu dalam penguasaan keterampilan berbahasa. Oleh karena itu, pembelajaran tata bahasa seharusnya dilakukan secara kontekstual.

Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dapat ditunjukkan dalam dua cara, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Dalam komunikasi lisan, unsur yang perlu diperhatikan adalah ucapan/lafal atau pronunciation. Kesalahan dalam ucapan menyebabkan lawan bicara salah dalam menangkap makna atau gagasan si pembicara. Sedangkan dalam komunikasi tertulis, unsur yang perlu diperhatikan selain tata bahasa (grammar) adalah topik, ide utama, kata, keberterimaan kalimat, gaya retorika, hingga tanda baca. Keterpaduan semua unsur dalam komunikasi tertulis akan membentuk wacana (discourse) yang dipahami oleh pembaca.

(11)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris yang optimal dan menarik perhatian peserta didik dapat digunakan perangkat teknologi seperti CD, VCD, DVD, radio, tayangan televisi, dan internet. Selain itu, pendidikan dapat juga menggunakan media cetak yang meliputi surat kabar, majalah, buku, brosur, dan lain-lain sebagai sumber belajar atau bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran saintifik. Memperhatikan karakteristik Bahasa Inggris seperti diuraikan di atas, maka pendekatan saintifik dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut;

Pendekatan pembelajaran saintifik dalam bahasa Inggris dapat dilakukan sebagai berikut;

1. Kegiatan mengamati dilakukan dengan memaksimalkan panca indra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya.

Contoh:

Peserta didik mengamati gambar/video sikap tubuh orang-orang yang bersalaman atau menyimak percakapan memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris.

2. Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas.

Contoh:

Peserta didik mendiskusikan kapan, dimana, dengan siapa, dan apa yang orang-orang katakan saat mereka melakukan percakapan perkenalan diri pada tayangan gambar/video.

3. Mencoba

Peserta didik mencoba memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris, mulai dengan mengulang kalimat, melengkapi percakapan yang rumpang, sampai memperkenalkan diri dengan beberapa teman di kelas.

(12)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA 9

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 4. Mengasosiasi

Peserta didik membandingkan memperkenalkan diri dalam bahasa dan budaya Indonesia dengan bahasa dan budaya Inggris, dan menarik kesimpulan persamaan dan perbedaannya.

5. Mengomunikasikan

Peserta didik mengomunikasikan hasil diskusi yang membandingkan antara bahasa dan budaya Inggris dengan bahasa dan budaya Indonesia dalam bahasa Inggris.

C. Model Pembelajaran dalam Bahasa Inggris

Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Ingris sehingga dapat membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik, antara lain Discovery Based Learning, Project Based Learning, dan Task Based Learning

Discovery Based Learning adalah teori belajar yang menempatkan peserta didik sebagai pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan yang diharapkan. Langkah-langkah model pembelajaran tersebut dalam pembelajaran Bahasa Inggris adalah sebagai berikut.

1. Menciptakan stimulus

Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan pada saat peserta didik melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari yang sederhana hingga kompleks atau fenomena yang menimbulkan kontroversi. Pada tahap ini, misalnya, peserta didik mengamati fakta tentang beberapa teks deskripsi. Kemudian, diberi fakta lain tentang paparan jati diri penulis dan daftar riwayat hidup seseorang yang ada pada kompetensi dasar sebelumnya. Dari segi informasi kedua teks tersebut terlihat hampir sama namun memiliki genre yang berbeda. Dengan demikian, peserta didik termotivasi untuk mencari tahu lebih lanjut tentang fakta dan fenomena tersebut dengan membaca dari berbagai sumber atau mempertanyakan kepada pendidik.

(13)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

bervariasi dalam fungsi sosial dan unsur kebahasaan sehingga membangkitkan rasa penasaran (curiosity). Tahapan ini dilanjutkan dengan tidak memberi generalisasi kepada peserta didik agar timbul keinginan mereka untuk mencari tahu alasan penulis atau penutur menggunakan unsur kebahasaan yang berbeda. Sehingga peserta didik dapat mengetahui perbedaan fungsi sosial dari teks-teks tersebut. Disamping itu, guru menyiapkan instruksi-instruksi yang jelas untuk penugasan dalam setiap tahapan.

Selain itu, pendidik dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan. Ketika memberikan stimulus, guru dapat menggunakan teknik bertanya, dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan peserta didik pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian, peserta didik terlibat secara aktif dalam bereksplorasi

2. Menyiapkan pernyataan masalah

Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan bahan pelajaran. Kemudian peserta memilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk pernyataan singkat. Dalam pembelajaran teks narratif, guru memberikan contoh dalam bentuk cerita bergambar. Peserta didik ditugaskan mencari teks lain dengan ciri-ciri (generic structure) yang sama dengan cerita bergambar yang disajikan. Peserta didik merumuskan pernyataan masalah misalnya “semua teks naratif memiliki alur cerita orientasi, komplikasi dan resolusi”, atau “semua teks naratif menggunakan tata bahasa bentuk lampau (past tense)”.

3. Mengumpulkan data/mencoba

Tahap ketiga, ketika eksplorasi berlangsung, peserta didik mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya pernyataan masalah tersebut. Dalam hal ini informasi yang dikumpulkan berfungsi untuk membuktikan pernyataan masalah dalam contoh teks narratif. Pembuktian ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan (collecting) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan

(14)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA 11

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

nara sumber, melakukan uji coba dan sebagainya. Dengan demikian, peserta didik secara aktif menemukan pengetahuan baru yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi.

4. Mengolah Data

Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data dan informasi yang telah diperoleh baik melalui wawancara, observasi, dan metode lainnya, lalu ditafsirkan. Semua informasi yang telah dikumpulkan, semuanya diolah, diacak, dan diklasifikasikan.

5. Memverifikasi data

Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban atas pernyataan masalah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

6. Menarik kesimpulan

Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi, dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan, peserta didik harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan materi pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain:

1. membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya;

2. menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer pengetahuan karena pemerolehannya bersifat pribadi;

3. menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa penyelidikan dan berhasil;

(15)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

4. memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan dengan keecepatannya sendiri;

5. menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya dengan melibatkan akal dan motivasinya;

6. membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya karena memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya;

7. membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah pada kebenaran yang final yang dialami dalam keterlitbatan kegiatannya;

8. mendorong peserta didik berpikir secara intuitif, inisiatif, dalam merumuskan hipotesis;

9. dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan;

10. kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar dari berbagai jenis sumber belajar.

D. Pemilihan Model Pembelajaran

Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut.

1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan konsepetual, guru dapat memilih Discovery Learning, sedangkan untuk pengetahuan prosedural Project Based Learning dan Task Based Learning.

2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI- 4. Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery Learning dan Task Based Learning, sedangkan untuk keterampilan konkrit menggunakan Project Based Learning.

3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious (KI-1) maupun sikap sosial (KI-2)

(16)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA 13

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada struktur kurikulum 2013, oleh sebab itu penilaian hasil belajar Bhahasa Inggris harus dikembangkan sesuai dengan konsep penilaian Kurikulum 2013, yaitu penilaian autentik yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dicapai peserta didik secara terpadu.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengamati/mengobservasi, menanya, mencoba, menalar, membangun jejaring atau mengomunikasikan. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian autentik dalam pembelajaran bahasa Inggris, dapat dilakukan dengan menggunakan beragam kegiatan untuk mengecek pemahaman peserta didik bahwa peserta didik yang belajar bahasa asing memerlukan berbagai cara untuk mendemonstrasikan pemahaman mereka atas konsep-konsep yang telah mereka pelajari. Beberapa contoh penilaian autentik pada tindakan peserta didik yang dapat diamati dan didokumentasikan adalah sebagai berikut.

1. Oral Interviews

Guru bertanya kepada peserta didik tentang jati diri, kegiatan yang dilakukan, bacaan, dan minat lainnya.

(17)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 2. Story or Text Retelling

Peserta didik menceritakan ulang gagasan pokok atau informasi rinci pilihan yang didapat pada waktu membaca atau menyimak.

3. Writing Samples

Peserta didik membuat tulisan naratif, ekspositori, deskriptif, atau bentuk tulisan lainnya.

4. Projects/Exhibitions

Peserta didik bekerja dengan peserta didik lain dalam satu tim membuat suatu karya dengan memanfaatkan multimedia, presentasi lisan dan tulis serta pameran. 5. Experiments/Demonstrations

Peserta didik mendokumentasikan rangkaian pengalaman, mengilustrasikan prosedur, menampilkan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, dan mendokumentasikan hasil-hasil tindakannya.

6. Constructed-Response Items

Peserta didik memberikan respon atau jawaban atas pertanyaan terbuka dalam bentuk tulisan.

7. Teacher Observations

Guru mengamati dan mendokumentasikan perhatian dan interaksi peserta didik di dalam kelas, merespon mereka terhadap materi pembelajaran dan kerjasama dengan peserta didik lainnya.

8. Portofolios

Koleksi pekerjaan peserta didik yang terfokus untuk menunjukkan tingkat kemajuan hasil belajar peserta didik dari waktu ke waktu.

Contoh kegiatan untuk penilaian autentik antara lain peserta didik membaca teks autentik, menulis autentik tentang topik-topik yang bermakna, dan terlibat dalam tugas-tugas literasi yang autentik seperti mendiskusikan buku cerita pendek, membuat jurnal, menulis surat, dan menyunting teks sesuai dengan struktur dan fungsi sosialnya. Materi maupun tugas penilaian harus dibuat senatural mungkin. Selain itu, penilaian autentik menghargai kemampuan berpikir dan proses pembelajaran serta hasil akhir dari proses pembelajaran.

(18)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA 15

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Lima (5) dimensi penilaian autentik dalam pembeljaran bahasa menurut Gulikers, Bastiaens, & Kirschner (2004).

1. Bentuk penilaian harus relevan dan mempresentasikan pengetahuan dan keterampilan yang peserta didik harus pelajari.

2. Lingkungan fisik harus mempresentasikan bagaimana keterampilan berbahasa betul-betul digunakan.

3. Konteks sosial harus mempresentasikan bagaimana keterampilan berbahasa akan digunakan.

4. Hasil penilaian harus termasuk unjuk kerja yang harus diperlihatkan peserta didik. 5. Kriteria penilaian harus didasarkan pada level unjuk kerja yang ditentukan dalam

kompetensi dasar.

Beberapa alternatif penilaian autentik dalam pembelajaran bahasa Inggris, antara lain; 1. Kinerja a. Melakukan monolog b. Bermain peran c. Simulasi d. Presentasi 2. Observasi:

a. Sasaran penilaian sikap

b. Sasaran penilaian pengetahuan c. Sasaran penilaian keterampilan Contoh lembar penilaian Sikap Lembar Pengamatan Sikap Peserta didik

No

Indikator Sikap.

Nama Peserta didik. Bertan

ggun g jaw ab pedu li Ke rja sam a Pe rc aya diri sa ntun 1

(19)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah No

Indikator Sikap.

Nama Peserta didik. Bertan

ggun g jaw ab pedu li Ke rja sam a Pe rc aya diri sa ntun 2 3

Keterangan: Setiap aspek menggunakan skala 1 s.d. 5

1 = Sangat Kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Amat Baik 3. Portofolio

a. Kumpulan karya peserta didik yang mencerminkan hasil atau capaian belajar berupa rekaman penggunaan ungkapan dan skrip percakapan.

b. Kumpulan hasil tes dan latihan.

c. Catatan penilaian diri dan penilaian sejawat, berupa komentar atau cara penilaian lainnya.

Contoh Rubrik Portofolio

Nama Peserta didik : _______________________________________ Kelas : _______________________________________ Guru : ________________________________________

No. Kreteria Aspek SB B C K

1. Ada kumpulan catatan kemajuan belajar

5 kreteria

terpenuhi 4 Kreteria terpenuhi 3 Kreteria terpenuhi ≤ 2 kreteria terpenuh

2. Ada rekaman monolog teks deskriptif

(20)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA 17

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

No. Kreteria Aspek SB B C K

3.

Ada kumpulan karya peserta didik yang mendukung proses penulisan teks diskriptif berupa: draft, revisi, editing sampai hasil terbaik untuk dipublikasi

4. Ada kumpulan hasil tes dan latihan.

5. Ada catatan penilaian diri dan penilaian sejawat

4. Penilaian Diri a. Diary

b. Format khusus Contoh penilaian diri

My Learning Journal Name:

A summary of what I have covered: Things I am still not sure of:

What do I need to do to overcome these uncertainties? Things I have learned successful today:

5. Penilaian Sejawat a. Format khusus

(21)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

18 BAB III

ANALISIS KOMPETENSI A. Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.

Tabel 2: Kompetensi Inti kelas X

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam

ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

(22)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA 19

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas XI dan XII sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut;

Tabel 3: Kompetensi Inti Kelsa XI dan XII

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap

Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru dan buku siswa)

Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum dapat digambarkn dengan bagan 1 sebagai berikut;

(23)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah Penjelasan Bagan 1;

1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD sebagai berikut; a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang

harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar secara langsung (direct teaching) kepada peserta didik.

b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious dan sikap social yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant effects) yang merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect teaching) c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran secara

utuh atau teerpadu.

2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media

a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus atau buku dengan mempertimbangkan keluasan dan/atau kedalaman materi pembelajaran. a. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki perbedaan dengan yang

tercangtum di salabus, maka dilakukn peneyesuain dengn hasil kajian (sesuai karakteristik materi pemebelajaran)

3. Mengembangkan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3. Guru dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercntum di silabus atau buku

(24)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA 21

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

sesuai dengan karakteristik peserta didik, serta menggunakan sumber lain yang relevan dengan sudut pandang yang berbeda. Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus atau buku, serta kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ketiga (pengetahuan). Guru juga harus dapat mengembangkan materi yang kontekstual, baik materi yang sudah tercantum dalam buku maupun pengembangan dengan menggunakan sumber lain. Materi yang kontekstual dapat mengintegrasikan muatan local yang mencakup keunggulan lingkungan setempat atau materi kekinian yang sedang menjadi pembicaraan.

Selanjutnya guru juga harus mencari materi dari buku atau mengembangkannya dari sumber lain yang dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan. Dari materi tersebut dibuat suatu kegiatan yang berisi nilai-nilai kepramukaan untuk diserahkan dan dilaksanakan kepada dan oleh Pembina Pramuka pada saat kegaiatan kepramukaan yang terjadwal.

Contoh aktualisasi Bahasa Inggris dalam kegiatan kepramukaan;

Membuat leaflets atau brosur tentang daerah wisata yang ada di wilayahnya. Kegiatan ini akan melatih antara lain kreatifitas, kecerdasan dan keterampilan berfikir dan bertindak, serta menghargai nilai budaya setempat.

Selain itu juga materi dikembangkan agar siswa memiliki Lower Order Thinking Skills (LOTS) dan Higher Order Thinking Skills (HOTS), misalnya ;

a. Read the following text carefully, then answer the questions that follow!(LOTS)

b. Please analyze the difference of the following texts (HOTS)

Materi pembelajaran bahasa Inggris dikembangkan dengan menggunakan konsep genre sebagai dasar sehingga perlu dirumuskan secara konsisten, runut, dan menggambarkan tindakan komunikatif. Materi pembelajaran untuk setiap jenis teks terdiri atas tiga unsur, yaitu (1) fungsi sosial, (2) struktur teks, dan (3) unsur kebahasaan.

Melalui pemahaman keterkaitan kompetensi (SKL-KI-KD), maka pendidik mata pelajaran bahasa Inggris dapat merumuskan indikator pencapaian kompetensi pengetahuan terkait dengan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif

(25)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

serta indikator keterampilan berkaitan tidak hanya keterampilan bertindak tetapi juga keterampilan berfikir yang juga dikatakan sebagai keterampilan abstrak dan konkret. Berikut ini contoh pengembangan indikator pengetahuan procedural dan metakognetif, serta indikator keterampilan abstrak dan konkret pada mata pelajaran B. Inggris kelas X.

Contoh Indikator Pengetahuan

Kompetensi Dasar Pengetahuan prosedural Pengetahuan Metakognitif Metode yang disarankan 3.1. Menganalisis fungsi

sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran dan tawaran, serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya Membedakan struktur teks dan unsur kebahasaan Menyimpulkan fungsi social ungkapan member saran dan tawaran  Diskusi kelompok  Presentasi

Contoh Indikator Keterampilan;

Kompetensi Dasar Keterampilan Abstrak Keterampilan Konkret Metode yang disarankan 4.8. Menangkap makna dalam teks deskriptif, lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal.  Menjelaskan fungsi social, struktur, dan unsur kebahasaan  Mengomunika sikan beragam ide dalam kelompok  Menyimpulkan isi bacaan  Diskusi kelompok  Presentasi 4.9. Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis sederhana tentang orang, tempat wisata, dan bangunan  Menentukan fungsi social, struktur, dan unsur kebahasaan  Menulis brosur tempat wisata dengan menarik  Membuat rekaman monolog tentang  Tugas projek

(26)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA 23

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Kompetensi Dasar Keterampilan Abstrak Keterampilan Konkret Metode yang disarankan bersejarah

terkenal, dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.  Memutuskan topic untuk tulisan atau bahan pembicaraan deskripsi bangunan bersejarah dengan pengucapan dan intonasi yang tepat dan jelas Bermain peran

4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris dikembangkan untuk mencapai kompetensi komunikatif yang tidak hanya menguasai keterampilam berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis tetapi juga merupakan kemampuan untuk melaksanakan fungsi sosial dengan menggunakan bahasa Inggris secara terampil baik lisan maupun tulis dengan sikap yang benar. Keterampilan menggunakan bahasa Inggris tidak hanya berupa pembiasaan namun harus mempunyai pemahaman akan tujuan komunikatif dan strategi penyampaiannya. Guru dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sudah tercntum di silabus dan buku, sesuai dengan hasil kajian terhadap materi pembelajaran dikaitkan dengan hasil kajian terhadap KI-1 dan KI-2.

Kegiatan pembelajaran mencakup;

a. Kegiatan pendahuluan yang berisi antara lain orientasi atau penyiapan peserta didik untuk mencapai kompetensi, pemberian motivasi, dan penjelasan pengetahuan prasyarat.

b. Kegiatan inti mencakup kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

1) Mengamati

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu kegiatan yang memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar, dan membaca, atau menonton. Yang diamati oleh peserta didik adalah materi yang berbentuk fakta, konsep, dan prosedur. Materi berbentuk fakta misalnya teks interpersonal/transaksional, teks

(27)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

khusus, teks fungsional, dan unsur kebahasaan yang berupa bacaan, video atau rekaman suara. Sedangkan materi berbentuk konsep yaitu materi tentang fungsi sosial dari teks-teks tersebut dan materi berbentuk prosedur adalah stuktur teks dari masing-masing teks yang dibaca atau didengar. Jadi, alternatif pembelajaran untuk proses mengamati bisa berupa kegiatan mendengarkan/menonton video percakapan, menonton film sederhana, dan membaca buku cerita, koran, majalah, brosur, leaflets, banner dan poster berbahasa Inggris.

2) Menanya

Kegiatan menanya merupakan proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep yaitu menanya tentang fungsi sosial dari teks dan prosedur tentang struktur teks melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Pada proses menanya, pendidik mengembangkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis peserta didik sehingga akan muncul pertanyaan-pertanyaan pada level berpikir tingkat tinggi. Selain itu, proses menanya juga menuntut partisipasi aktif peserta didik. Agar proses menanya dapat terlaksana, pendidik perlu menyiapkan panduan berupa langkah-langkah yang harus dilewati peserta didik sampai dapat mengajukan pertanyaan tentang ketiga aspek genre yang diamati pada saat melakukan kegiatan-kegiatan dalam proses mengamati.

3) Mengumpulkan Data

Kegiatan pengumpulan data dalam konteks bahasa Inggris dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih mengungkapkan hal-hal baru yang dipelajari dan mencoba menggunakan kemampuan itu dalam dunia nyata, didalam/diluar kelas melalui kegiatan simulasi, bermain peran, presentasi, diskusi dan bermain game.

4) Mengasosiasi

Kegiatan mengasosiasi atau menalar merupakan proses mengembangkan kemampuan mengelompokkan dan

(28)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA 25

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

membandingkan beragam ide dan peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berrelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Khusus untuk mata pelajaran bahasa Inggris pada tahapan ini peserta didik dibimbing untuk mengelompokkan dan membandingkan teks berdasarkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan.

5) Mengomunikasikan

Kegiatan mengomunikasikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menyajikan atau mempresentasikan semua pengetahuan dan keterampilan yang sudah dikuasai dan yang belum baik secara lisan maupun tulis. Pada kegiatan ini tidak hanya pengetahuan dan keterampilan mengomunikasikan saja yang disajikan tetapi juga permasalahan dan kesuksesan yang dialami peserta didik selama proses pembelajaran. Disamping itu, kegiatan ini menggambarkan kemampuan peserta didik secara utuh dalam penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebaiknya proses mengomunikasikan ini disertai dengan penulisan jurnal belajar. Dengan demikian, kegiatan yang dapat dilakukan untuk proses mengomunikasikan adalah mempresentasikan kemampuan secara lisan di depan kelas tanpa media presentasi, membuat laporan secara tertulis, mempublikasikan hasil di majalah dinding kelas atau sekolah serta memanfaatkan media komunikasi sosial seperti wechat, line, kakaotalk, whatsup, facebook, twitter dan e-mail untuk mempublikasikan atau melaporkan hasil belajar.

Kelima kegiatan tersebut di atas, tidak harus terjadi dalam satu kali pertemuan, tetapi setiap pertemuan fokus kepada kegiatan mana yang akan dilakukan disesuaikan dengan karakteristik materi atau IPK.

Contoh;

Jika dalam satu RPP terdapat 3 (tiga) kali pertemuan, maka ada kemungkinan sebagai berikut;

(29)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

2) pertemuan kedua fokus kepada menanya, mengumpulkan informasi, dan mengasosiasi

3) pertemuan ketiga fokus kepada kegiatan mengomunikasikan.

c. Kegiatan penutup dapat berupa kegiatan menyimpulkan, refleksi, pemberian tugas, atau informasi pembelajaran selanjutnya.

5. Mengembangkan rencana penilaian yang mencakup penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Catatan:

Agar lebih jelas bagaimana merancang dan menyusun, serta melaksanakan penilaian, lihat naskah Model Penilaian di SMA).

(30)

Naskah Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

27 BAB IV

PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya semakin kegiatan pembelajaran, maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya, semakin tidak efektif kegiatan pembelajaran, maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan proses pembelajaran yang mencakup KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dengan dua modus proses pembelajaran, yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan pembelajaran dn langkah-lamgkah pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya.

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4 berupa kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2 yang merupakan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus dan buku.

(31)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

28 DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press. Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and

Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.

Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty.

Educational Policy, 12, 525-541.

http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education

Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)

Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),

Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.

Gambar

Tabel 2: Kompetensi Inti kelas X
Tabel 3: Kompetensi  Inti Kelsa XI dan XII

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah saham yang ditawarkan 3.400.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 100,- (seratus rupiah) setiap saham.. Penjamin Pelaksana

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang melakukan pengawasan pada 3 bagian yaitu pengawasan pada mutu bahan baku / Incoming Quality Control,

GAJI YANG DITANDATANGANI SECARA KOLEKTIF DAN ALASAN YANG JELAS KENAPA TIDAK MENGISI PUPNS TH 2003 YANG DITANDATANGANI OLEH PEJABAT YANG BERWENANG ATAU KEPALA BKD /Biro Kepegawaian.

Cara pengoalahan ini relatif sederhana, mudah dan tidak mempunyai akibat sampingan secara serius serta dapat disalurkan secara aman ke sungai.Biostarter dibuat dengan cara

Perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin disebabkan respon atas pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika yang menyatakan bahwa rencana Bank Sentral

Value Added Capital Employed merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya berupa capital asset yang jika dikelola dengan baik dapat meningkatkan kinerja

13 Tahun 2003 yaitu: Bagi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang tugas dan fungsinya tidak mewakili kepentingan pengusaha secara langsung, selain uang

13 Penerapan yang dimaksud adalah penggunaan model pembelajaran Make a Match dan media Monopoly Games Smart untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada