• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH PANSUS RUU TENTANG PERTAHANAN NEGARA DAN RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISALAH PANSUS RUU TENTANG PERTAHANAN NEGARA DAN RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIK INDONESIA Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Dengan Sifat Rapat Hari, tanggal Pukul Tern pat Ketua Sekretaris Acara Hadir Anggota Pemerintah

'RAKSI PDI PERJUANGAN V. B. DACOSTA, SH SUDARSONO AMRIS HASAN, MA A. TERAS NARANG, SH : 2000-2001 : I : 30

: Rapat Kerja ke-6

: Menteri Kehakiman dan HAM, Kapolri. : Terbuka

: Rabu, 12 September 2001 : 13.35 s/d 16.30 WIB

: Ruang Rapat Pansus Ruang 2 Gedung Nusantara II

: Andi Mattalatta, S.H, M.H : Drs. Iskandar N. Basri

: Pembahasan DIM RUU tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

: 40 dari 67 Anggota

: Menteri Kehakiman dan HAM, Kapolri.

DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO, SH FIRMAN JAYA DAELI, SH

H. HARYANTO TASLAM

K.H. ACHMAD ARIS MUNANDAR, MSc RENIYANTI HOEGENG

) . PANDA NABABAN

1. R.K. SEMBIRING MELIALA

~- PATANIARI SIAHAAN

~- PROF. DR. J.E. SAHETAPY, SH. MA t' WILLIAM M. TUTUHARIMA, SH ). H. AMIN ARYOSO, SH

(2)

ALEXANDER LITAAY

17. ORA. SUSANINGTYAS NH KERTOPATI 18. MATT AL AMIN KRAYING, SH

RAKSIPARTAIGOLKAR

1. AND! MATTALATTA, SH., 1\AH 2. DRS. YASRILANANTA BAHARUDDIN 3. DRS. DARWIS RIDHA

4. DJAJA SUBAGJA HUSJ;:IN · 5. FERDIANSYAH, SE., MM.

6. DRS. AGUN GUNANDJARSUDARSA 7. DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS 8. ORA. IRIS INDIRA MURTI, MA

9. M. AKIL MOCHTAR, SH 0. ORA. Hj. CHAIRUN NISA, MA 1. M. IDRUS MARHAM

2. JR. S.M. TAPUBOLON

RAKSIPPP

I. NY. Hj. AISYAH AMINY, SH ) H.M. THAHIR SAIMIMA, SH

~- DRS. H. A. CHOZIN CHUMAIDY L H. M. SAIFUL RACHMAN, SH ). DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN L H. ALIMARWAN HANAN, SH

=RAKSI KESANGKITAN BANGSA

1. H. MUHYIDDIN SUWONDO, MA 2. DRS. A. EFFENDY CHOIRIE 3. DRS. H. ACHMAD SYATIBI 4. DRS. IR. A. ANSHOR CHOLIL 5. K.H. HANIF MUSLIH, Lc

=RAKSI REFORMASI

I.

'•

IR. A.M. LUTFHI

PROF. DR. H. MOCH. ASKIN, SH H. PATRIALIS AKBAR, SH. DRS. ACHMAD ARIEF

(3)

f RAKSI TNIIPOLRI

1. SLAMET SUPRIADI, S.IP., MSc., MM. 2. SYAMSUL MA'ARIF

3. H. SUPARNO MUANAM, SE

4. DRS. I KETUT ASTAWA

5. FRANS WUWUNG RAKSI BULAN BINTANG

H. AHMAD SUMARGONO, SE ~ · H. M ZUBAIR BAKRY f RAKSI KKI DRS. S, MASSARDY KAPHAT ; . DRS. H. A HAMID MAPPA

1

RAKSI PDU

PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y t:RAKSI PDKB

1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO

PEMERINTAH .

YUSRIL IHZA MAHENDRA - MENTERI KEHAKIMAN DAN HAM

'l. SUROYO BIMANTORO - }\APOLRI

, . PROF. DR. ABDUL GANI • - DIRJEN PP DEKEH DAN HAM

~ . DRS. MOMO KELANA, M.Si · - KETUA TIM

~ . DRS. HARI SOENANTO, SH - . POLRI

b.· DRS. PSH. MARPAUNG, SH, MBA - · KETUA PELAKSANA POKJA . DEPARTEMEN PERTAHANAN BESERTA JAJARANNYA

(4)

KETUA RAPAT ANDI MATTALATTA, SH:

Selamat sore ~alam sejahtra kita semua hari ini daftar absensi sudah ditanda tangani 36 Anggota sehingga sudah memenuhi ketentuan untuk dilanjutkannya rapat ini berkenaan dengan itu izinkan kami membuka rapat Pansus pada sore hari ini dan dapat dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 13.35 WIB)

Bapak dan lbu yang kami hormati kemariri kita menyelesaikan DIM 72 dan hari ini kita memasuki DIM ke 73 dari Daftar lnventarisasi Masalah yang ada, F.PPP ada mengusulkan usul perbaikan redaksi silahkan pak.

F.PPP (DRS. H. A. CHOZIN CHUMAIDY): Baik terima kasih, Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Bapak pinipinan, Bapak Menteri, Bapak Kapolri serta seluruh jajarannya dalam DIM 73 ini, F.PPP mengusukan tambahan satu kata harus, jadi dalam naskah pancaran UU yang berbunyi : Usul pengangkatan dan pemberhentian Kapolri di ajukan oleh Presiden . kepada DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat disertai dengan alasannya disitu tambah harus disertai dengan alasannya-alasanriya sederhana saja sebetulnya supaya ini lebih memberikan perkuatan, jadi usulan ini kami yakin bahwa Presiden tentunya tidak main-main dalam usulan pasti dengan alasan-a!asan yang cukup kuat tetapi supaya memberikan perkutan-perkuatan maka ada satu pemikiran dari F.PPP supaya itu ditambahi kata-kata harus begitu, demikian Pimpinan.

KETUA RAPAT :

Baik DPS ada usul penambahan kata harus, harus itu artinya wajib, wajib kalau dilanggar berdosa tetapi kalau dilakukan beramal artinya DPR juga harus menyetujui bukan begitu maksudnya.

F.PPP (DRS. H. A. CHOZIN CHUMAIDY ): .

Bagaimana alasanya, tergantung alasan yang disampaikannya terima kasih. KETUA RAPAT :

Baik itulah .satu-satunya fraksi yang mengusulkan usul perubahan sebelum ke Fraksi-fraksi kami ke Pemerintah dulu.

PEMERINTAH :

Terima kasih saudara ketua, kami berpendapat bahwa sebenarnya apa yang dirumuskan didalan draft itu sudah benar dari segi teknis penyusunan peratuaran perundang-undangan oleh karena kalimat UU itu adalah kalimat infrantif didalamnya itu bersifat perintah, Jadi kalau usul pengangkatan dan permberhentian · Kapolri diajukan oleh Presiden kepada DPR disertai dengan alasan-alasannya maka tanpa dikatakan haruspun sebenarnya didalamnya itu sudah infrantif satu perintah, nah sebab kalau .harus ini nanti kalau dibuka kitab fiqih nanti harus itu mubah katanya nanti susah, jadi kami berpendapat sebenarnya tanpak dicantumkan kata-kata har;Llspun kalimatnya sudah bersifat inferatif kepada Presiden dalam mengusulkan Kapolri itu kepada DPR dengan alasan-alasannya demikiam pendapat pemerintah.

KETUA RAPAT :

Baik jadi tanpa kata harus sebenarnya sudah inplisit ada perintah disitu harus, nah sebelum keFraksi-fraksi kami kembalikan ke F.PPP.

(5)

F.PPP (DRS. H. A. CHOZIN CHUMAIDY ):

Kalau boleh kami ingin mendapatkan satu · inpormasi atau katakanlah tambahan penjelasan dari s.egi bahasa barangkali.

KETUA RAPAT :

Silahkan pak, ahli bahasa bu.

AHLI BAHASA:

Baik terima kasih, kata harus harus memungkinkan dalam segi hukum ini ada suatu katakanlah mungkin ka.lau tidak dilakukan rnesti ada sangsi apakah ini ada sangsinya atau tidak kare'na andaikata apayang dirumuskan disini tidak dilakukan misalnya menuntut adanya sangsi dan harus itu kan artinya tidak boleh tidak ya, saya kira itu pak.

KETUA RAPAT :

Pertanyaannya begini bu, kalau tanpa ada kata harus disitu apakah sudah tercermin dalam . . . · itu bahwa itu adalah suatu yang komplimentary yang kompensery kalau tidak ada kata-kata harus.

AHLI BAHASA :

Jawaban saya setuju dengan apa yang telah dikemul<akan Pak Menteri tadi.

KETUA RAPAT :

Demikian F.PPP.

F. PPP {DRS. H. A. CHOZIN CHUMAIDY }:

Kalau memang dari segi bahasa apa yang dikandung maksud dari F.PPP itu bisa dipahami dan juga dari pemerintah juga saya kira tadi sudah menjelaskan kalau dari dua sisi saya kira sudah sama tentunya F.PPP tidak berkeberatan kalau usul F.PPP ini dikembalikan ker:i'ada naskah RUU, terima kasih. ·

KETUA RAPAT :

Saik dengan demikian untuk DIM pertama berjalan dengan mutus kita kembali ke, silahkan.

F. TNIIPOL (DRS. I KETUT ASTAWA) :

Pimpinan yang kami horamti, kita sekarang sedang membahas mengenai hal-hal yang menyangkut pengangkata Kapolri, kita juga disini didalam naskah RUU ada 8 ayat kita juga membahas yang hampir sama pada waktu pengangkatan Panglima dan diadakan satu: pembahasan dimana Pansus ini sama pak, tujuannya adalah agar hal-hal yang m.enyangkut itu jangan ada perbedaan, kalau toh ada perbedaan harus dapat kita jelaskan mengapa terjadi perbedaan.

Didalam RUU Pertahanan itu Cuma ada 4 ayat, 1 ,2,3,4, nah itu kalau kita klop disini begitu terinci sehingga nanti itmbul pertanyaan mengapa kok disinitidak perlu ada ayat yang ini bagaimana kita menjawab, kalau saya menyarankan hal-hal 8 ini kita perlu melihat apa yang sudah kita sepakati bersama dengan catatan kalau ada hal-hal yang memang· kehususaan dari pada Polri perlu kita tambahi mari kita bahas bersama terima kasih pak.

KETUA RAPAT :

Kalau pertanyaan itu diajukan kepada saya maka akan saya jawab UU Pertahanan Negara tidak bukan merupakan UU mengenai TNI sehingga barangkali yang ke 8 ayat yang ada dipolri ini mungkin kita bisa pararelkan pada saat kita membahas UU mengenai TNI, kalau Pertahan negara kan Cuma garis-garis besar pertahanan tetapi ya terserah pemerintah kenapa UU Pertahanan Negara sangat

(6)

simpel.mengatur pengangkatan Panglima sedangkan untuk UU Kepolisian Negara sedikit agak rinci.

PEMERINTAH:

. Pendirian kami bahwa sebenarnya didalam UU tentang Kepolisian ini diatur tentang tata cara pengangkatan dan pemberhentian Kapolri secara lebih rinci kalau sekiraya nanti kita membahas UU tentang tentara Nasional Indonesia mungkin akan diperincikan: juga secara lebih detail tata cara syarat-syarat pemberhentian dan pengangkatan dari Pangliama TNI, jadi sekarang ini memang lebih baik kita rumuskan secara detail demikian pendapat kami.

KETUA RAPAT :

Baik dengan demikian bagaimana TNI!POLRI. F. TNI POLRI :

Jadi kami .adalah supaya kita • mampuh Pansus ini menjawab kalau ada pertanyaan,kalau itu jawabannya pemerintah demikian, ya kami sependapat saja, berarti kita sudah mempunyai satu kesaman fisi didalam mer~1jawab kalau ada pertanyaan, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Baik silahkan silahkan F.PG.

F. PG (DRS. AGUN GUANDJAR SUDARSA ):

Saya hanya ingin mengajukan sebuah pertanyaan walaupun dalam DIM kami memang rumusan ini tetap, tetapi ada yang kami pertanyakan usul pengangkatan dan pemberhentian Kapolri yang diajukan oleh Presiden ini apakah sekaligus, ataukah terpisah maksud saya ketika seseorang itu diberhentikan, diangkat gitu itu kemungkinan-kemungkinan itu bisa saja terjadi gitu dalam bentuk surat yang berbeda apakah ususl pengangkatan dan pemberhentian beartikan ada dua, dua nama yang satu diberhentikan, yang satu diangkat tentunya denga alasan pemberhentian itu, nah lalu· juga pengangkatannya apakah pengangkatan itu juga termasuk disini dengan alasc;tn-alasannya dia diangkat apakah apakah ini yang harus kita clearkan agar jarigan sampai nanti penafsiran kita berbeda-beda lagi, tetapi dengan rumusan ini kalau pemahaman kitaseprti itu kami mohonkan kiranya juga dicantumkan didalam penjelasan Bab itu terima kasih.

KETUA RAPAT :

Silahkan pemerintah, tapi kalau melihat naskah disini pengangkatan dan pemberhentian berarti alasan pengangkatan · dan pemberhentian harus ada, tapi saya tidak tahu kalau pemerintah punya pikiran lain silahkan, memang ada dalam DIM 79 pak tatacara pengusulan itu diatur oleh Keppres silahkan pemerintah atas pertanyaan dari rekam kami dari F.PG.

PEMERINTAH ·:

Baik terima kasih,kalau membaca rumusan kalimat didalam ayat (2) ini memang itu harus dilaksanakan secara bersamaan, jadi tidak mungkin tidak akan adanya kepakuman tapi kalu saat itu di usulkan untuk berhenti maka pemerintah sekaligus pada saat itu juga mengajukan usul pengangkatannya karena didalam struktur ini yang perlu persetujuannya itu adalah Kapolri yang lain-lainkan tidak memerlukan persetujuan, karena itu tidak mungkin pemerintah mengganti Kapolri tanpa sekaligus mengajukan usul pengangkatan terhadap Kapolri yang baru, jadi untuk mencagah kepakutnan itu maka dirumuskan sedemikian rupa sehingga dua tindakan itu dilakukan sekaligus dan bersamaan sebenarnya didalam penjelasan Pasal 11 ini dikatakan persetujuan DPR-RI terhadap pemberhentian dan pengangkatan Kapolri dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

(7)

dilingkungan DPR usul pemberhentian Kapolri disampaikan oleh Presiden dengan disertai alasan yang sah antara lain masa jabatan Kapolri yang bersangkutan telah berakhir atas permintaan sindiri memasuki usia pensiun berhalangan tetap dijatuhi pidana dan seterusnya bila dewan menolak pemberhentian Kapolri maka Presiden menarik kembali usulannya dan dapat mengajukan kembali permintaan persetujuan untukpemberhentian Kapolri untuk pada masa persidangan berikutnya, jadi memang jiwa yang dikandung oleh pa~al ini ayat ini sebenarnya adalah membawa kedua tindakan itu akan dilaksanakan · secara bersamaan dan disini juga ada usul DPR persetujuan DPR itu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan DPR juga, jadi kalau misalnya terjadi satu saat nanti bahwa hanya pemberhentian tidak ada pengangkatan tapai DPR juga bisa menolak itu sesuai dengan mekanisme yang berlaku dalam Dewan sendiri.

T erima kasih. KETUA RAPAT :

Dan yang · pasti bahwa Kapolri yang diusulkan itl..l be rasa I . dari jajaran kepolisian pak, bukan orang lain.

PEMERINTAH :

ltu sudah dengan sendirinya UU ini mengaturnya ada peraturan demikian. KETUA RAP AT :

Seperti Pak agun diusulkan ~epot, jadi DIM 73 sepakat ya, silahkan F.PPP F. PPP (DRS. H. A. CHOZIN CHUMAIDY ):

Saya tertarik dengan ·Pak Agun dan jawaban Pak Menteri dari jawaban tadi Pak Menteri menyatakan bahwa penjelasan pasal itu permintaan itu atas permintaan sendiri bisa juga memasuki masa Pensiun sehingga dengan demikian diusulkan untuk diberhentikan mungkin enggak Pak Menteri disaat Presiden itu mengajukan pemberhentian untuk mengajukan pengangkatan Kapolri yang baru itu belum menemukan semacam satu calonnya yang pas yang sesuai dengan masukan-masukan dari k6misi kepolisian Nasional sehingga karena ini memang sudah pensiun dan apalagi permintaan sendiri itu harus diajukan pemberhentiannya tapi untuk pengangkata Kapolri yang baru belum bisa mungkin enggak itu terjadi kalau itu terjadi, nah dimana kita mengatur pasalnya itu, saya kira itu Pimpinan.

KETUA RAPAT :

Ya misalnya ada orang dikadar untuk dijadikan Kapolri tapi pangkatnya masih rendah kalau langsung diangkat timbul masalah sehingga d!tunggu dulu begitu maksudnya F.PPP.

F. PPP (DRS. H. A. CHOZIN CHUMAIDY ):

Tidak dalam rangka katakanlah mencari kematangan dulu di Kapolri, di Presiden sendiri siapa yang paling pas untuk Kapolri, tapi ini sudah ada pemberhentian karena ada usulan yang.. karena masa pensiunnya tadi, jadi akhiirnya parsial juga mengajukannya.

KETUA RAPAT : Silahkan Pemerintah. PEMERINTAH :

Baik yang pertama, Pasal 11 ayat (5) itu mengatakan dalam keadaan mendesak Presiden dapat memberhetikan sementara Kapolri mengankat pelaksanaan tug as Kapolri dan. selanjutnya dimintakan persetujuan dari DPR dan dalam ayat (7) dikatakan tentan·g tata carc:t pengusulan atas pengangkatan Kapolri sebagai mana tersebut dalam ayat (1) ayat (2) dan ayat (6) diatur lebih lanjut

(8)

dengari Keppres, jadi tatacara pengusulan didalamnya itu mengenai syarat-syarat kepangkatan karier dan sebagainya itu akan diatur dalam pp, Presiden internal Pemerintah tapi kalau sudah diajukan ke DPR nanti proses di Dewan adalah sesuai dengan mekanisme yang berlaku didalam Dewan sendiri, jadi saya kira pembahasan terhadap masalan ini harus juga dikaitkan secara langsung dengan ayat (5) dari Pasal 11 itu dalam keadaan mendesak inii dapat memberhentikan sementara Kapolri ini saya kira. perlu kita bahas bersama-sama dalam kaitannya antara Pasal 11 ayat (2) dan Pasal 11 ayat (5) karena ini berhubungan satu dengan yang lain didalam satu Pasal yang sama.

Terima kasih saudara ketua.

KETUA RAPAT :

Baik tapi ini jalan yang normal aja dulu pak, nimti kalau yang tidak normal diberikutnya pak, yang tidak mendesak asumsi kita yang normal-normal saja dulu bagaimana F.PPP sudah.

F. PPP {DRS. H. A. CHOZIN CHUMAIDY ):

Ya itu tadi pimpinan, ·kalau saya melihat di Pasal 11 ayat (5) itukan yang keadaan mendesak disebutkan ada satu keadaan. yang mengharuska Presiden memberhentikan sementaratapi maksud kami menyambung dari usul ternan F.PG Pak Agun itu pengangkatan dan pemberhentian itu, itukan kalau dalam ayat (2) itukan berarti satu pakettapi melihat penjelasannya mungkin juga tidak terjadi satu paket kalau katakanlah Kapolrinya itu pensiun atau minta mundur sedangkan Presiden belum menemukan siapa untuk Kapolri yang pas ini belum mengajukan, mengajukan itu dulu mungkin tidak terjadi kalau menurut saya kemungkinan bisa terjadi kalau melihat. penjelasan itu, nah kalau itu terjadi apakh perlu diakomodasi dalam Pasal 11 ini.

KETUA RAP AT :

Mungkin begini yang dimaksud pemberhentiannya definitif sudah, entah karena meninggal entah karena pensiun karena apa, tapi yang barunya enggak definitif karena jadi pelaksana tugas bisa enggak satu kesatuan itu terpisah?.

PEMERINTAH :

Terima kasih saudara ketua sebenarnya dalam keadaa normal diajukan bersama-sama seperti yang kita bahas dalam ayat (2) ktakanlah keadaan mendesak kapolrinya tewas otomatiskan kalau Kapolrinya meninggal dunia seketika itu kan dia tidak perlu persetujuan Dewan untuk memberhentikannya karena meninggal tiba-tiba, dalam keadaan seperti itu dalam keadaan yang mendesak seperti itu maka Presiden dapat mengangkat pelaksana tugas Kapolri untuk selanjutnya dimintakan persetujuan kepada DPR dengan perosedur yang biasa bisa saja pelaksana tugas itu tidak disetujui DPR untuk didefinitifkan sebagi Kapolri bisa juga dia disetujui, jadi kalau misalnya pensiun kalau sudah saatnya pensiun dimungkinkan dalam aturan.;aturan dan nanti akan diatur perpanjangan berapa bulan yang bersangkutan seperti dalam Praktek juga terjadi selama ini sehingga sebelum selesai pembahasannya sementara yang bersangkutan sudah pensiun maka diperpanjang katkanlah dalam waktu 3 bulan atau 6 sehingga masalah itu dapat diatasi tapi kalau dalam keadaan mendesak, mendesaknya ini yang p~rlu kita diskusikan agak mendalam supaya tidak terjadi kesewenang-wenangan kepada Presiden untuk melakukan penggantian Kapolri, jadi dalam menjelaskan istilah mendesak itulah nanti kita perlu lebih teliti merumuskannya dalam Pasal-pasal.

Terima kasih Saudara Ketua.

KETUA RAPAT :

(9)

F. PDIP (DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO, SH):

Saudara ketua, mungkin saya bisa sedikit membantu pada rekan dari F.PPP dalam sejarah polisi itu para pejabat yang reddy untuk menjadi nomor satu itu banyak ji:idi katakanlah yang sekarang ini para deputi para Kapolda jawa itu mereka ancang-ancang to be nomor one semua tinggal Kapolrinya nunjuk 1,2,3,4,5 begitu, jadi dalam ·sejarah polisi mmaupun ABRI ini sangat langka generasi penerus . ini kosong, sangat langka sekali mereka sudah siap itu.

Terima kasih. ·

KETUA RAPAT :

Begitu siapnya kadang-kadang masi ada orangnya sudah siap bagaimana rekan F.PPP.

F. PPP (DRS. H. A. GHOZIN CHUMAIDY ):

Baik kalau begitu saya pahami begini pak barangkali bahwa Pasal 11 ini mengamanatkan kepada kita bahwa pengangkata dan pemberhentian Kapolri itu harus dalam satu. paket jadi artinya pengangkatan, pemberhentian tapi kalau ada hal-hal yang sifatnya mendesak baru nanti kita atur, saya kira demikian diatur dalam pasal berikutnya.

KETUA RAPAT :

Silahkan Prof Askin.·

F. REF (PROF. DR. H. MOCH. ASKIN, SH ):

Kalau kita cermati DIM 79 nantinya ini barangkali usul F.PPP bisa kita akomodir kesini, bahwa tatacara pengusulan dan pengangkatan Kapolri diatur lebih lanjut dalam keputusan Presiden memang ada perdebatan disini apakah Keppres ataukan pemerintah tapi kalau boleh ini perdebatkan pada waktunya disini sya kira yang perlu memang kita jelaskan pada DIM 73 ini adalah alasan-alasan itu alasan yang dimaksud oleh F.PPP memang saya perlu kita bicarakan serius apakah masuk dipenjelasan apakah·nanti kita bicarakan pada DIM 79.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Silahkan Pak Ketut.

F. TNI/POL (DRS. I KETUT ASTAWA):

Kami mohon tanya kepada Pemerintah karena mungkin juga sudah menjadi suatu wacana ingin mengetahui. sebenarnya calon yang harus diajukan oleh pemerintah kepada DPR berapa orang, ini juga jangan sampai nanti terjadi sesuatu hal yang dicari UU-nya belum ada hingga timbul diskusi mungkin seyogyanyalah kalau bisa hari · ini kita tetapkan supaya nanti ada satu kepastian dalam pelaksanaannya ..

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

lni rupanya cuaca tidak begitu bagus pak, tadi pesawat sudah mau mendarat cuacanya jelak naik lagi, ya silahkan Pak Syatibi.

F. KB (DRS. ACHMAD SYATIBI):

Begini Pimpinan Pasal 73 ini menarik dan berkembang, tadi F.PG mengusulkan kemudian F.PPP in·i, redaksinya ini disertai dengan alasannya, itu kalau. pemberhentian mungkin tapi pengangkatan apa mung kin de nag alasan, Andi Mattalatta dilantik jadi Kapolri karena performennya menarik, penampilannya menarik begitu, tolong pak, kami mohon penjelasan ini.

(10)

KETUA RAPAT :

Masih ada pertanyaan sebelum kepemerintah, silahkan.

F. PG (DRS. AGUN GUANDJAR SUDARSA ):

Jac;Ji mohon maaf kalau sebetulnya DIM 73 . ini sudah selesai tapi karen a pertanyaan kami jadi. makan waktu lagi, tapi saya berpikir ini perlu pemahaman yang sama diantara segenap Anggota Pansus jika dikemudian hari muncul pertanyaan maka pembuat UU yang· palingkompoten untuk menjelaskan itu semua. Nah kalau dikaitkan dengan DIM No.79 itukan tatacara pengusulan atas pengangkata Kapolri jadi .yang dijawab atas komentar dari F.PPP itu saya rasa kurang pas kalau dh3.lrikan kesana itu hanya usul dan pengangkatannya justru yang jadi pertanyaan saya inikan usul pengangkatan dan pemberhentian itukan disampaikan oleh pemerintah menjadi satu kesatuan satu tindakan begitu, nah saya memahami, saya • mengerti · bahwa pengertian pemberhentian itu tadi juga sudah dijelaskan baik karena alasan pensiun atau karena alasan-alasan lain. Oleh karena itu menurut pendapat fraksi kami bahwa khusus menyangkut masalah pemberhentian ini, mungkin ini yang perlu ada perlakuan-perlakuan yang berbeda yang konsekwensinya itu juga berbeda apabila seseorang itu diberhentikan bukan karena faktor alasan pensiun karena ini inflikasinya juga secara politis ini bisa saja timbul masalah begitu pak, bisa diberhentikan kalau memang karena normal pensiun, saya malah bepikir tidak perlu lagi semacam pemberitahuan kepada DPR atau mungkin alasan wong sudah jelas pensiun, apakah itu juga masih harus selalu sehubungan dengan telah mencapai usia pensiunnya saudara ini, kan saya pikir enggak begitu, sehubungan dengan diberhentikan karena alasan pensiun maka mengusulkan pengangkatan jenderal polisi titk, titik, titik begitu, nah maksud saya, jadi antara apakah pemberhentian yang dalam konteks secara normatif karena memang peraturail perundang-undangan sudah memasuki usia Pensiun dia sudah selesai apakah itu juga harus disampaikan dalam bentuk alasan-alasan apakah itu juga masuk dalam kontek secara keseluruhan menjadi satu kesatuan juga baik itu alasan karena pensiun maupun . .alasan diluar pensiun itu juga semuanya harus disampaikan alasan-alasannya. itu satu pak lalu yang kedua menyangkut masalah pengangkatan nah ini alasannya ini apa gitu pak . . . alasan diangkatnya yang bersangkutan untuk menggantikqn yang d.iberhentikan itu , inikan jadi persoalan-persoalan gitu pak apakah karena memang alasan-alasan Dewan Kepangkatan, yang ada di peroses Internal Kepolisian atau mungkin karena alasan lain jadi jangan sampai nanti alasan-alasan ini juga bisa lain-lain lagi begitu.

Nah ini yang saya pikir a... perlu Klarifikasi diantara kita dan kalau menyangkut masalah pak Pimpinan masalah usulan pertanyaan dari Fraksi TNI POLRI apakah satu apakah dua kalau saya cenderung untuk menafsirkan rumusan DIM ini ya satu gitu, karena pada hakekatnya pengangkatan Kapolri itu sebetulnya hakekatnya itu adalah kewenangan Presiden sebagai penyelenggara Pemerintahan. Artinya tapi tetap dalam rangka kontrol publik dalam rangka lndependensi Kapolri dalam m.enjalankan tugasnya agar tidak mudah serta merta copot begitu saja ada keterlibatan DPR dalam proses pengangkatannya dalam konteks kemandirian dan sebagainya.

Jadi menanggapi TNI pak ... saya menafsirkan ya satu pak ... jangan dua-dualah jadi ke DPR cukup satu aja terima kasih.

KETUA RAPAT

Silahkan pak Margono

F-PBB (A.SUMARGONO ) ·

T erima kasih pak ..

Mengenai Dim tujuh tiga ini ·kita ambil yang praktis yang sekarang sedang berlaku pak ya .. jadi dalam hal ini Kapolri apakah itu instituti mengajukan cal on kepada Presiden . .Presiden nanti akan· menentukan beberapa atau jurnlahnya juga

(11)

nanti akan di .di apa namanya apa tiga apa dua baru diajukan ke DPR hasil seksi ini, kalau disini usul pengangkatan dan pemberhentian Kapoiri diajukan oleh Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat sesuai dengan alasannya. Proses sampai ke Presidennya kan aktual sekarang int harus melalui Kapolri, sebetulnya menjawab pertanyaan apa Fraksi TNI itu saya sudah punya tambahan khusus begitu barang kali bisa dimasukan tambahan Pasal, pengusulan pengangkatan calon Kapolri, sebagaimana dimaksud ayat 1,2 dan 6 diusulkan oleh apakah institusi atau Kapolri disini saya coba-coba memberikan institusinya barangkali Majelis Penilaian Kepangangkatan dan karir misalnya pak contoh.

Kemudian calon · Kapolri yang dijukan sebanyak-banyaknya lima orang presiden sebanyak-banyaknya juga yah Presiden memilih sebanyak-banyaknya tiga orang dari caJon yang dijukan oleh kelembagaan tadi kepada Presiden ke DPR sebagaimana diatur di dalam Pasal ayat 2 Pasal 11 Undang-undang a ... ini yah , jadi kita disini enggak tahu sejarahnya yang akan dipilih oleh Presiden calonnya darimana kan sesungguhnya dari Polri pak Polrinya itu apa apakah Polri, apa lnstitusi a itu persoalannya betul juga menanggapi pertanyaan dari TNI masa calonnya satu saja kalau kita Makamah Agung sebagai contoh itukan ketentuannya mencalonkan dua orang suruh pilih yang mana salah satu, nah DPR mencalonkan kepada Presiden · 2 orang Presiden tinggal pilih saya pikir bisa analog seperti itu kira -kira pak jadi ini bisa di formalitaskan tambahan terima kasih.

KETUARAPAT Pak Dharto. silahkan ·

F-PDIP (DRS. SIDHARTQ DANUSVBROTO, SH)

Saya ingin merifer pendapatnya pak Margono, PBB dan GOLKAR dan juga sekaligus dari Fraksi TNI yang dilimpah ke DPR memang harus iebih dari satu kalau ayat ·1 ruang suara rakyat ini kurang diaku dan sikan ini, ini arah dari pad a Reformasi ini pak yah ... seluruh Republik ini harus ada peran DPR tuk memilih Gubernur Bank Indonesia, Jaksa Agung, Mahkamah Agung , Kapolri itu harus ada peran DPR peran rakyat untuk memilih Who is the best dari tiga dari lima ya .. lah Undang-undang ini supaya menentukan jumlahnya apa tiga apa lima ini supaya ditentukan disini pendepatnya saya demikian terima kasih.

KETUA RAPAT Ya silahkan

FKB (DRS. EFFENDI CHOIRIE)

Saya ingin menyambung pemikiran yang berkembang saya kira menarik usulan pak Sidharto, kemudian TNI bahwa ini harus disebut berapa jumlahnya nah kalau itu maka berarti perlu ada ayat baru kan atau a pa namanya langsung digabung pada ayat 2 pada DIM 72 ini. Nah usul saya pertama harus lebih dari satu labih dari satu bisa dua bisa tiga bisa lima tetapi jumlah harus kita sebut mungkin minimal jumlah itt..i tiga dengan argumen saya kir'a kita bisa cari yang lebih rasional soal ini, itu usulan kongkrit dari saya tetapi kita mencoba kembali kepada DIM ini , ini sesungguhnya Tap tujuh yang )<emudian dengan segala macam Jmplikasinya termasuk saya kira DIM 72 ini a ... ya 73 ini inikan lmplikasi dari Tap tujuh dan Tap enam tahun 2000 . lni yang menjadi problem kita dan menurut saya ini akan menjadi predeksi saya akan terus menjadi problem dimana pemahaman sampai sekarang belum selesai antara sebagian besar A sebagian kelompok masyarakat dan kita sendiri dimana kepolisian ada yang pemahamannya menganggap selesai itu memang Aparat Negara Pemerintah sekaligus Publik sehingga ruang publik harus masuk disitu salah satu penjelmaannya DPR harus terlibat, Tapi ini juga punya konsekwensi-konsekwensi logis termasuk kasus kemarin Sknya begitu.

(12)

ltu kemudian terlibat pada permainan politik disatu sisi di sisi lain kalau murni misalnya Presiden saja tidak ikut keterlibatan DPRI bisa saja Presiden menggunakan semena-mena. Nah kita mendengar ban yak a... argumen mendengar banyak masukan bahwa ini a ... Tap tujuh sebaiknya yang akan datang misalnya begitu dicabut saja dan segala macam tapi karena kita sekarang bukan dalam rangka itu bahkan itu kita jadikan patokan atau standar atau pegangan untuk penjelmaan pad a poin-poin · didalam Undang-undang ini. Nah ini paling tidak untuk mengingatkan kita bagaimana memberikan rumusan-rumusan yang sekiranya bisa mengakomodasi banyak kepentingan yang berkembang diluar yang masuk pada kita dengan demikian maka a... hal-hal yang kemarin-kemarin terjadi itu tidak terulang kembali termasuk misalnya soal nama yang tidak jelas satu loh misalnya kok hanya satu misalnya itu juga pertanyaan berkembang kenapa ga dua kenapa ga tiga dan segala macam nah oleh karena itu saya kira cukup mengakomodasi apabila a ... kita beri ruang ya sudah lebih dari satu dua atau tiga atau sampai lima itu terserah nah usul saya itu tadi sekitar tiga saya kira itu terima kasih.

KETUA RAPAT

Wah enggak habis-habis ini, silahkan

FPG (DRS. AGUN GUNANDJAR SUDARSA)

saya interupsi dulu pak .. interupsi pak .. pak andi..?

KETUARAPAT

Ya interupsi itu bukan subtansi silahkan

FPG (DRS. AGUN GUNANDJAR SUOARSA)

Saya hanya interupsi saja bahwa pada hakekatnya DIM ini sudah diketok. Yang menjadi pertanyaan kami itukan pertanyaan atas DIM yang sudah kita setujui ini agar jangan menimbulkan tafsiran yang berbeda1 kami mengusulkan pertanyaan

kami adalah tentang a ... pengahgk~tan dan pemberhentian dan itu sudah dijelaskan kalau itu memang dipahami satu· kesatuan tindakan ya kami sudah merasa cukup jelas gitu itu itu yang ingin saya sampaikan pada Pimpinan terim(l kasih.

KETUA RAPAT

Masih ada ....

FTNI/POLRI (DRS. I KETUT ASTAWA)

Terima kasih pak jadi walaupun sebenarnya pada DIM yang kita bahas itu kami sependapat dan tidak ada tetapi kan waktu acaranya ada pak jadi justru untuk kalau itu tidak akan terjadi a ... pa ... interprestasi yang berbeda-beda bahwa kami tadi bertanya kepada Pemerintah memang seyogyanya mungkin Pemerintah dulu tetapi karena sudah ada pendapat-pendapat sekarang kalau itu pendapatnya kami mengeluarkan Pendapat I kalau tadi · bertanya kami sekarang buat pendapatnya ya .. itukan tadi baru bertanya pak tetapi sekarang setelah semuanya mengeluarkan Fraksi-fraksi gilioran kami untuk mengajukan pendapat. Jad'i kalau TNI Polri berpendapat bahwa justru disini perlu ditegaskan cuma satu pakl memang prosesnya dari Kapolri bisa saja lima kemudian sampai ke Dewan kepolisi apa ... Lembaga Kepolisian Nasional ini Juga memberi pertimbangan kepada Presiden. Nah Presiden berdasarkan pertimbangan-pertimbangan itu memutus hanya satu itulah yang diajukan sekarang tinggal DPR ini bisa setuju atau tidak kalau tidak setuju dikembalikan konsekwensinya Presiden mengajukan kembali itu pak I jadi karen a Presiden a DPR itu memberi persetujuan tidak ada unsur memilih itu a .. risena kami terima kasih .

(13)

KETUA RAP AT

Baik supaya Pemerintah bisa memberikan jawaban konprensip mungkin begini pak kaedahnya kita bagi tiga dari Polri ke Presiden, urusan Polri ya tentu melibatkan Dewan Kepangkatannya, Komisi Kepolisiannya dimana diatur dalam Kepres sesuai dengan DIM 79 dari Presiden ke Dpr urusan Undang-undang begini diatur pembahasan di DPR urusan Dpr sesuai dengan Tata tertib mungkin itu kaedahnya lalu yang kedua fungsi dpr disini apa memilih atau menyetujui ya tetapi begini pengalaman selama ini kalau Lembaga-lembaga yang bersikap esembling BPK, Mahkamah Agung, yang p6sisinya Lembaga Tinggi Negara ya DPR itu ya memilih tapi itu urusan-urus·c:m internal Pemerintah yang memerlukan kontrol DPR, misalnya menyetujui seperti 81, dan mungkin Kepolisian memang ada untung ruginya pak kalau Cuma satu Presiden tidak boleh main-main dalam mengajukan calon karena bisa ditolak oleh DPR jadi harus selektif betul clari awal kalau lebih dari satu dia bisa main-main lempar tiga seperti pemilihan bupati dijaman-jaman dulu lempar tiga mainkan satu orang bermainlah di DPR mana yang kita pilih silahkan .

PEMERINTAH

T erima kasih saudara Ketua

Pemerintah dalam merumuskan Rancangan undang-undang ini tetap mengaju kapada Tap tujuh tahun 2000 kalau kita simak hati-hati ketentuan Pasal tujuh ayat tiga dari Tap itu meng?takan Kepolisian Negara Republik Indonesia di Pimpin oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan rakyat. Jadi tidak bisa lain Pasal ini kecuali di tafsirkan Pasal tujuah ayat tiga ini bahwa kewenangan untuk mengangkat · dan· memberhentikan Presiden Kapolri itu ada ditangan Presiden tapi bedanya dengan mengangkat Menteri-menteri yang lain pengangkatan Kapolri itu harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat jadi agak berbeda konsepnya ketika kita memilih Hakim Agung memilih Anggota BPK yang Nota bene sebenarnya adalah Lembaga Tinggi Negara yang pengisiannya itu, memang melibatkan dua pihak Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat dilain pihak sehingga mekanismenya ada yang mengusulkan ada yang melakukan pemilihan kemudian mengusulkan kembali dan Presiden kemudian menetapkannya. Dalam hal Kapolri sama sekali bukan Lembaga Tinggi Negara Kapolri seperti dikatakan didalam Tap tujuh itu juga berada dibawah Presiden .

Dengan demikian sebenarnya kewenangan pada umumnya sebenarnya dan praktek Ketatanegaraan kita selama lebih 50 tahunpun sebenarilya pengangkatan Kapolri itu sepenuhnya adalah kewenangan Presiden tetapi mengingat perkembangan dan tuntutan yang berkembang akhir-akhir ini diperlukan juga adanya partisipasi. untuk keterlibatan dari Dewan Perwakilan Rakyat dalam proses pengangkatan Kapolri itu. Maka sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam Pasal 7 ayat 3 ini kewenangan tetap ada ditangan Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat yang hanya dapat menyetujui atau tidak menyetujui calon yang diajukan oleh Presiden itu sama sekali tidak diberikan kewenangan kepada Dewan oleh Tap ini untuk melakukan pemilihan seperti pemilihan Hakim Agung, atau pemilihan pemilihan BPK dan lain-lain sebagainya seperti yang sudah diatur oleh Undang-undang 14 tahun 85 misalnya. Karena itu kalau kita mencermati hati-hati ketentuan-. ketentuan didalam Pasal 11 ini sebenarnya yang diajukan itu kalau oleh Dewan itu

kewenangannya hanya menyetujui atau menolak, tentu Presiden tidak dapat mengajukan lebih dari pada satu calon dan kalau Presiden mengajukan lebih dari satu calon nanti Dewan dibe.rikan kewenangan untuk melakukan pemilihan sedangkan semangat dari T~p 7 itu adalah menyetujui jadi menyetujui atau tidak menyetujui, tidak memilih seperti yang diusulkan oleh yang terhormat saudara Efendi choiri minta maaf dan juga beberapa dari Jadi sebenarnya yang. Pemerintah memang demikian dan a sangat berbeda dengan Hakim Agung yang boleh ada apa namanya propertes segala macam big and propertes saya kira DPR tidak

(14)

melakukan big and propertes terhadap caJon Kapolri karena yang ada adalah disetujui atau tidak disetujui kalau tidak disetujui niaka Presiden akan mengajukan a .. cal on yang baru dan ini juga: $ebenarnya memberikan uang a ... menyempitkan uang kemungkinan Kepolisisasi proses pencalonan dari Kapolri itu mengingat sebenarnya jabatan Kapolri itu adalah jabatan karir. seperti ·juga diatur did a lam Pasal-pasal 11 ini tentang caJon Kapolri itu jelas dikatakan didalan Pasal 6 adalah. didalam Pasal 11 ayat 6 caJon Kapolri adalah Perwira Tiriggi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang masih aktif dengan memperhatikan jejak kepangkatan dan karir jadi tidak mungkin orang dari luar akan menjadi Kapolri dan mekanisme didalam itu akan di atur dalam Keputusan Presiden yang tadi sudah diuraikan oleh yang terhormat dari Fraksi TNI Polri tapi kami berharap juga semoga mekanisme Internal DPR pun juga berarti tidak tidak seperti proses pemilihan Hakim Agung dalam melakukan pemilihan te~hadap Kapolri ini jadi kalau misalnya nanti di fit and · proper tes bisa kelabakan juga terus tadi Pak Bimantoro bisik-bisik saya katanya sebab kalau kalau di big Propertes katanya repot dan mungkin tidak ada yang terpilih jadi Kapolri katanya. Terima kasih saudara Ketua.

KETUARAPAT

Saya kira tuntas penjelasan Pemerintah silahkan pak Effendi Choiri Lampunya masih menyala merah

F-KB (EFFENDI CHOIRI)

Sekedar ini aja mau melanjutkan sedikit bagaimana dengan tadi Menteri menyebut sesuai dengan perkembangari baru jadi adanya persetujuan DPR itu sesuai dengan tuntutan perkembangannya nah kalau ada tuntutan perkembangan baru atau tuntutan baru bukan hanya satu tetapi minta lebih dan itu tidak harus melalui fit and propertes tidak model pemilihan sepeti yang dilakukan terhadap Mahkamah Agung atau yang lain tetapi semuanya disetujui atau tidak disetujui oleh DPR misalnya Pemerintah atau Presiden mengajukan 3 orang kalau disetujui semua disetujui nah disini, saya kira bisa beberapa aspek positif bisa kita ambil juga satu misalnya kita ingin menur:tjukan bahwa di Kepolisian ini banyak Kader-kader yang layak memang untuk menjadi Kapolri satu yang kedua, ketika dari sini misalnya disetujui setelah diajukan tiga orang disetujui lagi sam a DPR ketika salah satu diantara mereka dipilih itu juga tidak main-main ternyata kami diajukan bukan sendirian beberapa orang tapi kami yang dipilih oleh Presiden. Nah dengan demikian maka akan lain dia ketika melakukan tugas-tugasnya tidak lagi sembarangan tidak lagi semberono tidak lagi ngaco nah karena ada yang lain yang juga berkualitas yang lain yang juga mampu yang lain yang juga punya reputasi . baik terbukti diajukan bersama-sama diasaat seperti itu . ltu saya kira aspek-aspek positif lain yang bisa kita peroleh ketika beberapa nama diajukan itu saya kira apanamanya argumen yang kita sampaikan . Terima kasih

. .

KETUA RAPAT ,

Jadi pertanyaan yang minta dijawab atau iya silahkan ... PEMERINTAH .

Terima kasih saudara Ketua a .. terhadap pertanyaan anggota yang terhormat saudara Effendi choiri, Pemerintah · tidak melampaui apa yang sudah ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat jadi kalau sekiranya didalam Rancangan Undang-undang ini harus me .. me .. apa narnanya menerima konsep bahwa harus diajukan beberapa nama Pemerintah berpendapat harus diadakan amandemen terhadap Tap MPR ini lebih dahulu dan karena ini masalah diluar kewenangan dari Pemerintah jadi . sementara yang dijadikan konci deras dalam menyusun Rancangan Undang- undang ini adalah Tap 7 sendiri dan Pemerintah berpendapat bahwa ketentuan dalam Pasal 7 ayat 3 dari Tap tujuh tahun 2000 ini tidak bisa ditafsirkan lain kecuali bahwa Presiden mengusulkan a presiden mengangkat apa

(15)

namanya Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat jadi tidak terbuka tafsiran lain dalam Pasal 7 ayat 3 ini yang memungkinkan · untuk diajukan beberapa cal on dan kemudian dilakukan semacam pemilihan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. terima kasih saudara Ketua

KETUARAPAT

Ya rupanya sudah hampir satu jam untuk DIM ini ya silahkan PPP · F-PP (DRS. H.A. CHOZIN CHUMAIDY)

Terima kasih Pimpinan

lni sekedar menyampaik~m pengalaman juga bahwa OPR ini pernah memberikan persetujuan beberapa pengangkatan Pejabat Tinggi Negara atau juga beberapa Pejabat dalam Lembaga-lembaga Pemerintah yang non Departemen . yang bukan Pejabat Tinggi Negara sepadang KPU dan KPKPN itu Presiden mengajukannya lebih dari yang diminta seperti KPU itu 11 dalam ketentuannya Undang-undang Presiden mengajukannya 22 dipilihlah disetujui 11 KPKPN bahkan lebih banyak kalau gak salah tera!<hir disetujui 35 atau 45 oleh DPR . lni tidak hanya anggota MA atau anggota Mahkamah Agung disana ini pertama yang kita sampaikan . Jadi sebetulnya kalau toh yang diajukan persetujuan eh dimisalkan calon itu lebih dari satu untuk Kapolri, :saya kira bisa bisa juga dan alasannya saya kira Pak Menteri apa nanti kalau begitu berarti malah aman di atau mengamandemen Tap MPR Pasal 7 ayat 3 karena Pasal7 ayat 3 pun itu juga bisa diartikan dalam memberikan persetujuan bisa lebih yang diajukan itu bisa lebih dari satu tetapi sebetulnya alasannya kalau kita mengatakan bahwa harus satu itu sebetulnya alasan Pak Menteri yang pertama yang saya lebih cenderung itu apa Polisi itu Jabatan karir Polisinya ad.alah Alat Negara dan Polisi ini supaya dalam rangka untuk menghindari Politisasi Polisi karena kalau diajukan lebih dari satu maaf barangkali · katakanlah tiga saya takut ini nanti calon-calon Kapolri ini berbondong-bondong ke DPR. DPR Lembaga Politik ada yang dekati PPP ada yang dekati GOLKAR ada yang dekati POI waduh jadi nanti jadi Kapolrinya Golkar Kapolrinya PPP Kapolrinya PKB ·ya PKBiah boleh ada Polisinya .

lni sebetulnya yang kami kawatirkan dengan bentuk persetujuan semacam . ini saja sebetulnya Tap MPR in·i seakrab maju hebat ini loh Polisi sebagai alat Negara yang dibawah Presiden masih diminta persetujuan DPR ini luar biasa sepertinya sudah langkah .. maju j~di oleh karen a itu barang kali menu rut saya memberikan persetujuan satu i~u itu sudah satu persetujuan yang sangat baik . Terima Kasih

KETUA RAPAT

Ya baik jadi . Falsafahnya memang menghindarkan Polisi menjadi alat Kekuasaan sehingga memerlukan persetujuan DPR tapi sekaligus menghindarkan Polisi dari Politisasi di DPR setuju .... Setuju .. ya ~

F.PDU (PROF. DR.

H.

TEUNGKU MUHIBBUDIN WAL Y) : Saudara Pimpinan

Kalaulah memang kita sudah menyetujui itu itu bisa saja kemungkinan bolak-balik antara DPR dengan Presiden memakan waktu itu tidak disetujui oleh DPR tentu minta calori yang lain dari Presiden bisa terjadi kalau yang kedua tidak disetujui oleh DPR kembali lagi kepada Presiden apakah tidak baik kita cantumkan dalam Undang-undang itu suatu jangka sebab apabila soal Kapolri ini berlama-lama itu bisa terjadi.

KETUA RAPAT :

Ada jangka waktunya di DIM berikut, baik dengan demikian DIM ini selesai ya.

(16)

(RAPAT: SETUJU)

DIM 7 4, ini jangka waktu, FPG silakan.

F.PG (DRS. AGUN· GUNANDJAR SUDARSA) :

Jadi DIM 74 ini sebetulnya apa yang dipertanyakan pembicaraan terakhir, jadi yang dipertanyakan oleh Fraksi kami. yaitu konsekuensi pengangkatan Kapolri ini setelah adanya TAP VII mem<mg ada keterlibatan DPR dalam konteks ingin menempatkan Polri agar kedudukannya dalam menjalankan tugas dan fungsinya ini tidak serta merta bisa dijadikan ·semacam tanda petik aiat kekuasaan presiden sehingga perlu ada·nya persetujuan DPR, dan oleh karena itu mungkin pada kesempatan ini . pula karena rumusan keterlibatan juga bagaimana kita mengakaitkan merumuskan dalam Undang-undang ini juga adf.l sisi kepentingan pemerintah dan ada sisi kepentingan DPR dalam rangka menempatkan kapolri ini agar lebih terjamin pelaksanaan tugasnya, maka kami juga ingin mepertanyakan tentang jangka waktu paling lambat 20 hari ini karena menurut pendapat kami apabila jangka waktu 20 hari ini dikaitkan dengan msa sidang dan masa reses dewan itu juga bisa menimbulkan persoalan, ini yang kami ingin mohonkan adanya klarifikasi.

Tetapi kami mengusulkan kalau 30 hari kerja ini bisa terhindar artinya tidak pernah ada masa reses itu yang melebihi sampai dengan 1 bulan pengalaman kami, tetapi tidak tahu apakah . mung kin di kemudian hari bisa saja terjadi, kalau itupun terjadi mungkin kami juga tidak ngotot harus30 hari artinya kami mencoba realistis dengan fakta yang ada, ini yang ingin kami pertanyakan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Kecuali kalau DPR dibekukan bisa 30 hari lebih, saya kira PPP juga demikian ya mempersoalkanj~mgka waktu.

Silakan.

F.PPP (DRS, H.A. CHOZIN CHUMAIDY):

Bisa penjelasan sedikit, jadi usulan DIM PPP ini ada 2 makna sebetulnya yang ingin kami sampaikan pertama ingin juga meminta penjelasan dari Pemerintah mengapa menetapkan 20 hari, kedua memang PPP mungkin agak mengagetkan dalam artian ·meminta waktunya itu 3 bulan bukan 20 hari, maknya sebetulnya yang terkandung kalau itu diajukan kepada DPR supaya DPR ada satu kesempatan yang agak panjang agak lama dan agak dalam di dalam kerangka memberikan pertimbangan termasuk antara lain dalam kerangka kita juga mendapatkan masukan-masukan dari masyarakat, walaupun saya yakin bahwa calon Kapolri yang akan diajukan oleh Presiden itu sudah melalui suatu proses yang lama dan panjang juga dari beberapa pertimbangan yang saya kira agak lengkap juga, tetapi DPR juga memerlukan suatu waktu juga untuk memberikan pertimbangan-pertimbangannya dan menampung aspirasi-aspirasi dari masyarakat

Jadi intinya msaalah tentatif waktu saja .barangkali Pak, kami ingin mendapatkan penjelasan alasan kenapa 20 hari menurut Pemerintah.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ya kata-kata yang dipakai PPP panjang, lama, dan dalam. Silakan Pak ukuran 20 hari tiu apa cu!<up confident atau bagaimana.

(17)

PEMERINTAH :

T erima kasih Saudara Ketua.

Memang kalau menjelaskan jumlah hari itu sulit · sekali untuk menyusun argumentasinya, sama juga orang tanya kenapa jari kita lima, kenapa sholat itu lima waktu, itu sudah sekali menjawabnya kenapa harus begitu,· memang pikiran pemerintah agar supaya masalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang relatif pendek supaya tidak terjadi kevakuman dan tidak lama-lama pejabat sementara atau pelaksana tugas Kapolri itu menjalankan tugasnya mengingat tugas-tugas penting dari kep61isian ini supaya dalam waktu yang tidak terlalu lama segera dapat dipilih dapat diangkat Kapolri yang definitif itu.

Sebenarnya 20 hari disini adalah 20 hari kerja, jadi biasa dalam Undang-undang begitu hari minggu tidak dihitung hari libur tidak dihltung tetapi pemerintah tidak keberatan sekiranya dalam penjelasan dikatakan bahwa pemerintah mengusulkan itu harus pada masa sidang DPR, jadi andaipun 30 hari seperti yang dikatakan oleh Yth. Dari FPG terbuka juga kemungkinan akal~akalan dari 0 pemerintah atau Presiden, tau besok reses terus besok dikirimkan reses 30 hari,

30 hari tidak ada jawaban lantas kemudian definit diangkat Kapolri itu.

Jadi Pemerintah tidak keberatan kalau ditambahkan dalam penjelasan bahwa jangka waktu 20 hari itu Presiden mengajukan itu dalam masa sidang DPR, jadi kalau di masa reses kita tidak boleh mengajukan calon Kapolri karena bisa timbul akal-akalan disana. 0

Mengenai 20 harinya kita fleksibellah untuk kita diskusikan, tetapi saya merasa perlu bawha ditegaskan tidak boleh mengajukan itu di masa reses, saya kira penting . Jadi dengan niat baik dari Pemerintah supaya nanti Pemerintah yanga akan datang mudah-mudahan tidak menfaatkan

celah-celah ini. ·

Terima kasih saudara Ketua.

KETUA RAPAT :

Baik, pada prinsipnya semuanya setuju dengan pembatasan wal<tu, cuma apakah 20 hari atau 30 hari itu yang sementara kita dlskusikan, lalu usul yang terakhir dari Pemerintah supaya ada penjelasan diusulkan dalam masa sidang, kalau di akhir masa sidang diusulkan sama saja Pak, jadi bagaimana merumuskan ini, diusulkan akhir reses berarti selama reses tidak dihitung hari kerja, bisa lama dia menjabat. Jadi kita batasi diskusi kita hanya menyangkut tentaif jumlah hari tetapi kita sepakat bahwa ada jangka waktu.

Silakan PDIP.

F.PDI PERJUANGAN (PANDA NABABAN):

lni untuk menambah pengetahuan dulu, apakah di masa reses itu sesuai dengan tatib atau apa tidak boleh demi kepentingan bangsa dan negara dipanggilin semuayang beranggung jawab tidak boleh.

KETUA RAPAT:

Boleh dalam Tatib ada.

F.PDI PERJUANGAN (PANDA NABABAN):

Kalau boleh ngapain kita bikin-bikin reses di dalam.

KETUA RAPAT:

Tetapi saya tidak tahu ada· konsekuensi anggaran ya, kalau orang sudah berkunjung ke daerah tiba-tiba dipanggil pulang.

F.PDI PERJUANGAN (PANDA NABABAN):

Tetapi bamus yang menyerahkan kepada Komisi berapa atau Bamus menyerahkan kepada sini misalnya.

(18)

· F.PPP (DRS. H.A. CHOZIN CHUMAIDY) :

Saya kira tambahan Pimpinart kalau yang menyangkut masalah persetujuan DPR bagaimana mekanismenya, itu saya kira tidak dalam Undang-undang ini, itu kan intern kami di DPR, karena persetujuan itu bisa dengan pleno bisa juga mungkin Bamus, bisa juga .dengan Komisi I atau Komisi II, jadi saya kira kita tidak perlu atur disini, itu urusan intern.

KETUA RAPAT :

Yang dimaksud Pak Panda m1 exercise dalam mencari kemungkinan-. kemungkinan bahwa 20 hari itu DPR bisa bersidang dalam waktu yang segerakemungkinan-.

Sambil melanjutkan demi keadaan mendesak saya isi 5 menit silakan. F.PDU (PROF. DR. H. TE.UNGKU MUHIBBUDIN WAL Y) :

Saudara Pirnpinan, boleh saya bertanya kaerna yang dimaksud dengan 20 hari itu adalah 20. hari kerja sedangkan yang libur dalam sebulan itu adalah 8 hari $abtu, Minggu. Jadi kalau kita tidak menambah kata kerja kita katakan saja 22 hari, jadi orang bisa paham, tetapi kalau kita menetapkan 20 hari berdasrkan hari kerja kita harus tambah kata kerja kalau kita mengambil kata 20, kita pilih yang mana.

Terima kasih.

F.PDIP (V.B. DACOSTA, SH) : Terima kasih ..

Masalahnya menjadi sama saja 20 hari kerja itu hari kerja umum atau hari kerja DPR, tiu masih pertanyaan lagi. Tetapi barangkali begini kita bisa mengambil jalan yang lebih smose baranglai ya, pendapat-pendapat suadh kita ajukan Pemerintah sudah mendengar ini semua dan pemerintah juga berkepentingan menjaga supaya ini tidak menjadi bahan main-main dengan mengacu kepada rumusan kita, apakah bisa dengan menampung semua ini Pemerintah membuat rumusan apa punya staf yang sementara kita berunding menyusun itu, saya kira ada legal drafter ada Dirjen ada tenaga-tenaga lain merumuskan ini semua ajukan sementara kita rapatkan, sementara kita berdialog terus, tokh semua sudah sepakat jc:mgan menjadi bahan main-mainan dengan mengacu kepada rumusan ini sebagai dasar hukumnya. Apa bisa begitu? lni hanya saya tawarkan saja, bagaimana pendapat kawari-kawan dari Fraksi-fraksi.

F.PDI PERJUANGAN (PANDA NABABAN):

Pimpinan, jadi cerita 20 sama 30 itu belum jelas, tadi ada 20 sesuai dengan usul Pemerintah, aad. saran dari rekan 30 hari, itu saya pikir secara tajam belum dijawab, itu bagaimana. Kalau boleh Pimpinan, jadi tadi ada usul 20 hari sesuai dengan RUU sekarang ada usul~n 30 hari, tetapi prinsip kita sudah setuju ada pembatasan, tadi ada usul baru lagi 20 hari kerja jadi masalah hari kerja DPR atau hari kerja nasionai, karena sabtu Juga hari kerja orang juga, tetapi maksud saya ini kalau boleh dari Pemerintah me.ngenai 20 atau 30 itu yang menjadi ini karena tadi biar bisa menjadi pegangan kita. · ·

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Silakan Pemerintah, reasoing yang reasoble dari kata kerja pemerintah, tentu pemerintah juga mengetahui tata kerja DPR hitungan-hitungan harinya bisa pas ..

PEMERINTAH :

T erima kasih saudara Ketua.

Soal waktunya 20 hari at~u 30 hari itu tergantung kesepakatan kita saja, sulit mencari suatu reasoning yang dapat diterima oleh semua pihak kenapa 20 kenapa 30, kalau kita sepakat 20 ya 20, kalau kita sepakat 30 hari ya 30 hari, ettapi

(19)

kami dari sisi pemerintah tidak 1ng1n nanti ini ada celah-celah yang dapat dimanfaatkan baik oleh pemerintah sekarang maupun pemerintah · yang akan · datang, tiu memanfaatkan waktu ini sehingga pada waktu reses diajukan 30 hari lewat disetujui, jadi bagaimana kalau kita usulkan bahwa kalau sepakat 20 atau sepakat 30, jadi misalnya dalam 20·hari kerja pada masa sidang DPR.

Jadi memang jelas itu, ,kalau begitu pemerintah tidak bisa mengajukan kalau masa sidang tinggal kurang dari 30 hari tidak bisa diajukan, jadi dengan mempertimbangkan, kami concern betul jangan sampai yang akan datang jadi akal-akalan, tinggal kita merumuskan kalimatnya seperti apa, 20 dan 30 nya kita sepakati saja. · ·

Terima kasih. KETUA RAPAT: Silakan.

F .PKB (DRS. A. EFFENDI CHOIRIE) :

Pimpinan, ini .ada dua hal satu soal jumlah hari, yang kedua soal kekhawatiran ada akal-akalan sehingga diusulkan pada masa sidang. Sebetulnya yang kedua ini tidak usah khawatir karena kalau dilihat dari kalimatnya "dalam jangka waktu paling lambat 20 hari seterusnya hari terhitung sejak tanggal surat Presiden diterima oleh DPR" , nah pengertian diterima oleh DPR ini kan buikan sekedar diterima oleh pimpinan atau sebagian komisi atau sebagian fraksi, itu berbicara dengan DPR berarti berbicara paripurna, itu otomatis.

Nah hal ini bisa dilakukan tentu pada saat tidak reses pada saat persidangan, kalau reses otomatis tidak bisa lewat paripurna atau persidangan secara umum oleh DPR; oleh karena itu saya kira kekhawatiran itu, ini bukan tafsir tetapi pemahaman bahwa semua keputusan tidak bisa karena Pimpinan DPR itu meskipun masa reses tetc:~p sidang disini, tetapi tidak mewakili DPR ketika ada sesuatu, kecuali sekedar jliru bicara atau tugas-tugas protokoler administratif.

Sehingga ketika ini diajukan kepada DPR dalam keadaan reses tetapi disini ada pimpinan, itu tidak bisa dianggap cukup karena masa reses, karena tidak disetujui melalui proses paripurna DPR. Oleh karena itu kekhawatiran itu saya kira tidak perlu ada, itu satu ..

lni kedua tentang hari, saya kira berapa saja, ini segera kita putuskan 20 hari oke tetap seperti usulan pemerintah, 30 hari juga tidak soal.

Saya kira itu, terima kasih .. KETUA RAPAT:

Justru yang pertama ini timbul persoalan ini, apa yang dimaksudkan dengan diterima oleh DPR, kalau suratnya sampai ke · DPR tanggal 10 Agustus paripurnanya 17 Agustus, 7 hari mati. Mungkin lebih bagus 20 hari sesudah keppres keluar.

Silakan Pak.

F.PDU (PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDIN WALY):

Saya ada dua hal, hal yang pertama apa yang telah dipertanyakan oleh dari PKB tadi, itu apakah sudah terjadi· ataukah memang ada bayangan yang lalu ada sebagian sudah sampai kepada DPR tetapi tertahan sehingga seolah-olah sampai kepada Pimpinan OPR itu berarti sudah sampai ke DPR, oleh karena itu kita melihat misalnya DPR itu sifatnya umum bukan sifatnya mutlak, kalau umum maka DPR itu pengertiannya harus keseluruhan tetapi kalau mutlak maka kepada sebagianpun sudah dianggap, karena mutlak tetapi kalau umum itu kalau kurang satu tiu belum dianggap lagi dia harus keseluruhan Pimpinan dan dewan, seluruhnya.

Kemudian yang kedua mengenai dengan kata 20 hari, kalau terjadi hal-hal yang bersifat darlirat apakah dua puluh hari itu bisa saja masanya masa panjang,

(20)

dia bisa terjadi apa yang terjadi, oleh karena itu maka saya berpendapat jangan kita bataskan 20 hari ~etapi terserah bagaimana pendapat dari keputusan dari DPR itu tentang limitnya, o ini tidak bisa 20 hari ini gawat sekali, harus dalam minggu ini juga karena itu karena terpaksa dalam minggu itu kita harus selesaikan semuanya. Jadi . saya lebih setuju jangan dibikin tetapi sesuai dengan permasalahan daruratnya. bagaimana, ada daruratnya yang be rat ada daruratnya yang ringan. Kalau daruratriya yang berat ini waktunya 20 hari itu bisa terjadi apa yang terjadi. lni sek.edar pandangan saja, setuju atau tidak setuju tetapi itulah kenyataan melihat kepada permasalahan karena tidak setiap permsalahan itu ada yang terjadi. lni masalah fardhuyah namanya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Jadi bahasa yang dipakai disini adalah paling lambat 20 hari Pak, bisa sehari bisa seminggu tetapi jangan lewat 20 hari, begitu lewat 20 hari ayat berikutnya yang mengatur Pak, otomatis.

F. REFORMASI (PROF. DR. MOH. ASKIN, SH) :

Saudara Ketua, tadi Pimpinan menawarkan waktu yang 20 hari, · 30 hari atau yang 3 bulan, meskipun fraksi kami menyatakan tetap, tetapi setelah mendengarkan diskusi ini ·. saya berpikiran l.ain bahwa waktu ini justru penting, bahkan saya menawarkan ··seperti yang berlaku dalam perundang-undangan yang sudah ada, ya paling lama 2 minggu saja, cukup yang 2 minggu karena ini saya kira sangat perlu diperhatikan bahkan jangan lagi kita singgung bahwa terhitung atau kta kaitakan dengan hari kerja, jangan, jangan kita berpikiran negatif mengenai itu, sudahlah berjalan apa adanya 2 minggu terhitung sejak surat Presiden itu diterima, jangan kita kaitkan dengan hari kerja DPR jangan lagi berpikir begitu, sehingga saya justru mengatakan ;2 minggu sudah cukup, sepertinya berlaku pada misalnya pada permohonan kasasi dan !ain sebagainya, itu suadh ada format-format demikian, meskipun tidak pas untuk itu tetapi saya kira waktu yang 2 minggu itu sudah cukup, kenapa terlalu lama mengenai hal ·ini, sudah dipikirkan lebih masak lebih matang oleh dewan pertimbangan kepangkatan dari kepolisian sendiri. Dan ini hanya persetujuan yang akan diberikan, tidak akan dibahas lagi disitu apakah memenuhi persyaratan atau tidak · sesuai dibahas dalam dewan pertimbangan kepangkatan.

lni hanya sekedar hal-hal yang prinsipil, apakah ada hal-hal yang tidak perlu disetujui itu calon kapolrinya tidak perlu masuk ke dalam mencampuri urusan kapolri yang tentunya dari hari ke hari sudah terlihat calon-calon tersebut, jadi saya cenderung untuk tidak. terlalu mengambil jangka waktu yang lama kita berikan waktu yang singkat saja, ·dan waktunya jangan dikaitkan dengan waktu yang m.asa reses dan sebagainya saya setuju dengan Saudara Pak Panda tadi bahwa bagaimana kalau tiba-tiba keadaan darurat terjadi, itu juga jangan kita mengikat, karena kalau itu terjadi bisa kita melanggar terhadap undang-undang yang kita buat ini,: jadi sudahlah berlaku apa adanya ini, bahkan saya menusulkan bukan hanya 20 tetapi 2 miggu saja atau 14 hari, sedangkan kata harus kalau bisa dihilangkan saja supaya tidak terlalu melebih-lebihkan lembaga itu · karena kata harus itu, dengan menghilangkan kata harus itu saya kira akan terjadi penghalusan kalimat, ada ahli bahasa di belakang.

Saya kira itl.J yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan kita bisa sepakati,

terima kasih. · ·

KETUA RAPAT: .

Baik jadi ada 3 masalah Saudara Pemerinth, yang pertama kuantitas jumlah hari berapa, yang kedua apa yang kita masudkan dengan hari, apa hari kerja apa hari berganti malam termasuk minggu kita hitung, yang ketiga sejak kapan, sejak

(21)

diterima oleh DPR dan .. dimaksud sejak diterima oleh DPR diterima secara administratif di DPR melalui kurir atau seperti yang disampaikan oleh saudara Effendi diterima pada saat disampaikan di paripurna, kalau alternatif yang terakhir dipakai diterima pada saat disampaikan di paripurna itu bisa lewat satu minggu dua minggu karena tergantung kapan ada paripurnanya.

Silakan Pak.

PEMERINTAH :

Terima kasih saudara Ketua.

Kalau demikian Pemerintah sebenarnya tetap saja menggunakan jumlah 20 hari itu untuk memberikan · waktu yang cukup bagi DPR untuk mempersiapkan segala-galanya, ettapi kami tetap concern tentang masa reses itu, kami terima kasih kepada Prof. Askin atas kepercayaan kepada Pemerintah ettapi saya tetap saja mengganggap soal itu jangan sampai, saya tetap saja menduga bahwa kemungkinan celah-celah itu akan dimanfaatkan oleh pemerintah karena kita membuat Undang-undang ini, kami ini kita-kita ini sudah tidak disini lagi tetapi itu akan dimanfaatkan celah-celah seperti itu, ettapi disisi pemerintah sebenarnya jangka waktu kapan start 20 harr itu, sejak surat itu diterima oleh Pimpinan DPR, karena bagi kami di luar sebenarnya menyampaikan surat itu adalah kepada pimpinan DPR, sebab kalau diatpr waktunya 20 hari sejak paripurna, kita tidak tahu surat kepada pinipinan mungkih paripurnanya sebulan kemudian, dan itu akan memperlambat proses ini, jadi kami dari pihak luar DPR menyampaikan itu sudah duterima oleh Pimpinan DPR kami anggap sudah diterima oleh DPR, tergantunglah bagaimana mekanisme dalam DPR sendiri dalam membahas usulan Presiden untuk mendapatklan persetujuan atau tiadk disetujui tentang pengangkatan, pemberhentian Kapolri inL ·

Tetapi kami tetap menganggap kalaulah boleh setidak-tidaknya dalam penjelasan disebutkan bahwa menyampaikan permintaan persetujuan itu dengan mempertimbangkan masa persidangan DPR, jadi dengan demikian tidak menjadi yang kita sebut akal-akalan tadi di msa-msa yang akan datang.

Terima kasih saudara Ketua. · KETUA RAPAT:

Kalau bisa kami refind kembali apa yang dimaksud pemerintah, di batang tubuh seperti ini ettapi dalam pe.njelasan disebutkan terhitung sejak diterima DPR dalam arti diterima secara administratif rr)elalui sistem, dan yang kedua masa 20 hari itu hendaknya mempertimbangkan 20 hari itu tidak terpotong oleh masa reses, penyampaiannya ke DPR dengan mempertimbangkan bahwa 20 hari tidak terpotong masa reses, itu mung kin bisa masuk di. penjelasan.

PEMERINTAH :

Masa 20 hari itu dengan mempertimbangkan masa persidangan DPR yang sedang berjalan.

KETUA RAPAT:

Jadi hal-hal yang terakhir masuk di penjelasan, setuju ?

(RAPAT: SETUJU)

DIM 75, ini yang Pak Muhibbuddin yang selalu katakan, tetapi semuanya tetap disini, dalam hal DPR tidak memberikan jawaban dalam waktu tersebut maka dianggap DPR menyetujuinya, semua setuju?

(22)

DIM 76, dalam keadaan mendesak , kcuali TNI/Polri apa yang dimaksud dalam keadaan mendesak, barangkalj TNI/Polri mewakili kita semua, apa yang dimaksudkan dengan mendesak.

Sikan Pemerintah ja~ab dulu Pak.

PEMERINTAH :

Sebenarnya mendesak ini sudsh dijelaskan di dalam penjelasan, dari Pasal 11 ayat 5 itu, dalam penjelasan dikatakan keadaan mendesak adalah keadaan yang mengharuskan Presiden m~mberhentikan sementara Kapolri, sebeluim DPR menyetujui pemberhentian Kapolri maka Presiden dapatr menunjuk seorang perwira tinggi yang mas.jh aktjf sebagai pelaksana tugas Kapolri dengan memperhatikan jenjang kepaangkatan dan karir. Jadi sebenarnya suatu keadaan yang mengharuskan Presiden · · memberhentikan sementara Kapolri, kita tidak keberatan untuk mendapatkan masukan-masukan dari fraksi-fraksi untuk lebih memperjelas maksud dari keadaan mendesak ini. Sementara ini Pemerintah akan merumuskan pengertian mendesak seperti dalam penjalasan Pasal 11 ayat (5).

Terima kasih Saudara Ketua.

KETUA RAPAT:

Kami kemalikan ke Fraksi-fraksi, PDIP silakan.

F .PDIP( DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO, SH) :

Terima kasih saudara K:etua, mengapa fraksi kita minta ini dihapus supaya yang berkembang yang terjadi pada masa-masa lalu itu tidak terjadi lagi, ini dipakai sebagai salah satu manuver politik ini tidak terjadi lagi, itu satu.

Keduanya organisasi TNI/polri itu organisasi yang sudah mapan, jadi anytime ada Kapolri sementara diberhentikan karena emergency , itu sistem going on, yang saya ketahui demikian, sistem itu solid sekali disitu, sekjen para deputy atau kalau di TNI Wakasad dan para asisten itu solid sekali, jadi saya pikir kenapa Fraksi kita minta ini dihapus karena tidak terlalu, jadi proses pemilihan Kapolri itu tetap melalui proses yang normal saja.

Terima kasih. ·

KETUA RAPAT:

Silakan FPG.

F.PG (DRS. AGUN GUNANDJAR 5) :

Dari Golkar pada hakekatnya sama, kami juga mengusulkan ini dihapus dengan pertimbahgan tidak jauh berbeda dengan PDIP karena kalau dalam keadaan mendesak ini tafsirannya sangat luas dan saya berpikir kalupun menghadapi hal-hal yang emergency saya berkeyakinan struktur organisasi di lingkungan Polri itu akan berjalan sebagaimaha adanya contohnya misalnya Kapolri sedang menjalankan ibadah haji otomatis tidak perlu mengangkat PLH Kapolri, saya pikr tugas kesehari-harian itu tetap dilakukan oleh wakilnya dan Kapolri yang tetap sedang menjalankan ibadah haji juga tetap Kapolri, disanapun tetap Kapolri yang sedang melaksanakan ibadah haji, tetapi tugas operasional sehari-hari di dalam negeri mu'ngkin wakil itu, dan itu secara administratif kan biasanya kapolri itu memberikan penugasan secara khusus untuk hal'-hal tertentu, · tetapi dalam hal-hal yang sifatnyamungkin tidak bisa dilimpahkan tetap Kapolri

waktu ibadah haji sudah harus pulang ya pulang.

Jadi saya berpikir tidak terlalu urgen konteks mendesak ini, kalaupun ini tetap Pemerintah memasukkan ya kami hanya bisa toleransi apabila dalam keadaan mendesak itu hanya mungkin dapat diberikan penjelasan contoh kasus misalkan tidak bias dihindari dia harus dicppot, karena misalkan dugaan melakukan pelanggarn hukum tetapi pelanggaran hukum ini katakanlah dia bisa diberhentikan sementara, smentara ·proses katakanlah pelanggaran itu harus dibuktikan terlebih

(23)

dahulu,apakah dia melanggar hukum ata~ tidak, paling pengertian saya keadaan mendesak seperti itu, tetapi keadaan ! mendesak yang lain-lain saya belum nenemukannya. Jadi saya berpikir: seperti1

itu Bapak Pimpinan. Terima kasih. ·

KETUA RAPAT:

Tertangkapbasah apa maksudnya il1i, basah lalu ditangk~p. FPPP silakan.

F.PPP (H.A. CHOZIN CHUMAIDY} :

Terima kasih Pimpinan. ·.

Dalam usulan PPP memang kareria kami memang belum paham betul ini tentang bunyi butir ini, maka PPP memaho/li kalau memang Kapolri itu berhalangan tetap

ya.

sudah saja tugas-tugas Kapolri dilakukan menurut bidang yang ada, katakanlah apakah satu contoh misalnya'! oleh Sekjen dan tidak perlu dimintakan persetujuan kepada DPR, karen a kalau : itu diberikan persetujuan kepda DPR , kalau OPR nya tidak menerima denga sat4 pejabat itu kan menjadi masalah .

. Jadi menurut PPP sudah saja kalau memang ada keadaan mendesak katakanlah umpamanya berhalangan tet~p, ya sesuai dengan mekanisme yang ada apa kata aturan yanga da · di kepdJisian ya angkat saja apa Sekejen apa Deputy untuk melaksanakann tugas itu dan tidak perlu dimintakan persetujuan oleh DPR, dan nanti pada s<;:~atnya kalau memang sudah ada calonnya ya ajukan kepada DPR untuk di setujui.

Saya kira demikian, Pimpinan.

KETUA RAPAT:

F, Reformasi silakan.

F. REFORMASI (PROF. DR. MOH. ASKIN, SH} :

Semula ada usul penggantian redaksi tetapi usul kami cabut kembali karena kurng sesuai dan itu berarti kami ingin mempertahankan kosep dari pemerintah dan meskipun demikian kami mendapatkan kejelasan oleh karena setelah mendengarkan penjelasan dari anggota dewan yang terhormat di dalam pemikiran kami berkembang ingin mendapatkan suatu jawaban bahwa apakah dalam tenggang waktu 20 hari misalnya yang diperlukan untuk pengangkatan Kapolri adakah pejabat yang menggantikan mengambil keputusan dalam hal-hal yang dipandang sangat mendesak itu, nah kalau dikatakah ada dan mungkin dilakukan saya kira memang beralasan pasal ini tidak perlu kita adakan ini. Tetapi kalau tidak ada dan harus Kapolri dan keadaan mendesak itu tentunya dikatakan itu perlu dipertahankan pasal itu. lni saya· kira perlu jawaban dari Pemerintah.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Jadi ini masalah plaatfull, t~taepi memang ada hal yang perlu dijelaskan disini oleh pemerintahkarena disini disebutkan memberhentikan sementara, bukan memberhentikan secara defiflitif, kalau memberhentikan sementara apa perlu DPR ikut serta, bukan pemberhentian definitif. ·

Silakan.

PEMERINTAH :

Terima kasih sauadra Ketua.

Kalau memebrhentikan sementara tentu DPR tidak perlu memberikan persetujuan atau tidak setuju terhadap pemberhentian sementara itu, dan memang kalau ada hal-hal yang mendesak tetapi menurut pendapat kami mendesaknya itu yang harus dipertegas jangan sampai istilah mendesak itu kemudian menimbulkan kesewenang-wenangan atau disalahgunakan oleh

Referensi

Dokumen terkait

Kolom (3) diisi dengan angka target yang akan dicapai untuk setiap indikator kinerja sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;8. Kolom (4) diisi dengan Realisasi

SARI WATES INDAH

bahwa salah satu usaha untuk menjamin terwujudnya pejabat di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bersih, jujur, dan sadar akan tanggung jawabnya

Tataletak yang baik dari segala fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk membuat operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien.. Berdasarkan aspek

Alhamdulillahirobbil „aalamiin dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Hasil yang didapat dari pembuatan aplikasi ini terdapat dua komparasi antara sinyal asli dengan sinyal asli + noise dan sinyal asli dengan output aplikasi, kedua komparasi

n) Untuk menambahkan menu baru misalkan “Test” maka ketikkan langsung pada tempat yang kosong pada baris untuk toolbar project anda. Dan secara otomatis akan muncul baris

Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa penelitian dengan judul “ Hubungan Antara Religiusitas Dengan Sikap Terhadap Pornografi Pada Siswa Sekolah Menengah