Menuju
Budaya
R i s i ko
Menuju
BERITA
jalan
tol
NO. 161 2016S
udah Setahun ini Jasa Marga memiliki direktorat baru yakni Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Sebagai perusahaan besar dan berkembang, Jasa Marga layak memilikinya karena melalui manajemen risiko berbagai kemungkinan risiko yang kelak akan terjadi bisa diantisipasi atau diminimalisir.Dengan demikian dapat melindungi pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Selain itu mampu meningkatkan kesejahteraan karyawan, melindungi
aktivitas karyawan, dan sebagainya. Yang jelas melalui pengelolaan risiko perusahaan akan lebih berhati-hati menjalankan bisnisnya.
Dalam pengelolaan risiko kita mengenal 8 kategori risiko yang harus diantisipasi, namun untuk Jasa Marga hanya melakukan 5 kategori yakni risiko regulasi, risiko ekonomi dan keuangan, risiko pengembangan usaha, risiko pengoperasian, dan risiko sumber daya manusia.
Kita berharap melalui pengelolaan risiko, perusahaan mampu meminimalisir risiko sehingga laba terus meningkat.
REST
AREA
INOVASI
18
20
Mengenal teori Generasi
KPM Jawa Cabang Surabaya-Gempol Percepat tangani Kebakaran Rumput
DAFTARISI
daftar
isi
2
saLaM
Redaksi
JALUR
UTAMA
4
Mencari Petugas Operasional terbaik 2016
Mengatur Waktu
aneka info dan Peristiwa Seputar Cabang Semarang
14
PESAN
MANAJEMEN
JALUR
KHUSUS
PATROLI
3
8
Redaksi menunggu tulisan anda, baik tulisan ilmiah popular, berita kegiatan maupun naskah lain yang ada kaitannya dengan penyelenggaraan jalan tol.
website : www.jasamarga.com
JALUR
KHUSUS
VARIASK
10
12
16
13
24
26
27
Pentingnya inovasiKATA
KITA
RAGAM
CABANG
REST
AREA
APA
KABAR
Jadikan Manajemen Risiko Sebagai Budaya
JALUR
KHUSUS
RAGAM
CABANG
22
27 tahun Cabang Jakarta-Cikampek Siap Mempertahankan Juara
@PtJaSaMaRGa
Pandu Djajanto
Budaya Risiko Galeri Kegiatan Korporat
inovasi unggul Jasa Marga
Pengelolaan dan Penyampaian informasi Perusahaan
temu Karya Mutu
Jelang Jasa Marga Awards 2016
efektif, efisien dan implementasi
161
Jasa Marga traffic information Centre 14080 atau 021 80880123, Live streaming www.jasamargalive.com
Dalam sebuah bisnis apalagi bisnis besar, berkembang pesat, dan telah menjadi perusahaan terbuka, dimana publik ikut menjadi pemegang saham, tentu tak ingin merugi. Sekecil apapun risiko kerugian itu harus ditekan. Untuk itu berbagai langkah dan tindakan harus diperhitungkan yang kemudian kita kenal dengan sebutan manajemen risiko.
Pembina:Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Pemimpin Redaksi: Moh Sofyan Wakil Pemimpin Redaksi: Dwimawan Heru Santoso Redaktur Pelaksana: Lisye Octaviana, Imad Zaky Mubarak
Editor: Iman Juansyah, Yudha W. Pramuka, Herald Galingga W, Marlina Ririn Indriyani, Irra Susiyanti, M. Sonny Saputra, Alce Agustina, Faiza Riani Fotografer: Anang Kontributor/Reporter:
Edi Sukardi (Jagorawi), Yulianti (CTC), Dondi (Semarang), Iwan Abrianto (Jakarta-Cikampek), Djuarta Dinata (Jakarta-Tangerang), Agus Tri Antyo (Surabaya-Gempol), Rayadi (Belmera), Heri Yulianto (Purbaleunyi), Dodo Adroni (Palikanci), Sintia Putranti (PT Trans Marga Jateng), Trisno Yuwono (PT Marga Kunciran Cengkareng), Wijaya (PT JLJ), Nurnaningsih (PT Marga Lingkar Jakarta), PT Marga Trans Nusantara, Sri Urini (PT Marga Nujyasumo Agung), Ryan (PT Marga Sarana Jabar), PT Jasa Layanan Pemeliharaan, Drajad Hari Suseno (PT Jasamarga Bali Tol), Roedi Poerwanto (PT Transmarga Jatim Pasuruan), Ronald Pardede (PT Jasamarga Kualanamu Tol) Unit Produksi dan Distribusi: Pinta Yulianti Diterbitkan Oleh: Departemen Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Tbk, berdasarkan SK Direksi Nomor 152/KPTS/2014 Konsultan Media: PT TIPEKS Dicetak Oleh: PT TIPEKS Izin Terbit: SK Menteri Penerangan RI Nomor 1085/SK/DITJEN/PPG/STT/1987 Alamat Redaksi: Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta 13550. telp. (021) 8413 630, 8413 526. Fax. (021) 8779 3976
www.m yphar
macar e.ca
Pandu Djajanto
direktur kepatuhan
dan Manajemen Risiko
d
ok
. C
or
comm
K
ita Ketahui BeRSaMa bahwa memasuki usianyayang ke-38 tahun, Jasa Marga terus mengalami perubahan dan peningkatan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, globalisasi dan integrasi pasar keuangan sehingga membuat kompleksitas kegiatannya semakin tinggi. Kompleksitas kegiatan yang semakin meningkat tersebut mengakibatkan tantangan dan eksposur risiko yang dihadapi juga semakin besar.
Melihat perkembangan tantangan dan risiko usaha jalan tol yang semakin besar, maka diperlukan berbagai macam upaya untuk memitigasi risiko tersebut. Oleh karena itu diperlukan
Budaya Risiko
adanya peningkatan peran dan fungsi kepatuhan serta satuan kerja kepatuhan dan manajemen risiko dalam pengelolaan risiko kepatuhan. Untuk itulah tahun lalu Jasa Marga membentuk direktorat baru yakni Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko.Hal ini dilakukan juga selaras dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-01/BMU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola yang Baik (Good Coorporate Governance). Bicara tentang risiko, risiko merupakan suatu yang dapat mempengaruhi sasaran perusahaan. Salah satu atribut risiko adalah ketidakpastian, baik dari sesuatu yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui.
Nah, dalam penyusunan strategi yang baik, kita harus memperhatikan risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam konteks eksternal maupun internal perusahaan, dan melakukan antisipasi perlakuan risiko bila memang risiko tersebut menjadi kenyataan.
Dengan telah ditetapkannya Jasa Marga sebagai perusahaan pengelola jalan tol yang semakin hari mengalami peningkatan dan perkembangan yang luar biasa, maka kita harus memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pemakai jalan. Apalagi Jasa Marga telah ditetapkan menjadi perusahaan terbuka yang harus mempublikasikan seluruh keadaan yang terjadi kepada pemegang saham.
Konsekuensi sebagai perusahaan publik, salah satunya kita harus mengikuti protokol Capital Market yang antara lain diperintahkan, selain menjalankan kegiatan yang bersifat
governance juga harus mencatat risiko yang mungkin saja terjadi.
Risiko itu termasuk dari beberapa sudut pandang yang berkaitan dari bisnis usaha.
Sebenarnya, ada delapan kategori risiko yang harus kita perhatikan namun Jasa Marga hanya fokus pada lima kategori saja yakni risiko regulasi, risiko ekonomi dan keuangan, risiko pengembangan usaha, risiko pengoperasian, dan risiko sumber daya manusia. Semua kategori ini sudah kita lakukan dan hasilnya makin hari mengalami peningkatan.
Kita berharap, tahun depan risiko sudah menjadi budaya dari perusahaan kita karena dengan demikian, kita menjadi sensitif terhadap berbagai gangguan yang mungkin terjadi dalam dunia usaha. Mari kita bangun perusahaan ini dengan baik.***
JALUR
UTAMA
4
dalam sebuah bisnis apalagi bisnis besar, berkembang pesat, dan
telah menjadi perusahaan terbuka, dimana publik ikut menjadi
pemegang saham, tentu tak ingin merugi. Sekecil apapun risiko
kerugian itu harus ditekan. untuk itu berbagai langkah dan
tindakan harus diperhitungkan yang kemudian kita kenal dengan
sebutan manajemen risiko.
www.m ypharmacar e.ca
Menuju
Budaya
Risiko
M
anaJeMen RiSiKO merupakan sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik serta keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Proses pengelolaan risiko tersebut mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan. Risiko ini dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.Sehubungan dengan itulah sebagai perusahaan jalan tol terkemuka yang terus berkembang dengan aset yang terus bertambah, Jasa Marga butuh pengelolaan risiko agar lebih hati-hati menjalankan bisnisnya. Selain bisa menjaga laba perusahaan dengan baik, perusahaan juga mampu menekan berbagai kemungkinan kejadian yang mengarah pada kerugian. Apalagi sebagai
perusahaan jasa layanan masyarakat, kita harus memberi layanan yang baik pada pemakai jalan.
“Kita ini kan harus menjalankan dua fungsi pada pelanggan yakni memberi keamanan dan kenyamanan. Pemakai jalan harus benar-benar merasakan nikmatnya saat melintasi jalan tol baik secara teknis maupun penyelenggaraannya,” ujar Pandu Djajanto, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko.
Terkait dengan itulah sejak setahun lalu perusahaan menambah lembaga baru yakni Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Hal ini dilakukan juga berkaitan dengan Peraturan Menteri BUMN No.PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Coorporate Governance) pada BUMN.
Lembaga ini menaungi Divisi Risk Quality and Management, Divisi Legal, Community Development Program, dan Corporate Secretary khususnya bidang Compliance.
Minimalisasi Kerugian
Manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang kesehatan dan keselamatan kerja pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident modeldari ILCI (International Loss Control Institute), dan semakin maraknya isu lingkungan serta kesehatan.
Manajemen risiko bertujuan untuk meminimalisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’.
“Kita beruntung memiliki Pak Pandu yang sangat berpengalaman. Seperti kita ketahui risk management akan lebih berkualitas bila diisi orang yang memiliki pengetahuan luas dan jaringan banyak,” ujar Nixon Sitorus, Vice President Risk & Quality Management. Dengan adanya direktorat ini, harapan kedepannya Jasa Marga makin memiliki kinerja bagus.
“Manajemen risiko memang wajib ada seiring semakin besarnya aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Dan, tidak banyak BUMN yang memiliki direktorat ini kecuali perusahaan perbankan. Jadi hanya perusahaan yang memiliki aset besar saja yang memiliki manajemen risiko dan kita masuk ke kategori tersebut,” tambah Nixon.
Banyak manfaat yang dapat kita raih dengan adanya manajemen risiko, terutama untuk perencanaan strategis ke depan yakni lima sampai sepuluh tahun lagi. Risiko bisa di bidang politik, hukum, sosial, teknis, operasional atau finansial.
“Seperti kejadian yang lalu saat berlangsung Pilkada, bupati baru terpilih membuat peraturan baru. Ternyata program tersebut mengubah rencana kami, ini kan risiko namanya,” jelas Nixon. Budaya Risiko
Mengenai risiko sebenarnya Jasa Marga telah lama mengenalnya. Beberapa investimentovalor.blogspot.com
BERITA
jalan
tol
no. 161 2016JALUR
UTAMA
6
d ok . BJ twaktu lalu, Nixon bersama Satria Ganefanto, yang menjabat Vice President Risk & Quality Management sebelum Nixon, pernah melakukan analisis risiko terhadap sebuah proyek.
“Setelah melakukan analisis risiko, ternyata risikonya sangat tinggi, kita pun melaporkan hasil ini ke Badan Usaha Daerah (BUD), akhirnya pembangunan ditunda hingga situasi ekonomi membaik dan jumlah kendaraan cukup banyak. Kalau saat ini dilakukan pembangunan, tidak laku,” jelas Nixon.
Biasanya dengan membuat analisa, risiko yang tadinya tinggi bisa diturunkan kadar atau tingkatannya, syukur bisa memberi keuntungan finansial.
Mengingat pentingnya pengelolaan risiko, Jasa Marga terus meningkatkan dan menajamkan berbagai ilmu yang terkait dengan risiko. Bahkan kita juga melakukan kerjasama dengan sebuah pusat studi di Bandung. Selain itu juga melakukan sharing dengan perusahaan lain baik BUMN maupun swasta. Alhasil pemahaman Jasa Marga terhadap risiko cukup tinggi dan akhirnya menjadi pembelajaran bagi perusahaan lain. Nixon mencontohkan, Kimia Farma dan Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan (PPA&K), pusat studi analisa risiko yang ada di STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara).
“Saat ini kita sedang membangun sadar risiko dan kita targetkan tahun 2017 risiko sudah menjadi budaya, bukan hanya di level atas tapi juga di level operator. Dengan sadar risiko, harapannya, semua
menjadi hati-hati dalam bertindak, penuh perhitungan, tidak lalai, dan tidak ada kecelakaan kerja,” ujar Nixon.
Untuk menunjang harapan itu, saat ini Divisi Risk and Quality Management (DRQM), telah melakukan berbagai hal seperti workshop tentang risiko, pelatihan, sosialisasi ataupun diskusi. Di tingkat teknis memasang pengaman, membuat pagar, rambu peringatan, alat pelindung diri dan sebagainya.
Sementara di bidang operasional, Nixon mencontohkan, begitu masuk musim hujan biasanya timbul banjir, pastinya akan timbul risiko genangan. Maka, yang harus kita lakukan mengunjungi jalan tol untuk mitigasi, misal cek saluran, cek endapan agar semua berfungsi. Selain itu kita juga harus memperhitungkan risiko pohon tumbang dan papan reklame sebab jika hujan sering disertai angin kencang.
Menuju budaya sadar risiko, DRQM pun telah melakukan Maturity Level Management yang fungsinya untuk mengetahui tingkat kepahaman tentang manajemen risiko. Dalam Maturity Level Management ini, pertanyaan di level top manajemen berbeda dengan level dibawahnya. Dan hasilnya, pemahaman risiko di Jasa Marga sudah cukup baik. Lebih Ringkas
Boleh dibilang sejak hadirnya Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko, Community Development Program (CDP) bagai dibangunkan dari tidur panjangnya, ”Mendadak kita melakukan banyak aktivitas, kita bekerja seperti berlari,” ujar Prihandayani, atau yang akrab dipanggil Yani, General Manager CDP.
Pada peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-70, CDP telah melaksanakan Program 17-08-45 dengan merenovasi 17 sekolah dasar dan memberikan air bersih selama 8 hari berturut-turut, yang dilaksanakan serentak di 9 kantor Cabang, serta memberi bantuan 45 sepeda motor bagi guru teladan yang bermukim di sekitar kantor Cabang.
“Kami diberikan target oleh Direksi untuk membuat banyak program, sementara posisinya saat itu masih pertengahan tahun. Karena perintah maka kami laksanakan, kami coba salurkan dana yang ada sesuai dengan program yang kami canangkan,” jelas Yani. Meski hingga akhir tahun, target yang ditentukan
belum tercapai, namun Yani puas karena CDP yang dulunya dikenal PKBL bisa ‘menggeliat’ kembali.
Dijelaskan oleh Yani, sebelum direktorat ini ada, CDP atau PKBL dibawah naungan Bagian Keuangan sehingga proses tanda tangan di Divisi Finance. Sementara sekarang karena sudah dibawah Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko maka keuangan bisa ditangani sendiri. Lebih mudah, simpel, dan cepat.
“Dulu saat masih di bawah Direktorat Keuangan, semua proses harus
melibatkan keuangan kantor pusat dan Direktur Keuangan. Kondisi ini makan waktu cukup lama. Sekarang sejak ada Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko bisa dilakukan serba sendiri sehingga cepat,” tambah Yani.
Yani menjelaskan, hingga September 2015 dana yang disalurkan baru sekitar Rp90.000.000. Namun karena dikejar target, CDP membuat berbagai program hingga akhirnya November 2015 berhasil menyalurkan dana sekitar Rp5 milyar. Dan hingga akhir tahun 2015 dana yang sudah tersalurkan mencapai Rp30 milyar.
Lantas bagaimana dengan target tahun 2016? “Yang jelas kita harus mencapai target, mulai dari sekarang kita harus berlari karena banyak sekali program yang kita buat,” jelas Yani. Yani mengakui Pak Pandu banyak mengarahkan program-program yang layak dibuat, kemudian beliau mengawasi. Kinerja harus maksimal, tepat sasaran dan tepat guna.
Bulan Agustus lalu, CDP berusaha menjajaki pedagang di Pasar Santa, Kebayoran Baru. Menurut Yani, di sana
Prihandayani
General Manager Community Development Program
nixon Sitorus
Vice President Risk & Quality Management
banyak pedagang yang terbelit hutang pada rentenir akibat tidak ada modal usaha, “Rupanya dulu ada koperasi yang memberikan pinjaman kepada pedagang. Namun, entah kenapa koperasi itu tutup, sehingga pedagang terpaksa mengundurkan diri dari keanggotaan, akibatnya mereka pinjam ke rentenir. Kita berusaha masuk ke sini supaya pedagang tidak terbelit hutang lagi pada rentenir,” jelas Yani.
Kalau di Pasar Santa berhasil, akan pindah mencari tempat lain, “Jadi sistemnya, mereka mau pinjam berapa pada hari itu, misal Rp500 ribu untuk belanja. Setelah jualan mereka dapat total sekitar Rp600 ribu, maka yang Rp500 ribu dikembalikan ke kita, sisanya Rp100 ribu buat mereka,” tambah Yani.
Keesokan harinya, mereka kembali diberikan pinjaman sesuai kebutuhan mereka hingga akhirnya mereka bisa mandiri dan mengembangkan usahanya. Jika mereka sudah mapan, maka ditawarkan program mitra pinjaman. Untuk program ini harus ada supervisi yang jelas sampai mereka benar-benar mandiri, minimal selama tiga bulan.
“Untuk program ini, kita bekerja sama dengan perguruan tinggi yang memang
concern terhadap pedagang,”urai Yani.
Yani juga menyebut, tahun 2016 ini CDP menargetkan punya desa binaan. Target sudah ada yakni sebuah lokasi di Jagorawi dimana ada sebuah pabrik yang bangkrut akibatnya banyak karyawan yang di PHK. Para karyawan itu bermukim di sebuah desa, kondisi ini mencemaskan pimpinan warga setempat, CDP akan berusaha masuk dengan memotivasi mereka melalui ternak ikan lele. Penerapan Pelaksanaan Fungsi Compliance “Kepatuhan”
Mengenai fungsi kepatuhan di Divisi Legal & Compliance dan di Department Corporate Compliance Unit Corporate Secretary, menurut Sri Dhamayanti, AVP Corporate Compliance dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan pengelolaan fungsi kepatuhan. Hal ini dilakukan mengingat fungsi kepatuhan yang ada di Divisi Legal & Compliance adalah kewajiban terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait proses bisnis Perusahaan, peraturan perundang-undangan terkait ketenagakerjaan, dan standarisasi kontrak-
kontrak Perusahaan.
Sedangkan fungsi kepatuhan yang ada di Deparetmen Corporate Compliance Unit Corporate Secretary adalah kewajiban terhadap peraturan perundang-undangan terkait Pasar Modal, Peraturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan peraturan perundang-undangan terkait GCG (Good Corporate Governance)
serta Tindak Pidana Korupsi (Etika Usaha), sesuai peraturan OJK Nomor: 35/ POJK.04/2014 dan Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011.
Namun meski terdapat pembagian fungsi kepatuhan di kedua unit tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa dalam menjalankan fungsi kepatuhan, kedua unit tersebut dapat berkoordinasi untuk menghasilkan suatu produk yang benar-benar sudah comply “patuh” terhadap seluruh peraturan internal maupun eksternal.
Sebagaimana diketahui walaupun fungsi kepatuhan sudah ada pada uraian tugas dan tanggung jawab unit Divisi Legal, namun dengan adanya penambahan nomenklatur jabatan direktur baru pada tahun 2015 yaitu Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko, maka nama unit Divisi Legal berubah menjadi Divisi Legal &
Compliance. Secara struktur organisasi ini berada dibawah Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Sebelumnya unit Divisi Legal berada di bawah Direktorat SDM dan Umum.
Adapun unit Corporate Secretary,
Sri dhamayanti
AVP Corporate Compliance menurut Damayanti, saat ini terdiri dari 4 departemen. Masing-masing bertujuan antara lain, Departemen Corporate Compliance bertujuan mengawasi Tata Kelola sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mendorong Perusahan secara profesional, transparan, dan efisien, Departemen Investor Relations bertujuan melakukan pengawasan dan pelaporan kepada manajemen terhadap opini masyarakat pasar modal.
“Departemen Corporate
Communication bertujuan mengelola kegiatan informasi dan komunikasi Perusahaan serta membangun komunikasi efektif dengan lingkungan eksternal dan internal. Sedangkan Departemen Corporate Relations bertujuan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melakukan pembinaan dan pemeliharaan komunikasi serta jaringan hubungan dengan pemangku kepentingan utama terkait bisnis Perusahaan,” ujar Damayanti.
“Harapan saya kedepan, dengan adanya Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko, maka segala bentuk kegiatan Perusahaan baik yang bersifat operasional maupun strategis dapat diketahui lebih dini dampak risikonya bagi Perusahaan, melalui evaluasi terhadap kepatuhan dan mitigasi risikonya,” tambah Dhamayanti.
JALURKHUSUS
8
BERITA
jalan
tol
no. 161 2016h
aMPiR Setahun Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko bekerja guna meningkatkan mutu dan kualitas Jasa Marga. Sebagai perusahaan jasa dan sudah dimiliki publik, kehadiran direktorat ini memang sudah sangat dibutuhkan. Sehubungan dengan itu Majalah Berita Jalan Tol melakukan wawancara dengan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko, Pandu Djajanto di ruang kerjanya, berikut hasil wawancaranya.Majalah Berita Jalan Tol ( BJT):
Boleh tahu Pak, sebenarnya sejauh manakah pentingnya Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko di perusahaan jalan tol seperti Jasa Marga?
Pandu Djajanto (Pandu):
Sebagai perusahaan jasa layanan masyarakat maka kita harus memberikan dua fungsi pada pelanggan atau pemakai jalan kita yakni keamanan dan kenyamanan. Dua fungsi ini harus diwujudkan dalam pemahaman nikmatnya saat melintasi jalan tol baik secara teknis maupun penyelenggaraannya. Selain mereka telah membayar, mereka juga telah mengambil bagian dari penyelenggaraan negara. Sehubungan dengan itu kita harus
meminimalisir bahkan meniadakan berbagai
jadikan
Manajemen
Risiko
sebagai
Budaya
risiko yang terjadi, terlebih perusahaan kita telah menjadi perusahaan terbuka. Jadi, kita harus melihat risikonya apa saja baik dari sisi bisnis maupun penyelenggaraan tol?
BJT:
Berarti ada kaitannya dengan Protokol
Capital Market ya, Pak?
Pandu:
Iya! Kita harus tunduk pada Protokol
Capital Market yang mana kita harus menyajikan jenis risiko yang ada pada usaha. Seperti kita ketahui, Jasa Marga kan filosofinya mempercepat laju ekonomi dan arus distribusi. Maka jalan tol itu mau tidak mau merupakan bagian dari percepatan pertumbuhan ekonomi dengan merepresentasikan bentuk pembangunan infrastruktur menghubungkan jalur dari satu titik ke titik lain.
Dengan telah ditetapkannya sebagai jalan tol, pengelola harus memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pemakai jalan. Apalagi Jasa Marga ditetapkan telah menjadi perusahaan terbuka sehingga harus mempublikasikan seluruh keadaan yang terjadi kepada pemegang saham.
Konsekuensi sebagai perusahaan publik, salah satunya kita harus mengikuti Protokol Capital Market yang antara lain diperintahkan untuk mencatat risiko yang
mungkin saja terjadi. Risiko itu termasuk dari beberapa sudut pandang yang berkaitan dari bisnis usaha.
BJT:
Kalau boleh tahu ada berapa risiko yang kita antisipasi dan apa saja?
Pandu:
Sebenarnya ada delapan namun kita fokus pada lima kategori saja yaitu risiko regulasi, risiko ekonomi dan keuangan, risiko pengembangan usaha, risiko pengoperasian, dan risiko sumber daya manusia.
BJT:
Bisa dijelaskan satu persatu, Pak?
Pandu:
Risiko regulasi itu terkait dengan adanya perubahan kebijakan pemerintah, hukum, kondisi sosial ekonomi, dan politik. Risiko ekonomi dan keuangan yaitu risiko kenaikan suku bunga terkait kondisi perekonomian global yang masih belum menentu seperti kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) dan pemulihan ekonomi di beberapa negara maju yang masih berjalan lambat. Rencana program mitigasinya yakni selalu memonitor perkembangan situasi dan kondisi yang
Pandu Djajanto
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
berkembang di masyarakat dan daerah. Selain itu melakukan konsultasi dengan pakar-pakar di bidangnya.
Untuk risiko pengembangan usaha yakni risiko tidak tercapainya target panjang jalan akibat terhambatnya pembebasan lahan yang disebabkan oleh ketidaksepakatan harga tanah, sengketa lahan, keterbatasan dana, dan desain menyinggung cagar budaya sehingga perlu desain ulang. Rencana program mitigasinya memahami peraturan pemerintah dan peraturan lainnya, termasuk regulasi perbankan yang terkait dengan pembiayaan dan skema pembayaran suatu proyek. Lalu mengawasi pergerakan suku bunga pasar dan menegosiasikan kembali dengan para investor serta pengawasan terhadap dampak kenaikan suku bunga dipasar untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Perusahaan.
BJT:
Lantas, bagaimana dengan bidang risiko pengoperasian dan risiko bidang sumber daya manusia ?
Pandu:
Mengenai bidang risiko pengoperasian yakni risiko tidak tercapainya target pertumbuhan pendapatan tol, dimana semakin kritisnya masyarakat, YLKI, DPR maupun LSM-LSM yang ada di Indonesia sehingga berpotensi menimbulkan dampak pada semakin tingginya kriteria kualitas pelayanan yang diharapkan dan mempengaruhi kenaikan tarif tol.
Untuk ini rencana program mitigasinya adalah pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) jalan tol melalui program-program pemeliharaan dan renovasi. Lalu peningkatan kapasitas gerbang tol , peningkatan pelayanan transaksi melalui peremajaan peralatan tol dan program GTO, implementasi e-payment multi bank, antisipasi diskon tarif tol yang pro kepada konsumen dan pembangunan teknologi informasi perusahaan yang tersentralisasi serta berdampak signifikan terhadap
efficiency cost yang ada di perusahaan. Sedangkan bidang risiko sumber daya manusia ialah risiko pengalihan SDM ke Anak Perusahaan, risiko beban SDM yang cenderung meningkat seiring dengan tuntutan perbaikan upah dan kesejahteraan, dan risiko tidak terpenuhinya kompetensi SDM yang mendukung tercapainya perusahaan yang terkemuka. Rencana program mitigasinya yaitu dengan potensi pertumbuhan kepemilikan ruas jalan tol yang terus bertambah pesat, perusahaan mempersiapkan organisasi dan kompetensi
yang selaras dengan kebutuhan yang ada. Selain itu memahami peraturan pemerintah dan peraturan lainnya terkait ketenagakerjaan.
Dengan ini semua bidang risiko kita petakan dan mitigasinya apa, tujuannya untuk memperkecil risiko. Selain protokol
capital market, pemetaan risiko ini untuk meningkatkan value dengan beberapa representasi misal kenaikan saham Jasa Marga. Pengembangan usaha dilakukan dengan konsep kehati-hatian, pengelolaan cermat dan pengalaman baik.
BJT:
Boleh tahu Pak, risiko yang paling dikhawatirkan yang mana?
Pandu:
Risiko yang paling dikhawatirkan hanya dua yakni risiko pengoperasian dan regulasi. Di pengoperasian yakni bagaimana memenuhi aspek standar pelayanan minimal jalan tol. Ini yang paling rigid dan bisa kita tekan melalui Divisi Maintenance. Sedangkan paling sulit diantisipasi adalah
human. Misal ngantuk saat pengoperasian, kan tidak bisa diduga. Itu kita petakan risiko untuk dia maupun orang lain.
Risiko bukan perkara tahunan tapi mingguan. Satu minggu ada genangan air, bisa mengakibatkan tempat lain jadi korban, itu bisa masuk analisis risiko. Yang namanya risiko pengoperasian adalah masalah orang dan IT.
Kalau bidang keuangan masalahnya lebih pada regulasi yang isinya kebijakan pemerintah, masalah hukum, politik dan ekonomi. Tarif masuk ke ranah regulasi, karena pengenaannya bagian dari pengaturan pemerintah.
BJT:
Ada berapa divisi yang berada di Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko ini?
Pandu:
Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko ini menaungi tiga divisi yakni Divisi Risk and Quality Management, Unit Community Development Program, Divisi Legal dan sebenarnya sebagian dari Divisi Corporate Secretary yaitu yang berhubungan dengan Compliance.
BJT:
Target dari Direktorat ini apa, Pak?
Pandu:
Yang jelas manajemen risiko itu part of governance. Kalau digambar, rumus saya
hanya satu bulatan besar yang namanya
governance. Bulatan tengah risk management
dengan inti persoalan di tengah adalah
internal control system. Tiga-tiganya
embedded dan tidak bisa lepas. Cita-cita saya membangun perusahaan ini dengan memenuhi prinsip governance.
BJT:
Bagaimana dengan hasil setahun ini? Dan, bagaimana pula dengan prospek bisnis kita?
Pandu:
Kualitas SDM di perusahaan ini sangat bagus, etos kerjanya juga sangat baik. Kalau ditanya prospek bisnis, kita harus mendapatkan ruas tol yang banyak. Dengan ruas yang banyak, Jasa Marga harus siap mengelolanya. Kita harus buat target setahun ada berapa ruas baru dan kita bertanya ke pemerintah mau buka berapa ruas, sehingga Jasa Marga bisa proaktif mengejar ruas-ruas baru tersebut.
BJT:
Pak, ada saran untuk karyawan, pimpinan maupun perusahaan ini?
Pandu:
Yang jelas saya tidak bisa maju tanpa karyawan. Saya ingin sekali pemahaman tentang risk management tidak dikemudikan selamanya oleh Kantor Pusat. Saya ingin Kantor Cabang maupun Anak Perusahaan punya persepsi sama tentang perlunya pemahaman risk management. Makanya saya minta ke HCS untuk mengatur karyawan supaya diputar (rolling) ke semua bidang sehingga mereka tahu pengoperasian dan risikonya seperti apa. Kecuali kalau penempatan khusus yang tidak dapat dicampur.
Kita juga harus menyadari saat ini kita masuk kategori emerging industry leader. Bayangkan lonjakannya, tahun 2014 nilainya 603 lalu tahun 2015 nilai kita sudah 622,25. Selanjutnya kita harus meningkat terus. Dan, jadikan manajemen risiko sebagai budaya.***
d
ok
. d
RQM
BERITA
jalan
tol
no. 161 201610
JALUR
KHUSUS
t
eMu KaRya Mutu & PROduKtivitaS naSiOnaL (tKMPn) 2015 yangberlangsung di Yogyakarta memang telah berlalu, namun tetap menyisakan kebahagiaan bagi Jasa Marga. Betapa tidak, inovasi-inovasi karya Cabang mendapat sambutan dan perhatian penuh peserta maupun panitia. Bahkan inovasi asphalt plester dari Cabang Jagorawi berhasil meraih juara. Sementara inovasi Cabang Semarang tentang pembuatan u-turn pun mendapat perhatian penuh.
Temu Karya Mutu & Produktivitas Nasional yang berlangsung setiap tahunnya memang layak kita ikuti mengingat disinilah kita mampu memperlihatkan inovasi-inovasi yang telah kita ciptakan. Selain itu juga sebagai ajang referensi bagi kita untuk menyimak karya orang lain seperti apa dan
bagaimana? Mungkin bisa menginspirasi
inovasi unggul jasa Marga
dan cocok dengan bidang bisnis kita, namun tidak menyontek.
TKMPN yang berlangsung sejak tahun 1997 diikuti oleh sekitar 1300 peserta dan pembicara dari 130 perusahaan. Tahun 2013 acara yang dilaksanakan setahun sekali ini dihadiri oleh beberapa negara antara lain Singapura, China, Philipina, dan Jepang. Sehubungan dengan itulah dalam acara kali ini juga digelar acara International Quality & Productivity Convention (IQPC). Dengan tema “Nasionalisme Mempercepat Peningkatan Mutu Karya dan Citra Bangsa” ini
berlangsung selama 3 hari dengan acara yang sangat padat.
Mutu
Ketua komite pengarah sekaligus Direktur Utama Wahana Kendali Mutu, penyelenggara acara ini yakni Suwahono, mengatakan bahwa kegiatan ini digelar untuk menghimpun karya-karya yang
diciptakan berbagai organisasi maupun perusahaan sehingga terjadi sharing
antar para peserta, “Hal ini penting karena melalui produktivitas dan aktivitas yang tercipta mampu mengangkat nama pribadi, perusahaan dan bangsa. Selain itu juga membawa perubahan yang jauh lebih baik,“ ujar Suwahono.
Suwahono juga menambahkan bahwa bangsa dimana pun di dunia ini sangat dipengaruhi mutu karya masyarakatnya, kata kuncinya di mutu atau kualitas serta produktivitas. Mutu bagus, produktivitas pasti meningkat.
Dalam acara ini peserta kompetisi dan eksibisi adalah QCC (Quality Control Circle)/ GKM (Gugus Kendali Mutu), SS (Sugestion
System) & SSG (Sistem Saran Grup), 5S
(Sisih, Susun, Sapu, Standar, Sikap)/5R (Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin), QCP
(Quality Control Project)/PKM (Proyek
Kendali Mutu), QWG (Quality Working
d
ok
. d
RQM
Foto-foto dok. dRQM
(Small Group Activity), CL (Circle Leader), Six
Sigma atau bentuk-bentuk lainnya. Jasa Marga yang tampil cukup cemerlang dan memikat ini berhasil memboyong piala goldatas hasil inovasi dari KPM ME & TM dari Cabang Jagorawi. Sementara itu KPM-PP Body Cabang Semarang yang tampil dengan makalah berjudul “Memodifikasi U-Turn di KM.09+000 Seksi B Jalan Tol Semarang dengan Memasang Sliding Gate Guardrail
Otomatis untukPetugas Layanan Jalan Tol” mendapat perhatian penuh. Seperti diketahui kedua KPM-PP ini sebelumnya telah mendapat penghargaan di lingkungan Jasa Marga. Kedua inovasi ini telah diuji coba dan hasilnya segera diaplikasikan.
Dalam acara TKMPN ini biasanya para peserta berusaha menampilkan karya-karya terbaiknya dengan persiapan yang sangat luar biasa. Bisa dipahami mengingat ajang ini merupakan ajang bergengsi, setiap karya yang dinyatakan terbaik di ajang ini merupakan penghargaan yang luar biasa.
Agenda
Dalam acara yang berlangsung selama tiga hari ini, Jasa Marga tampil cukup memikat. Selain menampilkan dua inovasi terbaiknya, Jasa Marga juga berusaha
menjelaskan bagaimana inovasi-inovasi itu tercipta di perusahaan, khususnya di lingkungan operasional dan saat ini mulai diterapkan di lingkungan manajemen.
Cecep, dari Divisi Risk and Quality Management menjelaskan bahwa sebagai perusahaan pengoperasian jalan tol ternama dan terbaik, Jasa Marga berusaha melahirkan inovasi-inovasi yang bermanfaat terutama untuk peningkatan kinerja. Saat ini banyak inovasi Jasa Marga yang belum diaplikasikan dan segera akan diaplikasikan.
Kedepannya, Jasa Marga berharap selalu tampil dengan karya-karya yang lebih baik lagi dan bermanfaat.
BERITA
jalan
tol
NO. 161 2016VARIA
SK
12
i
nFORMaSi memiliki peranan penting dalam suatu perusahaan. Bagi karyawan perusahaan ketersediaan informasi yang cukup dan akurat dapat mendukung penyelesaian pekerjaan secara efektif dan efisien. Demikian halnya pada tingkat Direksi dan Komisaris, tersedianya informasi akan mempermudah dalam pengambilan suatu keputusan atau kebijakan Perusahaan.Jasa Marga, sebagai perusahaan terbuka mengemban kewajiban yang diamanatkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan untuk melakukan keterbukaan informasi khususnya informasi Perusahaan. Terutama informasi yang bersifat material kepada seluruh stakeholders termasuk dalam hal ini masyarakat umum sebagai pelanggan dan pemegang saham Perusahaan.
Keterbukaan informasi itu dapat dilaksanakan dengan ketersediaan informasi Perusahaan yang akurat, jelas serta dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu adanya kemudahan akses untuk mendapatkan informasi Perusahaan bagi seluruh
stakeholders Perusahaan. Dengan demikian, diperlukan adanya pedoman dalam
Pengelolaan dan Penyampaian
Informasi Perusahaan
Sumber:
Keputusan direksi Pt Jasa Marga (Persero) tbk, no.149/KPtS/2012
tentang Pedoman Pengelolaan Penyampaian informasi Perusahaan.
pengelolaan dan penyampaian informasi untuk dapat melaksanakan keterbukaan informasi Perusahaan guna menciptakan komunikasi yang baik dan efektif antara Perusahaan dan seluruh stakeholders.
Apa Kebijakan Pokoknya?
yang menjadi kebijakan pokoknya adalah:
• Setiap informasi Perusahaan yang
akan dipubikasikan harus memenuhi persyaratan yaitu:
• Informasi Perusahaan tersebut
harus akurat, jelas, dapat dipertanggungjawabkan dengan tetap memperhatikan citra Perusahaan serta memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
• Informasi harus sudah pasti dengan
mendapat pengesahan dari pejabat Perusahaan yang memiliki kewenangan.
• Setiap informasi Perusahaan tidak
diperbolehkan untuk kegiatan-kegiatan menyimpang yang merugikan Perusahaan
• Setiap informasi Perusahaan yang
disampaikan harus memperhatikan kesetaraan informasi bagi pemegang saham.
Siapakah Pihak-Pihak Penerima Informasi Perusahaan?
Pihak-pihak yang dapat menerima informasi Perusahaan yaitu seluruh
stakeholders Perusahaan baik pihak internal maupun eksternal Perusahaan yang terdiri:
• Pemerintah • Pelanggan • Pemegang Saham • Pemasok • Karyawan • Kreditur/Investor • Masyarakat dan
• Pihak berkepentingan lainnya.
Jenis-Jenis Informasi yang Dapat Dipublikasikan?
• Kinerja keuangan Perusahaan • Kinerja operasional Perusahaan • Kinerja pengembangan investasi
Perusahaan
• Laporan tahunan
• Kegiatan tanggungjawab sosial
Perusahaan (CSR/Corporate Social Responsibility)
• Aksi-aksi korporasi
• Hal-hal lain yang dipersyaratkan dalam
peraturan Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan Jenis Informasi yang Tidak Dapat Dipublikasikan adalah :
• Rencana Jangka Panjang Perusahaan
(RJPP)
• Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP)
• Laporan keuangan Perusahaan yang
belum mendapatkan pengesahan dari Komisaris (unaudited) dan/atau Kantor Akuntan Publik (audited)
• Data dan informasi yang dikategorikan
rahasia Perusahaan.
Siapa Penanggung Jawab Informasi?
• Penanggungjawab atas ketersediaan
dan penyampaian informasi Perusahaan kepada Badan Publik dan Regulator Pasar Modal yakni Corporate Secretary.
• Penanggungjawab atas materi informasi
Perusahaan yang disampaikan kepada Corporate Secretary adalah Kepala Unit Kerja terkait.
dok. Cabang Jakpek
dok. Cabang Balmera
dok. Cabang CtC
Rajabi Akbar Npp 08549
Data Processing Officer seksi Logistik
Departemen Human Resources & General Affair Cabang CTC
Inovasi sangat penting dan harus menjadi budaya sesuai visi, misi, tata nilai dan budaya kerja perusahaan. Inovasi berdampak positif bagi perusahaan antara lain peningkatan kinerja, peningkatan pelayanan bagi pengguna jalan, peningkatan daya saing lokal maupun internasional. Dalam melakukan inovasi harus berpikir jauh ke depan dan “out of the box“. Mulailah dari sekitar kita misalnya mempermudah kerja harian.
Pentingnya inovasi
Sejauh manakah pentingnya inovasi dilakukan di Perusahaan?
Iwan Abrianto NPP 07174
Senior Officer Public Relations Cabang Jakarta-Cikampek
“Inovasi diperlukan untuk menjaga konsistensi suatu pekerjaan baik berupa produk, prosedur maupun sistem. Jasa Marga telah memiliki wadahnya yaitu dengan adanya Kelompok Perbaikan Mutu (KPM) maupun Perbaikan Praktis (PP), namun hasil inovasi tersebut belum diimplementasikan sehingga belum terbentuk suatu standarisasi baru. Untuk itu harus ada unit khusus yang menangani agar benar-benar efektif dan efisien sehingga produk yang dihasilkan dapat diterapkan di seluruh Cabang dan Anak Perusahaan.
Abd. Hadi Junaidi NPP 08149
Senior Officer Reporting & Work Program Departemen Human Resources & General Affair Cabang Belmera
Inovasi sangat penting, harus menjadi bagian dari sistem kerja karena inovasi dapat menjaga standar mutu. Dengan inovasi, sistem yang telah baik dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Contohnya, dulu sistem persuratan menggunakan hard copy
butuh waktu untuk pengiriman tetapi dengan adanya inovasi didukung dengan penggunaan teknologi surat-menyurat menjadi cepat.
PATROLI
14
GaleRi KeGiatan KoRPoRat
BERITA
jalan
tol
no. 161 2016Jasa Marga mengadakan jumpa pers dengan wartawan media ibukota sehubungan dengan tahun baru 2016 di Jasa Marga Development Centre (JMDC), Rabu (30/12). Dalam acara ini Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman, didampingi jajaran direktur mengungkapkan, “Jasa Marga siap menghadapi malam pergantian tahun dengan melakukan berbagai antisipasi agar tidak terjadi kemacetan”. Terkait dengan kemacetan yang terjadi (23/12), Adityawarman meminta maaf pada para pelanggan, selanjutnya Jasa Marga tetap memperhatikan kenyamanan dan keamanan pemakai jalan.
Jasa Marga menghadiri International Seminar on Enterprise Risk Management (Bali ERM) 2015 yang diadakan di Hotel Grand Niko, Bali pada 10-11 Desember 2015. Hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko, Pandu Djajanto yang didampingi oleh Toll Road Investment Development Advisor, Albert M.P. Silaen, Assistant VP Corporate Compliance, Sri Dhamayanti, Assistant VP Risk and HSE Management, Neni Purwani dan Direktur Utama PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ), Iwan Moedyarno. Acara yang merupakan ajang berkumpul dan sharing para pakar risk management
ini dihadiri 22 pembicara.
Badan Kerohanian Kristen (BKK) Jasa Marga menyelenggarakan Perayaan Natal bersama 2015 di Gedung Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta dengan tema “Hidup Bersama sebagai Keluarga Allah”. Panitia perayaan Natal bersama kali ini adalah BKK Cabang Jakarta-Cikampek yang diketuai oleh Thoby Sudarna. Hadir dalam acara tersebut Direktur Operasi Jasa Marga PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Christantio Prihambodo, Vice President Risk and Quality Management yang juga Ketua BKK Pusat, Nixon Sitorus serta lebih dari 300 karyawan dan keluarga.
Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman menjadi salah satu pembicara di Forum Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertajuk “Sinergi BUMN untuk Transformasi Indonesia,” bertempat di The Darmawangsa Hotel, Jakarta. Acara yang merupakan inisiatif Harian Kompas dan PT Pertamina ini didukung sepenuhnya oleh Kementerian BUMN. Hadir dalam acara tersebut Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, Darmin Nasution serta sejumlah direksi BUMN lainnya. Dalam presentasinya, Adityawarman memaparkan profil PT Jasa Marga (Persero) Tbk serta pencapaian perusahaan dalam mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia.
Jasa Marga mendapat kunjungan kerja PT PELNI (Persero) dalam rangka studi banding terkait implementasi Enterprise Resource Planning (ERP). Mereka terdiri dari Divisi Information and Technology (IT) serta Sumber Daya Manusia dan Akuntansi. Dalam kesempatan tersebut Corporate Secretary, Mohammad Sofyan yang
menerima rombongan menjelaskan pesatnya kemajuan teknologi saat ini mendorong Jasa Marga untuk turut ambil bagian dalam perkembangan teknologi. Salah satunya adalah penerapan e-Toll Card.
Jasa Marga menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Lintas Marga Sedaya (LMS) dalam pengoperasian bersama Gerbang Tol Cikopo. Acara yang berlangsung di Ruang Rapat Utama, Kantor Pusat Jasa Marga ini dihadiri Direktur Operasi, Christantio Prihambodo, Vice President Operation Management, Taruli M. Hutapea, AVP Toll Collection Management, Fitri Wiyanti, Direktur Utama PT LMS, Zulastri dan wakilnya Hudaya Ariyanto beserta jajarannya. Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut diharapkan terjalin hubungan baik sehingga mampu memberi pelayanan maksimal pada pelanggan.
BERITA
jalan
tol
NO. 161 2016JALUR
KHUSUS
16
BERITA
jalan
tol
no. 161 2016P
enGhuJunG tahun danaWaL tahun biasanya merupakan bulan sibuk bagi Cabang dan Anak Perusahaan mempersiapkan inovasi-inovasi yang dapat diterapkan perusahaan. Melalui Kelompok Perbaikan Mutu-Perbaikan Praktis (KPM-PP) yang dilakukan oleh para pegiat mutu, semua kelompok berlomba menunjukan karyanya di ajang Temu Karya Mutu (TKM) Cabang dan Anak Perusahaan. Sukses di Cabang dan Anak Perusahaan karya mereka pun langsung dilombakan di ajang yang lebih tinggi lagi yakni Jasa Marga Awards.
Seperti yang dilakukan Cabang Surabaya-Gempol (Surgem) yang menyelenggarakan TKM-nya di Ruang Rapat Utama, Kantor Cabang Surabaya Gempol. Untuk tahun 2015 ini KPM-PP yang berpartisipasi sebanyak 54 kelompok terdiri atas 52 PP dan 2 KPM.
Dari jumlah itu koordinator bidang mutu berusaha melakukan seleksi awal yang dikemas dengan bentuk pra
temu Karya Mutu Jelang Jasa Marga Awards 2016
Efektif, Efisien dan Implementatif
TKM yang diselenggarakan beberapa hari sebelumnya sehingga tersaring jumlahnya 18 karya dengan rincian 16 PP dan 2 KPM untuk diadu. Meski hanya 18 yang diadu di ajang Temu Karya Mutu namun partisipasi kelompok KPM-PP yang berpartisipasi tahun ini bertambah 4 kelompok dari tahun sebelumnya.
Wakil manajemen bidang mutu (Management Representative/MR) Cabang Surabaya-Gempol, Teguh Budihartojo, menyadari kendala yang dihadapi para peserta yakni kesulitan menulis Quality Circle Story (QC Story) atau yang biasa disebut makalah. Untuk itu Teguh menyediakan diri membantu penulisan makalah KPM-PP tersebut.
Membuat makalah memang menjadi masalah dalam kegiatan ini, seperti yang diceritakan oleh Agus Tri Antyo, Humas Cabang Surgem, ada salah satu unit yang telah menyelesaikan proyek perbaikan dengan cukup baik, produknya juga sangat bagus namun saat harus menjabarkan karyanya dalam sebuah tulisan, mereka tak bisa.
Hal ini sangat disayangkan, seharusnya tidak terjadi mengingat banyak senior yang mampu menulis makalah KPM-PP dengan baik dan pernah menjadi juara nasional. Untuk itu Teguh meminta agar insan mutu Cabang Surgem tidak segan-segan dan sungkan meminta bantuan kepada para seniornya yang mampu menulis makalah KPM-PP. Dengan demikian tidak akan menemui kendala.
Latihan Berpikir Terstruktur Sementara itu, Cabang Palikanci yang mengadakan TKM-nya menjelang akhir tahun 2015 berhasil memilih 3 KPM dan 5 PP dari 24 KPM-PP yang ikut serta. Menurut Sumarsono, Deputy General Manager Human Resource and General Affair (HR&GA) Cabang Palikanci, KPM dan PP ini sebagai langkah perbaikan mencapai kinerja yang lebih baik. Banyak hal-hal positif yang dapat diambil dari kegiatan ini, diantaranya terbiasa berbicara di depan publik, melatih pikiran kita menjadi terstruktur dan tersusun baik.
“Dari hasil pemikiran tersebut kita bisa membuat standarisasi, semua bisa berperan aktif dan mampu memperlihatkan kompetensi yang ada demi perusahaan,” jelas Sumarsono. Ditambahkan olehnya, agar kegiatan ini dapat melahirkan ide-ide ataupun inovasi-inovasi yang mampu meningkatkan kinerja karyawan dan dapat diaplikasikan di Cabang Palikanci khususnya serta di Jasa Marga pada umumnya.
Hasil inovasi bisa diaplikasikan di kantor Cabang juga menjadi harapan Dadang Sumaryana, General Manager Jakarta-Cikampek. Dadang juga
berharap agar Cabang Jakarta-Cikampek (Jakpek) mampu membangun budaya mutu secara berkesinambungan, jangan mudah putus asa menghadapi kendala pekerjaan di lapangan, dan dengan media KPM dan PP segala masalah
bisa terselesaikan dengan baik sesuai prosedur yang berlaku. Cabang Jakpek mengirim 3 KPM dan 5 PP dengan kategori Benefit Quality yang artinya KPM-PP ini menjadi duta Jakpek agar menang di ajang Jasa Marga Awards
2016.
Implementasi
Cabang Purbaleunyi berhasil menyaring 3 KPM dan 25 PP dari total 45 KPM-PP yang mengikuti TKM. Dalam TKM kali ini Cabang Purbaleunyi mengambil tema Inovasi dan Kreativitas yang Efisien bagi Pelanggan Jalan Tol Berbasis Standar Pelayanan Minimum.
Ricky Distawardhana, General Cabang Purbaleunyi sangat berharap dengan terselenggaranya TKM ini setidaknya dapat melahirkan ide-ide dan karya kreatif, inovatif, efektif serta efisien yang dapat diimplementasikan di lingkungan Jasa Marga.
Ricky Distawardhana menghimbau agar setiap karyawan Purbaleunyi dapat membangun budaya mutu secara berkesinambungan dan dapat diimplementasikan dalam pekerjaan sehari-hari. Melalui tema yang tersebut di atas diharapkan hasilnya bisa sesuai dan mengakomodir kondisi terkini perusahaan.
“Manajemen memberi apresiasi setinggi-tingginya serta mendorong seluruh peserta untuk terus melahirkan inovasi perbaikan. Saya berharap agar hasil Temu Karya Mutu ini merupakan yang terbaik karena akan dikirim mewakili Purbaleunyi dalam Jasa Marga
Anak Perusahaan
PT JLJ mengenal ajang untuk mempromosikan karya yang telah dilakukan pegiat mutu ini dengan sebutan Konvensi Karya Mutu JLJ 2015 (KKM JLJ 2015). Wadahnya selain KPM dan PP juga ada LIP (Lembar Ide Perbaikan). Melalui wadah inilah menurut Wijaya, Humas PT JLJ, warga JLJ bisa turut serta dalam hal Perbaikan Mutu Berkelanjutan di unit kerjanya masing-masing.
Wadah KPM, PP dan LIP memberi manfaat yang cukup besar bagi karyawan untuk bisa menuangkan ide dan gagasannya dalam rangka meningkatkan kinerja. Manfaat yang didapat boleh dikatakan 70% untuk individu, sisanya untuk perusahaan. Mengapa demikian?
“Karena dengan bwergabungnya ke dalam KPM dan PP, bisa mweningkatkan
kompetensi individu dan wawasan tentang sistem manajemen perusahaan,” jelas Wijaya.
Dalam KKM JLJ 2015 ditampilkan 7 hasil karya perbaikan dari tujuh kelompok yang terdiri dari 3 KPM dan 4 PP. Mereka adalah KPM Gt PRO, KPM Four Quality dan KPM Artha Enam sedangkan untuk PP yakni PP MENTARI, PP FAST, PP HD Quality dan PP Smart FOX .
Saat acara berlangsung, untuk menghilangkan ketegangan suasana, KKM JLJ 2015 juga menampilkan acara spontan berupa Stand Up Comedy. Penampilan komika spesial pada perhelatan ini yakni menampilkan Bambang Irawan (Ka. Biro SDM) Vs Zulfan Pribudi (Ka. Biro Pengelolaan Keuangan).
Anak Perusahaan lainnya yang ikut serta meramaikan kegiatan TKM ini adalah PT Marga Nujyasumo Agung (MNA) yang mengikutikan 2 KPM dan 18 PP. M. Rifai Lussy, Assistant Manager Quality Management dari Kantor Pusat mengatakan bahwa ini untuk pertama kalinya PT MNA ikut dalam kegiatan mutu, ”Berarti pembinaannya cukup baik karena dimulai dari Lembar Ide Perbaikan (LIP), kemudian diseleksi sehingga menghasilkan 2 KPM dan 18 PP, semoga kedepannnya akan lebih baik lagi,” jelas Rifai.
Rifai sangat berharap hasil inovasi lebih menekankan pada nilai efisiensi serta implementasinya. ***
REST
AREA
18
S
eJaK MunCuLnya teORi GeneRaSi (GenerAtion theory), kita diperkenalkan istilah Generasi X, Y, dan Z. Segala sesuatu terutama yang berhubungan dengan pekerjaan sering dikaitkan dengan ciri-ciri dari generasi-generasi tersebut. Hal itu diungkapkan tiada lain untuk mencari jalan tengah agar antar generasi tersebut dapat saling memahami dan mengerti. Selain itu, kita juga menjadi tahu bahwa generasi manakah yang mendominasi di abad ini.Dalam beberapa tahun terakhir, dunia human resources ramai membicarakan mengenai Generation Y, yaitu generasi manusia yang lahir pada tahun 1981-1994. Generasi yang pada tahun 2014 berumur 15-33 tahun ini diberitakan sebagai generasi yang jauh berbeda dengan generasi di atas mereka.
Gen-Y ini akan berdampingan dengan Gen-X dan Baby Boomers sebagai tiga generasi primer dalam angkatan kerja. Ketiga generasi tentu bekerja dengan karakteristik, nilai inti, dan etika kerja yang tak sama.
Ada 5 generasi yang lahir setelah
Mengenal Teori Generasi
perang dunia kedua dan berhubungan dengan masa kini menurut teori generasi yaitu:
1. Baby Boomer (lahir tahun 1946 – 1964)
Generasi yang lahir setelah Perang Dunia II ini memiliki banyak saudara, akibat dari banyaknya pasangan yang berani mempunyai banyak keturunan. Generasi yang adaptif, mudah menerima dan menyesuaikan diri. Dianggap sebagai orang lama yang mempunyai pengalaman hidup.
2. Generasi X (lahir tahun 1965-1980)
Tahun-tahun ketika generasi ini lahir merupakan awal dari penggunaan PC (Personal Computer), video games, tv kabel, dan internet. Penyimpanan data nya pun menggunakan floopy disk atau disket. MTV dan video games sangat digemari pada masa ini. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Jane Deverson, sebagian dari generasi ini memiliki tingkah laku negatif seperti tidak hormat pada orang tua, mulai mengenal musik punk, dan mencoba
menggunakan obat terlarang.
3. Generasi Y (lahir tahun 1981-1994)
Dikenal dengan sebutan generasi millenial atau milenium. Ungkapan generasi Y mulai dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan
messaging dan media sosial seperti
facebook dan twitter. Mereka juga suka
main game online.
4. Generasi Z (lahir tahun 1995-2010)
Disebut juga i generation, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan generasi Y tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel,
browsing dengan PC dan mendengarkan
musik menggunakan headset. Apapun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget
canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.
5. Generasi Alpha (lahir tahun 2011-2025)
Generasi yang lahir sesudah Generasi Z, lahir dari Generasi X akhir dan Generasi Y. Generasi yang sangat terdidik karena masuk sekolah lebih awal dan banyak belajar, rata-rata memiliki orang tua yang kaya dan terpelajar.
Melihat dari banyaknya pimpinan, baik itu negara maupun perusahaan, generasi X masih mendominasi. Sementara itu generasi Y masih menggeliat, mencari kemapanan dalam bidang pekerjaan maupun pribadi. Tidak dipungkiri beberapa sudah menjadi pimpinan sebuah perusahaan sejak usia muda. Generasi Z yang merupakan keturunan dari generasi X dan Y, sekarang ini merupakan anak-anak muda yanag rata-rata masih mencari jati diri, beberapa di antaranya sudah mempunyai penghasilan sendiri yang cukup besar terutama dari bidang seni.
Ciri-Ciri 1. Generasi X
• Mampu beradaptasi.
• Mampu menerima perubahan dengan baik dan disebut sebagai generasi yang tangguh.
• Memiliki karakter mandiri dan loyal (setia).
• Sangat mengutamakan citra, ketenaran, dan uang. • Tipe pekerja keras.
• Kekurangannya selalu menghitung kontribusi yang telah diberikan perusahaan terhadap hasil kerjanya.
2. Generasi Y
• Karakteristik masing-masing individu berbeda, tergantung dimana ia dibesarkan, strata ekonomi, dan sosial keluarganya.
• Pola komunikasinya sangat terbuka dibanding generasi-generasi sebelumnya.
• Pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi.
• Lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi sehingga mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya. • Memiliki perhatian yang lebih
terhadap ‘wealth’ atau kekayaan. • Pada setiap tahap kehidupannya
akan berbeda.
• Pada saat muda akan tergantung pada kerja sama kelompok. Pada saat dewasa akan berubah menjadi orang-orang yang lebih bersemangat.
• Suka bekerja secara berkelompok terutama di saat-saat kritis. • Pada saat paruh baya mereka akan
sangat berenergi, berani mengambil keputusan dan kebanyakan mampu menjadi pemimpin yang kuat. • Pada saat mereka tua akan menjadi
sekelompok orang tua yang mampu memberi kontribusi dan kritikan terhadap masyarakat.
3. Generasi Z
• Merupakan generasi digital yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan berbagai aplikasi komputer. Informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan pendidikan maupun pribadi akan mereka akses dengan cepat dan mudah.
• Sangat suka dan sering berkomunikasi dengan semua kalangan khususnya lewat jejaring sosial seperti facebook, twitter atau SMS. Melalui media ini mereka jadi lebih bebas berekspresi dengan apa yang dirasa dan dipikir secara spontan.
• Cenderung toleran dengan perbedaan kultur dan sangat peduli dengan lingkungan.
• Terbiasa dengan berbagai aktivitas
dalam satu waktu yang bersamaan. Misalnya membaca, berbicara, menonton, dan mendengarkan musik secara bersamaan. Hal ini karena mereka menginginkan segala sesuatu serba cepat, tidak bertele-tele dan berbelit-belit.
• Cenderung kurang dapat berkomunikasi secara verbal, cenderung egosentris dan individualis, cenderung ingin serba instan, tidak sabaran, dan tidak menghargai proses.
Generasi X, Y, dan Z masing-masing mempunyai sifat positif dan negatif. Dengan memahami perbedaan mereka,
diharapkan para pendidik atau para pemimpin perusahaan dapat mengerti individu-individu dari tiga generasi ini sesuai dengan ciri khas nya. Tentunya tantangan generasi Z lebih besar daripada Generasi Y atau X sebagai generasi sebelumnya.
Bagi para Generasi X dan Y yang sudah dan akan memiliki generasi Z atau Alpha sebagai generasi penerusnya tentu harus sudah memahami karakteristik generasi termuda ini. Generasi ini patut diawasi terutama penggunaan internetnya, tapi tentunya tidak dikerasi. Sebagai orang tua, generasi X dan Y harus bersikap tegas tapi lembut dan sabar, membangun dialog dan komunikasi yang sehat serta terbuka, hadir secara utuh mendampingi mereka, serta memberikan pendidikan dengan nilai karakter positif dengan penuh cinta.
Bagi perusahaan, generasi Y dan Z mengharapkan pimpinan yang jujur. Semakin pimpinan jujur, maka akan semakin dihormati. Jejaring sosial dapat dimanfaatkan bagi para pimpinan untuk berbagi kegiatan sehari-hari bersama para karyawannya. Perusahaan sebisa mungkin menciptakan budaya kerja yang unggul dimana karyawan memiliki teman yang terlibat dalam pekerjaannya dan mendapat tunjangan. (Sumber: https:// prezi.com).
INOVASI
20
dok. Cabang Surgem
J
aLan tOL aMan dan nyaMantak hanya harapan pemakai jalan, melainkan kita sebagai pengelola jalan tol juga mendambakannya. Untuk itu berbagai cara dilakukan agar kondisi jalan tol tetap seperti yang diharapkan pemakai jalan. Salah satunya menyelesaikan semua permasalahan yang mengganggu keamanan dan kenyamanan tersebut. Hal ini dilakukan juga untuk pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Key
Performance Indicator (KPI)pelayanan lalu
lintas yakni menekan tingkat kecelakan dan fatalitas semaksimal mungkin.
Untuk mencapai tujuan tersebut KPM Jawa dari Cabang
Surabaya-Gempol berupaya melakukan perbaikan pelayanan dengan cara berusaha menurunkan frekuensi keluhan
pelanggan. Salah satunya mempercepat penanganan kebakaran rumput yang sering terjadi di sekitar jalan tol Surabaya-Gempol. Jika kebakaran rumput ini tidak segera ditangani akan mengganggu pemakai jalan tol.
KPM Jawa terdiri dari Sujono yang menjabat sebagai ketua didampingi oleh fasilitator Ricky WP Pandie, serta Widodo AW sebagai sekretaris. Sedangkan anggotanya adalah H. Malau dan A. Rofiq. Mereka sepakat berusaha mempercepat penanganan kebakaran rumput tersebut melalui riset dengan metode STARS
(quality of safety, quality of time, quality of
attitude, quality of product dan quality of
cost).
Dari riset tersebut, KPM Jawa menemukan data bahwa dari quality
of safety didapat, kebakaran rumput
berpotensi menimbulkan kecelakaan yang fatal dan dalam pelaksanaan pemadaman, tingkat keselamatan petugas kurang terjamin.
Ditinjau dari quality of time,waktu tempuh perjalanan di jalan tol menjadi lama akibat terjadinya kebakaran rumput yang menimbulkan asap tebal dan dapat mengganggu jarak pandang pengguna jalan.Ditinjau dari quality of
attitude, motivasi petugas untuk antisipasi
KPM Jawa Cabang Surabaya-Gempol
Percepat Tangani
kebakaran Rumput
keselamatan kepada pengguna jalan menurun.
Jika ditinjau dari quality of product,
kebakaran rumput sangat besar dan meluas sehingga risiko kecelakaan kerja sangat tinggi. Ditinjau dari quality of
cost, biaya operasi layanan lalu lintas
meningkat karena banyak tanaman yang terbakar dan rusak.
Kondisi Alat
Selama ini waktu untuk menangani kebakaran rumput sekitar 69 menit, kondisi ini dirasa lama oleh KPM Jawa. Mereka ingin mempercepat penanganannya menjadi rata-rata sekitar 27 menit. Mereka pun berusaha mencari penyebabnya. Ternyata salah satu penyebab lamanya penanganan karena daya semprot air dari alat yang mereka gunakan yakni Tirta I kurang maksimal, tidak menjangkau lokasi yang jauh, alat tersebut belum dipasang GPS, dinamonya sering macet, dan sebagainya.
KPM Jawa berusaha melakukan perbaikan dengan memasangkan GPS pada Tirta I. Sedangkan mengenai dinamo pompa yang sering macet dilakukan perbaikan dengan mengubah beberapa komponen.
Agar pemadaman menjangkau tempat yang jauh maka dilakukan penambahan slang dari 15 meter menjadi 25 meter. Mengenai petugas yang sering kesulitan membawa Tirta
I ke lokasi kebakaran karena sering kesulitan mendapatkan kunci kontak Tirta I, KPM Jawa berusaha menulis surat permohonan melalui Assisten MT Service agar kunci kontak Tirta I selesai jam tugas dititipkan ke Posko Cabang. Mengenai petugas Tirta I dan Patigeni pada Hari Sabtu dan Minggu tidak libur maka dibuat surat permohonan ke Assisten MT Service untuk dibuatkan jadwal baru mereka.
Setelah dilakukan beberapa tindakan sesuai prosedur yang berlaku, KPM Jawa berhasil mendapatkan hasil yakni tingkat fatalitas kecelakaan dapat dihindari, tingkat keselamatan petugas lebih terjamin dalam melakukan
pemadaman kebakaran rumput. Selain itu waktu tempuh lebih cepat, motivasi petugas untuk melakukan pemadaman meningkat, pemadaman rumput lebih profesional, mampu mencegah kebakaran rumput agar tidak meluas, menurunkan biaya pengadaan penghijauan, mengurangi risiko kecelakaan kerja, dan keluhan pelanggan terhadap kebakaran rumput menurun.
Multifungsi
Untuk langkah pembuatan standar prosedur dan standar hasil yaitu pembuatan alat dinamo, pemasangan alat GPS di Tirta I, pemasangan slang air, pemasangan penyemprot air, pengajuan perubahan jadwal petugas Patigeni, penggunaan alat pemadam kebakaran Tirta Mini dan penggunaan busa (foam).
Ternyata ditemukan hasil lain dari alat yang telah diperbaiki yakni dapat digunakan sebagai alat pertolongan pertama pada kendaraan yang terbakar. Alat mini ini bisa segera memadamkan api karena dilengkapi busa (foam)
yang berfungsi mematikan api yang disebabkan dari material yang berasal dari minyak, solar, dan oli.
Selain itu bisa membantu menambah air radiator bagi pengguna jalan yang kehabisan. Bisa pula digunakan untuk membersihkan jalur yang kotor akibat tumpahan pasir, kerikil, buah- buahan atau sayuran yang terjatuh dari kendaraan yang mengalami kecelakaan di jalan tol.***
dok. Cabang Jakpek
RAGAM
CABANG
22
C
aBanG JaKaRta-CiKaMPeK (JaKPeK) pertengahan Desember lalu merayakan hari jadinya yang ke-27 dengan menggelar acara sederhana namun tetap semarak. Perayaan ini dihadiri oleh seluruh karyawan, mitra kerja dan Ikatan Istri Karyawan (IIK) Jakpek.Acara diawali dengan sepeda santai yang diikuti oleh karyawan Jakpek dan perwakilan dari komunitas sepeda Cabang Jabotabek lainnya. Adapun rute yang diambil adalah jalan-jalan penuh tantangan di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Dadang Sumaryana, General Manager Cabang Jakarta-Cikampek beserta jajaran manajer turut berpartisipasi dalam acara ini dengan penuh semangat. Lomba sepeda santai
27 Tahun Cabang Jakarta-Cikampek
siap Mempertahankan juara
dilakukan selain untuk olahraga, jugasebagai ajang menjalin tali silaturahmi. Usai bersepeda santai, peserta langsung memenuhi tempat digelarnya acara. Acara yang berlangsung di halaman parkir Kantor Cabang Jakpek tersebut, bernuansa dari kita untuk kita dan oleh kita. Hal ini tercermin dari semua pengisi acara berasal dari karyawan Jakpek yang langsung beraksi di panggung menunjukkan kebolehan suaranya dengan menyanyikan berbagai lagu diantaranya lagu nasional dan lagu daerah. Acara ini juga dimeriahkan dengan pembagian doorprize menarik.
Ade Prihatna selaku ketua panitia menjelaskan, persiapan acara ini sangat mendadak, tergesa-gesa namun berjalan lancar.
Ade Prihatna menambahkan dengan silaturahmi yang erat, seluruh komponen Cabang Jakpek dapat bersinergi untuk membuat suasana kerja yang baik. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dari manajemen Cabang Jakpek atas terselenggaranya acara ini. Doorprize
Gunarto, salah satu pemenang
doorprize mengaku sangat senang dan
puas karena pada saat pengundian kebetulan dia sedang tugas. Namun, panitia sangat bijak dengan menetapkan peraturan bahwa semua karyawan Cabang Jakpek baik yang hadir maupun yang sedang bertugas berhak mendapatkan doorprize.
Dalam acara ini Dadang Sumaryana
merasa bangga dan salut atas kerja keras yang dilakukan karyawan untuk memajukan perusahaan. Dadang sangat berharap agar kerjasama dan semangat yang ada saat ini bisa dipertahankan dengan baik.
“Apa yang telah kita raih selama ini bisa dipertahankan di tahun mendatang, semoga kita tetap jaya!” seru Dadang. Dadang sadar bahwa mempertahankan lebih sulit namun melihat keseriusan karyawan Cabang Jakpek membuat dia yakin, Cabang Jakpek Insya Allah tetap menjadi Cabang terbaik.
Tetap Terjalin
Acara ulang tahun yang bertemakan
“Dengan Semangat Kebersamaan, Kita Pertahankan Kinerja Cabang Terbaik”
ini juga dihadiri oleh Ketua DPC SKJM Cabang Jakpek, Erwin, Direktur Utama PT Jalantol Lingkarluar Jakarta, Yudhi Krisyunoro dan Kanit Turangga 005 Korlantas.
Sementara itu, Erwin menyampaikan apresiasi kepada panitia yang telah menyelenggarakan acara tersebut dan berharap agar semangat kebersamaan tetap terjalin dengan baik. “Kami segenap jajaran pengurus mengucapkan selamat HUT Jakpek ke-27 semoga terus maju dan berkembang,” tambahnya.
Acara dilanjutkan dengan
pemotongan tumpeng oleh Dadang, dan
untuk menambah hangatnya suasana hari itu, peserta dihibur oleh Erwin, komika delegasi Jasa Marga yang masuk 10 besar dalam kompetisi stand up comedy pada HUT BUMN 2015.
Akhirnya di HUT ke-27 nya, Cabang Jakpek berupaya meningkatkan pelayanan yang terbaik guna
kenyamanan, keselamatan dan keamanan para pengguna jalan.***
Fot o: d ok . C abang S emar ang
RAGAM
CABANG
24
BERITA
jalan
tol
no. 161 2016M
enJeLanG JaSaMaRGa AwArds
semua Cabang dan Anak Perusahaan sibuk mencari petugas operasional terbaik 2015. Seperti yang dilakukan Cabang Semarang yang melakukan Penilaian Petugas Operasional Terbaik (POT) tahun 2015 selama dua hari yakni pada 25-26 Januari 2016. Penilaian dilakukan oleh Tim Penilai POT tahun 2015 yang diketuai oleh Yoga Trianggoro, Senior Spesialist Toll Collection Management, Wasito dari Divisi Human Capital Services dan Ratih Heningtyas dari Divisi Operation Management.
Kagiatan Penilaian POT yang dilakukan dalam rangka memperingati HUT Jasa Marga ke-38 ini dimulai dengan opening meeting di Ruang Rapat Semar 1 yang dihadiri General Manager Semarang, R. Kristianto, Deputy GM Operation Thomas Dwiatmanto, Deputy GM Finance Kurniawan, beberapa manager, para kandidat POT 2015 dari Cabang Semarang dan PT Trans Marga Jateng (TMJ).
R. Kristianto menjelaskan bahwa
MencaRi PeTuGas
oPeRasionaL TeRBaik 2016
seluruh POT yang mewakili Cabang Semarang tahun ini telah menjalani proses seleksi panjang triwulan yang mereka sebut “Best of The Best”, oleh karena itu diharapkan mereka dapat meraih prestasi di Jasa Marga Awards
2016.
Sementara itu, Yoga juga menjelaskan, penilaian ini bertujuan meningkatkan motivasi kerja karyawan operasional, mampu berkompetisi secara sehat untuk menunjukkan
performance terbaik dan memberi
rangsangan bagi karyawan lainnya untuk bekerja lebih optimal.
Adapun lingkup penilaian meliputi wawasan dan keterampilan bidang tugas, pengetahuan umum, pengetahuan bidang sumber daya manusia, bidang pelayanan, kreativitas petugas dan kemampuan analisa serta mencari solusi terhadap tema yang diberikan tim penilai.
Dondi, Humas Cabang Semarang mengatakan, untuk periode penilaian tahun 2015 ini Cabang Semarang menurunkan POT terpilih yakni Siswanto, Kepala Shift Pengumpulan Tol (KSPT), Supriyo, Kapala Shift Layanan
Jalan Tol, Sutarto, Petugas Pengumpul Tol, Tito Chrisdian, Petugas Layanan Jalan Tol (LJT) dan Taufik Kurniawan Petugas Ambulans.
Tito Chrisdian mengatakan, “Banyak manfaat dari mengikuti kompetisi positif seperti ini, selain membantu menyegarkan ingatan tentang peraturan yang ada di perusahaan juga dapat meningkatkan daya saing positif antar karyawan”.
Meningkatkan Kinerja
Sementara itu Cabang Purbaleunyi melakukan seleksi Petugas Operasional Terbaik (POT) pada akhir Desember 2015. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat Traffic Collection Management (TCM) Cabang Purbaleunyi itu diikuti sekitar 29 petugas operasional yang terdiri dari 10 orang KSPT, 10 petugas pengumpul tol, 3 orang kepala shift LJT, 3 petugas LJT dan 3 petugas paramedis.
“Pola penilaian seleksi meliputi kemampuan analisa dan presentasi, wawancara bidang tugas, kinerja personil, pengetahuan tentang ke-Jasamarga-an dke-Jasamarga-an bidke-Jasamarga-ang tugasnya serta aktivitas organisasi di perusahaan,“ ujar Ketua Tim