NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
IHSG dalam pekan lalu bergerak dalam fase konsolidasi, IHSG secara beruntun melemah. Penurunan tersebut secara teknis memperlihatkan trend IHSG terkonfirmasi negatif. Sinyal tersebut tercermin dari indikator MACD dan stochastics yang mengindikasikan bearish pattern IHSG akan menguji MA20, jika berhasil bertahan sebaliknya akan menjadi sinyal positif untuk potensi upside bagi IHSG.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 5381.997 +21.169 11,091.33 6,967.50
LQ-45 924.641 +5.270 3,510.81 4,676.74
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan hari Selasa (11/10) IHSG ditutup menguat 21,17 poin (0,39%) ke level 5.381,99 dari level 5.360,83 sehari sebelumnya. Dari domestik, kegiatan usaha di Indonesia pada kuartal ketiga 2016 tumbuh lebih lambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kuartal III-2016 sebesar 13,20%, turun dari kuartal sebelumnya 18,40%. Penurunan terbesar pada sektor pengolahan, disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor listrik, gas dan air bersih. Pada sektor pengolahan, penurunan kegiatan usaha terutama karena perlambatan subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau. Indeks manufaktur (PMI) pada kuartal ketiga juga turun menjadi 48,74%, lebih rendah dibanding periode tiga bulan sebelumnya 52,38%. Kontraksi terutama terjadi pada volume pesanan dan jumlah tenaga kerja. Kegiatan investasi pada kuartal ketiga juga melambat, tercermin dari SBT yang hanya 7,92%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya 10,82%.
Di berita lain, Bank Indonesia(BI) memprediksi lajuinflasibahan kebutuhan pokok sepanjang tahun 2016 masih terkendali dengan angka di bawah 4 %, karena hingga Agustusinflasisecara nasional cukup rendah yang hanya 2,79 % year on year (yoy). Bahkan khusus Agustus 2016 justru mengalami deflasi (penurunan harga) minus 0,02 %. Angka ini jelas lebih rendah sepanjang sejarahinflasiper Agustus dalam lima tahun terakhir.
Dari pasar global, Pasar ekuitas Wall Street mencatatkan kenaikan signifikan pada perdagangan Senin, terangkat oleh penguatan emiten energi karena lonjakan harga minyak dan melambungnya saham Apple. Dari pasar regional, indeks Nikkei 225 menguat 164,67 poin (0,98%) ke level 17.024,76 dari level 16.860,09 sehari sebelumnya. Penguatan tersebut didorong oleh kenaikan harga minyak dan melemahnya Yen terhadap USD. Di sisi lain, indeks Shanghai Composite menguat 17,11 poin (0,56%) ke level 3.065,25. Adapun indeks Hang Seng melemah 302,3 poin (1,27%) ke level 23.549,52 setelah dibuka kembali dari libur nasional hari Senin. Dari Eropa, saham-saham eropa tentatif stabil pada pembukaan hari Selasa (11/10).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menandatangani Peraturan tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau. Melalui peraturan tersebut, Sri Mulyani memutuskan untuk menaikkan tarif cukai rokok rata-rata sebesar 10,54%. Berdasarkan peraturan, mulai 1 Januari 2017, harga jual eceran (HJE) rokok Sigaret Kretek Mesin (SKM) paling rendah adalah Rp 655 dari sebelumnya Rp 590. Untuk Sigaret Putih Mesin (SPM) paling rendah Rp 585 dari sebelumnya Rp 505. Untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT) atau Sigaret Putih Tangan (SPT) paling rendah Rp 400 dari sebelumnya Rp 370. Sedangkan Sigaret Kretek Tangan Filter (SKTF) dan Sigaret Putih Tangan Filter paling rendah Rp 655 dari sebelumnya Rp 590. Sehingga, harga jual eceran terendah SKM hasil tembakau yang diimpor adalah Rp 1.120 dan harga jual eceran terendah SPM Rp 1.030. Untuk harga jual eceran terendah SKT atau SPT Rp 1.215 dan harga jual eceran terendah SKTF dan SPTF Rp 1.120. Kenaikan tarif cukai akan mengurangi konsumsi porsi rokok oleh masyarakat, hal ini akan mengganggu pendapatan industri rokok. Meski permberlakuannya baru di laksanakan awal tahun depan, namun keluarnya kabar kenaikan cukai rokok berdampak bagi kinerja saham.
Pasar juga akan menyikapi pernyataan dari pejabatan the Fed mengenai arah kebijakan dari suku bunga yang selama ini masih memberikan ketidakpastian ke pasar. Seperti pendapat dari Presiden Federal Reserve bagian Chicago Charles Evans, bahwa tingkat suku bunga harus tetap rendah hingga laju inflasi inti bergerak naik lebih tinggi Menurutnya, AS berada dalam kondisi pasar tenaga kerja penuh, dan mengetatkan kebijakan terlalu awal dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi masyarakat Selain itu, berpendapat bahwa the Fed seharusnya menunggu hingga laju inflasi mendekati target 2% sebelum menaikkan suku bunga untuk memastikan bahwa target tersebut benar-benar tercapai. Minutes pertemuan FOMC tanggal 20-21 September lalu akan dirilis pada hari Kamis..
Sedangkan kabar dari Eropa, keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) memicu kekhawatiran atas ekonomi negara tersebut, dimana Inggris berisiko kehilangan hak tidak terbatas untuk menawarkan dan menjual jasa keuangan di Uni Eropa. Selama ini banyak bank investasi AS menggunakan cabangnya di London untuk akses ke pasar tunggal Uni Eropa. Dampak Brexit menjadi ancaman bukan saja terhadap ekonomi Inggris itu sendiri, tetapi gangguan bagi perekonomian kawasan Eropa.
Faktor ketidakpastian keputusan the Fed mengenai kenaikan suku bunga dan pandangan mengenai dampak brexit Inggris yang dapat mengganggu perekonomioan zona Eropa, serta kabar mengenai kenaikan cukai rokok, ditambah dengan kondisi pasar Asia sesi I di buka mixed, diperkirakan IHSG berpeluang melemah hari ini.
DAILY REPORT
12 October 2016• INCO keluarkan biaya eksplorasi USD 435.376 di September 2016
• ANTM siap selesaikan P3FP keseluruhan, estimasi operasi akhir 2016
• TINS turunkan biaya eksplorasi 19,22% YoY selama September 2016
• JSMR siapkan obligasi Rp 8 triliun
• SMGR tunggu amar putusan MA
• DSSA siapkan ekspansi PLTU USD 350 juta
• RALS bukukan penjualan Rp 6,43 triliun hingga kuartal III-2016
• WINS siap jual 15 kapal
• PNBN terbitkan obligasi senilai Rp 2,125 T dengan bunga 8,75%
• BMRI bentuk RCC untuk tingkatkan kredit konsumer
• Pemegang saham BSWD harus komit injeksi modal
• EXCL minta penjadwalan ulang pemanggilan oleh KPPU
• MDLN pertahankan target juala lahan industri 60 ha di Cikarang
• RUPSLB SILO setuju rights issue 8:1 di harga Rp 9000/saham
• Gaikindo prediksi total penjualan mobil tahun 2016 sulit capai target
• GAMMA sebut potensi industri baja nasional terbuka lebar
• BEI ajak 70 PMA listing di pasar modal Indonesia
• Pembahasan RUU Perbankan tidak terlaksana pada tahun 2016
• ADB minta pemerintah perhatikan ketersediaan lapangan kerja
• ADB nilai investasi minim perberat laju pertumbuhan ekonomi
• Aprindo pesimis capai target kenaikan penjualan 10% di 2016
• Penjualan ritel Indonesia pada Agustus 2016 tumbuh 14,4%
• Kebijakan pelonggaran LTV dinilai menahan penurunan dalam KPR
Support Level 5356/5330/5315
Resistance Level 5397/5412/5437
Major Trend Up
12 October 2016
12 October 2016
Vale Indonesia (INCO) mengeluarkan biaya sebesar USD 435.376 untuk eksplorasi bulan September 2016. Kegiatan eksplorasi difokuskan pada daerah-daerah di dalam kontrak karya, yaitu di blok Soroako Sulawesi Selatan, blok Bahodopi Sulawesi Tengah dan blok Pomalaa di Sulawesi Tenggara. Eksplorasi dilakukan PT Vale Indonesia bersama dengan pihak ketiga yang melibatkan 3 kontraktor. Hasil pengujian sedang dalam proses penghitungan cadangan dengan metoda blok modeling di Soroako.
Aneka Tambang (ANTM) telah menyelesaikan pembangunan PLTU batu bara berkapasitas 2x30 megawatt (mw) yang merupakan bagian dari Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP). Perseroan tengah bersiap dalam penyelesaian P3FP secara keseluruhan dengan estimasi operasi komersial menjelang akhir tahun 2016. Pekerjaan PLTU batu bara merupakan paket VII atau paket terakhir dalam P3FP. P3FP akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel dari 18.000-20.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) saat ini menjadi 27.000-30.0000 TNi. Setelah PLTU batubara ini beroperasi, ANTM mengharapkan biaya energi feronikel Antam dapat turun sekitar 15%-20%. Pembangunan PLTU batu bara Pomalaa ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik fasilitas pendukung pabrik feronikel. PLTU batubara Pomalaa membutuhkan sekitar 300.000 ton batu bara kalori rendah setiap tahun dengan nilai kalori 4.200 kcal per kg. Penyelesaian PLTU batu bara juga akan menurunkan tingkat biaya tunai pabrik feronikel di Pomalaa, sehingga Antam akan tetap menjaga posisi perusahaan sebagai salah satu produsen feronikel dengan tingkat biaya produksi paling rendah.
Timah (TINS) berhasil menurunkan biaya eksplorasi sekitar 19,22% YoY selama September 2016 menjadi Rp 88,205 miliar dari Rp 109,194 miliar pada bulan September 2015. Biaya eksplorasi ini terdiri dari biaya operasional Rp 71,525 miliar dan investasi Rp 16,680 miliar. Biaya yang dikeluarkan tersebut untuk kegiatan eksplorasi Timah di darat maupun di laut daerah Bangka, Belitung, dan perairan Kundur. Hasil kegiatan eksplorasi sampai dengan September 2016 telah mendapatkan penemuan sumber daya baik di darat maupun di laut. Kegiatan eksplorasi di laut mendapatkan sumberdaya tereka (inferred) sebanyak 183 ton, sumber daya tertunjuk (indicated) sekitar 946 ton dan sumberdaya terukur (measured) 8.032 ton. Rencana kegiatan eksplorasi pada Oktober 2016 adalah melakukan evaluasi dan melanjutkan kegiatan bulan sebelumnya.
Jasa Marga (JSMR) akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 8 triliun tahun depan. Obligasi tersebut merupakan bagian dari rencana penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai total Rp 19 triliun pada 2019. Tahun depan, perseroan membutuhkan dana sebesar Rp 28 triliun untuk mendanai sejumlah proyek dan membiayai kembali utang. Sebagian besar dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk me-refinancing obligasi. Untuk tahap awal, akan diterbitkan pada kuartal I-2017.
Dian Swastatika Sentosa (DSSA) menargetkan pembangunan PLTU Kalteng 1 berkapasitas 2X100 MW tahun depan. Pembangkit ini diperkirakan membutuhkan investasi hingga USD 350 juta. Hingga kini, pembahasan desain PLTU Kalteng 1 sedang digelar dan diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2017. Pembangunan PLTU Kateng 1 akan dilaksanakan sendiri, namun perseroan tetap membuka opsi bagi investor untuk ikut serta dalam pembangunan tersebut.
Semen Indonesia (SMGR) merealisasikan pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah, sebesar 97% atau mendekati penyelesaian. Perseroan optimis pembangunan pabrik tersebut
dapat selesai pada Oktober-November 2016. Sementara itu, SMGR belum dapat memberikan pernyataan resmi terkait informasi putusan Mahkamah Agung (MA) mengenai dikabulkannya peninjauan kembali yang diajukan oleh warga Rembang terkait pembangunan pabrik semen itu. Perseroan belum menerima salinan amar putusan MA tersebut.
XL Axiata (EXCL) tidak ingin memperlebar pro kontra dugaan kartel, akibat imbas pembentukan PT One Indonesia Synergy. PT One Indonesia Synergy adalah perusahaan
joint venture
XL Axiata dengan Indosat (ISAT. Saat ini EXCL tetap fokus menjalankan aksi bisnisnya. Perseroan meminta penjadwalan ulang pemanggilan oleh Komite Persaingan Usaha (KPPU).Modernland Realty (MDLN) tetap mempertahankan target penjualan lahan industri 60 ha di Modern Cikande Industrial Estate (MCIE), Serang, Banten hingga akhir tahun 2016. Hingga akhir kuartal III 2016, Moderland baru menjual 20 ha lahan atau sepertiga dari target tahun 2016. Namun PT Modern Cikande Industrial Estate, anak usaha Modernland yang menjalankan MCIE, yakin bisa menggenapi kekurangan target. Perseroan optimis karena masih banyak permintaan untuk kawasan industri. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Siloam International Hospitals (SILO) menyetujui untuk menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
rights issue
. SILO akan menerbitkan 144,5 juta HMETD atau 12,5% dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Harga pelaksanaan ditetapkan Rp 9.000 per saham. Perseroan berharap bisa memperoleh dana segar sebesar Rp 1,3 triliun. Dana itu akan digunakan untuk kebutuhan ekspansi dan pembayaran utang. Setiap pemegang 8 saham lama akan diberikan hak memesan 1 saham baru (rasio 8:1). Denganrights issue
ini, jumlah saham SILO yang ditempatkan dan disetor penuh meningkat dari 1,15 miliar saham menjadi 1,3 miliar saham. Perseroan menargetkan prosesrights issue
bisa selesai pada Desember 2016. Sekitar 56% danarights issue
akan digunakan untuk ekspansi pembangunan rumah sakit perseroan pada tahun 2017-2019. Sebesar 33% akan digunakan untuk membayar utang usaha ke induknya, yaitu Lippo Karawaci (LPKR). Sedang sisa dana akan digunakan untuk modal kerja. Dalam 5 tahun ke depan perseroan berencana membangun 40 rumah sakit. Sedangkan di sisa tahun 2016, SILO menargetkan bisa membangun minimal 3 rumah sakit lagi.Kepemilikan saham Bukit Uluwatu Vila (BUVA) di salah satu anak usahanya yakni PT Kharisma Jawara Abadi (KJA) mengalami penurunan. Penurunan terjadi karena perseroan tidak ikut mengambil bagian dalam peningkatan modal ditempatkan dan disetor KJA yang dilakukan pada 7 Oktober lalu. KJA melakukan penambahan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp13,5 miliar dari sebelumnya Rp12,5 miliar. Dimana penambahan modal itu diambil bagiannya oleh pemegang saham KJA selain perseroan. kepemilikan saham BUVA di KJA turun menjadi 49% dari 51% dengan jumlah kepemilikan sebesar 6.375 saham. Ramayana Lestari Sentosa (RALS) membukukan nilai penjualan senilai Rp 6,43 triliun hingga kuartal III-2016, tumbuh 6% YoY. Adapun perolehan tersebut sudah mencapai sekitar 77,5% dari target sepanjang tahun ini senilai Rp 8,3 triliun. Pada Oktober 2016, perseroan akan membuka toko SPAR di Parung, Samarinda, Garut, Makassar, dan Pontianak.
Bank Pan Indonesia (PNBN) menawarkan bunga sebesar 8,75% untuk penawaran obligasi berkelanjutan II Tahap II Tahun 2016
12 October 2016
12 October 2016
senilai Rp 2,125 triliun. Obligasi ini memiliki jangka waktu 3 tahun. Pefindo memberikan peringkat idAA untuk obligasi tersebut. Danareksa Sekuritas, Evergreen Capital, Indo Premier Securities, RHB Securities Indonesia dan Trimegah Sekuritas Indonesia menjadi wali amanat Bank Mandiri. Masa penawaran dilakukan pada 21-24 Oktober 2016 dan pencatatan di BEI pada 28 Oktober 2016. Dana yang diperoleh hasil emisi obligasi digunakan untuk modal kerja.
Bank Mandiri (BMRI) membentuk unit baru untuk meningkatkan penyaluran kredit konsumer yang disebut sebagai penopang pertumbuhan kredit perseroan tahun ini, selain kredit segmen korporasi. Salah satu upaya untuk mempercepat proses pemberian kredit konsumer adalah dengan membentuk unit yang bernama retail credit center (RCC). Unit ini baru berjalan dari awal bulan September 2016. RCC ini khusus untuk produk KPR, kartu kredit, dan kredit tanpa agunan (KTA).
OJK menegaskan pemegang saham Bank of India Indonesia (BSWD) harus berkomitmen secara berkelanjutan untuk menambah modal bank tersebut. Pasalnya, modal tersebut diharapkan dapat menjadi bantuan bagi perseroan dalam hal memperbaiki kinerja.
Wintermar Offshore Marine (WINS) tengah melego 15 kapal dari berbagai jenis untuk meremajakan armada. Jumlah kapal yang siap dijual mencapai seperlima dari total armada yang dimiliki saat ini. Armada yang akan dijual merupakan kapal-kapal yang berusia lebih dari 10 tahun. Jenis kapal yang dijual tergolong armada low tier yang memberikan margin lebih rendah dibandingkan dengan kapal dari segmen high tier.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi total penjualan mobil hingga akhir tahun 2016 sulit untuk memenuhi target penjualan sebanyak 1.050.000 unit, karena situasi pasar yang masih belum menggembirakan. Penjualan pada bulan September 2016 kemungkinan besar tidak sebaik dengan pencapaian Agustus yang tertolong oleh penyelenggaraan pameran otomotif GIIAS 2016. Sejumlah faktor yang mendasari prediksi tidak tercapainya target penjualan itu diantaranya adalah kondisi pasar global yang masih lesu, pemotongan anggaran belanja pemerintah serta harga komoditas yang sedang turun. Faktor-faktor itu menyurutkan daya beli masyarakat dan penjualan otomotif merasakan dampaknya meskipun dari sisi kinerja produksi perusahaan otomotif tetap terjaga baik. Dengan melihat kondisi pasar terkini tersebut, Gaikindo memprediksi realisasi penjualan mobil di tahun 2016 tidak akan jauh dari realisasi penjualan di tahun 2015 yang mencapai 1.030.000 unit. Pada periode Januari-Agustus 2016 total penjualan mobil sebanyak 691.042 unit. Pada bulan Agustus 2016 penjualan melonjak 53,8% menjadi 96.294 unit dari pencapaian Juli sebanyak 62.603 unit berkat pameran GIIAS. Ketua Umum Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (Gamma) menyatakan potensi industri baja nasional masih terbuka lebar. Peluang tersebut terus terbuka mengingat kebutuhan baja dalam negeri terus meningkat. Proyeksi kebutuhan baja nasional pada tahun 2020 mencapai 27 juta ton. Apalagi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah menggenjot pembangunan infrastruktur. Banyaknya proyek ini diyakini bisa mendongkrak kebutuhan konsumsi baja di dalam negeri.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) pesimis bisa mengejar target penjualan tahun 2016, yakni naik 10% YoY
dibanding realisasi penjualan tahun 2015. Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), penjualan ritel tahun 2015 mencapai Rp 200 triliun.
Survei Bank Indonesia menunjukkan penjualan retail Indonesia pada Agustus 2016 mengalami percepatan pertumbuhan sebesar 14,4%, terutama penjualan makanan dan non makanan seperti suku cadang dan aksesoris. Penjualan retail bulan Juli 2016 direvisi Bank Indonesia menjadi 6,3% dari 6,7%. Survey dilakukan terhadap 700 peretail di 10 kota besar di Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan penjualan retail September 2016 bisa lebih besar lagi yakni 15,7% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Namun perkiraan penjualan retail di November akan turun karena faktor musiman.
Bank Indonesia (BI) menyatakan Kebijakan pelonggaran Loan to Value (LTV) 2015 yang dikeluarkan Bank Indonesia dinilai mampu menahan penurunan lebih dalam KPR. Namun penurunan tersebut belum cukup kuat untuk meningkatkan pertumbuhan. Oleh karenanya masih perlu diwaspadai perlambatan pertumbuhan KPR yang diikuti oleh penjualan korporasi publik sektor properti. Sementara untuk penjualan properti residensial triwulan II 2016 cenderung turun melambat dibandingkan triwulan II 2015. Risiko kredit properti cenderung meningkat dengan NPL per Juli 2016 tertinggi di kredit kontruksi 4,70% diikuti KPR 3,18% dan kredit jasa real estate 2,12%.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengajak 70 perusahaan modal asing (PMA) untuk mencatatkan saham (IPO) di pasar modal Indonesia, untuk membuat kapitalisasi pasar modal terus meningkat secara signifikan. Sebanyak 70 perusahaan asing tersebut mempunyai angka kapitalisasi pasar hingga lebih dari Rp 150 triliun. Pada tahun 2017, BEI menargetkan angka kapitalisasi pasar sebesar Rp 6.300 triliun. Pencapaian itu harus dibarengi dengan 35 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di tahun 2017.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memastikan pembahasan RUU perbankan tidak akan bisa terlaksana pada tahun 2016, sebab meski RUU ini masuk ke prolegnas prioritas pada tahun 2016, namun menurut DPR pembahasan RUU ini selalu bentrok dengan RUU lain. Beberapa RUU yang lebih prioritas diantaranya RUU Bea Materai, RUU Pajak Bumi dan Bangunan.
Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memperingatkan pemerintah agar memperhatikan ketersediaan lapangan pekerjaan, sebab hal itu nantinya akan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. ADB menemukan adanya penurunan ketersediaan lapangan pekerjaan yang cukup besar di Indonesia sejak terjadi krisis ekonomi tahun 1998. Penurunan ini pertama kali sejak krisis ekonomi, di mana lapangan pekerjaan turun 200 ribu orang. Penurunan jumlah lapangan pekerjaan merupakan imbas dari perlambatan pertumbuhan ekonomi beberapa tahun lalu. Saat ini baru mulai terasa efeknya di sektor riil.
Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memandang minimnya pertumbuhan investasi di Indonesia masih menjadi pemberat laju pertumbuhan ekonomi, sebab tingkat konsumsi masyarakat juga masih melambat. Pemerintah telah melakukan upaya yang positif dengan mengeluarkan sederet paket kebijakan deregulasi untuk mendukung dunia investasi. Namun kebijakan-kebijakan tersebut masih belum terasa.
12 October 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change (IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 50.77 -0.02 TLKM (US) 64 20,718 -209
Natural Gas (US$)/mmBtu 3.23 0.00 ANTM (GR) 0.04 534 0
Gold (US$)/Ounce 1254.35 1.62
Nickel (US$)/MT 10425.00 -95.00
Tin (US$)/MT 19825.00 -270.00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 84.40 22.00
Coal (RB) (US$)/MT* 77.65 14.29
CPO (ROTH) (US$)/MT 680.00 0.00
CPO (MYR)/MT 2622.00 -45.00
Rubber (MYR/Kg) 677.50 3.50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 655.89 -5.68
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X) Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD
Bn)
USA DOW JONES INDUS. 18128.66 -1.09 4.04 16.85 14.81 3.07 2.88 5,480.7
USA NASDAQ COMPOSITE 5246.79 -1.54 4.78 22.03 18.78 3.46 3.13 8,342.8
ENGLAND FTSE 100 INDEX 7070.88 -0.38 13.27 17.28 14.80 1.76 1.72 1,714.1
CHINA SHANGHAI SE A SH 3208.67 0.56 -13.38 14.38 12.71 1.48 1.36 4,015.3
CHINA SHENZHEN SE A SH 2137.79 0.51 -11.50 25.68 19.74 3.29 2.97 3,363.6
HONG KONG HANG SENG INDEX 23549.52 -1.27 7.46 12.91 11.79 1.19 1.12 1,923.7
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5382.00 0.39 17.18 17.71 15.00 2.51 2.27 446.1
JAPAN NIKKEI 225 17024.76 0.98 -10.55 16.98 15.87 1.50 1.41 2,926.7
MALAYSIA KLCI 1668.72 0.20 -1.41 16.71 15.46 1.64 1.55 239.9
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2856.13 -0.49 -0.92 13.66 13.07 1.10 1.06 333.8
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13,032.00 55.00 1000 IDR/ USD 0.08 -0.0003
EUR/IDR 14,420.04 -62.76 EUR / USD 1.11 0.0011
JPY/IDR 126.13 0.71 JPY / USD 0.01 0.0000
SGD/IDR 9,461.10 18.28 SGD / USD 0.73 0.0011
AUD/IDR 9,852.39 24.37 AUD / USD 0.76 0.0021
GBP/IDR 16,013.46 1.22 GBP / USD 1.23 0.0165
CNY/IDR 1,938.71 -1.49 CNY / USD 0.15 -0.0003
MYR/IDR 3,119.38 -10.06 MYR / USD 0.24 -0.0018
KRW/IDR 11.63 -0.07 100 KRW / USD 0.09 -0.0010
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.22
BI 7-Day Repo Rate (%) Indonesia 5.00 LIBOR (GBP) England 0.27
ECB Rate (%) Euro 0.00 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.03
BOE Rate (%) England 0.25 Z TIBOR (YEN) Japan 0.03
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.72
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description September-16 August-16 Description Rate (%)
Inflation YTD % 1.97 1.74 SBI (9M) 6.40
Inflation YOY % 3.07 2.79 SBIS (9M) 6.40
Inflation MOM % 0.22 -0.02 SBI (12M) 6.70
Foreign Reserve (USD) 115.67 Bn 113.54 Bn SBIS (12M) 6.70
12 October 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
12-20 Oct Indonesia Local Auto Sales --
12-20 Oct Indonesia Motorcycle Sales --
12-15 Oct US Monthly Budget Statement Turun menjadi $30.0 Bn dari $91.1 Bn
13 Oct FOMC Meeting Minutes --
13 Oct US Import Price Index MoM Naik menjadi 0.1% dari -0.2%
13 Oct US Import Price Index YoY Naik menjadi -1.1% dari -2.2%
13 Oct US Initial Jobless Claims Naik menjadi 254 ribu dari 249 ribu
13 Oct US Continuing Claims Naik menjadi 2060 ribu dari 2058 ribu
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
HMSP IJ 4090 1.49 6.48 BBNI IJ 5200 -1.89 -1.71 UNVR IJ 45250 1.46 4.60 SMGR IJ 10000 -2.91 -1.65 BBRI IJ 11950 0.84 2.27 LPPF IJ 17700 -2.75 -1.35 BBCA IJ 15800 0.64 2.27 BMRI IJ 10850 -0.46 -1.07 UNTR IJ 19450 3.18 2.08 NISP IJ 1700 -5.56 -1.05 ICBP IJ 9800 1.82 1.89 KPIG IJ 1400 -9.68 -0.96 ASII IJ 8325 0.60 1.88 GGRM IJ 64500 -0.81 -0.94 INDF IJ 8925 2.29 1.63 RMBA IJ 452 -3.83 -0.61 BDMN IJ 3960 3.94 1.32 PPRO IJ 1420 -3.07 -0.59 PTBA IJ 11675 4.24 1.02 BSIM IJ 750 -5.06 -0.56
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price (IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Anugerah Berkah Mandiri
Property & Real Estate
800-1250 3,333.33 TBA 03 Oct’16 RHB Securities, Mandiri,
CIMB Securities
PT Buyung Poetra Sembada
12 October 2016
12 October 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
IGAR Tender Offer -- 274.00 -- -- 28 Sep – 27 Oct’16
UNSP Reverse Stock 10:1 -- TBA TBA TBA
TOTO Stock Split 1:10 -- TBA TBA TBA
SRAJ Rights Issue 3:2 280.00 03 Oct’16 04 Oct’16 10 Oct – 17 Oct’16
BMAS Rights Issue 65:10 340.00 07 Oct’16 10 Oct’16 14 Oct – 20 Oct’16
APIC Rights Issue 1:3 105.00 07 Oct’16 10 Oct’16 14 Oct – 27 Oct’16
KRAS Rights Issue 250000:52592-59429 500-565 17 Oct’16 18 Oct’16 24 Oct – 28 Oct’16
WIKA Rights Issue TBA 1525-2505 27 Oct’16 28 Oct’16 03 Nov – 05 Nov’16
JSMR Rights Issue TBA TBA 31 Oct’16 01 Nov’16 07 Nov – 11 Nov’16
PTPP Rights Issue TBA TBA 18 Nov’16 21 Nov’16 23 Nov – 29 Nov’16
SILO Rights Issue TBA TBA 29 Nov’16 30 Nov’16 06 Dec – 13 Dec’16
BEKS Rights Issue TBA TBA 01 Dec’16 02 Dec’16 08 Dec – 15 Dec’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
GWSA RUPSLB 12-Oct-16
SRAJ RUPSLB 13-Oct-16
MCOR RUPSLB 14-Oct-16
GREN RUPSLB 17-Oct-16
LPGI RUPSLB 19-Oct-16
INDF RUPSLB 21-Oct-16
MSKY RUPSLB 21-Oct-16
FASW RUPSLB 26-Oct-16
INVS RUPSLB 27-Oct-16
BEKS RUPSLB 31-Oct-16
YPAS RUPSLB 01-Nov-16
PBRX RUPSLB 07-Nov-16
12 October 2016
12 October 2016
UNTR
TRADING BUY
S1 19050 R1 19675 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 18425 R2 20300
Closing
Price 19450
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
• Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 19050-Rp 19675
• Entry Rp 19450, take Profit Rp 19675
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 93.92 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 34.34 Positif
Bollinger Band (Mid) 18174 Positif
MA5 19150 Positif 13,000 14,000 15,000 16,000 17,000 18,000 19,000 20,000
April May Jun Jul August September October
UNTR Wedge 18,173.8 17,550 17,368.8 16,950 16,950 16,950 16,852 18,625 18,781.3 19,150 19,450 19,450 19,450 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
UNTR - Stochastic %D(6,3,3) = 90.04, Stochastic %K = 86.83, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 86.8333
80 20 86.8333 90.0421 90.0421 -300 -200 -100 0 100 200 300 0
UNTR - MACD (5,3) = -141.07, Signal() = -145.13
-145.133 -141.067 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
UNTR - TSI(3,5,3) = 34.34, Volume() = 4,828,500.00
34.3354
0.00000
36.0521 4,828,500
UNTRWilliam's % R(14)= 0 97Volume()= 4 828 500 00 -0.970874
4,828,500
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ANTM
TRADING BUY
S1 800 R1 845 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 755 R2 890 Closing
Price 830
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
• Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 800-Rp 845
• Entry Rp 830, take Profit Rp 845
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 74.69 Positif
MACD 10.16 Negatif
True Strength Index (TSI) 17.47 Positif
Bollinger Band (Mid) 732 Positif
MA5 801 Positif 300 400 500 600 700 800 900
April May Jun Jul August September October
ANTM Upward Sloping Channel
807.5 801 770 732 655 655 652.525 830 830 830 860 956.875 956.875 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
ANTM - Stochastic %D(6,3,3) = 32.28, Stochastic %K = 40.74, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
32.284 32.284 20 40.7407 40.7407 80 -30.0 -24.0 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 0.0
ANTM - MACD (5,3) = -5.48, Signal() = -3.59
-5.47705 -3.59208 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0
ANTM - TSI(3,5,3) = 17.47, Volume() = 378,940,608.00
17.4679 0.00000
17.769 378,940,60
ANTMWilliam's % R(14)= 13 04Volume()= 378 940 608 00 -13.0435
378,940,60
12 October 2016
12 October 2016
BDMN
TRADING BUY
S1 3870 R1 4010 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 3730 R2 4150
Closing
Price 3960
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area oversold
• Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 3870-Rp 4010
• Entry Rp 3960, take Profit Rp 4010
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 45.05 Positif
MACD -10.72 Negatif
True Strength Index (TSI) -33.21 Positif
Bollinger Band (Mid) 3917 Positif
MA5 3908 Positif 2,800 3,000 3,200 3,400 3,600 3,800 4,000 4,200
April May Jun Jul August September October
BDMNAscending Triangle 3,960 3,916.5 3,908 3,854.12 3,854.12 3,693.77 3,600 3,960 3,960 3,968.75 4,090 4,090 4,090 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0
BDMN - Stochastic %D(6,3,3) = 36.12, Stochastic %K = 27.78, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 18.4251 18.4251 21.4286 21.4286 80 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 BDMN - MACD (5,3) = 22.50, Signal() = 17.03 9.92748 20.1579 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BDMN - TSI(3,5,3) = -69.00, Volume() = 702,800.00 -33.2069 -33.9972 0.00000 1,036,000 BDMNWilliam's % R(14)= 94 64Volume()= 702 800 00 -46.4286 1,036,000
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
BJTM
TRADING BUY
S1 535 R1 565 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 505 R2 595 Closing
Price 550
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi potensi rebound
• RSI berada dalam area oversold
• Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 535-Rp 595
• Entry Rp 550, take Profit Rp 595
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 5.87 Positif
MACD -4.17 Positif
True Strength Index (TSI) -35.07 Positif
Bollinger Band (Mid) 563 Negatif
MA5 536 Positif 420.0 480.0 540.0 600.0 660.0 720.0
April May Jun Jul August September October
BJT M Broadening Wedge 550 550 550 546.25 536 507 507 562.75 565 585 621.25 621.25 654.949 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
BJT M - Stochastic %D(6,3,3) = 10.25, Stochastic %K = 21.85, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 10.2469 10.2469 21.8519 21.8519 80 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 0.0 BJT M - MACD (5,3) = 0.59, Signal() = 3.17 0.593345 3.17052 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BJT M - TSI(3,5,3) = -35.07, Volume() = 41,282,300.00 -35.0713 -49 9529 0.00000 41,282,30 BJT MWilliam's % R(14)= 68 75Volume()= 41 282 300 00 -68.75 41,282,30
12 October 2016
12 October 2016
CTRA
TRADING BUY
S1 1515 R1 1555 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1475 R2 1595
Closing
Price 1540
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi potensi rebound
• RSI berada dalam area oversold
• Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 1515-Rp 1555
• Entry Rp 1540, take Profit Rp 1555
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 19.81 Positif
MACD -16.05 Negatif
True Strength Index (TSI) -38.91 Positif
Bollinger Band (Mid) 1604 Negatif
MA5 1554 Negatif 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800
April May Jun Jul August September October
CT RAAscending Triangle 1,590 1,581.88 1,554 1,540 1,540 1,540 1,475.22 1,603.5 1,720 1,720 1,720 1,720 1,851.25 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
CT RA - Stochastic %D(6,3,3) = 10.43, Stochastic %K = 11.21, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
11.2121 10.4305 10.4305 11.2121 20 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 CT RA - MACD (5,3) = 16.27, Signal() = 17.81 16.2718 17.8121 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 CT RA - TSI(3,5,3) = -38.91, Volume() = 20,031,900.00 -34.9515 38 9103 0.00000 20,031,90 CT RAWilliam's % R(14)= 78 26Volume()= 20 031 900 00 -78.2609 20,031,90
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
SMRA
TRADING BUY
S1 1740 R1 1805 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1675 R2 1870
Closing
Price 1785
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
• Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 1740-Rp 1805
• Entry Rp 1785, take Profit Rp 1805
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 76.43 Positif
MACD 4.40 Negatif
True Strength Index (TSI) 3.83 Positif
Bollinger Band (Mid) 1727 Positif
MA5 1763 Positif 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000 2,100
April May Jun Jul August September October
SMRA Broadening Wedge
1,785 1,768.13 1,763 1,727.25 1,585 1,340.71 1,340.71 1,785 1,785 1,795 1,819.89 2,116.67 2,116.67 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
SMRA - Stochastic %D(6,3,3) = 45.38, Stochastic %K = 54.97, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
45.3846 45.3846 20 54.9679 54.9679 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0
SMRA - MACD (5,3) = -2.84, Signal() = -0.77
-2.83599 -0.76844 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
SMRA - TSI(3,5,3) = 3.83, Volume() = 8,665,400.00
3.82732 0.00000
6.88728 8,665,400
SMRAWilliam's % R(14)= 8 70Volume()= 8 665 400 00 -8.69565
8,665,400
12 October 2016
12 October 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month Ticker Rec
11-10-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture
AALI Trading Sell 15125 15125 15050 14850 15050 15250 15450 Positif Positif Negatif 16750 14800
LSIP Trading Sell 1505 1505 1485 1450 1485 1520 1555 Positif Positif Positif 1625 1455
SGRO Trading Sell 1920 1920 1920 1915 1920 1925 1930 Positif Positif Positif 2180 1900
Mining
PTBA Trading Buy 11675 11675 11825 11075 11450 11825 12200 Positif Positif Positif 11425 9075
ADRO Trading Sell 1400 1400 1380 1340 1380 1420 1460 Positif Negatif Positif 1400 1050
MEDC Trading Sell 1410 1410 1395 1345 1395 1445 1495 Negatif Negatif Negatif 1655 1365
INCO Trading Sell 2720 2720 2690 2630 2690 2750 2810 Negatif Positif Positif 3160 2530
ANTM Trading Buy 830 830 845 755 800 845 890 Positif Positif Positif 860 615
TINS Trading Buy 805 805 820 770 795 820 845 Positif Positif Positif 890 720
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 910 910 925 865 895 925 955 Negatif Negatif Negatif 950 840
SMGR Trading Buy 10000 10000 10375 8925 9650 10375 11100 Negatif Negatif Negatif 10750 9625
INTP Trading Buy 17675 17675 17825 17125 17475 17825 18175 Negatif Negatif Negatif 18800 16900
SMCB Trading Sell 990 990 980 955 980 1005 1030 Negatif Negatif Negatif 1265 985
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 8325 8325 8550 8100 8250 8400 8550 Positif Positif Positif 8875 7700
GJTL Trading Sell 1305 1305 1255 1135 1255 1375 1495 Negatif Negatif Negatif 1590 1310
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 8925 8925 9025 8525 8775 9025 9275 Negatif Positif Positif 9200 7775
GGRM Trading Sell 64500 64500 63850 62375 63850 65325 66800 Negatif Negatif Negatif 67725 59225
UNVR Trading Buy 45250 45250 45575 43675 44625 45575 46525 Positif Positif Positif 46075 44000
KLBF Trading Sell 1720 1720 1710 1690 1710 1730 1750 Positif Positif Positif 1805 1650
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 2180 2180 2200 2080 2140 2200 2260 Positif Positif Positif 2260 1965
PTPP Trading Buy 4250 4250 4270 4150 4210 4270 4330 Positif Positif Positif 4690 3970
WIKA Trading Sell 2750 2750 2700 2600 2700 2800 2900 Negatif Negatif Negatif 3330 2490
ADHI Trading Sell 2340 2340 2310 2240 2310 2380 2450 Negatif Negatif Negatif 2790 2310
WSKT Trading Buy 2640 2640 2670 2610 2630 2650 2670 Positif Positif Positif 2800 2380
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2590 2590 2650 2430 2540 2650 2760 Positif Positif Negatif 3360 2590
JSMR Trading Buy 4670 4670 4710 4510 4610 4710 4810 Positif Positif Positif 5025 4550
ISAT Trading Sell 6375 6375 6350 6300 6350 6400 6450 Negatif Positif Positif 6400 5150
TLKM Trading Buy 4160 4160 4190 4070 4130 4190 4250 Positif Positif Negatif 4400 3950
Finance
BMRI Trading Sell 10850 10850 10775 10575 10775 10975 11175 Negatif Negatif Negatif 11750 10500
BBRI Trading Buy 11950 11950 12100 11800 11900 12000 12100 Positif Positif Negatif 12400 11475
BBNI Trading Sell 5200 5200 5125 4920 5125 5325 5525 Negatif Negatif Negatif 5875 5250
BBCA Trading Sell 15800 15800 15700 15500 15700 15900 16100 Negatif Positif Positif 16200 14800
BBTN Trading Sell 1915 1915 1905 1870 1905 1940 1975 Negatif Negatif Negatif 2030 1890
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 19450 19450 19675 18425 19050 19675 20300 Positif Positif Positif 19450 16525