• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAILY REPORT 18 December 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAILY REPORT 18 December 2014"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

    

 

           

 

 

NEWS HEADLINES

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

Sinyalemen dari lagging indicator terkonfirmasi IHSG dalam pekan ini masih berpeluang ke teritori positif. Tercermin dari MA jangka pendek yang mengindikasikan indeks dalam trend up. Kendati, dari leading indicator IHSG mengisayaratkan konsolidasi bagi IHSG, tercermin dari Stochastic dan MACD.

JAKARTA INDICES STATISTICS

CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)

IHSG 5035.648 +9.62 8,203 7,410.189

LQ-45 864.794 +2.711 1,412 4,270.471

MARKET REVIEW

MARKET VIEW

Pada perdagangan hari Rabu (17/12) IHSG menguat tipis 9,62 poin (0,19%) dari level 5.026,03 ke level 5.035,65 didukung oleh aksi beli investor yang memanfaatkan momentum pelemahan beberapa saham unggulan. Kenaikan tertinggi ada pada sektor keuangan yang naik sebesar 1,5%. Sedangkan sektor yang mengalami penurunan terdalam adalah sektor perdagangan yang melemah sebesar 0,9%. Dari pasar global, bursa AS melemah dipengaruhi oleh penjualan saham perusahaan teknologi yang dikarenakan perusahaan-perusahaan teknologi tersebut banyak memperoleh pendapatan dari luar negeri. Selain itu, pasar menantikan rilis minutes FOMC Meeting hari ini. Diharapkan the Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga rendah untuk waktu yang cukup lama dan menunda rencana kenaikan tingkat suku bunga acuan (Fed rate). Adapun krisis Rusia diprediksi tidak akan menghambat the Fed untuk menaikkan suku bunga, yang diperkirakan akan dinaikan pada pertengahan tahun depan. Dari pasar regional, indeks Nikkei 225 naik tipis 64,41 poin (0,38%) dari level 16.755,32 ke level 16.819,73 setelah bergerak sideway sepanjang perdagangan hari ini. Penguatan bursa Jepang yang bersifat terbatas dipengaruhi oleh melambatnya ekspor Jepang dan jatuhnya saham perusahaan rokok setelah broker memangkas peringkat pada saham perusahaan rokok ditambah dengan laporan yang menunjukkan bahwa pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk menghapus keringanan pajak pada enam merek rokok. Di sisi lain, indeks Shanghai Composite melanjutkan penguatan sebesar 39,50 poin (1,31%) dari level 3.021,52 ke level 3.061,02 di tengah spekulasi bahwa pemerintah Tiongkok akan melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut dan meringankan persyaratan modal yang memungkinkan broker untuk meningkatkan marjin pinjaman. Hal ini mendorong penguatan pada saham-saham perusahaan keuangan. Sementara itu, indeks Hang Seng kembali ditutup turun 84,66 (0,37%) dari level 22.670,50 ke level 22.585,84 dipengaruhi oleh penurunan tajam saham kasino Macau. Saham kasino Macau jatuh setelah pemerintah Tiongkok berencana untuk mulai mengambil tindakan atas uang haram yang disalurkan melalui kasino. Dari Eropa, bursa Eropa tentatif bergerak melemah di awal perdagangan dengan saham sektor perbankan dan kesehatan sebagai kontributor terbesar terhadap pelemahan.

Gejolak nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, akhirnya mendorong pemerintah melakukan tindakan pencegahan demi menciptakan kembali rupiah yang stabil. Untuk itu, Pemerintah menyiapkan sejumlah rencana untuk mengatasi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar. Salah satunya dengan melakukan pembelian kembali (buyback) surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder. Langkah itu diharapkan dapat mengurangi arus modal keluar di pasar SBN. Saat ini, pemerintah terus memantau perkembangan di pasar SBN setiap menit. Pembelian kembali SBN akan dilakukan di bawah kerangka Bond Stabilization Framework (BSF). Dalam kerangka ini, sejumlah indikator harus dipenuhi untuk melakukan buyback obligasi, yakni pelemahan kurs, perubahan kepemilikan oleh asing, dan kenaikan imbal hasil (yield). Pasalnya, pemerintah belum perlu melakukan buyback setelah pasar obligasi sudah cukup stabil ditengah intervensi Bank Indonesia pada pasar sekunder. Selain itu, pemerintah juga mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan lindung nilai (hedging). Kemudian pemerintah juga berencana untuk menerapkan subsidi tetap pada tahun depan. Penerapan subsidi tetap ditujukan untuk memberi kepastian terhadap ketahanan fiskal jika ada gejolak pada harga minyak atau nilai tukar Rupiah. Sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah ini diharapkan dapat meredam kepanikan pelaku pasar yang terjadi akhir-akhir ini. Kepercayaan pasar atas tindakan yang dilakukan pemerintah ini akan meredakan kepanikan palaku pasar di bursa saham. Sehingga potensi tekanan terhadap indeks dampak dari depresiasi rupiah surut, sebaliknya terbuka bagi IHSG ke teritori positif. Disamping itu, tekanan yang terjadi terhadap indeks saham bursa utama Dunia juga mulai mereda. Indeks Wall Street menguat pada Rabu, seiring Federal Reserve mengatakan akan bersabar untuk menentukan kenaikan suku bunga yang pertama kali sejak 2006. Fed juga menaikan penilaian terhadap sektor tenaga kerja AS yang berlanjutnya perbaikan sektor tenaga kerja. Indeks Nikkei pada awal sesi perdagangan di buka dalam zona positif. Penguatan indeks bursa utama dunia tersebut diperkirakan menjadi katalis bagi pergerakan IHSG pada perdagangan saham hari ini untuk menuju ke teritori positif. Kendati demikian diharapkan otoritas moneter tetap melakukan aksi yang efektif dalam menjaga stabilitas rupiah. Bank Indonesia mengklaim telah melakukan intervensi untuk menstabilkan Rupiah dan membeli obligasi pemerintah di pasar sekunder.

DAILY REPORT

18 December 2014

•ACST anggarkan capex 2015 sebesar Rp 60 miliar •SUPR ubah rasio rights issue menjadi 125 : 54 •INVS akan ekspansi power plant Rp 1,22 triliun

•AISA anggarkan capex 2015 Rp 959 miliar dan cari pinjaman bank •AISA bentuk JV kembangkan bisnis minuman, bangun pabrik di 2015 •AISA targetkan pendapatan 2015 tumbuh 49% YoY

•AISA akan lepas Golden Plantation •INAF optimis bisa lunasi MTN

•BIPI cari pinjaman USD 500 juta untuk refinancing utang •AKRA salurkan BBM bersubsidi tahun 2015

•TMPI divestasi bisnis elektronik, bidik kontribusi bisnis tambang 50% •ECII akan buka 7-15 gerai baru di 2015

•POLY anggarkan capex 2015 sekitar USD 15-20 juta •TPIA gandeng BP Singapore

•IMPC targetkan laba 2015 capai Rp 310 miliar dan capex Rp120 miliar •ASRI targetkan penjualan 2015 sebesar Rp 5,8 triliun

•GWSA terbitkan obligasi Rp1,5 triliun •VRNA lunasi MTN I Tahun 2011

•AHAP raih laba per November 2014 sebesar Rp 14,09 miliar •BBNI targetkan pembiayaan naik 14%-16%, bangun Container Outlet •BCIC akan melakukan penambahan modal tanpa HMETD

•INPC perbesar kredit UMKM

•PNBS targetkan pertumbuhan kinerja capai 25% di 2015 •DAVO delisting dari BEI efektif 21 Januari 2015 •Harga IPO PT. Bank Agris Rp 110 per saham

Support Level 5018/5001/4981 Resistance Level 5056/5077/5094

Major Trend Up

(2)

     

           

 

 

18 December 2014

18 December 2014

Acset Indonusa (ACST) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2015 sebesar Rp 60 miliar atau relatif sama dengan realisasi dana capex tahun 2014. Rencananya dana ini akan digunakan untuk operasional kegiatan usaha perseroan. Tahun 2015 perseroan kemungkinan akan lebih ekspansif sehubungan dengan masuknya United Tractors (UNTR) menjadi pemegang saham pengendali. Diperkirakan UNTR pada triwulan I 2015 akan menguasai 50,1% atau sebanyak 250,5 juta saham ACST. Dengan masuknya UNTR, maka proyek-proyek yang akan digarap Acset akan lebih banyak dibanding biasanya dan nilai kontrak baru yang diraih juga akan lebih besar. Dalam keadaan normal perseroan optimis pertumbuhan kontrak baru tahun 2015 mencapai 20% dari realisasi tahun 2014. Hingga November 2014 Acset berhasil mencatat kontrak baru senilai Rp 600 miliar. Perseroan optimis akan mencapai target kontrak baru senilai Rp 1,5 triliun hingga akhir tahun 2014. Masih ada 2-3 proyek baru yang sedang diproses untuk mengejar target kontrak.

Solusi Tunas Pratama (SUPR) mengubah rencana Penawaran Umum Terbatas II sebanyak-banyaknya 343.180.800 saham dari sebelumnya 381.294.231 saham. Demikian juga dengan rasio, dimana 125 pemegang saham hingga 2 Januari 2015 mendapatkan 54 HMETD untuk membeli saham baru (rasio 125 : 54) dari sebelumnya rasio 25 : 12. Harga pelaksanaan tetap sebesar Rp 7.000 per saham. Cum dan ex di pasar reguler/negosiasi pada 24 dan 29 Desember 2014, di pasar tunai 2 dan 5 Januari 2015, dengan periode perdagangan 6-13 Januari 2015. Jumlah saham itu mewakili 30,2% dari modal ditempatkan perseroan. Total penawaran ini mencapai Rp 2.402.265.600.000. Rencananya penggunaan dana sebesar 71,4% untuk pembayaran fasilitas pinjaman beberapa bank, 19,3% untuk pembayaran utang pokok kepada KIE serta sisanya untuk modal kerja.

Inovisi Infracom (INVS) berniat ekspansi senilai Rp 1,22 triliun untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik tahun depan. Pembangkit listrik yang dibangun rencananya di dua lokasi dengan kapasitas sekitar 30-40 MW. Perseroan berniat membangun power plant PLTA di Pasaman, Batu Lunak, Sumatera Barat, dengan investasi berkisar Rp 750 miliar hingga Rp 1 triliun dengan kapasitas 30-40 MW. Perseroan juga akan membangun pembangkit listrik tenaga minihydro (PLTM) dengan kapasitas 7,5 MW senilai Rp 160 miliar di Sembilin, Dairi. INVS telah memperoleh kontrak baru senilai Rp 200 miliar dari PLN dan Kereta Api. Perseroan melalui anak usahanya, Cakra Daya Energy, menganggarkan belanja modal sebesar USD 50 juta tahun depan. Capex akan digunakan untuk investasi dan ekspansi di bidang oil and gas services.

AKR Corporindo (AKRA) mendapatkan penugasan dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 2014. Perseroan ditugaskan untuk penyediaan dan pendistribusian bensin premium bersubsidi (mogas 88) dan jenis minyak solar bersubsidi pada 2015. Alokasi kuota perseroan untuk tahun depan adalah 645.000 kilo liter, yang terbagi atas 20.000 KL jenis bensin premium dan 625.000 KL untuk jenis minyak solar. Wilayah pendistribusian mencakup Sumatra Utara, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Benakat Integra (BIPI) tengah mencari pinjaman sebesar USD 500 juta untuk melunasi (refinancing) utang tahun 2015. Hal itu untuk menurunkan beban bunga utang, sehingga mendorong peningkatan laba bersih tahun 2015. Perseroan telah

mendapatkan komitmen dari sejumlah bank asing sekitar USD 275 juta. Sisa kebutuhan dana diharapkan bisa diperoleh pada semester I 2015, sehingga perseroan bisa mengeksekusi rencanarefinancingpada Juni 2015. Saat ini perseoan memiliki fasilitas pinjaman dengan tingkat bunga rata-rata 12%. Denganrefinancing, tingkat bunga diharapkan bisa ditekan menjadi 7%-8%.

Sigmagold Inti Perkasa (TMPI) membidik kontribusi bisnis pertambangan emas sebanyak 50% terhadap total pendapatan tahun depan. Perseroan menargetkan satu tambang dengan area cadangan premier mulai proses drilling tahun ini. Satu tambang lainnya dengan area cadangan alluvial akan masuk tahap trial production. Perseroan juga sedang memfinalisasi akuisisi tambang kedua dengan target realisasi dalam waktu dekat.

Sigmagold Inti Perkasa (TMPI) berniat mendivestasi anak usaha yang bergerak pada sektor distribusi perangkat elektronik. Pelepasan ini sejalan dengan perubahan fokus bisnis perseroan menjadi pertambangan emas. Keinginan untuk melepas bisnis distributor elektronik dipicu faktor peningkatan persaingan usaha dan pertumbuhan biaya operasional setelah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.

Electronic City Indonesia (ECII) berencana untuk menambah 7-15 gerai baru pada 2015 di wilayah Jabodetabek, Lampung, Palembang dan Malang. Selama 2014 perseroan telah membuka 11 gerai baru. Dikatakan bahwa ECII masih akan terus melakukan ekspansi mengingat pasar elektronik Indonesia masih terus bertumbuh.

Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) akan memfokuskan bisnis di sektor makanan dan minuman dengan melepas lini usaha perkebunan kelapa sawit yang dipimpin entitas Golden Plantation. Keputusan tersebut diambil untuk memperbaiki profil kinerja keuangan karena perkebunan milik perseroan masih tergolong muda dan belum banyak memberikan pemasukan.

Tiga Pilar Sejahtera (AISA) akan mengembangkan lini bisnis baru ke segmen minuman dengan dana investasi awal diperkirakan mencapai Rp 100 miliar. Perseroan akan bekerja sama dengan perusahaan minuman asing dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV). TPS Food mengincar porsi mayoritas dalam JV tersebut. Sebagai langkah awal, perseroan akan membangun satu pabrik minuman di Solo pada tahun 2015. Selain minuman ringan anak-anak, TPS Food juga tengah menjajaki kesepakatan distribusi merek minuman lainnya.

Tiga Pilar Sejahtera (AISA) menargetkan pendapatan tahun 2015 sebesar Rp 7,38 triliun atau tumbuh 49% dibandingkan estimasi tahun 2014 sebesar Rp 4,95 triliun. Pendapatan diharapkan dapat berasal dari penjualan beras sebesar Rp 4,58 triliun (62%), makanan sebesar Rp 2,4 triliun (33%), dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sebesar Rp 393 miliar (5%).

Tiga Pilar Sejahtera (AISA) menganggarkan belanja modal(capital expenditure/capex) konsolidasi sebesar Rp 959 miliar pada 2015 atau lebih tinggi 37,9% dibandingkan alokasi tahun 2014 sebesar Rp 695 miliar. Sementara pada tahun 2016 dan 2017 perseroan menyiapkan capex masing-masing Rp 328 miliar dan Rp 1 triliun. Dengan demikian perseroan membutuhkan total Rp 2,3 triliun untuk belanja modal.

Tiga Pilar Sejahtera (AISA) sedang mencari pinjaman bank senilai Rp 1 triliun. Saat ini perseroan tengah melakukan penjajakan

(3)

     

           

 

 

18 December 2014

18 December 2014

dengan Hong Kong Bank, Rabo Bank dan Bank Negara Indonesia (BBNI). Dana pinjaman akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi beras dan makanan selama 3 tahun mendatang. Hingga 2017, biaya ekspansi dua lini bisnis tersebut mencapai Rp 1,56 triliun. Jika berjalan lancar, fasilitas pinjaman bisa diperoleh pada April atau Mei 2015. Sisa kebutuhan dana untuk ekspansi sekitar Rp 560 miliar akan diperoleh dari ekuitas dan kas internal. Ekspansi di segmen beras akan memerlukan biaya sekitar Rp 1,35 triliun, sedangkan segmen makanan sebesar Rp 216 miliar. Perseroan akan membangun 2 pabrik penggilingan beras di Sumatera. Perseroan juga akan memperluas pabrik taro di Jawa Tengah. Sebanyak 3 mesin baru siap didatangkan untuk mendorong produksi makanan ringan tersebut. Ekspansi di bisnis sawit juga terus berjalan. Hingga 2017 dana ekspansi di segmen sawit diperkirakan mencapai Rp 720 miliar. Ekspansi di segmen sawit terus dilakukan secara mandiri oleh manajemen PT. Golden Plantation Tbk sehingga tidak membebani neraca keuangan TPS Food.

Tiga hari menjelang jatuh tempo medium term notes (MTN) I/2012 senilai Rp120 miliar, Indofarma (INAF) baru memiliki dana segar Rp80 miliar. Perseroan tengah berpacu dengan waktu untuk menarik piutang guna melunasi kewajibannya. Untuk melunasi MTN yang jatuh tempo 20 Desember 2014 tersebut, perseroan memang mengandalkan piutang usaha yang jumlahnya mencapai Rp391,2 miliar. Sementara sampai 19 Desember 2014, perseroan optimis bisa memperoleh Rp130 miliar dari piutang yang akan digunakan untuk membayar MTN tersebut.

Asia Pacific Fibers (POLY) menganggarkan belanja modal (capex) tahun 2015 sekitar USD 15-20 juta atau lebih besar dibanding belanja modal tahun 2014 sebesar USD 8 juta. Sekitar USD 10 juta akan digunakan untuk menambah kapasitas pembangkit sekitar 20 mega watt (MW) dari yang sudah ada saat ini sebesar 20 MW. Total kapasitas pembangkit yang dibutuhkan perseroan sebesar 40 MW. Sumber pendanaan belanja modal (capex) tahun 2015 dari pemegang saham mayoritas perseroan.

Chandra Asri Petrochemical (TPIA) dan BP Singapore Pte Ltd menandatangani nota kesepahaman untuk melanjutkan kesepakatan kesepakatan kedua pihak atas proyek condensate splitter. Sebelumnya, proyek tersebut telah melalui feasibility study selama 2 tahun. Rencananya, TPIA dan BP Singapore akan mengembangkan proyek pengolahan 100 ribu barrel feedstock per hari di Cilegon, Banten.

Impack Pratama Industri (IMPC) menargetkan laba bersih tahun 2015 sekitar Rp 310 miliar atau meningkat sekitar 10% YoY dari target perolehan laba bersih tahun 2014 sebesar Rp 290 miliar. Pendapatan (revenue) pada tahun 2015 ditargetkan meningkat sekitar 10%-15% atau sekitar Rp 1,51 triliun – Rp 1,58 triliun jika dibandingkan pendapatan hingga akhir tahun 2014 yang diproyeksikan mencapai Rp 1,38 triliun.

Impack Pratama Industri (IMPC) mengalokasikan belanja modal Rp12 miliar, meningkat 20% dari belanja modal tahun ini sebesar Rp10 miliar. Sekitar 30%-40% kebutuhan belanja modal akan diperoleh dari pinjaman bank dan sisanya dari kas operasional. Alam Sutera Realty (ASRI) menargetkan penjualan tahun 2015 sebesar Rp 5,8 triliun. Komposisinya kurang lebih dari Pasar Kemis senilai Rp 2 triliun, proyek horizontal Alam Sutera senilai Rp 1 triliun, dan sisanya sebesar Rp 2,8 dari proyek vertikal baik apartemen seperti proyek The Paddington dan Kota Ayodia dan proyek gedung perkantoran seperti The Tower dan Prominance.

Alam Sutera menganggarkan belanja modal tahun 2015 sebesar Rp 2,3 triliun yang akan digunakan untuk pembelian tanah di Serpong dan Pasar Kemis senilai Rp 1,2 triliun dan sisanya sebesar Rp 1,1 triliun akan digunakan untuk pembangunan apartemen dan gedung perkantoran. Alam Sutera saat ini masih memiliki cadangan lahan sekitar 2.000 ha yang terdiri dari 200 ha di Alam Sutera, 1.800 ha di Pasar Kemis, 100 ha di daerah Cibodas puncak, 60 ha di Bali, dan 75 ha di Tanjung Pinang. Rencananya lahan di daerah Puncak akan dikembangkan untuk pembangunan resor, sedangkan lahan di Bali akan dikembangkan sebagai taman budaya bertajuk Garuda Wisnu Kencana (GWK). Sementara proyek untuk pengembangan lahan di Tanjung Pinang masih belum direncanakan untuk dibangun. Greenwood Sejahtera (GWSA) menerbitkan obligasi senilai Rp1,5 triliun untuk pendanaan bagi kebutuhan ekspansi pada tahun depan. Perseroan melakukan emisi obligasi melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) I tahun 2014 dan untuk tahap pertama akan diterbitkan Rp500 miliar. Perseroan akan memggunakan dana hasil emisi obligasi tersebut untuk membiayai kegiatan konstruksi dan operasional TCC Batavia Tower II sebesar Rp150 miliar dan Rp350 miliar untuk pengembangan proyek dalam industri properti milik perseroan. PUB I tahap I tersebut memiliki tenor 5 tahun.

Kawasan Industri Jababeka (KIJA) melalui anak usahanya, Banten West Java Tourism Development, terus menjajaki kerja sama dengan para investor untuk mengembangkan kawasan wisata Tanjung Lesung, Banten. Hingga saat ini, sebanyak 5-10 investor termasuk dari China, Timur Tengah dan Eropa telah menyatakan minatnya. Perseroan membuka peluang bagi para investor untuk membangun resor, marina, theme park, proyek komersial dan residensial.

Harta Aman Pratama (AHAP) meraih laba bersih sebesar Rp 14,09 miliar hingga November 2014 atau naik 5% YoY dari sebelumnya Rp 13,39 miliar. Premi bruto tumbuh 15% YoY menjadi Rp 250,10 miliar dibandingkan premi bruto tahun sebelumnya Rp 216,87 miliar. Hasil underwriting meningkat 24% menjadi Rp 53,35 miliar dari hasil underwriting tahun sebelumnya Rp 43,16 miliar. Laba sebelum pajak tumbuh 12% menjadi Rp 16,10 miliar dari laba sebelum pajak Rp 14,37 miliar di November 2013.

Verena Multi Finance (VRNA) telah melunasi Medium Term Notes (MTN) Verena Multi Finance I Tahun 2011 yang diterbitkan pada 15 Desember 2011. Jumlah pokok pelunasan sebesar Rp200.000.000.000 dengan tingkat bunga tetap dan berjangka waktu 3 tahun.

Bank Negara Indonesia (BBNI) memperkirakan ekspansi pembiayaan pada tahun depan dapat tumbuh sebesar 14% hingga 16%. Target pertumbuhan tersebut sama dengan pertumbuhan pada tahun ini. Hal ini dikarenakana situasi saat ini dimana harga minyak turun, dolar meningkat sehingga perseroan memprediksi pertumbuhan yang flat. Perseroan juga akan tetap fokus menyalurkan kredit pada delapan sektor unggulan di tahun depan yakni sektor agribisnis, kelistrikan, telekomunikasi, konstruksi dan mesin, makanan dan minuman, minyak, gas, dan pertambangan, perdagangan besar, dan kimia. BBNI memberikan kredit untuk konsumer dan retail serta untuk business banking atau ke industri.

Bank Negara Indonesia (BBNI) membangun fasilitas pelayanan inovatif dalam bentuk Outlet Peti Kemas (Container Outlet). Outlet Peti Kemas merupakan salah satu inovasi channel BNI yang

(4)

     

           

 

 

18 December 2014

18 December 2014

bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keleluasaan akses bagi nasabah dalam bertransaksi, terutama di lokasi-lokasi yang memiliki keterbatasan gedung atau lahan, antara lain pelabuhan, bandara, dan kawasan industri. Kontainer atau peti kemas ini juga bersifat moveable, sehingga dapat dengan mudah dipindahkan apabila diperlukan, baik karena perubahan zona lokasi maupun perubahan atau pergeseran lokasi bisnis, dengan memperhatikan ketentuan relokasi.

Bank Panin Syariah (PNBS) menargetkan pertumbuhan kinerja sebesar 25% pada 2015. Untuk tahun ini perseroan berhasil meraih pertumbuhan aset dan pembiayaan sebesar 60% YoY. Tahun ini total asset perseroan ditargetkan mencapai Rp6 triliun dan akan tumbuh menjadi Rp7.5 triliun pada 2015. Total kredit yang disalurkan pada tahun ini mencapai Rp4.5 triliun dan total DPK mencapai Rp4.7 triliun sehingga rasio FDR sebesar 95%. Untuk tahun 2015 perseroan menargetkan penyaluran kredit mencapai Rp6.3 triliun dengan menitikberatkan penyaluran kredit ke sektor UMKM sehingga porsi penyaluran kredit pada sektor itu menjadi 60% dari 40% saat ini.

Bank Mutiara (BCIC) berencana melakukan penambahan modal tanpa HMETD melalui penerbitan saham baru sebanyak 30 triliun lembar saham dengan target dana Rp 300 miliar. Melalui penerbitan saham tersebut, porsi saham J Trust akan meningkat menjadi 99,036% dari saat ini 99% atau melampaui ketentuan batas maksimum kepemilikan oleh asing.

Bank Artha Graha Internasional (INPC) terus memperbanyak jumlah jaringan untuk mendukung transformasi bisnis perseroan, yang sebelumnya dominan di sektor korporasi ke sektor konsumsi, ritel, serta usaha mikro, kecil dan menengah (UKM). Hingga November 2014, pencairan kredit konsumsi dan UMKM perseroan mencapai Rp 1,4 triliun. Komposisi portofolio kredit konsumsi dan UMKM terhadap total kredit INPC mencapai 15%.

Harga IPO PT Bank Agris ditetapkan sebesar Rp 110 per saham dari harga kisaran Rp 105-Rp 115 per saham, sehingga dana yang diraih diperkirakan Rp 99 miliar. PT Bank Agris akan melepas sebanyak 900 juta saham atau 21,25% dari jumlah modal disetor dan ditempatkan. Sebesar 70% dana IPO akan digunakan untuk ekspansi kredit dan 30% untuk menunjang rencana pengembangan jaringan kantor.

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menghapus pencatatan saham Davomas Abadi (DAVO) efektif mulai 21 Januari 2015. Perdagangan di pasar negosiasi selama 20 hari bursa mulai 18 Desember 2014-20 Januari 2015.

Indonesia akan ikut berinvestasi dalam proyek pembangunan jalur kereta di Oman (Omani railway project) khususnya untuk bidang jasa konstruksi. Jalur Omani railway melewati kawasan GCC (Gulf Cooperating Council/Dewan Kerja Sama Teluk), yaitu dari Oman - Uni Emirat Arab - Arab Saudi. Proyek pembangunan jalur kereta di Oman merupakan upaya negara-negara Timur Tengah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi regional di kawasan tersebut. Pemerintah berencana untuk mendukung pembangunan rel kereta di Oman untuk wilayah Gold Priverting Country, yang menghubungkan antara Oman - Emirat Arab - Arab Saudi dengan jarak 500 kilometer. Prosesnya sudah mulai tender. Dukungan tersebut bukan dikucurkan dalam bentuk uang, namun bahan pangan. Indonesia akan menanamkan investasi dan memenuhi kebutuhan mereka. Dengan demikian Indonesia juga dapat mendorong ekspor makanan dan minuman ke Oman.

Pemerintah optimis kondisi perekonomian nasional pada tahun 2015 akan lebih baik, antara lain dengan perbaikan fiskal dan juga peningkatan ekspor nasional.

(5)

      

 

 

 

 

 

18 December 2014

COMMODITIES DUAL LISTING

Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change

(IDR)

Crude Oil (US$)/Barrel 56,39 -0,08 TLKM (US) 44 13.776 146

Natural Gas (US$)/mmBtu 3,69 -0,01 ANTM (GR) 0,05 812 16

Gold (US$)/Ounce 1189,91 0,18

Nickel (US$)/MT 15625,00 -375,00

Tin (US$)/MT 19450,00 -595,00

Coal (NEWC) (US$)/MT* 61,80 --

Coal (RB) (US$)/MT* 66,33 --

CPO (ROTH) (US$)/MT 690,00 5,00

CPO (MYR)/MT 2120,50 -35,50

Rubber (MYR/Kg) 594,50 1,50

Pulp (BHKP) (US$)/per ton 741,88 0,89 *weekly

GLOBAL INDICES VALUATION

Change PER (X) PBV (X)

Country Indices Price

%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F

Market Cap (USD Bn)

USA DOW JONES INDUS. 17356,87 1,69 4,71 15,32 14,75 2,91 2,73 4.800,0

USA NASDAQ COMPOSITE 4644,31 2,12 11,20 23,17 19,17 3,50 3,18 7.168,5

ENGLAND FTSE 100 INDEX 6336,48 0,07 -6,11 13,49 13,14 1,71 1,64 1.402,0

CHINA SHANGHAI SE A SH 3206,90 1,32 44,81 12,78 11,42 1,71 1,54 3.693,5

CHINA SHENZHEN SE A SH 1560,34 -0,71 41,36 27,94 21,49 3,13 2,78 2.040,5

HONG KONG HANG SENG INDEX 22585,84 -0,37 -3,09 10,65 10,05 1,25 1,16 1.798,2

INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5035,65 0,19 17,82 16,91 14,34 2,81 2,48 374,3

JAPAN NIKKEI 225 16819,73 0,38 3,24 18,38 16,27 1,62 1,51 2.609,6

MALAYSIA KLCI 1681,90 0,48 -9,91 15,83 14,50 1,92 1,81 276,3

SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3227,23 0,38 1,89 14,02 13,00 1,28 1,21 401,5

FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE

Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change

USD/IDR 12.667,25 -57,75 1000 IDR/ USD 0,08 0,0004

EUR/IDR 15.612,39 -181,31 EUR / USD 1,23 -0,0017

JPY/IDR 106,56 -1,49 JPY / USD 0,01 0,0000

SGD/IDR 9.644,33 -59,74 SGD / USD 0,76 -0,0016

AUD/IDR 10.283,97 -68,94 AUD / USD 0,81 -0,0004

GBP/IDR 19.726,33 -149,40 GBP / USD 1,56 -0,0002

CNY/IDR 2.044,03 0,00 CNY / USD 0,16 -0,0002

MYR/IDR 3.647,35 14,12 MYR / USD 0,29 0,0011

KRW/IDR 11,46 -0,11 100 KRW / USD 0,09 -0,0009

CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE

Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)

FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.60

BI Rate (%) Indonesia 7.75 LIBOR (GBP) England 0.50

ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17

BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13

BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13

(6)

      

 

 

 

 

 

18 December 2014

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS SBI

Description Nov’14 Oct'14 Description Rate (%)

Inflation YTD % 5.75 4.19 SBI (9M) 6,90219

Inflation YOY % 6.23 4.83 SBIS (9M) 6,90219

Inflation MOM % 1.50 0.47

Foreign Reserve (USD) 111.97 Mn 111.97 Mn GDP (IDR Bn) 2,619,869.70 2,619,869.70

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR

Date Agenda Expectation

18 Dec FOMC Rate Decision Tetap 0.25%

18 Dec US Initial Jobless Claims Naik menjadi 295 ribu dari 294 ribu 18 Dec US Continuing Claims Turun menjadi 2440 ribu dari 2514 ribu

18 Dec US Leading Index Turun menjadi 0.5% dari 0.9%

22 Dec US Existing Home Sales Turun menjadi 5.20 juta dari 5.26 juta 22 Dec US Existing Home Sales MoM Turun menjadi -1.1% dari 1.5% 23 Dec US Durable Goods Orders Turun menjadi 0.3% dari 0.4%

23 Dec US GDP QoQ Naik menjadi 4.4% dari 3.9%

23 Dec US GDP Price Index Tetap 1.4%

23 Dec US Personal Consumption --

Ket: (*) US Time (^) Tentative

LEADING MOVERS LAGGING MOVERS

Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt

BMRI IJ 10600 3.67 9.25 EMTK IJ 6100 -15.28 -6.63 BBRI IJ 11300 2.03 5.87 UNVR IJ 30700 -1.60 -4.08 UNTR IJ 17250 3.92 2.59 ASII IJ 7025 -1.06 -3.24 BSDE IJ 1765 6.33 2.06 LPPF IJ 14200 -4.70 -2.18 BBNI IJ 5900 1.72 1.97 TLKM IJ 2725 -0.73 -2.15 MNCN IJ 2455 5.14 1.83 EXCL IJ 4785 -2.94 -1.32 ICBP IJ 11775 2.39 1.71 PGAS IJ 5800 -0.85 -1.30 GGRM IJ 59175 1.15 1.39 INDF IJ 6400 -1.92 -1.17 PTBA IJ 12950 4.44 1.35 SCMA IJ 3310 -1.93 -1.02 TOWR IJ 4095 2.38 1.04 SMGR IJ 15350 -0.97 -0.95 UPCOMING IPO'S

Company Business IPO Price

(IDR)

Issued

Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

PT Intan Baruprana Finance

Finance 288.00 668.00 10 Des-12 Des’14 18 Dec 2014 BNI Securities PT Bank Agris Banking &

Finance

110.00 900.00 12 Dec-16 Dec’14 22 Dec 2014 Indo Premier Securities PT Golden Plantation Plantation

Agriculture

288.00 800.00 15 Dec-17 Dec’14 23 Dec 2014 CIMB Securities PT Bank Yudha Bhakti Banking &

Finance

TBA 300.00 05 Jan-07 Jan’15 13 Jan 2015 Semesta Indovest

PT Archi Indonesia Mining 1895-2445 1,600.00 TBA TBA CIMB Niaga, Danareksa,

(7)

      

 

 

 

 

 

 

18 December 2014

18 December 2014 DIVIDEND

Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment

PGLI 2.00 Cash Dividend

 

08 Dec-14 09 Dec-14 11 Dec-14 29 Dec-14

TOTO 50.00 Cash Dividend

 

09 Dec-14 10 Dec-14 12 Dec-14 30 Dec-14

AISA 8.50 Cash Dividend

 

24 Dec-14 29 Dec-14 02 Jan-15 14 Jan-15

ADRO $0.00094 Cash Dividend

 

24 Dec-14 29 Dec-14 02 Jan-15 16 Jan-15

BFIN 138.00 Cash Dividend

 

02 Jan-15 05 Jan-15 07 Jan-15 15 Jan-15

CORPORATE ACTIONS

Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period

BNII Rights Issue 9:1 221.00 05-Dec-14 08-Dec-14 12 Dec – 18 Dec’14

BPFI Rights Issue 10:7 500.00 08-Dec-14 09-Dec-14 15 Dec – 19 Dec’14

BSWD Rights Issue 5:1 2800.00 10-Dec-14 11-Dec-14 17 Dec – 06 Jan’15

CENT Rights Issue 5:1 200.00 24-Dec-14 29-Dec-14 06 Jan – 12 Jan’15

SUPR Rights Issue 125:54 7000.00 29-Dec-14 30-Dec-14 07 Jan – 14 Jan’15

MAYA Rights Issue 8:1 1150.00 06-Jan-15 07-Jan-15

 

13 Jan – 19 Jan’15

 

AKKU Rights Issue 20:132 100.00 TBA TBA

 

TBA

 

SIPD Reverse Stock 10:1 -- -- 02-Jan-15

 

02-Jan-15

 

LTLS Stock Split 1:2 -- -- TBA TBA

ACST Tender Offer -- TBA -- -- TBA

CPGT Tender Offer -- TBA -- -- TBA

GENERAL MEETING

Emiten AGM/EGM Date Agenda

MYRX RUPSLB 18-Dec-14

BJBR RUPSLB 19-Dec-14

TLKM RUPSLB 19-Dec-14

TBIG RUPSLB 22-Dec-14

MASA RUPSLB 22-Dec-14

OKAS RUPSLB 23-Dec-14

BSWD RUPSLB 29-Dec-14

MAYA RUPSLB 29-Dec-14

GMCW RUPSLB 30-Dec-14

EXCL RUPSLB 07-Jan-15

CNKO RUPSLB 08-Jan-15

SCPI RUPSLB 14-Jan-15

BTPN RUPSLB 15-Jan-15

BBNP RUPSLB 23-Jan-15

(8)

      

 

 

 

 

 

18 December 2014

18 December 2014

PTBA

TRADING BUY

S1 12550 R1 13200 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 11850 R2 13900

Closing

Price 12950

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold •Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp 12550-Rp 13200

•Entry Rp 12950, take Profit Rp 13200

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 6.27 Positif

MACD 10.07 Positif

True Strength Index (TSI) -26.66 Positif

Bollinger Band (Mid) 17745 Negatif

MA5 12875 Positif 10,000 11,000 12,000 13,000 14,000

Jun Jul August September October November December

PTBA Upward Sloping Channel

12,984.4 12,950 12,950 12,950 12,875 12,725 11,793.1 13,040 13,378.8 13,378.8 13,650 13,735.7 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0

PTBA - Stochastic %D(6,3,3) = 26.17, Stochastic %K = 31.38, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

26.1658 26.1658 20 31.375 31.375 80 -300 -200 -100 0 100 200 300 0

PTBA - MACD (5,3) = 47.16, Signal() = 69.91

47.1577 69.9054 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 PTBA - TSI(3,5,3) = -26.66 -26.0448 -26.6641 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0

PTBA - William's % R(14) = -48.28, Volume() = 2,745,300.00

-48.2759 2,745,300

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com

WSKT

TRADING BUY

S1 1190 R1 1240 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 1140 R2 1290

Closing

Price 1225

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought •Harga berada dalam area upper band Prediksi •Trading range Rp 1190-Rp 1240

•Entry Rp 1225, take Profit Rp 1240

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 88.16 Positif

MACD 14.50 Positif

True Strength Index (TSI) 35.74 Positif

Bollinger Band (Mid) 1126 Positif

MA5 1215 Positif 700 800 900 1,000 1,100 1,200 1,300

Jun Jul August September October November December

WSKT Upward Sloping Channel

1,215 1,189.38 1,129.55 1,129.55 1,125.75 1,090 958.033 1,225 1,225 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 WSKT - Stochastic %D(6,3,3) = 80.92, Stochastic %K = 77.52, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

77.5218 77.5218 20 80 80.9225 80.9225 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 0.0 WSKT - MACD (5,3) = -7.18, Signal() = -8.41 -8.41233 -7.18073 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WSKT - TSI(3,5,3) = 35.74 35.7382 0.00000 41.8793 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 WSKT - William's % R(14) = -9.76, Volume() = 53,914,600.00 -9.7561 53,914,600

(9)

      

 

 

 

 

 

18 December 2014

18 December 2014

BSDE

TRADING BUY

S1 1680 R1 1820 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 1540 R2 1960

Closing

Price 1765

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold •Harga berada dalam area netral Prediksi •Trading range Rp 1680-Rp 1820 •Entry Rp 1765, take Profit Rp 1820

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 22.14 Negatif

MACD -16.90 Negatif

True Strength Index (TSI) -42.02 Positif

Bollinger Band (Mid) 3970 Negatif

MA5 1743 Positif 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000

Jun Jul August September October November December

BSDE Upward Sloping Channel

1,765 1,764.25 1,743 1,594.28 1,533.57 1,533.57 1,510 1,765 1,765 1,777.5 1,870 2,041.67 2,041.67 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0

BSDE - Stochastic %D(6,3,3) = 17.83, Stochastic %K = 28.87, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

20 17.8313 17.8313 28.8727 28.8727 80 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0

BSDE - MACD (5,3) = 9.90, Signal() = 15.58

9.90198 15.5764 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BSDE - TSI(3,5,3) = -42.02 -42.0228 -46.8707 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0

BSDE - William's % R(14) = -47.27, Volume() = 29,630,500.00

-47.2727 29,630,500

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com

ROTI

TRADING BUY

S1 1300 R1 1360 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 1210 R2 1450

Closing

Price 1325

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold •Harga berada dalam area netral Prediksi •Trading range Rp 1280-Rp 1360 •Entry Rp 1325, take Profit Rp 1360

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 37.76 Positif

MACD 2.26 Negatif

True Strength Index (TSI) -9.45 Positif

Bollinger Band (Mid) 1270 Positif

MA5 1294 Positif 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 2,200

Jun Jul August September October November December

ROTI Wedge Bullish Breakout 1,300.63 1,294 1,269.75 1,240.56 1,240.56 1,176.88 1,155 1,305 1,305 1,325 1,325 1,325 1,365 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0

ROTI - Stochastic %D(6,3,3) = 22.49, Stochastic %K = 36.27, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

22.4923 22.4923 20 36.2654 36.2654 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 0.0

ROTI - MACD (5,3) = -2.08, Signal() = 1.95

-2.07524 1.94618 -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 ROTI - TSI(3,5,3) = -9.45 -9.44589 -14.9183 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0

ROTI - William's % R(14) = -48.94, Volume() = 4,806,400.00

-48.9362 4,806,400

(10)

      

 

 

 

 

 

18 December 2014

18 December 2014

SMBR

TRADING BUY

S1 370 R1 395 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 350 R2 415

Closing

Price 380

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band

Prediksi •Trading range Rp 370-Rp 395 •Entry Rp 380, take Profit Rp 395

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 20.51 Positif

MACD -2.22 Negatif

True Strength Index (TSI) -40.20 Positif

Bollinger Band (Mid) 389 Negatif

MA5 381.4 Negatif 360.0 380.0 400.0 420.0 440.0 460.0 480.0 500.0

Jun Jul August September October November December

SMBR Upward Sloping Channel

384.375 381.4 380 380 380 367.793 367.793 385 388.5 398 412.107 423.8 423.8 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0

SMBR - Stochastic %D(6,3,3) = 13.63, Stochastic %K = 19.94, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

19.9405 13.6273 13.6273 19.9405 20 80 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 0.0 SMBR - MACD (5,3) = 2.17, Signal() = 2.56 2.17372 2.55702 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 SMBR - TSI(3,5,3) = -40.20 -38.6857 -40.1999 0.00000 -100.0 -90.0 -80.0 -70.0 -60.0 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 SMBR - William's % R(14) = -70.21, Volume() = 11,620,700.00 -70.2128 11,620,700

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com

MNCN

TRADING BUY

S1 2375 R1 2525 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 2295 R2 2605

Closing

Price 2455

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp 2375-Rp 2525 •Entry Rp 2455, take Profit Rp 2525

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 54.55 Positif

MACD 7.75 Positif

True Strength Index (TSI) 22.83 Positif

Bollinger Band (Mid) 2385 Positif

MA5 2380 Positif 2,200 2,400 2,600 2,800 3,000 3,200

Jun Jul August September October November December

MNCN Downward Sloping Channel

2,380 2,326.88 2,205 2,205 2,180 2,155 2,155 2,384.5 2,455 2,455 2,455 2,475 2,776.47 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 MNCN - Stochastic %D(6,3,3) = 71.08, Stochastic %K = 75.71, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

71.0824 71.0824 20 75.7062 75.7062 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0 MNCN - MACD (5,3) = -21.42, Signal() = -14.55 -21.4162 -14.5493 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 MNCN - TSI(3,5,3) = 22.83 13.3653 0.00000 22.8347 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 MNCN - William's % R(14) = -6.78, Volume() = 18,099,900.00 -6.77966 18,099,900

(11)

      

 

 

 

 

 

 

18 December 2014

18 December 2014

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING

Price Support Resistance Indicators 1 Month

Ticker Rec

17-12-14 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low

Agriculture

AALI Trading Buy 22400 22400 22875 21425 22150 22875 23600 Negatif Negatif Negatif 25450 22350 LSIP Trading Buy 1885 1885 1905 1805 1855 1905 1955 Negatif Negatif Negatif 2060 1845 SGRO Trading Sell 2065 2065 2030 1965 2030 2095 2160 Negatif Negatif Negatif 2340 2040

Mining

BUMI Trading Sell 57 57 54 45 54 63 72 Negatif Negatif Positif 135 63

PTBA Trading Buy 12950 12950 13200 11850 12525 13200 13875 Positif Positif Positif 13650 11875 ADRO Trading Buy 1050 1050 1090 1015 1040 1065 1090 Positif Positif Positif 1145 980 MEDC Trading Buy 3600 3600 3725 3165 3445 3725 4005 Positif Positif Negatif 3835 3350 INCO Trading Buy 3860 3860 3900 3720 3810 3900 3990 Positif Positif Positif 4175 3645

ANTM Trading Buy 980 980 1015 940 965 990 1015 Positif Positif Positif 1010 920

TINS Trading Buy 1190 1190 1205 1125 1165 1205 1245 Positif Positif Positif 1295 1095

Basic Industry and Chemicals

SMGR Trading Sell 15350 15350 14875 14875 15225 15575 15925 Negatif Negatif Negatif 16800 15000 INTP Trading Sell 23225 23225 23050 22625 23050 23475 23900 Negatif Negatif Positif 25725 22475 SMCB Trading Sell 2180 2180 2130 2130 2165 2200 2235 Negatif Negatif Negatif 2370 2155

Miscellaneous Industry

ASII Trading Sell 7025 7025 6900 6900 7000 7100 7200 Negatif Negatif Negatif 7250 6725 GJTL Trading Sell 1385 1385 1360 1305 1360 1415 1470 Negatif Negatif Positif 1480 1245

Consumer Goods Industry

INDF Trading Sell 6400 6400 6225 6225 6350 6475 6600 Positif Positif Positif 6825 6400 GGRM Trading Buy 59175 59175 59925 56775 58350 59925 61500 Positif Positif Negatif 64250 57100 UNVR Trading Buy 30700 30700 31225 29625 30425 31225 32025 Positif Positif Positif 32100 29700 KLBF Trading Sell 1725 1725 1690 1690 1715 1740 1765 Negatif Negatif Positif 1835 1650

Property, Real Estate and Building Construction

BSDE Trading Buy 1765 1765 1820 1540 1680 1820 1960 Positif Positif Positif 1895 1510 PTPP Trading Sell 3200 3200 3180 3115 3180 3245 3310 Negatif Negatif Negatif 3350 2545 WIKA Trading Buy 3200 3200 3230 3110 3170 3230 3290 Positif Positif Positif 3350 2750 ADHI Trading Sell 2890 2890 2925 2815 2870 2925 2980 Negatif Negatif Positif 3105 2435

Infrastructure, Utilities and Transportation

PGAS Trading Sell 5800 5800 5625 5625 5750 5875 6000 Negatif Negatif Negatif 6225 5825 JSMR Trading Buy 6825 6825 7075 6550 6725 6900 7075 Positif Positif Positif 7075 6325 ISAT Trading Sell 4080 4080 3900 3900 4015 4130 4245 Negatif Negatif Negatif 4350 3050 TLKM Trading Sell 2725 2725 2660 2660 2710 2760 2810 Negatif Negatif Positif 2890 2590 CMNP Trading Sell 3010 3010 2970 2850 2970 3090 3210 Negatif Negatif Negatif 3205 3025

Finance

BMRI Trading Buy 10600 10600 10800 9750 10275 10800 11325 Positif Positif Negatif 10875 10100 BBRI Trading Buy 11300 11300 11475 10675 11075 11475 11875 Positif Positif Negatif 11725 10600 BBNI Trading Buy 5900 5900 5975 5675 5825 5975 6125 Positif Positif Negatif 6300 5550 BBCA Trading Sell 12850 12850 12575 12575 12775 12975 13175 Positif Negatif Positif 13525 12500 BBTN Trading Buy 1185 1185 1225 1105 1155 1205 1255 Positif Positif Positif 1185 1090

Trade, Services and Investment

UNTR Trading Buy 17250 17250 18050 16250 16850 17450 18050 Positif Positif Positif 19350 16425 MPPA Trading Sell 3240 3240 3215 3135 3215 3295 3375 Negatif Negatif Negatif 3665 2980

(12)

 

 

Referensi

Dokumen terkait

1) Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional. Penelitian ini berkaitan

Aplikasi ini akan menggunakan data paku, baut, sekrup, pasak dan data kayu untuk melakukan perhitungan jumlah alat sambung yang digunakan dan detailing penempatan

Adapun tujuan pengabdian ini adalah untuk memperkenalkan program pemupukan hara spesifik lokasi; transformasi pengetahuan dalam pengelolaan lahan sawah (subak); Peningkatan

[r]

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan bertitik tolak dari hasil temuan penelitian-penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa dalam lingkup kerja kantor akuntan

Engagement merupakan variabel yang berpengaruh terhadap produktivitas (kinerja) dan kepuasan pelanggan, dan juga mengurangi turnover, sehingga amat penting bagi sebuah

Enday Sagari 53 Tahun Kepala Seksi Kesenian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan 21