• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Gading Jakarta Utara, dan merupakan agen tunggal dari alat ukur spectrum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Gading Jakarta Utara, dan merupakan agen tunggal dari alat ukur spectrum"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

48     

ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

PT. Tridaya Setiamanunggal adalah perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, yang beralamat di jalan Bulevar Kelapa Gading, Blok QA3/18, Kelapa Gading – Jakarta Utara, dan merupakan agen tunggal dari alat ukur spectrum analyzer merek Advantest untuk wilayah Indonesia. Alat ukur spectrum analyzer

merek advantest ini adalah alat ukur buatan negara Jepang.

Kebutuhan akan penggunaan alat ukur spectrum analyzer di Indonesia masih cukup tinggi, terutama pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang jasa telekomunikasi seperti, operator selular, operator satelit, lembaga penelitian, laboratorium elektronika dan telekomunikasi, balai pengujian perangkat telekomunikasi serta lembaga pemerintah yang mempunyai wewenang untuk memonitor penggunaan frekuensi seperti Postel dan DisHub.

Saat ini PT. Tridaya Setiamanunggal menjual spectrum analyzer merek Advantest, sesuai dengan spesifikasi yang dibuat oleh pabriknya di Jepang. Spesifikasi dari alat ukur spectrum analyzer yang ada seringkali melebihi dari spesifikasi kebutuhan pengukuran untuk beberapa pemakai. Dengan kata lain pengukuran yang paling sering digunakan oleh pemakai adalah pengukuran yang menggunakan setting parameter spectrum analyzer seperti: Center Frequency, Frequency Span, Resolution Bandwidth, Video Bandwidth, Sweep Time, Attenuasi,

(2)

diperlukan juga tetapi jarang pemakaiannya. Sebagi contoh pemakai memerlukan

spectrum analyzer yang hanya digunakan untuk memonitor Carrier to Noiseratio

(C/N ratio), sedangkan spectrum analyzer yang ada spesifikasinya atau fiturnya jauh lebih banyak dan lebih canggih dari yang diperlukan, sehingga banyak fitur-fitur yang disediakan oleh spectrum analyzer tidak terpakai. Disamping itu harga

spectrum analyzer masih cukup mahal terutama yang memiliki fitur yang banyak, dan ini merupakan salah satu pertimbangan bagi perusahaan/pemakai yang akan membeli alat ukur spectrum analyzer Kebutuhan pengukuran di beberapa pemakai ada juga yang tidak didukung oleh spesifikasi dari alat ukur spectrum analyzer

yang ada, sebagai contoh ada kebutuhan untuk memonitor beberapa frekuensi secara bersamaan dengan hanya menggunakan satu spectrum analyzer, dan bisa

di-remote oleh beberapa pemakai pada waktu yang bersamaan, sehingga spectrum analyzer yang berlokasi jauh bisa dimanfaatkan oleh beberapa pemakai. Pemakai umumnya menginginkan harga spectrum analyzer yang cukup murah tetapi sudah memenuhi kebutuhan pengukuran mereka.

Saat ini ada beberapa merek dan tipe alat ukur spectrum analyzer yang beredar di Indonesia, seperti merek-merek yang sudah terkenal HP/Egilent, Anritsu, RS (Rohde & Schwarz), dan Tektronix. Merek-merek alat ukur spectrum analyzer ini masing-masing sudah mulai mengembangkan fitur-fitur yang diperlukan oleh pemakai. Untuk dapat bersaing dengan alat ukur spectrum analyzer merek lain, maka PT. Tridaya Setiamanunggal mencoba mengembangkan perangkat lunak untuk dapat memberikan nilai tambah (added value) terhadap

spectrum analyzer Advantest tersebut, dan sekaligus dapat memenuhi kebutuhan pengukuran bagi para pemakai dengan harga yang lebih murah.

(3)

3.2 Analisis Masalah

Berdasarkan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan, penulis dapat merangkum masalah yang dihadapi oleh PT. Tridaya Setiamanunggal antara lain:

a. Spesifikasi alat ukur spectrum analyzer Advantest sering kurang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan pemakai, sebagai contoh spesifikasi

spectrum analyzer yang melebihi spesifikasi dari kebutuhan pemakai, sehingga banyak fitur-fitur yang disediakan oleh spectrum analyzer tidak terpakai, dan harga spectrum analyzer jenis ini relatif lebih tinggi.

b. Kebanyakan alat ukur spectrum analyzer digunakan untuk monitoring

frekuensi dengan menggunakan penyetelan (setting) parameter seperti :

Center Frequency, Frequency Span, Resolution Bandwidth, Video Bandwidth, Reference Level, Sweep Time, Attenuation dan dB per Division.

c. Ada juga beberapa tipe spectrum analyzer Advantest yang lebih murah tetapi spesifikasinya tidak memenuhi kebutuhan pemakai, seperti tidak didukung oleh jenis-jenis printer yang ada di pasaran, tidak ada memori (flash disk), tampilan tidak berwarna sehingga sulit melihat marker.

d. Pemakai menginginkan harga spectrum analyzer Advantest yang cukup murah, tetapi memenuhi kebutuhan pengukuran mereka.

e. Saat ini sudah banyak saingan dimana beberapa merek dan tipe alat ukur

spectrum analyzer sudah beredar di Indonesia, seperti merek-merek yang sudah terkenal HP/Egilent, Anritsu, RS (Rohde&Schwarz), dan

(4)

Tektronix, dimana mereka sudah menambah fitur-fitur baru dan dengan harga yang hampir sama dengan generasi sebelumnya.

Tabel 3.1 spesifikasi spectrum analyzer Advantest untuk beberapa tipe

Fitur Tipe R3267 Tipe R3273 Tipe U3771 Tipe U3741

Frequency range 100 Hz s/d 8 GHz 100 Hz s/d 26.5 GHz 9 kHz s/d 31.8 GHz 9 kHz to 3 GHz Frequency Span Accuracy +/- 1% +/- 1% +/- 1% +/- 1% RBW range 10Hz - 10 MHz 10Hz - 10MHz 100 Hz - 3 MHz 100 Hz – 1 Mhz VBW range 1 Hz to 10 MHz (1, 3, 10) 1 Hz to 10 MHz (1, 3, 10) 10 Hz - 3 MHz 10Hz to 3 MHz (1-3 step)

Sweep Time 20 msec s/d

1000 sec 20 ms to 1000 Sec 20ms to 1000s 20ms to 1000s Input Attenuator 0 s/d 75 dB (5 dB step) 0 to 70 dB (10 dB steps) 0 to 70 dB (10 dB steps) 0 to 70 dB (10 dB steps)

Display Color TFT Color TFT Color TFT Color TFT

Tipe U3741 Tipe U3771

 

Tipe R3273

 

Tipe R3267

(5)

3.3 Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi sebagian masalah diatas, penulis mengusulkan dua alternatif pemecahan masalah yaitu :

1. Dengan membuat perangkat lunak untuk memudahkan pemakaian

spectrum analyzer dengan cara mengganti pengoperasian yang banyak menekan tombol-tombol di spectrum analyzer dengan satu tombol di komputer. Perangkat lunak ini bisa seolah-olah menduplikasi jumlah

spectrum analyzer seperti gambar 3.2, karena dilayar monitor komputer bisa ditampilkan banyak window dengan setting parameter dan spektrum frekuensi sendiri-sendiri. spectrum analyzer langsung dihubungkan ke komputer atau di-remote dari komputer, dengan menggunakan kabel RS232, GPIB Bus atau UTP. Sistem perangkat lunak seperti ini memiliki kekurangan dimana spectrum analyzer hanya bisa digunakan oleh satu orang setiap saat.

  Gambar 3.2 Topologi Alternatif pemecahan masalah-1

(6)

2. Dengan membuat perangkat lunak ClientServer Spectrum Analyzer, agar

spectrum analyzer bisa digunakan oleh banyak orang dan dari lokasi yang jauh asalkan terhubung dalam suatu jaringan komputer. Dibandingkan dengan alternatif pertama sistem ini lebih komplek dalam pengembangan perangkat lunaknya dan memerlukan komputer tambahan untuk server,

seperti gambar 3.3.

 

Gambar 3.3 Topologi Client-Server (Alternatif pemecahan masalah-2)

3.4 Usulan Pemecahan Masalah

Dari dua alternatif pemecahan masalah tersebut diatas penulis mengusulkan untuk mengimplementasikan alternatif yang ke dua dengan pertimbangan sebagai berikut :

9 Jika dilihat dari sisi client, Spectrum analyzer seolah-olah bisa digunakan oleh banyak user (pemakai) pada saat yang bersamaan

(7)

dengan setting parameter yang berbeda-beda juga, walaupun pada kenyataannnya, Spectrum Analyzer digunakan secara bergantian.

9 Spectrum analyzer bisa di-remote dari jarak jauh asalkan masih dapat diakses oleh jaringan computer(LAN, MAN, WAN, VPN, dll).

9 Umumnya pada kantor atau diperusahaan-perusahaan sudah terpasang jaringan komputer (LAN) dan sudah tentu ada server-nya juga, sehingga biaya disisi perangkat kerasnya tidak ada bedanya dengan alternatif pertama

Dengan program client danserver (CSSA/Client Server Spectrum Analyzer) ini diharapkan dapat menggunakan spectrum analyzer yang harganya cukup murah tetapi sudah memenuhi kebutuhan pemakai. Program client ini selanjutnya penulis sebut dengan nama CSSA Client (Client Server Spectrum Analyzer – Client) dan program server ini selanjutnya penulis sebut dengan nama CSSA Server (Client Server Spectrum Analyzer – Server). Program CSSA Server berhubungan langsung dengan spectrum analyzer dan memberikan instruksi atau mengambil data dari spectrum analyzer sesuai dengan permintaan dari masing-masing CSSA Client. Program CSSA Server dapat melayani beberapa CSSAClient dalam waktu yang bersamaan, dan meneruskan perintah dari CSSAClient ke spectrum analyzer

secara bergantian, sehingga setiap saat hanya satu CSSA Client yang bisa memberikan perintah dan mengambil data dari spectrum analyzer.

Pada program CSSA Server ini terdiri dari dua modul program seperti gambar 3.14 dibawah yaitu:

(8)

a. Modul program yang berhubungan langsung dengan spectrum analyzer untuk mengirim perintah dan mengambil data dari spectrum analyzer, dan modul program ini sangat tergantung dari jenis koneksi antara spectrum analyzer dengan komputer serversebagai berikut :

o Modul ini penulis sebut dengan modul program client jika koneksi ke spectrum analyzer menggunakan Ethernet dengan protokol TCP/IP, karena disisi spectrum analyzer berfungsi sebagai program server.

o Modul ini penulis sebut dengan modul program GPIB untuk mengirim instruksi dan menerima data dari spectrum analyzer

dengan menggunakan command GPIB, jika komputer dan

spectrum analyzer menggunakan GPIB bus.

o Modul ini penulis sebut dengan Modul program RS232 untuk mengirim instruksi dan menerima data dari Spectrum Analyzer

jika antara spectrum analyzer dengan komputer menggunakan menggunakan kabel Serial komunikasi RS232 .

b. Modul program server yang melayani banyak client dari pemakai, dengan menggunakan protokol TCP/IP. Server ini dirancang menggunakan protokol TCP/IP disesuaikan dengan protokol yang digunakan oleh spectrum analyzer.

Program CSSAClient (disisi pemakai) berhubungan dengan pemakai untuk menerima perintah dari pemakai dan mengirimkan perintah ke CSSAServer, serta menampilkan data yang diterima dari CSSA Server. Komputer yang berfungsi

(9)

sebagai server terhubung dengan spectrum analyzer bisa dengan kabel serial RS232, GPIB dan Ethernetdengan protokolTCP/IP.

Gambar 3.4 Topologi CSSA jika spectrum analyzer menggunakan Ethernet

 

Gambar 3.5 Topologi CSSA jika spectrum analyzer menggunakan GPIB bus atau RS232

(10)

3.5 Batasan

Karena banyaknya pengetahuan yang penulis harus kuasai untuk mengimplementasikan sistem perangkat lunak ini yang selanjutnya penulis beri nama perangkat lunak CSSA (Client Server Spectrum Analyzer), maka perlu kiranya penulis batasi sebagai berikut :

9 Penulis lebih fokus ke masalah pengembangan perangkat lunak dan tidak membahas atau mempelajari lebih jauh tentang alat ukur

spectrum analyzer.

9 Pada spectrum analyzer penulis hanya mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan perangkat lunak CSSA saja, seperti cara membaca data dari spectrum analyzer, command untuk men-setting

parameter di spectrum analyzer. Parameter-parameter tersebut meliputi

Center Frequency, Frequency Span, Reference Level, Resolution

Bandwidth, Video Bandwidth, Sweep Time, Attenuation dan dB per Division.

9 Spectrum analyzer Advantest ada beberapa tipe dan setiap tipe kadang-kadang menyediakan interface ke komputer dengan menggunakan Ethernet, GPIB dan Serial RS232. Pada penelitian ini penulis menggunakan tipe U37xx series (U3771) dengan menggunakan Ethernet dengan protokol TCP/IP, dalam hal ini spectrum analyzer

berfungsi sebagai server. Penulis tidak mengembangkan perangkat lunak untuk RS232 dan GPIB bus.

(11)

3.6 Use Case Diagram

Berikut merupakan use case diagram dari aplikasi CSSA.

Gambar 3.6 Use case aplikasi CSSA secara keseluruhan

Untuk menjelaskan tahapan dalam aplikasi CSSA, berikut merupakan use case diagram yang lebih detail.

(12)

3.6.1 Use Case Sistem Setting Parameter

 

Gambar 3.7 Use case Sistem Setting Parameter

Berikut merupakan table penjelasan use case diagram Sistem

Setting Parameter

Tabel 3.2 Deskripsi Sistem Setting Parameter

Pre Condition User ingin mengatur parameter Spectrum analyzer Flow of Events Basic Path :

1. Masuk Menu Setup

2. User memasukkan IP Address dan Port dari

Server

3. User melakukan connect

4. User melakukan setting parameter dari Control Panel

Post Condition User dapat melihat dan mengatur parameter Spectrum Frequency

(13)

3.6.2 Use Case Sistem View Spectrum Frequency

Gambar 3.8 Use Case Sistem View Spectrum Frequency

Berikut merupakan table penjelasan use case diagram Sistem

Setting Parameter

Tabel 3.3 Deskripsi Sistem ViewSpectrum Frequency Pre Condition User ingin melihat Spectrum Frequency Flow of Events Basic Path :

1. Masuk Menu Setup

2. User memasukkan IP Address dan Port dari

Server

3. User melakukan connect

4. User menekan tombol Start

(14)

3.6.3 Use Case Sistem Print

  Gambar 3.9 Use Case Sistem Print

Tabel 3.4 Deskripsi Sistem Print

Pre Condition User ingin mencetak Spectrum Frequency Flow of Events Basic Path :

1. User memilih Print Setup untuk memilih ukuran kertas yang akan digunakan. Setelah selesai, tombol “OK” ditekan.

2. User memilih Print Preview untuk melihat hasil sebelum Spectrum Frequency dicetak. Setelah selesai, tombol “OK” ditekan.

3. User memilih Print untuk mencetak dan memilih

Printer yang akan digunakan untuk mencetak. Setelah selesai, tombol “OK” ditekan.

(15)

3.6.4 Use Case Sistem Marker

Gambar 3.10 Use Case Sistem Marker

Tabel 3.5 Deskripsi Sistem Marker

Pre Condition User ingin mengukur frekuensi dengan kekuatan frekuensinya

Flow of Events Basic Path :

1. User menekan tombol “Start”

2. User memilih normal marker untuk mengukur satu frekuensi.

3. User memilih delta marker untuk mengukur dan membandingkan antara 2 frekuensi.

4. User memilih multimarker untuk mengukur dan membandingkan lebih dari 2 frekuensi

Post Condition User dapat melihat dan mengukur frekuensi dengan kekuatan frekuensinya

(16)

3.6.5 Use Case Sistem Display Line

Gambar 3.11 Use Case Sistem Display Line

Berikut merupakan tabel penjelasan use case diagram Sistem

Display Line

Tabel 3.6 Deskripsi Sistem Display Line

Pre Condition User ingin melihat dan mengukur rata-rata kekuatan frekuensi yang diukur 

Flow of Events Basic Path :

1. User menekan tombol “Start”

2. User memilih menu Display Line

3. User menentukan rata-rata pada picture box

Post Condition User dapat melihat dan mengukur rata-rata kekuatan frekuensi yang diukur

(17)

3.6.6 Use Case Sistem Customer

  Gambar 3.12 Use Case Sistem Customer

Tabel 3.7 Deskripsi Sistem Customer

Pre Condition User ingin menambah,mengedit dan menghapus data 

Flow of Events Basic Path :

1. User menekan menu Customer

2. User menekan tombol Add untuk menambah data

Customer, setelah selesai tekan OK.

3. User menekan tombol Edit untuk mengedit data

Customer, setelah selesai tekan OK.

4. User menekan tombol Delete untuk menghapus data Customer, setelah selesai tekan OK.

(18)

3.7 Class Diagram

  Gambar 3.13 Class Diagram CSSAClient

3.8 Perancangan Program CSSA (Client Server Spectrum Analyzer)

Spectrum analyzer berfungsi sebagai server, yang sudah disediakan oleh pabrik pembuatnya dengan protokol TCP/IP dengan default nomor IP 192.168.0.1 dan port 5025. Program server yang dirancang seperti gambar 3.14 dibawah selanjutnya disebut dengan nama CSSA Server, yang memiliki dua fungsi yaitu sebagai client dari spectrum analyzer, dan sebagai server bagi program CSSA Client. Program CSSA Client adalah program yang langsung berinteraksi dengan pemakai untuk melihat spektrum frekuensi. Sedangkan perancangan program CSSA (Client Server Spectrum analyzer) meliputi perancangan program CSSA Server dan perancangan program CSSA Client. Beberapa tipe spectrum analyzer

Advantest tidak selalu menyediakan interface TCP/IP untuk bisa dioperasikan secara remote oleh komputer, dan ada juga yang menyediakan interface-nya

(19)

berupa GPIB bus dan Serial RS232. Pada penelitian / skripsi ini digunakan

spectrum analyzer yang menggunakan interface Ethernet dengan protokolTCP/IP. Perancangan program server ini dibuat modular, agar nantinya lebih mudah mengembangkan atau menambah modul baru seperti modul program yang menangani GPIB bus atau serial RS232 seperti gambar 3.14 dibawah.

Gambar 3.14 Konfigurasi program CSSA

3.9 Perancangan Program CSSA Server

Program CSSA Server dirancang untuk dijalankan pada komputer dengan sistem operasi Linux ataupun Windows karena kedua sistem operasi ini merupakan sistem operasi yang umum digunakan saat ini. Untuk merancang program server yang dapat melayani banyak client secara teori ada beberapa cara / teknik antara lain:

LAN Spectrum 

Analyzer 

Program CSSA‐

Server CSSAClient Program 

Program  CSSAClient  Program  CSSAClient  • TCP/IP  • GPIB  • Serial  Modul  Client  Modul Server  GPIB  Serial 

(20)

a. Dengan multi proses : server dengan multi proses akan bisa melayani banyak client pada saat yang bersamaan, dimana setiap proses akan melayani satu client.

b. Dengan multithread: server dengan multithread akan bisa melayani banyak client pada saat yang bersamaan, dimana satu thread melayani satu client. c. Dengan I/O Multiplex: server dengan I/O multiplex akan bisa melayani

banyak client pada saat yang bersamaan, dimana semua client akan dilayani oleh satu proses secara bergantian.

d. Dengan satu proses: hanya satu client yang bisa connect ke server setiap saat, dan client yang sudah selesai dilayani oleh server harus segera

disconnect dengan server sehingga server bisa melayani client lain yang masih mengantri untuk connect dengan server.

Dari beberapa cara diatas, penulis menggunakan cara yang terakhir (d), karena :

• Program CSSA Server yang dirancang ini harus dilengkapi dengan

semaphore untuk mencegah dua atau lebih CSSA Client pada waktu yang bersamaan mengakses spectrum analyzer, dan karena hanya satu client yang bisa connect dengan server berarti sudah dijamin hanya satu client yang bisa mengakses spectrum analyzer. Jadi dengan teknik connect dan

close ini sama fungsinya dengan sebuah semaphore yang ada pada teori sistem operasi, sehingga tidak perlu lagi membuat semaphore.

• Implementasi CSSA Server lebih sederhana karena tidak memerlukan IPC (Interprocess Communication) antara modul client dengan modul server seperti gambar 3.14, karena server hanya satu proses atau 1 thread.

(21)

• Bisa diimplementasikan di sistem operasi linux/unix maupun di windows karena sistem operasi windows tidak mendukung multi proses seperti pada linux.

.

Perancangan program CSSA Server dimulai dari perancangan sequence diagram antara CSSA Server dengan SPA (spectrum analyzer) dan dengan CSSA Client-nya, untuk melihat interaksi antar program seperti pada gambar 3.15. Untuk melihat lebih rinci proses yang ada pada setiap program dibuat rancangannya dengan menggunakan flowchart seperti gambar 3.16.

(22)

SPA SubClient Global Variabel SubServer CSSA Client

CSSA Server

connect mengirimkan IDSPA command INIT SPA request ParamSPA mengirimkan ParamSPA membaca ParamSPA connect mengirimkan ParamSPA close connect mengirimkan ACK mengirimkan ParamSPA menyimpan ParamSPA mengirimkan ParamSPA command sweep mengirimkan trace menyimpan trace membaca ParamSPA mengirimkan ParamSPA mengirimkan ACK membaca Trace mengirimkan trace close Membaca ParamSPA menyimpan ParamSPA

(23)

Create socket, Listen, Bind SubClient Send Command REN, TPS, SI untuk SPA SubClient Read ParamSPA dari SPA

Accept dan Recv Parameter dari CSSA Client If Parameter = ConnectSPA Yes Close Socket If Parameter = ReadDataSPA No Yes Close Socket No Recv, Konversi, dan simpan ParamSPA dari CSSA Client If Current ParamSPA = ParamSPA Current ParamSPA = ParamSPA No Yes SubClient Create Socket, Connect untuk 1 Start Send Acknowledg e ke CSSA Client Send ParamSPA ke CSSA Client SubClient send ParamSPA ke SPA SubClient Commad Sweep dan Read Trace dari SPA   Gambar 3.16a Flow Chart CSSA Server

(24)

Gambar 3.16b Flow Chart CSSA Server

Dilihat dari gambar 3.15, ketika CSSA Server dijalankan ia akan melakukan koneksi dengan spectrum analyzer. Kemudian CSSA Server akan mengirimkan perintah (command) kepada spectrum analyzer untuk melakukan penyetelan (setting) dan membaca parameter spectrum analyzer (selanjutnya penulis sebut dengan nama parameter SPA) untuk pertama kali nya, dan parameter ini akan di simpan di sebuah variabel global.

Setelah itu CSSA Server akan menerima parameter baru dari CSSA Client, dan jika parameter tersebut adalah Connect SPA, artinya CSSA Client hanya akan meminta parameter SPA yang telah disimpan di variabel global

(25)

sebelumnya. Ini menandakan bahwa CSSA Client untuk pertama kalinya melakukan koneksi dengan CSSA Server.

Bila parameter yang dikirimkan oleh CSSA Client adalah ReadData SPA, ini artinya CSSA Client mengirimkan parameter SPA yang baru, kemudian CSSA Server akan melakukan perbandingan antara parameter SPA yang lama dengan parameter SPA yang baru yang dikirim oleh CSSA Client. Apabila parameter SPA yang baru dikirimkan berbeda dengan parameter SPA yang disimpan di global variabel, maka CSSA Server akan mengirimkan parameter SPA yang telah dikirim oleh CSSA Client kepada spectrum analyzer (SPA), kemudian akan dilakukan penyetelan berdasarkan parameter SPA yang telah dikirim oleh CSSA Client. Setelah itu CSSA Server akan mengirimkan perintah kepada spectrum analyzer untuk melakukan sweep trace, untuk meminta data

trace berdasarkan setting parameter SPA yang dikirimkan oleh CSSA Client. Kemudian CSSA Server akan mengirim parameter SPA dan data trace ke CSSA Client. Yang dimaksud dengan parameter SPA disini adalah data-data yang digunakan untuk men-setting spectrum analyzer seperti: Attenuation, Center Frequency, dB per Division, Resolution Bandwidth, Reference Level, Frequency

Span, SweepTime dan Video Bandwidth.

3.10 Cara Kerja Pada CSSA Server

Pada dasarnya Server berfungsi untuk menciptakan mutual exclusion. Mutual exclusion adalah suatu mekanisme untuk menghindari lebih dari satu proses mengakses resource yang sama. Dalam hal ini yang disebut resource adalah

(26)

oleh banyak CSSA Client pada waktu yang bersamaan. Bagian program yang berhubungan dengan resource ini di dalam teori sistem operasi disebut dengan nama daerah kritis (critical region).

 

(27)

Untuk mendapatkan mutual exclusion ini dalam teori sistem operasi bisa menggunakan semaphore. Penulis merancang mutual exclusion dengan menggunakan atau memanfaatkan server satu proses yang tidak bisa melayani banyak client pada saat yang bersamaan. Jika ada banyak client yang connect ke server pada waktu yang hampir bersamaan maka client tersebut harus antri dalam sebuah antrian (queue) menunggu giliran untuk dilayani oleh server seperti pada gambar 3.17. Setelah komunikasi antara CSSA Server dengan CSSA Client selesai maka kedua program akan melakukan memutuskan hubungan (close connection) dan kemudian CSSA Client antri lagi, sedangkan CSSA Server melayani client yang sudah mengatri sebelumnya. Jadi dengan teknik connect -close ini fungsi nya sama dengan semaphore dalam teori sistem operasi, dan dengan teknik connect

-close ini dijamin hanya ada satu CSSA Client yang bisa menggunakan spectrum analyzer setiap saat. Jadi teknik ini lebih mudah dibandingkan dengan

multiprocess atau multithread dengan menggunakan semaphore.

3.11 Perancangan Format Pengiriman Data

a. Format pengiriman data antara SPA dengan CSSA Server

Format instruksi antara spectrum analyzer (SPA) dengan CSSA Server mengikuti format standard yang sudah disediakan oleh spectrum analyzer

yang menggunakan standard format GPIB, seperti contoh pada table 3.8 dibawah. Sedangkan format data yang digunakan oleh program CSSA Server dengan SPA mengikuti format standard GPIB seperti pada tabel 3.9 berikut :

(28)

Tabel 3.8 Instruksi (command/query GPIB) yang digunakan oleh program CSSA

Function Command (EXE, SET) Query (GET) Code Argument

Format

Code Output Format Center Frequency CF* Frequency CF? Frequency Frequency Span SP* Frequency SP? Frequency Reference Level RL* Level RL? Level

Attenuation AT* DB (Integer) AT? DB (Integer)

XdB/Div DD* 10, 5, 2, 1, 0.5 dB DD? 0 = 10 dB 1 = 5 dB 2 = 2 dB 3 = 1 dB 4 = 0.5 dB RBW RB* Frequency RB? Frequency VBW VB* Frequency VB? Frequency

Sweep Time SW|ST* Time SW?|ST? Time

Take Sweep TS - - - Sweep Mode Single SI|SNGLS - - - Number of Trace Points TPS|TP* TPL|TP* 501 1001 TP? 0=501 1=1001 Trace A I/O Binary

TBA 2 byte * TRP TBA? 2 byte * TRP

(29)

Register Read OPR* integer OPR? Integer

STB Read - - *STB? Integer

TRP: Number of trace points

Contoh beberapa instruksi GPIB yang dieksekusi dengan bahasa C sbb: a. Center Frequency

ƒ send(socket,"CF?\n",4,0)

artinya mengirim query ke spectrum analyzer untuk membaca

Center Frequency, kemudian data tersebut diambil dengan instruksi dibawah.

ƒ recv(socket,str,22,0)

Data disimpan di variavel string str ( char str[22] ), contoh isi data string sbb: +4.0000000000E+09CRLF dan data ini akan dikonversi ke double floating point dengan menggunakan fungsi atof() nilainya menjadi 4 GHz.

ƒ send(socket,"CF 100KZ\n",8,0)

artinya command diberikan ke spectrum analyzer untuk

men-setting nilai parameter Center Frequency sama dengan 100 KHz.

(30)

b. Attenuation

ƒ send(socket,"AT?\n",4,0)

artinya mengirim query ke spectrum analyzer untuk membaca

Attenuation, kemudian data tersebut diambil dengan instruksi dibawah.

ƒ recv(socket,str,22,0)

Data disimpan di variavel string str ( char str[22] ), contoh isi data string sbb: +1.0000000000E+01CRLF dan data ini akan dikonversi ke floating point dengan menggunakan fungsi atof() nilainya menjadi 10 dB.

ƒ send(socket,"AT 10dDB\n",8,0)

artinya command diberikan ke spectrum analyzer untuk

men-setting nilai parameter Attenuation sama dengan 10 dB.

c. dB per Division

ƒ send(socket,"DD?\n",4,0)

artinya mengirim query ke spectrum analyzer untuk membaca

dB per Division, kemudian data tersebut diambil dengan instruksi dibawah.

ƒ recv(socket,str,22,0)

Data disimpan di variavel string str ( char str[22] ), contoh isi data string sbb: 1.00000000000E+00CRLF dan data ini akan di validasikan. Jika str[0] bernilai ‘1’, maka dBperDiv

(31)

bernilai 5 dB. Untuk daftar nilai dB per Division dapat dilihat pada table 3.8

ƒ send(socket,"DD 5dDB\n",8,0)

artinya command diberikan ke spectrum analyzer untuk

men-setting nilai parameter dB per Division sama dengan 5 dB.

d. Video Bandwith

ƒ send(socket,"VB?\n",4,0)

artinya mengirim query ke spectrum analyzer untuk membaca

Video Bandwith, kemudian data tersebut diambil dengan instruksi dibawah.

ƒ recv(socket,str,22,0)

Data disimpan di variavel string str ( char str[22] ), contoh isi data string sbb: +1.0000000000E+09CRLF dan data ini akan dikonversi ke double floating point dengan menggunakan fungsi atof() nilainya menjadi 1 GHz.

ƒ send(socket,"CF 1GZ\n",8,0)

artinya command diberikan ke spectrum analyzer untuk

men-setting nilai parameter Video Bandwith sama dengan 1 GHz.

e. Resolution Bandwith

ƒ send(socket,"RB?\n",4,0)

artinya mengirim query ke spectrum analyzer untuk membaca

Resolution Bandwith, kemudian data tersebut diambil dengan instruksi dibawah.

(32)

ƒ recv(socket,str,22,0)

Data disimpan di variavel string str ( char str[22] ), contoh isi data string sbb: +1.0000000000E+09CRLF dan data ini akan dikonversi ke double floating point dengan menggunakan fungsi atof() nilainya menjadi 1 GHz.

ƒ send(socket,"CF 100KZ\n",8,0)

artinya command diberikan ke spectrum analyzer untuk

men-setting nilai parameter Resolution Bandwith sama dengan 100 KHz.

f. Reference Level

ƒ send(socket,"RL?\n",4,0)

artinya mengirim query ke spectrum analyzer untuk membaca

Reference Level, kemudian data tersebut diambil dengan instruksi dibawah.

ƒ recv(socket,str,22,0)

Data disimpan di variavel string str ( char str[22] ), contoh isi data string sbb: +2.0000000000E+01CRLF dan data ini akan dikonversi ke integer dengan menggunakan fungsi atoi() nilainya menjadi 20 dB.

ƒ send(socket,"RL 10dDB\n",8,0)

artinya command diberikan ke spectrum analyzer untuk

(33)

g. Sweep Time

ƒ send(socket,"SW?\n",4,0)

artinya mengirim query ke spectrum analyzer untuk membaca

Sweep Time, kemudian data tersebut diambil dengan instruksi dibawah.

ƒ recv(socket,str,22,0)

Data disimpan di variavel string str ( char str[22] ), contoh isi data string sbb: 4.0000000000E+02CRLF dan data ini akan dikonversi ke double floating point dengan menggunakan fungsi atof() nilainya menjadi 400 milisecond.

ƒ send(socket,"SW 500MS\n",8,0)

artinya command diberikan ke spectrum analyzer untuk

men-setting nilai parameter y sama dengan 100 milisecond.

h. Span

ƒ send(socket,"SP?\n",4,0)

artinya mengirim query ke spectrum analyzer untuk membaca

Span, kemudian data tersebut diambil dengan instruksi dibawah.

ƒ recv(socket,str,22,0)

Data disimpan di variavel string str ( char str[22] ), contoh isi data string sbb: +7.0000000000E+03CRLF dan data ini akan dikonversi ke double floating point dengan menggunakan fungsi atof() nilainya menjadi 7 KHz.

(34)

ƒ send(socket,"SP 100KZ\n",8,0)

artinya command diberikan ke spectrum analyzer untuk

men-setting nilai parameter span sama dengan 100 KHz.

Tabel 3.9 Format data pada command GPIB yang digunakan program CSSA

   

b. Format pengiriman data antara CSSA Server dengan CSSA Client

Rancangan format data untuk parameter SPA yang dikirim antara CSSA Server dengan CSSA Client adalah sbb:

Attenuasi;CenterFrequency;dBperDivision;ResolutionBandWidth; ReferenceLevel;FrequencySpan;SweepTime;VideoBandWidth; Data dikirim dalam format ASCII (string) dan setiap data dipisahkan oleh titik koma. Satuan dari data tidak dikirim hanya besarannya saja, tetapi sudah ditentukan / disepakati untuk data Attenuasi, dBperDivision adalah dB (decibel), untuk data CenterFrequency, ResolutionBandWidth,

(35)

VideoBandWidth dan FrequencySpan adalah Hz (Hertz), ReferenceLevel

satuannya dBm (decibel milliwatt), SweepTime satuannya millisecond. Sedangkan untuk data trace format datanya sesuai dengan format yang dikirim oleh spectrum analyzer yaitu format biner. Setiap titik direpresentasikan dengan 2 byte integer yang besarnya berkisar antara 1792 s/d 14592 seperti gambar 3.18 dibawah. Jumlah data ada dua yaitu 501 dan 1001 yang ditentukan pada saat setting awal di spectrum analyzer. Penulis menggunakan jumlah data sebanyak 501 titik, agar pada saat membuat gambar spektrum frekuensi di program CSSA Client bisa lebih cepat. Jadi jumlah data yang dikirim dari CSSA Server ke CSSA Client sebanyak 2 x 501 byte, dengan aturan byte pertama yang dikirim merupakan high order byte dan byte berikutnya low order byte. Jadi format data yang dikirim oleh CSSA Server ke CSSA Client adalah sebagai berikut:

<high order byte data -1> <low order byte dat-1> <high order byte data -2> <low order byte dat-2> …..…… <high order byte data-501> <low order byte data-data-501>

Data data trace inilah yang akan membentuk gambar spektrum frekuensi di sisi CSSA Client. Contoh data trace yang belum diolah/diproses yang dikirim oleh Spectrum Analyzer dan diterima oleh CSSA Server dan diteruskan ke CSSA Client seperti dibawah ini. Setiap data besarnya satu byte dan byte pertama adalah high order byte dan byte yang ke dua low order byte, dan dalam program data ini akan ditampung dalam sebuah

(36)

22 175 21 173 20 167 21 94 24 95 19 185 19 236 22 247 20 218 23 16 24 56 21 137 20 174 21 186 23 127 22 105 ---- dst s/d 2x501 byte data

Setelah data diatas diproses akan menjadi data Trace yang jumlahnya 501 seperti contoh dibawah ini.

5807 5549 5287 5470 6239 5049 5100 5879 5338 5904 6200 5513 5294 5562 6015 5737 ---- dst s/d 501 data trace

Contoh : Data 5807 didapat dari 22 * 256 + 175 Data 5549 didapat dari 21 * 256 + 173 dst..

Atau kalau dibuat bilangan biner nya sbb:

Dibawah ini diberikan contoh data parameter SPA yang dikirim oleh CSSA

Client dan CSSA Server sbb:

10;90000000;10;100000;-10;20000000;200;100000; Setelah parameter SPA ini diproses di CSSA Server atau di CSSA Client

maka akan di dapat nilai : Attenuasi = 10; Center Frekuensi = 90 MHz dBperDiv = 10 Res. BW = 100 KHz Video BW = 100 KHz Reference Level = -10 dBm

(37)

Frekuensi Span = 20 MHz Sweep Time = 200 msec

Gambar 3.18 Data trace dari Spectrum Analyzer

3.12 Perancangan Program CSSA Client

Program CSSA Client dirancang untuk dijalankan pada komputer dengan sistem operasi windows, karena pada sistem operasi windows tersedia banyak pilihan bahasa pemrograman untuk menampilkan GUI (Graphical User Interface) dibandingkan dengan sistem operasi linux. Pada program CSSA Client ini terdapat dua thread yang penulis beri nama MainThread dan WorkerThread :

MainThread, adalah thread yang berfungsi melayani event-event yang diberikan oleh user melalui mouse atau keyboard. Dimana event tersebut

(38)

akan menjalankan fungsi-fungsi tertentu dalam Program CSSA Client seperti, MouseClick, ButtonClick, dll.

WorkerThread, adalah thread yang berfungsi untuk melakukan koneksi ke CSSA Server, meminta data dan mengirim parameter yang diset ke SPA melalui CSSA Server. Program CSSA Client pertama kali akan meminta data kepada CSSA Server, dan setelah data dikirimkan ke CSSA Client koneksi akan dimatikan. Selain itu WorkerThread juga berfungsi untuk menampilkan Spectrum Frequency sesuai dengan range frekuensi tertentu secara real time.

Perancangan program CSSA Client dimulai dari perancangan sequencediagram

antara thread didalam CSSA Client dan dengan CSSA Server-nya, untuk melihat interaksi antar program seperti pada gambar 3.20. Untuk melihat lebih rinci proses yang ada pada setiap thread dibuat rancangannya dengan menggunakan flowchart seperti gambar 3.21.

(39)

 

Gambar 3.20 Sequence Diagram antar Thread di CSSA Client dan CSSA Server

3.12.1 Perancangan Program Worker Thread

Worker thread berfungsi untuk mengirim parameter SPA baru ke CSSA Server dan kemudian membaca kembali parameter tersebut dari CSSA Server. Setelah data didapat dari CSSA Server baru kemudian

(40)

box pada form tampilan CSSA Client, dan selain itu worker thread juga meng-update data-data yang ada di textbox pada form tampilan CSSA Client.

IF Me <>

Cancel No Close Thread

Yes Mengirimkan Parameter ke CSSA-Server Membaca Parameter dari CSSA Server Menggambar Spectrum dan update data Start   Gambar 3.21 Flow Chart pada Worker Thread

   

(41)

Menampilkan ParamSPA pada Form CSSA Client

Menggambar Grid Menggambar Spectrum Menggambar Marker Menampilkan ParamSPA pada PictureBox Membaca ParamSPA dari Variabel Global Create, Connect Socket Mengirimkan Parameter READDATASPA ke CSSA Server Membaca ACK dari CSSA Server

Mengirimkan ParamSPA ke CSSA Server Membaca ParamSPA dari CSSA Server Mengirimkan ACK ke CSSA Server Membaca Trace dari CSSA Server

Close Socket() Konversi ParamSPA Simpan ParamSPA ke Variabel Global Stop Stop Stop

Start Start Start

  (a)       (b)       (c) 

Gambar 3.22 Flow Chart pada Worker Thread

(a) Pengiriman parameter ke CSSA Server (b) Membaca parameter dari CSSA Server

(c) Menggambar Spektrum frekuensi dan update data

Pada saat worker thread dibuat (create) oleh sistem operasi, maka

worker thread langsung mengambil parameter SPA dari global variabel dan kemudian melakukan koneksi ke CSSA Server, mengirim parameter SPA ke CSSA Server, membaca data trace dari CSSA server dan

(42)

menutup koneksi (close connection) dengan CSSA Server. Setelah data trace didapat dari CSSA Server kemudian worker thread menggambar spektrum frekuensi dan mengupdate data-data yang ada di form utama pada tampilan CSSA Client. Worker thread akan melakukan pemrosesan terhadap parameter SPA, supaya menjadi data yang mudah dilihat oleh pemakai dan kemudian data tersebut ditampilkan pada tampilan form

utama.

Worker Thread juga akan menggambarkan marker berdasarkan

event yang diberikan oleh pemakai. Proses ini akan berulang secara terus-menerus selama pemakai tidak menekan button stop pada form utama. Komunikasi antar thread pada CSSA Client menggunakan global variabel dalam sebuah modul.

3.12.2 Perancangan Fungsi Pemetaan Data Spectrum Frequency ke Bitmap

Data trace yang didapat dari CSSA Server sama format nya dengan data trace yang didapat langsung dari spectrum analyzer. Data

trace berkisar antara 1792 s/d 14592 dengan jumlah data 501, seperti gambar 3.24. Data-data ini akan digambar kembali di picture box pada layar utama di CSSA Client. Picture box yang dibuat berukuran tinggi 433 pixel dan lebar 549 pixel.

Data trace yang diterima dari CSSA Server disimpan pada array Trace[0] s/d Trace[500]. Untuk memetakkan (mapping) dari Trace(i),i Î Yi,Xi digunakan formula sbb:

(43)

JMLTITIK = 501 LEVELATAS = 14592 LEVELBAWAH = 1792

DELTA = LEVELATAS – LEVELBAWAH DivBawah = (BatasAtas – BatasBawah) / 10 DivKanan = (BatasKanan – BatasKiri) / 10

Yx = (Trace[i] - LEVELBAWAH) / DELTA) * (DivBawah * 10) Yi = (DivBawah * 10 + BatasAtas) – Yx

Xi = i / (JMLTITIK - 1) * (DivKanan * 10) + BatasKiri ……... (1)

Yi dan Xi yang didapat dari rumus diatas adalah menunjukkan lokasi pixel

untuk sumbu Y dan sumbu X pada data yang ke-i, dan pada lokasi inilah akan di plot sebuah garis. Sebuah garis akan ditentukan oleh dua buah titik

(pixel), jadi untuk membuat garis digunakan lokasi sebelumnya (Yi-1,Xi-1, Yi,Xi). Untuk mengetahui power atau level signal dari suatu spektrum frekuensi dalam satuan dBm pada suatu titik tertentu digunakan formula berikut :

tmp = Trace[i] - LEVELATAS dBmx = (tmp / DELTA) * 100

dBm[i] = dBmx / (10 / DBperDiv) + RefLevel ……….. (2)

Dengan menggunakan rumus diatas, maka perhitungan marker, multimarker, deltamarker dan display line dapat dilakukan di komputer

(44)

dan tidak perlu membaca dari spectrum analyzer, sehingga dapat mengurangi beban dari spectrum analyzer.

Dibawah ini diberikan contoh data trace yang jumlahnya 501, yang sudah diproses menjadi 2 byte data integer dan data Trace ini di gambar dengan menggunakan Microsoft Excel hasilnya seperti gambar 3.23. Hasil yang didapat seperti gambar 3.23 tidak bisa menentukan level signal pada frekuensi tertentu, dan untuk mengetahi level signal harus diketahui parameter spectrum analyzer dBperDiv dan RefLevel pada saat pengukuran dilakukan sehingga rumus (2) bisa digunakan.

Tabel 3.10 Contoh Data Trace[0] s/d Trace[500]

5807 5549 5287 5470 6239 5049 5100 5879 5338 5904 6200 5513 5294 5562 6015 5737 4616 5112 5409 4599 4570 4556 4778 4480 5743 5014 4004 5957 5052 5178 4070 4772 5543 3779 5667 5093 5374 5366 5177 5751 4251 5327 4798 5224 4312 5328 5134 5738 5827 4848 4582 5179 4567 5340 6010 5856 5671 6181 7189 7488 6890 6979 6302 6112 6261 5670 5915 5304 5167 5212 5267 4454 4975 4735 5477 5615 4528 5351 5501 4575 5825 5013 4054 4434 5477 3943 5599 5172 5099 6170 5275 5715 6515 6443 7048 7949 7958 7934 8332 8751 8469 8569 8337 8123 7806 6807 6917 6355 6594 6758 4742 5607 6924 5719 6501 3747 5651 5940 5307 4846 4682 5031 5564 4509 4742 4927 3693 5352 4635 5406 4722 5691 4683 5253 5239 5032 4795 4851 4347 6082 4848 5246 4914 6193 5557 5585 5079 4808 4324 5029 4903 5958 4988 5439 6261 5985 5896 6051 5131 5257 5896 5438 5189 6692 6655 7228 7114 7350 6842 6995 6452 5725 5953 5987 5530 6519 6687 5518 6479 4993 5252 5976 5639 4159 4495 4807 4847 5226 5259 5643 5459 5641 5037 5391 5665 4583 5649 6199 5545 5202 5003 5380 5869 5105 5175 6248 6349 6225 5711 4867 4664 5869 4959 5187 5196 4799 5092 5051 5328 5135 5895 4762 4464 4706 3911 5545 6780 5326 5677 5501 4577 5541 5954 4953 6672 6327 7250 6535 6189 6184 6854 5790 4607 5706 5187 5771 4823 5470 5523 6210 6579 6832 7405 7841 8096 8730 8323 8477 8478 8278 7599 7432 6314 6092 5509 5799 5461 5082 5323 5157 4572 4571 4781 4744 4930 5036 4863 5685 5685 4240 4006 5102 5164 5269 5425 5554 4836 5125 5199 3971 4423 4867 5275 4718 4718 5668 5509 6496 4420 5993 5634 5344 5948 5093 6204 5309 6260 5821 5742 5694 5994 5775 6145 5314 3755 5232 5886 4504 6139 5063 5974 6239 5500 6150 6704 6089 5457 6456 4848 5998 5873 4908 5971 5040 4801 5350 5233 5590 4800 5760 5559 5738 5877 5969 6242 5999 6989 5865 6264 6720 6227 6750 5782 5544 5739 6267 6308 6533 7653 7890

(45)

8713 9250 9276 9547 9410 9204 9528 9245 8846 8578 8767 7823 7103 6594 6148 6299 6026 6783 6020 5765 5652 6618 6291 5973 6328 5734 6690 5915 6497 6035 6226 5264 5527 6037 6059 5810 6185 5912 6677 5438 7368 6939 6358 6247 6389 6291 6603 5042 5754 6667 5755 6030 4841 6202 5709 7241 7750 7736 6927 6875 6969 6673 7255 6448 6841 6811 6627 6880 7215 6595 6112 6320 6283 6667 6765 6439 6938 6231 5767 5776 5794 5402 6271 6140 6101 6480 6300 6169 5858 6011 5797 6543 6241 6502 5159 6427 6047 7208 4740 6019 6895 6914 7485 6312 7576 6746 7827 5979 7389 6960 7144 6332 7278 6693 6843 6207 6519 6442 6269 6564 6016 6985 6860 7462 6798 6754 7018 6371 7120 7134 7533 8127 7730 8567 7701 7408 6815 7691 6074 5570 6848 Gambar 3.23

Spektrum Frekuensi dari data Trace tabel 3.10 yang digambar dengan menggunakan program Excel

(46)

Gambar 3.24

Spektrum Frekuensi dari data Trace tabel 3.10 dengan menggunakan Program CSSA Client

3.12.3 Perancangan Fungsi Pemetaan Lokasi BitMap ke Data Trace

Untuk mengetahui power dari suatu frekuensi, maka pada CSSA Client disediakan fasilitas marker, delta marker dan multi marker.

Marker setelah diaktifkan kemudian lokasi marker-nya ditentukan oleh mouse pada saat di klik.

Pada Visual Studio 2008, sudah disediakan event untuk menangkap posisi

mouse di saat di klik tersebut, dan posisi ini dalam satuan pixel (Yi,Xi). Untuk menghitung power-nya maka harus dicari data Trace yang ke-i tersebut dengan menggunakan rumus sbb:

(47)

Index=((e.X - BatasKiri) / (DivKanan * 10)) * JMLTITIK …... (3) e.X : adalah lokasi pixel pada sumbu X saat mouse di klik.

Index: adalah data Trace yang ke-i atau Trace[i]

Dengan mengetahui data Trace[i] maka untuk menghitung power dari suatu frekuensi menjadi lebih mudah dengan menggunakan rumus (2) diatas.

3.12.4 Perancangan Fungsi Untuk Menghitung Level Pada Display Line

Display line umumnya digunakan untuk mengukur dan melihat

noise floor dari suatu frekuensi yang diukur seperti gambar 3.25. Display line berupa garis lurus sepanjang sumbu X, dan display line hanya bisa dirubah posisinya ke sumbu Y saja, dengan menggunakan mouse. Untuk menghitung nilai level dari posisi display line ini digunakan rumus sbb:

ratio = (BatasAtas – e.Y) / (DivBawah * 10) dBmx = ratio * 100

dBm = ((dBmx / (10 / DBperDiv)) + RefLevel

dimana:

e.Y = lokasi pixel pada sumbu Y yang di klik oleh mouse, dan untuk mendapatkan nilai pixel ini visual studio 2008 sudah menyediakan fungsinya.

(48)

Gambar 3.25 Pemetaan data frekuensi ke bitmap

3.12.5 Perancangan Algoritma Untuk Membuat Marker di CSSA Client

Pada saat marker diaktifkan baik normal marker, delta marker

ataupun multimarker maka pada spektrum frekuensi yang muncul di layar monitor harus diberi tanda untuk menentukan titik ukur yang sedang diamati. Tanda ini untuk beberapa merk spectrum analyzer berbeda-beda bentuknya ada yang bentuknya bulat, oval dan ada juga yang

(49)

menggunakan tanda tambah (+) seperti gambar 3.25. Pada perangkat lunak CSSA penulis menggunakan tanda tambah (+). Untuk membuat tanda marker ini algoritmanya adalah sbb:

9 Pada saat mouse di klik disuatu tempat maka dengan menggunakan rumus (3) diatas, akan diperoleh index data Trace, misalkan pada index ke-i atau Trace[i]

9 Setelah diketahui index dari data Trace tersebut kemudian digunakan rumus (1) untuk melakukan pemetaan dari data Trace[i],i ke Yi,Xi.

9 Setelah ketemu titik Yi,Xi kemudian dibuat garis mulai dari Yi-5,Xi ke Yi+Yi-5,Xi dan garis Yi,Xi-5 ke Yi,Xi+5 maka pada layar monitor akan muncul gambar marker seperti gambar 3.25

(50)
(51)

3.14 Perancangan layar CSSA Client a. Rancangan Layar Utama

Gambar 3.27 Rancangan Layar Utama   

b. Rancangan Layar EntryNote

Gambar 3.28 Rancangan Layar Entry Notes

     

(52)

 

c. Rancangan Layar Add/EditDBase

  Gambar 3.29 Rancangan Layar AddEditDBase

 

d. Rancangan Layar DBaseListView

  Gambar 3.30 Rancangan Layar DBaseListView

(53)

e. Rancangan Layar IP Address

  Gambar 3.31 Rancangan Layar IP Address

 

f. Rancangan Layar StartStop

  Gambar 3.32 Rancangan Layar StartStop

g. Rancangan Layar IP Address Database

        

Gambar 3.33 Rancangan Layar IP Address Database

 

(54)

3.15 STD Diagram

Untuk merancang perubahan dari satu layar ke layar yang lainnya penulis menggunakan STD (State Transition Diagram) untuk menggambarkannya perubahan-perubahan tersebut. Nama layar Print Preview, Print dan Print Setup

tidak ada dalam rancangan layar karena layar tersebut penulis gunakan yang sudah disediakan oleh windows (Visual Studio 2008).

 

(55)

 

Gambar 3.35 STD DbaseListView

3.16 Perancangan Database

Program Client Server Spectrum Analyzer ini dilengkapi juga dengan database

untuk menyimpan data-data pelanggan atau pengguna frekuensi untuk memudahkan pemakai melakukan pengukuran. Dengan adanya database ini pemakai (user) cukup dengan mengingat nama pelanggan (customer) saja tidak perlu lagi harus mengingat atau melihat catatan tentang frekuensi yang digunakan oleh pelanggan tersebut. Disamping itu pemakai tidak perlu lagi mengetik atau memasukkan data setting parameter SPA di CSSA Client, karena data-data yang ada pada database ini akan langsung mengisi parameter SPA dan Text Box pada tampilan layar utama. Database yang digunakan

(56)

adalah MySQL yang lokasinya bisa di komputer CSSA Server atau di komputer CSSA Client.

Pengguna (user) diberikan pilihan untuk menyimpan database-nya bisa pada server atau pada komputer lokal / client. Untuk menentukan database yang mana digunakan oleh pemakai apakah yang ada di kompute CSSA Server atau yang ada di komputer CSSA Client penulis merancang cara men-set nya melalui sebuah menu untuk memasukkan nomor IP dari komputer yang database-nya akan diakses oleh program CSSA Client. Database-nya cukup satu tabel dengan nama tblCustomer sbb:

Tabel 3.11 tblCustomer tblCustomer

Key Field Type Null Default

PK ID NAMA STARTFREQ STOPFREQ REFLEVEL VBW RBW SWEEPTIME ATTEN DBDIV ALAMAT CHAR(10) VARCHAR(30) BIGINT(20) BIGINT(20) INT(11) BIGINT(20) BIGINT(20) INT(11) INT(11) INT(11) VARCHAR(40) NO NO NO NO NO NO NO NO NO NO YES 0 100000 100000 100 10 10

Gambar

Tabel 3.1 spesifikasi spectrum analyzer Advantest untuk beberapa tipe  Fitur  Tipe R3267  Tipe R3273  Tipe U3771  Tipe U3741  Frequency  range  100 Hz s/d 8 GHz   100 Hz s/d 26.5 GHz  9 kHz s/d 31.8 GHz  9 kHz to 3 GHz  Frequency  Span Accuracy  +/- 1%  +/
Gambar 3.3  Topologi Client-Server (Alternatif pemecahan masalah-2)
Gambar 3.5  Topologi CSSA jika spectrum analyzer menggunakan GPIB bus atau  RS232
Gambar  3.6  Use case aplikasi CSSA secara keseluruhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara komperehensif hasil penelitian ini memaparkan relevansi nilai- nilai luhur Tamansiswa sebagai ajaran hidup saat ini yang memiliki nilai kontekstual dan

2. Bagaimana Efektifitas Penanaman nila-nilai Keagamaan terhadap Kedisplinan Peserta Didik di SDN Ngagel I/394 dan SDN Sawunggaling VII/388 Surabayah. Seperti yang

Akan tetapi, apa yang dilakukan oleh masyarakat Melayu Sambas dalam memberikan didikan kepada anak usia dini sesuai untuk membangun karakter seorang anak dikarenakan sesuai

e) Gelones / spumae/ jelly : Salep yang lebih halus, umumnya cair , dan sedikit mengandung atau tidak mengandung mukosa ; sebagai pelicin atau basis, biasanya berupa

Ellips Tool (F7) Ellips Tool (F7), berfungsi untuk menggambar objek berbentuk lingkaran dan elips dengan menariknya dalam halaman gambar.. 3-Point Ellips,

Oleh sebab itu penulis melakukan penelitian tentang pemberian asam humat dan pupuk anorganik dengan berbagai komposisi pada cabai merah, agar didapat komposisi asam

Setrategi komunikasi yang dipilih oleh penyuluh dalam mengkomunikasikan pesan berupa materi penyuluhan kepada petani di Kabupaten Lombok Tengah adalah komunikasi

Permasalahan-permasalahan sosial tersebut, dapat diatasi atau setidaknya diminimalkan melalui komunikasi dua arah yang resiprokal, dinamis dan berkesinambungan antara