• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

47 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas 5 sebanyak 27 siswa. Proses pembelajaran sebelum tindakan kelas sebagian besar guru mengajar secara Konvensional serta tidak ada alat peraga maupun metode menarik yang membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dikelas, sehingga menimbulkan kebosanan bag siswa dan berakibat hasil belajar IPA tidak obtimal. Letak Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 ini berada di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dilihat dari geografisnya SD ini terletak dipedesaan.

4.1.2 Gambaran subyek Penelitian

Penelian ini di lakukan di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

4.1.3 Deskripsi Data Awal

Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan pengambilan dokumentasi terhadap nilai ulangan harian siswa pada pelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 dengan jumlah siswa 27 siswa. Tujuan mengambil data terhadap nilai ulangan harian IPA siswa adalah sebagai perbandingan untuk hasl tes yang diperoleh siswa pada akhir siklus. Berdasarkan hasil pengambilan data dari nilai ulangan harian, hampir sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah KKM yang ditetapkan sebesar 65. Data hasil belajar diperoleh dari nilai hasil belajar siswa pra siklus dengan membuat rekapitulasi nilai,

(2)

48 rekapitulasi nilai diperoleh dengan menentukan kelas terlebih dahulu menggunakan rumus dari Subana dkk.(2000:39), yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

K = banyaknya kelas

N = banyaknya data(Frekuensi) 3,3 = bilangan konstan

K = 1+3,3 Log n(jumlh siswa) K = 1+3,3 Log 27

K = 1+3,3.1,43 K = 1+4,719

K = 5,719 dibulatkan menjadi 6

Setelah perhitungan kelas didapat kemudian mencari Range dengan rumus Range = Nilai maksimum – Nilai minimum

Interval = (nilai maksimum –nilai minimum) K

Range = 80-20 = 60 Interval = = 10

Data awal hasil ulangan harian IPA sebelum dilakukan tindakan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 terlampir.

(3)

49 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan nilai siswa sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah KKM 65 yaitu 18 siswa dari jumlah 27 siswa. Hasil belajar pra siklus di SDN Ngajaran 03 jumlah siswa yang mendapat nilai kurang dari 80 sebanyak 5 siswa dengan persentase 19 %, yangmendapat nilai 61-70 sebanyak 4 siswa dengan persentase 15%, yang mendapat nilai 51-60 sebanyak 7 siswa dengan persentase 26%, yang mendapat nilai 41-50 sebanyak 5 siswa dengan persentase 19%, yang mendapat nilai 31-40 sebanyak 4 siswa dengan persentase 15%, dan yang mendapat nilai 20-30 sebanyak 2 siswa dengan persentase 7%. Berdasarkan data hasil tes pra siklus menunjukkan masih ada siswa yang belum mencapai KKM. Untuk lebih jelasnya data nilai dapat dibuat dalam diagram batang seperti pada gambar 4.1 berikut ini.

Gambar diagram batang 4.1 Diagram Persentase Nilai Pra Siklus

Nilai hasil tes Pra Siklus jika dianalisis data ketuntasan hasil belajar kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.3

33% 67% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Tuntas Tidak Tuntas

(4)

50 Tabel 4.3

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Tes Pra Siklus

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Persentase

1 Tuntas 9 33%

2 Tidak Tuntas 18 67%

Jumlah 27 100%

Berdasarkan tabel 4.3 ketuntasan belajar pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai diatas KKM 65 sebanyak 9 siswa dari 27 jumlah siswa kelas 5 dengan persentase 33%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 18 siswa dari jumlah siswa kelas 5 dengan persentase 67%. Dengan ketuntasan 33%, peneliti merancang penelitian tindakan kelas bekerja sama dengan guru kelas 5 sesuai rencana yang telah di uraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan peneliti menggunakan model pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media sederhana misalnya (senter, sendok makan, gelas bening berisi air putih, cermin cekung, cermin cembung, tripek, lilin, kotek api batang, cakram warna) dalam pembelajaran IPA. Pada penelitian ini, peneliti merancang dalam dua siklus, satu siklus dari dua kali pertemuan.

4.2. Pelaksanaan tindakan 4.2.1 Pra Siklus

Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang berjumlah 27 siswa pada pembelajaran IPA. Sebelum siklus I dan II dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran penerapan pendekatan Contextual

(5)

51 Teaching and Learning(CTL), berbantuan media sederhana misalnya (senter, sendok makan, gelas bening berisi air putih, cermin cekung, cermin cembung, tripek, lilin, kotek api batang, cakram warna) pada tahap ini peneliti belum memberikan tindakan terhadap pembelajaran, peneliti hanya mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa untuk kemudian di lakukan suatu tindakan.

4.2.2. Siklus I

4.2.3.1 Perencanaan

Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 4.2.3.2 Pelaksanaan

Pertemuan pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 8 April 2014 dengan kompetensi dasar mensedeskripsikan sifat-sifat cahaya. Pada pertemuan pertama terdapat beberapa indokator pembelajaran yang disampaikan yaitu mendemonstrasikan sifat cahaya merambat lurus, mendemonstrasikan sifat cahaya yang mengenai berbagai benda bening, berwarna dan gelap. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran siklus I pertamuan pertama:

a. Kegiatan Awal

Kegiatan pertama dilakukan oleh guru meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pelajaran dengan salam, absensi, berdoa, apersepsi. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menanyakan ”Apakah kalian punya senter dirumah? Ketika kita berada ditempat yang gelap apa yang kita butuhkan?. Siswa diminta pertanyaan dari guru. Setelah apersepsi, kemudian guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

(6)

52 b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi tentang sifat-sifat cahaya, setelah itu guru dan siswa bertanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa tentang sifat-sifat cahaya kemudian guru memotivasi siswa agar berani bertanya dan mendengarkan pendapat yang berbeda dengan temannya yang lain. Setelah itu, guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil. Setelah guru membagi siswa kedalam kelompok kecil guru melakukan: guru memberikan masalah kepada siswa dalam bentuk pernyataan yang akan di jawab oleh siswa,siswa mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari, setelah itu siswa melakukan percobaan cayaha dapat merambat lurus dan guru membimbing mereka selama melakukan percobaan. Setelah melakukan percobaan cahaya dapat merambat lurus, siswa mengorginisir data setelah itu guru mengajak siswa merumuskan penjelasan yang akan ditemukan siswa dan mendapatkan kesulitan untuk menjelaskan informasi setelah itu siswa didorong untuk memberikan penjelasan yang singkat setelah itu, siswa di minta menganalisis proses penemuan mereka dan siswa boleh menentukan pertanyaan yang lebih efektif dan produktif. Setelah itu, guru memberikan pengarahan tentang bagaimana cara belajar yang baik. c. Kegiatan penutup

Guru menanyakan pendapat kepada siswa bagaimana suasana belajar di kelas setelah itu guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar dikelas dan guru bersama siswa mengimpulkan materi yang dipelajari.

Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggaL 9 April 2014 dengan kompetensi dasar yang masih sama yaitu mendendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Pada pertemuan kedua ini terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu mendemonstrasikan sifat cahaya yang dapat dipantulkan dan mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin cekung. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran siklus I pertemuan kedua:

(7)

53 a. Kegiatan awal

Kegiatan pertama dilakukan oleh guru meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pelajaran dengan salam, absensi, berdoa, apersepsi. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menanyakan ”Apakah kalian tadi pagi sebelum berangkat kesekolah bercermin? Apakah kalian memperhatikan bayanganmu pada cermin? Siswa diminta menjawab pertanyaan dari guru. Setelah apersepsi, kemudian guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi tentang sifat-sifat cahaya dapat dipantulkan dan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar,cekung dan cembung, setelah itu guru dan siswa bertanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa tentang sifat-sifat cahaya dapat dipantulkan dan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar,cekung dan cembung kemudian guru memotivasi siswa agar berani bertanya dan mendengarkan pendapat yang berbeda dengan temannya yang lain. Setelah itu, guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil. Setelah guru membagi siswa kedalam kelompok kecil guru melakukan: guru memberikan masalah kepada siswa dalam bentuk pernyataan yang akan di jawab oleh siswa,siswa mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari, setelah itu siswa melakukan percobaan dan guru membimbing mereka selama melakukan percobaan. Setelah melakukan percobaan, siswa mengorginisir data setelah itu guru mengajak siswa merumuskan penjelasan yang akan ditemukan siswa dan mendapatkan kesulitan untuk menjelaskan informasi setelah itu siswa didorong untuk memberikan penjelasan yang singkat setelah itu, siswa di minta menganalisis proses penemuan mereka dan siswa boleh menentukan pertanyaan yang lebih efektif dan produktif. Setelah itu, guru memberikan pengarahan tentang bagaimana cara belajar yang baik dan guru mengadakan evaluasi sebagai akhir kegiatan pembelajaran.

(8)

54 c. Kegiatan akhir

Guru menanyakan pendapat kepada siswa bagaimana suasana belajar di kelas setelah itu guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar dikelas dan guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.

4.2.4.3 Hasil Observasi

Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan pertama berlangsung, peneliti mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga berakhirnya pembelajaran yaitu dengan cara mengisi lembar observasi guru dan siswa. Kekurangan guru saat mengajar antara lain yaitu saat pertemuan pertama pada kegiatan pembelajaran guru kurang jelas menyampaikan tujuan pembelajaran masih ada yang dilewatkan dalam menyampaikannya sehingga terkesan kurang tersampaika, sebelum guru membagi siswa kedalam kelompok kecil, terlebih dahulu guru memperkenalkan media yang akan digunakan untuk percobaan seperti lilin, korek api, senter, tripleks, dan cermin cekung,cembung dan cermin datar. Pada saat guru memperkenalkan media yang akan digunakan untuk percobaan, siswa sangat antusias kerena media yang digunakan oleh gurunya itu baru untuk pertama kalinya digunakan untuk media percobaan dan media- media itu pun sangat mudah didapat dan harganya pun sangat murah. Setelah guru memperkenalkan media yang akan digunakan, guru membegi siswa kedalam kelompok kecil, siswa maju kedepan kelas dengan perkelompok atau bergantian dengan kelompok yang lainnya untuk melakukan percobaan. Saat siswa melakukan percobaan masih banyak siswa yang kurang paham atau kurang mengerti cara menggunakan media sederhana, karena cara guru menyampaikannya kurang jelas sehingga siswa kurang paham atau kurang mengerti cara melakukannya. Penggunaan media sederhana pada pertemuan pertama kurang optimal, kurang efisien dan siswa juga kurang aktif, itu dikarenakan disekolah belum pernah menggunakan media- media dalam pembelajaran sehingga guru belum paham dan kelihatan canggung saat memperkenalakan media-media dan memperagakannya didepana kelas.

(9)

55 Sedangkan pertemuan kedua berlansung, peneliti mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi. Dari hasil observasi pada siklus I pertemua kedua pada saat mengajar guru sudah lebih optimal dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru memperkenalkan media-media yang yang akan digunakan untuk melakukan percobaan, setelah guru memperkenalkan media-media yang digunakan, guru terlebih dahulu melakukan percobaan sebelum siswa melukan percobaan, saat guru melakukan percobaan siswa sangat antusias sekali karena siswa ingin sekali cepat melakukan percobaan tersebut karena percobaan tersebut membuat siswa penasaran bagai mana cara melakukannya walaupun sudah di praktekkan oleh gurunya di depan kelas. Setelah itu siswa melakukan percobaan setiap kelompok secara bergantian maju kedepan untuk melakukan percobaan, saat siswa melakukan percobaan masih ada siswa yang kurang paham cara melakukannya, ini dikarenakan siswa belum terbiasa menggunakan media dalam pembelajaran yang di berikan oleh gurunya disekolah. Penggunaan media sederhana pada pertemuan kedua juga masih belum optimal dan efisien dan siswa juga masih kurang aktif dalam melakukan percobaan walaupun siswa kelihatan antusias akan tetapi siswa masih tetap saja masih belum paham cara memanfaatkan media yang digunakan dalam percobaan. Guru masih kurang optimal dalam menyampaikan cara menggunakan media, dilihat dari siswa masih ada yang kurang paham cara menggunakan media sederhana. Sedangkan kelebihan guru pada saat mengajar adalah persiapan guru sebelum mengajar telah optimal, yaitu terlihat pada kegiatan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kelebihan guru saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa . Setelah menyimpulkan hasil pembelajaran guru membagikan evaluasi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu guru memberikan waktu lumayan lama yaitu 25 menit. Jadi terlihat dalam satu menit siswa diminta untuk mengerjakan satu soal evaluas. Hal ini tentunya dilakukan guru untuk mengefektifkan pembelajaran agar sesuai dengan waktu yang ditentukan dan siswa pun terlihat aktif dan semangat dalam mengerjakan soal tes tersebut. Adapun table terlaksana pada table 4.7.

(10)

56 Tabel 4.7

Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Penerapan Pendekatan Contextual Teacing and Learning (CTL) Berbantuan

Media Sederhana Pada Siklus I

Pertemuan

Hasil Observasi

Guru Siswa

Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor

Kriteria

1 46 A (Sangat Baik) 15 B (Baik)

2 47 A (Sangat Baik) 15 B (Baik)

Dari table 4.7 menunjukkan bahwa hasil penelitian kinerja guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media sederhana seperti lilin, korek api, senter, tripleks dan cermin cekung,cembun dan cermin datar. Guru masih kurang optimal dalam memperkenalkan dan memberi contoh cara menggunakan media sederhana tersebut. Sehingga pada pertemuan pertama memperoleh skor 46 dengan kriteria A (Sangat Baik), hal ini terjadi juga pada siswa, siswa belum kelihatan efektif karena masih ada siswa yang kurang paham cara menggunakan media sederhana sehingga pertemuan pertama siswa memperoleh skor 15 dengan kriteria B (Baik).

Selanjutnya untuk pertemuan kedua guru juga masih belum optimal cara memperkenalkan dan memberi contoh cara menggunakan media sederhana sehingga pada pertemuan kedua memperoleh skor 45 dengan katagori B (Baik), hal ini terjadi juga pada siswa, siswa juga masih belum efektif dalam menggunakan media sederhana dengan ini siswa memperoleh skor 15 dengan kriteria B (Baik). hal ini

(11)

57 dikarenakan guru dan siswa belum terbiasa menggunakan media-media sederhana sehingga siswa masih merasa canggung saat melakukan percobaan didalam kelas.

4.2.4.4 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus I, selanjutnya bersama dengan guru melakukan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan pada observasi dan berdiskusi seputar langkah-langkah pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media sederhana tersebut, karena guru masih agak bingung dan kurang untuk menerapkan model tersebut. Bahkan baru kali ini guru menggunakan media sederhana yang biasanya siswa hanya melihat gambarnya di buku-buku IPA saja. Sehingga solusi untuk memperbaiki siklus I ini sebelum melaksanakan siklus II sebagai perbaikan maka bersama dengan guru berdiskusi tentang lngkah-langkah yang belum diketahui dengan jelas sehingga dalam pelaksanaan siklus II akan lebih baik lagi dari siklus I dan semua langkah-langkah diharapkan untuk terlaksana semuanya.

4.2.3 Siklus II 4.2.3.1 Perencanaan

Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pada siklus II ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) , alat peraga,lembar kerja siswa, menyiapkan soal tes dan lembar obsercasi serta lebih mempersiapkan dengan baik agar hasil belajar siswa lebig bagus dan dapat meningkat dibanting pada siklus I. 4.2.3.2 Tindakan Siklus II

Pertemuan pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014 dengan kompetensi dasar mensedeskripsikan sifat-sifat cahaya. Pada pertemuan pertama terdapat dua indokator pembelajaran yang disampaikan yaitumaanenunjukan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan dan menunjukan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna misalnya dengan menggunakan

(12)

58 cakram warna. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran siklus II pertamuan pertama:

a. Kegiatan Awal

Kegiatan pertama dilakukan oleh guru meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pelajaran dengan salam, absensi, berdoa, apersepsi. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menanyakan ”Apakah kalian pernah berenang? Sat kalian berdiri ditepi kolam renang, apakah kalian terlihat panjang atau pendek? Mengapa?. Siswa diminta pertanyaan dari guru. Setelah apersepsi, kemudian guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi tentang sifat-sifat cahaya dapat dibiaskan, setelah itu guru dan siswa bertanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa tentang sifat-sifat cahaya dapat dibiaskan kemudian guru memotivasi siswa agar berani bertanya dan mendengarkan pendapat yang berbeda dengan temannya yang lain. Setelah itu, guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil. Setelah guru membagi siswa kedalam kelompok kecil guru melakukan: guru memberikan masalah kepada siswa dalam bentuk pernyataan yang akan di jawab oleh siswa,siswa mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari, setelah itu siswa melakukan percobaan dan guru membimbing mereka selama melakukan percobaan. Setelah melakukan percobaan, siswa mengorginisir data setelah itu guru mengajak siswa merumuskan penjelasan yang akan ditemukan siswa dan mendapatkan kesulitan untuk menjelaskan informasi setelah itu siswa didorong untuk memberikan penjelasan yang singkat setelah itu, siswa di minta menganalisis proses penemuan mereka dan siswa boleh menentukan pertanyaan yang lebih efektif dan produktif. Setelah itu, guru memberikan pengarahan tentang bagaimana cara belajar yang baik.

(13)

59 c. Kegiatan penutup

Guru menanyakan pendapat kepada siswa bagaimana suasana belajar di kelas setelah itu guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar dikelas dan guru bersama siswa mengimpulkan materi yang dipelajari.

Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 16 April 2014 dengan kompetensi dasar yang masih sama yaitu mendendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Pada pertemuan kedua ini terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu memberikan contoh penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari dan membuat periskop dan pelangi melalui percobaan sederhana. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran siklus I pertemuan kedua:

a. Kegiatan awal

Kegiatan pertama dilakukan oleh guru meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pelajaran dengan salam, absensi, berdoa, apersepsi. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menanyakan ”Apakah kalian pernah melihat pelangi pada saat hujan gerimin pada saat sore hari? Warna apa saja yang terlihat oleh pelangi tersebut? Siswa diminta menjawab pertanyaan dari guru. Setelah apersepsi, kemudian guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi tentang sifat-sifat cahaya dapat diuraikan, setelah itu guru dan siswa bertanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa tentang sifat-sifat cahaya dapat diuraikan kemudian guru memotivasi siswa agar berani bertanya dan mendengarkan pendapat yang berbeda dengan temannya yang lain. Setelah itu, guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil. Setelah guru membagi siswa kedalam kelompok kecil guru melakukan: guru memberikan masalah kepada siswa dalam bentuk pernyataan yang akan di jawab oleh siswa,siswa mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari, setelah itu siswa melakukan percobaan dan guru membimbing

(14)

60 mereka selama melakukan percobaan. Setelah melakukan percobaan, siswa mengorginisir data setelah itu guru mengajak siswa merumuskan penjelasan yang akan ditemukan siswa dan mendapatkan kesulitan untuk menjelaskan informasi setelah itu siswa didorong untuk memberikan penjelasan yang singkat setelah itu, siswa di minta menganalisis proses penemuan mereka dan siswa boleh menentukan pertanyaan yang lebih efektif dan produktif. Setelah itu, guru memberikan pengarahan tentang bagaimana cara belajar yang baik dan guru mengadakan evaluasi sebagai akhir kegiatan pembelajaran.

c. Kegiatan akhir

Guru menanyakan pendapat kepada siswa bagaimana suasana belajar di kelas setelah itu guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar dikelas dan guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.

4.2.4.3 Hasil Observasi

Dari hasil observasi pada siklus II pertemuan pertama, ada sedikit langkah-langkah yang belum terlaksana dan pada siklus II ini sudah ada perubahan sedikit tentang bagaimana cara guru menyampaikan dan menggunakan media sederhana seperti gelas,pensil,air dan cakram warna dengan baik. Setelah guru memperkenalkan media yang akan digunakan untuk percobaan, guru melakukan percobaan terlebih dahulu untuk percobaan ini guru benar-benar melakukannya dengan sangat efisien dari pada siklus sebelumnya dan siswa juga memperhatikannya dengan sungguh-sungguh dan antusias. Setelah guru melakukan percobaan, guru memberi sedikit penjelasan kepada siswa agar lebih teliti dan efisien dalam melakukan percobaan. Setelah itu siswa secara perkelompok maju kedepan untuk melakukan percobaan, saat siswa melakukan percobaan ternyata masih ada siswa yang masih kurang mengerti cara mennggunakan media sederhana tersebut.

Pada pertemuan kedua, guru menyampaikan langkah-langkah yang belum terlaksana pada siklus II ini sudah ada perubahan tentang bagaimana cara guru menyampaikan dan menggunakan media sederhana seperti cakram warna dengan baik. Guru menjelaskan cara mengunakan dan bagaimana cara memanfaatkan media

(15)

61 sederhana tersebut kepada siswa sejelas-jelasnya. Selanjutnya guru melakukan percobaan dengan memutar cakram warna tersebut, ini agak cukup jelas bagi siswa sehingga siswa semakin paham dan mengerti cara memanfaatkan media sederhana itu. Selanjutnya siswa melakukan percobaan perkelompok maju kedepan untuk melakukan percobaan, saat siswa melakukan percobaan siswa tertawa karena bagi siswa itu sangat mudah sekali dibandingkan dengan percobaan sebelumnya. Siswa sudah paham bagaimana cara menggunakan media sederhana.kelebihan guru, Guru menjelaskan kembali cara mengunakan dan bagaimana cara memanfaatkan media sederhana tersebut kepada siswa sejelas-jelasnya sehingga siswa semakin mengerti. Penggunaan media sederhana pada siklus II pertemuan kedua sudah cukup efisien dan siswa menjadi aktif dan pada pertemua kedua ini antara siswa dan guru sudah melakukan atau melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan. Berikut table observasi keterlaksananya kegiatan.

Tabel 4.8

Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Berbantuan Media Sederhana Pada Siklus II

Puaertemn

Hasil Observasi

Guru Siswa

Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria

1 54 A(Sangat Baik) 20 A (Sangat Baik)

2 67 A(Sangat Baik) 20 A(Sangat Baik)

Dari table siklus II pertemua pertaman dan kedua sudah terlaksana dengan baik dan optimal. Pada pertemuan pertama guru memperoleh skor 54 dengan kriteria A(Sangat Baik), hal ini dikarenkan guru telah menggunakan model pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media

(16)

62 sederhana dengan baik dan optimal, sedangkan untuk obsever siswa yang dilakukan oleh obsever bahwa petemuan pertama memperoleh skor 20 dengan kategori A (Sangat Baik). Sedangkan pada pertemuan kedua guru memanfaatkan media sederhana dengan sangat baik dan siswa sangat aktif sekali dalam melakukan percobaan tersebut. Pada pertemuan kedua ini guru memperolah skor 67 dengan kriteria A (Sangat Baik), sedangkan untuk siswa mendapat memperoleh skor 20 dengan kriteria A (Sangat Baik) . disini terjadi peningkatan dari sebelumnya dikarenakan guru tidak lagi merasa canggung saat menyampaikan pembelajaran.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media sederhana dapat meningkatkan hasil belajara siswa kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 dari setiap pertemuan mengalami peningkatan yang ditunjukkan pada table 4.4 dari kegiatan guru dan siswa.

4.2.5.4 Refleksi Siklus II

Setelah dilaksanakan tindakan siklus II, dilakukan refleksi. Dengan hasil yang peroleh guru sudah memperhatikan siswa dalam melakukan percobaan, siswa sudah tertib dan aktif melakukan percobaan seta dapat bekerja sama dengan anggota kelompok saat melakukan percobaan. Sedangkan untuk model pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4.3 Hasil Analisis Data Siklus I dan Siklus II

4.3.1 Siklus I

Dari hasil penelitian diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilaksanakan pada akhir siklus (pertemuan kedua). Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan dari pra siklus ke siklus I yang telah dilakukan diperoleh hasil teruji. Berdasarkan hasil belajar siswa pra siklus dan siklus I pada table 4.4 dapat deketahui perbandingan

(17)

63 selisih hasil belajar siswa pra siklus dan siklus I meningkat. Dilihat dari hasil kriteria ketuntasan minimal KKM =65 terdapat 19 siswa yang sudah memenuhi KKM dan 8 siswa yang masih berada dibawah KKM yang ditetapkan.

Berdasarkan hasil nilai siklus I dapat dilihat bahwa dengan memakai model pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media sederhana misalnya (senter , cermin cekung, cermin cembung, tripek, lilin, kotek api ) pembelajaran pada siklus I di ketahui dapat meningkat hasil belajar siswa. Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata sebelum diadakan tindakan 56 menjadi 71,77 pada rata-rata nilai siklus I. Hasil analisis menunjukan bahwa secara signifikan pra siklus lebih rendah dari siklus I. Siswa dengan nilai ≥85 terdapat 4 siswa dengan persentase 15%, siswa dengan nilai 78 sampai dengan 84 terdapat 6 siswa dengan persentase 22%, siswa dengan nilai 71 sampai dengan 77 terdapat 5 siswa dengan persentase 19%, siswa dengan nilai 64 sampai dengan 70 terdapat 4 siswa dengan persentase 15%, siswa dengan nilai 57 sampai dengan 63 terdapat 6 siswa dengan persentase 22%, dan siswa dengan nilai 50 sampai dengan 56 terdapat 2 siswa dengan persentase 7%. Jadi dilihat dari kriteria nilai ketuntasan minimal yaitu 65 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa dengan rata-rata 71,77, nilai tertinggi dan nilai terendah 50. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel diagram batang pada gambar 4.3.

(18)

64 Gambar 4.3

Digram Hasil Belajar Siklus I

Dengan melihat diagram diatas dapat diketahui hasil analisis siklus I menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai ≥85 sebanyak 4 siswa dengan persentase 15%, siswa dengan nilai 78 sampai dengan 84 terdapat 6 siswa dengan persentase 22%, siswa dengan nilai 71 sampai dengan 77 terdapat 5 siswa dengan persentase 19%, siswa dengan nilai 64 sampai dengan 70 terdapat 4 siswa dengan persentase 15%, siswa dengan nilai 57 sampai dengan 63 terdapat 6 siswa dengan persentase 22%, sedangkan siswa yang masih dibawah KKM 65 dengan nialai 50 sampai dengan 56 sebanyak 2 siswa dengan persentase 7%. Berdasarkan hasil tes siklus I tersebut apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat dijasikan dalam tabel 4.6 sebagai berikut.

71% 29% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Tuntas Tidak Tuntas

(19)

65 Tabel 4.6

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase 1 Tuntas 19 71% 2 Tidak Tuntas 8 29% Jumlah 27 100%

Berdasarkan tabel 4.6 ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I terdapat 19 siswa dari 27 siswa dengan persentase 71% mendapat nilai di atas KKM 65, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM 65 terdapat 8 siswa dengan persentase 29%. Dalam mata pelajaran IPA dengan materi sifat-sifat cahaya.

4.3.2 Siklus II

Data hasil siklus II diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilaksanakan pada akhir siklus (pertemuan kedua). Untuk lebih jelasnya nilai hasil tes dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

Di lihat dari tabel 4.8 bahwa nilai tes siklus II siswa kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 ada peningkatan hasil belajar siswa, dapat diketahui perbandingan selisih hasil belajar siswa siklus I dan siklus II meningkat. Dilihat dari hasil kriterian ketuntasan minimal KKM 65 terdapat 25 siswa yang sudah memenuhi KKM dari 27 siswa dan siswa yang belum memenuhi KKM terdapat 2 siswa yang belum tuntas.

(20)

66 Berdasarkan hasil siklus II dapat dilihat bahwa dengan menggunakan model pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan median sederhana terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I, siswa dengan nilai 93 sampai dengan 100 terdapat 10 siswa dengan persentase 37%, siswa dengan nilai 85 sampai dengan 92 terdapat 6 siswa dengan persentase 22%, siswa dengan nilai 77 sampai dengan 84 terdapat 7 siswa dengan persentase 26%, siswa dengan nilai 69 sampai dengan 76 terdapat 2 siswa dengan nilai 7%, siswa dengan nilai 61 sampai dengan 68 terdapat 2 siswa dengan persentase 8%. Jadi dilihat dari nilai kruteria ketuntasan minimal 65 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa dengan rata-rata 85,62, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel diagram batang berikut.

Gambar 4.5

Diagram Hasil Belajar Siklus II 37% 22% 26% 7% 8% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 1 2 3 4 5

(21)

67 4.3.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklua I dan Siklus II

Rekapitulasi pengelompokan nilai hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebelum tindakan (Pra Siklus), siklus I dan siklus II dalam tabel 4.11.

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa Persen(%) Jumlah Siswa Persen(%) Jumlah Siswa Persen( %) 1 Tuntas 9 33% 19 71% 25 92% 2 Tidak Tuntas 18 67% 27 29% 2 8% Jumlah 27 100 27 100 27 100

Dilihat dari tabel rekapitulasi pengelompokkan hasil belajar siswa pada tabel 4.11, adanya peningkatan jumlah siswa yang masuk dalam kriteria ketuntasan minimal KKM 65 pada siswa kelas 5 SD Negeri Nngajaran 03 dalam mata pelajaran IPA. Sebelum diadakan tindakkan (pra siklus) sebanyak 9 siswa yang tuntas 18 siswa yang belum tuntas, pada siklus I sebanyak 19 siswa yang tuntas 27 siswa yang belum tuntas, sedangkan psda siklus II sebanyak 25 siswa yang tuntas 2 siswa yang belum tuntas. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajar penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media sederhana dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa . Untuk lebih jelas lihat pada gambar diagram 4.6.berikut.

(22)

68 Gambar Hasil Perolehan Nilai Pra Siklus I, dan Siklus II

Pada tabel 4.11 dan grafik 4.6 menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media sederhana dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian sebelum diadakan hasil belajar siswa masih relatif rendah terdapat 18 siswa dari 27 siswa yang belum memenuhi KKM yang ditentukan ( KKM 65) dan 9 siswa sudah memenuhi KKM yang ditentukan dengan persentase ketuntasan 33%. Setelah diadakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media sederhana misalnya (senter, sendok makan, gelas bening berisi air putih, cermin cekung, cermin cembung, tripek, lilin, kotek api batang, cakram warna) pokok bahasan “sifat-sifat cahaya “ diperoleh hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II meningkat. Dapat dilihat pada siklus I terdapat 19 siswa dari 27 siswa sudah

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 33% 67% 71% 29% 92% 8%

(23)

69 memenuhi KKM, dengan persentase ketuntasan 71%, dan pada siklus II terdapat 25 siswa dari 27 siswa sudah memenuhi KKM dengan persentase ketuntasan 91%. Sehingga dapat dinyatakan dengan “ Penggunaan Model Pembelajaran Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media sederhana dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 pada Mata pelajaran IPA SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Gambar

Gambar diagram batang 4.1  Diagram Persentase Nilai Pra Siklus

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lain menggunakan turunan isatin, yaitu N-(piperidinomethyl)-3- [(pyridylidene) amino] isatin (PPI) sebagai inhibitor organik menginhibisi korosi pada baja

AL KAROMAH BRINGIN KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 2012 460 MPI 2008.130.0095 PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PERILAKU

Setelah melaksanakan penelitian terhadap respon siswa, pada tahapan berikutnya kali ini akan disampaikan mengenai data analisis hasil belajar siswa yang antara lain:

Berdasarkan gambar activity diagram (gambar 2) yang berjalan saat ini sistem mencakup seluruh kegiatan sistem manajemen distribusi dan produksi obat.Sistem ini melibatkan 3 (tiga)

Akses menuju site terutama melaiui Jl Kelapa Gading Boulevard yang telah memiliki dua jalur kendaraan, sementara jalur alternatif untuk stok maupun bongkar muat barang dapat

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada masa pandemi COVID-19 terhadap civitas akademika di lingkungan Fakultas Kedokteran Hewan, maka diperoleh masalah yang dapat

Menghambakan diri kepada Allah adalah hal yang paling pertama dan utama yang mesti diajarkan oleh orang tua kepada anaknya, sebelum dikenalkan pada pendidikan lainnya. Hal itu

Hasil pengujian sistem menunjukkan alarm aktif jika tegangan keluaran sensor ≥ 1 volt dan sensor masih cukup peka dalam mendeteksi getaran sampai jarak 200 cm untuk