• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI DI KELAS VIII MTS DARUL FALAH KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI DI KELAS VIII MTS DARUL FALAH KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI DI KELAS VIII MTS DARUL FALAH KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012

MAKALAH

Oleh

RISMA HANDAYANI NPM : 1021.0895

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

SILIWANGI BANDUNG

2012

(2)

MODEL PEMBELAJARAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI DI KELAS VIII MTS DARUL FALAH KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012

RISMA HANDAYANI NPM : 1021.0895

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Siliwangi Bandung 2012

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Model Pembelajaran Unsur-Unsur Intrinsik Novel dengan Menggunakan Teknik Inkuiri Di Kelas VIII MTs Darul Falah Garut Tahun Pelajaran 2011/2012. penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran perihal kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik novel.

Gambaran kemampuan tersebut dapat diperoleh dari hasil tes, baik pretes maupun postes. Penelitian ini mengujicobakan sebuah model dalam pembelajaran yakni teknik inkuiri. Teknik ini dianggap cocok untuk pembelajaran sastra dan memberikan keleluasaan kepada siswa untuk dapat menemukan dan merumuskan sendiri.

Sastra merupakan salah satu karya yang relevan dengan kehidupan manusia. Bentuk sastra dapat berupa puisi, prosa dan drama. Salah satu bentuk prosa adalah novel. Novel adalah jenis prosa yang memaparkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarangnya. Sebagai bagian dari sastra, novel diakui keberadaannya dalam kurikulum sehingga ada subpengajaran sastra diantaranya menganalisis novel baik dari segi intrinsik maupun ekstrinsik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan menggunakan teknik inkuiri dalam pembelajarannya. Subyek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Darul Falah Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 40 orang siswa.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah unsur-unsur intrinsik novel melalui pretes dan postes (dalam bentuk soal tes). Pengolahan hasil penelitian dengan menggunakan data yang meliputi penilaian, unsur-unsur intrinsik novel pada pretes dan postes dengan soal yang sama namun penempatannya berbeda.

Berdasarkan data hasil penilaian, nilai pretes yang berjumlah 20 soal diperoleh skor terendah 4 dan skor tertinggi 14. pada postes dengan jumlah soal sama 20 nomor diperoleh skor terendah 12 dan tertinggi 20. Dengan demikian, terdapat peningkatan setelah adanya perlakuan pembelajaran dengan menggunakan teknik inkuiri.

Berdasarkan data hasil dan pengolahan data dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran unsur-unsur intrinsik novel dengan menggunakan teknik inkuiri cukup efektif karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang pemahaman atas unsur-usnur intrinsik novel.

Kata kunci : Intrinsik Novel/Inkuiri PENDAHULUAN

Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, sesungguhnya banyak menyimpan makna bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Penulis sadar bahwa sampai saat ini sastra belum mendapatkan posisi yang baik terutama pada masyarakat yang belum memiliki budaya yang cukup baik serta pengaruh kebudayaan yang kurang terpelihara sehingga keberadaan sastra sering terlupakan dan kurang mendapat perhatian. Oleh karena itu, wajarlah jika sastra dijadikan sebagai bahan ajar bagi siswa di semua jenjang pendidikan sampai tingkat menengah atas.

Sastra merupakan potret kehidupan masyarakatnya. Sastra atau sering juga disebut

kesusastraan merupakan unsur kebudayaan serta merupakan karya manusia yang menggunakan bahwa sebagai mediumnya yang dapat menimbulkan rasa indah, serta dapat menyentuh perasaan pembaca. Sastra Indonesia merupakan karya sastra manusia Indonesia tentunya sangat relevan dengan kehidupan sehari- hari. Bentuk sastra dapat berupa prosa, puisi, drama dan lain-lain. Salah satu bentuk prosaa adalah novel merupakan cerita fiktif mempunyai panjang cerita tertentu serta melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang refresentatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut (The American College Distionary, dalam Aminuddin, 1995: 164).

(3)

Karya sastra dalam berbagai bentuk hakikatnya mengkonkritkan upaya pembentukan manusia yang baik. Dengan demikian, sastra berkaitan dengan kehidupan sebab dalam kehidupan manusia membutuhkan sesuatu yang dapat dijadikan tempat untuk mencurahkan rasa bahasa yang dimilikinya. Kegiatan bersastra yang mudah walaupun tingkat unsur-unsur intrinsiknya rendah adalah membaca. Membaca karya sastra tidak hanya berlandaskan pada daya imajinasi saja melainkan juga daya intelektual dalam memandang persoalan kehidupan manusia melalui gagasan, perasaan, dan nuansa imajinasi.

Sastra merupakan ungkapan perasaan manusia yang dituangkan ke dalam tulisan dengan menggunakan bahasa yang indah dan mengandung nilai etika, estetika dan didaktik. Dengan adanya nilai-nilai tersebut, sastra memberikan pengaruh terhadap penikmatnya. Sesungguhnya sastra dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap cara orang berpikir mengenai hidup baik dan buruk mengenai benar dan salah, mengenai cara hidupnya sendiri dan bangsanya (Norman dan Alfons dalam Herman, 2000: 3).

Pembelajaran bahasa Indonesia selain mencakup aspek-aspek kebahasaan juga terdapat aspek kesastraan. Aspek kesastraan meliputi pengenalan, pemahaman, dan penciptaan karya sastra yang sederhana melalui apresiasi sastra melalui pembelajaran sastra yang memadai. Pembelajaran sastra tidak mengarahkan siswa untuk menjadi seorang sastrawan, namun mengarahkan siswa untuk mengenal sastra juga beroleh pengalaman dari pembelajaran sastra tersebut sesuai dengan tujuan pembelajarannya.

Pembelajaran sastra sampai saat ini masih dihadapkan kepada berbagai problematik yang tidak berkesudahan. Pembelajaran sastra masih jauh dari harapan kurikulum. Hal tersebut antara lain belum tercapainya tuntutan tujuan pembelajaran sastra yang optimal. Tujuan umum pembelajaran sastra di sekolah-sekolah adalah siswa dapat menikmati, memahami, mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa (Depdikbud, 1993: 21).

Pembebelajaran sastra mempunyai tujuan yang sangat strategis. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran sastra, pengajar khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia dituntut untuk dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif. Guru harus pandai memilih dan memilah bahan ajar serta metode yang digunakan. Selain itu, guru harus dapat menggunakan berbagai sarana yang ada secara maksimal. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan yang maksimal.

KAJIAN TEORI DAN METODE

Model adalah suatu pola, contoh acuan, ragam dalam suatu yang di buat atau di hasilkan (Depdikbud, 1990:589). Pembelajaran adalah pengalaman belajar yang dialami oleh siswa dalam proses menguasai tujuan pengajaran (Tarigan dan Djago tarigan 1994:65). Sedangkan menurut Dahlan (1984:21) “suatu model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang akan digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk pengajaran dikelas”. Dalam pengertian model pengajaran tersebut tercakup prosedur yang harus dilakukan oleh guru. Pengertian model mengajar senada dengan pengertian metode pembelajaran, sebab metode pembelajaran harus mencakup proses semua pembelajaran yang ada didalamnya.

Pembelajaran apresiasi sastra sampai saat ini masih mempunyai kendala atau hambatan, antara lain belum tercapainya tujuan pembelajaran sastra yang maksimal, tujuan umum pembelajaran di sekolah adalah siswa mampu menikmati, memahami, mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa (Depdikbud, 1993:21). Pengertian Novel

Novel merupakan prosa narasi yang di dalamnya menyuguhkan berbagai peristiwa fiktif imajinatif. Menurut Panuti Sudjiman (1990: 65) novel adalah prosa rekaan yang panjang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun.

Bertolak dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa novel penekanan ceritanya pada suatu waktu dari kehidupan tokohnya. Selain itu, pada novel terjadi perubahan jalan hidup seorang tokoh, adanya perubahan nasib atau sikap hidupnya.

Golman (dalam Faruh, 1999: 29) mendefinisikan novel sebagai cerita tentang suatu perencanaan yang terdegradasi atas nilai-nilai yang otentik yang dilakukan oleh seorang hero yang problematik dalam dunia yang juga terdegradasi nilai-nilai yang otentik adalah totalitas kehidupan. Teknik Inkuiri

Kata inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang mempunyai makna penyelidikan. Istilah lain yang sering digunakan dan mempunyai makna yang hampir sama adalah discovery yang berarti penemuan. Kedua istilah tersebut dapat diartikan dengan maksud yang sama dan dapat digunakan secara bergantian atau duanya sekaligus. Walaupun demikian, pada hakikatnya kedua istilah tersebut mengandung perbedaan.

Discovery harus meliputi

(4)

mengembangkan proses-proses discovery. Inkuiri dibentuk dan meliputi discovery atau lebih luas lagi. Dengan kata lain, inkuiri adalah perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa sebagai tambahan pada proses-proses

discovery, inkuiri mengandung proses-proses mental

yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problem sendiri, mengumpulkan data, dan menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu dan sebagainya (Moh. Amin, dalam Sudirman dkk. 1989: 169).

Metode inkuiri dapat dikatakan sebagai cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya.

Kaslan mengemukakan pengajaran inkuiri adalah pengajaran yang guru dan siswanya mempelajari gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa ilmuwan. (dalam Suharyono, 1991: 59). Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif menggambarkan keadaan objek yang diteliti dan menguraikan hal-hal yang menjadi bagian penting dalam penelitian. Dengan demikian metode ini akan menghasilkan bentuk kajian yang mendalam terhadap objek yang diteliti.

Metode deskriptif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan menggunakan metode ini penelitian akan tergambar jelas baik gejala, peristiwa, atau hal-hal yang ditemukan selama penelitian. Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi, teknik ini digunakan secara langsung mengobservasi siswa kelas VIII MTS agar mendapatkan gambaran keadaan dan latar belakang siswa sehingga mempermudah pelaksanaan penelitian.

2. Telaah Kepustakaan, teknik ini digunakan untuk mendapatkan masukan berbagai teori yang berkenaan dengan pokok penelitian.

3. Uji Coba, teknik ini berupa pelaksanaan uji coba pembelajaran dengan menggunakan teknik inkuiri.

4. Tes, teknik ini digunakan untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa setelah diadakan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan teknik inkuiri. Tes yang dilakukan adalah pretes dan postes.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil pembelajaran unsur-unsur intrinsik novel dengan menggunakan teknik inkuiri diperoleh hasil pilihan ganda dengan jumlah 20 soal. Siswa diberikan soal untuk dikerjakan tetapi materi tersebut belum dijelaskan terlebih dahulu. Kegiatan ini untuk mengetahui bagaimana siswa menguasai materi yang akan dikerjakan. Oleh guru dan untuk memudahkan belajar mengajar di dalam kelas.

Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa jenis penilaian ganda yang penulis lakukan termasuk ke dalam pembelajaran sastra yang tidak langsung.

Adapun kriterik penilaian dari bentuk pilihan ganda adalah sebagai berikut:

)

1

(

2

=

n

n

d

x

md

t

Keterangan:

Md : Mean dan deviasi antara postes dan pretes

Xd : Perbedaan deviasi dan mean deviasi n : Banyaknya subjek

db : Derajat kebebasan (N-I) Data Hasil Pretes dan Postes No.

Subyek Nama Subyek

Skor Pretes Postes 1 Edi Nursafari 14 18 2 Ahmad Furqon 10 20 3 Taufikurrahman 14 18 4 Maman Suherman 6 12 5 Maman Abdurrahman 4 16 6 Jufri Yazid 12 18 7 Ahmad Syahroni 12 18 8 Ending Saputra 4 14 9 Ahmad Suwandi 8 20 10 Farhan Suseno 10 18 11 Tatang Sontani 12 16 12 Idi Ahyadi 10 17 13 Adi Suryana 10 19 14 Rendra Sulaiman 12 18 15 Nanang Masruri 8 20 16 Lan Sumarlan 9 19 17 Lili Suhaeli 8 15 18 Ahmad Munzani 12 16 19 Asmuni 10 16 20 Nailul Autor 14 18 21 Kokom Komariah 8 20 22 Ika Handayani 10 16 23 Titin Supartini 14 18 24 Susilawati 12 18

(5)

25 Mustaniroh 8 14 26 Teti Sabarti 14 18 27 Tini Agustin 12 18 28 Reika Handayani 12 16 29 Amalia Arifin 10 20 30 Mimin Mintarsih 8 18 31 Rosi Resfayanti 6 18 32 Tuti Alawiyah 4 16

33 Aisyah Ainur Rizky 10 16

34 Tantri Rahayu 12 16 35 Imaniar Raihani 14 20 36 Run Respiransi 10 14 37 Nunung Nurhayati 12 18 38 Siti Armiah 8 16 39 Debby Handayani 10 16 40 Citra Lestari 12 20

Berdasarkan table di atas untuk mendapatkan hasil perbandingan data tersebut dimasukkan dalam table gain sebagaimana table berikut.

Tabel 4.4

Data Hasil Persiapan Perhitungan Perbedaan Hasil Pretes - Postes

No. Subyek

Skor

Gain Pretes Postes Pretes Postes 1 14 18 4 2 10 20 10 3 14 18 4 4 6 12 6 5 4 16 12 6 12 18 6 7 12 18 6 8 4 14 10 9 8 20 12 10 10 18 8 11 12 16 4 12 10 17 7 13 10 19 9 14 12 18 6 15 8 20 12 16 9 19 10 17 8 15 7 18 12 16 4 19 10 16 6 20 14 18 4 21 8 20 12 22 10 16 6 23 14 18 4 24 12 18 6 25 8 14 6 26 14 18 4 27 12 18 6 28 12 16 4 29 10 20 10 30 8 18 10 31 6 18 12 32 4 16 12 33 10 16 6 34 12 16 4 35 14 20 6 36 10 14 4 37 12 18 6 38 8 16 39 10 16 6 40 12 20 8 n = 40 405x110,1 239 X2 =17,2 Σd = 288 Md = 7.2 40 288 = Σ n d

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara kemampuan pemahaman atas unsur-unsur intrinsik novel sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan teknik inkuiri. Pembelajaran unsur-unsur intrinsik novel dengan menggunakan teknik inkuiri cukup efektif. Hal tersebut terbukti dengan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap unsur-usnur intrinsik novel yang disajikan selama pembeajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajaran unsur intrinsik novel diperoleh data-data yang cukup memadai. Data dideskripsikan, dibahas dan dianalisis sehingga diperoleh satu rumusan hasil penelitian. Simpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini bertumpu pada keefektifan teknik melalui proses pembelajaran dan hasil-hasil yang dicapai oleh siswa.

Prosedur pembelajaran unsur intrinsik novel dengan menggunakan teknik inkuiri di kelas VIII MTs Darul Falah Cisurupan cukup efektif. Keefektifan penggunaan teknik inkuiri dalam pembelajaran unsur intrinsik novel di kelas VIII MTs Darul Falah Cisurupan dapat diketahui dari hasil pretes dan postes. thitung = 16.46

mencari ttabel dengan a =0,05dan dk = 39, t

(0,95) (39) = 1,68 hipotesis yang diuji Ha

µ

µ

0

Ho

µ

µ

0

Jika thitung ≤ ttabel Ho diterima atau Ha ditolak Jika t hitung ≥ ttabel Ho ditolak atau Ha diteriama Pengujian hipotesis thitung adalah 16,46 jadi Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara kemampuan pemahaman atas unsur-unsur intrinsik novel sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan teknik inkuiri. Pembelajaran unsur-unsur intrinsik novel dengan

(6)

menggunakan teknik inkuiri cukup efektif. Hal tersebut terbukti dengan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap unsur-usnur intrinsik novel yang disajikan selama pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo Nurgoyantoro, B. 2000 Teori Pengkajian Fiksi.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Nurgiyantoro, B. 1995. Penilaian dalam Pengajaran

dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius

Rusyana, Y. 1984. Bahasa dan Sastra dalam

Gamitan Pendidikan. Bandung:

Diponegoro

Rusyana, Y. 1992. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: gunung Karang

Suharsini, A. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: RinekaCipta

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa tanah histosol pada profil 2 memiliki kedalaman lebih dari bahan tanah hemik yang tidak memenuhi kriteria dari sub ordo

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Dari tabel di atas diketahui bahwa 33% responden yang memilih opsi bahwa Selalu bertanya wali kelas dalam kegiatan family gathering, 61% responden memilih sering, 6%

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, persepsi terhadap penerimaan sosial pada siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010 terbagi dalam

Dalam penelitiannya yang diberi judul Identifikasi Faktor-faktor Dominan yang Membedakan Pertimbangan Kelompok-kelompok Calon Mahasiswa Baru dalam Memilih Perguruan Tinggi

[r]

Hasil penelitian ini adalah dari survei terhadap 17 responden didapatkan hasil sebagai berikut : segi latar belakang 76,47% responden termasuk kategori baik,