• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DIMENSI DAN TULANGAN PONDASI PADA RUKO R1 GABUNGAN NO. 38, 50, 52, 56, 60, 62 BANGUNAN CITRALAND BAGYA CITY MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA DIMENSI DAN TULANGAN PONDASI PADA RUKO R1 GABUNGAN NO. 38, 50, 52, 56, 60, 62 BANGUNAN CITRALAND BAGYA CITY MEDAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA DIMENSI DAN TULANGAN PONDASI

PADA RUKO R1 GABUNG – NO.38, 50, 52, 56, 58, 60

DAN 62 BANGUNAN CITRALAND BAGYA CITY

MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi D3-Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan

OLEH :

CHIKAL WIRANGGA 5133210008

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK SIPIL

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

CHIKAL WIRANGGA. NIM 5133210008, “Analisa Dimensi dan Tulangan Pondasi pada Ruko R1 Gabungan No. 38, 50, 52, 56, 60, 62 Bangunan Citraland Bagya City Medan”. Dibimbing oleh: SUTRISNO, ST., MT. Medan: Fakultas Teknik, Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Prodi D-3 Teknik Sipil, Universitas Negeri Medan, 2016.

Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui besaran dimensi dan tulangan pondasi pada suatu konstruksi bangunan. Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya. Dalam merencanakan pondasi sebuah bangunan diperlukan data- data beban yang akan dipikul oleh struktur tersebut, sehingga struktur yang direncanakan mampu memikul beban dan gaya- gaya yang bekerja. Dengan perencanaan yang matang diharapkan akan dihasilkan dimensi dan tulangan pondasi yang ekonomis dan aman dimana terhindar dari lendutan dan retak yang berarti, sehingga dapat merusak fungsi struktur itu sendiri.

Bangunan yang ditinjau adalah Ruko R1- Gabung No. 38, 50, 52, 56, 60, 62 Bangunan Citraland Bagya City Medan. Bangunan ini terdiri atas tujuh ruko gandeng berlantai empat dengan ketinggian mencapai 15,17 m yang berlokasi di Jln. Boulevard Barat Raya Kav 01 Medan. Adapun jenis pondasi yang didesain adalah jenis pondasi telapak, dengan ketentuan-ketentuan perhitungan sesuai dengan buku Ali Asroni (Kolom Fondasi dan Balok T Beton Bertulang) serta SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (Beta Version).

(6)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Analisis Dimensi dan Tulangan Pondasi pada Ruko R1 Gabung – No. 38, 50, 52, 56, 58, 60 dan 62 Bangunan

Citraland Bagya City Medan”. Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk

menyelesaikan Program Studi D3-Teknik Sipil untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Terselesaikannya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Sutrisno,ST.,MT. selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan memberi dorongan sampai Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

3. Bapak Drs. Asri Lubis, S.T, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan sekaligus sebagai dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing, memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di prodi D3-Teknik Sipil Universitas Negeri Medan.

(7)

ii

6. Yang terhormat bapak Bambang Hadibroto, ST., MT., M.Si dan bapak Ahmad Andi Solahuddin, ST., MT selaku dosen penguji Tugas Akhir saya.

7. Seluruh staff pengajar dan tata usaha di lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

8. Teristimewa kepada keluarga saya tercinta, Ayahanda Rial Fian dan Ibunda Windi Sari Dalimunthe yang banyak membantu saya dalam doa, dukungan, semangat dan materi, serta adik saya yang tercinta Kea Wanularang, Awang Fanungki dan Widya Kirantia serta Indri Dwi Nurhayati yang terus memberi semangat yang tiada hentinya.

9. Kepada teman-teman Prodi D3-Teknik sipil 2013 terkhusus kepada Muhammad Aprianggi, Muhammad Zuhri Harahap, Putra Syahreza Harahap, Candra K.Hutabarat, Dki Kiranta Sembiring, Widya D. Sitorus dan Romantin Simbolon yang telah memberi semangat kepada saya.

Sangat disadari bahwa Tugas Akhir ini masih belum sempurna sehingga kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini agar kelak dapat bermanfaat bagi pembaca dimasa yang akan datang. Akhir kata terimakasih kepada seluruh pihak atas bantuannya dalam penyusunan Tugas Akhir ini, semoga dapat bermanfaat bagi perkembangan Pendidikan terkhusus untuk Fakultas Teknik.

Medan, Nopember 2016 Chikal Wirangga

(8)

iii DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR NOTASI ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Batasan Masalah ... 6

D.Rumusan Masalah ... 6

E.Tujuan ... 7

F.Manfaat ... 7

G.Metodologi ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A.Pengertian Umum Pondasi ... 8

B.Jenis Pondasi Tapak ... 8

C.Pembebanan Pada Pondasi ... 9

D.Faktor Perencanaan Beban ... 13

(9)

iv

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL PERHITUNGAN

A.Data Umum ... 23

B.Beban yang Bekerja ... 27

C.Beban Pada Portal ... 37

D.Perencanaan Pondasi ... 49

BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan ... 65

B.Saran ... 65

(10)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung ... 10

Tabel 2.2 Beban Hidup Pada Lantai Gedung ... 11

Tabel 3.1. Nilai Distribusi Pembebanan Akibat Beban Mati ... 34

Tabel 3.2. Nilai Distribusi Pembebanan Akibat Beban Mati ... 37

Tabel 3.3. Nilai Beban Merata Akibat Beban Mati ... 41

Tabel 3.4. Nilai Beban Terpusat Akibat Beban Mati ... 41

Tabel 3.5. Nilai Beban Merata Akibat Beban Hidup ... 46

(11)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Diagram Alur Pekerjaan Pendesainan Pondasi ... 25

Gambar 3.2. Diagram Alur Pekerjaan Pendesainan Pondasi Lanjutan ... 26

Gambar 3.3. Daerah Penyebaran Pembebanan Pada lantai 2 ... 27

Gambar 3.4. Daerah Penyebaran Pembebanan Pada lantai 3 ... 28

Gambar 3.5. Daerah Penyebaran Pembebanan Pada lantai 4 ... 29

Gambar 3.6. Daerah Penyebaran Pembebanan Pada lantai Atap ... 30

Gambar 3.7. Gambar Potongan Daerah Yang Ditinjau ... 31

Gambar 3.8. Hasil Penyebaran Beban Merata dan Terpusat Akibat Beban Mati ... 42

Gambar 3.9. Hasil Penyebaran Beban Merata dan Terpusat Akibat Beban Hidup ... 47

Gambar 3.10. Hasil Penyebaran Beban Angin ... 49

Gambar 3.11. Daerah Area Kritis ... 50

Gambar 3.12. Dimensi Pondasi ... 54

Gambar 3.13. Gambar Daerah Dan Besar Tekanan Geser Pada Aksi Balok 1 Arah Terhadap Pondasi ... 56

Gambar 3.14. Gambar Daerah Dan Besar Tekanan Geser Pada Aksi Balok 2 Arah Terhadap Pondasi ... 58

Gambar 3.15. Gambar Penyebaran Tulangan Pada Pondasi dan Besar Tegangan Tanah ... 61

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Judul Lampiran 2. Surat Penugasan Dosen

Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Observasi Lampiran 4 Input dan Output Data dari SAP2000 Lampiran 5 Gambar Proyek

(13)

vii

DAFTAR NOTASI

A = Luasan Pondasi (m2)

a’ = Tinggi blok tegangan beton teka persegi ekivalen (mm)

Ac = Area Critis

As = Luas besi tulangan yang dibutuhkan (mm)

B/L = Lebar/panjang dari pondasi (mm)

bo = Keliling penampang krisis dari pondasi (mm)

D = Diameter Tulangan (mm)

ds = decking minimal (mm)

f’c = Mutu beton (Mpa)

fy = Mutu baja (Mpa)

ha = Tebal tanah diatas pondasi (mm)

ht = Tebal Pondasi (mm)

K, Kmaks = Faktor momen pikul

Mu = Momen yang terjadi pada pondasi (KNm)

Pu = Beban aksial terfaktor pada kolom (KN)

s = Jarak tulangan (mm)

Vc = Gaya geser yang sanggup ditahan oleh beton (KN)

Vu = Gaya geser pons terfaktor (KN)

βc = Rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek pada kolom, daerah beban terpusat/atau daerah reaksi

γc = Berat per volume beton (KN/m3)

(14)

viii

σa = Tegangan tanah sejarak “a” dari tepi pondasi (Kpa)

σmaks = Tegangan tanah maksimum (Kpa)

σmin = Tegangan tanah minimum (Kpa)

σt = Daya dukung tanah (Kpa)

σx = Tegangan tanah sejarak “x” dari tepi pondasi (Kpa)

(15)

1

BAB I

PENDAHILIAN

A. Latar Belakang

Didalam sebuah bangunan pasti terdapat elemen-elemen struktur yang

saling terikat sehingga sebuah bangunan menjadi kokoh, adapun elemen-elemen

struktur tersebut yaitu elemen struktur pondasi, elemen struktur sloof, elemen

struktur kolom, elemen struktur balok dan elemen struktur pelat. Dimana setiap

elemen struktur harus terikat satu sama lainnya agar bangunan tersebut kokoh.

Salah satu elemen struktur yang berperan menerima seluruh beban yang ada pada

struktur-struktur lain yang ada diatasnya serta beban sendiri yang dipunya oleh

struktur tersebut serta mampu menyalurkannya secara merata kedalam tanah itu

disebut struktur elemen pondasi.

Prinsip pondasi, yaitu harus sampai tanah keras dan apabila tidak ada tanah

keras harus ada pemadatan tanah/perbaikan tanah. Pengertian umum untuk

pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung

dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah

yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya.

Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan

terhadap berat sendiri, beban-beban bangunan (beban isi bangunan), gaya-gaya

luar seperti: tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh

terjadi penurunan level melebihi batas yang diijinkan.

Seperti pada halnya pada pembangunan ruko R1 gabung no. 38, 50, 52, 56,

(16)

2

berperan penting didalam menopang beban-beban struktur lain yang ada di

atasnya serta beban nya sendiri dan mentransferkannya ke tanah secara merata.

Secara umum, terdapat dua macam pondasi, yaitu pondasi dangkal dan

pondasi dalam. Pondasi dangkal digunakan bila bangunan berada di atasnya tidak

terlalu besar. Rumah sederhana misalnya. Pondasi ini juga bisa dipakai untuk

bangunan umum lainnya yang berada di atas tanah yang keras. Yang termasuk

pondasi dangkal ialah pondasi batu kali setempat, pondasi tapak/ pelat setempat

(beton), pondasi lajur beton, pondasi strouspile dan pondasi tiang pancang kayu.

Sedangkan pondasi dalam ialah pondasi yang dipakai pada bangunan di

atas tanah yang lembek. Pondasi ini juga dipakai pada banguna dengan bentangan

yang cukup lebar (jarak antar kolom 6 m) dan bangunan bertingkat. Yang

termasuk didalamnya antara lain pondasi tiang pancang (beton, besi, pipa baja),

pondasi sumuran, pondasi borpile dan lain-lain.

Pada proyek pembangunan ruko R1 gabung no. 38, 50, 52, 56, 58, 60 dan

62 bangunan Citraland Bagya City Medan, pihak perencana menggunakan

pondasi dalam yaitu pondasi tiang pancang.

Pondasi merupakan bagian struktur bangunan yang sangat penting, karena

fungsinya adalah menopang bangunan di atasnya, maka proses pembangunannya

harus memenuhi persyaratan utama sebagai berikut:

1. Cukup kuat menahan muatan geser akibat muatan tegak ke bawah.

2. Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil.

3. Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca.

(17)

3

Pembuatan pondasi dihitung berdasarkan hal-hal berikut:

1. Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup,

mati serta beban-beban lain dan beban-beban yang diakibatkan

gaya-gaya eksternal.

2. Jenis tanah dan daya dukung tanah.

3. Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat.

4. Alat dan tenaga kerja yang tersedia.

5. Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan.

6. Waktu dan biaya pekerjaan.

Hal yang juga penting berkaitan dengan pondasi adalah yang disebut soil

investigation atau penyelidikan tanah. Pondasi harus diletakkan pada lapisan tanah

yang cukup keras dan padat.

Untuk mengetahui letak/ kedalaman tanah keras dan besar teganagn tanah/

daya dukung tanah, maka perlu diadakan penyelidikan tanah, yaitu dengan cara:

a. Pemboran (drilling) : dari lubang hasil pemboran, diketahui

contoh-contoh lapisan tanah yang kemudian dikirim ke laboratorium mekanika

tanah.

b. Percobaan penetrasi : yaitu dengan menggunakan alat yang disebut

sondir static penetrometer. Unjungnya berupa konus yang ditekan

masuk kedalam tanah, dan secara otomatis dapat dibaca hasil sondir

tegangan tanah (kg/cm2).

(18)

4

Fungsional : mampu mendukung dan menyalurkan dengan baik beban-beabn

diatasnya.

Struktural : tidak ambles dan berubah bentuk.

Untuk memenuhi syarat tersebut perlu diperhatikan beberapa hal dalam

pekerjaan pondasi :

1. Dasar pondasi harus mempunyai lebar yang cukup dan harus diletakkan

pada lapisan tanah yang keras.

2. Harus dihindarkan memasang pondasi sebagian pada tanah keras,

sebagian pada tanah lembek.

3. Pondasi harus dipasang menerus di bawah seluruh dinding bangunan

dan di bawah kolom-kolom pendukung yang berdiri bebas.

4. Apabila digunakan pondasi setempat, pondasi-pondasi harus dirangkai

satu dengan balok pengikat (balok sloof).

5. Pondasi harus dibuat dari bahan yang awet berada didalam tanah dan

kuat menahan gaya-gaya yang bekerja padanya terutama gaya desak.

6. Apabila lapisan tanah keras tidak sama dalamnya, tapi untuk seluruh

panjang pondasi harus diletakkan pada kedalaman yang sama.

Dilihat dari sistem penyaluran ada tiga jenis pondasi :

1. Pondasi setempat : penyaluran beban dengan sistem titik.

2. Pondasi memanjang : penyaluran beban dengan sistem garis/beban

merata.

(19)

5

Dalam merencanakan struktur pondasi ada beberapa hal yang harus

diperhatikan yaitu meliputi dimensi serta tulangan yang dipakai di dalam struktur

pondasi tersebut. Adapun data-data yang harus dimiliki di dalam mendesain

dimensi serta penentuan tulangan dari struktur pondasi adalah daya dukung tanah,

f’c, fy, bidang momen serta gaya normal dari struktur bangunan tersebut. Hal-hal

tersebut dapat diperoleh dari perhitungan-perhitungan yang sudah diperoleh

sebelumnya.

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah sesuai dari latar belakang di atas adalah :

a. Menentukan beban-beban yang bekerja pada struktur atas yaitu pelat,

meliputi beban mati (DL), beban hidup (LL) dan beban angin (WL)

b. Menentukan daerah penyebaran pembebanan pada struktur pelat ke

struktur balok

c. Menghitung besarnya penyebaran pembebanan pada pelat ke balok

d. Membuat sketsa penyebaran beban merata dan terpusat ke dalam

bentuk struktur portal

e. Menganalisis struktur agar didapat hasil gaya-gaya dalam M, D, N pada

struktur yang dituju, yaitu struktur pondasi

f. Menentukan besar dimensi pada pondasi yang meliputi tebal dan lebar

dari struktur pondasi

g. Mengecek kekuatan pondasi terhadap daya dukung tanah

h. Menentukan tahanan pondasi terhadap kuat geser tanah, baik aksi balok

(20)

6

i. Menghitung tulangan pondasi, meliputi besar tulangan yang digunakan

serta jaraknya

j. Membuat gambar penulangan pada pondasi

C. Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan dari permasalahan di atas adalah :

a. Menentukan besarnya beban yang dipikul pada struktur pelat, meliputi

beban mati (DL), beban hidup (LL) dan beban angin (WL)

b. Menentukan daerah penyebaran pembebanan pada pelat ke balok dan

memperoleh besar dari penyebaran pembebanan tersebut, baik dalam

bentuk beban merata maupun beban terpusat dan membuat sketsa

penyebarannya ke dalam bentuk struktur portal.

c. Menganalisis besaran penyebaran pembebanan tersebut untuk

mendapatkan gaya-gaya dalamnya, yang meliputi gaya momen, gaya

normal dan daya lintang dari struktur yang dituju

d. Menentukan dimensi dari pondasi, meliputi tebal dan lebar dari pondasi

tersebut

e. Mengontrol kuat geser dari pondasi terhadap kuat geser balok 1 arah

maupun 2 arah

f. Menentukan besar tulangan yang dipakai serta jarak antar tulangan

yang digunakan

D. Rumusan Masalah

(21)

7

a. Bagaimana cara mengontrol kuat geser dari struktur pondasi terhadap

kuat geser balok 1 arah maupun 2 arah ?

b. Bagaimana cara menetukan dimensi dari pondasi tapak yang didesain ?

c. Berapakah besar tulangan yang dipakai, serta jarak dan jumlah tulang

yang digunakan ?

E. Tujuan

Adapun tujuan dari Tugas Akhir ini adalah

a. Mengontrol kuat geser dari pondasi terhadap kuat geser balok 1 arah

dan 2 arah

b. Menentukan dimensi tapak fondasi pada ruko R1 gabungan No. 38, 50,

52, 56, 60, 62 bangunan Citraland Bagya City Medan

c. Menentukan besar tulangan yang dipakai pada fondasi yang dianalisa

F. Manfaat

Adapun manfaat dari Tugas Akhir ini adalah

a. Kita mampu mengontrol kuat geser dari suatu struktur pondasi baik itu

kuat geser balok 1 arah maupun 2 arah

b. Kita mampu mendimensi suatu pondasi, meliputi tebal dan lebar dari

pondasi yang didesain

c. Kita dapat menentukan besar tulangan yang dipakai pada pondasi yang

kita desain

G. Metodologi

Adapun metodologi yang penulis gunakan didalam menyelesaikan tugas

(22)

65

6A6 IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil analisa yang dilakukan adalah :

1. Nilai kuat geser pondasi pada aksi balok 1 arah (ϕ.Vc) adalah sebesar

335,22 KN dimana nilai tersebut lebih besar dari gaya tekan keatas

dari tanah (Vu), sebesar 178,11 KN sehinggga pondasi kuat terhadap

gaya geser 1 arah.

Dan pada gaya geser 2 arah nilai gaya gesernya sebesar 1207,58 KN,

dimana nilai tersebut lebih besar daripada nilai gaya tekan keatas dari

tanah (Vu) yaitu sebesar 840,67 KN, sehingga pondasi aman terhadap

gaya geser 2 arah

2. Dimensi yang digunakan yaitu dengan tebal pelatnya 400 mm serta

lebar telapak pondasi adalah 1700 mm

3. Besar tulangan yang digunakan yaitu 6D19 dengan jarak antar

tulangan adalah 270 mm

B. Saran

Saran yang ingin disampaikan penulis didalam menganalisa dimensi serta

penulangan pada pondasi, khususnya pondasi tapak adalah :

1. Gaya tekan ke atas oleh tanah (Vu) tidak boleh lebih besar dari Gaya

geser yang dapat ditahan oleh beton (Ø.Vc), baik itu terhadap gaya

(23)

66

ØVc ≥ Vu...(Save)

2. Kuat dukung pondasi harus lebih besar dari beban terpusat yang

diterima oleh pondasi, secara matematis :

(24)

67

DAFTAR PUSTAKA

Asroni, ali , 2010. Kolom Fondasi dan Balok T Beton Bertulang. Graha Ilmu, Surakarta.

Diphusodo, Istimawan, 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia. Pedoman Perencanaan Pembangunan Untuk Rumah dan Gedung, 1987.

Ketentuan-ketentuan mengenai Pembebanan. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum

Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983. Jenis Pembebanan pada Bangunan Gedung. Bandung: Stensil

SK SNI- T- 15- 1991- 03, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung

Gambar

Tabel 2.1   Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung ................. 10

Referensi

Dokumen terkait

1). Setiap awal pembelajaran, peserta didik harus membaca teks yang tersedia di buku teks pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti kelas VIII. Peserta didik dapat

[r]

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jintan hitam mampu melindungi dari radikal bebas yang dapat di timbulkan oleh Pb 0,5 ug ditandai dengan penurunan kadar MDA 0.042

Observasi dan orientasi merupakan tahap awal dari serangkaian kegiatan PPL. Observasi dan orientasi dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran yang jelas kepada para

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang merupakan penjabaran amanat Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Pada neonatus, orang tua dan imunocompromised gejala tidak khas Pada neonatus, orang tua dan imunocompromised gejala tidak khas Tanda / gejala meningitis akteri kelompok umur !.

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian