• Tidak ada hasil yang ditemukan

Case Kista Ovarium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Case Kista Ovarium"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

CASE REPORT KISTA OVARIUM BILLATERAL I. IDENTITAS PASIEN

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah Anamnesis Khusus :

Pasien P2A0 datang ke rumah sakit mengeluh nyeri perut kanan bawah seperti tertusuk – tusuk sejak ± 6 jam sebelum SMRS . Nyeri tekan pada perut bagian bawah dirasakan pasien. Selain itu demam juga dirasakan pasien sejak ± 3 hari

Nama : Ny. Y Umur : 35 tahun Alamat : Banjarwangi Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT Agama : Islam Suami : Tn. A Usia : 40 tahun Pendidikan ; SMP Pekerjaan : Buruh

Tanggal Masuk RS : 25 September 2011

(2)

SMRS, demam dirasakan sepanjang hari. Mual dan muntah dirasakan pasien sejak ± 1 hari SMRS. Sebelumnya pasien pernah mengalami gejala yang sama dan pasien berobat, dikatakan menderita radang usus. Pasien merasakan adanya benjolan di perut sejak ±6 bulan SMRS, akhir – akhir ini pasien juga merasakan nyeri saat menstruasi sejak ± 6 bulan SMRS. Selain itu pasien merasakan siklus menstruasi yang tidak teratur sejak ± 1 tahun SMRS. Nyeri saat berkemih dirasakan pasien sejak ± 3 bulan SMRS. Nyeri saat bersenggama tidak dirasakan pasien. Dikeluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama.

III. RIWAYAT OBSTETRI

IV. KETERANGAN TAMBAHAN Menikah yang pertama

Usia saat menikah : Perempuan : menikah pertama : 19 tahun, SD, IRT Laki-laki : menikah petama : 24 tahun,SD, Buruh

Riwayat menstruasi :

• menarche : umur 14 tahun.

• siklus : teratur 30 hari sekali.

• banyaknya : biasa (2- 3 pembalut/ hari)

• lamanya : ± 7 hari

• Nyeri haid : tidak

• HPHT : 15 September 2011 Kehamilan

ke

Tempat Penolong Cara Kehamilan Cara Persalinan BB lahir Jenis kelamin Usia Keadaan Hidup/Mati I Rumah Paraji 9 bulan Spontan 2800 gr ♀ 15 thn H II Rumah Paraji 9 bulan Spontan 3000 gr ♀ 11thn H

(3)

V. PEMERIKSAAN FISIK (26–9-2011)

Keadaan Umum : Composmentis

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 92 x/menit

Pernafasan : 24 x/menit

Suhu : 36,5

Konjungtiva : Tidak Anemis

Sclera : Tidak Ikterik

Leher : Tiroid: t.a.k

KGB : Tidak teraba membesar

Jantung : BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop(-) Paru-paru : Sonor, VBS kiri = kanan

Abdomen : Datar tegang , Teraba massa pada abdomen bawah. Hepar : sulit dinilai

Lien : sulit dinilai

Extremitas : Oedem :

-/-Varises :

-/-Status Ginekologik Pemeriksaan Luar Inspeksi : Datar tegang Palpasi :

(4)

• Massa tumor: teraba massa pada abdomen bawah, permukaan rata, mobile, konsistensi kistik.

Inspekulo : Tidak Dilakukan

Pemeriksaan Dalam

Vulva : t.a.k

Vagina : t.a.k

Portio : tebal lunak

Osteum Uteri Eksternum : tertutup

Corpus Uteri : bentuk dan konsistesi normal Parametrium kanan-kiri : NT ( +), teraba massa kistik

Cavum douglas : Tidak menonjol, tidak teraba massa, NT(+), nyeri goyang (+)

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG USG:

 Massa 6, 25 x 4,9 cm

 I Kista ovarium 5,51 x 4,9 cm  II Kista ovarium 5,20 x 4, 55 cm  Kesan: Kista Ovarium Bilateral

(5)

Laboratorium: 26-09-2011 1. HEMATOLOGI

Nama Test Hasil Unit Nilai Normal Darah Rutin Hemoglobin 11,2 g/dl 12 - 15 Hematokrit 37 % 35 - 47 Leukosit 15.800 /mm3 3.800 -10.600 Trombosit 286.000 /mm3 150.000 – 440.000 Eritrosit 4,34 juta/mm3 3,6 – 5, 8

VIII. DIAGNOSIS KERJA - Kista ovarium billateral

IX. RENCANA PENGELOLAAN

• Observasi keadaan umum; nadi, tekanan darah, respirasi, suhu

• Infus, cross match, sedia darah

• Rencana Kistektomi dan Appendiktomi

• Informed Consent

X. LAPORAN OPERASI

 Tanggal Operasi : 27 -09 - 11

 Operator : dr. Fahdi dan dr. Denok  Asisten I : Zr. Acep

 Ahli Anestesi : dr.Hj Hayati Usman, Sp.An.  Asisten Anestesi : Zr. Nenden, Fitri

 Diagnosa Pra Bedah : Kista ovarium billateral

(6)

ovarium kiri

Appendiktomi a.i appendisitis akut

 Indikasi Operasi : Kista ovarium billateral + appendisitis akut  Jenis Operasi : Kistektomi billateral + appendiktomi  Jenis Anestesi : Narkose umum

 Kategori Operasi : Terencana  Desinfeksi kulit : Betadine 10 %

XI. PROSEDUR OPERASI: Laporan Operasi Bedah DO 1 : Obgyn : Kistektomi

DO 2: Bedah : appendix letak anterocaecal, diameter 1 cm, panjang 5 cm 1. Dilakukan tindakan a dan antiseptik daerah abdomen dan sekitarnya. 2. Insisi pada mediana pfanennstiel ± 10 cm

3. Pasien dikonsulkan dorante ops dari bedah

4. Setelah peritoneum dibuka tampak massa 1 berukuran 10x10x10 cm berwarna putih kebiruan, mengeluarkan cairan berwarna kecokelatan, konsistensi kenyal. 5. Massa 2 berukuran 10x10x10 cm berwarna putih kebiruan, konsistensi kenyal

yang mengadakan perlengketan pada omentum dan dinding posterior uterus. 6. Kesan : ruptur kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri

7. Diputuskan untuk dilakukan kistektomi bilateral

8. Kista pecah keluar cairan kecokelatan dan dibebaskan dari perlengketan dan jaringan yang sehat

9. Perdarahan dirawat

10. Luka dicuci dengn Nacl 0,9 %

11. Operasi dilanjutkan oleh bagian bedah

12. Dilakukan identifikasi caekum dan appendiks dan dilakukan appendiktomi

13. Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah. Dilakukan pembilasan rongga abdomen dengan Nacl 0,9 %. Kassa perut diangkat.

14. Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan vicryl no.1.0. Kulit dijahit secara subkutikuler.

15. Perdarahan selama operasi ± 500 cc 16. Diuresis selama operasi ± 300cc

(7)

• Terapi : Cefotaxim 2x1gr (iv)

Metronidazol 2x500mg (iv)

Kaltropene supp 2 x 1

• Tindakan Post operasi : Observasi tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu tiap 15 menit. Sampai pulih sadar.

Puasa sampai bising usus (+).

XII. DIAGNOSIS KERJA AKHIR

Post appendiktomi perlaparotomi a.i appendicitis akut + post kistektomi billateral a.i ruptur kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri

XIII. FOLLOW UP PRE OPERASI T

anggal 26 – 09 - 11

S : Kel : Nyeri perut, Nyeri saat BAK dan sakit kepala O : KU : CM TD : 110/80 N : 82x/menit R : 20x/menit S : 36,5 Konjungtiva anemis Sclera ikterik

Abdomen : Datar tegang

NT(+), DM (-), PS/PP (-), PP : -

Bab/Bak : -/ + A: Appendicitis akut P: Konsul obgyn :

(8)

Jawaban konsul : Kista ovarium billateral Appendiktomi POST OPERASI POD I tanggal 28 – 09 - 11 S : Kel : - O : KU : CM TD : 110/70 N : 88x/menit R : 20x/menit S : 36,5 C Konjungtiva anemis Sclera ikterik

Abdomen : datar lembut. NT(-), DM (-), PS/PP (-), BU (+) Luka Op : tertutup verband, nyeri

Bab/Bak : -/ terpasang kateter.

A ; Post appendiktomi a.i appendicitis akut + post kistektomi billateral a.i ruptur kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri

P ; Observasi KU, TNRS, perdarahan Test feeding Lepas kateter Mobilisasi Cefotaxime 2x1gr (iv) Metronidazol 3x500mg (iv) Kaltropene Supp 2x1

(9)

POD II tanggal 29 -09 - 11 S : Kel -O : KU : CM TD : 100/70 N : 92 x/menit R : 20x/menit S : 36 C

Konjungtiva anemis Sclera ikterik Abdomen : datar lembut.

Luka Op : Tertutup verban , pus (-). NT , PP/PS Bab/Bak : - / +

A ; Post appendiktomi a.i appendicitis akut + post kistektomi billateral a.i ruptur kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri

P ; Cefadroxyl 2x500mg Asam mefenamat 3x500mg POD III tanggal 30 – 09 -11 S : Kel -O : KU : CM TD : 110/60 N : 80x/menit R : 20 x/menit S : 36 C Konjungtiva anemis Sclera ikterik

Abdomen : datar lembut.

Luka Op : Kering terawat, pus (-), NT , DM , PS/PP Bab/Bak : +/ +

A ; Post appendiktomi a.i appendicitis akut + post kistektomi billateral a.i ruptur kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri

P ; GV

Cefadroxyl 2x500mg Asam mefenamat 3x500 mg Boleh Pulang

(10)

PERMASALAHAN

1. Apakah diagnosis dan prosedur diagnostik pasien pada kasus ini sudah benar ? 2. Apakah tindakan yang dilakukan pada pasien ini sudah benar ?

3. Bagaimana prognosis pasien ini ?

PEMBAHASAN KASUS

1. APAKAH DIAGNOSIS DAN PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA KASUS INI SUDAH BENAR?

Kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung yang tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lainnya. Sedangkan kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh dalam indung telur (ovarium).

Gambar 1. Kista Ovarium

Kista ovarium biasanya terjadi pada wanita premenopause, paling seringterdapat pada wanita berusia 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas. Pada wanita yang siklus haidnya teratur angka kejadiannya 30% sedangkan yang tidak teratur 50%.

(11)

A. Klasifikasi

Klasifikasi tumor ovarium dibagi menjadi : Tumor ovarium jinak

a. Kistik

Tumor ovarium non neoplastik:

•Kista folikel

Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan memebesar menjadi kista.

•Kista Korpus luteum

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albukans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahan diri, perdarahan yang sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah cokelat karena darah tua

•Kista inklusi germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium.

•Kista teka lutein

Disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.

•Kista endometrium

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.

(12)

• Kista stein leventhal

Disebabkan karena peningkatan kadar LH yangmenyebabkan hiperstimuli ovarium.

Tumor ovarium neoplastik :

•Kistoma ovarii simpleks

Kista ini mempunya permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali billateral, dan dapat menjadi besar

•Kistadenoma musinosum

Asal tumor ini belum diketahui pasti namun diperkirakan berasal dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain.

•Kistadenoma serosum

Para penulis berpaendapat bahwa kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium ( germinal epithelium)

•Kista endometroid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.

•Kista dermoid

Sebenernya kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak di mana struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempyrna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk glandula sebasea.

b. Solid

Berupa fibroma, lymfangioma, mesothelioma, osteokondroma, tumor Brenner.

Tumor ovarium ganas a. Kistik

Kistadenokarsinoma musinosum, kistadenokarsinoma serosum, dan epidermoid karsinoma

b. Solid

(13)

B. Etiologi

Kista ovarium dapat timbul akibat stimulasi yang berlebihan terhadap gonadotropin:

• Gestational tropoblastic neoplasma ( molahidatidosa dan khoriokarsinoma)

• Fungsi ovarium, ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan epitel permukaan ovarium mengalami perubahan neoplastik.

• Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon polikistik. • Pada pasien yang sedang diobati akibat kasus infertilitas dimana terjadiinduksi

ovulasi melalui manipulasi hormonal. Faktor resiko:

• Riwayat kista ovarium sebelumya

• Siklus menstruasi yang tidak teratur

• Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas

• Menstruasi dini ( usia 11 tahun atau lebih muda)

• Tingkat kesuburan

• Hormon yang tidak seimbang Pembahasan

Berdasarkan anamnesa didapatkan data pasien berusia 35 tahun, hal ini sesuai dengan predisposisi penderita kista ovarium dengan 50% penderitanya berusia antara 30 – 50 tahun. Selain itu pasien merasakan siklus menstruasi yang tidak teratur sejak 1 tahun SMRS.

C . GEJALA KLINIS

Sebagian kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahya. Gejala klinis kista ovarium adalah sebagai berikut:

• Perut terasa penuh, berat dan kembung

• Tekanan pada kandung kemih dan rektum

• Haid tidak teratur

• Nyeri panggul yang menetap atu kambuhan yang dapat menyebar ke pinggang bawah

• Nyeri senggama

(14)

Pembahasan

Gejala klinis pada pasien ini antara lain Pasien merasakan adanya benjolan di perut sejak

± 6 bulan SMRS, akhir-akhir ini pasien merasakan nyeri saat menstruasi sejak ± 6 bulan SMRS. Selain itu pasien merasakan siklus menstruasi yang tidak teratur sejak ± 1 tahun SMRS, hak ini mungkin diakibatkan karena ketidakseimbangan hormonal.. Nyeri saat berkemih dirasakan pasien sejak ± 3 bulan SMRS, hal ini mungkin disebabkan karena penekanan kista terhadap kandung kemih.

D. DIAGNOSIS 1. Anamnesis

Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma lainnya, faktor resiko serta kemungkinan komplikasi yang terjadi.

• Timbulnya benjolan di perut dalam waktu yang relatif lama, ditentukan sifatnya ( besar, lokasi, permukaan, konsistensi, mobilitas)

• Gangguan buang air kecil/besar • Mual dan muntah

• Perdarahan pervaginam • Nyeri perut

2. Pemeriksaan fisik

a. Ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dengan ukuran > 5 cm b. Letak tumor diparametrium kiri/kanan atau mengisi cavum Daughlas c. Konsistensi kistik, mobile dan permukaan tumor umumnya rata 3. USG

USG merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor bersal dari uterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan tidak. Dapat membantu mengidentifikasi karakteristik kista ovarium .

(15)

4. Foto Roentgen

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya hidrotoraks. Pemeriksaan pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat untuk menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor kolong sigmoid

5. Pengukuran serum CA-125

Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-125 diasosiasikan dengan kan ker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini jinak atau ganas.

6. Laparoskopi

Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan laparoskop. Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit contoh kista untuk pemeriksaan PA.

Pembahasan

Pada kasus ini, pasien didiagnosis sebagai kista ovarium. Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa terdapat keluhan adanya Pasien merasakan adanya benjolan di perut sejak ±6 bulan SMRS, akhir – akhir ini pasien juga merasakan nyeri saat menstruasi sejak ± 6 bulan SMRS. Selain itu pasien merasakan siklus menstruasi yang tidak teratur sejak ± 1 tahun SMRS. Nyeri saat berkemih dirasakan pasien sejak ± 3 bulan SMRS. Nyeri saat bersenggama tidak dirasakan pasien. Dikeluarga os tidak ada yang menderita penyakit yang sama

Kista ovarium adalah tmor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel embrional yang tidak berdiferensiasi, kista ini tumbuh lambat dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kenta berwarna kuning yang timbul dilapisan kulit.

Kista ovarium biasanya tanpa gejala, biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan dengan USG untuk penyakit lain. Adanya nyeri di perut bawah merupakan

(16)

gejala yang paling sering dilaporkan. Nyeri dapat bersifat menusuk, hilang timbul, onsetnya cepat tapi menyeluruh . Mual dan muntah bukangejala yang spesifik. Perdarahan pervaginam atau spotting dapat terjadi karenaadanya penurunan tingkat estrogen dan terjadinya ketidakseimbangan hormonal, perubahan frekuensi buang air kecil, gangguan defekasi, badan terasa letih,kembung dan dispareunia.

Pada kasus ini gejala yang dominan adalah nyeri perut yang dirasakan sejak 6 jam SMRS disertai benjolan di perut pasienyang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Sebagian besar wanita tidak menyadari bila dirinya menderita kista, sehingga sering kista ovarium ditemukan saat ukurankista sudah membesar. Nyeri hanya terjadi ketika pasien mengalami menstruasi. Rasa nyeri ini timbul akibat dari pecahnya dinding kista, pembesaran kista yang terlampau cepat sehingga organ disekitarnya menjaditeregang, perdarahan yang terjadi di dalam kista dan tangkai kista yang terpeluntir.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan,dengan tanda vital dalam keadaan normal. Pada pemeriksaan kepala, leher, thorak dan ekstremitas tidak dijumpai adanya kelainan. Pada pemeriksaan ginekologiditemukan perut tampak datar tegang , pada palpasi teraba massa pada abdomen bagian bawah , permukaan rata, permukaan rata, mobile, konsistensi kistik. Pada pemeriksaan dalam adanya nyeri tekan , teraba massa kistik, cavum douglas tidak menonjol, tidak teraba massa disertai nyeri tekan dan nyeri goyang .

USG merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium dan dapat membantu mengidentifikasi karakteristik kista ovarium . Dari hasil USG didapatkan massa 6, 25 x 4,9 cm, kista ovarium kiri berukuran 5,51 x 4,9 cm dan kista ovarium kanan berukuran 5,20 x 4, 55 cm.

(17)

E. KOMPLIKASI

1. Torsi

Torsi terjadi hanya jika pedikel sangat panjang dan tumor tidak terfiksasi pada struktur yang lain. Tumor yang besar jarang terjadi pemutaran karena tidak memiliki ruang untuk melakukan pergerakan secara bebas. Komplikasi ini biasanya khusus terjadi pada kista dermoid dan fibroma, tetapi beberapa ukuran tumor yang moderate yang tidak mengalami fiksasi dapat juga terjadi torsi. Ketika terjadi torsi, lilitan timbul pertama kali pada vena , suplai darah pada arteri tetap berlanjut, dan tumor akan berisi darah yang kemudian akan menjadi kemerahan dan kadang terjadi perdarahan intraperitoneal.

2. Ruptur

Ruptur spontan dari ovarium dapat timbul. Hal ini disebabkan suplai darah yang tidak adekuat pada dinding tumor. Kalau ruptur tumor terjadi pada tumor yang kecil maka nyeri yang ditimbulkan minimal atau tidak ada, tetapi pada tumor yang besar , maka dapat ditemukan nyeri yang berat disertai dengan muntah dan lebih lanjut dapat terjadi syok. Pada pemeriksaan abdominal dapat dirasakan nyeri tekan rigiditas, pada pemeriksaan pelvis akan ditemukan adanya nyeri tekan, tetapi kista yang mengalami kolaps tidak dapat dirasakan adanya nyeri tekan.

(18)

3. Perdarahan

Perdarahan dapat menyebabkan pembesaran tumor (distensi) sehingga menyebabkan nyeri perut, kadang perdarahan masif timbul pada tumor ovarium, terutama pada kasus keganasan, ini menyebabkan nyeri yang serupa dengan torsi.

4. Penekanan

Penekanan pada bagian dalam pelvic akan menyebabkan retensio urin, tumor biasanya akan selalu naik dari rongga pelvic ke rongga abdomen.

5. Infeksi

Infeksi jarang terjadi dimana tumor terlibat pada proses inflamasi lokal seperti appendicitis, divertikulitis atau penyebaran luas setelah abortus atau partus.

6. Perubahan ke arah keganasan,

Setelah tumor diangkat pada operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang seksama. Adanya ascites mencurigakan adanya anak sebar, memperkuat diagnosa keganasan.

Pembahasan

Komplikasi yang terjadipada pasien ini adalah adanya infeksi dan terjadi ruptur kista ovarium kanan. Infeksi terjdi akibat terlibatnya pada proses inflamasi lokal pada appendiks dan pada pasien ini dilakukan juga appendiktomi. Ruptur kista ovarium kanan pada pasien ini disebabkan suplai darah yang tidak adekuat pada dinding tumor. Kalau ruptur tumor terjadi pada tumor yang kecil maka nyeri yang ditimbulkan minimal atau tidak ada, tetapi pada tumor yang besar , maka dapat ditemukan nyeri yang berat disertai dengan muntah dan lebih lanjut dapat terjadi syok. Pada pemeriksaan abdominal dapat dirasakan nyeri tekan rigiditas, pada pemeriksaan pelvis akan ditemukan adanya nyeri tekan, tetapi kista yang mengalami kolaps tidak dapat dirasakan adanya nyeri tekan. Pasien ini merasakan adanya nyeri tekan sekitar daerah abdomen disertai mual dan muntah sejak ± 1 hari SMRS.

(19)

F. DIAGNOSIS BANDING

•Endometriosis

Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus, echo yang rendah sehingga memberikan kesan padat

•Kehamilan Ektopik

Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba, dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada pembuahan intrauterine.

•Kanker Ovarium

Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound didapatkan dinding tebal dan ireguler.

G . PENATALAKSANAAN

Tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tuomor ovarium nonneoplastik tidak. Jika tumor ovarium tidak memberikan gejala atau keluhan pada penderita dengan diameter kurang dari 5 cm kemungkinan besar adalah tumor non neoplastik. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulang setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal. Oleh sebab itu sebaiknya ditunggu 2-3 bulan sementara mengadakan pemeriksaan ginekologi berulang. Jika selama kurun waktu observasi dilihat peningkatan pertumbuhan tumor tersebut, kemungkinan besar tumor tersebut bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan pengobatan operatif. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.

Penatalaksanaan kista ovarium tergantung pada beberapa faktor, termasuk ukuran, jenis kista, usia, kondisi kesehatan umum, rencana kehamilan, gejala yang dialami, masih menstruasi atau tidak. Biasanya dapat diberikan terapi hormon untuk mengecilkan kista ovarium. Tetapi hormon juga memberikan perlindungan terhadap kista ovarium maligna.

Kista ovarium dapat dihilangkan dengan memanipulasi tubuh seakan-akan terjadi kehamilan. Ketika hamil tidak terjadi ovulasi, tidak ada folikel dan tidak ada kista ovarium. Dengan menggunakan progesteron alami pasien dapat memanipulasi tubuh seakan-akan terjadi kehamilan dan mencegah kista oavarium berkembang.

(20)

Progesteron merupakan hormon yang di produksi tubuh selama pertengahan siklus haid. Progesteron alami secara tidak langsung memberikan sinyal kepada ovarium untuk berhenti bertelur, yang mana sama halnya bahwa progesteron alami memerintahkan ovarium untuk memberikan sinyal kepada kista ovarium untuk berhenti berkembang.

Mekanisme sinyal yang menghentikan ovulasipada satu ovarium setiap siklus adalah produksi progesteron pada ovarium yang lain. Jika progesteron dalam jumlah cukup diberikan pada saat ovulasi, kadar LH akan terhambat dan kedua ovarium akan menganggap bahwa ovarium yang lain telah berovulasi sehingga ovulasi tidak muncul. Demikian pula halnya bahwa kadar tinggi estriol dan progesteron pada kehamilan secara sukses menghambat aktivitas ovarium selama 9 bulan. Oleh sebab itu, pemberian progesteron dari hari ke 10 – ke 26 pada siklus akan menekan LH dan efek luteinisasinya sehingga kista ovarium tidak akan terstimulasi dan akan mengecil kemudian menghlang tanpa penanganan lebih lanjut.

Adapun indikasi operasi pada kista ovarium adalah :

1. Kista berdiameter lebih dari 5 cm, dan telah diobbservasi selama 6 – 8 minggu tanpa ada pengecilan tumor.

2. Ada bagian padat dari dinding tumor. 3. Dinding tumor bagian dalam berjonjot. 4. Kista lebih besar dari 10 cm disertai ascites 5. Adanya kista torsi atau ruptur kista

Tindakan operatif pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan tumor dengan kistektomi bila masih ada jaringan ovarium yang sehat. Akan tetapi jika tumornya besar atau terdapat komplikasi dapat dilakukan tindakan ovarektomi atau pengangkatan ovarium, biasanya disertai pengangkatan tuba ( salphingo-ooforektomi). Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah terdapat keganasan atau tidak. Jika terdapat keganasan dan ditemukan tumor pada usia lebih 50 tahun operasi yang tepat adalah histerektomi dan salpingo-ooforektomi billateral. Akan tetapi untuk wanita muda yang masih ingin mendapatkan keturunan dan dengan tingkat keganassan yang rendah dapat dipertimbangkan untuk dilakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

(21)

Pembahasan

Pada pasien ini saat dilakukan operasi tampak massa pada ovarium kanan berukuran 10x10x10 cm berwarna putih kebiruan, mengeluarkan cairan berwarna kecokelatan, konsistensi kenyal. Pada ovarium kiri tampak massa berukuran 10x10x10 cm berwarna putih kebiruan, konsistensi kenyal yang mengadakan perlengketan pada omentum dan dinding posterior uterus. Kesan : ruptur kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri. Sehingga diputuskan untuk dilakukan kistektomi bilateral. Dilakukan kistektomi billateral karena masih tampak jaringan ovarium yang masih sehat dan usia pasien 35 tahun. Tidak dilakukan salpingo-ooforektomi karena kita masih memikirkan fungsi menstruasi dan fungsi reproduksi pada pasien ini. Selain itu pada pasien ini terjadi infeksi pada appendiks sehingga dilakukan pula tindakan appendiktomi.

3. Bagaimana prognosis pada pasien ini ?

William Helm, C 2005 dkk mengatakan bahwa : Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41,6 %, bervariasi antara 86,9% untuk stadium FIGO Ia dan 11,1% stadium IV.

Pembahasan:

Prognosis pada pasien ini adalah :

Quo ad vitam : ad bonam, kondisi os setelah dilakukan histerektomi keadaan tanda vital os baik T: 110/60 mmHg, N : 80 x/menit R: 20 x/menit, S: 36 C

Qoo ad functionam :

• Fungsi menstruasi :

dubia ad bonam , karena ovarium masih dapat berfungsi dengan baik sehingga pasien ini masih bisa menstruasi.

• Fungsi reproduksi : dubia ad bonam , karena pasien masih memilik ovarium.

• Fungsi sexual : ad bonam, karena tidak ada intervensi pada genitalia eksterna.

Quo ad sanationam : ad bonam , karena os dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, S. Tumor Jinak pada Alat-alat genital. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua 2009 . Jakarta . P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 351 – 365 2. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD. Tumor Ovarium . Ginekologi edisi 2 ,

2010 . Bandung : Elstar Offset. Hal : 176 – 195

3. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSHS Bagian II Ginekologi, Tumor ovarium . Edisi 2. Tahun 2005. Bandung Hal 107 - 108

4. Tumor ovarium diunduh dari :

http:www . digilib.unsri.ac.id/download/Ca%20 Ovarium %20Germ%20Sel.pdf 5. Tumor-tumor ovarium

(23)

CASE REPORT

KISTA OVARIUM BILLATERAL

Disusun Oleh :

Dara Deanita Ayunis

1102007072

Pembimbing :

Dr. Rizki S. Nurahim . SpOG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN

KLINIK

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSU Dr. SLAMET GARUT

Gambar

Gambar 1. Kista Ovarium
Gambar 2  . Kista endometriosis
Gambar 3. Ruptur Kista

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian diatas, dapat dilihat bahwa hasil terbaik selalu pada nilai offset [0 1] dan [0 -1], yang sebenarnya memiliki arah yang sama, yaitu nilai tetangga yang

Sa pag-aaral na ito, natuklasan ng mga mananaliksik ang mga iba’t ibang resulta batay sa mga dahilan at epekto ng pagkakawatak-watak ng pamilya sa pag-aaral ng

Performance (Audit) Grid adalah gambaran mengenai nilai bisnis dan nilai teknis dari hasil pengkajian terhadap suatu sistem aplikasi, kemudian dari hasil evaluasi ini bisa

Barang siapa membaca Basmalah 786 kali setiap hari selama 7 hari berturut-turut dengan maksud memperoleh rezeki yang melimpah , insya Allah akan terwujud.. Siapa yang

Untuk mempelajari tentang simulasi pada proses enkapsulasi dan dekapsulasi, user harus memilih menu “SIMULASI” pada menu awal dan kemudian akan muncul frame yang berisi

mengkonsumsi alkohol minimal 1 gelas atau lebih tiap hari mempunyai risiko mengalami hipertensi7,917 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang

pelaksanaan kewajiban mewujudkan media lingkungan yang memenuhi Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan yang dilakukan oleh setiap pengelola,

memerlukan aplikasi interaktif. Jangkauan siaran televisi berlangganan HomeCable ini mencakup wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan Bali... 95 Annual Report PT First Media