• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi PEMBANGUNAN MANUSIA BERKELANJUTAN MELALUI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PLTU BOSOWA ENERGI KABUPATEN JENEPONTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi PEMBANGUNAN MANUSIA BERKELANJUTAN MELALUI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PLTU BOSOWA ENERGI KABUPATEN JENEPONTO"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

PEMBANGUNAN MANUSIA BERKELANJUTAN MELALUI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

PLTU BOSOWA ENERGI KABUPATEN JENEPONTO

Disusun dan diusulkan oleh MUH. AKBAR OCTAMIR Nomor Stambuk : 105640213815

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

PEMBANGUNAN MANUSIA BERKELANJUTAN MELALUI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

PLTU BOSOWA ENERGI KABUPATEN JENEPONTO Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan

MUH. AKBAR OCTAMIR

Nomor Stambuk : 105640213815

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Muh. Akbar Octamir. Pembangunan Manusia Berkelanjutan (Sustainable Human Development) Melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto. (Dibimbing oleh Muhammadiyah dan Abd. Kadir Adys)

Sustainable Human Development (Pembangunan Manusia Berkelanjutan) adalah sebagai upaya manusia untuk memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap berusaha tidak melampaui ekosistem yang mendukung kehdupannya Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) merupakan kegiatan perusahaan dalam mengelola proses bisnis untuk menghasilkan dampak positif pada masyarakat, ekonomi dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembangunan manusia melalui tanggung jawab sosial perusahaan PLTU Bosowa Energi kabupaten Jeneponto, dengan alasan bahwa corporate social responsibility PLTU bosowa melalui program-programnya masih dikeluhkan oleh masyarakat.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif yaitu tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesa tertentu melainkan untuk menemukan gambaran mengenai pembangunan manusia berkelanjutan melalui tanggung jawab sosial perusahaan. Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari keterangan informan yaitu orang-orang yang dianggap mengetahui dan bisa dipercaya dalam memberikan informasi yang akurat dengan menggunakan dua macam data yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam peneltian ini adalah observasi langsung ke lokasi penelitian, wawancara secara mendalam dan dokumentasi di lokasi penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan manusia berkelanjutan melalui tanggung jawab sosial perusahaan yaitu dilihat pada pembangunan dibidang keagamaan, sangat memberikan dampat positif terhadap masyarakat sekitar, dapat dilihat dari bantuan dan pembangunan yang diberikan, seperti bantuan sembako, memberikan acara buka puasa bersama saat bulan puasa, dan juga bantuan kepada anak anak yang mengaji dimasjid berupa Iqra, Al-Qur’an, Mukenah dan sarung, adanya pembangunan masjid disekitar perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto. Kemudian pembangunan dibidang pendidikan, ialah memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar dan para pelajar dibeberapa sekolah untuk belajar diperusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto, selain itu ada juga bentuk bantuan yang diberikan dari pihak PLTU melalui program CSR-nya dengan membagikan alat tulis dan seragam sekolah kepada siswa siswa di tingkat SD dan SMP khususnya. Adapun faktor pendukung meliputi sumber daya manusia dan komunikasi dengan pemangku kepentingan. sedangkan faktor penghambat ialah pelaksanaan yang tidak terjadwan dan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai program CSR. Kata Kunci: Sustainable Human Development, Corporate Social Responsibility

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapatmenyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembangunan Manusia Berkelanjutan Melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa mulai dari awal hingga akhir proses pembuatan skripsi ini bukanlah hal yang mudah. Ada banyak rintangan, hambatan, dan cobaan yang selalu menyertainya. Hanya dengan ketekunan, kerja cerdas, dan kerja ikhlas sehingga membuat penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Juga dengan adanya berbagai bantuan baik berupa moril dan materil dari berbagai pihak sehingga mempermudah penyelesaian penulisan skripsi ini.

Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Baso Amir Dg. Lallo dan Ibunda Sitti Marwah Dg. Pale, yang telah mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk kesuksesan anaknya, yang telah membesarkan dan mendidik dengan sepenuh hati dalam buaian kasih sayang, serta saudara-saudari saya Agung A.M, dan Reski Audia, Aswan Andika, dan juga Raodah Rahman yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas yang senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT sehingga menjadi pelita terang dan semangat yang luar biasa bagi penulis.

(8)

Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, diantaranya :

1. Bapak Dr. H. Muhammadiyah, MM., dan Bapak Abd. Kadir Adys, SH., MM., selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian skripsi penulis.

2. Bapak Prof. Dr. H.Abd Rahman Rahim, SE, M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Ahmad Harakan S.IP., M.H.I selaku sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Bapak Dr. Muhammad Tahir, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik Penulis ± 4 tahun menampaki jenjang pendidikan di bangku kuliah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Para Dosen, dan staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan bagi penulis selama menjalani proses perkuliahan.

8. Pemerintah Kabupaten Jeneponto, Pemerintah Kecamatan Bangkala, dan Pemerintah Desa Punagaya yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Masyarakat Desa Punagaya yang memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian

10. Kepada seluruh Teman-Teman dan sahabat-sahabat khususnya di kelas IP.B dan teman KPS (Komunitas Peduli Sosial) yang selama ini sudah seperti saudara yang memberikan banyak kebahagiaan dan persahabatan yang luar biasa dan selalu bersama-sama mencapai tujuan kita.

(9)
(10)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Pengajuan Skripsi ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Penerimaan Tim ... iv

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel ... xi

Daftar Bagan ... xii

Daftar Gambar ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Sustainable Development ... 9

B. Konsep Human Development ... 13

C. Konsep Sustainable Human Development ... 16

D. Konsep Corporate Social responsibility (CSR) ... 18

E. Kerangka Pikir ... 25

F. Fokus Penelitian ... 26

G. Deskripsi Fokus Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 29

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 29

(11)

D. Informan Penelitian ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 31

G. Keabsahan Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 35

B. Hasil Penelitian ... 47 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 76 B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN ix x

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Informan ... 30

(13)

DAFTAR BAGAN

2.1 Bagan Kerangka Fikir ... 26

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Wawancara dengan informan ... 49

Gambar 4.2 Wawancara dengan informan ... 51

Gambar 4.3 Masjid, program CSR PLTU Bosowa Energi ... 54

Gambar 4.4 Wawancara dengan ingorman ... 57

Gambar 4.5 Wawancara dengan informan ... 61 Gambar 4.6 Lokasi penelitian (PLTU Bososwa Energi Kabupaten Jeneponto) 64

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Untuk memenuhi keinginan masyarakat agar dapat memiliki banyak pilihan, pembangunan manusia merupakan suatu langkah untuk mewujudkan terciptanya hal tersebut. Tolak ukur yang dapat dilihat dalam memenuhi keinginan masyarakat agar dapat memiliki banyak pilihan dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), karena Indeks Pembangunan Manusia IPM menunjukkan pencapaian pembangunan manusia (Mirza, 2012). Indeks Pembangunan Manusia IPM sangat erat hubungannya dengan kesejahteraan sosial karena mencakup tentang arah pembangunan manusia.

Pembangunan manusia mencakup dimensi yang sangat luas. Upaya pengukuran pencapian pembangunan manusia yang dilakukan di suatu wilayah harus dapat memberikan gambaran tentang dampak dari pembangunan manusia bagi penduduk, sekaligus dapat memberikan gambaran tentang persentase pancapaian terhadap sasaran ideal. Sejak tahun 1990 UNDP sudah menggunakan Indeks Pembangunan Manusia IPM atau Human Development Index merupakan indikator komposit tunggal yang walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia, tetapi mengukur 3 dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar penduduk. (Soebeno, 2005)

Pembangunan manusia berkelanjutan tidak terlepas dari Indeks Pembangunan Manusia IPM sebagai sub-set dari sumber daya manusia. Dalam

(16)

IPM telah disepakati untuk memakai cara yang telah disepakati oleh United Nations Development Programme (UNDP). IPM menunjukkan pencapaian pembangunan manusia dengan melihat 3 komponen yaitu suatu indeks yang menunjukkan status kesehatan, pendidikan dan ekonomi, ketiga komponen ini merupakan unsur yang penting dalam mengukur pembangunan manusia. (Wahyudiyanto, 2010)

Menurut Human Development Report 2007-2008, IPM Indonesia sebesar 0,728 pada tahun 2007 dan berada pada peringkat 107 dari 177 negara yang disurvey oleh UNDP. Indeks Gross Domestic Product (GDP) Indonesia berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) mencapai 0,609 dengan nominalnya sebesar US$ 3.843. Semakin baik angka PPP mendekati 1 maka kemampuan daya beli masyarakat semakin baik begitu pula sebaliknya (Mirza, 2012)

Pembangunan manusia berkelanjutan tentu sangat diperlukan untuk menunjang kelanjutan hidup seseorang. Dengan adanya pembangunan manusia yang berkelanjutan dapat membuat seseorang untuk mengubah hidupnya atau memperbaiki kehidupannya agar dapat jadi lebih baik lagi dan memberikan manfaat yang besar untuk kedepannya. Pembangunan manusia yang berkelanjutan biasanya juga di temui di perusahaan, karena didalam perusahaan diperlukan tanggung jawab sosialnya supaya dapat membangun manusia yang berkelanjutan.

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 mengenai Penanaman Modal, dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan

(17)

Terbatas, di Indonesia telah diatur secara tegas mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Undang ini dilatar belakangi oleh amanat Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial harus diatur dalam Negara agar mampu memakmurkan rakyat. Tidak hanya itu, berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan, lembaga legislatif memiliki harapan agar mampu mencegah dan mengurangi rusaknya lingkungan yang diakibatkan oleh operasional korporasi yang tidak memperhatikan lingkungan hidup dan masyarakat sekitar (Fajar, 2009)

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah sebuah komitmen perusahaan atau dunia bisnis dalam memberikan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi yang berkelanjutan, dan menitikberatkan pada perhatian aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Ardianto, 2011:34). Di Indonesia, kewajiban dalam pelaksanaan CSR diatur dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas serta dalam PP No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial perseroan terbatas. Berdasarkan perundang-undangan tersebut, tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah bentuk komitemen perseroan guna berperan serta dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan serta meningkatan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan secara internal dan eksternal, komunitas setempat, serta masyarakat secara umum.

Suatu perusahaan yang sudah terbangun, tentu sudah memiliki arah tujuan yang ingin di capai, salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dan memfokuskan pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan (Ardianto,

(18)

2011). Dalam membangun suatu perusahaan atau usaha di sekitar wilayah masyarakat tentunya di perlukan juga peran orang orang yang berada di dalam perusahaan tersebut agar dapat memberdayakan masyarakat sekitar supaya bisa mengurangi pengangguran dan tingkat kemiskinan juga dapat berkurang. Yang artinya bahwa Program Corporate Social Responsibility di perlukan dalam pembangunan manusia, agar dapat mengurangi tingkat kemiskinan, karena banyaknya pengangguran menjadi salah satu faktor pendorong tingginnya tingkat kemiskinan didaerah.

Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu, Perusahaan Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku investor pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Kabupaten Batang, jawa tengah, meraih sebuah penghargaan “Top Improvement CSR Award 2017” yang dimana penghargaan ini diberikan karena Komitmen dan Konsistensi BPI dalam memberdayakan masyarakat dikawasan desa terdampak PLTU.

Salah satu aspek penilaian utama dalam penghargaan ini adalah tentang upaya perusahaan dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat serta peran Corporate Social Responsibility perusahaan dalam mendukung aktifitas bisnis perusahaan. Program yang telah digagas dan dilaksanakan perusahaan ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh masyarakat. Harapan besar dengan keberadaan PLTU yaitu di harap agar tidak hanya bermanfaat bagi pemenuhan energi tapi juga dapat harmonis dan selaras dengan kemajuan masyarakat disekitarnya.

(19)

BPI juga berkomitmen dan akan mengimplementasikan sejumlah aktivitas yang telah dicantumkan dalam dokumen tentang analisa mengenai dampak lingkungan (amdal) dan program Corporate Social responsibility terkait pengelolaan dampak aktivitas PLTU, seperti dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi kepada masyarakat. Dalam mengatasi dampak pengadaan lahan, BPI telah menyediakan lahan pengganti pada 218 petani penggarap seluas 32 hektare dengan sistem hak pakai. Masing-masing petani penggarap dapat mengolah 1.200 meter persegi lahan garapan dan memanfaatkannya untuk bercocok tanam serta menikmati hasilnya, selain itu BPI juga melakukan pemasangan rumah ikan sebagai salah satu program mitigasi kepada nelayan (Kusnadi, 2017).

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini dimana hampir semua akrtivitas manusia berhubungan dengan energy listrik baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial, maupun dalam kehidupan sehari hari rumah tangga. Energi listrik dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang barang elektronik dan alat-alat/mesin industry, mengingat begitu besar dan pentingnyamanfaat energy listrik, sehingga manusia hampir tidak dapat melakukanpekerjaan yang ada secara baik dan bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari sangat bergantung terhadap adanya energi listrik. Kekurangan energi listrik dapat mengganggu aktivitas manusia, oleh sebab itu kesinambungan atau ketersediaan energy listrik harus dipertahankan.

(20)

Upaya untuk memperkuat tenaga kelistrikan khususnya di Kabupaten Jeneponto itu sendiri adalah dengan membangun “Pembangkit Listrik Tenaga Uap” atau yang biasa di singkat dengan PLTU, bertempat di Desa Punagayya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. PLTU ini dimiliki oleh Bosowa Corporation. Para pekerja yang ada didalamnya sebagian warga Indonesia dan sebagian juga ada orang China, orang-orang yang bekerja didalamnya tentu memiliki tujuan masing masing, semisal ada orang yang bekerja karena membutuhkan uang dari gaji yang di dapatkan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan agar mampu mengembangkan hidupnya jadi lebih baik. Oleh karenanya tanggung jawab sosial perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto dibutuhkan dalam pembangunan manusia yang berkelanjutan untuk melangsungkan kehidupan setiap manusia.

Adanya perusahaan PLTU Bosowa Energi di Kabupaten Jeneponto ini, diharapkan mampu memberikan solusi terhadap beberapa keresahan yang terjadi dilingkungan masyarakat sekitar, utamanya pada pemberdayaan masyarakatnya, peningkatan kualitas hidup masyarakatnya dan juga kesejahteraan masyarakatnya. Melihat bahwa masih banyaknya masyarakat yang perlu diberdayakan untuk memperbaiki kehidupannya, diharapakan perusahaan PLTU ini mampu memberikan inovasi atau solusi untuk memberdayakan masyarakatnya melalui program CSR yang yang sudah melekat dalam setiap perusahaan.

Corporate Social Responsibility di perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto mencakup 3 bidang pembangunan yaitu :

(21)

A. Bidang Infrastruktur B. Bidang Sosial Ekonomi

C. Bidang Keagamaan dan Pendidikan

Dari ketiga bidang di atas penulis lebih fokus kepada Bidang Keagamaan dan Pendidikan.

Dalam hal Keagamaan dan Pendidikan di perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto, ada dua kegiatan rutin yang sering dilaksanakan tiap tahunnya yang mencakup bidang Keagamaan dan Pendidikan yaitu Buka puasa bersama warga sekitar PLTU dan Memberikan Kesempatan belajar di PLTU Kabupaten Jeneponto. Kegiatan ini sangat memberikan manfaat bagi masyarakat utamanya bagi masyarakat sekitar PLTU Kabupaten Jeneponto, karena dengan adanya program seperti ini, masyarakat dan Perusahaan PLTU dapat menjalin keakraban yang dekat dan juga dapat membantu masyarakat sekitar agar dapat belajar di perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto.

Permasalahan dalam Bidang Keagamaan adalah terbatasnya penduduk sekitar PLTU Kabupaten Jeneponto yang mendapat undangan buka puasa setiap tahun di PLTU Kabupaten Jeneponto. Permasalahan lainnya juga ialah pada Bidang Pendidikan masih terbatasnya penduduk sekitar PLTU yang diberi kesempatan mengikuti pendidikan di PLTU Kabupaten Jeneponto.

Dari permasalahan di atas maka penulis mengangkat sebuah judul tentang “Pembangunan Manusia Berkelanjutan melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto”

(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditarik pokok permasalahan mengenai Bagaimana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto Terhadap Pembangunan Manusia Yang Berkelanjutan.

Dari masalah pokok di atas dapat dijabarkan sub masalah yaitu :

Bagaimana Pembangunan Manusia Berkelanjutan Melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah tentu berkaitan dengan pokok permasalahan di atas, adapun tujuannya yaitu :

Untuk mengetahui Pembangunan Manusia Berkelanjutan Melalui Tanggung Jawab Soisal Perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Pembangunan Manusia Berkelanjutan.

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang berguna bagi mahasiswa yang ingin mengetahui dan meneliti tentang Pembangunan Manusia Berkelanjutan melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Sustainable Development

Sustainable berasal dari kata “Sustain” yang artinya Berlanjut dan “Able” yang berarti Mampu. Jika digabungkan secara sederhana, arti kedua kata ini memiliki makna kemampuan untuk dapat terus berlanjut. Dengan kata lain Sustainable merupakan kemampuan untuk tetap mempertahankan sumber daya dengan mengatur penggunaan, perkembangan dan perlindungan terhadap sumber daya alam dan fisik.

Development (Pembangunan) menurut Bryant dan White dalam Suryono (2010:1) adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan manusia untuk mempengaruhi masa depannya dengan memiliki lima implikasi utama yaitu :

1. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan manusia secara optimal baik individu maupun kelompok (Capacity).

2. Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan, kemerataan nilai dan kesejahteraan (Equity).

3. Pembangunan berarti menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya (Empowement).

4. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan dengan cara membangun secara mandiri (Sustainability).

(24)

5. Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan Negara satu kepada Negara lain (Interdependence).

Konsep Sustainable Development dibuat pertama kali pada tahun 1972 pada United Conference on Human Development di Stockhlom yang di hadiri oleh 113 Negara dan 19 perwakilan dari Organisasi Internasional. Konferensi tersebut merupakan forum internasional pertama yang secara ekslusif mengetengahkan isu lingkungan. John Volger (2007) dalam bukunya The International Politics of Sustainable Development mencatat, pada saat itu ada 27 orang ahli yang berupaya mengartikulasikan hubungan antara lingkungan dan pembangunan. Mereka menyatakan bahwa although in individual instances there were conflicts between environmental and economic priorities, they were intrinsically two sides of the same coin (Paul, 2008, p. 577). Ini menunjukkan bahwa pada dasarnya permasalahan lingkungan memiliki nilai prioritas yang sama dengan pembangunan.

Budimanta (2005) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan,kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tampa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk menikmati dan memanfaatkannya. Dalam proses pembanguan berkelanjutan terdapat proses perubahan yang terencana, yang didalamnya terdapat ekspoilitasi seumberdaya, arah investasi, orentasi pengembangan teknologi, perubahan kelembagaan yang kesumuanya ini dalam keadaan

(25)

yang selaras, serta meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Menurut Brundtland dalam (Hadi, 2012) pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

Ramanaukiene dan Martinkus (2009;30) menangkap ada dua konsep besar dalam mengoperasionalisasikan Sustainable Development yaitu :

1. Konsep Kebutuhan (the concept of needs), khususnya kebutuhan pokok masyarakat miskin didunia (the world’s poor), mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.

2. Gagasan limitasi (the idea of limitations) sebagai efek dari teknologi dan struktur sosial atas kemampuan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan sekarang dan masa depan. Bagi Negara berkembang tentu ini akan berimbas pada ketimpangan pola pembangunan dan pertumbuhan ekonomi karena standard dan tata cara pemanfaatan lingkungan dibatasi oleh Negara maju.

Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan) merupakan sebuah proses perubahan positif sosial ekonomi yang tidak

(26)

mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana masyarakat bergantung kepadanya. Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, mendefinisikan pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi kedalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi mass depan (Soemarwoto, 2006:29).

Adapun tolak ukur Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan) menurut Soemarwoto dala Sutisna (2006:9), memaparkan bahwasanya terdapat empat indikator yang dapat dijadikan tolak ukur pembangunan berkelanjutan secara sederhana yang dapat digunakan baik untuk pemerintah pusat maupun di daerah untuk menilai keberhasilan seorang Kepala Pemerintah dalam pelaksanaan proses pembangunan berkelanjutan. Adapun empat Tolak Ukur tersebut adalah:

1. Pro Ekonomi Kesejahteraan, penjelasan dari Pro Ekonomi Kesejahteraan adalah pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk kesejahteraan semua anggota masyarakat, dapat dicapai melalui teknologi inovatif yang berdampak minimum pada kerusakan lingkungan.

2. Pro Lingkungan Berkelanjutan, penjelasan dari Pro Lingkungan Berkelanjutan adalah menyangkut tentang etika lingkungan non Antroposentris yang menjadi pedoma hidup masyarakat, sehingga

(27)

mereka selalu mengupayakan kelestarian dan keseimbangan lingkungan, kenservasi sumberdaya alam vital, dan mengutamakan peningkatan kualitas hidup non material.

3. Pro Keadilan Sosial, Penjelasan dari Pro Keadilan Sosial adalah keadilan dan kesetaraan akses terhadap sumberdaya alam dan pelayanan public, menghargai diversitas budaya dan kesetaraan jender.

4. Pro Lingkungan Hidup (Pro Environment), Penjelasan dari Pro Lingkungan Hidup yaitu mengenai beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukurnya.

B. Konsep Human Development

Turunnya peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia, dari urutan 77 tahun 1997 ke urutan 105 tahun 1999, sudah menjadi dugaan sebelumnya. Krisis ekonomi sejak pertengahan tahun 1997 dan belum beakhir hingga sekarang, penyebab turunnya peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut laporan Pembangunan Manusia, Human Development Report 1999 yang diterbitkan United Nations Development Programe (UNDP), Indonesia berada diurutan 105 dari 174 Negara di dunia termasuk kelompok menengah dalam melaksanakan pembangunan manusia. (Soebeno, 2005)

UNDP Mendefinisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir, bukan alat, cara atau

(28)

instrument pembangunan sebagaimana yang dilihat oleh model formasi modal manusia, sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, ada empat hal yang perlu di perhatikan adalah produktivitas, persamaan, kesinambungan dan pemberdayaan. (UNDP, 1995: 12)

Dalam UUD 1945, kesejahteraan sosial menjadi judul khusus Bab XIV yang didalamnya memuat pasal 33 tentang sistem perekonomian dan pasal 34 tentang kepedulian Negara terhadap kelompok lemah, serta sistem jaminan sosial. Maka kesejahteran sosial sebenarnya adalah flatform sistem perekonomian dan sistem sosial di Indonesia (Suharto, 2002; Swasosno, 2004). Model ini menekankan bahwa Negara harus tetap ambil bagian dalam penanganan masalah sosial dan penyelenggaraan jaminan sosial, meskipun dalam operasionalisasinya tetap melibatkan masyarakat.

Pembangunan masyarakat pada dasarnya meruapakan sebuah proses perubahan menuju pada suatu kondisi yang lebih baik. Kondisi kehidupan yang lebih baik ini secara lebih konkret sering disebut juga dengan peningkatan taraf hidup masyarakat atau peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian peningkatan taraf hidup dapat pula dianggap sebagai tujuang yang hendak dicapai melalui proses pembangunan manusia. (Soetomo, 2009;2012)

Sehubungan dengan upaya untuk merumuskan indikator yang dapat mengukur aspek Human Development telah muncul beberapa konsep,

(29)

salah satu diantaranya adalah Physical Quality Life Index (PQLI). Indikator ini mengandung tiga faktor yaitu angka harapan hidup pada usia satu tahun, angka kematian bayi dan angka melek huruf. Dengan Indikator tersebut memang tampak lebih sensitive untuk mengukur dimensi sosial dalam proses pembangunan. (Soetomo, 2009;2012)

Upaya untuk penerapan konsep pembangunan masyarakat akan lebih dituntut untuk adanya keseimbangan yang proporsional antara aspek ekonomi dan nonekonomi serta antara aspek yang bersifat kuantitatif dan kualitatif tersebut. Hal tersebut dikarenakan konsep pembangunan masyarakat sering dinyatakan sebagai pendekatan pembangunan yang lebih memperhatikan aspek manusia dan aspek masyarakatnya. Lebih dari itu, beberapa aspek yang secara yang secara bersama sama perlu diperhatikan untuk memahami peningkatan taraf hidup dan peningkatan kesejahteraan ini juga dapat dijelaskan dengan adanya anggapan yang menyatakan bahwa, tingkat kesejahteraan dan taraf hidup akan sangat ditentukan oleh seberapa jauh kebutuhan-kebutuhan telah dapat dipenuhi. (Soetomo, 2009;2012)

Human Development (Pembangunan Manusia) merupakan suatu langkah untuk mewujudkan keinginan masyarakat untuk mampu memiliki banyak pilihan. Hal yang dapat dilihat untuk memenuhi keinginan masyarakat agar mampu memiliki banyak pilihan yaitu dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) karena mampu menunjukkan pencapaian pembangunan manusia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

(30)

erat hubungannya dengan kesejahteraan sosial karena mencakup tentang arah pembangunan manusia. (Mirza, 2012)

Pembangunan Manusia merupakan salah satu indikator bagi kemajuan suatu Negara. Indeks Pembangunan Manusia sangat tergantung pada komitmen pemerintah sebagai penyedia sarana penunjang. Pendidikan memainkan peran utama dalam membentuk kemampuan sebuah Negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan. (Sanggelorang, Dkk 2015).

C. Konsep Sustainable Human Development

Sustainable Human Development (Pembangunan Manusia Berkelanjutan) adalah sebagai upaya manusia untuk memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap berusaha tidak melampaui ekosistem yang mendukung kehidupannya. Sejauh ini masalah pembangunan berkelanjutan telah dijadikan sebagai isu penting yang perlu disosialisasikan di tengah-tengah masyarakat. (Jaya, 2004) Maka dari itu pembangunan manusia diperlukan untuk menunjang keberlanjutan hidup seseorang.

Pembangunan Berkelanjutan (Emil Salim, 1990) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang.

(31)

Senada dengan konsep diatas, (Sutamihardja, 2004) menyatakan sasaran pembangunan berkelanjutan mecakup pada upaya untuk mewujudkan terjadinya :

1. Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (Intergeneratio equity) yang berarti bahwa pemanfaatan sumber daya alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu memperhatikan batas batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau system lingkungan serta diarahkan pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan serendah mungkin eksploitasi sumberdaya alam yang unreplaceable.

2. Safeguarding atau pengaman terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin kualitas kehidupan yang tetap bagi generasi yang akan datang.

3. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan atau generasi.

4. Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan baik masa kini maupun masa yang mendatang (inter temporal).

5. Mempertahankan manfaat pembagunan ataupun pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar generasi.

6. Menjaga mutu ataupun kualitas kehiupan manusia antar generasi sesuia dengan habitatnya.

(32)

D. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)

Dalam konteks Global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan semakin popular terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John Elkington. Mengembangkan 3 komponen penting sustainable development, yakni economic growth, environmental protection dan social equity, yang digagas the word commission on environment and development (WCED) dalam brundtland report (1987), Elkington mengemas CSR kedalam tiga fokus yaitu profit, planet dan people. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit), melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat. (Suharto, 2008)

Di Indonesia, istilah CSR semakin popular digunakan sejak tahun 1990an, beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau aktivitas sosial perusahaan. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep investasi sosial perusahaan, sejak tahun 2003 Departemen sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan Nasional. (Suharto, 2008)

(33)

Corporate Social Responsibility merupakan kegiatan perusahaan dalam mengelola proses bisnis untuk menghasilkan dampak positif pada masyarakat, ekonomi dan lingkungan. Keterlibatan perusahaan dalam malelakukan kegiatan CSR merupakan tuntutan dalam tanggung jawab atas dampak kerugian yang dialami masyarakat khususnya pada kerusakan lingkungan. (Haris dan Purnomo 2007)

Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumberdaya perusahaan. (Haryanto, 2017)

Menurut Carroll dalam (Unang, 2011), Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahan) merupakan suatu kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar, meliputi beberapa aspek yaitu aspek ekonomi, hukum, etika serta konstribusi pada isu sosial. Dari konsep Carroll dalam (Unang, 1979) menunjukkan bahwa setiap perusahaan dalam bentuk kegiatannya harus melihat beberapa aspek karena dari beberapa aspek yang dikemukakan oleh carroll itu bersifat memberikan konstribusi dalam kepedulian dan pengembangan terhadap bebertapa aspek yang telah dijelaskan oleh carroll.

Menurut Untung dalam (Tamaba, 2009) memberikan pengertian tentang corporate social responsibility yaitu, Corporate Social Responsibility merupakan sebuah komitmen dalam perusahaan ataupun komitmen dalam dunia bisnis untuk dapat ikut serta berkontribusi dalam

(34)

pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menfokuskan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.

Menurut Untung dalam (Tamaba, 2009) tujuan dari adanya CSR yaitu sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan karena dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Kondisi dunia yang tidak menentu seperti terjadinya global warming , kemiskinan yang semakin meningkat serta memburuknya kesehatan masyarakat memicu perusahaan untuk melakukan tanggung jawabnya. Perusahaan diharapkan untuk memberikan suatu pengaruh yangbaik terhadap disegala bidang ekonomi, pemberdayaan masyarakatdan yang paling pentingnya adalah pada bidang keseimbangan lingkungan ekologi itu sendiri.

Adapun bentuk-bentuk Corporate Social Responsibility, Menurut Rudito dalam (Yeriko,2007) membagi program kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam konteks tanggung jawab sosialnya kedalam tiga bentuk:

1. Public relation bentuk ini lebih menekankan pada penanaman persepsi tentang perusahaan kepada kmunitas, dengan cara membuat suatu kegiatan sosial sehingga menanamkan image bahwa perusahaan yang bersangkutan telah menyisihkan sebahagian sebagian dari keuntungan untuk kegiatan sosial. Pada dasarnya kegiatan atau usaha ini menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan komunitas, khususnya menanamkan sebuah persepsi yang mengenai perusahaan terhadap komunitas(Yeriko,2007).

(35)

2. Strategi defensif bentuk ini biasanya dijalankan oleh perusahaan guna menangkis anggapan negatif komunitas luas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perusahaan terhadap karyawannya dan biasanya untuk melawan serangan negatif dari anggapan komunitas yang sudah terlanjur berkembang(Yeriko,2007).

3. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik, yang benar-benar berasal dari visi perusahaan itu. Bentuk ini merupakan bentuk keinginan tulus dari suatu perusahaan dalam kegiatan tanggung jawab sosialnya, yang didorong dan berkaitan erat denga kebudayaan perusahaan yang berlaku sehingga kegiatan tanggung jawab sosial yang dilaukan sudah tersirat dalam etika yang ada pada perusahaan tersebut(Yeriko,2007). Prinsi-prinsip dasar dalam menjalankan sebuah CSR, terdiri dari beberapa bagian, menurut (Rienstra, 2015) yaitu :

1. Tripple Bottom-lines, yaitu tiga aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menjelaskan praktek CSR (Rienstra 2005).

2. Voluntary merupakan sikap sukarela dari perusahaan berarti tanpa ada paksaan dari pihak lain dalam menjalankan CSR (Rienstra, 2005).

3. Sustainable berarti suatu tanggungjawab untuk membantu generasi saat ini untuk memenuhi kebutuhannya tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri (Rienstra 2005). 4. Philantrophy adalah konsep dimana apa yang diberikan oleh perusahaan

dan apa yang dijalankan oleh perusahaan selaras dengan CSR bukan untuk meraih keuntungan, melainkan karena tindakan dermawan(Rienstra 2005).

(36)

5. Win-win solution yakni perusahaan dan publik yang menjadi target praktek CSR mendapatkan keuntungan. Ini artinya antara bisnis dan masyarakat saling bekerjasama sehingga akan saling menguntungkan. (Rienstra 2005). 6. Stewardship principle dalam hal ini perusahaan ketika melakukan CSR

khususnya dalam program sosialnya ada pendampingan untuk membantu masyarakat (Rienstra 2005).

Manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan Menurut (Wibisono, 2007), baik bagi perusahaan sendiri, bagi masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Berikut uraian manfaat yang akan diterima dari pelaksanaan CSR, diantaranya:

1. Menurut (Wibisono, 2007) manfaat CSR bagi perusahaan,terdapat empat manfaat yang diperoleh perusahaan dengan mengimplementasikan CSR, Pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas. Kedua,perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap modal (capital). Ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas. Keempat, perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko (risk management)

2. Menurut (Wibisono, 2007) manfaat CSR bagi masyarakat, praktik CSR yang baik akan meningkatkan nilai-tambah adanya perusahaan disuatu daerah karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan kualitas sosial

(37)

di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap akan mendapatkan perlindungan akan hak-haknya sebagai pekerja. Jika terdapat masyarakat adat atau masyarakat lokal, praktek CSR, akan mengharagai keberadaan tradisi dan budaya lokal tersebut.

3. Menurut (Wibisono, 2007) manfaat CSR bagi lingkungan, praktik CSR, akan mencegah eksploitasi berlebihan atas sumber daya alam, menjaga kualitas lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan justru perusahaan terlibat mempengaruhi lingkungannnya.

Sedangkan Menurut Untung dalam (Wijaya, 2015) menyatakan manfaat tanggung jawab sosial atau CSR adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan.

2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial. 3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan.

4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha. 5. Membuka peluang pasar yang lebih luas.

6. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah. 7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.

8. Memperbaiki hubungan dengan regulator

9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. 10. Peluang mendapatkan penghargaan.

Saidi dalam (Tanudjaja, 2006)menyatakan ada empat model CSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia yaitu:

(38)

1. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara (Tanudjaja, 2006).

2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di Negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan (Tanudjaja, 2006).

3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial/organisasi non-pemerintah (NGO/ LSM), instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya (Tanudjaja, 2006).

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu (Tanudjaja, 2006).

Corporate Social Responsibility di perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto mencakup 3 bidang yaitu :

A. Bidang Infrastruktur B. Bidang Sosial Ekonomi

(39)

E. Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran digunakan sebagai dasar atau landasan dalam pengembangan berbagai konsep dari teori yang digunakan dalam penelitian serta hubungannya dengan perumusan masalah.

Pembangunan Manusia Berkelanjutan merupakan suatu upaya manusia agar dapat memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap berusaha tidak melampaui ekosistem yang mendukung kehidupannya. Masalah pembangunan berkelanjutan telah dijadikan sebagai isu penting yang perlu disosialisasikan ditengah-tengah masyarakat. Maka dari itu pembangunan manusia diperlukan untuk menunjang keberlanjutan hidup seseorang.

Upaya dalam memenuhi keinginan masyarakat agar dapat memiliki banhyak pilihan, Pembangunan Manusia merupakan suatu langkah untuk mewujudkan terciptanya hal tersebut. Tolak ukur yang dapat dilihat dalam memenuhi keinginan masyarakat agar dapat memiliki banyak pilihan dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) yang menunjukkan pencapaian pembangunan manusia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sangat erat hubungannya dengan kesejahteraan sosial karena mencakup tentang arah pembangunan manusia.

Berdasarkan uraian kerangka pikir diatas, maka dapat digambarkan sebagai berikut :

(40)

Bagan Kerangka Pikir

Gambar Konsep Kerangka Pikir

F. Fokus Penelitian

Yang menjadi Fokus Penelitian adalah Pembangunan Manusia Berkelanjutan melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto.

Kesejahteraan Masyarakat Pendukung 1. Sumber Daya Yang Ada 2. Komunikasi Dengan Pemangku Kepentingan Penghambat 1. Pelaksanaan Tidak Terjadwal 2. Kurangnya Pemahaman Masyarakat Mengenai Program CSR Sustainable Human Development

melalui Corporate Social Responsibility (CSR) PLTU Bosowa

Energi Kabupaten Jeneponto

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas serta dalam PP No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung

Jawab Sosial Perseroan Terbatas.

Program CSR PLTU Bosowa Energi Kabupaten

Jeneponto

1. Pembangunan Pada Bidang Keagamaan 2. Pembangunan Pada Bidang Pendidikan

(41)

G. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Pembangunan Manusia Berkelanjutan adalah sebuah upaya dalam meningkatkan mutu kehidupan masyarakat agar dapat lebih baik dari sebelumnya dan mampu memperbaiki kualitas hidupnya, termasuk kondisi sosial ekonominya.

2. Tanggung Jawab Sosial perusahaan merupakan salah satu bentuk kontribusi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar untuk memajukan perekonomian, meningkatkan taraf hidup masyarakat yang berada disekitarnya, yang potensi masyarakatnya perlu di kembangkan.

3. Pembangunan Bidang Pendidikan, adalah bentuk pembangunan terhadap masyarakat sekitar agar mampu menuntut ilmu pengetahuan dan menambah wawasan.

4. Pembangunan Bidang Keagamaan, merupakan bentuk upaya dalam meningkatkan kaulitas kehidupan beragama dan meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.

5. Kesejahteraan Masyarakat, merupakan suatu kondisi dimana kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi baik dari material, spiritual dan sosial, agar masyarakat dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

6. Faktor pendukung dan penghambat adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan program CSR PLTU Bosowa

(42)

Energi dalam Pembangunan Manusia Berkelanjutan melalui Tannggung Jawab Sosial Perusahaan, dimana faktor tersebut yang menentukan berhasil tidaknya Program CSR PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto. Faktor pendukungnya adalah Sumber Daya Yang Ada, dan Komunikasi Dengan Pemangku Kepentingan. Sedangkan faktor penghambat Pelaksanaan tidak terjadwal dan Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai Program CSR.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Adapun waktu dalam penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan. Lokasi penelitian di PLTU Bosowa Energi desa punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Dimana dalam Pembangunan Manusia Berkelanjutan Melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto dengan alasan memilih lokasi penelitian, bahwa penulisan ingin mengetahui pembangunan manusia berkelanjutan melalui tanggung jawab sosial perusahaan. B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu jenis penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang yang diamati.

2. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif yaitu bentuk penelitian yang meniliti fenomena khusus yang hadir dalam sebuah konteks yang terbatas. Dengan maksud peneliti mendapat dan mengumpulkan data yang mendalam lansung dari lokasi penelitian dan memberi gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti.

C. Sumber Data

(44)

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung didapatkan di lapangan melalui teknik wawancara atau pengamatan kepada informan.

2. Data sekunder, yaitu data yang dapat diperoleh melalui dokumen-dokumen atau laporan-laporan tertulis dan tidak tertulis.

D. Informan penelitian

Informan adalah orang yang diwawancara, dimintai informasi oleh pewawancara, informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari subjek objek penelitian.(Bungin,2007:11)

Teknik penentuan informan dilakukan dengan purposive sampling yaitu sengaja memilih orang-orang yang dianggap paling mengetahui dan dapat memberikan informasi sesuai dengan tujuan penelitian agar mendapat data yang akurat dan akuntabel.

Peneliti telah menetapkan informan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

No Nama Inisial Jabatan Jumlah

1. Muchamad Muslich MM General Manager

(Penanggung Jawab Program CSR)

1 Orang

2. Andi Pangeran Mustamu S.Sos

APM Kepala Desa Punagaya 1 Orang

3. Sulaiman SL Tokoh Agama 1 Orang

4. Bahuddin BD Tokoh Agama 1 Orang

(45)

6. Rabasing RB Tokoh Masyarakat 1 Orang 7. Andi Muh Rido G AMR Siswa SMK 4 Jeneponto 1 Orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan hal-hal yang diteliti, peneliti menggunakan instrument sebagai berikut :

1. Pengamatan (observasi)

Metode observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan cara melakukan pengamatan lansung terhadap Pembangunan manusia berkelanjutan melalui tanggung jawab sosial perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto.

2. Wawancara (interview)

Wawancara yaitu mengajukan pertanyaan secara lansung kepada informan yang berkaitan dengan Penerapan Pembangunan manusia berkelanjutan

melalui Tanggung jawab sosial perusahaanPLTU Kabupaten Jeneponto.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi Yaitu alat bantu dalam melengkapi observasi atau wawancara yang belum lengkap. Dan dokumentasi ini berfungsi untuk menemukan lansung fakta yang terjadi dilapangan pada saat penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

(46)

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Level analisis data dalam penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman. Miles and Hubermen mengungkapkan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas.

Komponen dalam analisis data : 1. Reduksi data

Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

2. Penyajian Data /Display data

Penyajian data penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

3. Verifikasi atau penyimpulan Data

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. (Hartina, 2017)

(47)

G. Keabsahan Data

Sugiyono (2012) dalam penelitian yang dikumpulkan diharapakan dapat menghasilkan penelitian yang bermutu atau data yang kredibel, oleh karena itu peneliti melakukan pengabsahan data dengan berbagai hal sebagai berikut:

1. Perpanjangan Masa Penelitian

Peneliti akan melakukan perpanjangan masa pengamatan jika data yang dikumpulkan dianggap belum cukup, maka dari itu peneliti dengan melakukan pengumpulan data, pengamatan dan wawancara kepada informan baik dalam bentuk pengecekan data maupun mendapatkan data yang belum diperoleh sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti menghubungi kembali para informan dan pengumpulan data sekunder yang masih diperlukan.

2. Meningkatkan ketekunan: melakukan pengamatan secarah lebih cermat dan berkesinambungan.

3. Triangulasi: pengecakan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan banyak waktu. Untuk keperluang triangulasi maka dilakukan tiga cara yaitu: a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber adalah membandingkan cara mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada pada Perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto.

(48)

b. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik observasi dan wawancara untuk mengecek data yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data sebelumnya.

c. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan pengecekan data berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu kewaktu. Untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi pada penelitian ini akan diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja, sehingga data yang diperoleh di Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto.

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini, peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan dari data yang berkaitan dengan focus penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dan wawancara. Sebelum mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan, maka terlebih dahulu peneliti akan menguraikan secara singkat tentang gambaran umum Kabupaten jeneponto, yang menjadi tempat atau lokasi penelitian.

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Profil Kabupaten Jeneponto

Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi-Selatan, yang Ibukota nya adalah Bontosunggu, dengan 11 Kecamatan di antaranya : Arungkeke, Bangkala, Bangkala Barat, Batang, Binamu, Bontoramba, Kelara, Rumbia, Tamalatea, Tarowang, Turatea. Kabupaten Jeneponto memiliki luas wilayah 749,79 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 359.787 jiwa (tahun 2017). Secara Geografis, Kabupaten Jeneponto Terletak di 5o23’-5o42’ Lintang Selatan dan 119o29’-119o56’ Bujur Timur. Kabupaten Jeneponto berjarak sekitar 91 km dari Makassar. Luas wilayahnya 749,79 km2 dengan Kecamatan Bangkala Barat sebagai kecamatan paling luas yaitu 152,96 km2atau setara 20,4 persen luas wilayah Kabupaten Jeneponto, sedangkan Kecamatan terkecil adalah Arungkeke yakni seluas 29,91 km2.

(50)

2. Profil Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto

a. Sejarah Singkat dan Gambaran umum PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto

Awal tahun 1980an ditandai oleh perkembangan Bosowa menjadi distributor otomotif terkemuka dikawasan Indonesia Bagian Timur, serta awal dari perkembangan kelompok usaha Bosowa.

Tahun 1990an Bosowa berkembang ke arah manufaktur dengan pendirian Pabrik Semen Bosowa Maros, termasuk mengamankan jalur distribusi dengan mendirikan usaha jasa perdagangan dan transportasi melalui PT Bosowa Tranding International, PT Bosowa LIoyd dan PT Mallomo Transporindo.

Sejak tahun 2000 kelompok usaha Bosowa terus mengembangkan sayap bisnisnya, antara lain dengan pendirian Pabrik Bosowa Batam memasuki sektor usaha pengembangan dan pengelolaan infrastruktur.

Tahun 2006 ditandai dengan pergantian tampuk pimpinan Bosowa Corporation dari generasi pendiri, H. Aksa Mahmud ke generasi penerus H. Erwin Aksa, sebagai Chief Executive Officer, sekaligus sebagai pencanangan program transformasi menuju Bosowa Excellence.

Tahun 2007 Bosowa Corporation mengemban misi baru, yaitu “Menjadi Berkat bagi Masyarakat Indonesia dengan semangat Kepeloporan Indonesia Timur”. Pada tahun itu juga, Bosowa Agro Industries memasuki bisnis usaha kelapa sawit dengan pengembangan lahan di Sulawesi Selatan.

(51)

Pada tahun 2008 PT Bosowa Energi mendapat fasilitas kredit perbankan sebesar US$50 juta untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berkapasitas 2 X 125 MW di Desa Punnagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Kebutuhan akan energi listrik di Indonesia, khususnya di wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya cenderung meningkat terutama untuk masyarakat setempat. Salah satu kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut adalah program percepatan 10.000 MW dengan membangun PLTU Jeneponto, Sulawesi Selatan 2x125 MW. Keberadaan proyek ini sangat diperlukan untuk mengatasi krisis energi listrik yang diproyeksikan akan terjadi di dua (2) atau tiga (3) tahun mendatang. Sementara itu, ketersediaan energi listrik yang dihasilkan oleh PLTD, PLTG/GU dan PLTA yang menyuplai kebutuhan listrik di wilayah Sulawesi Selatan, belum mampu memenuhi

Permintaan masyarakat yang semakin meningkat. Sehingga diharapkan dengan pembangunan pembangkit ini, maka PLN akan mampu memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya.

PLTU Jeneponto terletak di Pantai Buttaguntung Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan dengan luas area sekitar 50 hektar, 10 km dari jalan utama trans Sulawesi Makassar-Jeneponto, kira-kira 68 km dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

(52)

PT. Bosowa Energi adalah perusahaan joint venture antara Bosowa Coorporation dan sumber gas Sakti Prima yang merupakan salah satu Independent Power Producer (IPP). PLTU Jeneponto dengan bahan bakar batubara mensupply power ke sistem jaringan 150 KV PLN Sulserabar dengan masa kontrak 30 tahun. PLTU Jeneponto didirikan di atas lahan seluas 62,3 ha dan terintegritas dengan pelabuhan khusus yang dapat disandar barge 12.000 DWT. Kehadiran PLTU Jeneponto sangat membantu PT. PLN (persero) dalam penyediaan tenaga listrik di Sulselrabar, serta membantu pemerintah dalam penurunan subsidi bahan bakar minyak. PLTU ini dioperasikan bersama perusahaan asal China, Chengda Engineering Coorporation.

Adapun sejarah singkat dari PLTU Jeneponto ialah pembangunan pelabuhan khusus Februari 2010 – Mei 2011, pembangunan pembangkit Juli 2010 – April 2012, commissioning Mei – Oktober 2012, Commercial operation date 2012. Dengan prestasi yang dicapai yaitu periode pelaksanaan konstruksi yang cepat.

PLTU Jeneponto terdiri dari 4 unit pembangkit listrik yang terbesar di Sulawesi Selatan. PLTU Jeneponto Existing 2 X 125 MW dan PLTU Jeneponto Ekpansi 2 X 135 MW dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya dan high speed diesel (HSD) untuk start up steam generator sampai pada beban 45%. HSD dipasok dengan kapal tanker melalui fuel unloading jetty menggunakan pipa sepanjang 800 m ke tangki penyimpanan HSD. Sedangkan batubara dipasok melalui coal unloading jetty

(53)

dan ditransfer dengan menggunakan belt conveyor ke coal storage area atau ke coal bunker. Tenaga listrik yang dihasilkan, disalurkan dengan 150 KV ke sistem jaringan transmisi Sulawesi Selatan.

PLTU Jeneponto memiliki sertifikikat kelayakan operasi untuk setiap unitnya, untuk unit 1 sertifikat dikeluarkan berdasarkan laporan inspeksi teknik kelayakan operasi nomor : 585.BKT.015A.2012 yang berlaku mulai tanggal 30 September 2012 hingga 27 September 2017, kemudian untuk unit 2 sertifikat dikeluarkan berdasarkan laporan inspeksi teknik kelayakan operasi nomor : 666. BKT.015A.2012 yang berlaku mulai tanggal 31 Oktober 2012 hingga Oktober 2017.

Besaran investasi pembangunan PLTU Jeneponto mencapai 203.000.000 USD yang bersumber dari pinjaman China Development Bank dan Bank Rakyat Indonesia serta equity Bosowa Energy.

Proses konstruksi PLTU Jeneponto meliputi :

1. UNIT 1

Jetty construction : Feb 2010 – May 2011 Land clearing : July 27, 2010

First excavation : July 28, 2010 Drum lifting #1 : July 23, 2011 Generator lifting #1 : July 23, 2011 Boiler hydraulic test #1 : July 24, 2011 First firing #1 : January 16, 2012

(54)

Steam purging #1 : March 18, 2012 Synchronize #1 : 18-22 of March 2012 Rr test 168hr#1 : May 1, 2012

Ndc test #1 : May 30 – June 4, 2012 Load rejection test #1 : August 5-6, 2012 Performance test#1 : August 16-17, 2012 2. UNIT 2

Drum lifting#2 : December 16, 2011 Generator lifting#2 : December 16, 2011 Boiler hydraulic test#2 : June 18, 2012 First firing#2 : August 10, 2012 Steam purging#2 : August 30, 2012 Official synchr : September 6, 2012 Load rejection#2 : October 10-13, 2012 RRtest 168hr#2 : October 14-20, 2012

NDC test#2 : October 15-19, 2012

Performance test#2 : October 20-30, 2012

COD : October, 2012

b. Visi dan Misi Perusahaan Visi

1. Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumpu kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2. Menjadi unit pembangkitan yang andal, efisien dan berwawasan lingkungan.

(55)

Misi

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lainnya yang terkait, berorientasi kepada pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. 5. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.

6. Melaksanakan pemeliharaan yang berorientasi kepada ”On Condition Base Maintenance” serta selalu mengikuti dan memperlihatkan buku petunjuk pabrik dan pengalaman operasi. 7. Memantau dan mengendalikan secara terus menerus pengaruh

operasi pembangkitan terhadap mutu. 8. Kecelakaan nihil

c. Struktur Organisasi PT Bosowa Energi PLTU Kabupaten Jeneponto Adapun struktur organisasi PT. Bosowa Energi PLTU Kabupaten Jeneponto

1. General manager

Bertanggung jawab penuh atas PLTU dan bertanggung jawab aatas implementasi kebijakan perusahaan dan memastikan berjalannya

(56)

peraturan perusahaan serta keseusaiannya dengan objektif dan strategi perusahaan sesuai target bisnis perusahaan secara menyeluruh.

2. Secretary

 Tugas administrasi perkantoran, meliputi surat menyurat, pembuatan laporan, dan pengisian

 Tugas resepsionis, menjawab panggilan telepon, dan menyusun jadwal pertemuan pimpinan

 Tugas sosial, meliputi mengatur rumah tangga kantor, mengirim ucapan selamat kepada relasi, dan menyiapkan resepsi jamuan acara resmi kantor

 Tugas insidentil, meliputi mempersiapkan rapat, mempersiapkan pidato, presentasi dan mempersiapkan perjalanan dinas pimpinan 3. O&M Manager

Bertugas untuk mengatur semua operasional pembangkit listrik dan pemeliharaannya.

4. ADM & Manager Umum

Bertugas untuk koordinasi dan membantu operasional umum organisasi. Untuk mengola suatu proyek organisasi guna menjamin audit dan dokumentasi pekerjaan denganbaik sesuai prosedur

5. R&D Manager

Bagian R&D bertanggung jawab untuk menciptakan inovasi agar dapat menghasilkan diferensiasi demi perkembangan produk. Tugas utama dari manager R&D adalah bertanggung jawab atas

(57)

perkembangan produk dan usaha yang dapat diraih melalui pengetahuan mengenai marketing.

6. Rendal operations

Perencanaan dan pengendalian operasi seperti beban dan termasuk CCR serta pelaporan haasil produksi bunker

a. Operator CCR

Berikut adalah beberapa tugas operator antara lain :

1) Memonitoring kinerja mesin PLTU seperti boiler, turbin, dan generator dari CCR

2) Melaporkan temuan kerusakan pada alat kepada pengawas lapangan

3) Mengoperasikan alat dengan aman dan produktif sehingga jangka waktu pemakaian peralatan akan lebih lama

4) Menempatkan peralatan dengan aman di area yang telah ditentukan

5) Mengikuti peraturan memasstikan mesin dengan baik 6) Memastikan bahwa peralatan dirawat sesuai dengan jadwal 7) Memastikan kebersihan alat selalu terjaga

b. ADM Produksi

bertugas untuk merekap dan membuat laporan hasil produksi mingguan dan bualanan serta memantau kelancaran proses produksi dari mulai penyediaan bahan baku, perlengkapan dan peralatan kerja

(58)

c. Bahan Bakar

Melakukan pekerjaan administrasi bahan bakar, menghiting inventorying bahan bakar, menjadwalkan pengadaan bahan bakar, serta pengecekan kualitas bahan bakar.

7. Rendal maintenance

Perencanaan dan pengendalian maintenance, mengatur schedule maintenance mengendalikan dan mengawasi maintenance a. BTG Engineer

Bertugas melakukan patrol disekitar boiler, Turbin dan generator

b. WTP & WWTP Enginer

Bertugas melakukan patrol disekitar WTP dan WWTP c. Coal & Ash Handling Engineer

Bertugas melakukan patrol disekitar Coal & Ash Handling 8. HR dan Umum

a. Personalia

Bertanggung jawab terhadap persoalan administrasi yang bertugas mengurus pengembangan karir dan mengadakan training b. Bagian umum

Bertugas mengurus hal-hal umum yang bersifat mendukung operasional, contohnya seperti bidang security, claning dan lainnya c. Document control

(59)

Bertugas mengatur dan mengarsipkan semua dokumen perusahaan

d. Comdev

Seorang manager comdev bertanggung jawab atas

1. Mendesain, mengimplementasikan, dan mengolah program CD/CSR untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sesuai dengan aturan hukum positif

2. Menyediakan dukungan manajemen dalam menigkatkan citra dan reputasi perusahaan serta menciptakan hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat dam pengusaha dengan pemerintaha setempat

e. Cashier

Bertugas mengatur keuangan dilapangan

9. Limgkungan K3 a. Lingkungan

Berhubungan dengan kebersihan lingkungan sekitarnya

b. Safety

Mengurangi resiko akibat kecelakaan

10. Logistik a. Gudang

Gambar

Tabel 2.1    Tabel Informan .............................................................................
Gambar Konsep Kerangka Pikir  F.  Fokus Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

kompetensi dasar, aktivitas, indikator penca- paian aktivitas, materi pembelajaran, dan pengalaman belajar sesuai dengan silabus pem- belajaran; 2) Telaah buku

Berdasarkan rentetan fenomena di atas, secara sederhana mengindikasikan bahwa PAN walaupun sebagai partai terbesar di kabupaten Majene, namun kaderisasi internal yang

bertugas di Bayt al-Hikmah. Tsâbit memiliki latar belakang tersendiri dalam merubah nasib hidupnya yang menempatkan dirinya sebagai penerjemah yang sangat bermanfaat dan ia

Selanjutnya, Pengertian tenis meja secara sederhana adalah sebuah permainan bola kecil yang dilakukan di lapangan berupa meja yang pada umumnya dilakukan 2 orang atau 4

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan yang signifikan antara power (kemampuan) brand ambassador Lee Min Ho dengan keputusan pembelian terhadap produk

Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa media ampas tebu pada penelitian ini dapat memacu pertumbuhan dari miselium jamur tiram putih disebabkan karena media

Kedua, Hasil belajar mahasiswa prodi pendidikan biologi Universitas Muhammadiyah Surabaya pada perkuliahan biokimia materi sintesis protein meningkat dengan