• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tingkat kenakalan di kalangan remaja belakangan ini masih saja ramai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tingkat kenakalan di kalangan remaja belakangan ini masih saja ramai"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Tingkat kenakalan di kalangan remaja belakangan ini masih saja ramai terjadi. Kriminalitas dan penyakit masyarakat pun semakin meresahkan. Dalam kondisi degradasi moral yang terus menurus terjadi pada bangsa ini, kebutuhan pendidikan karakter dirasa sangat perlu untuk dapat melahirkan manusia Indonesia yang berbudi pekerti luhur. Degradasi moral, baik secara pribadi, masyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya: nilai budaya bangsa yang mulai pudar, nilai-nilai kehidupan telah bergeser dari tatanannya, budaya malu hampir musnah pada tiap tingkatan masyarakat, melemahnya kemandirian bangsa, dan manajemen keterbatasan perangkat. Budaya korupsi yang seakan telah mengakar pada kehidupan bangsa ini mulai dari tingkat kampung hingga pejabat tinggi negara, penyalahgunaan dan peredaran narkoba yang semakin menjalar, tawuran antar pelajar dan berbagai kejahatan yang telah menghilangkan rasa aman setiap warga, merupakan bukti nyata akan degradasi moral generasi bangsa ini.

Dalam menghadapi permasalahan yang begitu rumit dan kompleks seperti itu diperlukan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya terletak pada karakter individu tersebut. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah mencanangkan penerapan pendidikan

(2)

karakter untuk semua tingkat pendidikan, dari Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. Memang tidak mudah untuk mengubah keadaan, tetapi paling tidak posisi pendidikan sebagai pilar pembentuk karakter bangsa merupakan upaya yang tepat dan Pramuka hadir sebagai solusi handal permasalahan kaum muda.

Perguruan tinggi memiliki satuan tertinggi dalam tingkatan Pramuka, yaitu Racana Pandega. Racana adalah satuan gerak untuk golongan Pramuka Pandega, dan dipimpin oleh ketua Dewan Racana dengan pendamping Pembina Racana (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2007: 15). Arti kata Racana adalah dasar penyangga tiang bangunan yang dalam bahasa Jawa disebut umpak, nama racana umumnya menggunakan nama pahlawan, namun tidak menutup kemungkinan penggunaan nama jenis senjata, nama kerajaan dalam pewayangan atau nama cerita mitos (Tim SKU Pandega dan Panduan, 2011: 3-4).Sedangkan Pandega merupakan golongan peserta didik tertinggi (usia 21-25 tahun), setelah golongan Siaga (usia 7-10 tahun), Penggalang (usia 11-15 tahun) dan Penegak (usia 16-20 tahun).

Tujuan diadakannya gugus depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di perguruan tinggi adalah untuk membentuk dan mengembangkan karakter bangsa dengan meningkatkan peranan perguruan tinggi dalam melaksanakan Tridarma perguruan tinggi di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat melalui kegiatan pendidikan kepramukaan (Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan Perguran Tinggi No. 180A Tahun 2011).

Dengan tujuan yang baik, diharapkan pramuka dapat memberikan nilai-nilai positif kepada mahasiswa, sehingga tujuan untuk membentuk dan mengembangkan karakter bangsa dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, diperlukan

(3)

adanya promosi atau kegiatan pemasaran dalam gerakan pramuka untuk menarik minat mahasiswa, agar mereka meilih kegiatan pramuka sebagai kegiatan di perguruan tinggi.

Menyikapi permasalahan publikasi gerakan pramuka dalam upayanya meningkatkan citra positif di masyarakat. Peran serta media massa dalam hal ini sangat berpengaruh sebagai salah satu media komunikasi dan informasi serta promosi terdepan setiap kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan. “Memang dirasakan saat ini, intensitas pemberitaan pramuka di media massa kalah banyak dibandingkan dengan organisasi lain seperti LSM, partai atau organisasi massa lainnya. Sepertinya gerakan pramuka seolah menjadi organisasi yang berada di wilayah sepi, tidak lagi bergaung dan gemanya nyaris tidak terdengar dibanding era 60-an dan 70-an”, ujar Kepala Humas Pikiran Rakyat, Asep S. Bakrie saat menjadi pembicara pada kegiatan diskusi kehumasan dan relasi media di aula redaksi Pikiran Rakyat Jl. Soekarno Hatta 147 Bandung, 5 Juni 2016.

Asep mengatakan jika kembali melihat pada perjalanan sejarahnya, kepanduan atau kepramukaan tersebut pernah menjadi bagian yang membanggakan anggotanya, bahkan menjadi impian remaja atau pemuda untuk masuk pramuka. Terbukti banyak organisasi kemasyarakatan pada saat itu ikut mendirikan kepanduan. Namun yang menjadi persoalan saat ini apakah pramuka atau gerakan pramuka dalam kekinian masih tetap menjadi bagian yang membanggakan warga masyarakat? Jawabnya adalah pada diri aktivis kepramukaan bagaimana membangun kesadaran untuk mencari solusi dan mengupayakan agar pramuka kembali mendapat tempat dalam kolom-kolom berita media cetak, layar-layar kaca

(4)

media TV dan radio serta yang paling penting dapat membangun hubungan relasi media karena akan mendapat berbagai keuntungan” ujar Asep. (Kwartir Cabang Kota Bandung, http://kotapramuka. blogspot.co.id/2010/06/pramuka-butuh-media-promosi.html)

Gambar 1.1 Survei Pendahuluan Terhadap Promosi

Sumber: Data diolah (2015)

Hasil penilaian mahasiswa terhadap kegiatan promosi pramuka di perguruan tinggi masih rendah, masih banyak diantara mereka yang belum merasakan adanya kegiatan promosi yang dilakukan oleh gerakan pramuka, baik itu oleh kwartir ataupun oleh gugus depan. Sebagian besar mahasiswa menjawab netral/ragu-ragu/tidak tahu terhadap pemasaran yang dilakukan oleh gerakan pramuka.

Dengan adanya aktifitas promosi yang baik, diharapkan dapat meningkatkan jumlah mahasiswa untuk masuk menjadi anggota pramuka di perguruan tinggi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nour (2014) dalam

Pramuka ikut ambil bagian pada kegiatan demo UKM saat acara penerimaan mahasiswa baru

Pramuka di kampus anda sering melakukan kegiatan promosidiluar dari kegiatan pertanyaan di atas Pramuka berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang

diselenggarakan oleh kampus

Saya melihat promosi kegiatan Pramuka melalui media cetak/elektronik yang dimiliki oleh kampus

Saya melihat promosi kegiatan Pramuka melalui televisi/radio 3.9 3.5 3.8 3.6 3.2

Promosi

(5)

penelitiannya yang berjudul The Impact of Promotional Mix Elements on Consumer

Purchasing Decisions menyimpulkan bahwa tiga aktifitas promosi (periklanan,

promosi penjualam dan penjualan personal) memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

Gambar 1.2 Survei Pendahuluan Terhadap Segmenting

Sumber: Data diolah (2015)

Pramuka merupakan suatu organisasi nirlaba yang bersifat sangat umum, sehingga hampir tidak terlihat adanya segmentasi yang jelas di dalamnya. Salah satu manfaat segmenting adalah untuk meningkatkan efektivitas strategi pemasaran yang telah disusun, serta lebih terarah dan sumber daya perusahaan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Segmentasi yang berorientasi pada peningkatan pemasaran.

Hasil penilaian mahasiswa terhadap kegiatan segmenting pramuka di perguruan tinggi masih rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian mahasiswa seperti pada gambar 1.2 di atas. Dengan adanya strategi segmentasi yang baik, diharapkan dapat meningkatkan jumlah mahasiswa untuk masuk menjadi anggota pramuka di perguruan tinggi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Karamoy

Kegiatan Pramuka di perguruan tinggi hanya untuk golongan mahasiswa kelas menengah ke bawah

Kegiatan Pramuka di perguruan tinggi dikhususkan bagi mereka yang sebelumnya menjadi Pramuka di sekolah

Biasanya yang menjadi anggota Pramuka di perguruan tinggi, adalah mereka yang orang tua atau saudaranya juga Pramuka

2.1

2.4 2.3

(6)

(2013) yang menyatakan bahwa segmenting berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli produk KPR BNI Griya.

Gambar 1.3 Survei Pendahuluan Terhadap Targeting

Sumber: Data diolah (2015)

Hasil penilaian mahasiswa terhadap kegiatan targeting pramuka di perguruan tinggi masih rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian mahasiswa seperti pada gambar di atas. Dengan adanya strategi targeting yang baik, diharapkan dapat meningkatkan jumlah mahasiswa untuk menjadi anggota pramuka di perguruan tinggi, agar sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pristiwati, dkk (2014) yang meyatakan bahwa secara parsial, targeting berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.

Pramuka di kampus saya hanya memilih/merekrut anggota dari golongan/segmen tertentu

Pramuka memusatkan segala kegiatan pemasarannya pada satu atau lebih segmen pasar yang akan memberikan… Yang menjadi anggota Pramuka di kampus saya adalah yang

dulunya pernah ikut Pramuka

Pramuka memiliki pasar yang dituju dan teknik pemasarannya bersifat massal

Pramuka menarik semua mahasiswa dan memenuhi kebutuhan semua mahasiswa untuk menjadi anggota Pramuka

2.2 3 2.9 3.2 3.4

Targeting

(7)

Gambar 1.4 Survei Pendahuluan Terhadap Positioning

Sumber: Data diolah (2015)

Berdasarkan survei pendahuluan terhadap positioning, mahasiswa memberikan penilaian yang tinggi terhadap positioning gerakan pramuka di perguruan tinggi. Namun hasil ini tidak berbanding lurus dengan jumlah mahasiswa yang tergabung menjadi anggota pramuka di perguran tinggi. Sebagaimana akan terlihat dalam tabel 1.1 di bawah ini mengenai jumlah anggota pramuka di perguruan tinggi. Seharusnya jika strategi positioningnya baik, maka akan mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk menjadi anggota pramuka, seperti yang dijelaskan oleh Yuliana (2013) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa

positioning adalah strategi pemasaran yang paling mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen terhadap pembelian sepeda motor matik di Semarang. Penulis mengambil sampel data dari tiga perguruan tinggi di Jakarta yang memiliki gugus depan gerakan pramuka untuk mengetahui perkembangan jumlah

Kegiatan dalam kepramukaan memberikan pengalaman berharga dalam berbagai bidang ilmu

Dengan mengikuit kegiatan kepramukaan, kita bisa menjadi pribadi yang disiplin

Kegiatan kepramukaan dapat menjadi pilihan terbaik bagi mahasiswa yang menyukai beberapa kegiatan sekaligus Pramuka adalah pilihan terbaik bagi mahasiswa yang semasa sekolah

juga aktif sebagai anggota Pramuka

Pramuka lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan ekstrakurikuler atau UKM lainnya

Gerakan Pramuka merupakan wadah yang relevan dengan kebutuhan anak muda untuk melakukan perubahan (Scout for… Kegiatan kepramukaan dapat dilaksanakana dengan biaya minim

3.6 3.8 3.5 3.7 3.1 3.7 3.5

Positioning

(8)

anggota pramuka yang berpangkalan di perguruan tinggi selama 4 tahun terakhir. Hasil yang di dapat adalah seperti terlihat pada tabel dan gambar di bawah ini:

Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa yang Terdaftar Sebagai Anggota Pramuka

No. Nama Perguruan Tinggi 2012 2013 2014 2015

1. Universitas Mercu Buana 15 30 17 10

2. Universitas Islam Negeri Jakarta 17 34 44 40

3. Universitas Trisakti 27 24 21 51

Sumber: Masing-masing gugus depan (2015)

Data jumlah anggota pramuka selama empat tahun terakhir untuk tiga perguruan tinggi yang diambil sebagai contoh juga bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.5 Grafik Jumlah Mahasiswa yang Terdaftar Sebagai Anggota Pramuka

Sumber: Masing-masing gugus depan (2015)

0 10 20 30 40 50 60 2012 2013 2014 2015

Jumlah Mahasiswa yang Terdaftar Sebagai Anggota Pramuka dalam 4 Tahun Terakhir

Universitas Mercu Buana Universitas Islam Negeri Jakarta

(9)

Dari ketiga contoh di atas, terlihat bahwa setiap perguruan tinggi memiliki kecenderungan yang berbeda. Pada Universitas Mercu Buana (UMB) ada peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013, namun menurun dua tahun setelahnya, yaitu tahun 2014 dan 2015. Pada Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN Jakarta), mahasiswa yang masuk sebagai anggota Pramuka cenderung meningkat mulai tahun 2012 hingga 2014, namun ada penurunan pada tahun 2015. Berbeda halnya dengan UIN Jakarta, pada Universitas Trisakti (USAKTI) justru sebaliknya. Mahasiswa yang menjadi anggota Pramuka mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga 2014, dan justru meningkat hingga dua kali lipat di tahun 2015.

Secara global, jumlah mahasiswa pada perguruan tinggi di DKI Jakarta terus bertambah. Contohnya di UMB, sejak lima tahun terakhir, jumlah mahasiswa terus bertambah mulai dari 1615 orang di tahun 2011, meningkat menjadi 1819 orang di tahun 2012, 2260 orang di tahun 2013, 2506 orang di tahun 2014 dan terus meningkat hingga 2359 orang di tahun 2015. Namun sayangnya peningkatan jumlah mahasiswa tidak berbanding lurus dengan peningkatan minat mahasiswa untuk menjadi anggota Pramuka. Data tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang memutuskan untuk menjadi anggota Pramuka sangat kecil jumlahnya jika dibandingkan dengan potensi mahasiswa yang ada.

Hal tersebut juga selaras dengan apa yang dikatakan oleh tim dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (Kwarnas) dalam Laporan Penelitian Transformation & Rebranding Gerakan Pramuka tahun 2015, yang menyatakan bahwa kegiatan kepramukaan sudah mulai meredup dan tidak menjadi populer seperti pada masa- masa kejayaannya. Hal itu dapat dilihat dari tingkat partisipasi kalangan muda di

(10)

masyarakat dalam kegiatan kepramukaan yang semakin berkurang. Sebagai contoh, lembaga-lembaga pendidikan tinggi seperti universitas atau sekolah tinggi, jumlah peserta didik pramuka tidak sebanding dengan jumlah siswa/mahasiswa yang ada di kampus tersebut. Hal ini diperparah dengan kurang akuntabelnya pendataan keanggotaan pramuka dalam lingkup nasional secara berkala. Berbagai upaya mungkin telah coba dilakukan selama ini, namun hal itu tetaplah belum cukup.

Padahal sejak tahun 2006, presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mencanangkan revitalisasi Gerakan Pramuka. Tidak berhenti sampai disitu, peran pemerintah untuk mendorong gerakan ini terus berlanjut hingga dikeluarkannya Undang-undang Gerakan Pramuka nomor 12 tahun 2010. Program revitalisasi gerakan pramuka sudah digulirkan sejak tahun 2006, namun belum ada perubahan yang signifikan dalam gerakan pramuka itu sendiri pada keyataannya di lapangan. Hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya minat para pemuda dan pelajar di Indonesia untuk aktif dalam kegiatan kepramukaan, walaupun berdasarkan data dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang disampaikan oleh Prof. DR. dr H. Azrul Azwar, MPH pada seminar Revitalisasi Gerakan Pramuka di kampus UI Salemba pada tahun 2008 jumlah peserta didik gerakan pramuka dari siaga sampai pandega berjumlah sekitar 17 juta orang (Akbar, 2011).

Bahkan pada tahun 2013, pemerintah resmi memasukkan kegiatan Pramuka ke dalam kurikulum 2013 (kurtilas) sebagai kegiatan wajib untuk siswa SD hingga SMA.

(11)

“…. Pramuka juga harus berfokus pada sasaran audiensnya. Target pasarnya adalah anak-anak kita, yang sejak kecil sudah akrab dengan gadget, sering curhat di media sosial, dan memastikan gaya hidupnya mengacu pada tokoh idola di layar kaca.

Kalau tidak mau ditinggalkan., Pramuka harus mengalah dan mengikuti kemauan mereka, atau dengan kata lain mengikuti selera pasar. Selanjutnya, baru kemudian pelan-pelan memasukkan nilai-nilai mulia Pramuka ke diri mereka. Nah, seturut pola pikir ini, cara agar generasi Twitter masa kini tertarik pada Pramuka adalah menjadikannya simbol identitas dan kebanggaan mereka. Istilah anak muda sekarang, PR-nya adalah bagaimana menjadikan Pramuka itu "gue banget".

Kesimpulannya, gerakan Pramuka harus memperkuat diri ke dalam, kemudian memasarkan diri dengan cerdik. Masih butuh diskusi sangat keras dan panjang untuk menurunkannya dalam program-program nyata berikut pelaksanaannya. Tapi, jika dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh oleh berbagai pihak, anak-anak kita bisa jadi tak sabar menanti Jumat tiba. Selamat Hari Pramuka (dimuat di Koran Tempo, 14 Agustus 2014).

Berdasarkan fenomena tersebut di atas, maka saya memutuskan untuk meneliti tentang pengaruh strategi pemasaran Gerakan Pramuka terhadap keputusan mahasiswa untuk menjadi anggota Pramuka (Studi kasus pada perguruan tinggi di DKI Jakarta yang memiliki gugus depan).

(12)

1.2 Identifikasi, Perumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Dengan berdasarkan latar belakang dan melihat kondisi tersebut di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebegai berikut: 1) Kegiatan promosi yang dilakukan oleh gugus depan, perguruan tinggi, Kwartir

Daerah DKI Jakarta (Kwarda) dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (Kwarnas) dirasa masih kurang memadai untuk menarik minat mahasiswa untuk menjadi anggota pramuka.

2) Penerapan strategi segmenting yang dilakukan oleh gugus depan, perguruan tinggi, Kwartir Daerah DKI Jakarta (Kwarda) dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (Kwarnas) kurang jelas dimata konsumen.

3) Penerapan strategi targeting yang dilakukan oleh gugus depan, perguruan tinggi, Kwartir Daerah DKI Jakarta (Kwarda) dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (Kwarnas) kurang jelas dimata konsumen.

4) Penerapan strategi positioning yang dilakukan oleh gugus depan, perguruan tinggi, Kwartir Daerah DKI Jakarta (Kwarda) dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (Kwarnas) kurang jelas dimata konsumen.

5) Rendahnya jumlah mahasiswa yang bergabung sebagai anggota Pramuka di perguruan tinggi.

(13)

1) Apakah promosi dalam Gerakan Pramuka berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk menjadi anggota Pramuka?

2) Apakah segmenting berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk menjadi anggota Pramuka?

3) Apakah targeting berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk menjadi anggota Pramuka?

4) Apakah positioning berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk menjadi anggota Pramuka?

5) Apakah kegiatan promosi, segmentasi, pembidikan dan penentuan posisi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk menjadi anggota Pramuka?

1.2.3 Batasan Masalah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang terlalu jauh, haruslah ditentukan pembatasan masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1) Objek penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini adalah kegiatan promosi dan strategi pemasaran (STP) dalam Gerakan Pramuka.

(14)

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif yang berada pada perguruan tinggi yang memiliki gugus depan, di wilayah DKI Jakarta.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1) Pengaruh promosi dalam Gerakan Pramuka terhadap keputusan

mahasiswa untuk menjadi anggota pramuka

2) Pengaruh segmentasi dalam Gerakan Pramuka terhadap keputusan mahasiswa untuk menjadi anggota pramuka.

3) Pengaruh targeting dalam Gerakan Pramuka terhadap keputusan mahasiswa untuk menjadi anggota pramuka.

4) Pengaruh positioning dalam Gerakan Pramuka terhadap keputusan mahasiswa untuk menjadi anggota pramuka.

5) Pengaruh promosi, segmenting, targeting dan positioning secara bersama-sama dalam Gerakan Pramuka terhadap keputusan mahasiswa untuk menjadi anggota pramuka

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi mengenai strategi pemasaran yang tepat digunakan untuk menarik minat mahasiswa yang berada di

(15)

wilayah DKI Jakarta untuk menjadi anggota Pramuka. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi khususnya bagi gugus depan yang berpangkalan di perguruan tinggi serta bagi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (Kwarda) dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (Kwarnas) secara umum.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Sebagai tambahan informasi dan pemikiran serta bahan kajian dalam penelitian, khususnya pada strategi pemasaran organisasi nirlaba, dalam hal ini Gerakan Pramuka. Juga sebagai tambahan bahan kajian untuk penelitian selanjutnya mengenai strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah mahasiswa yang menjadi anggota Pramuka.

Gambar

Gambar 1.1 Survei Pendahuluan Terhadap Promosi  Sumber: Data diolah (2015)
Gambar 1.2 Survei Pendahuluan Terhadap Segmenting  Sumber: Data diolah (2015)
Gambar 1.3 Survei Pendahuluan Terhadap Targeting  Sumber: Data diolah (2015)
Gambar 1.4 Survei Pendahuluan Terhadap Positioning  Sumber: Data diolah (2015)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan tersebut meliputi Penyebarluasan metadata dan data kepada Simpul Wali Data dan masyarakat, Pengkoordinasian dan pengintegrasian kegiatan pengumpulan, pemeliharaan,

Bentuk kompensasi yang diberikan oleh perusahaan sudah ada yang baik tetapi ada juga yang diberikan tetapi kurang sesuai harapan karyawan seperti pemberian bonus,

Definisi di atas menjelaskan bagaimana peran utama pekerja sosial industri didalam menjalankan tugasnya yaitu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai, memberikan

Manajer Marketing membuat usulan anggaran penjualan berdasarkan realisasi anggaran tahun sebelumnya yang disesuaikan dengan kebutuhan di tahun mendatang ditambah

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka jenis penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti

Bahan pengisi ditambahkan untuk mendapatkan berat yang diinginkan. Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria:1) Harus nontoksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari

TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN Indiktor Indiktor Materi Pokok Materi Pokok Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran Langkah kegiatan Langkah kegiatan Sumber Belajar &

Meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 0,40 persen selama Juni 2016, secara umum dipengaruhi oleh kenaikan nilai tukar tiga subsektor meliputi tanaman