• Tidak ada hasil yang ditemukan

Introduksi Simetri Molekular

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Introduksi Simetri Molekular"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Yuni krisnandi

Yuni krisnandi

Riwandi Sihombing

Riwandi Sihombing

Introduksi

Introduksi

Simetri

Simetri

Molekular

Molekular

(2)

Introduksi Simmetri Molekular

Argumentasi dengan Simmetri merupakan problema teoritis dan fisik dalam kimia.

Konsep simetri dan teori group* memberikan

dampak pada sejumlah penting bidang kimia seperti

chirality, struktur dan ikatan, dan spectroscopy. Istilah simetri diturunkan dari kata bahasa Greek

“symmetria” yang berarti ‘diukur bersama”/ “measured together”. Suatu objek dikatakan simetrik bila satu bagian (e.g. satu sisi) darinya adalah sama* sebagaimana bagian lainnya.

* Suatu group simetri terdiri dari satu set unsur (elemen) simetri (dan diassosiasikan dengan

operesi simetri) yang secara lengkap menjelaskan simetri pada suatu objek

(3)

Simetri ada disekitar kita dan

merupakan sifat fundamental dari

alam/nature

(4)

Yang diassosiasikan dengan operasi simetri adalah

elemen simetri : titik/ point, garis atau bidang terhadap mana operasi simetri dilakukan dan meninggalkan objek yang tak-berubah

Mirror Plane/ Bidang cermin

Sumbu/ Axe

(5)

Elemen Simetri dan Operasi

Elemen Simetri dan Operasi

Simetri

Simetri

• Identitas => E

• Sumbu Sesuai rotasi/Proper axis of

rotation

=> C

n

• Bidang Cermin (

σ

h,

σ

v,

σ

d

)

• Pusat simetri

=>

i

• Sumbu Rotasi tak-sesuai/ Improper

axis of rotation=> S

n

(6)

• Sumbu sesuai/tepat untuk rotasi => C

n

dimana

dilakukan rotasi 2

π

/n

sehingga:

– n = 2, rotasi 180

o

n = 3, rotasi 120

o

n = 4, rotasi 90

o

– n = 6, rotasi 60

o

n = , (1/)

o

• Sumbu utama rotasi, C

n

Elemen Simetri dan Operasi

Elemen Simetri dan Operasi

Simetri

(7)

Gambar 3.1 Rotasi BF

Gambar 3.1 Rotasi BF

3

3

• Rotasi = C

3

o

X

n

3

120

360

3

180

2

2

=

=

=

π

+ 3

C

C

3+ − 3

C

(8)

Gambar 3.2 Rotasi untuk Molekul

Gambar 3.2 Rotasi untuk Molekul

Trigonal Planar

Trigonal Planar

(9)

Gambar 3.

Gambar 3.

3

3

Rotasi C

Rotasi C

33

Bergantian pada molekul

Bergantian pada molekul

Trigonal Pyramidal

(10)

Catatan untuk operasi rotasi:

H( 2) H( 3) H( 4) N( 1) H( 2) H( 3) H( 4) N( 1) H( 2) H( 3) H( 4) N( 1) C31 C32 C33 = E H( 2) N( 1)

Rotasi adalah positif bila searah jarum jam.

Setiap kemungkinan operasi rotasi dikerjakan dengan superscript integer m dari bentuk Cnm.

Rotasi Cnn ekivalen terhadap identitas operasi (tanpa

(11)

Catatan untuk operasi rotasi:, C

nm

:

Bila n/m bilangan bulat, maka operasi rotasi adalah ekivalen terhadap rotasi lipat-n/m.

e.g. C42 = C

21, C62 = C31, C63 = C21, etc. (identik dengan

menyederhanakan fraksi) Cl ( 4) Cl ( 3) Ni ( 1) Cl ( 2) Cl ( 5) C42 = C 21 C41 C43 Cl ( 4) Cl ( 2) Ni ( 1) Cl ( 3) Cl ( 5) Cl ( 4) Cl ( 2) Ni ( 1) Cl ( 3) Cl ( 5) Cl ( 4) Cl ( 3) Ni ( 1) Cl ( 2)

(12)

Catatan untuk operasi rotasi, Cnm:

- Molekul Linear mempunyai sumbu rotasi tak-terbatas, C karena setiap rotasi pada sumbu molekular axis akan memberikan susunan/ penataan yang sama O( 2) C( 1) C( 1) O( 2) O(3) C(1) O(2) N(2) N(1) N(1) N(2)

(13)

Sumbu utama (principal axis) dalam suatu objek adalah order tertinggi dari sumbu rotasi. Biasanya, mudah untuk

mengidentifikasi principle axis dan ini tipikal/umum dikerjakan terhadap sumbu-z bila menggumnakan koordinat Cartesian.

Ethana, C2H6 Benzena, C6H6

Sumbu utama adalah sumbu lipat-tiga

yang mengandung ikatan C-C. Sumbu prinsip adalah sumbu lipat-6 melalui pusat cincin

Sumbu prinsip dalam tetrahedron adaklah sumbu lipat-3 melalui satu

(14)

Elemen Simetri dan Operasi Simetri

Elemen Simetri dan Operasi Simetri

• Mirror planes  Refleksi

σ

h,

σ

v

dan

σ

d

σ

h

=> bidang cermin yang tegak

lurus terhadap sumbu utama

rotasi

σ

v

=> bidang cermin yang mengandung

sumbu utama rotasi

σ

d

=> bidang cermin membelah sudut

dihedral, dibuat oleh sumbu utama rotasi

dan dua C

2

yang berdekatan sumbu yang

tegak lurus sumbu utama rotasi

(15)

Gambar 3.

Gambar 3.

4

4

Rotasi dan Cermin

Rotasi dan Cermin

dalam Molekul

(16)

Gambar 3.

(17)

bidang cermin

bidang cermin

pada H

pada H

22

O

O

Bidang kaca ini disebut bidang kaca “vertical”,

σv, karena mengandung sumbu utama

Refleksi pada gambar 1 adalah melalui bidang cermin yang tegak lurus air.

Bidang yang ditunjukkan pada bagian bawah adalah bidang yang sama seperti molekul air.

(18)

SIMETRI MOLEKULAR RSL-KIMIA 18

Cermin

Cermin

σ

v

σ

v

Cl

Cl

σ

h

I

σ

d

σ

d

Cl

Cl

Teori VSEPR : ikatan ICl4 adalah hibridisasi d2sp3; bentuknya square

planar/segi-empat datar.

Refleksi Vertikal bidang σvsepanjang ikatan; bidang dihedral σd membelah ikatan (bisect bonds).

(19)

Pusat Inversi

Pusat Inversi

Elemen Simetri dan Operasi Simetri

Elemen Simetri dan Operasi Simetri

(20)

Inversi dan pusat symmetry, i (pusat inversi)

Objek direfleksikan melalui pusat inversi, yang harus berada pada pusat massa objek.

[x, y, z]

i

[-x, -y, -z]

Operasi inversi mengambil titik atau objek pada [x, y, z] hingga [-x, -y, -z]. i Br Cl F F Cl Br Br Cl F F Cl Br 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1

(21)

Elemen Simetri dan

Elemen Simetri dan

Operasi Simetri

Operasi Simetri

• Sumbu Rotasi tak sesuai/Improper

=> S

n

– rotasi pada sumbu n diikuti oleh inversi

melalui pusat simetri

(22)

Gambar 3.

Gambar 3.

6

6

Rotasi tak-sesuai/

Rotasi tak-sesuai/

Improper pada molekul

Improper pada molekul

Tetrahedral

Tetrahedral

Sumbu membelah sudut ikatan H-C-H Rotasi 90o Refleksi melalui bidang Yg tegak lurus dengan sumbu rotasi awal

(23)

improper rotation, Snm (diassosiasikan dengan sumbu improper rotation

atau sumbu rotasi -refleksi . Operasi ‘SENYAWA ”ini melibatkan rotasi 360°/n

diikuti dengan refleksi yang tegak lurus terhadap sumbu – atau vice versa.

S41

Note:C4 atau σh keduanya bukan operasi simetri. Operasi senyawa C4 diikuti oleh σh (atau vice versa) adalah operasi simetri (S41)

(24)

Seleksi

Seleksi

Point Group dari Bentuk

Point Group dari Bentuk

• Pertama: tentukan bentuk dengan

menggunakan Struktur Lewis dan Teori

VSEPR

• Kemudian gunakan model tersebut untuk

menentukan apa jenis operasi simetri

yang ada/hadir

• Kemudian gunakan flow chart Gmmbar

3.7, (atau Shriver&Atkins 3rd ed, hlm

122) untuk menentukan point group

(25)

Menggunakan“

flow chart

” adalah skema

terbaik untuk menentukan point group suatu

objek. Langkah proses ini adalah:

1. Tentukan apakah simetrinya special (e.g.

octahedral) sesudah di-inspeksi.

2. Tentukan apakah terdapat sumbu rotasi principal.

3. Tentukan apakah terdapat sumbu rotasi yang

tegak-lurus terhadap sumbu principal.

4. Tentukan apakah terdapat bidang cermin (mirror

planes).

5. Tentukan point group.

• Note: flow chart hanya menerapkan jumlah elemen

simetri minimal atau kunci: kehadiran mereka

seringkali berarti elemen simetri yg lain pun ada

tapi tidak kritikal untuk membentuk point group.

(26)

Komposisi dari beberapa

Komposisi dari beberapa

group yang umum

group yang umum

(27)

Special (by inspection)

(28)

Gambar 3.8

(29)

Gambar 3.

Gambar 3.

9

9

Bentuk Geometri

Bentuk Geometri

H2O

NH3

I

h

O

h

T

d

(30)

Icosahedron: I

h

}

15

,

10

,

10

,

6

,

6

,

6

,

6

,

,

15

,

10

,

10

,

6

,

6

,

6

,

6

,

{

E

C

5

C

52

C

53

C

54

C

3

C

32

C

2

i

S

10

S

103

S

107

S

109

S

6

S

65

σ

− 2 12 12

]

[

B

H

(31)

Contoh molekul

Contoh molekul

BF3, D3h PCl5, D3h [PtCl4]2-, D 4h MX4Y2, D4h MX6, Oh

(32)

Contoh: BF

3

– molekul planar yang bentuknya dapat dideduksi

dari VSEPR

• Tidak special

• Terdapat sumbu Rotasi– ordere satu yang tertinggi adalah

sumbu-C

3

(lihat gambar)

• Tiga sumbu C

2

adalh

terhadap sumbu C

3

• Terdapat

σ

h

(the shaded plane)

• Point group adalah D

3h

Perlu dicatat bahwa

element symmetry

lainnya (eg: terdapat 3

σ

v

tetapi tidak perlu

diidentifikasi untuk

memperoleh point group

yang tepat

(33)

AIR, C

AIR, C

2v

2v

Point Group

Point Group

Gerak

Gerak

Translasi pada sumbu y

Translasi pada sumbu y

z y

o

o

x

σ

v(xz) “asymmetric” => -1

H

a

H

b

H

b

H

a

(34)

z y x

σ

v(yz) “symmetris” => +1

O

H

a

H

b

AIR, C

AIR, C

2v

2v

Point Group

Point Group

Gerak

Gerak

Translasi pada sumbu y

Translasi pada sumbu y

O

(35)

Air, C

Air, C

2v

2v

Point Group

Point Group

Gerak

Gerak

Translasi pada sumbu y

Translasi pada sumbu y

z y C2(z) x

O

H

a

H

b

“asimetris” = - 1

(36)

AIR, C

AIR, C

2v

2v

Point Group

Point Group

Gerak

Gerak

Translasi pada sumbu y

Translasi pada sumbu y

Representasi:

E

C

2(z)

σ

v(xz)

σ

v(yz)

(37)

AIR, C

AIR, C

2v2v

Point Group

Point Group

Rotasi pada sumbu z

Rotasi pada sumbu z

z

– gerakan keluar

bidang ke arah

pengamat

 – gerakan keluar

bidang menjauhi dari

pengamat

a,b – label untuk

membedakan

hidrogen sebelum dan

sesudah operasi

simetri

H

a

H

b

(38)

AIR, C

AIR, C

2v

2v

Point Group

Point Group

Rotasi pada sumbu z

Rotasi pada sumbu z

z





H

a

H

b

O

H

a

H

b

O

E

+1

(39)

AIR, C

AIR, C

2v

2v

Point Group

Point Group

Rotasi pada sumbu z

Rotasi pada sumbu z

C

2z  

H

b

H

a

O

H

a

H

b

O

+1

(40)

Air

Air

, C

, C

2v

2v

Point Group

Point Group

Rotasi pada sumbu-z

Rotasi pada sumbu-z

z

σ

v(xz) 



x

-1

H

a

H

b

O

H

b

H

a

O

(41)

AIR, C

AIR, C

2v

2v

Point Group

Point Group

Rotasi pada sumbu z

Rotasi pada sumbu z

z





H

a

H

b

O

H

a

H

b

O

-1

σ

v(yz)

(42)

AIR, C

AIR, C

2v

2v

Point Group

Point Group

Rotasi pada sumbu z

Rotasi pada sumbu z

Representation

E

C

2(z)

σ

v(xz)

σ

v(yz)

(43)

AIR, C

AIR, C

2v

2v

Point Group

Point Group

Representasi:

Rotasi

E

C

2(z)

σ

v(xz)

σ

v(yz)

(44)

AIR, C

AIR, C

2v

2v

Point Group

Point Group

Representasi:

Translasi

E C

2(z)

σ

v(xz)

σ

v(yz)

Γ

1

+1 +1 +1 +1 T

z

Γ

2

+1 -1 +1 -1 T

x

Γ

3

+1 -1 -1 +1 T

y

(45)

AIR, C

AIR, C

2v2v

Point Group

Point Group

Representasi:

Rotasi

E C

2(z)

σ

v(xz)

σ

v(yz)

Γ

4

+1 +1 -1 -1 R

z

Γ

5

+1 -1 +1 -1 R

y

Γ

6

+1 -1 -1 +1 R

x

(46)

Air, C

Air, C

2v

2v

Point Group

Point Group

Tabel Karakter

E C

2(z)

σ

v(xz)

σ

v(yz)

A

1

+1 +1 +1 +1 T

z

Γ

1

A

2

+1 +1 -1 -1 R

z

Γ

4

B

1

+1 -1 +1 -1 R

y

, T

x

Γ

2

,

Γ

5

B

2

+1 -1 -1 +1 R

x

,T

y

Γ

3

,

Γ

6

(47)

APLIKASI SIMETRI

APLIKASI SIMETRI

• Aplikasi terpenting dari simetri dalam

kimia anorganik adalah untuk

konstruksi dan penamaan orbital

molekul (section 45.4.7,

shriver&Atkins 3rd eds)

• Aplikasi lainnya: klasifikasi grup dari

molekul, e.g. Molekul polar dan

(48)

SIMETRI MOLEKULAR RSL-KIMIA 48

Symmetry Orbital, p

Symmetry Orbital, p

z

z

C

C

2v

2v

z E + X(E) = +1 - + + C2(z) x - + - X(C2(z)) = +1 y σv(xz) - X(σv(xz)) = +1 σv(yz) + - X(σv(xz)) = +1

(49)

Symmetry Orbital, p

Symmetry Orbital, p

y

y

C

C

2v

2v

z E - X(E) = +1 + - C2(z) + x + X(C2(z)) = -1 y

σ

v(xz) + X(

σ

v(xz)) = -1

σ

v(yz)

+ X(

σ

v(xz)) = +1

(50)

-Symmetry Orbital, p

Symmetry Orbital, p

x

x

C

C

2v

2v

z E X(E) = +1 - + C2(z) - + x +

X(C2(z)) = -1 y

σ

v(xz) - + X

σ

(xz)) = +1

σ

v(yz)

+ X(

σ

v(xz)) = -1

(51)

Molekul Polar

Molekul Polar

• Molekul polar: molekul dengan momen

dipol elektrik yg permanen

• Terdapat bebrapa elemen simetri

tertentu yang melarang/mencegah

momen dipol permanen:

1. Suatu molekul tidak dapat bersifat polar bila

molekul tsb memiliki pusat inversi (I)

2. Suatu molekul todal dapat memiliki momen

dipol tegak lurus terhadap bidang cermin

3. Suatu molekul tidak dapat memiliki momen

dipol tegak lurus terhadap semua sumbu

rotasi

(52)

Molekul polar ...

Molekul polar ...

Dua atau lebih sumbu simetri atau bidang

bergabung dapat

melarang

terdapatnya

momen dipol pada semua arah.

Contoh:

Molekul yg memiliki sumbu C

n

, dan sumbu

C

2

atau bidang σ

h

yg tegak lurus

terhadap sumbu tidak dapat memiliki

momen dipol di segala arah

1. Setiap molekul yang merupakan poin grup D

dan turunannya

2. Grup kubus (T, O), grup ikosahedral (I), dan

modifikasi mereka.

(53)

Latihan

Latihan

• Molekul ruthenocene adalah prisma

pentagonal dengan atom Ru terselip

(sandwich) di antara 2 cincin C

5

H

5

.

apakah molekul tersebut nonpolar?

• Petunjuk:

– Tentukan termasuk ke point group

mana, konsultasi dengan Tabel poit

group.

(54)

Molekul Kiral

Molekul Kiral

• Molekul kiral adalah molekul yang tidak bersifat

“superimposed” pada bayangan cerminnya.

• Molekul kiral berfisat optis aktif, yaitu dapat

mempolarisasi bidang polarisasi cahaya.

• Molekul kiral dan pasangan cerminnya disebut

enantiomer

. Pasangan enantiomer memutar

bidang polarisasi cahaya pada arah yang

berlawanan.

• Molekul tidak kiral bila:

1. Memiliki sumbu rotasi improper (Sn)

2. Termasuk grup Dnh atau Dnd (tapi mungkin kiral bila termasuk grup Dn)

(55)

Gambar 3.15a Pasangan

Gambar 3.15a Pasangan

Enantiomer

(56)

Gambar 3.16 Polarimeter

(57)

Contoh

Contoh

• Apakah bentuk miring ‘skew’ dari

H

2

O

2

adalah kiral?

(58)

Simetri dari vibrasi

Simetri dari vibrasi

molekular

molekular

• Vibrasi molekul adalah distorsi kecil

secara periodik dari geometri

kesetimbangan dari molekul.

• Eksitasi mereka oleh radiasi IR

adalah dasar dari Spektroskopi

InfraRed

• Ekistasi oleh tumbukan tdk elastis

dengan foton visibel atau UV adalah

dasar dari Spektroskopi Raman.

(59)

Figure 3.10 Mode Vibrasi dalam

Figure 3.10 Mode Vibrasi dalam

CO

CO

2

2

(60)

Molekul linier

Molekul linier

3N-5

3N-5

CO

CO

22

O=C=O

O=C=O

N = 3

N = 3

3N-5 = 3(3) - 5 = 4

3N-5 = 3(3) - 5 = 4

4 vibrasi fundamental

4 vibrasi fundamental

(61)

Stretching Vibration in CO

Stretching Vibration in CO

2

2

2 fundamental vibrations

(62)

Vibra

Vibra

si Tekuk pada

si Tekuk pada

CO

CO

2

2

2

2

vibrasi fundamental

vibrasi fundamental

,

,

karena molekul ini

karena molekul ini

linier, kedua vibrasi tekuk ini terdegenerasi

(63)

Figure 3.11 Mode Vibrasi dalam

Figure 3.11 Mode Vibrasi dalam

SO

SO

2

2

(64)

Gambar 3.12 Mode Vibrasi SO

Gambar 3.12 Mode Vibrasi SO

3

3

(65)

Figure 3.13 Mode Vibrasi untuk

Figure 3.13 Mode Vibrasi untuk

CH

CH

4

4

(66)

Gambar 3.14 Mode Vibrasi [PtCl

Gambar 3.14 Mode Vibrasi [PtCl

44

]

]

-2-2

Gambar

Gambar 3.1 Rotasi BFGambar 3.1 Rotasi BF 3 3 • Rotasi = C 3 X o n 1203360318022π===+C3 C 3 +−C3
Gambar 3.2 Rotasi untuk Molekul  Gambar 3.2 Rotasi untuk Molekul
Gambar 3.8Gambar 3.8
Gambar 3. 9 9  Bentuk Geometri  Bentuk Geometri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik, melalui pendidikan karakter diharapkan akan terbentuk perilaku peserta didik yang

• Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa.. • dapat timbul pada berbagai

Pengukuran resistivitas batuan merupak metode “aktif”, yaitu pengukuran dengan memberika Pengukuran resistivitas batuan merupak metode “aktif”, yaitu pengukuran dengan memberika arus

Kajian ini bersifat deskriptif analitik untuk mencari factor-faktor esensial dari kesadaran linguistic dan kesadaran persepsi visual yang paling berpengaruh terhadap

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81 tahun 2014 tanggal 20 Agustus 2014 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, dan Sertifikat Profesi Pendidikan

Komunikasi ini tergantung pada pembentukan sinyal spesifik yang dipicu oleh pemicu eksternal yang kemudian sinyal diterima oleh sel sasaran dan ditransmisikan

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural untuk menganalisis unsur-unsur pembangun dalam sebuah sastra serta teori psikologi

egitu udara panas mengalir keatas melalui menara (sebab udara panas akan naik#,udara segar yang dingin disalurkan kemenara melalui saluran udara masuk dibagian