• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KESADARAN DAN KESEHATAN DIRI MELALUI IMPLEMENTASI AJARAN YOGA. Oleh: I Gusti Made Widya Sena Dosen Fakultas Brahma Widya IHDN Denpasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KESADARAN DAN KESEHATAN DIRI MELALUI IMPLEMENTASI AJARAN YOGA. Oleh: I Gusti Made Widya Sena Dosen Fakultas Brahma Widya IHDN Denpasar"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KESADARAN DAN KESEHATAN DIRI MELALUI IMPLEMENTASI AJARAN YOGA

Oleh:

I Gusti Made Widya Sena

Dosen Fakultas Brahma Widya IHDN Denpasar

Abstrak

Perkembangan zaman saat ini menuntut manusia untuk mendayagunakan segala kemampuan yang dimilikinya secara maksimal dalam memenuhi kehidupannya. Arus globalisasi dan modernisasi terus mendesak manusia untuk tetap bekerja dalam jalur persaingan. MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) adalah salah satu simbol dari persaingan yang akan kita hadapi. Segala bentuk waktu, usaha, tenaga dan pikiran terselimuti dalam sengitnya persaingan global.

Yoga adalah persatuan jiwa individual dengan Tuhan. Melalui latihan atau praktek Yoga, “citta wrtti nirodha”, atau pengendalian geraknya pikiran, tubuh dan pikiran dapat direlaksasi

kembali dalam meningkatkan kesadaran dan kesehatan diri. Kesadaran diri meliputi kesadaran sebagai jiwa semesta (bagian dari sosial, lingkungan dan Tuhan), sedangkan kesehatan diri adalah kesehatan jasmani dan rohani.

Salah satu bagian terpenting dari gerakan asanas adalah Surya Namaskar, yang berarti pemujaan atau penghormatan pada dewa matahari. Gerakan Surya Namaskar mencakup 12 gerakan tetap, postur siklik disinkronkan dengan nafas yang panjang dan dapat mendetoksifikasi serta merangsang hampir setiap organ tubuh manusia.

(2)

MENINGKATKAN KESADARAN DAN KESEHATAN DIRI MELALUI IMPLEMENTASI AJARAN YOGA

Oleh:

I Gusti Made Widya Sena

Dosen Fakultas Brahma Widya IHDN Denpasar

Abstract

Today people require to utilize all its capabilities to the maximum to meet the current globalization and modernization lifes. Continue to urge people to keep working in the competition. Asean Economic Community is one of the symbols of the competition will met. All establishment, time, energy and thoughts enveloped in the fierce of global competition.

Yoga is the union of the soul with God. Through the practice of yoga, “citta wrtti nirodha” or control the movement thought, body and mind can be relaxed back in incrreasing awareness and personal hygiene.

One important part of yoga asanas is Surya Namaskar. Surya Namaskar is the worship of the Sun God. Surya Namaskar motion movement includes 12 fixed, cyclic postures synchronized with the breath long and can detoxifies and stimulates almost every part of the human body. Keywords: Globalization, Yoga and Surya Namaskar

(3)

I. PENDAHULUAN

Perkembangan zaman saat ini menuntut manusia untuk mendayagunakan segala kemampuan yang dimilikinya secara maksimal dalam memenuhi kehidupannya. Arus globalisasi dan modernisasi terus mendesak manusia untuk tetap bekerja dalam jalur persaingan. MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) adalah salah satu simbol dari persaingan yang akan kita hadapi. Segala bentuk waktu, usaha, tenaga dan pikiran terselimuti dalam sengitnya persaingan global.

Kemampuan mengelola fisik dibarengi dengan pola hidup yang tidak sehat dan manajemen pikiran yang tidak benar mengakibatkan tidak hanya tubuh fisik mudah lelah dan terserang penyakit, tetapi juga pikiran mudah sekali stress dalam mengikuti pesatnya persaingan global.

Untuk itu pengelolaan fisik (tubuh) dan pikiran serta pola hidup yang sehat disertai dengan praktek ajaran yoga dapat memperbaiki kembali jaringan internal tubuh yang gangguan, mengembalikan kesehatan tubuh fisik yang lemah dan tidak mudah terserang penyakit, meningkatkan kesadaran diri, menambah daya peka dan empati pada lingkungan sekitar, dan menyehatkan tubuh spritual (baik emosi dan pikiran dalam diri).

II. PEMBAHASAN

2.1 Tubuh Halus / Spritual

Tubuh Spritual didefinisikan sebagai bagian dari hakikat manusia yang terdapat di dalam keberadaan tubuh fisik atau jasmani. Tubuh ini terdiri dari tubuh mental, tubuh kausal/intelektual, tubuh ego dan hakikat roh. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti penjelasan gambar dibawah ini:

Gambar 1. Sistem Tubuh

Tubuh Spiritual terdiri dari atma (yang memberi kehidupan pada tubuh), monad (kesatuan), intuisi (daya atau kemampuan mengetahui dan memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari, seperti bisikan hati), dan Illahi (Tuhan, berhubungan dengan Tuhan).

(4)

2.2 Tubuh Fisik

Fisik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah jasmani dan badan. Hakikat fisik manusia terdiri dari kerangka/tulang, otot, jaringan, organ, darah, panca indera dan lainnya. Fisik juga berarti suatu wujud yang dapat dilihat oleh kasat mata dan terdefinisi oleh pikiran. Secara umum, fisik berarti tubuh manusia keseluruhan yang dapat diinderakan oleh mata serta dapat diuraikan dengan kalimat

2.3 Pola Hidup Sehat

Konsep pola hidup sehat adalah gaya atau pola hidup yang bersumber pada hal-hal yang sehat, baik itu makanan, perilaku, dan kebiasaan. Pola hidup sehat juga merupakan gambaran dari aktivitas atau kegiatan yang didukung oleh keinginan dan minat dan bagaimana pikiran itu menjalaninya dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Manusia merupakan makhluk dinamis dengan “trias dinamikanya”, yaitu cipta, rasa dan karsa. Trias dinamika itu tentu tidak dimiliki secara sempurna oleh makhluk lainnya. Kelebihan inilah manusia dikatakan memiliki pikiran yang dipergunakan untuk masuk ke daerah filsafat, dari yang bersifat khusus sampai ke yang bersifat universal.

Gambar 2. Contoh Pola Hidup Sehat

Banyak penyakit bersumber dari pola hidup yang buruk dari diri sendiri. Pola ini terbentuk dari aktivitas sehari-hari yang terus berulang dan menjadi kebiasaan. Ada beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk menjadi lebih sehat. Langkah-langkah tersebut adalah: istirahat yang cukup, mampu mengelola stress, memilih mengkonsumsi makanan yang sehat, berhenti melakukan kebiasaan buruk yang membahayakan kesehatan, seperti minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba, merokok dan suka tidur larut malam, mengetahui kondisi kesehatan diri saat ini, melakukan evaluasi fisik diri, membangun relasi sosial, selalu menulis makanan yang dikonsumsi, dan rutin melakukan olah raga.

(5)

2.4 Anatomi

Sistem yoga kebanyakan bersandar pada filsafat samkhya dari ahli filsafat besar yang bernama Kapila. Menurut filsafat ini, perkembangan manusia berlangsung melalui beberapa tahap. Maksudnya dengan perkembangan manusia mulai dari pembentukkan susunan tubuh mulai dari jiwa saat memasuki embrio (janin), saat ini bersamaan dengan penyuburan dalam arti biologis. Jiwa memasuki badan dalam sebuah benih yang non material, yakni yang tersusun bukan dari Prakrti; yang bukan modifikasinya, dan yang dibawa dari kehidupan yang dahulu. Badan non material tersebut disebut sebagai karana sarira atau badan penyebab. Badan ini menjadi mata rantai bagi interaksi pertama diantara materi dan non-materi. benih pembawa materi itu membawa samskara (sifat-sifat dan kemampuan khas atau supragenes).

Kini terjadi interaksi diantara badan penyebab dan prakrti (materi). Apa yang dimaksudkan dengan prakrti adalah bukan materi dalam arti kebendaan fisika-kimia. Prakrti merupakan suatu unsur yang lebih abstrak dan yang menjadi dasar segenap susunan psiko biologis. Susunan ini dikenal sebagai suatu keseimbangan dari Tri Guna, yaitu satva, rajas dan tamas.

Prakrti ada bersamaan dengan Tuhan dan seolah-olah menyediakan dasar bagi seniman agung, Tuhan, untuk merancang segenap penciptaan yang memiliki nama dan rupa. Modifikasi pertama daripada prakrti adalah Mahat atau Intelegensi kosmis. Mahat ini kadang-kadang disebut

samudra arnava, samudra kosmis dari suatu plasma yang memungkinkan intelegensi untuk

berkomunikasi; orang mengenalnya pula sebagai buddhi sattva atau maham atman dalam upanisad dan Gita. Mahat jauh lebih luas daripada akasa atau ruang dalam arti fisika.

Pada permulaan penciptaan, Tuhan merangsang unsur rajas dari prakrti. Hal ini menggoncangkan keseimbangan yang ada dan menimbulkan satoguna pada satu pihak dan tamo guna pada lain pihak (putih-hitam). Spektrum putih membagi diri dalam dua bagian, yang satu dikenal sebagai satya yang lainnya sebagai Rta menurut istilah Veda. Komponen hitam dikenal pula dalam istilah Veda sebagai Ratri, malam kosmis atau kelambanan kosmis, yang berlainan dari malam kita yang soler (bersangkut paut dengan matahari). Komponen rta dari satoguna, bila dalam penjolonannya menimbulkan Intelegensi murni, yang bebas dari segala kekurangan, yang kemudian dikenal sebagai prajna. Bagian rta dari intelegensia mengantarkan pada pengetahuan tentang Brahman (para-vidya) dan bagian satya mengantarkan pada pengetahuan duniawi (apara-vidya).

Jiwatman atau jiwa datang terbungkus dalam suatu benih atau karana sarira atau badan penyebab yang tidak terdiri dari materi. Kini non materi dan materi bersama membentuk suatu badan lain yang dikenal dengan nama linga sarira.

Badan halus ini mengemudikan segenap sistem saraf dan mengatur daya kehidupan. Badan halus atau linga sarira ini berinteraksi terus dengan materi dan menjelmakan badan kasar atau sthula sarira, yaitu embrio biologis, evolusi berjalan terus sampai dihasilkan manusia dewasa.

Dengan perkataan lain, dalam evolusi embrio, terlebih dahulu prakrti di modifikasi menjadi mahat atau mahan, kemudian sampai pada ahamkara (egoisme), dan dari ahamkara sampai pada Panca Tanmatra dan kedua jenis indria (Jnana indria dan karma indria), lalu kelima tan matra diikuti oleh unsure-unsur kasar (Panca Maha Butha)

(6)

2.5 Lima Pembungkus Badan Manusia

Mengenai lima pembungkus badan manusia akan diuraikan lebih lanjut. Kelima pembungkus ini adalah:

(i) badan kasar, yang katanya dibangun dari bahan makanan dan karena itu dikenal sebagai Annamaya Kosa.

(ii) Yang kedua, bilamana kita menuju kedalam, yang merupakan segenap system pernapasan atau system daya-daya vital, yang dikenal dengan nama Pranamaya Kosa.

(iii) Yang berikut adalah segenap susunan mental, sarung psikis, yang dikenal sebagai Manomaya Kosa; ketiga sarung ini bersifat materiil, karena terdiri dari modifikasi prakrti, baik yang kasar maupun yang lebih halus; selain ketiga susunan yang terbuat dari materi terdapatlah selanjutnya.

(iv) Sarung pengertian atau sarung pengetahuan sejati, yang dikenal sebagai

Vijnanamaya Kosa dan akhirnya

(v) Sarung kebahagiaan transenden yang dikenal sebagai Anandamaya Kosa. Kedua sarung itu bersifat non materiil atau non prakrti. Keduanya berada bersama dalam arti bahwa yang satu tak dapat dipisahkan dari yang lain.

Diantara kelima kosa itu saling ketergantungan. Dalam suatu susunan yang hidup, kelima kosa yang masing-masing itu saling bereaksi satu dengan yang lain. Pranamaya Kosa menghubungkan Manomaya Kosa dengan Annamaya Kosa; Manomaya Kosa, pada gilirannya menghubungkan Annamaya Kosa dan Pranamaya Kosa dengan Vijnanamaya dan Anandamaya Kosa, yaitu kedua kosa yang kembar itu.

Komponen terpenting dari Annamaya Kosa adalah kelima alat pengamatan dan kelima alat untuk bereaksi atau bertindak, ialah jnana indria dan karma indria.

Annamaya Kosa itu juga terdiri dari kerangka badan, sebanyak 206 tulang, yang bersama membentuk pertulangan badan manusia, yang dipersatukan dengan ikatan-ikatan serta membentuk sendi-sendi yang dapat digerakkan, selanjutnya struktur daging yang terdiri dari k.l 660 otot yang menutup pertulangan itu dan selanjutnya struktur kompleks dari kepala dan panggul, belum lagi disebut susunan dari urat nadi, pembuluh darah, jantung, dan alat pembuangan.

Seorang yogin tidak dapat mengabaikan suatu kekacauan, betapapun kecilnya dalam susunan tubuh. Seorang dengan kesehatan sempurna hanya dapat maju pesat dengan latihan yoga. Jadi kesehatan Annamaya Kosa harus dipandang sebagai suatu syarat penting.

Berdampingan dengan Annamaya Kosa adalah Pranamaya Kosa sebagai sarung vital. Annamaya Kosa itu tak akan berdaya apapun, bilamana tidak dibantu oleh Pranamaya Kosa yang membantu dalam menggerakkan otot-otot.

Setiap kegiatan dikontrol oleh prana atau nafas vital yang memberikan kemampuan pada indria untuk mengadakan kontak dengan dunia luar.

Pranamaya Kosa diikuti oleh Manomaya Kosa, yaitu sarung susunan psikis atau sarung kelakuan mental. Kita semua dilengkapi dengan sebuah transistor kecil yang terdiri baik dari sebuah penyair maupun dari sebuah penerima yang merupakan sebuah bunga api dari buddhi sattva kosmis, yaitu mahan atau mahat tattva atau plasma intelegensi kosmis, yang juga dikenal dalam buku suci veda sebagai salila, samudra arnava dan berbagai nama lain.

Susunan pikiran seseorang tidak akan ada gunanya bilamana tak mungkin mengadakan kontak dengan manusia lain dan kontak itu berlangsung melalui mahat-tattva atau intelegensi kosmis.

(7)

Manomaya Kosa selanjutnya diikuti oleh Vijnanamaya kosa. Menurut bagian Taittiriya Upanisad, maka bentuk Manomaya dari manusia terdiri dari Yajurveda (Ilmu yang diterapkan) sebagai kepala; Rgveda (Ilmu-ilmu dasar) sebagai sisi kanan; Samaveda (Ilmu emosinil atau estetika) sebagai sisi kiri; pelajaran tradisionil termasuk keagamaan sebagai badan; dan Atharvaveda (sistematika sintetis) sebagai bagian bawah. Intisari dari semua kemampuan mental itu disaring keluar memasuki bidang yang lebih dalam yang dikenal sebagai Vijnanamaya Kosa. Vijnanamaya Kosa ini mempunayai Sraddha (kepercayaan) sebagai kepala, Rta (kebajikan) sebagai sisi kanan, Satya (kebenaran) sebagai badan, Yoga sebagai sisi kiri dan Mahas (kekuasaan transenden) sebagai bagian bawah dasar. Jadi segenap Vijnanamaya Kosa terdiri dari Sraddha, Rta, Satya, Yoga dan Mahas.

Vijnanamaya Kosa merupakan satu segi dari kapsul mikro, segi yang lain adalah Anandamaya Kosa. Jadi seluruh kapsul terdiri dari kedua sarung ini, yaitu pengertian transenden dan kebahagiaan transenden. Kedua sarung secara bersamaan memberi atman penyebab atau karana sarira. Atman yang non materiil itu memungkinkan aktivitas sarung-sarung materiil, yaitu Annamaya, Pranamaya dan Manomaya dan menerima serta menyimpan dari ketiga sarung itu intisari hasil-hasil yang tercapai oleh atman melalui ketiga sarung materiil itu.

2.6 Astangga Yoga

Dalam yoga sutra Patanjali konsep sadhana disebut dengan astangga yoga. Astangga yoga adalah delapan tahapan yoga. Kedelapan tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Yama atau pantangan 2. Niyama atau kebajikan

3. Asana atau sikap-sikap meditasi

4. Pranayama atau penguasaan nafas vital 5. Pratyahara atau penyaluran aktivitas mental 6. Dharana atau pemusatan pikiran

7. Dhyana atau meditasi (perenungan) 8. Samadhi

Kelima yang pertama membentuk anggota luar (bahir-anga) dari yoga sedangkan tiga yang terakhir membentuk anggota dalam (antar-anga). Pelaksanaan Yama dan Niyama membentuk disiplin etika, yang mempersiapkan para siswa yoga untuk melaksanakan yoga yang sesungguhnya. Siswa yoga hendaknya melaksanakan : (i) ahimsa atau tanpa kekerasan, yaitu jangan melukai makhluk lain baik dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan. perlakukanlah pihak lain seperti engkau ingin diperlakukan sendiri. (ii) Satya atau kebenaran dalam pikiran, perkataan dan perbuatan; (iii) Asteya atau pantang mencuri atau menginginkan milik orang lain; (iv) Brahmacarya atau pembujangan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan; (v) Aparigraha atau pantang kemewahan yang melebihi apa yang diperlukan ke-lima pantangan atau larangan ini merupakan mahavrata atau sempah luar biasa yang harus dipatuhi, tanpa alas an pengekanagan berdasarkan Jati (kedudukan pribadi), desa, kala dan samaya (keadaan).

Patanjali mengatakan bahwa ketaatan kepada kelima Yama itu diwajibkan serta dipertahankan dalam tiap keadaan dan merupakan kode etik universal (sarwabhauma mahavrata) yang tak dapat diselewengkan dengan bermacam-macam dalih.

Selanjutnya perincian Patanjali terhadap Niyama adalah : (i) Sauca atau kebersihan lahir bathin dan menganjurkan kebajikan seperti sattva suddhi (pembersihan keceerdasan untuk membedakan); Saumanasya (hati riang); Ekagrata (pemusatan buddhi); Indriyajaya (pengendalian nafsu-nafsu) dan Atmadarsana (realisasi diri); (ii) Santosa atau kepuasan untuk

(8)

memantapkan mental; (iii) Tapa atau berpantang (pengetatan diri); (iv) Swadhyaya atau mempelajari naskah-naskah suci dan (iv) Isvarapranidhana atau penyerahan diri kepada Tuhan.

Asana merupakan sikap badan yang mantap dan nyaman, yang merupakan bantuan secara fisik dalam berkonsentrasi. Pranayama atau pengaturan nafas, akan memberikan ketenangan dan kemantapan pikiran serta kesehatan yang baik. Pratyahara adalah pemusatan pikiran dengan cara penarikan indra-indra dari segal obyek luar. Yama, Niyama, Asana, Pranayama dan Pratyahara merupakan tambahan bagi pelaksanaan yoga.

Dharana merupakan pemusatan pikiran secara mantap pada suatu obyek tertentu. Dhyana merupakan pemusatan terus menerus tanpa henti dari pikiran terhadap obyek atau sering disebut meditasi. Samadhi adalah pemusatan pikiran terhadap obyek dengan intensitas konsentrasi sedemikian rupa sehingga menjadi obyek itu sendiri, dimana pikiran sepenuhnya bergabung dalam penyatuan dengan obyek yang dimeditasikan.

2.7 Surya Namaskar

Salah satu bagian terpenting dari gerakan asanas adalah Surya Namaskar, yang berarti pemujaan atau penghormatan pada dewa matahari.

Gerakan Surya Namaskar mencakup 12 gerakan tetap, postur siklik disinkronkan dengan nafas yang panjang dan dapat mendetoksifikasi serta merangsang hampir setiap organ tubuh manusia. Gerakan-gerakan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3. Gerakan Surya Namaskar

a. Pranamasana/Anjali Mudra

Kedua bahu rileks, kedua tangan diangkat sambil menarik nafas, kemudian kedua tangan ditangkupkan di depan dada sambil mengembuskan nafas. Kemudian kedua telapak tangan ditekan dengan lembut sambil mengucapkan doa; “Om mitra ya namah”yang berarti sebuah penghormatan untuk semua mahluk.

Posisi ini melambangkan sikap penghormatan kepada sumber segala kehidupan yaitu matahari yang tak henti-henti memberikan sinar, panas dan energi untuk mendukung kehidupan jagat raya ini.

(9)

b. Hastauttanasana

Tangan diangkat dan diregangkan diatas kepala sambil menarik nafas dengan telapak tangan menghadap keatas.Punggung dilengkungka n sekuat-kuatnya kebelakang sehingga terjadi peregangan diseluruh tubuh. Kepala diregangkan kebagian belakang sambil tetap menjaga keleng-kungan punggung bagian atas. Pose ini bertujuan untuk peregangan tubuh mulai dari tungkai hingga ujunga jari tangan, sambil mengucapkan mantra; “Om

ravaye namah” yang berarti penghormatan pada yang bersinar.

Pada posisi ke-2 ini, seluruh tubuh dihadapkan keatas menuju sumber sinar untuk menerima berkahnya.

c. Hasta Padasana

Nafas dihembuskan sambil melipat tubuh kearah depan dengan menjaga tulang punggung tetap lurus. Telapak tangan dibawa kedepan dan diletakkan di lantai dekat dengan kedua kaki dan posisi kepala sedekat mungkin dengan lutut.Kaki diusahakan tetap lurus, tapi jika hal tersebut sulit dilakukan, lutut bisa ditekuk dulu untuk membantu meletakkan tangan dilantai lalu dilanjutkan dengan gerakan meluruskan lutut dengan lembut.Bagian punggung dipertahankan tetap lurus dengan memfokuskan kesadaran pada panggul sebagai titik sumbu, sambil mengucapkan mantra; “Om suryaya namah” yang berarti

penghormatan pada yang menyebabkan segala aktivitas. d. Anjaneyasana atau Asva Sancalanasana

Lutut kiri ditekuk sambil menarik kaki kanan sejauh mungkin kebelakang, jempol kaki dan lutut diusahakan menyentuh lantai.Pastikan telapak kaki kiri sejajar dengan kedua telapak tangan. Panggul dicondongkan ke depan tulang belakang dilengkungkan sambil tengadah sambil menarik nafas. Konsentrasi dipusatkan pada dahi diantara kedua alis mata. Peregangan akan terasa dari paha ke bagian atas tubuh sampai pada diantara kedua alis, kemudian ucapkan doa; “Om bhanave namah” yang berarti penghormatan pada yang menyinari, agar kegelapan yang ada dalam diri berakhir.

e. Adho Mukha Svanasana atau Parvatasana

Pada posisi ini kaki kiri dipindahkan ke belakang berdampingan dengan kaki

kanan.Pantat/tulang ekor ditarik perlahan-lahan keatas sambil merendahkan posisi kepala sehingga berada diantara lengan, shingga tubuh membentuk segitiga dengan

lantai.Gerakan ini dilakukan sambil menghembuskan nafas.Tumit menyentuh lantai dan kepala dibungkukkan hingga mampu melihat lutut.Tulang belakang dipertahankan lurus. Peregangan pada bagian kaki akan maksimal jika seluruh telapak kaki menyentuh lantai. Kesadaran difokuskan pada leher sambil mengucapkan mantra; “Om khagaya namah” yang berarti penghormatan pada yang bergerak melintasi langit.Pada posisi Parvatasana

kita memberi hormat pada pengukuran waktu dan memohon kemajuan hidup. Dalam rangkaian gerakan Adho Mukha Svanasana, setelah Parvatasana, gerakan dilanjutkan dengan Khumbakasana yaitu gerakan meluruskan lengan seperti gerakan awal push up, sambil menarik nafas dan pandangan lurus ke bawah. Gerakan selanjutnya adalah Chaturanga Dandasana yaitu gerakan menekuk siku 90 derajat hingga seluruh tubuh lurus sejajar dengan lantai sambil menghembuskan nafas.

(10)

f. Ashtanga Namaskara

Lutut ditekuk hingga menyentuh lantai sehingga secara bersamaan dada dan dagu menyentuh lantai juga, tetapi pantat dipertahankan tetap diatas.Tulang belakang dilengkungkan pandangan kedepan.Kesadaran dipusatkan pada pusat tubuh/otot

punggung sambil mengucap dalam hati; “Om pusne namah” yang berarti penghormatan pada pemberikekuatan dan makanan.Pada posisi ini kita menyentuhkan 8 sudut tubuh (dagu, dada, tangan kanan, tangan kiri, lutut kanan, lutut kiri dan kedua punggung kaki) dengan tujuan mempersembahkan seluruh keberadaan diri kita dengan harapat untuk mendapatkan anugrah kekuatan fisik, mental dan spiritual dari Matahari.

g. Bhujangasana

Pada pose ini, badan diluncurkan kedepan sambil mengangkat posisi dada sembari menurunkan pinggul, semua bertumpu pada lengan hingga pandangan mata ke atas. Kaki dan perut bagian bawah diusahakan tetap menempel di lantai. Kesadaran dipusatkan ke dasar tulang belakang, rasakan ketegangan dari penatikan tubuh bagian depan dan tekanan paha ke lantai sambil mengucap dalam hati; “Om hiranya garbhaya namah” yang berarti penghormatan pada sang diri kosmis keemasan. Posisi ini adalah

penghormatan pada Matahari untuk memohon pembangkitan kreativitas. h. Adho Mukha Svanasana atau Parvatasana

Kembali ke gerakan ke 5, tetapi kali ini mantra yang diucapkan dalam hati adalah; “Om

maricaya namah” yang berarti penghormatan pada sinar matahari.Pada posisi ini

diyakini untuk memmohon kekuatan pembeda agar dapat membedakan antara yang nyata dan yang tidak nyata.

i. Anjaneyasana atau Asva Sancalanasana

Kembali ke posisi 4, tetapi kali ini kaki kanan yang ditarik kedepan sambil menarik nafas. Mantra yang diucapkan dalam hati; “Om adityaya namah” yang berarti

penghormatan pada putra Aditi dengan tujuan untuk penghormatan pada Ibu kosmis tidak terbatas.

j. Hasta Padasana

Kembali ke posisi 3, sambil menghembuskan nafas dan mengucap dalam hati; “Om

savitre namah” yang berarti penghormatan pada kekuatan pendorong dari matahari atau

kekuatan kehidupan. k. Hastauttanasana

Kembali ke posisi 2, sambil menarik nafas dan mengucap dalam hati; “Om arkaya

namah” yang berarti penghormatan pada yang layak dipuja yaitu sang pemberi energy

dan sumber kehidupan.

l. Pranamasana/ Anjali Mudra

Kembali ke posisi 1, sambil menghembuskan nafas dan mengucap dalam hati; “Om

bhaskaraya namah” yang berarti penghormatan pada matahari yang menghantarkan pada

(11)

Masing-masing dari 12 gerakan atau pose Surya Namaskar memilik i 12 mantra yang dapat disebut secara lisan atau dalam hati sebelum pelaksanaan pose setiap gerakan. Kedua belas mantra tersebut adalah:

1. Om Mitraye Namaha (Konsentrasi ke Anahata Cakra) 2. Om Ravaye Namaha (Konsentrasi ke Visuddha Cakra) 3. Om Suryaya Namaha (Konsentrasi ke Manipura Cakra) 4. Om Bhanave Namaha (Konsentrasi ke Anahata Cakra) 5. Om Khagaya Namaha (Konsentrasi ke Sahasrara Cakra) 6. Om Pushne Namaha (Konsentrasi ke seluruh tubuh)

7. Om Hiranyagarbhaya Namaha (Konsentrasi ke Svadhistana Cakra) 8. Om Marichaye Namaha (Konsentrasi ke Sahasrara Cakra)

9. Om Savitre Namaha (Konsentrasi ke Anahata Cakra) 10.Om Arkaya Namaha (Konsentrasi ke Manipura Cakra) 11.Om Adityaya Namaha (Konsentrasi ke Visuddha Cakra) 12.Om Bhaskaraya Namaha (Konsentrasi ke Anahata Cakra)

Manfaat dari melakukan gerakan Surya Namaskar adalah sendi, ligamen dan sistem kerangka dengan meningkatkan postur, fleksibilitas dan keseimbangan, meningkatkan sirkulasi darah, membantu seseorang yang insomnia, manfaat sistem endokrin dan memungkinkan berbagai kelenjar endokrin berfungsi dengan baik, termasuk tiroid, paratiroid, dan kelenjar hipofisis, adrenal, testis dan ovarium.

Selain itu gerakan Surya Namaskar ini baik sekali untuk jantung dan merangsang sistem kardiovaskular, meremajakan sistem pencernaan dengan alternatif peregangan dan kompresi organ perut, hal ini akan dapat mengaktifkan pencernaan dan menghilangkan sembelit. Pose ini juga merangsang sistem ilmfatik, dan mendukung kesehatan sistem pernafasan juga mempengaruhi kelenjar pineal dan hipotalamus untuk mencegah degenerasi pineal dan klasifikasi.

Pose Surya Namaskar dapat juga mengontrol gula / diabetes, memberi vitalitas dan kekuatan, mengurangi kegelisahan dan kecemasan, penghilang stress, meningkatkan konsentrasi dan memberikan kedamaian bathin.

Setelah ke 12 gerakan tersebut dilaksanakan dua set, praktisi akan kembali ke posisi Yoga

Tadasana. Kemudian gerakan akan diakhiri dengan posisi yang disebut dengan Savaasana, yaitu

pose relaksasi dimana tubuh berada dalam posisi terlentang, tangan diletakkan lurus disisi badan. Pose ini dilakukan dimana seluruh tubuh secara sadar direlaksasi untuk merasa santai sampai terasa lemas. Savaasana bertujuan untuk menenangkan pikiran, menurunkan tingkat stress dan membuat tubuh menjadi lebih rileks.

2.8 Berbagai Pose Yoga Untuk Kesehatan dan Awet Muda

“Yoga Citta Vrtti Nirodhah” adalah sebuah konsep dalam Samadhi Padah Yoga Sutra Patanjali yang berarti mengendalikan gerak-gerak pikiran. Pikiran merupakan salah satu unsur dalam penciptaan yang disebut dengan “manah”, emosi juga merupakan bagian dari pikiran, seseorang yang didominasi oleh pikirannya akan sangat sulit mengambil keputusan dan sering dirundung oleh berbagai perasaan, baik itu senang-tidak senang, suka-tidak suka, bahagia-tidak bahagia dan sebagainya.

Pikiran dalam ajaran yoga dan meditasi diibaratkan dengan seekor monyet yang terus melakukan aktivitas tanpa mengenal lelah, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa

(12)

arah dan tujuan. Sehingga akhir dari perjalanan pikiran tersebut tidak fokus pada kebahagiaan melainkan pada kesesatan pikiran yang pada akhirnya menambah beban pikiran, membuat hidup tidak tenang dan tubuh menjadi tidak bugar.

Yoga tidak hanya membuat tubuh menjadi lebih sehat dan bugar, tapi juga membuat kita menjadi lebih awet muda. Beberapa pose atau gerakan dalam yoga dikatakan sebagai pose “anti penuaan”, yaitu gerakan dengan posisi kepala lebih rendah dari pinggang. Dengan posisi tubuh seperti ini membuat darah mengalir ke kepala, meningkatkan sirkulasi darah terutama di daerah wajah dan kepala. Dengan sirkulasi darah yang baik dan lancar maka memungkinkan aliran oksigen sampai pada jaringan kulit sekalipun. Hal inilah mengapa ketika seseorang yang telah menekuni dan mempraktekkan ajaran yoga melalui abhyasa (latihan terus menerus) wajah dan organnya akan awet muda. Adapun gerakan atau pose yoga untuk awet muda adalah sebagai berikut:

1. Pose Sarvanga asana (Sikap Berdiri Diatas Bahu)

Cara melakukan pose ini adalah pertama-tama posisi tubuh berbaring di tempat yang datar dan bersih dan dilapisi matras yoga, lalu perlahan-lahan mengangkat pinggang dan menyokongnya dengan tangan, kemudian perlahan-lahan kaki diangkat tegak lurus dengan mempertahankan sikap ini selama beberapa detik. Sebagai permulaan sikap ini dapat dicoba selama 8 sampai dengan 10 detik. Tempatkan tangan dibawah pinggang yang didukung oleh lengan atas dan siku. Dengan sikap vertikal seperti ini, posisi mata cobalah untuk memandang langit-langit dan seakan-akan mencoba untuk menyentuhnya dengan jari-jari kaki.

Manfaat melakukan pose ini adalah menyembuhkan rematik otot, pinggang dan sakit pada kepala, menjaga elastisitas tulang punggung/mencegah pengapuran, menjaga keseimbangan peredaran darah/pembersihan darah, kesehatan reproduksi, jaringan saraf dan kelenjar, mencegah kembung dan menghilangkan kelebihan lemak, memperbaiki sistem pencernaan (gangguan usus & perut), mencegah dan mengobati keputihan, merawat otot dubur dan paha, menguatkan jantung yang lemah dan menguatkan tenaga pikir.

2. Pose Hala asana (Sikap Bajak)

Cara melakukan pose ini adalah pertama-tama posisi tubuh seperti pose sarvanga-asana (sikap berdiri diatas bahu). Lalu rapatkan kaki, angkatlah kaki perlahan-lahan sampai vertikal (tegak), lalu bawa kaki lurus ke belakang sampai menyentuh tanah di belakang kepala. Pose ini disebut sikap bajak, karena menyerupai sebuah bajak di India. Dalam sikap bajak ini tahan kaki jangan sampai terpisah, terutama dilutut. jika kaki menempel tanah cobalah untuk mendorongnya ke belakang. Setelah latihan pose ini kembalikan kaki dengan perlahan pada posisi seperti semula, berbaringlah dengan nafas yang dalam di atas matras.

Manfaat melakukan pose ini adalah untuk meregangkan (stretches) dan merangsang otot-otot punggung, persendian tulang belakang (spinal joints) dan syaraf-syaraf tulang punggung. Asanas ini juga dapat ,meningkatkan aliran darah ke leher, mengaktifkan kelenjar thyroid dan untuk tetap menjaga flexibility dari tulang punggung.

(13)

3. Pose Pada Hastasana (berdiri membungkuk ke muka)

Cara melakukan pose ini adalah pertama-tama posisi tubuh seperti pose Pascimottana-asana (sikap meregangkan badan ke muka/ pose mencium lutut). Hanya jika pose Pascimottana-asana adalah pose dalam sikap duduk, sedangkan pada Pose Pada hasta asana adalah dalam posisi berdiri membungkuk ke muka. Pertama, berdiri tegak dengan tangan diangkat diatas kepala, lalu perlahan-lahan membungkuk ke muka sambil menurunkan tangan dan kepala serta badan bagian atas. Bagian bawah badan dan kaki tinggal tegak.

Manfaat Gerakan yoga Padahastasana adalah memperlancar pasokan oksigen ke otak, jadi sel-sel otak pun bisa bekerja lebih aktif.

4. Pose Matsya asana (sikap ikan)

Cara melakukan pose ini adalah pertama kali melakukan posisi duduk /sikap padmasana, lalu bengkokkan badan ke belakang sampai badan bersandar pada kepala. Punggung membengkok seperti busur dan dada menonjol keatas.

Untuk pemula dapat melakukan gerakan atau pose Matsya asana (sikap ikan) ini dengan cara berbaring dilantai, lalu tempatkan kedua tangan menghadap kebawah di bawah bokong, tekan pergelangan tangan ke lantai untuk membantu kita mengangkat dad, sehingga tubuh membentuk lengkungan seperti busur panah. Dongakkan leher ke belakang dan rilekskan.

Manfaat melakukan gerakan ini adalah untuk mengoptimalkan manfaat

sarvangasana, meringankan sakit asma, TBC dan Bronchitis.

Gambar 3. Pose Matsya asana (sikap ikan)

5. Pose Adho Muka Svana asana

Cara melakukan pose ini adalah letakkan tangan dan lutut dilantai sejajar bahu. Perlahan-lahan, angkat panggul sampai tubuh membentuk posisi 90 derajat. Pastikan lengan dan kaki lurus. Tahan sampai sepuluh detik lalu kembali lagi ke posisi sebelumnya.

Manfaat melakukan gerakan ini adalah semua otot tubuh bagian atas terlatih. sehingga tubuh bagian atas menjadi kuat, melatih meregangkan otot, mendapat perut yang rata, menguatkan pergelangan tangan, kaki dan tulang.

(14)

Dalam melakukan lima pose yoga awet muda diatas janganlah memaksakan diri, lakukan dengan semaksimal mungkin yang dapat kita capai sebagai bagian dari proses latihan terus menerus dan berkelanjutan (abhyasa).

III. KESIMPULAN

Fisik atau tubuh digunakan untuk berbhakti pada Tuhan melalui jalan karma atau kegiatan, pengabdian, pengetahuan dan yoga. Membangun fisik yang benar tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh jasmani, rekreasi, prestasi dan kasih, tetapi juga dengan fisik yang sehat kita dapat memperoleh kesehatan spritual.

Yoga adalah persatuan jiwa individual dengan Tuhan. Melalui latihan atau praktek Yoga, “citta wrtti nirodha”, atau pengendalian geraknya pikiran, tubuh dan pikiran dapat direlaksasi

kembali dalam meningkatkan kesadaran dan kesehatan diri. Kesadaran diri meliputi kesadaran sebagai jiwa semesta (bagian dari sosial, lingkungan dan Tuhan), sedangkan kesehatan diri adalah kesehatan jasmani dan rohani.

DAFTAR PUSTAKA

Kamajaya, Gede. 2000. Yoga Kundalini. Surabaya: Paramitha

Maswinara , I Wayan. 1999. Sistem Filsafat Hindu. Surabaya: Paramitha Patanjali. 1996. Raja Yoga. Surabaya: Paramitha

Sivananda. 2006. Tuhan Siva dan PemujaanNya. Surabaya: Paramitha. Tim. 2002. Kamus Istilah Agama Hindu. Denpasar.

Gambar

Gambar  3. Gerakan  Surya Namaskar

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh positif terhadap variabel loyalitas pelanggan secara signifikan. Dengan kata lain, semakin tinggi

Data yang menunjukkan jumlah pulau yang belum bernama mencapai 9.634 adalah kurang tepat sebab menurut keterangan beberapa pihak yang melakukan penelitian

Secara asasnya saya akan membincangkan untuk loan Maybank sahaja sebagai contoh. Kita boleh manipulate dia dengan kaedah ini.. Dan susun peringkat ini mengikut tahun demi tahun. So

95 Gambar 19 adalah tampilan hasil pemilihan pada sistem e-voting , setelah data pemilihan dimanipulasi pada database , maka sistem akan memberi informasi ada data

Hal ini hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agus Supriyanto (2012) tentang me- ngatasi perilaku terlambat datang ke sekolah melalui layanan konseling

Orangtua yang memiliki anak penyandang autis pada awalnya akan merasa sedih, kecewa dan tidak dapat menerima keadaan anaknya karena mereka memiliki harapan yang

a. Menilai konsep besar bidang studi kurikulum, yaitu konsep relevansi, dalam studi ini relevansi antara desain dengan tuntutan lapangan. Tujuan ini memberikan

tanah yang dikupas dengan 1 ton batubara yang dihasilkan, naik di kuartal ketiga 2008 dan per September 2008 telah sesuai yang diproyeksikan, dengan melakukan pengerukan dari