• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemilihan Antara Kegiatan Membangun Sendiri atau Menggunakan Jasa Konstruksi ditinjau Atas PPN yang Harus Dibayar oleh Orang Pribadi dalam Melakukan Penghematan Pajak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pemilihan Antara Kegiatan Membangun Sendiri atau Menggunakan Jasa Konstruksi ditinjau Atas PPN yang Harus Dibayar oleh Orang Pribadi dalam Melakukan Penghematan Pajak."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

In the Value Taxes Added (VAT) there are taxes object include building, such as self build activities and construction activities using consultant service. The purpose of this study is to determine the significant differences in the VAT payable on the amount of tax to be paid if self build or use construction services,where is of the self build activities or use construction services which showed the smallest value of the VAT to the tax savings, and how much VAT savings that can be done between self build activities or use construction services. This study uses empirical methods. The data used are the data from Sumber Sari residence, Permata Ayu Residence, Kiaracondong, Taman Kopo Indah Residence, and Kopo Brujul period 2010. The data are analyzed using independent sample t – test. The results show that there is a difference between the amount of VAT payable between self build or use construction services.

(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Dalam Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terdapat objek pajak berupa bangunan, yang terdiri dari kegiatan membangun sendiri dan kegiatan membangun menggunakan jasa konstruksi. Tujuan penelitian ini hendak mengetahui apakah terdapat perbedaan jumlah PPN yang harus dibayar jika orang pribadi membangun sendiri atau menggunakan jasa kontraktor, manakah dari kegiatan membangun sendiri atau menggunakan jasa kontraktor yang menunjukkan nilai PPN paling kecil guna penghematan pajak, dan seberapa besar penghematan PPN yang dapat dilakukan melalui kegiatan membangun sendiri atau menggunakan jasa kontraktor. Penelitian ini menggunakan metode empiris. Data yang digunakan merupakan data dari Perumahan Sumber Sari, Perumahan Permata Ayu, Kiaracondong, Perumahan Taman Kopo Indah, dan Kopo Brujul pada tahun 2010. Data dianalisis dengan metode independent sample t – test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan besarnya jumlah PPN yang terutang antara kegiatan membangun sendiri atau menggunakan jasa konstruksi.

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PENGESAHAN………...……...………...….…... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ………... iii

KATA PENGANTAR………... iv

ABSTRACT... vi

ABSTRAK………...…………... vii

DAFTAR ISI………...…………... viii

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR TABEL………...…………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………….………...…..…... 1

1.2 Identifikasi Masalah...………..…………... 5

1.3 Tujuan Penelitian……….………...……... 5

1.4 Kegunaan Penelitian………...…………..…... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pajak...………...…... 7

2.1.1 Pengertian Pajak... 7

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Sistem Pemungutan Pajak... 9

2.1.4 Penggolongan Pajak... 10

2.2 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)... 12

2.2.1 Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN)………... 12

2.2.2 Sejarah Pajak Pertambahan Nilai... 12

2.2.3 Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai (PPN)…………...…. 15

2.2.4 Barang Kena Pajak (BKP)……….……... 18

2.2.7 Objek Pajak Pertambahan Nilai (PPN)………... 28

2.2.8 Dasar Pengenaan Pajak (DPP)………... 29

2.2.9 Tarif dan Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai(PPN)... 31

2.3 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Atas Kegiatan Membangun Sendiri... 32

2.3.1 Syarat Pengenaan PPN Atas Kegiatan Membangun Sendiri…...… 32

2.3.2 Saat dan Tempat Pajak Terutang………...……… 33

2.3.3 Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Atas Kegiatan Membangun Sendiri………..…….… 34

2.4 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Penggunaan Jasa Konstruksi... 36

2.4.1 Pengertian Jasa Konstruksi………..…...…...… 36

2.4.2 Jenis – Jenis Usaha Jasa Konstruksi………..…...…. 37

(5)

x Universitas Kristen Maranatha 2.4.4 Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Penggunaan

Jasa Konstruksi... 39

2.5 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 46

3.1.1 Sejarah Singkat Kontraktor “H”... 46

3.1.2 Struktur Organisasi... 47

3.1.3 Uraian Tugas dalam Kontraktor “H”... 47

3.2 Metode Penelitian... 48

3.2.1 Metode yang Digunakan... 49

3.2.2 Populasi Penelitian... 49

3.2.3 Sampel Penelitian... 50

3.2.4 Teknik Penarikan Sampel... 50

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data... 50

3.2.6 Metode Analisis... 52

3.3 Hipotesis... 52

3.3.1 Uji Normalitas... 53

3.3.1.1 Fungsi Uji Normalitas... 53

3.3.1.2 Langkah Uji Normalitas... 54

3.3.2 Uji Beda T – Test... 55

(6)

xi Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perhitungan Data………...……… 57

4.1.1 Hasil Perhitungan PPN Atas Kegiatan Membangun Sendiri…….... 57

4.1.2 Hasil Perhitungan PPN Menggunakan Jasa Konstruksi………...… 74

4.2 Perbandingan PPN ……….………...…… 108

4.3 Uji Normalitas………...… 108

4.4 Independent Sample T – Test………...…… 109

4.5 Pembahasan………... 110

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 111

5.2 Saran... 112

DAFTAR PUSTAKA………...… 113

LAMPIRAN………...… 115

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Contoh Perhitungan PPN Non Kumulatif……….….18

Tabel II Proyek Pembangunan Untuk Tempat Usaha

dan Rumah Tinggal di Kiaracondong………... 57

Tabel III Perhitungan PPN atas Kegiatan Membangun

Sendiri Kiaracondong……….………...59

Tabel IV Proyek Rumah Tinggal Kopo Brujul………...……...60

Tabel V Perhitungan PPN atas Kegiatan Membangun

Sendiri Kopo Brujul……….………..……...62

Tabel VI Proyek Rumah Tinggal Jalan Permata Ayu………63

Tabel VII Perhitungan PPN atas Kegiatan Membangun

Sendiri Permata Ayu……….……….……...66

Tabel VIII Proyek Rumah Tinggal Sumber Sari……….…….……....66

Tabel IX Perhitungan PPN atas Kegiatan Membangun

Sendiri Sumber Sari……….………..……...70

Tabel X Pembangunan Rumah Tinggal Perumahan Taman Kopo Indah……70

Tabel XI Perhitungan PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri

Taman Kopo Indah………73

Tabel XII Proyek Pembangunan untuk Tempat Usaha

dan Rumah Tinggal di Kiaracondong………... 74

Tabel XIII Perhitungan PPN atas Penyerahan Jasa Konstruksi Kiaracondong....82

Tabel XIV Proyek Rumah Tinggal Kopo Brujul……..………83

Tabel XV Perhitungan PPN atas Jasa Konstruksi Kopo Brujul……...……...87

(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha Tabel XVII Perhitungan PPN atas Penyerahan Jasa Konstruksi

Permata Ayu………...95

Tabel XVIII Proyek Rumah Tinggal Sumber Sari………..………96

Tabel XIX Perhitungan PPN atas Penyerahan Jasa Konstruksi Sumber Sari………..……….100

Tabel XX Pembangunan Rumah Tinggal Perumahan Taman Kopo Indah…...101

Tabel XXI Perhitungan PPN atas Penyerahan Jasa Konstruksi Taman Kopo Indah.………...……...107

Tabel XXII Perbandingan PPN………..……….….108

Tabel XXIII One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test………...109

(10)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.03/2010…………..115

(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman telah memicu banyak perubahan dalam segala bidang

kehidupan manusia, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, maupun hukum. Namun

yang paling utama adalah perubahan pada sektor ekonomi yaitu pajak yang

merupakan penerimaan negara dan digunakan untuk mengarahkan kehidupan

masyarakat agar lebih sejahtera. Kehidupan ekonomi sebagian besar dijalankan

dengan mengandalkan mekanisme pasar bebas, tetapi mekanisme tersebut tidak akan

berjalan dengan baik tanpa adanya campur tangan dari pemerintah. Untuk

menjalankan roda pemerintahan yang mampu menggerakkan mekanisme pasar

bebas, pemerintah memerlukan pajak dari masyarakat.

Di negara Indonesia, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar

negara yang dipungut oleh pemerintah. Pajak tersebut berasal dari rakyat dan

merupakan distribusi yang dilakukan dari rakyat kepada pemerintah. Pajak tersebut

digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin negara

ataupun pengeluaran non rutin negara. Salah satu pendapatan pajak yang besar

berasal dari pembangunan, karena pembangunan tidak hanya dipusatkan pada

wilayah perkotaan, tetapi sekarang ini pemerintah mengupayakan pembangunan di

pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Karena itu,

masyarakat wajib memberikan kontribusinya untuk pembangunan nasional dengan

(12)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Menurut Rochmat Soemitro seperti dikutip oleh Tunggul (2008:5) pengertian

pajak sebagai berikut:

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan

untuk membayar pengeluaran umum.”

Di Indonesia terdapat beberapa jenis pajak yaitu Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPNBM), Pajak

Bumi Dan Bangunan (PBB), Bea Materai (BM), Bea Perolehan Hak Tanah dan

Bangunan (BPHTB). Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sendiri memiliki pengertian

pajak atas konsumsi Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang

dilakukan di dalam Daerah Pabean. Yang dimaksudkan dengan daerah pabean adalah

wilayah Republik Indonesia yang didalamnya berlaku Undang-Undang Nomor 10

tahun 1995 tentang Kepabeanan, diantara lain meliputi wilayah darat, perairan, dan

ruang udara diatasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan

Landas Kontinen.

Dalam Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terdapat objek pajak berupa bangunan

yang terdiri dari kegiatan membangun sendiri dan kegiatan membangun

menggunakan jasa konstruksi. Pembahasan ini muncul karena sekarang ini

pembangunan semakin pesat, maka baik perusahaan atau orang pribadi yang akan

memperluas bangunannya atau membangun tempat tinggal dapat menggunakan

beberapa alternatif, diantaranya dengan membangun sendiri atau menggunakan jasa

konstruksi. Alternatif ini digunakan karena baik akan membangun sendiri ataupun

(13)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha Kegiatan membangun sendiri ini dikenakan PPN berdasarkan usulan dari

pengembang / developer untuk memberikan rasa adil bagi mereka, karena pada

waktu mereka membangun rumah, mereka akan dikenakan PPN, sehingga

seharusnya rumah yang dibangun sendiripun dikenakan PPN, tetapi pemerintah

kemudian membatasinya dengan batasan-batasan tertentu agar tidak merugikan

rakyat kecil, dengan membatasi luas bangunan yang akan dikenakan pajak tersebut.

Perubahan - perubahan yang terdapat dalam Undang – Undang mengenai kegiatan

membangun sendiri sebagai berikut:

1. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 595/KMK.04/1994

mengenai Batasan Dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas

Kegiatan Membangun Sendiri Yang Dilakukan Oleh Orang Pribadi Atau Badan

Tidak Dalam Lingkungan Perusahaan Atau Pekerjaan menyebutkan bahwa luas

bangunan yang dikenakan PPN adalah 400m2.

2. Kemudian diubah melalui Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP -

387/PJ./2002 mengenai Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan

Membangun Sendiri Yang Dilakukan Tidak Dalam Kegiatan Usaha Atau

Pekerjaan Oleh Orang Pribadi Atau Badan Yang Hasilnya Digunakan Sendiri

Atau Digunakan Pihak Lain menyebutkan bahwa luas bangunan yang dikenakan

PPN adalah 200m2.

3. Perubahan yang terakhir Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.03/2010

tentang Batasan dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan

Membangun Sendiri menyebutkan bahwa luas bangunan yang dikenakan PPN

(14)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha Melalui perubahan – perubahan diatas, jumlah PPN yang dibayarkan tidak berubah,

tetap sebesar 10% dikalikan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Dalam kegiatan

pembangunan menggunakan jasa konstruksi tidak terdapat perubahan – perubahan

pada undang – undangnya, PPN yang dibayarkan tetap adalah 10%.

Penelitian ini pernah dibahas oleh Vina pada tahun 2007 yang menggunakan

satu jenis objek yaitu suatu perusahaan yang akan memperluas gudangnya. Penelitian

ini memberikan hasil bahwa jumlah PPN yang dibayarkan melalui kegiatan

membangun sendiri lebih kecil jumlahnya, yaitu sebesar Rp. 14.704.760,00.

Sedangkan bila menggunakan jasa konstruksi, PPN yang harus dibayarkan sejumlah

Rp. 39.419.000,00, sehingga perusahaan melakukan penghematan pajak sebesar Rp.

24.714.240,00.

Pada penelitian ini, objek yang digunakan tidak hanya satu tetapi beberapa

objek, yaitu tempat yang akan dibangun menjadi tempat tinggal yang menggunakan

peraturan paling baru yaitu luas bangunan minimal 300m2, sehingga dapat

dibandingkan hasil perhitungannya secara lebih akurat. Tempat ini dimiliki oleh

orang pribadi, bukan badan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai

pemilihan antara membangun sendiri atau menggunakan jasa konstruksi, dan melihat

apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap jumlah pajak terutang yang

harus dibayarkan oleh orang pribadi, sehingga peneliti akan menuangkannya dengan

judul “Analisis Pemilihan Antara Kegiatan Membangun Sendiri Atau Menggunakan

Jasa Konstruksi Ditinjau Atas PPN Yang Harus Dibayar Oleh Orang Pribadi Dalam

(15)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan jumlah PPN yang harus dibayar jika orang pribadi

membangun sendiri atau menggunakan jasa konstruksi?

2. Manakah dari kegiatan membangun sendiri atau menggunakan jasa konstruksi

yang menunjukkan nilai PPN paling kecil guna penghematan pajak?

3. Seberapa besar penghematan PPN yang dapat dilakukan melalui kegiatan

membangun sendiri atau menggunakan jasa konstruksi?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, tujuan penelitian yang akan

dilakukan sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan jumlah PPN yang harus dibayar jika orang

pribadi membangun sendiri atau menggunakan jasa konstruksi.

2. Mengetahui manakah dari kegiatan membangun sendiri atau menggunakan jasa

konstruksi yang menunjukkan nilai PPN paling kecil guna penghematan pajak.

3. Mengetahui seberapa besar penghematan PPN yang dapat dilakukan melalui

kegiatan membangun sendiri atau menggunakan jasa konstruksi.

1.4 Kegunaan Penelitian

(16)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha 1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) terutama dalam hal kegiatan membangun sendiri atau menggunakan jasa

konstruksi.

2. Bagi Orang Pribadi

Sebagai informasi agar dapat memilih nilai pajak yang paling kecil antara

kegiatan membangun sendiri atau menggunakan jasa konstruksi untuk objek yang

akan dibangun.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi untuk para peneliti selanjutnya dan untuk menambah

(17)

111 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka peneliti

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan jumlah PPN yang harus dibayar jika orang pribadi

membangun sendiri atau menggunakan jasa konstruksi.

2. Berdasarkan kegiatan membangun sendiri atau menggunakan jasa kontraktor,

yang menunjukkan nilai PPN paling kecil guna penghematan pajak adalah PPN

atas kegiatan membangun sendiri. Hal ini dipengaruhi harga – harga barang

kebutuhan yang dapat diperoleh langsung dari toko sehingga harga dapat

diperoleh lebih murah, sedangkan jika menggunakan jasa konstruksi, setiap bahan

baku sudah dinaikkan dahulu harganya.

Lokasi PPN atas Kiaracondong Rp 78.049.574,00 Rp 195.733.000,00

Kopo Brujul Rp 17.626.683,00 Rp 49.814.800,00

Permata Ayu Rp 68.635.682,00 Rp 234.351.100,00

Sumber Sari Rp 63.844.421,00 Rp 176.030.000,00

(18)

BAB V Simpulan dan Saran 112

Universitas Kristen Maranatha 3. Penghematan PPN yang dapat dilakukan melalui kegiatan membangun sendiri

atau menggunakan jasa kontraktor Kiaracondong Rp 78.049.574,00 Rp 195.733.000,00 Rp 117.683.426,00

Kopo Brujul Rp 17.626.683,00 Rp 49.814.800,00 Rp 32.188.117,00

Permata Ayu Rp 68.635.682,00 Rp 234.351.100,00 Rp 165.715.418,00

Sumber Sari Rp 63.844.421,00 Rp 176.030.000,00 Rp 112.185.579,00

Taman Kopo Indah

Rp 51.187.696,00 Rp 153.062.000,00 Rp 101.874.304,00

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah ditentukan, maka peneliti memberi saran

sebagai berikut :

1. Bagi orang pribadi

Disarankan jika ingin membangun rumahnya lebih baik membangun

sendiri, karena PPN yang dibayarkan lebih kecil jumlahnya dibandingkan dengan

menggunakan jasa konstruksi.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti mengenai topik ini

dengan objek yang berbeda dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan

(19)

113 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Tunggul. (2008). Pengantar Hukum Pajak, Bayumedia Publishing, Jawa Timur.

Bagus, Ida. (2010). Sistem Akuntansi Perusahaan Jasa Konstruksi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Direktorat Jenderal Pajak. (1999). Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.

Direktorat Jenderal Pajak. (2002). Keputusan Jenderal Pajak Nomor 387/PJ./2002 tentang “Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri Yang Dilakukan Tidak Dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan Oleh Orang Pribadi Atau Badan Yang Hasilnya Digunakan Sendiri Atau Digunakan Pihak Lain”.

Direktorat Jenderal Pajak. (2010). Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE

70/PJ/2010 tentang “ Penyampaian Peraturan Menteri Keuangan Nomor

39/PMK.03/2010 Tentang Batasan dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2010 Tentang Tata Cara Pengisian Surat Setoran Pajak, Pelaporan, dan Pengawasan Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri.”

Direktorat Jenderal Pajak. (2010). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.03/2010 tentang “Batasan dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri.”

Hartono, Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman – Pengalaman, BPFE, Yogyakarta.

(20)

114

Universitas Kristen Maranatha Indriantoro, N., dan B. Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen, Edisi 2, Jakarta.

Resmi, Siti. (2008). Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi empat, Salemba Empat, Jakarta.

Sidharta, Vina. (2007). Analisis Pemilihan Alternatif Antara Membangun Sendiri Atau Menggunakan Jasa Kontraktor Ditinjau Atas PPN Yang Harus Dibayar Oleh Perusahaan (PT. Sinar Sosro) Dalam Melakukan Penghematan Pajak Yang Berdasarkan Pada Undang – Undang Perpajakan Yang Berlaku di Indonesia. Skripsi, Akuntansi, Maranatha, Bandung, (tidak dipublikasikan). Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Sukardji, Untung. (2005). Pajak Pertambahan Nilai, Edisi Revisi 2005, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Waluyo. (2002). Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Maksut dari perancangan buku ini adalah untuk memberikan informasi dan pengetahuan khususnya mngenai wisata kuliner khas kota Surakarta kepada para wisatawan yang

Tulisan merupakan cara atau media informasi yang memiliki kelebihan antara media-media dakwah lainnya seperti elektronik, berceramah, dan lain sebagainya. Hal ini

Khairi “Ketika tiang merariq saya berebeng pisuke, laguq araq masalah karena keluarge seninen tiang meleq pisuke saq penoq laloq dait melene kepeng pisuke bejulu ye ampqne ngawinan

1) Setiap kelompok membuat lima buah pertanyaan pada kertas yang telah dibagikan (sesuai materi setiap kelompok). 2) Kertas pertanyaan dilipat dua kali, dan jangan lupa

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan desain one shot case study dengan mengacu pada four D Model.Hasil dari penelitian yang telah dilakukan yaitu keterlaksanaan

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Niat dosen dalam menggunakan Research Information System(RIS) dipengaruhi : 1) Persepsi manfaat, yaitu keberadaan

Nilai penurunan kualitas spermatozoa dalam penelitian ini yaitu parameter motilitas dan kecepatan gerak spermatozoa sudah mencapai nilai nol seperti yang diharapkan