• Tidak ada hasil yang ditemukan

BABI PENDAHULUAN. Indonesia termasuk daerah dengan tingkat resiko gempa yang sangat tinggi,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BABI PENDAHULUAN. Indonesia termasuk daerah dengan tingkat resiko gempa yang sangat tinggi,"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia termasuk daerah dengan tingkat resiko gempa yang sangat tinggi, hal ini disebabkan karena wilayah Indonesia terletak pada daerah yang merupakan pertemuan antara dua sabuk gempa, yaitu Sabuk Sirkum - Pasifik dan Sabuk

Trans - Asia serta berada diantara empat sistem tektonik yang aktif yakni tapa I

batas lempeng Eurasia, lempeng Indo - Australia, lempeng Filipina dan lempeng

Pasifik. .

Pembangunan di Indonesia pada saat ini semakin pesat terutama di kota

-kota besar seperti Semarang, terutama bertambahnya jumlah gedung - gedung

bertingkat tinggi untuk perkantoran, hotel, apartemen, sehingga untuk mencapai tingkat keamanan yang lebih tinggi, bangunan - bangunan tersebut harus

(2)

dirancang tahan gempa. Dalam merancang bangunan yang tahan gempa harns dipertimbangkan keadaan lapisan tanah yang berbeda - beda dan keadaan geologi setempat karena pada tempat - tempat yang mempunyai jarak episenter yang sarna tidak selalu mempunyai derajat kerusakan yang sama hal ini dikarenakan adanya perbedaan dari lapisan dan jenis tanah dilokasi tersebut.

Sehubungan dengan ini, perlu dibuat suatu peta mengenai karakteristik tanah yang membagi suatu wilayah menjadi zona - zona berdasarkan jenis

tanahnya.

Dengan cara ini diharapkan res pons gempa dan perencanaan kota dapat lebih baik serta keselamatan penduduk disekitarnya dapat terjamin karena bencana akibat gempa bumi dapat dikurangi.

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Membuat peta kerentanan kependudukan tiap kecarnatan terhadap bahaya gempa dan peta mikrozonasi untuk kota Sernarang yang membagi kota menjadi zona - zona berdasarkan nilai perioda predominan dari lapisan tanah, peta ini dibuat berdasarkan dari data-data pengeboran dari Standar Penetrasi Test (SPT).

2. Mengevaluasi tingkat kerentanan pada kota Semarang, dikarenakan

peristiwa bencana alam gempa bumi mempunyai akibat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan penduduk beserta sarana - sarana penunjangnya.

(3)

1. Berdasarkan peta tersebut dapat diketahui keadaan tanah yang berguna

untuk merancang bangunan tahan gempa pada lokasi tertentu dan dapat ditentukan juga percepatan gempa maksimum terkoreksi dengan peri ode ulang tertentu.

2. Mengurangi korban - korban dan kerugian yang dia1ami penduduk

setempat pada saat terjadi bencana alam gempa bumi.

1.3 Pembatasan Masalah

Pada penulisan tugas akhir ini di1akukan pembatasan masalah guna mempersempit ruang lingkup pembahasan. Adapun pembatasan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penelitian dilakukan di wilayah kodya Semarang yang terdiri dari 16 kecamatan. Kecamatan - kecamatan itu sebagai berikut :Mijen, Gunungpati, Banyumanik, Gajah Mungkur, Semarang Selatan, Candisari, Tembalang, Pedurungan, Genuk, Gayarnsari, Semarang Timur, Semarang Utara, Semarang Tengah, Semarang Barat, Tugu, Ngaliyan.

Data yang dipergunakan untuk membuat peta mikrozonasi berupa data hasil pengeboran, percobaan SPT dan data sondir yang te1ah dilakukan di berbagai lokasi di kodya Semarang.

Data yang dipergunakan untuk mengukur tingkat kerentanaan terhadap bahaya gempa berupa data Bencana, data Fisik Bangunan, data Sosial dan Kependudukan Kodya Semarang.

1.4 Sistematika Pembahasan

(4)

8ab 1 Pendahuluan

Dalam bab ini menjelaskan latar belakang masalah, maksud dan tujuan penulisan, serta pembatasan masalah.

8ab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini menerangkan tentang hal- hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ditinjau, yang diperoleh dari kepustakaan serta laporan penelitian sebelumnya yang sudah ada.

8ab 3 Kondisi Geologi dan Kegempaan Kodya Semarang

Dalam bab ini membicarakan tentang latar belakang kondisi geologis serta kegempaan daerah Semarang dan sekitarnya.

8ab 4 Mikrozonasi Gempa Kodya Semarang

Bab ini menerangkan tentang mikrozonasi, cara - cara pembuatan peta mikrozonasi dari data lapangan dan perhitungan nilai periode predominan (Ts) serta nilai percepatan gempa terkoreksi.

8ab 5 Tingkat Kerentanan Kodya Semarang

Dalam bab ini dibicarakan tentang penentuan tingkat kerentanan dari berbagai faktor yaitu factor bencana, factor social - ekonomi, dan factor

fisik bangunan.

8ab 6 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan tentang mikrozonasi dan tingkat kerentanan serta saran yang akan diberikan pada tugas akhir ini.

(5)

Flowchart Mikrozonasi Gempa Maksimum dan Tingkat Kerentanan Terhadap Bahaya Gempa Di Kodya Semarang

Data Bencana :

.

Percepatan gempa

.

Populasi

.

Luas Kecamatan

.

Luas Bangunan

Rata ~ rata dan Standar deviasi II IXbi 4 b i=l

.

V (i)

=

n Sdb", =

L

(Xb(iJ ~ Avb)2 i=1 11-1 TlNJAUAN PUST AKA

Data Sosial- Ekonomi :

.

Jumlah Penduduk

.

JumlahPendudukWanita

.

JumlahPendudukLaki-Iaki

.

Jumlah Manula

.

Jumlah Rumah Tangga

Rata - rata dan Standar

deviasi

'i:<XS(i) - AVS)2

;-1

Data Fisik Bangunan :

. Jml bangunanTK . Jml bangunanSD . Jml bangunanSMP . Jml bangunanSMU . Jml bangunanMadrasah . Jm!bangunanUniversitas

.

Jm! bang Gereja . Jml bang Masjid

.

Jml bang Vihara . Jml bang Mushola

.

Jml bang Indutri Besar

.

Jm! bang lndutri Sedang

.

Jml bang lndustri Kecil

.

Jml bang Pemerintah

.

Jml bang Swasta

Rata - rata dan Standar

deviasi II

IX};

A

,(' i=l VJ (i)

=

n

I

n ~ L(XJ;i) - Avf)2 Sdlt(i)= ,=1 11-} 3

(6)

Standarisasi Data Faktor Bencana

BFb,,,=

,'tb(il - (Avb(i) - 2Sdb(iJ Sdb(i)

BF~" = bobot taktor bencana Xb(i, = besaran data faktor bencana Avb;,; = rata-rata dari data faktor bencana

di Semarang

Sdb,,, = standar deviasi dan data faktor bencana di Semarang

Tingkat Kerentanan Rencana

TFB

=:t

BFBi

te:.I] n

TFB lolal tal.~or bencana BFB, bobot taldor bencalla

II = Jumlah pengamatan taktor bencana

Skenario 1.

TK= 60%TFB+20%TFS +20%TFF

TK = tingkat kerentanan TFB=total faktor bene ana TFS=total fak10r sosial TFF=total faktor fisik

Peta Tingkat Kerentanan Pengarnb Gempa Skenario 1.

cp

Standarisasi Data Fakror 80sial BFS(i)=

Xs (i) - ~AVS(i) - 2Sds (i) } Sds(i)

BFS(i) = bobot faktor sosial

XS(i) =besaran data faktor sosial

A VSti) = rata-rata dari data faktor sosial di Semarang

SdS(i) = standar deviasi dari data

faktor sosial di

Semarang

TFS

=:t

BFSi

i~n n

TFS~ total filktor sosial

BFSi~ bobotfaldorsosial

II---jumlah pengamatan

faldor sosial

cp

Standarisasi Data Faktor Fisik BFtii)=

Xf(i) - (AvJ;i) - 2Sdf;i»)

SdJ;i)

= bobot t'aktor fisik = besaran data faktor fisik

= rata-rata dari data faktor

fisik di Semarang standar deviasi dari data fak"tor fisik di Semarang BFf(i) Xf(i) Avf(i) Sdf(i) Tingkat Kerentanan Fisik. n;F =

i

BFFi jocn n

TFF~ total faldor fisk

BFFi~ bobot fak~r fisik

n ==jumlah pengamatan filktor sosial

[KesimDUl~dan saran]

Kombinasi Faktor-Faktor 80sial dan Fisik Bangunan terhadap Bencana Gempa Skenario 2. TK= 33%TFB+33%TFS +33%TFF TK = tingkat kerentanan TFB=total faktor beneana TFS=total faktor sosial TFF=total faktor fisik

Peta Tingkat Kerentanan Pengarub Gempa Skenario 2.

Peta Tingkat Kerentanan Terhadap Bahaya Gempa di Kodya Semarang

Klasifikasi Tingkat Kerentanan Sangat rendah : TK ~ 1.50 Rendah : 1.50<T~2.00 Sedang : 2.00<T~.50 Tinggi : 2.50<TK~3.00 Sangat tinggi : TK>3.00

Referensi

Dokumen terkait

 Aku uka 0elo05at Makananku 8ortel Telinga ku 5an1ang Binatang a5akah akua.  Aku hi&amp;u5

Dengan adanya aplikasi belajar bahasa sasak berbasis mobile yang merupakan media pembelajaran nantinya akan mengartikan bahasa Indonesia ke bahasa sasak, maka

Pengendalian gulma secara kimia dilakukan di dua tempat yaitu pada gawangan dan piringan tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan (TBM). Secara umum organisasi

Bagaimana arsitektur Neural Network yang optimal untuk mendapatkan prediksi hasil produksi tanaman pangan berdasarkan data lahan suatu daerah guna menentukan kesesuaian lahan. 1.3

Dalam hal ini Teknisi dapat mengklaim kepada dealer atau pusat terhadap kendaraan yang telah dipesan oleh customer dengan mengganti unit dengan yang baru

Dari pernyatan penelitian tersebut, sudah diketahui bahwa formalin telah disalahgunakan oleh produsen dalam bahan tambahan makanan untuk itu di Pasar Bersehati

Terkadang sulit untuk menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini banyak faktor yang menyebabkan siswa tidak berminat dalam mengikuti

Sebelum diajukan ke pengadilan agama, biasanya perkara perceraian telah mele- wati serangkaian proses penyelesaian ter- lebih dahulu, baik oleh para pihak secara langsung