• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KESIAPAN BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Risala Nur Rahmawati

Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo E-mail: risala123@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) hubungan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar matematika, (2) hubungan kepercayaan diri terhadap prestasi belajar matematika, (3) hubungan kesiapan belajar terhadap kepercayaan diri dan (4) hubungan kesiapan belajar dan kepercayaan diri secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika.Hasil analisis korelasi momen produk Karl Pearson menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar terhadap prestasi belajar matematika sebesar 0,475

tergolong sedang, (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri terhadap prestasi belajar matematika sebesar 0,633 tergolong kuat, (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar terhadap kepercayaan diri sebesar 0,521

tergolong sedang dan (4) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dan kepercayaan diri secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika sebesar 0,890 tergolong sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar dan kepercayaan diri berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri.

Kata kunci: kesiapan belajar, kepercayaan diri , prestasi belajar matematika

PENDAHULUAN

Proses belajar yang pertama didapatkan oleh seseorang dari lingkungan keluarga. Setelah mencapai usia sekolah akan mendapatkan pendidikan dari lingkungan sekolah. Di dalam lingkungan sekolah akan mendapatkan berbagai macam pembelajaran yang dapat mengubah kepribadiannya.Menurut Witherington dalam Syaodih (2009: 155) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian seseorang, sebagai pola-pola respon baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Perubahan kepribadian pada diri siswa ketika proses belajar di sekolah, salah satunya perubahan mengenai kepercayaan diri siswa. Siswa yang memiliki percaya diri yang baik, siswa tersebut menyadari bahwa segala kelebihan yang dimiliki jika tidak dikembangkan maka tidak akan ada artinya,sehingga dengan percaya diri yang tinggi, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

(2)

Berdasarkan observasi di SMP Negeri 1 Kajoran pada kelas VIII, saat proses pembelajaran matematika berlangsung siswa mengalami beberapa masalah, yaitu dalam hal kegiatan diskusi pada proses pembelajaran, kurangnya kerjasama dan tidak semua siswa ikut berpartisipasi aktif dalam satu kelompok diskusi, dalam halkesiapan belajar siswa terhadap materi pembelajaran masih kurang, siswa belum percaya diri, prestasi belajar matematika pada siswa kelas VIII belum memenuhi kriteria kelulusan minimal.

Menurut Thantaway dalam Pongky (2014: 12) “percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat”. Percaya diri merupakan suatu kondisi psikologis seseorang yang dapat memberikan keyakinan untuk melakukan suatu tindakan, tanpa disertai perasaan ragu-ragu. Dengan keyakinan yang kuat akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Dengan demikian dengan kepercayaan diri yang tinggi, maka prestasi belajar siswa tinggi.

Selain percaya diri, faktor kesiapan merupakan suatu hal penting dalam proses belajar. Dengan kesiapan yang matang siswa akan dapat merespon proses pembelajaran dengan baik. Adanya respon yang muncul dari diri siswa ketika proses pembelajaran merupakan ciri bahwa siswa tersebut sudah ada kesiapan atau kematangan untuk belajar sehingga prestasi belajarnya tinggi.

Menurut Slameto (2013; 113) Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon didalam cara tertentu terhadap situasi tertentu. Siap atau tidaknya siswa dalam memberi respon dipengaruhi oleh keseluruhan kondisi pada suatu situasi. Dalam proses pembelajaran, kesiapan siswa dipengaruhi oleh usaha siswa dalam belajar. Menurut Wayan & Sumartana (1986: 221) Kesiapan belajar dipengaruhi oleh tingkat kematangan siswa. Siswa yang sudah matang, baik secara fisik dan secara psikis, maka siswa tersebut memiliki kesiapan yang lebih baik untuk menerima pelajaran baru dalam proses belajar.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dan kepercayaan diri siswa secara sendiri-sendiri dan bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika pada siswa kelas VIII

(3)

SMP Negeri 1 Kajoran tahun pelajaran 2014/2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dan kepercayaan diri terhadap prestasi belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kajoran tahun pelajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif (asosiatif), dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kajoran Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang pada bulan Desember 2014 sampai bulan Julitahun 2015. Populasinya seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kajoran tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari tujuh kelas. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode angket untuk mengukur kesiapan belajar dan kepercayaan diri siswa. Instrumen pengumpulan data berupa angket/kuesioner, dilihat dari sudut pandang cara menjawabnya adalah kuesioner tertutup, dilihat dari jawaban yang diberikan merupakan kuesioner langsung dan dipandang dari bentuknya, jenis kuesioner ini merupakan kuesioner pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan korelasi dan regresi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah data dikumpulkan, dilakukan pengolahan data. Teknik pengolahan data dilakukan dengan pengujian prasyarat dan pengujian hipotesis. Uji prasyarat dilakukan dengan pengujian normalitas data yaitu dengan rumus Chi Kuadrat.Uji normalitas data kesiapan belajar diperoleh = 5,446. Dengan daerah kritik uji normalitas data kesiapan belajar adalah | > 7,815 . Dengan demikian, maka tidak termasuk dalam daerah kritik sehingga diterima, maka disimpulkan bahwa populasinya berdistribusi normal. Uji normalitas data kepercayaan diri diperoleh = 4,491. Dengan daerah kritik uji normalitas data kesiapan belajar adalah | > 7,815 . Dengan demikian, maka tidak termasuk dalam daerah kritik sehingga diterima, maka disimpulkan bahwa populasinya berdistribusi normal. Uji normalitas data prestasi belajar matematika diperoleh = 6,522. Dengan daerah kritik uji normalitas data kesiapan belajar adalah | > 7,815 . Dengan demikian, maka

(4)

tidak termasuk dalam daerah kritik sehingga diterima, maka disimpulkan bahwa populasinya berdistribusi normal.Dari hasil uji normalitas data harga lebih kecil dari harga maka dikatakan bahwa ketiga data berdistribusi normal. Karena berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik parametris, yaitu dengan korelasi momen produk Karl Pearsondan regresi.

Koefisien korelasi sederhana dengan menggunakan perhitungan koefisien korelasi momen produk Karl Pearson.Koefisien korelasi linear antara dan sebesar

0,475 termasuk pada kategori sedang, dan uji signifikansinya diperoleh = 2,750,

dengan daerah kritik | > 1,706 , termasuk dalam daerah kritik, sehingga ditolak. Maka ada hubungan yang positif dan signifikan antara (kesiapan belajar) dan (prestasi belajar), yang berarti jika kesiapan belajarnya baik maka prestasi belajarnya tinggi. Dengan demikian, maka terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar terhadap prestasi belajar matematika.

Koefisien korelasi linear antara dan sebesar 0,633 termasuk pada kategori kuat,dan uji signifikansinya diperoleh = 4,169 , dengan daerah kritik

| > 1,706 , termasuk dalam daerah kritik, sehingga ditolak. Maka ada

hubungan yang positif dan signifikan antara (kepercayaan diri) dan (prestasi belajar), yang berarti bahwa jika kepercayan dirinya baik maka prestasi belajarnya tinggi. Dengan demikian, maka terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri terhadap prestasi belajar matematika.

Koefisien korelasi linear antara dan sebesar 0,521 dan koefisien korelasi linear ganda sebesar 0,890 termasuk pada kategori kuat, dan uji signifikansinya diperoleh = 3,109. Dengan daerah kritik | > 1,706 , maka termasuk kedalam daerah kritik, sehingga ditolak. Maka ada hubungan yang positif dan signifikan antara (kesiapan belajar) dan (kepercayaan diri), yang berarti bahwa jika kesiapan belajarnya baik maka kepercayaan dirinya baik. Dengan demikian, maka terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar terhadap kepercayaan diri.

Koefisien korelasi ganda sebesar 0,890 termasuk pada kategori kuat. Jadi terdapat hubungan yang kuat antara dan dengan , dan uji

(5)

signifikansinya! = 47,491. Dengan daerah kritik !|! > 3,390 , maka !

termasuk dalam daerah kritik, sehingga ditolak. Maka ada hubungan yang positif dan signifikan antara (kesiapan belajar) dan (kepercayaan diri) dengan (prestasi belajar), yang berarti bahwa jika kesiapan belajar dan kepercayaan diri secara bersama-sama baik maka prestasi belajarnya tinggi. Dengan demikian, maka terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dan kepercayaan diri secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika.

Selanjutnya peneliti melakukan analisis regresi sederhana dan regresi ganda. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini diperolehpersamaan regresi linear sederhana dan yaitu " = 8,242 + 1,000 , persamaan regresi linear sederhana dan yaitu " = $−10,965& + 1,330 , persamaan regresi linear sederhana dan yaitu " = 26,318 + 0,522 ', persamaan regresi linear ganda yaitu " = 3,448 + 0,420 + 0,653 .

Selanjutnya peneliti melakukan uji linearitas regresi. Dari hasil uji linearitas dan diperoleh ! = 1,270. Daerah kritik untuk uji linearitas dan adalah

!|! > 2,530 . Dengan demikian, maka ! tidak termasuk dalam daerah kritik,

sehingga diterima. Maka hubungan antara dan linear. Uji linearitas dan diperoleh ! = 0,866. Daerah kritik untuk uji linearitas dan adalah

!|! > 4,500 . Dengan demikian, maka ! tidak termasuk dalam daerah kritik,

sehingga diterima. Maka hubungan antara dan linear. Uji linearitas dan diperoleh ! = 0,480. Daerah kritik untuk uji linearitas dan adalah

!|! > 2,530 . Dengan demikian, maka ! tidak termasuk dalam daerah kritik,

sehingga diterima. Maka hubungan antara dan linear. Dari hasil uji linearitas, ketiga data linear, yang berarti bahwa setiap perubahan yang terjadi pada suatu variabel diikuti perubahan yang seimbang dengan variabel lainnya.

Dari hasil uji keberartian regresi dan diperoleh ! = 7,564. Daerah kritik untuk uji keberartian regresi dan adalah !|! > 4,230 . Dengan demikian, maka

! termasuk dalam daerah kritik, sehingga ditolak. Maka regresi dan berarti. Uji keberartian regresi dan diperoleh ! = 17,380. Daerah kritik untuk uji keberartian regresi dan adalah !|! > 4,230 . Dengan demikian, maka

(6)

! termasuk dalam daerah kritik, sehingga ditolak. Maka regresi dan berarti. Uji keberartian regresi dan diperoleh ! = 9,381. Daerah kritik untuk uji keberartian regresi dan adalah !|! > 4,230 . Dengan demikian, maka !

termasuk dalam daerah kritik, sehingga ditolak. Maka regresi dan berarti. Uji keberartian regresi ganda diperoleh ! = 3,640. Daerah kritik untuk uji keberartian regresi ganda adalah !|! > 3,390 . Dengan demikian, maka ! termasuk dalam daerah kritik, sehingga ditolak. Maka regresi ganda berarti. Dari hasil uji keberartian regresi sederhana dan uji keberartian regresi ganda yaitu berarti. Yang artinya bahwa sampel yang diambil dapat digeneralisasi atau berlaku untuk seluruh populasi.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari seluruh kegiatan penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dan kepercayaan diri terhadap prestasi belajar matematika baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kajoran tahun pelajaran 2014/2015.

Berdasarkan pengalaman selama kegiatan penelitian, maka saran-saran yang dapat diajukan yaitu hendaknya siswa melakukan kesiapan belajar dengan sebaik-baiknya, supaya pada saat proses belajar menjadi percaya diri dan dapat memahami materi pelajaran dengan dengan baik, dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Pongky. 2014. Siapa Takut Tampil Percaya Diri. Yogyakarta: Parasmu.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurkancana, Wayan & Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

d. Adanya peraturan perundangan yang menghambat pemeriksaan, seperti peraturan terkait kerahasiaan bank dan terkait pemeriksaan pajak. Hasil pemeriksaan BPK tidak ditindaklanjuti

nilai bunga modal dengan biaya variabel yang dihitung berdasarkan bunga bank yang berlaku pada saat penelitian, dinilai dalam satuan rupiah per satu kali proses

setelah studi lanjut yang dilakukan oleh Yayasan Slamet Rijadi.. yaitu diselesaikan dengan

judul tugas akhir Perancangan Struktur Gedung Kuliah Bersama Fakultas Teknik. Universitas Indonesia belum pernah

Pejabat pada JPT, JA (jenjang Admistrator / Pengawas) pada organisasi penelitian, pengembangan, dan/atau pengkajian yang memiliki kesesuaian antara jabatan terakhir

Penelitian ini berjenis observasional dengan rancangan cross sectional design. Variabel bebas yang akan diteliti adalah pekerjaan, usia, jenis kelamin, dan lama bekerja,

Signposts in Cyberspace: the Domain Name System and Internet Navigation, Washington D.C.: The National Academies Press.. In Search of Jefferson’s Moose: Notes of the