Exponential smoothing Exponential smoothing
This is a widely used forecasting technique in retailing even though it has not proven to in retailing, even though it has not proven to
be especially accurate,
Exponential
Smoothing
• n‐Period Moving Average menggunakan
hanya n periode data untuk melakukan
hanya n periode data untuk melakukan
peramalan– thethe restrest ofof thethe datadata isis
ignored ignored,
E ti l S thi
E ti l S thi k
•• ExponentialExponential SmoothingSmoothing menggunakan semua
semua data series untuk melakukan
peramalan dengan bobot lebih kecil
Penulisan
Lambang
Peramalan
Penulisan
Lambang
Peramalan
• Data Deret waktu yt , t=1,2,3,... T
• Data peramalanp
y
ˆ
• τÆ forecast lead time /delay
( )
t t
y
−τ• τÆ forecast lead time /delay
ˆ
ˆ
y
=
y
• Jika Æ meramalkan data
pada t=12 berdasarkan data t=10
( ) ( )
12 12 2 12 10
Proses Konstan
(Pemulusan Eksponensial Sederhana α)
• Proses: Xt = β+εt
• Permasalahannya:Permasalahannya:
β sebenarnya mengalami perubahan secara
l b k hi il i β id k
lambat menurut waktu sehingga nilai β tidak
Single
Exponential
Smoothing
Single
Exponential
Smoothing (SES)
(SES)
Single
Exponential
Smoothing
Single
Exponential
Smoothing (SES)
(SES)
M t d M i A k di h
• Metode Moving Average mengakomodir pengaruh data beberapa periode sebelumnya melalui
pemberian bobot yang sama dalam proses merata‐
pemberian bobot yang sama dalam proses merata rata,
• Hal ini berarti bobot pengaruh sekian periode datap g p
tersebut dianggap sama,
• Dalam kenyataannya, bobot pengaruh data yang
l bih b ti l bih b
lebih baru mestinya lebih besar,
• Adanya perbedaan bobot pengaruh ini diakomodir metode SES dengan menetapkan bobot secara
metode SES dengan menetapkan bobot secara eksponensial,
First
Order
Exponential
Smoothing
First
Order
Exponential
Smoothing
• Pemulus yang cepat bereaksi terhadap
perubahan p
• Berikan bobot yang menurun secara
geometrik Æ discount factor θ
geometrik Æ discount factor θ
Permasalahan Æ total bobot tidak sama
• Permasalahan Æ total bobot tidak sama
dengan 1 Bobot 1 0 1 1 T t T
θ
θ
θ
θ
− −=
+ + +
∑
0 tθ
θ
θ
θ
=+ + +
∑
K
Total Deret Geometri Total Deret Geometri
(
1)
0(
1)
1 n T T a r(
1)
θ θ
(
1)
θ
1 1 1 1 1 T n a r S rθ θ
θ
θ
θ
− − − = = = ≠ − − −• Total dari bobot:
Sesuaikan pemulus pada Eq. (4.3) Æ
mengalikannyag y dengang (1( ‐ θ)/(1)/( ‐ θT)). Untuk T
yang besar θT mendekati nol. Sehingga rata‐
rata terboboti eksponensial menjadi:(1 θ ) T 1θt 1
−
−
∑
=rata terboboti eksponensial menjadi:( )
0 1 1 t θ θ = −
∑
=• Alternate expression in a recursive formAlternate expression in a recursive form for simple exponential smoothing is given by
by
Thesimple exponential smoother is often Thesimple exponential smoother is often
represented in a different form by setting λ =1- θ
ˆ
%
Nilai
inisiasi
;
y
%
Nilai
inisiasi
;
y
0• T gets large and hence (I – λ)T gets small, the contribution of y0 to Yt becomes negligible
of y0 to Yt becomes negligible.
• Thus for large data sets, the estimation of y0 has little
relevance. relevance.
Nilai
y yang
paling
sering
digunakan:
Nilai
y
0yang
paling
sering
digunakan:
S y% y f h h i h
1. Set . If the changes in the process
are expected to occur early and fast. This
0 1
y = y
choice for the starting value for yt is
reasonable. reasonable.
2. Take the average of the available data or a
b t f th il bl d t d t
subset of the available data, . and set
. If the process is at least at the
y 0
y% = y f p
beginning locally constant, this starting
value may be preferred
0
y y
Ragam
Bobot
Bobot Pe
Pemulusan
mulusan MA
MA
vs
vs SES
SES
Bobot
Bobot Pe
Pemulusan
mulusan MA
MA
vs
vs SES
SES
Perbandingan Bobot Penghalusan Moving Average Dengan Single Exponential Smoothing
0.7 0.8 0.5 0.6 e ngha lu s a n SES(0 7) 0.3 0.4 b ot da la m p e SES(0.7) MA(3) MA(6) 0.1 0.2 Bo b 0 1 2 3 4 5 6 7 Periode sebelumnya
Ilustrasi SES
dengan
α
=
0 2
Ilustrasi SES
dengan
α
=
0,2
Rataan 6 data
pertama
=(0,2*5)+(0,8*5,5)
Periode (t) Data (Xt) Smoothing (St) Forecasting (Ft)
1 5 5,40000 5,50000 2 7 5 72000 5 40000 2 7 5,72000 5,40000 3 6 5,77600 5,72000 4 4 5,42080 5,77600 4 4 5,42080 5,77600 5 5 5,33664 5,42080 6 6 5,46931 5,33664 =S1 7 8 5,97545 5,46931 8 7 6,18036 5,97545 9 8 6 54429 6 18036 9 8 6,54429 6,18036 10 7 6,63543 6,54429 11 6,63543, 12 6,63543
Seberapa
Mulus
data
yang
dihasilkan?
Bagaimana jika digunakan α yang lebih besar?
Semakin kecil nilai α,
semakin “smooth”
data deret waktu
Review
• Exponential smoothing merupakan suatu cara untuk
menghilangkane g a g a e e aca da de et a tu de ga efek acak dari deret waktu dengan
menggunakan semua data deret waktu hingga periode
sekarang.g
• Nilai Pemulusan (Level) pada periode ke‐t:
((dd kk ll kk )) (( )()(dd ll b lb l ))
α
α((datadata aktualaktual sekarangsekarang)) ++ (1(1‐‐αα)()(datadata pemulusanpemulusan sebelumnyasebelumnya))
• Peramalan periode t+1= Data pemulusan periode t
• Inisialisasi:
Nilai Pemulusan pertama
Nilai Pemulusan pertama == RataanRataan 66 datadata pertamapertama Nilai Pemulusan pertama
Nilai Pemulusan pertama == RataanRataan 66 datadata pertamapertama
• Semakin kecil nilai α, semakin sedikit pergerakan data
deret waktu deret waktu
Pemilihan
Model
Pemilihan
Model
B b d l d t dit k t k d t
• Beberapa model dapat diterapkan untuk data yang
sama (MA dengan m = 3 atau m = 6, SES dengan α =
0,3 atau α = 0,4) 0,3 atau α 0,4)
Î mana yang dipilih??
• MembagiMembagi datadata menjadimenjadi duadua bagian,bagian, trainingtraining dandan
testing
• Trainingg: bagiang data yangy g g digunakan untuk
smoothing atau modeling
• Sebagai ilustrasi misalkan data time series
• Sebagai ilustrasi, misalkan data time series
yang ada berupa data bulanan dari Januari
hi Okt b
2005 hingga Oktober 2007,
• Katakanlah data 33 bulan terakhir disisihkan
untuk verifikasi,
• Dengan demikian data Januari 2005 hingga
• Dengan demikian, data Januari 2005 hingga
Juli 2007 sebagai data training dan digunakan
untuk penerapan metode‐metode analisis
time series;;
• sementara data Agustus 2007 hingga
Oktober 2007 sebagai data testing
Pemilihan
Model
(lanjutan)
Pemilihan
Model
(lanjutan)
8 9 6 7 S l 4 5 Semula MA(m=3) MA(m=6) SES(0.3) SES(0 4) 2 3 SES(0.4) 0 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Waktu
Berapa
nilai
α
yang
harus
digunakan?
Berapa
nilai
α
yang
harus
digunakan?
T d li i/ b d l
• Tergantung pada peneliti/pembuat model
• Jika penelitip mempertimbangkanp g beberapap
nilai α Æ menghitung ramalan menggunakan
masing2g nilai
– HANYA gunakan α yang memberikan hasil yang
bermanfaat (misal,( , bukan α = 0))
• Nilai performa ramalan(MSE, MAD, MAPE,
LAD) yang terkecil dapat digunakan unuk
LAD) yang terkecil, dapat digunakan unuk
Accuracy
Measures
Accuracy
Measures
• Beberapa ukuran yang dapat dipakai untuk penilaian
seberapa baik metode mengepas data:
¾Mean Absolute Deviation (MAD)
1 ˆ
| |
n
t t
MAD = ∑ X − X
¾Mean Squared Deviation (MSD)
1 | t t | t MAD X X n∑= 2 1 1 ˆ ( ) n t t t MSD X X n = = ∑ −
¾Mean Absolute Percentage Error (MAPE) ˆ 1 100% n t t X X MAPE = ∑ − × 1 100% t t MAPE n = X × ∑
• First‐order exponential smoothing hanya sesuai
untuk data deret waktu yangy g stasioner.
• Apabila data deret waktu tidak
stasioner(mengandung trend) dapat
stasioner(mengandung trend) dapat
menggunakan second‐order exponential
h
Pemulusan Eksponensial untuk
proses tren linear
• Xt = β0+ β1t+εt 40 45 50 40 45 50 • E(εt)=0 dan V(εt)=σε2 • Permasalahannya: 25 30 35 40 25 30 35 40 y • β0 dan β1 berubahsecara lambat menurut 5 10 15 20 5 10 15 20
secara lambat menurut
waktu, sehingga
penduga bagi β dan β 0 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 0 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
penduga bagi β0 dan β1
tidak unik.
• E(X )=β + β t
Double
Exponential
Double
Exponential
S
thi
S
thi
(DES)
(DES)
Smoothing
Smoothing (DES)
(DES)
• DigunakanDigunakan untukuntuk datadata yangyang memilikimemiliki polapola
tren
h d l k k d k l
• Semacam SES, hanya saja dilakukan dua kali
¾Pertama untuk tahapanp ‘level’
• AA moremore rigorousrigorous approachapproach wouldwould involveinvolve
fitting a linear regression model in time to the
available data that gives
Minitab
Approach
Minitab
Approach
"Double Exponential Smoothing" option
available in Minitab is a slightly differentg y
approach based on Holt's method (Holt [
1957]) 1957]).
This method divides the time series data into
two components:
two components:
Minitab
Approach
(lanjutan)
Minitab
Approach
(lanjutan)
The sum of the level and trend components at time-t can be used as the one-step-ahead (t + I) forecast
Ilustrasi DES dengan α = 0,2 dan γ = 0,3 (output minitab) Ilustrasi DES dengan α 0,2 dan γ 0,3 (output minitab)
t Xt Lt Tt St Ft 1 12 50 11 9676 0 571600 11 9676 11 8344 1 12,50 11,9676 0,571600 11,9676 11,8344 2 11,80 12,3913 0,527251 12,3913 12,5392 3 12 85 12 9049 0 523136 12 9049 12 9186 3 12,85 12,9049 0,523136 12,9049 12,9186 4 13,95 13,5324 0,554456 13,5324 13,4280 5 13 30 13 9295 0 507245 13 9295 14 0869 5 13,30 13,9295 0,507245 13,9295 14,0869 6 13,95 14,3394 0,478042 14,3394 14,4367 7 15,00, 14,8539, 0,488996, 14,8539, 14,8174, 8 16,20 15,5143 0,540420 15,5143 15,3429 9 16,10 16,0638 0,543134 16,0638 16,0548 10 16,6069 11 17,1501 12 17,6932
Data
Penjualan
Thermostat
206 189 172 255 245 244 210 303 185 209 205 282 169 207 244 291 162 211 218 280 177 210 182 255 207 173 206 312 207 173 206 312 216 194 211 296 193 234 273 307 230 156 248 281 212 206 262 308 192 188 258 280 162 162 233 345 Slide 36 http://personal.cb.cityu.edu.hk/msawan/teaching/ms6215/Ex ponential%20Smoothing%20Methods.ppt– Tidak ada pola musiman musiman ⇒ Metode pemulusan eksponensial dapat eksponensial dapat diterapkan • Eksplorasi:
– Secara umum terdapat tren naik
– Secara umum terdapat tren naik
– Tingkat pertumbuhannya berubah‐ubah selama
i d i
Slide 37
Tahapan
Pemulusan
Exponensial
Tahapan
Pemulusan
Exponensial
• LangkahLangkah 11:: InisiasiInisiasi dugaandugaan ℓℓ00 dandan tt00 dengandengan melakukanmelakukan
regresi untuk t dan Yt dengan metode OLS
– yy‐interceptintercept = ℓℓ0;; slopeslope = tt0
• teladan
– Lakukan regresi antara t dan Yt (observasi)
– Trend line ℓ 66 3966 t 2 32 ˆt 166,396 2,325 y = + t – ℓ0 = 166,3966; t0 = 2,325 Slide 39
Exponential
Smoothing (lanjutan)
• Langkah 2:g hitungg nilai yy11 dari t=0ˆT h( ) T T 0, 1 y + T = l + ht T = h = • Contoh: ˆ (0)1(0) l0 +t0 166 396 2 325 168 721166,396 2,325 168,721+ y = l + =t + = Slide 40
Exponential
Smoothing (lanjutan)
• Langkah 3g 3: perbaikip dugaang ℓTT dan tTT (using( g somepredetermined values of smoothing constants)
• Misal: t α = 0.2 dan γ = 0.1 1 = α x1 + −(1 α)( 0 + t0) l l 0.2(206) 0.8(166,396 2,325) 176,376 = + + = 1 ( 1 0) (1 ) 0 0.1(176,376 166,396) 0.9(2,325) 3,09027 t = γ − + −γ t = − + = l l 2 1 1 ˆ (1) 176,376 3,09 179, 4668 y = + =l t + = Slide 41
Output
Minitab
Xt t SMOO FITS Xt t SMOO FITS 206 1 176,176 168,721 245 2 192,397 179,247 185 3 194,426 196,783 169 4 192,661 198,576 162 5 189 375 196 219 162 5 189,375 196,219 177 6 189,199 192,249 207 7 194 814 191 768 207 7 194,814 191,768 . . . . . . . . . . . . 307 48 301,688 300,36 281 49 301 595 306 744 281 49 301,595 306,744 308 50 306,509 306,136 280 51 304,87 311,087 Slide 42 280 51 304,87 311,087 345 52 316,061 308,827• E ercise b k montgomer
• Exercise 4.1 buku montgomery
Tugas
Kelompok
Tugas
Kelompok
• Gunakan data yang anda kumpulkan pada
pertemuan pertama
p p
• Lakukan pemulusan dengan metode yang
paling sesuai
paling sesuai
• Berikan komentar anda terhadap hasil