• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kanwil Kemenkumham Provinsi Gorontalo. bangunan 1160 m2. Dengan batas wilayah :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kanwil Kemenkumham Provinsi Gorontalo. bangunan 1160 m2. Dengan batas wilayah :"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Kanwil Kemenkumham Provinsi Gorontalo.

Kanwil Kemenkumham Gorontalo merupakan kantor pengayoman bagi masyarakat Gorontalo khususnya dalam bidang pelayanan hukum dan ham. Kanwil Kemenkumham Gorontalo dibangun pada tanggal 31 desember 2003 dan mempunyai luas tanah sebesar 18726 m2 dan luas bangunan 1160 m2. Dengan batas wilayah :

1. Sebelah Utara berdekatan dengan Rumah Dinas Kejati 2. Sebelah Timur berdekatan dengan perumahan

3. Sebelah Selatan berdekatan dengan Kampus Pasca Sarjana

4. Sebelah Barat berdekatan dengan Pengadilan Tinggi Provinsi Gorontalo.

Adapun visi dari kanwil gorontalo yaitu “Masyarakat Gorontalo memperoleh kepastian hukum dalam rangka mewujudkan kesejahteraan yang berlandaskan rasa aman, adil, dan kepastian yang berusaha”. Sedangkan Misi dari Kemekumham yaitu1 :

1. Menyelenggarakan peningkatan kompetensi aparatur Hukum dan HAM

2. Menyelenggarakan tertib administrasi

1

(2)

3. Menyelenggarakan pelayanan dan penegakan hukum di bidang pemasyarakatan, keimigrasian, administrasi hukum umum dan hak kekayaan intelektual.

4. Menyelenggarakan penyuluhan hukum dan sosialisasi produk hukum kepada masyarakat.

5. Menyelenggarakan perlindungan, pemajuan, penghormatan dan pemenuhan HAM.

Kanwil Kemenkumham Gorontalo memiliki jumlah pegawai sebanyak 90 orang dan menjabat sebagai kepala Kanwil Kemenkumham Gorontalo yaitu Bpk Drs.Purwadi Utomo Bc.IP., SH.

Kanwil Kemenkumham Gorontalo terbagi menjadi 4 bidang kerja yang terdiri dari :

1. Administrasi yang diketuai oleh Bpk Ajar Anggono, SH., MH 2. Pelayanan Hukum dan HAM diketeuai oleh Bpk Daulat P.

Silitonga, SH.,MHum

3. Pemasyarakatan yang diketuai oleh Bpk Teguh Basuki, Bc.IP, S.Sos

(3)

4.2Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kasus pelanggaranhak

Cipta dalam bidang perangkat lunakkomputer.

Sebagai pengguna maupun pemakai dari komputer, sebaiknya menentukan perangkat lunak mana yang akan dipakai dan disesuaikan untuk kebutuhan serta keuangan yang anda miliki. Penggandaan perangkat lunak sendiri pada hakekatnya adalah pelanggarakan terhadap hak cipta atau yang biasa sebut dengan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang dilakukan oleh para pengguna. Adapun definisi dari hak cipta itu sendiri menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta (Undang-undang Hak Cipta) Bab I Pasal 1 adalah “merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Adapun pengecualian yang dapat dilakukan menurut undang-undang tersebut pada pasal 15 dijelaskan sebagi berikut :

1) Penggunaan ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta;

2) Pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan pembelaan di dalam atau di luar pengadilan;

(4)

3) Pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan :

a) Ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan; atau

b) Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta; 4) Perbanyakan suatu ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra

dalam huruf braille guna keperluan para tunanetra, kecuali jika perbanyakan itu bersifat komersial;

5) Perbanyakan suatu ciptaan selain program komputer, secara terbatas dengan cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya;

6) Perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis atas karya arsitektur, seperti ciptaan bangunan;

7) Pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.

Pada Undang-undang Hak Cipta terdapat beberapa pasal yang beraitan dengan ketentuan

spesifik dengan perangkat lunak, antara lain :

1. Pasal 2 Ayat (2), pencipta atau pemegang hak cipta atas karya sinematografi dan program komputer memiliki hak untuk

(5)

memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial.

2. Pasal 15 Ayat (g), pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.

3. Pasal 30 Ayat (1), tentang hak cipta atas ciptaan program komputer berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali diumumkan.

4. Pasal 45 – 46, tentang lisensi piranti lunak (Perangkat lunak). 5. Pasal 56, hak cipta berhak mengajukan gugatan ganti rugi.

6. Pasal 72 Ayat (1), barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana minimal 1 bulan dan/atau minimal Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah), atau pidana penjara maksimal 7 tahun dan/atau denda maksimal Rp. 5.000.000.000,- (Lima Miliar Rupiah).

7. Pasal 72 Ayat (2), barangsiapa dengan sengaja menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta pidana penjara maksimal 5 tahun dan/atau denda maksimal Rp. 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah).

8. Pasal 72 Ayat (3), barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu

(6)

program komputer dipidana dengan pidana penjara maksimal 5 tahun dan/atau denda maksimal Rp. 500.000.000,- (lima Ratus Juta Rupiah)

Pada pasal 72 Ayat (3) terlitah jelas bagi pelanggaran terhapat point tersebut lebih ditujukan kepada para pengguna perangkat lunak bajakan

(Individual end User) dan institusi bisnis atau komersial (Corporate end User) yang memperbanyak secara perangkat lunaksecara ilegal dan untuk kepentingan komersial akan dipidana dengan pidana penjara maksimal 5 tahun dan/atau denda maksimal Rp. 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah).

Dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Undang-undang Hak Cipta disebutkan bahwa program komputer adalah “Sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi-instruksi tersebut”. Kesimpulan itulah yang membuat mengapa suatu perangkat lunak perlu dilindungi. Pada Justisiari P. Kusumah2 ada beberapa jenis lisensi yang diberikan terhadap suatu perangkat lunak, antara lain : lisensi komersial, lisensi percobaan perangkat lunak (Shareware), lisensi untuk penggunaan non kemersial, lisensi freeware, dan lisensi lain (Open Source).

(7)

1) Jenis lisensi komersial adalah lisensi yang diberikan kepada perangkat lunak-perangkat lunak yang bersifat komersial dan digunakan untuk kepentingan-kepentingan komersial (bisnis). Misalnya : Sistem operasi Microsoft Windows (98, ME, 200, 2003, Vista), Microsoft Office, PhotoShop, Corel Draw, Page Maker, AutoCAD, Perangkat lunak Aniti Virus (Norton Anti, MCAffee, Seagate, AVG, dll), Perangkat lunak Firewall (Tiny, Zona Alarm, Seagate, dll).

2) Jenis lisensi percobaan perangkat lunak (Shareware) adalah jenis lisensi yang diberikan kepada perangkat lunak-perangkat lunak yang bersifat percobaan (trial atau demo version) dalam rangka uji coba terhadap perangkat lunak komersial yang akan dikeluarkan sebelum perangkat lunak tersebut dijual secara komersial atau pengguna diijinkan untuk mencoba terlebih dahulu sebelum membeli perangkat lunak yang sebenarnya (Full Version) dalam kurun waktu tertentu, misalnya 30 s/d 60 hari.

3) Jenis lisensi untuk penggunaan non kemersial adalah jenis lisensi yang diberikan kepada perangkat lunak-perangkat lunak yang bersifat non komersial dan digunakan untuk kepentingankepentingan non komersial seperti pada instritusi pendidikan (sekolah dan kampus) dan untuk penggunaan pribadi.

4) Jenis lisensi Freeware adalah jenis lisensi yang diberikan kepada perangkat lunak-perangkat lunak yang bersifat mendukung atau

(8)

memberikan fasilitas tambahan (tools) dengan kemampuan yang terbatas dibandingkan dengan versi yang untuk penggunaan komersial (bisnis). 5) Jenis lisensi lain (Open Source) adalah jenis lisensi yang diberikan kepada

perangkat lunak-perangkat lunak yang bersifat Open Source atau menggunakan hak cipta publik yang dikenal sebagai GNU Public License (GPL) yang bisa anda baca secara lengkap di http://www.gnu.org. Adapun prinsip dasar GPL berbeda dengan hak cipta, GPL pada dasarnya berusaha memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi pencipta perangkat lunak untuk mengembangkan kreasi perangkatnya dan menyebarkannya secara bebaskemasyarakat umum (publik). Tentunya dalam penggunaan GPL ini kita masih terikatdengan norma, nilai dan etika. Misalnya sangatlah tidak etis apabila kita mengambilperangkat lunakGPL kemudian mengemasnya menjadi sebuah perangkat lunak komersial dan mengklaim bahwa perangkat lunak tersebut adalah hasil karya atau ciptaannya. Sebagai contoh, dengan menggunakan lisensi GPL sistem operasi Linux yang saat banyak beredar dimasyarakat Linux dapat digunakan secara gratis diseluruh dunia, bahkan Listing program-nya (Source Code) dalam Bahasa C dari sistem operasi Linux tersebut secara terbuka dan dapat diperoleh secara gratis di internet tanpa dikategorikan membajak perangkat lunak dan melanggar hak cipta (HKI).

Perangkat lunak komputer atau biasa dikenal dengan nama perangkat lunak merupakan suatu system program yang sangat berpengaruh di dalam menunjang berbagai kegiatan masyarakat khususnya

(9)

dalam era persaingan global sekarang ini. Hampir semua kegiatan pekerjaan masyarakat tidaklah lepas dari peranan program perangkat lunak komputer. Dan hal ini pun berlaku untuk semua kalangan. Dengan melihat semakin diperlukannya perangkat lunak komputer ini maka timbulah beberapa oknum nakal dan tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkan peluang tersebut. Diantaranya dengan menjual berbagai macam perangkat lunakkomputer yang palsu atau sering dikenal dengan istilah bajakan.

Hal ini merupakan suatu tindakan yang menyimpang di karenakan bahwa oknum-oknum tidak bertanggung jawab tersebut mengedarkan perangkat lunak komputer tampa seijin dan sepengetahuan dari pencipta perangkat lunak komputer tersebut maupun pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Adapun yang menjadi faktor-faktor penyebab pelanggaran hak cipta di bidang perangkat lunakkomputer antara lain :

1. Faktor ekonomi (harga)

2. Faktor susahnya prosedur dari mendata atau instal program perangkat lunak komputer.

3. Faktor pengawasan serta peran pemerintah dalam mengatasi pelanggaran hak cipta program perangkat lunak komputer.

Sebenarnya kalau dilihat dari fasilitas dan keuntungan yang bisa didapatkan dari menggunakan produk tersebut, harga yang ditawarkan relatif tidak terlalu mahal. Harga yang mahal tersebut biasanya dipacu karena memang tingkat perekonomian masyarakat kita saja yang masih

(10)

rendah. Jika di bandingkan harga perangkat lunak yang memiliki lisensi resmi atau aslinya antara US $ 40 sampai dengan US $ 400 (kurang lebih Rp 392.000,- sampai Rp 3.920.000,-). Sedangkan untuk harga program perangkat lunak hasil dari penggandaan illegal atau biaya untuk menginstal program perangkat lunak hasil copyan sekitar Rp 20.000,- sampai Rp 75.000,- (tergantung dari jenis perangkat lunak komputer) Untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan masyarakat sendiri, sebenarnya produk-produk yang dijual oleh para

vendor pembuat perangkat lunakjuga bisanya bervariasi. Mulai dari yang harganya lebih murah dengan mengurangkan beberapa fitur. Misalnya saya ada beberapa versi perangkat lunakseperti dengan melampirkan versi standar yang bisa digunakan oleh para pengguna perorangan atau pribadi (pengguna rumahan), versi profesional yang bisa digunakan oleh para pengguna professional serta perusahan skala kecil dan menengah dan versi

Enterprise yang biasa dipergunakan oleh para pengguna dari kalangan perusahan berskala besar atau perusahaan multinasional.

Jika dilihat faktor ekonomi ini sangat berpengaruh besar dalam maraknya penggunaan program perangkat lunak komputer hasil dari penggandaan. Hal ini disebabkan juga karena masyarakat secara umum khususnya masyarakat dikota gorontalo memiliki ekonomi menengah kebawa. Sehingga masyarakat pengguna komputer cenderung menggunakan program perangkat lunak komputer hasil penggandaan atau menggandakan program perangkat lunak komputer sendiri, dari pada

(11)

menggunakan atau membeli program perangkat lunak komputer yang aslinya karena perbedaan biaya yang sangat besar. Program perangkat lunak komputer yang asli terlalu mahal sehingga banyak para pengguna perangkat lunak komputer yang tidak mampu untuk membelinya.

Selain dari perbedaan harga yang jauh antara perangkat lunak komputer yang asli dengan perangkat lunak komputer hasil penggandaan illegal penyebab lainnya adalah susahnya prosedur di dalam penggunaan program perangkat lunak komputer yang asli. Dikarenakan untuk mendata serta mendaftarkan konsumen agar mendapatkan kenyamanan serta garansi resmi di dalam pemakaian program perangkat lunak komputer tersebut. Masyarakat pada umumnya lebih menyukai sesuatu hal yang di anggap praktis sehingga prosedur pendaftaran tersebut sangat tidak disukai oleh para pemakai program perangkat lunakkomputer.

Disamping itu juga sangat dipengaruhi oleh peran dari pemerintah khususnya instansi terkait yang terkesan membiarkan sehingga bagi masyarakat hal menggandakan program perangkat lunak komputer menjadi hal yang menjamur di dalam masyarakat. Hal ini juga didasari pada kurangnya pemahaman dan pengetahuan mengenai program software yang sering digunakan oleh para pengguna komputer.Peran pemerintah yang dimaksud yaitu kurangnya kinerja didalam pengayoman, pengawasan dan penyuluhan. Dapat dilihat juga dari kerjasama antara lembaga pemerintahan terkait. Kurangnya sumberdaya manusia juga memicu dari faktor peran dari pemerintah dalam hal ini sumber daya manusia (SDM)

(12)

yang dimkasud penulis yaitu kurangnya tenaga ahli yang berada di Kanwil Kemenkumham Gorontalo. Sehingga dengan kurangnya sumber daya manusia dan tenaga ahli dikantor tersebut dapat menjadi suatu kendala pemerintah didalam menjalankan tugasnya. Karena tidaklah mungkin dengan adanya SDM sekarang yang ada di Kanwil Kemenkumham Gorontalo tidak dapat menjangkau keseluruh kawasan yang menjadi tanggung jawab dari Kanwil Kemenkumham Gorontalo karena dengan luasnya wilayah dari Kanwil Kemenkumham Gorontalo dapat mempengaruhi sarana dan prasarana yang termasuk kinerjanya.

Kurangnya koordinasi maupun kerjasama antara instansi terkait penegak hukum juga mendukung dari lemahnya faktor pengawasan. Hal ini membuat instansi penegak hukum terkait seolah-olah bergerak sendiri-sendiri. Padahal jika para instansi terkait saling bekerjasama dalam mengawasi program perangkat lunak komputer agar dapat meminimalisir terjadinya suatu pelanggaran hak cipta mengenai program perangkat lunak komputer.

Sehingga oleh beberapa oknum-oknum nakal dan tidak bertanggung jawab beberapa hal tersebut menjadi celah dan kesempatan untuk memanfaatkan peluang di dalam mendapatkan keuntungan bagi kepentingan pribadinya sendiri.

4.3Upaya dalam Penanggulangan pelanggaran Hak Cipta di bidang

Perangkat lunakkomputer.

(13)

Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,-3

Berdasarkan ketentuan di atas maka dapat disimpulkan bahwa unsure Hak Cipta meliputi :

1) Barang Siapa : Orang atau badan hukum yang mengumumkan,

memperbanyak atau memperdagangkan suatu program perangkat lunakkomputer secara tampa hak.

2) Dengan Sengaja : melakukan perbuatan mengumumkan,

memperbanyak dan memperdagangkan kepada public tampa terlebih dahulu mendapatkan izin dari pencipta.

3) Tampa Hak : hak yang semata-mata diperuntukan bagi

pemegangya sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tampa izin dari pemegangnya.

4) Mengumumkan atau Memperbanyak Ciptaannya : orang atau

badan hukum yang mengumumkan, memperbanyak atau memperdagangkannya kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau hak terkait merasakan hak-haknya telah dipindah tangankan, yang pada akhirnya merusak apresiasi dan reputasi penciptanya.

3

(14)

Disamping hak ekonomi ada lagi aspek khusus yang lain pada HAKI yaitu hak moral (moral right). Hak moral adalah hak yang melindungi kepentingan pribadi atau reputasi pencipta atau penemu dan bersifat melekat. Sifat pribadi menunjukan cirri khas yang berkenaan dengan nama baik, kemampuan dan integritas yang hanya dimiliki oleh pencipta atau penemu. Termasuk dalam hak moral adalah hak-hak sebagai berikut :

1) Hak untuk menuntut kepada pemegang hak cipta atau paten supaya nama pencipta atau penemu tetap dicantumkan pada ciptaannya atau penemuannya.

2) Hak untuk melakukan perubahan pada ciptaannya atau penemuannya tampa persetujuan dari ahli warisnya atau pihak-pihak lain.

3) Hak pencipta tau penemu untuk mengadakan perubahan pada ciptaan dan penemuannya sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kepatutan dalam masyarakat.

Menurut Maktub SH,MH4 (kepala bidang pelayanan hukum Kementrian Hukum dan HAM Gorontalo) hak pencipta terdiri dari hak ekonomi untuk mendapatkan keuntungan yang bernilai uang, dan hak moral moral yang menyangkut perlindungan atas reputasi pencipta dan penemu.

4

(15)

Hak moral menurut Ramlan Harun SH,MH5 (kepala sub bidang pelayanan hukum Kementrian Hukum dan HAM Gorontalo) hak moral yang dimiliki pencipta meliputi :

1) Larangan mengadakan perubahan dalam ciptaan dan penemuan. 2) Larangan mengubah judul.

3) Larangan mengubah penemuan pencipta. 4) Hak untuk mengadakan perubahan.

Sedangkan yang menjadi dasar hak moral menurut Roman Situngkir,SH6 (penyidik pegawai negeri sipil KEMENKUMHAM Gorontalo) yaitu :

1) Hak mengumumkan (the right of publication) 2) Hak paternitas (the right of paternity)

3) Hak integritas (the right of integrity)

Penegakan hukum sebagai suatu proses, pada hakekatnya merupakan penerapan diskresi yang menyangkut membuat keputusan yang tidak secara ketat diatur oleh kaedah hukum, akan tetapi mempunyai unsure penilaian pribadi (Wayne LaFavre, 1964)7. Dengan mengutip pendapat Rescoe Pound, maka LaFavre menyatakan bahwa pada

5

Hasil wawancara 3 Juni 2013 di KEMENKUMHAM Gorontalo

6

Hasil wawancara 30 Mei 2013 di KEMENKUMHAM Gorontalo

7

Wayne LaFavre dalam bukunya Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi

(16)

hakekatnya diskresi berada diantara hukum dan moral (etika dalam arti sempit).

Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum8 : 1. Faktor hukumnya sendiri, yakni undang-undang

2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum

3. Faktor sarana dan fasilitas yang mendukung penegakan hukum 4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut

berlaku atau diterapkan.

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena merupakan esensi dari penegakan hukum, juga merupakan tolak ukur pada efektifitas penegakan hukum. Jadi di dalam penegakan hukum harus adanya saling keterkaitan dari kelima faktor tersebut dan saling berperan aktif antar kelimanya. Seperti dari undang-undang harus di sesuaikan dengan perkembangan jaman dan kasus yang termasuk di dalamnya, dari penegakan hukum harus ada keseriusan dan kedisiplinan dalam menjalankan tugas dan kinerjanya yang berhubungan dengan penegakan hukum sehingga undang-undang tersebut dapat diterapkan semaksimal mungkin dan sebagai mana mestinya. Sarana dan fasilitas juga

8 Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT RajaGrafindo

(17)

berpengaruh serta mendukung terlaksananya maupun menunjang dan meningkatkan penegakan hukum yang baik, karena dapat membantu para penegak hukum dalam menjalankan tugasnya menerapkan undang-undang yang berlaku. Masyarakat juga merupakan faktor penting lainnya dimana undang-undang maupun hukum tersebut berlaku dan di jalankan adalah oleh masyarakat itu sendiri, sehingga pemahaman dan pengetahuan akan kesadaran hukum yang di miliki oleh masyarakat dapat menciptakan masyarakat yang mendukung terhadap penegakan hukum. Dan budaya merupakan faktor pendukung masyarakat dimana masyarakat dibina agar dapat menjadi suatu masyarakat yang berbudaya hukum dan taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila ada salah satu faktor yang tidak terpenuhi maka upaya dalam penegakan hukum maupun penerapan sanksi yang akan diberlakukan akan mengalami suatu kendala yang akan berdampak pada tidak efektifnya undang-undang yang berlaku dalam hal ini undang-undang no. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta serta peranan dari para penegak hukum.

Secara Struktur, Tim Penegak Hukum di bidang HAKI dari Kanwil Hukum dan HAM Gorontalo sudah optimal di dalam penanggulangan penggandaan program perangkat lunak komputer. Menurut Drs.Purwadi Utomo Bc.IP., SH. 9 (kepala kantor wilayah KEMENKUMHAM Gorontalo) kendala dalam penegakan sanksi undang-undang hak cipta antara lain pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya

9

(18)

menggunakan perangkat lunak komputer yang asli di karenakan bahwa perangkat lunak yang asli memiliki kualitas yang sangat berbeda jauh dari pada menggunakan perangkat lunak palsu/ tiruan atau biasa sering disebut dengan istilah perangkat lunak komputer bajakan. Yang di gandakan secara illegal dan tidak sah/secara resmi oleh pihak-pihak yang berwewenang atau yang diberikan kuasa untuk mempublikasikan maupun yang mengkomersilkan.

Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah ada organisasi resmi yaitu yang bernama BSA (Bisnis Software Aliansi) yang bergerak dalam bidang perangkat lunak komputer. Baik dalam penyuluhan maupun penanggulangan program perangkat lunak komputer. Kantor wilayah kementrian Hukum dan Ham sebenarnya sudah memasukan dan mengirimkan surat kerjasama ke BSA, tetapi sampai sekarang belum mendapatkan tanggapan maupuan respon dari instansi terkait.

Sedangkan di tengah-tengah masyarakat pemahaman mengenai perangkat lunak komputer sendiri sangatlah minim. Masyarakat pada umumnya hanya mencari dan menggunakan perangkat lunak yang mudah di dapat dan dengan harga yang terjangkau. Hal ini di dasari dengan perbedaan yang sangat jauh antara perangkat lunak komputer yang asli dengan perangkat lunak komputer bajakan atau hasil penggandaan secara illegal. Dimana perangkat lunak komputer yang di gandakan secara illegal di jual dengan harga yang jauh lebih murah dari pada harga asli dari perangkat lunak komputer tersebut. Sehingga masyarkat umum lebih

(19)

memilih menggunakan perangkat lunak komputer bajakan tersebut. Padahal jika di telusuri lebih lanjut bahwa kualitasnya sangat berbeda jauh antara perangkat lunak komputer yang asli dengan perangkat lunak komputer bajakan. Realita yang ada di masyarakat bahwa sebagian besar masyarakat lebih banyak yang menggunakan program perangkat lunak komputer bajakan daripada menggunakan program perangkat lunak komputer yang asli. Pemahaman seperti inilah yang sebenarnya menjadi tugas dari KEMENKUMHAM di dalam melakukan penyuluhan terhadap masyarakat. Upaya untuk meminimalisir semakin maraknya penggandaan program perangkat lunak komputer, KEMENKUMHAM mengadakan penyuluhan ke kantor-kantor pemerintahan yang ada di kota Gorontalo. Hal ini bertujuan untuk membudidayakan pemahaman menghargai hasil jerih payah orang lain dengan menggunakan program perangkat lunak komputer yang asli. Karena di kantor-kantor pemerintahan sendiri tidak dapat dipungkiri masih banyak yang menggunakan program perangkat lunak komputer bajakan. Sehingga di harapkan kedepannya kantor-kantor pemerintahan sudah menggunakan program perangkat lunak komputer yang asli. Selain itu juga upaya lain yang dilakukan yaitu sosialisasi maupun penyuluhan-penyuluhan. Penerapan sanksi undang-undang hak cipta harus lebih ditegakkan kembali. Dalam hai ini upaya yang dilakukan hanya sebatas memberikan surat permohonan kerja sama ke dirjen HAKI dan aparat kepolisian selaku penegak hukum. Adapun bentuk teguran berupa surat peringatan kepada kantor pemerintah yang terbukti masih

(20)

menggunakan program perangkat lunak komputer hasil penggandaan. Jika dikemudian hari masih kedapatan masih menggunakan program perangkat lunak komputer hasil penggandaan maka akan dikenakan sanksi administrasi, pidana dan denda.

Berdasarkan hasil penelitian upaya yang dilakukan oleh peneliti bahwa upaya yang dilakukan oleh Kemenkumham adalah sejauh ini baru dalam taraf surat teguran, jika masih kedapatan masih melanggar makaakan dikenekan sanksi administrasi bagi karyawan di kantor-kantor pemerintah yang selanjutnya akan dikenakan sanksi pidana dan sanksi denda.

Sedangkan untuk masyarakat umum akan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu, jika masih kedapatan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menkomersilkan atau menggunakan program perangkat lunak hasil penggandaan akan dikenakan sanksi pidana dan sanksi denda sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku. Dalam hal ini, undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta khususnya program perangkat lunak komputer.

Dalam hal upaya penanggulangan dalam kasus penggandaan Perangkat lunak komputer yang dilakukan oleh Kemenkumham diantaranya diadakannya penyuluhan yakni mensosialisikan kepada masyarakat tentang keuntungan atau kelebihan dari program Perangkat lunak komputer yang asli dibandingan dengan menggunakan program

(21)

Perangkat lunak komputer hasil penggandaan karena di tengah-tengah masyarakat pemahaman mengenai perangkat lunak komputer sendiri sangatlah minim. Masyarakat pada umumnya hanya mencari dan menggunakan perangkat lunak yang mudah di dapat dan dengan harga yang terjangkau. Hal ini di dasari dengan perbadaan yang sangat jauh antara perangkat lunak komputer yang asli dengan perangkat lunak komputer bajakan atau hasil penggandaan secara illegal. Dimana perangkat lunak komputer yang di gandakan secara illegal di jual dengan harga yang jauh lebih murah dari pada harga asli dari perangkat lunak komputer tersebut. Sehingga masyarkat umum lebih memilih menggunakan perangkat lunak komputer bajakan tersebut. Padahal jika di telusuri lebih lanjut bahwa kualitasnya sangat berbeda jauh antara perangkat lunak komputer yang asli dengan perangkat lunak komputer bajakan. Realita yang ada di masyarakat bahwa sebagian besar masyarakat lebih banyak yang menggunakan program perangkat lunak komputer bajakan daripada menggunakan program perangkat lunak komputer yang asli.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan sebelum proses pembuatan karya Supadji Sahar, hal yang dilakukan adalah proses pengolahan bahan yaitu, proses pembersihan ( perlakuan khusus ) terhadap bahan (

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor eksternal (faktor toko ritel) dan internal pembeli yang mempengaruhi impulse buying, serta untuk mengetahui

Hasil ini diduga bahwa rendahnya Nilai kesetaraan lahan (NKL) yang diperoleh dari perlakuan ketiga varietas jagung pulut yang di tanam 15 hari sebelum penanaman kacang

Tujuan kegiatan ini adalah Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran CAKIMUKAPATI kepada guru kelas 4 dan 5 dan para siswa kelas 4 dan 5 Sekolah

a) Mahasiswa yang literat dapat memilih metode pencarian atau sistem penelusuran informasi yang paling sesuai untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. b) Mahasiswa yang

Dari pengu- jian secara parsial terlihat dari kelima variabel, yaitu identitas fisik, identitas non fisik, mana- jemen organisasi, kualitas hasil, aktivitas dan pola

Penegakan diagnosis selain dari keluhan pasien, pemeriksaan fisik, juga dengan hasil laboratorium yang menunjukkan konsentrasi glukosa darah yang sangat tinggi, osmolaritas serum

Untuk bisa menjalankan kegiatan sehari-hari di sebuah perusahaan dengan lancar dan baik, maka manajemen perusahaan harus membangun dan menerapkan sistem yang baku, sehingga