• Tidak ada hasil yang ditemukan

permasalahan KIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "permasalahan KIA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A. LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan pembangunan nasional yang menitik beratkan pada pembangunan dibidang kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat guna tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium PBB bulan September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk Indonesia sepakat untuk mengadopsi Deklarasi Milenium yang kemudian dijabarkan dalam kerangkaa praktis Millennium Development Goals (MDG’s). MDG’s menempatkan pembangunan manusia sebagai focus utama pembangunan yang memiliki batas waktu pada tahun 2015. Untuk merumuskan kebijakan-kenijakan dari tujuan pembangunan nasional tersebut, maka perlu adanya perbaikan-perbaikan dalam segala bidang terutama bidang kesehatan. Salah satu diantaranya adalah perbaikan dalam program KIA yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang ada di program KIA di puskesmas

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pelaksanaan program KIA di Puskesmas

b. Mengetahui pencapaina pelaksanaann program KIA di Puskesmas

c. Mengetahui kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program KIA di Puskesmas

d. Mengetahui solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN KIA

Secara garis besar program KIA mempunyai beberapa kegiatan pokok, yaitu: 1. Pelayanan pada Ibu dan Anak

Pelayanan pada ibu dan anak dapat dilaksanakan di puskesmas dan posyandu. Pelaksanaan di posyandu dilaksanakan satu bulan sekali di setiap tempat yang

(2)

disepakati sebagai tempat pelaksanaan posyandu. Sedangkan di puskesmas dilakukan pelayanan KIA setiap hari kerja.

Puskesmas Pauh memiliki 9 kelurahan sebagai wilayah kerja puskesmas. Masing-masing kelurahanmempunyai 2 atau 3 pembina wilayah yang bertanggungjawab pada wilayah binaannya. Setiap Pembina wilayah dibantu oleh kader posyandu. Rata-rata setiap posyandu memiliki kader sebanyak 4 orang kader yang bertugas membantu pelaksanaan posyandu mulai dari penimbangan sampai dengan pelaporan.

Pelayanan pada Ibu dan Anak yang diberikan antara lain: a. Pelayanan Ante Natal Care (ANC)

ANC dengan pelayanan 10T mencakup K1 dan K4 (kunjungan lengkap). K1 adalah ibu hamil yang datang pada trimester pertama kehamilan dan melakukan pemeriksaan 10T. K4 adalah ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4 kali dengan distribusi pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulam ketiga umur kehamilan.

b. Imunisasi

Imunisasi diberikan pada ibu hamil dan bayi di puskesmas dan posyandu. Imunisasi untuk ibu hamil yang diberikan yaitu imunisasi TT (tetanus toksoid), sedangkan untuk bayi terdapat 5 imunisasi dasar yaitu BCG, HBV, DPT, Polio dan Campak.

c. Pemeriksaam Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada ibu dan anak baik sehat atauoun sakit yang dilakukan di puskesmas, pustu dan posyandu.

2. Penyuluhan

Penyuluhan dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung. Penyuluhan di dalam gedung dilakukan di puskesmas terhadap pasien yang berkunjung ke puskesmas. Sedangkan penyuluhan di luar gedung dilakukan di posyandu balita.

(3)

3. Pelacakan Kasus Kematian Ibu, Bayi, dan Balita

Kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu, Puskesmas dan BPS. Pada tahun 2010 ditemukan 13 kasus kematian bayi dan balita, dan 2 kasus kematian ibu.

4. Pelacakan PWS Beresiko-KLB KIA

Kasus KLB-KI tidak ditemukan selama tahun 2010.

5. Pendistribusian buku KIA

Buku KIA pada tahun 2010 berjumlah 1027 buah dan telah didistribusikan di Puskesmas, Pustu, Posyandu dan BPS. Total buku yang diberikan untuk ibu hami. Yaitu 1165 buku (99,06%) dan total buku yang diberikan untuk balita sebanyak 40 buku.

6. Pemantapan Pengisian Kohor

Pemantapan pengisian kohor belum terlaksana di Puskesmas Pauh karena banyaknya hambatan dalam pensosialisasian penggunaan Kohor dan tidak adanya kesepakatan.

7. Melakukan Rujukan

Melakukan rujukan bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui ke Rumah Sakit Pemerintah.

8. Pasangan Usia Subur yang menjadi peserta KB aktif (CPR)

Pasangan Usia Subur yang menjadi peserta KB aktif adalah pasangan suami isteri yang isterinya berumur 15-49 tahun yang salah satu pasangannya menggunakan alat dan obat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut.

9. Evaluasi dan Monitoring

Monitoring dan evaluasi terdiri dari pencatatan dan pelaporan serta pemantauan kembali kegiatan yang sudah berjalan di program KIA Puskesmas Pauh.

(4)

D. PELAKSANAAN & PENCAPAIAN DI PUSKESMAS 1. Pelayanan pada Ibu dan Anak

a. ANC

Pencapaian kunjungan ibu hamil 1 (K1) pada tahun 2010 96,1 % dari target yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kota Padang yaitu 95%. Pencapaian K4 adalah 90 % dari target sebesar 90 %. Jadi, K1 dan K4 memenuhi target.

b. Imunisasi

Imunisasi diberikan pada bumil dan bayi di Puskesmas dan Posyandu. Pencapaian imunisasi pada bayi dan balita secara umum telah memenuhi target, hanya imunisasi HB 0 yang belum mencapai target. Imunisai TT ibu hamil telah memenuhi target. c. Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada ibu dan anak yang sakit dan sehat yang berkunjung ke Puskesmas, Pustu dan Posyandu. Posyandu diadakan satu kali sebulan di tiap pos.

2. Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan pada dua tempat : a. Di dalam gedung

Penyuluhan ini dilakukan teerhadap pasien yang berkunjung ke Puskesmas. Penyuluhan ini tidak berjalan, dilihat dari hasil observasi selama 3 minggu, tidak ada satupun penyuluhan dilakukan di ruang tunggu pasien.

b. Di luar gedung

Penyuluhan ini dilakukan di Posyandu Balita. Penyuluhan ini bersifat personal. Sedangkan penyuluhan yang mengumpulkan massa dilakukan pada keadaan khusus, seperti timbul wabah atau ada isu-isu terbaru.

3. Pelacakan Kasus Kematian Ibu, Bayi dan Balita

Kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu, Puskesmas dan BPS. Masih ditemukannya kematian bayi dan balita sebanyak 13 orang selama tahun 2010. Kematian bayi dengan diagnosaa 1 orang IUFD, 3 orang aspirasi, 2 orang kelainan bawaan, 1 orang premature, 1 orang distosia bahu, 1 orang terlahir mati. 3 orang kematian balita yaitu 1 orang suspek

(5)

pneumonia dan 2 orang aspirasi. Kematian maternal sebanyak 2 orang dengan diagnose kelainan jantung dan diare kronis

4. Pelacakan PWS Beresiko-KLB KIA

Dilakukam pencatatan terhadap ibu hamil yang beresiko (Resti) 5. Pendistribusian Buku KIA

Berjalan dengan baik, tetapi ibu balita sering lupa membawa buku KIA tersebut. 6. Pemantapan Pengisian Kohor

7. Melakukan Rujukan

Melakukan rujukan bayi, balita, bumil dan busui ke RS Pemerintah 8. Pasangan Usia Subur yang menjadi peserta KB aktif (CPR)

Jumlah akseptor baru KB tahun 2010 sebanyak 1144 orang. Rekap data yang lengkap tidak tersedia di Puskesmas, tetapi ada di kantor Camat.

9. Evaluasi dan Monitoring a. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan telah berjalan, tetapi belum maksimal. Hal ini dilihat dari adanya beberapa data yang tidak tercatat oleh petugas Puskesmas

b. Memantau kembali kegiatan yang sudah berjalan

E. KENDALA-KENDALA YANG DITEMUI Kendala- kendala yang ditemui adalah:

1. Pelaksanaan DDTK, MTBS dan kelas Ibu Balita belum terlaksana secara rutin karena keterbatasan petugas

2. Pemberian ASI eksklusif masih kurang terpantau karena dari Pembina wilayah dan BPS belum rutin melaporkan

3. Masih adanya kematian bayi dan balita serta kematian maternal

4. Masih banyak ibu balita yang tidak membawa buku KIA pada waktu pelayanan, hanya sekitar 27 %

5. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan program-program kesehatan KIA 6. Kurangnya kerjasama lintas sektoral

(6)

D. SOLUSI / REKOMENDASI PENYELESAIAN MASALAH 1. Meningkatkan sosialisasi kegiatan lintas program dan lintas sector

2. Mempertegas tupoksi petugas penanggungjawab, Pembina dan bidan penanggungjawab kelurahan dalam kegiatan pemantauan wilayah setempat terhadap sasaran KIA

3. Penyegaran dan peningkatan kemampuan petugas melaui pelatihan dan seminar

4. Meningkatkan koordinasi dan pembinaan kepada BPS melaui pertemuan rutin yang dilaksanakan 1 kali 3 bulan

5. Meningkatkan pelayanan ANC yang berkualitas dengan melibatkan keluarga untuk memasang stiker PUK

6. Meningkatkan sosialisasi penggunaan kohor kepada Pembina wilayah agar pendataan lebih dilengkapi dan pengumpulan kohor tepat waktu

Referensi

Dokumen terkait

Kedua sifat tersebut memiliki nilai peragam yang negatif dengan kategori tinggi, sehingga sifat jumlah anak sekelahiran dengan sifat bobot sapih memiliki hubungan

langkah yang tepat untuk menjamin bahwa seorang anak yang sedang mengusahakan status pengungsi atau yang dianggap seorang pengungsi sesuai dengan undang-undang dan

Tuntutan untuk meningkatkan strategi pelayanan pada masa covid-19 juga menunjukan bahwa kebutuhan layanan belajar melalui posyandu sangat penting bagi masyarakat,

158 ADMIRAL UNISI Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 3 Beroda. 159 BEATER Universitas Islam Sultan Agung 3

Kabupaten Soppeng termasuk salah satu sentra produksi tanaman pangan di Sulawesi Selatan khususnya padi, kedelai, jagung dan kacang tanah. Selain padi dan

Hasil penelitian Vera Mei Kartika tahun 2016 tentang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja Puskesmas

Beberapa metode peramalan kuantitatif yang dapat diterapkan adalah metode Winter dan Dekomposisi yang karakteristik data permintaannya bersifat musiman (Gaspersz,

MASTeR Universidad Internacional Menéndez Pelayo Máster en Cambio global INTERACCIONES ENTRE EL CLIMA Y LA MICRO-. BIOTA MARINA 15 Jesús Maria Arrieta López