LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN
Multiple Sclerosis
Multiple Sclerosis
Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Surgical Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Surgical
Di Ruang ! "#$U% RSSA Di Ruang ! "#$U% RSSA
OLEH & OLEH &
San'a Prima De(i San'a Prima De(i !)*+*!*,*+ !)*+*!*,*+
PRO-RAM
PRO-RAM STUD# STUD# #LMU #LMU .EPERA/.EPERA/AATATANN 0A.ULTAS .EDO.TERAN 0A.ULTAS .EDO.TERAN UN#1ERS#TAS 2RA/#3A4A UN#1ERS#TAS 2RA/#3A4A MALAN-!*5 !*5
1. DEFINISI
Multiple Sclerosis adalah penyakit degeneratif system syaraf pusat (SSP) kronis yang meliputi kerusakan myelin (material lemak dan protein ). Multiple sclerosis secara umum dianggap sebagai auto imun dimana system imun tubuh sendiri yang normalnya bertanggung jawab untuk mempertahankan tubuh terhadap terhadap virus dan bakteri, dengan alasan yang tidak diketahui mulai menyerang atau menghancurkan myelin yaitu lapisan pelindung syaraf yang melindungi syaraf yang berfungsi untuk melancarkan pengiriman pesan dari otak ke seluruh bagian tubuh. itandai dengan remisi dan ekaserbasi periodic. Multiple sclerosis menghaisilkan berbagai tanda dan gejala tergantung pada lokasi lesi, biasanya disebut sebagai pla!ue.
2. KLASIFIKASI
Menurut "asic #eurologi (Mc. $raw %ill, &'''), ada beberapa kategori multiple sclerosis berdasarkan progresivitasnya adalah
A. Relapsing Remitting Multiple Sclerosis
ni adlah jenis MS yang klasik yang sering kali timbul pada akhir usia belasan atau dua puluhan tahun diawali dengan suatu erangan hebat yang kemudian diikuti dengan keembuhan semu. *ang dimaksud dengan kesembuhan semu adalah setelah serangan hebat penderita terlihat pulih. #amun sebenarnya,tingkat kepulihan itu tidak la gi sama dengan tingkat kepulihan sebelum terkena serangan.sebenarnya kondisinya adalah sedikit demi sedikit semakin memburuk.jika sebelum terkena serangan hebat pertama penderita memiliki kemampuan motorik dan sensorik +'', maka setelah serangan tersebut mungkin hanya akan pulih -'/0 saja. Serangan berikut akan terus menurukan kemampuan penderita sampai ke '. Setiap serangan tersebut berakibat semakin memburuknya kondisi penderita. nterval waktu antara serangan satu dengan serangan yang selanjutnya sama sekali tidak bisa diduga, bila dalam hitungan hari, minggu bulan atau tahun. %ampir -' penderita MS pada awalnya mengalami kondisi ini, setelah beberapa kali mengalami serangan hebat, jenis MS ini akan berubah menjadi Secondary Progressiv MS.
B. Primar Progresssi! Multiple Sclerosis
Pada jenis ini kondisi penderita terus memburuk. 1da saat 2 saat penderita tidak mengalami penurunan kondisi ,namun jenis MS ini tidak mengenal istilah kesembuhan semu. 3ingkat progresivitanya beragam pada tingakatan yang paling parah , penderita Ms jenis ini bisa berakhir dengan kematian.
ni adalah kondisi lanjut dari 4elapsing 4emitting MS .Pada jenis ini kondisi penderita menjadi serupa pada kondisi penderita Primary Progresssiv MS.
D. Benign Multiple Sclerosis
Sekitar &' penderita MS jinak ini.Pada jenis MS ini penderita mampu menjalani kehidupan seperti orang sehat tanpa begantung pada siapapun.Serangan 2 serangan yang diderita pun umumnya tidak pernah berat,sehingga para penderita sering tidak menyadari bahwa dirinya menderita MS.
$. E%I&L&'I
Penyebab MS belum diketahui secara pasti namun ada dugaan berkaitan dengan virus dan mekanisme autoimun (5lark, +//+). 1da juga yang mengaitkan dengan factor genetic. 1da beberapa factor pencetus, antara lain
6 7ehamilan
6 nfeksi yang disertai demam 6 Stress emosional
6 5edera
"eberapa penelitian menyebutkan bahwa penyebab Multiple Sclerosis yang paling nyata adalah factor genetik (mirip kanker), tapi perkembangan dunia kedokteran terbaru membantah kesimpulan ini. Penelitian terbaru membuktikan bahwa Multiple Sclerosis8aktor keturunan tampaknya berperan dalam terjadinya sklerosis multipel. Sekitar 0 penderita memiliki saudara lakilaki atau saudara perempuan yang juga menderita penyakit ini dan sekitar +0 penderita memiliki keluarga dekat yang menderita penyakit ini. 8aktor lingkungan juga berperan dalam terjadinya penyakit ini. Sklerosis multipel hampir tidak pernah menyerang orangorang yang tinggal di dekat katulistiwa. klim dimana seseorang tinggal pada +' tahun pertama kehidupannya tampaknya lebih penting dari pada iklim dimana seseorang tinggal setelah +' tahun pertama kehidupannya, Meskipun para ahli menemukan bahwa MS itu berhubungan dengan infeksi (virus) , imunologis, dan factor genetic serta mengekalkan (menetap) sebagai hasil dari factor intrinsik (contoh kegagalan imunoregulasi). %al yang sudah diterima pada MS akan diturunkan. erajat pertama, kedua, ketiga relative pada klien dengan MS. *ang meningkatkan resiko secara perlahan. Multipel unlinked genes akan mudah diterima pada MS. 1danya faktor presifitasi terdiri dari terpaparnya pada agen pathogenik sebagai penyebab dari MS masih kontroversi. ni mungkin karena asosiasi mereka masih acak dan tidak adanya hubungan sebab akibat disana.
8aktor presifitasi yang mungkin termasuk infeksi , cedera fisik dan strees emosional,kelelahan berlebihan kehamilan ataupun seperti faktor ini
6 $angguan autoimun ( kemungkinan dirangsag 9 infeksi virus ) 6 7elainan pada unsur pokok lipid mielin
6 4acun yang beredar dalam 5SS
6 nfeksi virus pada SSP ( morbili, destemper anjing )
(. MANIFES%ASI
Sindrom klinis pada MS secara klasik ditemukan adanya gangguan yang bersifat relaps dan remisi yang mengenai traktustraktus sistem saraf dengan onset pada usia muda , dengan variasi gambaran klinis yang ditemukan sering beragam, variasi ini termasuk dalam hal onset usia,manifestasi awal, frekuensi, berat ringannya penyakit dan gejala sisa relaps, tingkat progresifitas dan banyaknya gejala neurology yang timbul.
:ariasi gambaran klinis ini menggambarkan banyaknya atau luasnya daerah system saraf yang rusak (MS plak). Secara umum seorang dokter mencurigai suatu kasus MS bila ditemukan gejala
Pasien mendapat & serangan dari gangguan neurologi (tiap serangan lebih dari &; jam dan berlangsung lebih dari + bulan, atau
Perkembangan gejala yang progresif secara perlahan selama periode paling sedikit < bulan
Multiple sclerosis memiliki kondisi yang sangat variabel dan gejalagejalanya bergantung pada area sistem syaraf pusat yang terserang. 3idak ada pola khusus pada MS dan setiap penderita MS memiliki kekhasan gejalanya sendirisendiri, yang bentuknya dari waktu ke waktu bervariasi dan tingkat keparahan serta jangka waktunya pun dapat berubah, dan semua variasi dan perubahan itu dapat terjadi bahkan pada penderita yang sama. $ejala gejala umum tersebut adalah
1. 'angguan Sensori)
$angguan sensorik merupakan gejala awal yang paling sering ditemukan pada MS (&+00) dan berkembang9timbul hampir pada semua pasien MS. "iasanya pasien sering datang dengan keluhan rasa baal atau kesemutan dimulai pada satu kaki yang merambat keatas (ascending) pada satu sisi kemudian kesisi yang lain (kontra sisi).
Penglihatan kabur
#euritis optikal
Pergerakan mata yang tak terkontrol kebutaan (sangat jarang terjadi)
%ipestesi (baal), parestesi (kesemutan), disestesi (rasa terbakar). %ipestesi merupakan gejala yang tersering muncul. $angguan ini dapat timbul disemua daerah distribusi, satu atau lebih dari satu anggota gerak,wajah atau badan (trunkal).
2. 'angguan Motori)
$ejala awal motorik ditemukan pada =&;+ kasus MS dan lebih dari <' kasus MS mempunyai gejala motorik.$angguan motorik terjadi akibat terlibatnya traktus piramidalis yang menyebabkan kelemahan,spastisitas, gangguan gerakan tangkas, dan hiperfleksi. $angguan ini dapat timbul akut atau kronik progresif dengan kelemahan satu atau lebih anggota gerak, kelemahan otot wajah, kekakuan tungkai yang dapat menyebabkan gangguan dalam berjalan dan keseimbangan atau terjadi suatu spastisitas. >atihan atau panas biasanya menyebabkan gejala memburuk .
hilang keseimbangan tubuh $emetar (tremor)
ketidakstabilan kemampuan berjalan (ataksia) kekakuan anggota tubuh
gangguan koordinasi
perasaan lemah pada kasus tertentu hal ini dapat mempengaruhi kaki dan kemampuan berjalan
kekakuan otot yang dapat mempengaruhi mobilitas dan cara berjalan
$. 'angguan in#ra perasa
perasaan geli di beberapa bagian tubuh perasaan seperti di tusuktusuk jarum kebas (paraesthesia)
perasaan seperti terbakar
o nyeri dapat menyertai penyakit MS, contohnya, nyeri di wajah (seperti trigeminal neuralgia), dan nyeri otot
(. 'angguan )emampuan *er*icara
berbicara seperti menggumam perubahan ritme berbicara sulit menelan (dysphagia) +. 'angguan *er)emi, #an BAB
$angguan berkemih merupakan salah satu gejala MS yang sering ditemukan.Pada saat awal terjadi ?urgency dan frekuensi@ kemudian terjadi inkontinensia urin. 7onstipasi lebih sering ditemukan (=/0=) dibandingkan inkontinensia alvi. %al diatas merupakan masalah yang serius bagi penderita MS karena dapat menyebabkan infeksi pada saluran kemih.
$angguan kandung kemih meliputi sering buang air kecil, tidak dapat buang air kecil
secara tuntas atau tidak bisa menahan air kecil.
$angguan usus meliputi konstipasi9sembelit, dan kadangkadang diare.
-. 'angguan Se)sual
$angguan seksual terjadi pada lebih dari -' pasien MS. isfungsi seksual merupakan gabungan dari berbagai masalah yang timbul baik masalah motorik dan sensorik maupun masalah psikologis penderita.
impoten
"erkurangnya kemampuan seksual kehilangan gairah
. 'angguan Kogniti/ #an Emosi
Masalah kognitif seperti kesulitan berkonsentrasi,gangguan memori, dan gangguan mental terdapat pada ;'-' pasien MS. "anyak penderita MS meninggalkan pekerjaannya akibat masalah diatas. Pada A +' kasus, disfungsi mental berat dan demensia dapat tejadi. $angguan ini mungkin berhubungan dengan depresi yang dilaporkan ditemukan pada &0 0' kasus MS.
1da beberapa penelitian yang mengatakan bahwa depresi pada MS bukan karena masalah psikologi,umur atau lamanya menderita penyakit tetapi dipengaruhi oleh jumlah lesi yang
ditemukan pada gambaran M4 (SwirskySacchetti 3 et al +//&). 1trofi otak, pembesaran ventrikel dan menipisnya korpus kalosum juga penyebab gejala gangguan kognitif diatas. 0. 'angguan Ner!us "ranialis
Gangguan Penciuman $angguan penciuman sering ditemukan terjadi pada kasus MS. Gangguan Penglihatan
#euritis Bptika (B#) adalah gangguan penglihatan yang paling sering terjadi +;&= kasus dan 0' ,biasanya muncul secara akut atau subakut dan unilateral dengan diikuti rasa nyeri pada mata terutama dengan adanya gerakan bola mata. #euritis Bptika bilateral sangat jarang terjadi, bila ditemukan biasanya asimetris dan lebih berat pada satu mata. #euritis optika bilateral biasanya terjadi pada anak dan ras 1sia.
$angguan $erakan "ola Mata
$angguan gerakan bola mata sering terjadi pada pasien MS biasanya berhubungan dengan gangguan saraf penggerak bola mata, #ervus cranial :, dan jarang pada nervus :. #istagmus adalah gejala yang paling sering muncul (ellCBsso,aroff,3roost,+//') berupa ?jelly like nystagmus@berupa gerakan cepat dengan amplitudo kecil, pendular. nternuklear ophtalmoplegia (#B) juga sering ditemukan, dan bila ditemukan bilateral biasanya didapatkan juga adanya nistagmus vertical dan upward gaDe.
Gangguan Nervus Kranial lain.
$angguan sensasi pada wajah ,subjektif maupun objektif sering ditemukan. itemukannya trigeminal neuralgia pada dewasa muda mungkin merupakan gejala awal dari MS. %emifasial spasme,paresis wajah tanpa adanya gangguan pengecap dapat ditemukan.:ertigo dilaporkan merupakan gejala yang ditemukan pada ='0' kasus MS dan biasanya berhubungan dengan kelainan nervus kranialis, biasanya ditemukan hipo atau hiperakusis. "isa juga terjadi gangguan pendengaran dan biasanya unilateral. $angguan yang berhubungan dengan #ervus 7ranial E,E dan
E biasanya terjadi disfagia.dan biasanya merupakan gejala akhir yang muncul.
+. PA%&FISI&L&'I terlampir -. PEMERIKSAAN DIA'N&S%IK
+. Pemeriksaan elektroforesis terhadap 5SS Fntuk mengungkapkan adanya ikatan oligoklonal ( beberapa pita imunoglobulin $ G g$ H ), yang menunjukkan abnormalitas immunoglobulin.
&. Pemeriksaan potensial bangkitan dilakukan untuk memebantu memastikan luasnya proses penyakit dan dan memantau perubahan penyakit.
=. 53 scan dapat menunjukkan atrofi serabral
;. M4 untuk memperlihatkan plakplak kecil dan untuk mengevaluasi perjalanan penyakit dan efek pengobatan.
0. Pemeriksaan urodinamik untuk mengetahui disfungsi kandung kemih
<. Pengujian neuropsikologik dapat diindikasikan untuk mengkaji kerusakan kognitif. ( Mutaqin Arif, Asuhan keperawatan klien dangan gangguan system persyarafan,( 2! " hal 2#$ "
3ujuan dari pengobatan atau penatalaksanaan multiple sklerosis adalah menghilangkan gejala dan membantu fungsi klien.
A. Penatala)sanaan /arma)oterapi +. 3erapi obat untuk fase akut
7ortikosteroid dan 153% igunakan sebagai agens antiinflamasi yang dapat meningkatkan konduksi saraf. Pemberian awal dapat dimulai dari Metilprednisolon '.0+ g : selama = - hari dan dosisnya diturunkan <'mg perhari selama = hari berturutturut sampai +' mg per hari. osis oral dapat diberikan sama dengan : kecuali penurunan dosis <' mg selama 0- hari.
2. 3erapi obat untuk menurunkan jumlah kekambuhan
"eta interferon ( betaseron ) igunakan dalam perjalanan relapsingremittting, dan juga menurunkan secara signifikan jumlah dan beratnya eksaserbasi. nterferon tidak
dapat diberikan dengan dosis tunggal tetapi harus di kombinasikan dengan = jenis obat yaitu alfa, beta dan gamma interferon. 1lfa dan beta diproduksi dari sel yang terinfeksi virus. "eta interferon menurunkan frekuensi kambuhnya MS. 4ute pemberian obat melalui subkutan dan lebih baik lagi pemberian melalui intratekal atau M. osis pada orang dewasa =/ juta unit S5 =I9minggu selama < bulan. Bbat lain yang dapat menurunkan frekuensi kambuhnya MS adalah copolymer + dan aDathioprine.
=. "aklofen sebagai agens antispasmodic merupakan pengobatan yang dipilih untuk spastisitas. 7lien dengan spastisitas beret dan kontraktur memerlukan blok saraf dan intervensi pembedahan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut.
;. munosupresan (immunosuppressant) dapat menstabilkan kondisi penyakit 0. 3erapi obat lain cycloscospamid, total limpoid irradiation ( 3>).
B. %erapi suporti/
+. 3erapi suportif diberikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan mempertahankan kondisi pasien agar tetap stabil. 8isioterapi dan terapi okupasi diberikan untuk mempertahankan tonus dan kekuatan otot serta ditambah dengan obat untuk relaksasi otot untuk mengurangi ketidaknyamanan dan nyeri karna spastik.
Blo) sara/ #an pem*e#a,an 3 ilakukan jika terjadi spastisitas berat dan kontraktur untuk mencegah kerusakan lebih lanjut
0. K&MPLIKASI
7omplikasi yang biasanya terjadi pada multiple skleriosis adalah +. isfungsi pernafasan
&. nfeksi kandung kemih, system pernafasan dan sepsis =. 7omplikasi dari imobilitas
4. K&NSEP ASKEP
$.1 Peng)a5ian
a% &dentitas
Pada umunya terjadi pada orangorang yang hidup di daerah utara dengan temperatus tinggi, terutama pada dewasa muda (&';'th).
'% Keluhan tama
Muncul keluhan lemah pada anggota badan bahkan mengalami spastisitas 9 kekejangan dan kaku otot, kerusakan penglihatan.
c% )iwayat Penyakit *ahulu
"iasanya klien pernah mengalami pengakit autoimun d% )iwayat Penyakit +ekarang
Pada umunya terjadi demilinasi ireguler pada susunan saraf pusat perier yang mengakibatkan erbagai derajat penurunan motorik, sensorik, dan juga kognitif
e% )iwayat penyakit keluarga
Penyakit ini sedikit lebih banyak ditemukan di antara keluarga yang pernah menderita penyakit tersebut, yaitu kirakira <J kali lebih sering pada keluarga dekat.
f% Pengkaian psik-s-si-spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehariharinya, baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. 1danya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesulitan untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pada pola persepsi dan konsep diri, didapatkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan,mudah marah dan tidak kooperatif.perubahan yang terpenting pada klien dengan penyakit mutiple sclerosis adalah adanya gangguan afek, berupa euforia. 7eluhan lain yang melibatkan gangguan serebral dapat berupa hilangnya daya ingat dan dimensia.
g% Pemeriksaan .isik
#%
Keadaan umum7lien dengan mutiple sclerosis umumnya tidak mengalami penurunan kesadaran. 1danya perubahan pada tandatanda vital, meliputi bradikardi, hipotensi, dan penurunan frekuensi pernapasan berhubungan dengan bercak lesi di medula spinalis.
Pada umumnya klien dengan mutiple sclerosis tidak mengalami gangguan pada sistem pernapasan.pada beberapa klien yang telah lama menderita mutiple sclerosis dengan
tampak dari tirah baring lama, mengalami gangguan fungsi pernapasan. Pemeriksaan fisik yang didapat mencakup halhal sebagai berikut
a. nspeksi umum didapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk batuk efektif, peningkatan produksi sputum, sesak nafas, dan penggunaan otot bantu napas. b. Palpasi taktil premitus seimbang kanan dan kiri
c. Perkusi adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru
d. 1uskultasi bunyi napas tambahan seperti napas stridor,ronkhi pada klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering
didapatkan pada klien dengan inaktivitas 0% /2 (/l--d"
Pada umumnya klien dengan mutiple sclerosis tidak mengalami gangguan pada sistem kardiovaskuler.akibat dari tirah baring lama dan inaktivitas biasanya klien mengalami hipotensi postural.
1% /0 (/rain"
Pengkajian "= (brain) merupakan pengkajian fokus atau lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya. nspeksi umum didapatkan berbagai manifestasi
akibat perubahan tingkah laku. % /1 (/ladder"
isfungsi kandung kemih. >esi pada traktus kortokospinalis menimbulkan gangguan pengaturan spingtersehingga timbul keraguan, frekuensi dan urgensi yang
menunjukkan berkurangnya kapasitas kandung kemih yang spatis.selalin itu juga timbul retensi dan inkontinensia.
$% / (/-wel"
Pemenuhan nutrisi berkurang berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurang karena kelemahan fisik umum dan perubahan status kognitif. Penurunan aktivitas umum klien sering mengalami konstipasi.
3% /$ (/-ne"
Pada keadaan pasien mutiple sclerosisbiasanya didapatkan adanya kesuliatan untuk beraktivitas karena kelemahan spastik anggota gerak.kelemahan anggota gerak pada
satu sisi tubuh atau terbagi secara asimetris pada keempat anggota gerak.merasa lelah dan berat pada satu tungkai, dan pada waktu berjalan terlihat jelas kaki yang sebelah terseret maju, dan pengontrolan yang kurang sekali. 7lien dapat mengeluh tungkainya
seakanakan meloncat secara spontan terutama apabila ia sedang berada di tempat tidur.keadaan spatis yang lebih berat disertai dengan spasme otot yang nyeri.
$.2 Diagnosa
a. %ambatan mobilitas fisik berhubungan demngan kelemahan, paresis, dan spastisitas b. 4esiko cedera berhubungan dengan kerusakan sensori dan penglihatan, dampak tirah baring lama dan kelemahan spastic
c. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan kelumpuhan saraf perkemihan
$.$ Inter!ensi #an Rasional
a% 4am'atan m-'ilitas fisik yang 'erhu'ungan dengan kelemahan, paresis, dan spastisitas
%u5uan 3
alam waktu = I &; jam klien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya
Kriteria ,asil 3
+. 7lien dapat ikut serta dalam program latihan &. 3idak terjadi kontraktor sendi
=. "ertambahnya kekuatan otot
;. 7lien menunjukkan tindakkan untuk meningkatkan mobilitas
Inter!ensi 3
+. 7aji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan, kaji secara teratur fungsi motorik
)asi-nal 5 mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktifitas &. Modifikasi peningkatan mobilitas fisik
)asi-nal 5 relaksasi dan koordinasi latihan otot meningkatkan efisiensi otot pada klien multipel sklerosis.
)asi-nal 5 klien dianjurkan untuk melakukan aktifitas melelahkan dalam waktu singkat, karena lamanya latihan yang melelahkan ekstremitas dapat menyebabkan paresis, kebas, atau tidak ada koordinasi.
;. 1jarkan teknik latihan jalan
)asi-nal 5 >atihan berjalan meningkatkan gaya berjalan, karena umumnya pada keadaan tersebut kaki dan telapak kaki kehilangan sensasi positif.
0. Fbah posisi klien tiap & jam
)asi-nal 5 menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan.
<. 1jarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit )asi-nal 5 $erakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki
funsi jantung dan pernapasan
-. >akukan gerak pasif pada ekstermitas yang sakit.
)asi-nal 5 otot volunteer akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakan.
J. "antu klien melakukan latihan 4BM, perawatan diri sesuai toleransi )asi-nal 5 untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuannya
/. 7olaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
)asi-nal 5 peningkatan kemampuan dalam mobilisasi ektremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi
'% )esik- cedera 'erhu'ungan dengan kerusakan sens-ri dan penglihatan, dampak tirah 'aring lama dan kelemahan spastis
%u5uan 3
alam waktu =I &; jam resiko trauma tidak terjadi
Kriteria ,asil 3
+. 7lien mau berpartisipasi terhadap pencegahan trauma &. ecubitus tidak terjadi
=. 7ontraktur sendi tidak terjadi ;. 7lien tidak jatuh dari tempat tidur
+. Pertahankan tirah baring dan imobilisasi sesuai indikasi
)asi-nal 5 meminimalkan rangsangan nyeri akibat gesekkan antara fragmen tulang dengan jaringan lunak disekitarnya
&. "erikan kacamata yang sesuai dengan klien
)asi-nal 5 tameng mata atau kacamata penutup dapat digunakan untuk memblok implus penglihatan pada satu mata bila klien mengalami diplopia atau penglihatan ganda
=. Minimalkan efek imobilitas.
)asi-nal 5 oleh karena aktifitas fisik dan imobilisasi sering terjadi pada multipel sklerosis, maka komlikasi yang di hubungkan dengan imobilisasi mencakup dekubitus dan langka untuk mencegahnya
;. Modifikasi pencegahan cedera
)asi-nal 5 pencegahan cedera dilakukan pada klien multipel sklerosis jika disfungsi motorik menyebabkan masalah dalam tidak ada koordinasi dan adanya kekakuan ata u jika ataksia ada, klien resiko jatuh.
0. Modifikasi lingkungan
)asi-nal 5 untuk mengatasi ketidak mampuan, klien di anjurkan untuk dengan kaki kosong pada ruang yang luas untuk menyediakan dasar yang luas dan untuk meningkatkan kemampuan berjalan dengan stabil
<. 1jarkan teknik berjalan
)asi-nal 5 jika kehilangan sensasi terhadap posisi tubuh, klien di anjurkan untuk melihat kaki sambil berjalan
-. "erikan terapi okupasi
)asi-nal 5 terapi okupasi merupakan sumber yang membantu individu dalam memberi anjuran dan menjamin bantuan untuk maningkatkan kemandirian
J. Meminimalkan resiko decubitus
)asi-nal 5 oleh karena hilangnya sensori dapat menyebabkan bertambahnya kehilangan gerakkan motoric. ecubitus terus diatasi untuk inegritas kulit. Penggunaan kursi roda meningkatkan resiko.
/. nspeksi kulit dibagian distal setiap hari (pantau kulit dan membran mukosa terhadap iritasi, kemerahan, atau lecetlecet)
)asi-nal 5 deteksi dini adanya gangguan sirkulasi dan hilangnya sensasi resiko tinggi kerusakan integritas kulit kemungkinan komplikasi imobilisasi
)asi-nal 5 spastisitas otot biasa terjadi dan terjadi pada tahap lanjut, yang terlihat dalam bentuk addukor yang berat pada pinggul, dengan spasme fleksor pada pinggul dan lutut.
++. 1jarkan teknik latihan
)asi-nal 5 latihan setiap hari untuk menguatkan otot diberikan untuk meminimalkan kontraktur sendi. Perhatian khusus diberikan pada otototot paha, otot gatroknemeus, adductor, biseps dan pergelangan tangan, serta fleksor jarijari
+&. Pertahankan sendi /' derajad terhadap papan kaki
)asi-nal 5 telapak kaki dalam posisi /' derajad dapat mencegah footdrop
+=. Kvaluasi tanda9gejala perluasan cedera jaringan (peradangan lokal 9 sistemik, sperti peningkatan nyeri, edema dan demam)
)asi-nal 5 menilai perkembangan masalah klien
c% Peru'ahan p-la eliminasi urin yang 'erhu'ungan dengan kelumpuhan saraf perkemihan
%u5uan 3
alam waktu & I &; jam eliminasi urin terpenuhi
Kriteria ,asil 3
+. Pemenuhan eliminasi urin dapat dilaksanakan dengan atau tidak mengguanakan keteter
&. Produksi 0' cc9jam
=. 7eluhan eliminasi urin tidak ada
Inter!ensi 3
+. 7aji pola berkemih dan catat urin setiap < jam )asi-nal 5 mengetahui fungsi ginjal
&. 3ingkatkan kontrol berkemih dengan cara berikan dukungan pada klien tentang pemenuhan eliminasi urin, lakukan jadwal berkemih, ukur jumlah urin tiap & jam
)asi-nal 5 jadwal berkemih diatur awalnya setiap + sampai & jam dengan perpanjangan interfal waktu bertahap. 7lien diinstruksikan untuk mengukur jumlah air yang di minum setiap & jam dan mencoba untuk berkemih =' menit setelah minum.
=. Palpasi kemungkinan adanya distensi kandung kemih )asi-nal 5 menialai perubahan akibat dari inkontinensial urin
)asi-nal 5 mempertahankan funsi ginjal
DAF%AR P6S%AKA
6 Mc. $raw %ill. &'''. 7eperawatan Medikal "edah "asic #eurologi. Lakarta. P3 $hanesa
6 5lark.+//+. Mekanisme 1utoimune Manusia. "andung. $ramedhia
6 Muta!in 1rif. &''J. 1suhan keperawatan klien dangan gangguan system persyarafan ed < vol.&. salemba medical. Lakarta