• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Etika Politik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manfaat Etika Politik"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Manfaat Etika Politik

Manfaat Etika Politik

Ada beberapa manfaat etika

Ada beberapa manfaat etika polit

politik

ik bagi para

bagi para pejab

pejabat.

at. Pertam

Pertama,

a, etika diperluk

etika diperlukan

an

dalam hubungannya dengan relasi antara politik dan kekuasaan. Karena kekuasaan

dalam hubungannya dengan relasi antara politik dan kekuasaan. Karena kekuasaan

cenderung disalahgunakan maka etika sebagai prinsip normatif/etika normatif (bukan

cenderung disalahgunakan maka etika sebagai prinsip normatif/etika normatif (bukan

metaetika) sangat diperlukan. Etika di sini ada sebagai sebuah keharusan ontologis.

metaetika) sangat diperlukan. Etika di sini ada sebagai sebuah keharusan ontologis.

e

eng

ngan

an mem

memah

aham

ami

i eti

etika

ka po

poli

litik

tik,

, pa

para

ra pe

peja

jabat

bat ti

tida

dak

k ak

akan

an me

meny

nyala

alahg

hgun

unak

akan

an

kekua

kekuasaanny

saannya.

a. enga

engan

n demik

demikian

ian kebij

kebijakan pembabatan kopi

akan pembabatan kopi seperti yang

seperti yang perna

pernah

h

terjadi di kabupaten !anggarai tidak akan terjadi. "al ini menunjukkan pemerintah

terjadi di kabupaten !anggarai tidak akan terjadi. "al ini menunjukkan pemerintah

tidak menyadari bah#a mereka adalah representan rayat, karenanya mereka mesti

tidak menyadari bah#a mereka adalah representan rayat, karenanya mereka mesti

melayani dan memperhatikan kesejahteraan rakyat, bukan membunuh rakyat dengan

melayani dan memperhatikan kesejahteraan rakyat, bukan membunuh rakyat dengan

mencaplok dan mengambil lapangan pekerjaan utama sebagai sumber hidup mereka.

mencaplok dan mengambil lapangan pekerjaan utama sebagai sumber hidup mereka.

Kedua, etika politik bertujuan untuk memberdayakan mekanisme kontrol masyarakat

Kedua, etika politik bertujuan untuk memberdayakan mekanisme kontrol masyarakat

terhadap pengambilan kebijakan para pejabat agar tidak menyalahi etika. !asyarakat

terhadap pengambilan kebijakan para pejabat agar tidak menyalahi etika. !asyarakat

sebagai yang memiliki negara tidak bisa melepaskan diri dalam mengurus negara.

sebagai yang memiliki negara tidak bisa melepaskan diri dalam mengurus negara.

!asyarakat mempunyai hak dan ke#ajiban yang sama dengan para pejabat, namun

!asyarakat mempunyai hak dan ke#ajiban yang sama dengan para pejabat, namun

d

daallaam

m

ttaattaarraan

n

tteerrtteen

nttu

u

k

keed

du

uaan

ny

ya

a

b

beerrb

beed

daa..

alam negara dengan alam demokrasi peranan masyarakat sangat besar yang nyata

alam negara dengan alam demokrasi peranan masyarakat sangat besar yang nyata

da

dalam

lam sik

sikap

ap me

meng

ngkr

kriti

itisi

si be

berb

rbag

agai

ai ke

kebi

bija

jaka

kan

n pe

peme

merin

rinta

tah.

h. Pa

Para

ra pe

pejab

jabat

at seb

sebag

agai

ai

representan rakyat tentu akan mendengar kritikan tersebut sebelum sebuah kebijakan

representan rakyat tentu akan mendengar kritikan tersebut sebelum sebuah kebijakan

di

diam

ambi

bil.

l. $

$aarg

rga

a ne

nega

gara

ra ya

yang

ng de

demo

mokr

krati

atis

s me

mesti

sti be

beru

rusah

saha

a un

untu

tuk

k me

meng

nghe

hent

ntik

ikan

an

 pengambilan

 pengambilan keputusan

keputusan yang

yang dapat

dapat merugikan

merugikan #arga

#arga #alaupun

#alaupun keputusan

keputusan tersebut

tersebut

dianggap benar oleh para pejabat.

dianggap benar oleh para pejabat.

http%//catat&kan.blogspot.co.id/''//manfaat&etika&politik.html

http%//catat&kan.blogspot.co.id/''//manfaat&etika&politik.html

(2)

Manusia sebagai makhluk social yang dalam kehidupannya selalu bersinggungan dengan

Manusia sebagai makhluk social yang dalam kehidupannya selalu bersinggungan dengan manusiamanusia lain, sedangkan masing-masing memiliki karakter yang berbeda sehingga setiap orang harus pandai lain, sedangkan masing-masing memiliki karakter yang berbeda sehingga setiap orang harus pandai menempatkan diri dalam kehidupan social agar tidak menyakiti dan merugikan orang lain. Hal inilah menempatkan diri dalam kehidupan social agar tidak menyakiti dan merugikan orang lain. Hal inilah yang melatarbelakangi pentingnya etika dalam aktivitas kehidupan:

yang melatarbelakangi pentingnya etika dalam aktivitas kehidupan:

• Etika BerbicarEtika Berbicara a Dalam MasyaraDalam Masyarakat, Berbicara merupakakat, Berbicara merupakan n rutinirutinitas yang tas yang serinsering g dilakdilakukan olehukan oleh

man

manusiusia. a. DenDengan gan berberbicbicara ara kitkita a dapdapat at menmenyamyampaipaikan kan penpendapdapat at dan dan sebsebalialiknyknya a kitkita a jugjuga a dapdapatat mengetahui keinginan orang lain. Bila kita berbicara dengan sopan maka dapat mendatangkan teman. mengetahui keinginan orang lain. Bila kita berbicara dengan sopan maka dapat mendatangkan teman. Namun jika berbicara tidak sopan maka akan mendatangkan banyak musuh. Etika dalam berbicara Namun jika berbicara tidak sopan maka akan mendatangkan banyak musuh. Etika dalam berbicara perlu kita

perlu kita perhaperhatikan. Sebab, dalam bermasyaratikan. Sebab, dalam bermasyarakat kita kat kita pasti berhadapasti berhadapan dengan pan dengan orang lain orang lain yangyang memiliki sifat dan sikap berbeda satu sama lain. Etika yang baik dalam berbicara yaitu :

memiliki sifat dan sikap berbeda satu sama lain. Etika yang baik dalam berbicara yaitu :

 Berbicaralah dengan tutur kata yang sopan, ramah tamah.Berbicaralah dengan tutur kata yang sopan, ramah tamah.

 HinHindardarilailah h carcara a bicbicara ara yanyang g bisbisa a menmenimbimbulkulkan an perperselselisiisihanhan, , sepseperterti i menmengadgadu u domdomba, ba, fitfitnahnah,, gosip, dll

gosip, dll

 Berbicaralah yang sesuai dengan siapa kita berbicara, misalnya dengan orang yang lebih tua kitaBerbicaralah yang sesuai dengan siapa kita berbicara, misalnya dengan orang yang lebih tua kita ber

berbicbicara ara dendengan gan sopsopan an dan dan rasrasa a horhormatmat. . BerBerbicbicara ara dendengan gan yanyang g leblebih ih mudmuda a kitkita a bisbisa a leblebihih menghargai.

menghargai.

 Berbicaralah sesuai waktu dan kondisi lawan bicara kita, Janganlah orang yang sedang beribadah, kitaBerbicaralah sesuai waktu dan kondisi lawan bicara kita, Janganlah orang yang sedang beribadah, kita ajak berbicara karena itu tidak sopan meskipun lawan bicara kita adalah orang terdekat kita. Misalnya ajak berbicara karena itu tidak sopan meskipun lawan bicara kita adalah orang terdekat kita. Misalnya  jika kita ingin berbicara dengan teman kita lewat telepon kita harus liat waktu terlebih dahulu. Jika kita  jika kita ingin berbicara dengan teman kita lewat telepon kita harus liat waktu terlebih dahulu. Jika kita menelepon pada jam 2 dini hari, maka hal ini cukup mengganggu kenyamanan tidur orang lain (lawan menelepon pada jam 2 dini hari, maka hal ini cukup mengganggu kenyamanan tidur orang lain (lawan bicara kita).

bicara kita).

Etika Dalam Berpakaian, Pakaian berfungsi untuk menutup tubuh manusia, tidak hanya itu saja. KiniEtika Dalam Berpakaian, Pakaian berfungsi untuk menutup tubuh manusia, tidak hanya itu saja. Kini

pakaian telah menjadi kebutuhan manusia. Saat ini kita sering lihat di Mall banyak pakaian dari pakaian telah menjadi kebutuhan manusia. Saat ini kita sering lihat di Mall banyak pakaian dari berbagai model dan corak ditawarkan disana. Kadang kita

berbagai model dan corak ditawarkan disana. Kadang kita sering bingung saat menentukan pakaian apasering bingung saat menentukan pakaian apa yang sesuai dengan kepribadian dan karakter kita. Etika dalam berpakaian ini membahas tentang yang sesuai dengan kepribadian dan karakter kita. Etika dalam berpakaian ini membahas tentang bagaimana kita menempatkan pakaian yang kita gunakan agar sesuai dengan agama, budaya, norma. bagaimana kita menempatkan pakaian yang kita gunakan agar sesuai dengan agama, budaya, norma. Mis

Misalnalnya ya jikjika a kitkita a seoseoranrang g musmuslim lim yanyang g ingingin in memmemasuasuki ki masmasjid jid makmaka a kitkita a diwdiwajiajibkabkan n untuntuk uk  mengenakan busana yang menutup aurat, yaitu dengan menggunakan pakaian muslim. Selain itu jika mengenakan busana yang menutup aurat, yaitu dengan menggunakan pakaian muslim. Selain itu jika kita ingin menghadiri acara undangan formal maka kita harus menyesuaikan diri mengenakan pakaian kita ingin menghadiri acara undangan formal maka kita harus menyesuaikan diri mengenakan pakaian yang formal, misalnya memakai kemeja, batik dan pakaian resmi lainnya.

yang formal, misalnya memakai kemeja, batik dan pakaian resmi lainnya.

• Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Berbeda Agama, terdiri dari berbagai macam suku, agama, rasEtika Pergaulan Dengan Orang Yang Berbeda Agama, terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras

dan lain-lain. Hal ini patut disyukuri karena perbedaan itu tidak menjadikan suatu penghalang dalam dan lain-lain. Hal ini patut disyukuri karena perbedaan itu tidak menjadikan suatu penghalang dalam kehidupan bermasyarakat. Itu disebabkan adanya etika dalam kehidupan bermasyarakat khususnya kehidupan bermasyarakat. Itu disebabkan adanya etika dalam kehidupan bermasyarakat khususnya etika pergaula

etika pergaulan n dengan orang yang dengan orang yang berbeberbeda da agamaagama. . Kita harus saling Kita harus saling menghmenghargai, menghoargai, menghormati danrmati dan toleransi antara agama yang satu degan agama yang lainnya. Misalnya pada saat bulan suci Ramadhan toleransi antara agama yang satu degan agama yang lainnya. Misalnya pada saat bulan suci Ramadhan umat islam berpuasa namun yang non muslim menghargai yang berpuasa dengan tidak mengganggu umat islam berpuasa namun yang non muslim menghargai yang berpuasa dengan tidak mengganggu orang yang sedang berpuasa tersebut.

orang yang sedang berpuasa tersebut.

• Etika Dalam Makan dan Minum, Makan dan minum merupakan kebutuhan dasar manusia yang harusEtika Dalam Makan dan Minum, Makan dan minum merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus

terpenuhi agar manusia dapat bertahan hidup. Berbagai macam jenis makanan tersedia di dunia ini. terpenuhi agar manusia dapat bertahan hidup. Berbagai macam jenis makanan tersedia di dunia ini. Sekarang, bagaimanakah kita bisa memilih makanan dan minuman yang sesuai dengan kebutuhan kita. Sekarang, bagaimanakah kita bisa memilih makanan dan minuman yang sesuai dengan kebutuhan kita. Karena makan

Karena makanan yang an yang baik adalah makanabaik adalah makanan n yang bergiziyang bergizi. . Etika dalam makan dan Etika dalam makan dan minum dapat kitaminum dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya sebelum makan dan minum kita harus berdoa dahulu temukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya sebelum makan dan minum kita harus berdoa dahulu agar makanan dan minuman yang kita makan dapat bemanfaat untuk tubuh kita.

agar makanan dan minuman yang kita makan dapat bemanfaat untuk tubuh kita.

Dalam pergaulan bermasyarakat hendaknya kita mempunyai sikap sopan santun, ramah tamah, Dalam pergaulan bermasyarakat hendaknya kita mempunyai sikap sopan santun, ramah tamah, saling menghargai, saling menghormati antara sesama. Sebab, pencerminan etika seseorang terlihat saling menghargai, saling menghormati antara sesama. Sebab, pencerminan etika seseorang terlihat dari segala kegiatan yang ia lakukan.

dari segala kegiatan yang ia lakukan.

!ekanisme kontrol tersebut sangat penting agar para pejabat tidak mengambil

!ekanisme kontrol tersebut sangat penting agar para pejabat tidak mengambil

kebijakan yang merugikan masyarakat. !asih hangat dalam ingatan kita tentang

kebijakan yang merugikan masyarakat. !asih hangat dalam ingatan kita tentang

(3)

rencana tambang emas di *embata. !asyarakat yang terancam akan teralienasi dari

 berbagai aspek kehidupannya memrotes dan menolak rencana tersebut. +indakan

masyarakat tersebut dilihat sebagai cara masyarakat mengontrol kebijakan yang

diambil pemerintah.

Ketiga, para pejabat dapat bertanggung ja#ab atas berbagai keputusan yang dibuatnya

 baik selama ia menduduki posisi tertentu maupun setelah meninggalkan jabatannya.

Para pejabat bekerja dalam lingkup organisasional, oleh karena itu segala kebijakan

yang diambil mesti berdasarkan kesepakatan bersama. amun, mereka tidak dapat

melarikan diri dari tanggung ja#abnya sebagai seorang pribadi atas sebuah keputusan.

+anggung ja#ab pribadi tidak hanya berlaku saat ia memegang jabatan publik

tertentu, tetapi juga terus berlanjut ketika ia berada pada free position.

+anggung ja#ab pribadi juga dapat mendukung akuntabilitas bagi keputusan yang

kurang dapat dianggap berasal dari pejabat&pejabat yang baru. Karena tanggung ja#ab

 pribadi melekat pada pribadi dan bukan pada kolekti-itas, maka tanggung ja#ab

tersebut selalu melekat dan mengikuti pejabat ke mana pun ia pergi. Kita dapat

menelusurinya setiap #aktu juga pada saat ia tidak sedang memegang suatu jabatan

 publik tertentu.

Etika politik menolak segala kecenderungan yang terus berkembang terutama yang

menyangkal tanggung ja#ab pribadi dan kecenderungan komplementer yang

mempertalikannya dengan berbagai jenis kolekti-itas.

Etika politik bagi para pejabat mesti menghasilkan makna moral dari tugasnya dalam

memegang jabatan publik tertentu, dan mesti dapat merubah cara berpikir dan

 bertindak para pejabat. engan demikian esensi etika politik bagi para pejabat dapat

 benar&benar e-iden, e-idensi ini muncul dalam tataran praktik bukan dalam tataran

konsep

Saya terpikat atas pemikiran Haryatmoko (2007). Menurutnya, etika politik perlu, karena:

Pertama, bagaimanapun tidak santunnya suatu politik, tiap keputusan untuk bertindak, perlu legitimasi. Pengesahan itu akan dibahas bersama dan harus mengacu pada norma-norma moral, nilai-nilai hukum atau peraturan perundangan. Di sini letak celah di mana etika politik bisa berbicara dengan otoritas.

Kedua, etika politik berbicara dari sisi korban. Politik yang kasar dan tidak adil akan mengakibatkan  jatuhnya korban. Korban akan membangkitkan simpati dan reaksi indignation  (terusik dan protes terhadap ketidakadilan). Keberpihakan pada korban tidak akan mentolerir politik yang kasar. Jeritan korban adalah berita duka bagi etika politik.

Ketiga, pertarungan kekuasaan dan konflik kepentingan yang berlarut-larut akan membangkitkan kesadaran, perlunya penyelesaian yang mendesak dan adil. Penyelesaian semacam ini tidak akan terwujud bila tidak mengacu ke etika politik. Seringnya pernyataan “perubahan harus konstitusional”, menunjukkan etika politik tidak bisa diabaikan begitu saja.

Kajian Teoritis tentang Etika Politik

Jika pembuat kebijakan dibiarkan menghalalkan segala cara, kehidupan rakyat tidak lagi damai. Paul Ricoeur (1990) mengatakan etika politik perlu, karena ada tuntutan 1) untuk hidup bersama dan untuk  orang lain. 2) memperluas lingkup kebebasan, 3) membangun institusi-institusi yang adil.

Setiap orang mendamba kehidupan yang baik. Eksis secara wajar. Dan meraih sesuatu yang diidamkan. Untuk mencapainya, ada suatu mata rantai yang berkesinambungan. Hidup bersama dalam kerangka institusi yang adil, dapat terwujud bila kita bersedia menerima pluralitas. Institusi-institusi yang adil mewadahi warga negara untuk hidup bersama tanpa saling merugikan. Kebebasan yang dimiliki warga negara seperti kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul, kebebasan mengeluarkan

(4)

pendapat, dan sebagainya, memberi ruang bagi warga negara berinisiatif dan kritis pada institusi yang tidak adil

Ada dasar yang fundamental dalam memfungsikan sistem politik yang memadai. Beberapa saran penerapan etika politik di Indonesia, adalah sebagai berikut.

 Pertama, membuat masyarakat menjadi kritis. Franklyn Haiman (1958) mensyaratkan adanya peningkatan kapasitas rasional manusia. Upaya persuasi seperti kampanye politik, komunikasi pemerintah, periklanan, dan lain-lain, adalah suatu teknik untuk mempengaruhi penerima dengan menghilangkan proses berfikir sadarnya dan menanamkan sugesti atau penekanan pada kesadaran, agar menghasilkan perilaku otomatis yang tidak reflektif.

Seruan motivasional dan emosional juga kerap digunakan dalam mempengaruhi rasional massa. Pemilihan kata, kerap tidak mempertimbangkan rasa keadilan. Habermas (1967) mengatakan bahwa bahasa juga merupakan sarana dominasi dan kekuasaan. Monopoli pada pilihan kata, terutama karena akses ruang publik lebih terbuka pada politisi, menimbulkan peluang penyimpangan kepentingan. Upaya penggerakan logika instant ini tidak etis. Intinya, seorang politisi yang berusaha diterima pandangannya secara tidak kritis, dia juga dapat dipandang sebagai pelanggar etika politik yang ideal. Jadi manusia harus diajar berfikir, menganalisa dan mengevaluasi informasi dengan rasio dan mampu mengontrol emosinya. Dengan demikian dapat menghasilkan suatu pemikiran terbaik dengan analisa kritis.

 Kedua, mengembangkan kebiasaan meneliti. Semua pihak: masyarakat (melalui LSM), media massa, perguruan tinggi, politisi atau penguasa, sebaiknya mengembangkan kebiasaan meneliti. Peningkatan rasionalitas pada masyarakat selayaknya dibarengi dengan kemauan politisi dalam bersikap adil ketika memilih dan menampilkan fakta dan data secara terbuka.

Pengetahuan tentang realitas sebaiknya mencerminkan kenyataan real yang dibutuhkan. Informasi yang ditampilkan adalah informasi yang paling relevan dan selengkap mungkin memfasilitasi kemampuan rasional publik. Dan data yang dibutuhkan masyarakat, tidak boleh diselewengkan atau disembunyikan. Ketika banyak pihak terbiasa meneliti dan terekspos oleh data, penyelewengan data akan berkurang. Keterbukaan akses informasi ini, memfasilitasi masyarakat, mengamati politisi dalam membuat keputusan yang akurat.

Bagi politisi sendiri, ada baiknya mempertimbangkan peringatan Wallace untuk menanyakan hal ini pada diri sendiri, ”Apakah saya memberi kesempatan khalayak saya untuk membuat pernilaian dengan adil, tanpa menutup-nutupi data?”

 Ketiga, kepentingan umum daripada pribadi atau golongan. Politisi hendaknya mengembangkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongan. Motif pribadi atau golongan, atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kolektif oleh publik, sungguh suatu tindakan tercela. Pertanyaan yang dapat diangkat adalah: ”Apakah saya melupakan amanah yang telah diberikan oleh khalayak pada saya?” Ajakan suci ini memang membutuhkan gerakan hati dari politisi. Dan hati adalah ranah personal dari seorang individu. Namun, masyarakat memiliki hak sebagai eksekutor, ada atau tidak adanya politisi tersebut duduk di singasana politik. Meski butuh waktu lima tahunan.

 Keempat, menghormati perbedaan. Etika politik juga dapat dilaksanakan dengan menghormati perbedaan pendapat dan argumen. Meski diperlukan adanya kerjasama dan kompromi, nilai dasar hati nurani, perlu menjadi batasan pembuatan kebijakan.

(5)

Menurut Wallace, ”Kita tidak perlu mengorbankan prinsip demi kompromi. Kita harus lebih suka menghadapi konflik daripada menerima penentraman” Ini penting. Karena secara budaya, Indonesia adalah negara kolektifis yang kerap mementingkan harmonisasi.

Bagi masyarakat, keaktifan dalam berekspresi dan mengungkapkan pendapat sebaiknya disambut dengan lebih aktif memanfaatkan ruang publik yang tersedia. Bagi politisi, ada baiknya memperhatikan pertanyaan Wallace ini: ”Bisakah saya dengan bebas mengakui kekuatan dan bukti serta argumen yang bertentangan dan masih mengajukan sebuah pendapat yang menampilkan keyakinan saya?”

 Kelima, penerapan hukum. Penerapan etika politik sebaiknya didasari hukum. Masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok yang mungkin sekali mempunyai kepentingan berlawanan. Politisi, dibantu oleh pengawasan masyarakat, sebaiknya mampu memfasilitasi dan mengatur kepentingan-kepentingan kelompok dengan membangun institusi-institusi yang adil.

Pengeksklusifan pada suatu kelompok dapat membuahkan keberuntungan bagi yang satu dan kemalangan bagi yang lain. Pengelolaan hukum dengan prosedur yang baik, dapat mengontrol dan menghindarkan semaksimal mungkin penyalahgunaan. Keadilan tidak diserahkan kepada politisi, tapi dipercayakan kepada prosedur yang memungkinkan pembentukan sistem hukum yang menjamin pelaksanaan keadilan. Jadi ketika politisi melakukan pelanggaran, prosedur hukum secara otomatis dan transparan, dapat diberlakukan pada politisi, tanpa adanya rekayasa.

 Keenam, mengurangi privasi. Salah satu upaya pelaksanaan etika politik, menurut Dennis F Thompson (1987), adalah dengan mengurangi privasi pejabat negara. Menurutnya, para pejabat sesungguhnya bukan warga negara biasa. Mereka memiliki kekuasaan atas warga negara, dan bagaimanapun, mereka merupakan representasi dari warga negara. Perbedaan-perbedaan signifikan antara pejabat negara dan warga negara membuat berkurangnya wilayah kehidupan pribadi ( privacy) para pejabat negara. Karenanya, privacy pejabat negara tidak harus dijaga, bila perlu dikorbankan untuk menjaga keutuhan demokrasi dan menjaga kepercayaan warga negara. Kebijakan-kebijakan politik yang diambil, sebesar dan atau seluas apa pun, sedikit banyak, berpengaruh bagi kehidupan warga negara.

Jadi layaklah bila masyarakat tahu secara detail, mengenai kehidupan pejabat-pejabat negara. Pengetahuan tersebut merupakan bagian dari garansi dan kontrol publik yang membuat warga negara menaruh kepercayaan pada pejabat negara yang telah dipilihnya. Warga negara harus punya keyakinan bahwa pejabat negara yang dipilihnya benar-benar memiliki fisik yang sehat dan pribadi yang jujur. Meski orang mungkin berubah, namun perlu ada jaminan awal bahwa politisi tersebut berpotensi untuk  tidak mempergunakan kekuasaan dan kewenangan untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan kelompoknya.

 Ketujuh, beriman. Penerapan etika politik dapat berjalan dengan mulus, bila semua pihak  menyandarkan keyakinan pada agama. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, hendaklah menjadi jiwa dalam kehidupan tiap individu. Etika dan moral politisi akan rusak ketika tidak dihubungkannya agama dengan politik. Padahal, keduanya adalah satu kesatuan integral bagai jiwa dan raga.

Iman, adalah percaya pada Tuhan. Bila politisi mempercayakan diri pada Tuhan sebagai pemilik  dirinya, tempat kembalinya, pengatur manusia, pemberi amanah, penguasa keputusan hidup dan tempat berawal dan berakhirnya segala sesuatu, diharapkan politisi memiliki arahan yang terbenar.

 Kedelapan, terbukanya ruang publik. Perlu diperbanyak ruang publik yang memberi kesempatan politisi dan masyarakat saling berkomunikasi. Wadah seperti the Fatwa Center (tFC) ini, adalah salah satu upaya real menyediakan akses bagi interaksi tadi. Terbukanya kesempatan berbagi antartokoh, politisi, media, akademisi, birokrat, mahasiswa dan masyarakat lainnya memberi penyegaran-penyegaran edukatif pada semua pihak. Selain itu mengurangi prasangka atau peluang terjadinya pelanggaran etika politik.

(6)

Wadah seperti tFC juga diharapkan: 1) dapat memberi ruang terbuka pada peningkatan rasional dan daya kritis publik. 2) mempersiapkan calon politisi untuk menjadi politisi beretika, 3) mengingatkan politisi untuk beretika.

Semua pihak akan diuntungkan. Politisi yang beretika, diuntungkan dengan adanya masyarakat yang terdidik. Masyarakat juga diuntungkan, dengan politisi yang beretika. Pada masyarakat yang tidak  terpelajar atau terbelakang, maka politisi yang tidak beretika masih tetap ada. Ongkos sosial juga tinggi, diantaranya: banyaknya intrik, masyarakat dikorbankan, kemajuan Indonesia juga tidak  signifikan.

Mari kita, dalam proporsi masing-masing, berbuat sesuatu untuk memfasilitasi kesejahteraan masyarakat Indonesia sebesar-besarnya

PEMBAHASAN

1.1 Etika Politik 

Etika politik merupakan sebuah cabang dalam ilmu etika yang membahas hakikat

manusia sebagai makhluk yang berpolitik dan dasar&dasar norma yang dipakai dalam

kegiatan politik. Etika politik sangat penting karena mempertanyakan hakikat manusia

sebagai makhluk sosial dan mempertanyakan atas dasar apa sebuah norma digunakan

untuk mengontrol perilaku politik. Etika politik menelusuri batas&batas ilmu politik,

kajian ideologi, asas&asas dalam ilmu hukum, peraturan&peraturan ketatanegaraan,

asumsi&asumsi, dan postulat&postulat tentang masyarakat dan kondisi psikologis

manusia sampai ke titik terdalam dari manusia melalui pengamatan terhadap perilaku,

sikap, keputusan, aksi, dan kebijakan politik. Etika politik tidak menerima begitu saja

sebuah norma yang melegitimasi kebijakan&kebijakan yang melanggar konsep nilai

intersubjektif (dan sekaligus nilai objektif juga) hasil kesepakatan a#al. adi, tugas

utama etika politik sebagai metode kritis adalah memeriksa legitimasi ideologi yang

dipakai oleh kekuasaan dalam menjalankan #e#enangnya. amun demikian, bukan

 berarti bah#a etika politik hanya dapat digunakan sebagai alat kritik. Etika politik

harus pula dikritisi. leh karena itu, etika politik harus terbuka terhadap kritik dan

ilmu&ilmu terapan.

Etika politik bukanlah sebuah norma. Etika politik juga bukan sebuah aliran

filsafat atau ideologi, sehingga tidak dapat dijadikan sebuah pedoman siap pakai

dalam pengambilan kebijakan atau tindakan politis. Etika politik tidak dapat

mengontrol seorang politikus dalam bertindak atau mengambil keputusan, baik

keputusan indi-idu, organisasi, atau kelompok. amun, etika politik dapat dijadikan

rambu&rambu yang membantu politikus dalam mengambil keputusan.

0ungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat&alat teoritis

untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung

 ja#ab. adi, tidak berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkan secara

rasional objektif dan argumentati-e. Etika politik tidak langsung mencampuri politik

 praktis. +ugas etika politik membantu agar pembahasan masalah&masalah ideologis

dapat dijalankan secara objektif.

"ukum dan kekuasaan egara merupakan pembahasan utama etika politik.

"ukum sebagai lembaga penata masyarakat yang normatif, kekuasaan egara sebagai

lembaga penata masyarakat yang efektif sesuai dengan struktur ganda kemampuan

manusia (makhluk indi-idu dan sosial). Pokok permasalahan etika politik adalah

legitimasi etis kekuasaan. 1ehingga penguasa memiliki kekuasaan dan masyarakat

(7)

 berhak untuk menuntut pertanggung ja#aban. *egitimasi etis mempersoalkan

keabsahan kekuasaan politik dari segi norma&norma moral. *egitimasi ini muncul

dalam konteks bah#a setiap tindakan egara baik legislatif maupun eksekutif dapat

dipertanyakan dari segi norma&norma moral. !oralitas kekuasaan lebih banyak

ditentukan oleh nilai&nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat.

1.2 Pengertian Nilai, Norma dan Moral

2erbicara mengenai etika politik kita juga perlu mengetahui tentang apa yang

disebut dengan nilai, norma dan moral.

 Pengertian ilai

nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk

memuaskan manusia. 1ifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat

seseorang atau kelompok, (the believed capacity of any object to statistfy a human

desire). adi nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada

suatu objek itu sendiri. ilai itu sebenarnya adalah suatu kenyataan yang

3tersembunyi4 di balik kenyataan&kenyataan lainnya. Ada nilai itu karena adanya

kenyataan&kenyataan lain sebagai pemba#a nilai (wartrager ).

!enilai berarti menimbang untuk selanjutnya mengambil keputusan.

Keputusan nilai yang diambil berhubungan dengan subjek penilai itu sendiri dimana

dalam hal ini adalah manusia yang meliputi unsur&unsur jasmani, akal, rasa, karsa

(kehendak) dan kepercayaan. 1esuatu dikatakan bernilai apabila sesuatu itu berharga,

 berguna, benar, indah, baik dan lain sebagainya. i dalam nilai itu sendiri terkandung

cita&cita, harapan&harapan, dambaan&dambaan dan keharusan. !aka apabila kita

 berbicara tentang nilai, sebenarnya kita berbicara tentang hal yang ideal, tentang hal

yang merupakan cita&cita, harapan, dambaan dan keharusan. 2erbicara tentang nilai

 berarti kita masuk bidang makna normatif, bukan kognitif, kita masuk ke dunia ideal

dan bukan dunia real. !eskipun demikian, diantara keduannya saling berkait secara

erat, artinya yang ideal harus menjadi real, yang normatif harus direalisasikan dalam

 perbuatan sehari&hari yang merupakan fakta.

!a5 1celer mengelompokkan nilai ke dalam empat tingkatan berdasarkan

tinggi rendahnya, yakni %

a.

ilai&nilai kenikmatan % dalam tingakatan ini terdapat deretan nilai&nilai yang

mengenakkan dan tidak mengenakkan (die Wertreihe des Angenehmen und

Unangehmen).

 b.

ilai&nilai kehidupan % dalam tingakatan ini terdapat nilai&nilai yang penting

 bagi kehidupan (Werte des vitalen Fuhlens).

c.

ilai&nilai keji#aan % dalam tingkatan ini terdapat nilai&nilai keji#aan ( geistige

werte) yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan.

d.

ilai&nilai kerohanian % dalam tingakatan ini terdapat modalitas nilai dari yang

suci dan tidak suci (wermodalitat des Heiligen ung Unheiligen).

1edangkan menurut ahli yang lain yakni otonagoro membagi nilai menjadi

tiga macam, yaitu %

a.

ilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani

manusia atau kebutuhan material raga#i manusia.

 b.

ilai -ital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan atau akti-itas.

c.

ilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. ilai

kerohanian ini dapat dibedakan atas empat macam %

)

ilai kebenaran, yang bersumber pada akal manusia (ratio, budi, cipta).

')

ilai keindahan (estetis), yang bersumber pada unsur perasaan manusia

(esthetis, ge-oel, rasa).

(8)

6)

ilai kebaikan (moral), yang bersumber pada unsur kehendak manusia (#ill,

#ollen, karsa).

7)

ilai religius, yang merupakan nilai kerokhanian teringgi dan mutlak. ilai

religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.

alam kaitannya dengan deri-asi atau penjabarannya maka nilai&nilai dapat

dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu nilai dasar, nilai instrumental dan nilai

 praksis.

a.

ilai asar 

 ilai memiliki sifat yang abstrak yang tidak dapat diamati indra manusia namun

realisasinya bersifat nyata (real ). 1etiap nilai memiliki nilai dasar (onotologis) yang

merupakan hakikat, esensi, intisari atau makna yang terdalam dari nilai&nilai tersebut

dimana sifatnya adalah uni-ersal karena menyangkut hakikat kenyataan objektif

segala sesuatu. ilai dasar dapat juga disebut sebagai sumber norma yang pada

gilirannya dijabarkan atau direalisasikan dalam suatu kehidupan yang bersifat

 praksis. Konsekuensinya #alaupun dalam aspek praksis dapat berbeda&beda namun

secara sistematis tidak dapat bertentangan dengan nilai dasar yang merupakan sumber 

 penjabaran norma serta realisasi praksis tersebut.

 b.

ilai 8nstrumental

9ntuk dapat direalisasikan dalam suatu kehidupan praksis maka nilai dasar

tersebut harus memiliki formulasi serta parameter atau ukuran yang jelas. ilai

instrumental inilah yang merupakan suatu pedoman yang dapat diukur dan dapat

diarahkan. ilai instrumental yang berkaitan dengan tingkah laku manusia merupakan

suatu norma moral. 1edangkan yang berkaitan dengan organisasi maupun negara

merupakan suatu arahan, kebijaksanaan atau strategi yang bersumber pada nilai

dasar. engan kata lain nilai instrumental merupakan suatu eksplisitasi dari nilai

dasar.

c.

ilai Praksis

 ilai praksis pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai

instrumental dalam suatu kehidupan yang nyata. 1ehingga nilai praksis ini merupakan

 per#ujudan dari nilai instrumental itu sendiri. apat juga dimungkinkan berbeda&beda

#ujudnya, namun demikian tidak bisa menyimpang atau bahkan tidak dapat

 bertentangan. Artinya oleh karena nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis itu

merupakan suatu sistem per#ujudannya tidak boleh menyimpang dari sitem tersebut.

Pengertian orma

 orma adalah struktur nilai yang menjadi pedoman penilaian tingkah laku

manusia yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari&hari yang didasarkan atas

suatu moti-asi tertentu. ilai yang menjadi milik bersama didalam satu masyarakat

dan telah tertanam dengan emosi yang mendalam akan menjadi norma yang

disepakati bersama. ilai&nilai yang telah dibakukan menjadi norma itulah yang kelak 

menjadi acuan penilaian. Pada hakikatnya, norma merupakan per#ujudan dari

koeksistensi manusia sebagai makhluk sosial. orma sendiri dibedakan menjadi

empat, yaitu norma agama, norma moral, norma sosial, dan norma hukum.

Pengertian !oral

!oral berasal dari kata *atin 3 Mos4 yang jamaknya Mores yang berarti adat

atau cara hidup. Etika dan moral hampir sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari&

hari terdapat sedikit perbedaan. !oral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang

sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai&nilai yang ada.

1ecara umum moral merupakan suatu ajaran ataupun #ejangan, patokan, kumpulan

 peraturan baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan

 bertindak agar menjadi manusia yang baik.

(9)

"ubungan ilai, orma dan !oral

 ilai merupakan kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia,

 baik lahir maupun batin. alam kehidupan manusia nilai dijadikan landasan, alasan

ataupun moti-asi dalam bersikap dan bertingkah laku baik disadari ataupun tidak.

 ilai tidak bersifat konkrit yang dapat ditangkap indra manusia melainkan bersifat

abstrak yang hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dipahami oleh

manusia.

Agar nilai menjadi menjadi lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah

laku manusia maka perlu dikonkritkan serta diformulasikan menjadi lebih objektif

sehingga memudahkan menjabarkannya dalam tingkah laku s ecara konkrit. $ujud

lebih konkrit dari nilai inilah yang disebut norma. +erdapat berbagai macam norma

dimana norma hukumlah yang paling kuat karena dapat dipaksakan oleh suatu

kekuasaan.

1elanjutnya nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika.

8stilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. erajat

kepribadian seseorang amat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya. !akna moral

yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah

lakunya. alam pengertian inilah maka kita memasuki #ilayah norma sebagai

 penuntun sikap dan tingkah laku manusia. emikianlah hubungan yang sistematik

antar nilai, norma, dan moral yang pada gilirannnya krtiga aspek tersebut terujud

dalam suatu tingkah laku praksis dalam kehidupan manusia.

1.3 Peran Pancasila sebagai Sumber Etika Politik di Indonesia

Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan egara yang merupakan satu

kesatuan nilai yang tidak dapat dipisah&pisahkan dengan masing&masing sila&silanya.

Karena jika dilihat satu persatu dari masing&masing sila itu dapat saja ditemukan

dalam kehidupan berbangsa yang lainnya. amun, makna Pancasila terletak pada

nilai&nilai dari masing&masing sila sebagai satu kesatuan yang tak bias ditukar&balikan

letak dan susunannya. Pancasila tidak hanya merupakan sumber deri-asi peraturan

 perundang&undangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama dalam

hubungannya dengan legitimasi kekuasaan, hukum, serta kebijakan dalam

 penyelenggaraan negara. 9ntuk memahami dan mendalami nilai nilai Pancasila dalam

etika berpolitik itu semua terkandung dalam kelima sila Pancasila.

Ketuhanan :ang !aha Esa

1ila pertama merupakan sumber nilai&nilai moral bagi kehidupan kebangsaan

dan kenegaraan. 2erdasarkan sila pertama egara 8ndonesia bukanlah

negarateokrasi yang mendasarkan kekuasaan negara pada legitimasi religius.

Kekuasaan kepala negara tidak bersifat mutlak berdasarkan legitimasi religius

melainkan berdasarkan legitimasi hukum dan demokrasi. $alaupun egara

8ndonesia tidak mendasarkan pada legitimasi religius, namun secara moralitas

kehidupan negara harus sesuai dengan nilai&nilai yang berasal dari +uhan terutama

hukum serta moral dalam kehidupan negara. leh karena itu asas sila pertama lebih

 berkaitan dengan legitimasi moral.

Kemanusiaan yang Adil dan 2eradab

1ila kedua juga merupakan sumber nilai&nilai moralitas dalam kehidupan

negara. 2angsa 8ndonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia hidup secara

 bersama dalam suatu #ilayah tertentu, dengan suatu cita&cita serta prinsip hidup demi

kesejahteraan bersama. !anusia merupakan dasar kehidupan dan penyelenggaran

negara. leh karena itu asas&asas kemanusiaan adalah bersifat mutlak dalam

kehidupan negara dan hukum. alam kehidupan negara kemanusiaan harus

(10)

hak&hak dasar (asasi) manusia. 1elain itu asas kemanusiaan juga harus merupakan

 prinsip dasar moralitas dalam penyelenggaraan negara.

Persatuan 8ndonesia

Persatuan berati utuh dan tidak terpecah&pecah. Persatuan mengandung

 pengertian bersatunya bermacam&macam corak yang beraneka ragam menjadi satu

kebulatan. 1ila ketiga ini mencakup persatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi,

sosial budaya, dan hankam. 8ndonesia sebagai negara plural yang memiliki beraneka

ragam corak tidak terbantahkan lagi merupakan negara yang ra#an konflik. leh

karenanya diperlukan semangat persatuan sehingga tidak muncul jurang pemisah

antara satu golongan dengan golongan yang lain. ibutuhkan sikap saling menghargai

dan menjunjung semangat persatuan demi keuthan negara dan kebaikan besama. leh

karena itu sila ketiga ini juga berkaitan dengan legitimasi moral.

Kerakyatan yang ipimpin oleh "ikmat Kebijaksanaan dalam

Permusya#aratan/ Per#akilan

 egara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan

yang dilakukan senantiasa untuk rakyat. leh karena itu rakyat merupakan asal

muasal kekuasaan negara. alam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara segala

kebijaksanaan, kekuasaan serta ke#enangan harus dikembalikan kepada rakyat

sebagai pendukung pokok negara. !aka dalam pelaksanaan politik praktis, hal&hal

yang menyangkut kekuasaan legislatif, eksekutif serta yudikatif, konsep pengambilan

keputusan, penga#asan serta partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari rakyat, atau

dengan kata lain harus memiliki 3legitimasi demokratis4.

Keadilan 1osial bagi 1eluruh ;akyat 8ndonesia

alam penyelenggaraan negara harus berdasarkan legitimasi hukum yaitu

 prinsip 3legalitas4. egara 8ndonesia adalah negara hukum, oleh karena itu keadilan

dalam hidup bersama (keadilan sosial) merupakan tujuan dalam kehidupan negara.

alam penyelenggaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan, ke#enangan serta

 pembagian senatiasa harus berdasarkan hukum yang berlaku. Pelanggaran atas

 prinsip&prinsip keadilan dalam kehidupan kenegaraan akan menimbulkan

ketidakseimbangan dalam kehidupan negara.

Pola pikir untuk membangun kehidupan berpolitik yang murni dan je rnih mutlak

dilakukan sesuai dengan kelima sila yang telah dijabarkan diatas. :ang mana dalam

 berpolitik harus bertumpu pada Ketuhanan :ang !aha Esa, Kemanusiaan yang Adil

dan 2eradab, Persatuan 8ndonesia, Kerakyatan yang ipimpin oleh "ikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyara#atan/Per#akilan dan dengan penuh Keadilan

1osial bagi 1eluruh ;akyat 8ndonesia tanpa pandang bulu. Etika politik Pancasila

dapat digunakan sebagai alat untuk menelaah perilaku politik egara, terutama

sebagai metode kritis untuk memutuskan benar atau slaah sebuah kebijakan dan

tindakan pemerintah dengan cara menelaah kesesuaian dan tindakan pemerintah itu

dengan makna sila&sila Pancasila.

Etika politik harus direalisasikan oleh setiap indi-idu yang ikut terlibat secara

konkrit dalam pelaksanaan pemerintahan negara. Para pejabat eksekutif,

legislatif, yudikatif, para pelaksana dan penegak hukum harus menyadari bah#a

legitimasi hukum dan legitimasi demokratis juga harus berdasarkan pada legitimasi

moral. ilai&nilai Pancasila mutlak harus dimiliki oleh setiap penguasa yang berkuasa

mengatur pemerintahan, agar tidak menyebabkan berbagai penyimpangan seperti

yang sering terjadi de#asa ini. 1eperti tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme,

 penyuapan, pembunuhan, terorisme, dan penyalahgunaan narkotika sampai

(11)

alam penerapan etika politik Pancasila di 8ndonesia tentunya mempunyai

 beberapa kendala&kendala, yaitu %

a.

Etika politik terjebak menjadi sebuah ideologi sendiri. Ketika seseorang

mengkritik sebuah ideologi, ia pasti akan mencari kelemahan&kelemahan dan

kekurangannya, baik secara konseptual maupun praksis. "ingga muncul sebuah

keyakinan bah#a etika politik menjadi satu&satunya cara yang efektif dan efisien

dalam mengkritik ideologi, sehingga etika politik menjadi sebuah ideologi tersendiri.

 b.

Pancasila merupakan sebuah sistem filsafat yang lebih lengkap disbanding etika

 politik Pancasila, sehingga kritik apa pun yang ditujukan kepada Pancasila oleh etika

 politik Pancasila tidak mungkin berangkat dari Pancasila sendiri karena kritik itu tidak 

akan membuahkan apa&apa.

 amun demikian, bukan berarti etika politik Pancasila tidak mampu menjadi alat

atau cara menelaah sebuah Pancasila. Kendala pertama dapat diatasi dengan cara

membuka lebar&lebar pintu etika politik Pancasila terhadap kritik dan koreksi dari

manapun, sehingga ia tidak terjebak pada lingkaran itu. Kendala kedua dapat diatasi

dengan menunjukkan kritik kepada tingkatan praksis Pancasila terlebih dahulu,

kemudian secara bertahap merunut kepada pemahaman yang lebih umum hingga

ontologi Pancasila menggunakan prinsip&prinsip norma moral.

Peneraan Etika Politik di Indonesia

Ada dasar yang fundamental dalam memfungsikan sistem politik yang memadai.

2eberapa saran penerapan etika politik di 8ndonesia, adalah sebagai berikut.

 Pertama,

membuat mas!arakat men"adi kritis.

0ranklyn "aiman (<=>) mensyaratkan adanya peningkatan kapasitas rasional

manusia.

9paya persuasi seperti kampanye politik, komunikasi pemerintah,

 periklanan, dan lain&lain, adalah suatu teknik untuk memengaruhi penerima

dengan menghilangkan proses berfikir sadarnya

dan menanamkan sugesti atau penekanan pada kesadaran,

agar menghasilkan perilaku otomatis yang tidak reflektif.

1eruan moti-asional dan emosional juga kerap digunakan dalam mempengaruhi

rasional massa.

Pemilihan kata, kerap tidak mempertimbangkan rasa keadilan.

"abermas (<?@) mengatakan bah#a bahasa juga merupakan sarana dominasi dan

kekuasaan.

!onopoli pada pilihan kata, terutama karena akses ruang publik lebih terbuka pada

 politisi,

menimbulkan peluang penyimpangan kepentingan.

9paya penggerakan logika instant ini tidak etis.

8ntinya, seorang politisi yang berusaha diterima pandangannya secara tidak kritis,

dia juga dapat dipandang sebagai pelanggar etika politik yang ideal.

adi manusia harus diajar berfikir, menganalisa dan menge-aluasi informasi dengan

rasio dan mampu mengontrol emosinya.

(12)

engan demikian dapat menghasilkan suatu pemikiran terbaik dengan analisa kritis.

 Kedua,

mengembangkan kebiasaan meneliti.

1emua pihak% masyarakat (melalui *1!), media massa, perguruan tinggi, politisi atau

 penguasa,

sebaiknya mengembangkan kebiasaan meneliti.

Peningkatan rasionalitas pada masyarakat selayaknya dibarengi

dengan kemauan politisi dalam bersikap adil ketika memilih

dan menampilkan fakta dan data secara terbuka.

Pengetahuan tentang realitas sebaiknya mencerminkan kenyataan real yang

dibutuhkan.

8nformasi yang ditampilkan adalah informasi yang paling rele-an

dan selengkap mungkin memfasilitasi kemampuan rasional publik.

an data yang dibutuhkan masyarakat, tidak boleh disele#engkan atau

disembunyikan.

Ketika banyak pihak terbiasa meneliti dan terekspos oleh data,

 penyele#engan data akan berkurang.

Keterbukaan akses informasi ini, memfasilitasi masyarakat, mengamati politisi dalam

membuat keputusan yang akurat.

2agi politisi sendiri,

ada baiknya mempertimbangkan peringatan $allace untuk menanyakan hal ini pada

diri sendiri,

 Ketiga,

kepentingan umum daripada pribadi atau golongan.

Politisi hendaknya mengembangkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi

atau golongan.

Pertanyaan yang dapat diangkat adalah%

4Apakah saya melupakan amanah yang telah diberikan oleh khalayak pada saya4

Ajakan suci ini memang membutuhkan gerakan hati dari politisi.

an hati adalah ranah personal dari seorang indi-idu.

 amun, masyarakat memiliki hak sebagai eksekutor.

Ada atau tidak adanya politisi tersebut duduk di singasana politik.

!eski butuh #aktu lima tahunan.

 Keempat,

meng#ormati erbedaan

Etika politik juga dapat dilaksanakan dengan menghormati perbedaan pendapat dan

argumen.

!eski diperlukan adanya kerjasama dan kompromi,

nilai dasar hati nurani, perlu menjadi batasan pembuatan kebijakan.

!enurut $allace,

$%ita tidak erlu mengorbankan rinsi demi komromi.

(13)

Karena secara budaya, 8ndonesia adalah negara kolektifis yang kerap mementingkan

harmonisasi.

2agi masyarakat,

keaktifan dalam berekspresi dan mengungkapkan pendapat

sebaiknya disambut dengan lebih aktif memanfaatkan ruang publik yang tersedia.

2agi politisi, ada baiknya memperhatikan pertanyaan $allace ini%

$Bisaka# sa!a dengan bebas mengakui kekuatan dan bukti

serta argumen !ang bertentangan dan masi# menga"ukan sebua# endaat

!ang menamilkan ke!akinan sa!a'$

 Kelima,

eneraan #ukum.

Penerapan etika politik sebaiknya didasari hukum.

!asyarakat terdiri dari kelompok&kelompok yang mungkin sekali mempunyai

kepentingan berla#anan.

Politisi, dibantu oleh penga#asan masyarakat,

sebaiknya mampu memfasilitasi dan mengatur kepentingan&kepentingan kelompok

dengan membangun institusi&institusi yang adil.

Pengeksklusifan pada suatu kelompok dapat membuahkan keberuntungan

 bagi yang satu dan kemalangan bagi yang lain.

Pengelolaan hukum dengan prosedur yang baik,

dapat mengontrol dan menghindarkan semaksimal mungkin penyalahgunaan.

Keadilan tidak diserahkan kepada politisi,

tapi dipercayakan kepada prosedur yang memungkinkan pembentukan sistem hukum

yang menjamin pelaksanaan keadilan.

adi ketika politisi melakukan pelanggaran, prosedur hukum secara otomatis dan

transparan,

dapat diberlakukan pada politisi, tanpa adanya rekayasa

 Keenam,

mengurangi ri(asi.

1alah satu upaya pelaksanaan etika politik,

menurut ennis 0 +hompson (<>@), adalah dengan mengurangi pri-asi pej abat

negara.

!enurutnya, para pejabat sesungguhnya bukan #arga negara biasa.

!ereka memiliki kekuasaan atas #arga negara,

dan bagaimanapun, mereka merupakan representasi dari #arga negara.

Perbedaan&perbedaan signifikan antara pejabat negara dan #arga negara

(14)

Karenanya, pri-acy pejabat negara tidak harus dijaga,

 bila perlu dikorbankan untuk menjaga keutuhan demokrasi dan menjaga kepercayaan

#arga negara.

Kebijakan&kebijakan politik yang diambil, sebesar dan atau seluas apa pun, sedikit

 banyak, berpengaruh bagi kehidupan #arga negara.

adi layaklah bila masyarakat tahu secara detail, mengenai kehidupan pejabat&pejabat

negara.

Pengetahuan tersebut merupakan bagian dari garansi dan kontrol publik

yang membuat #arga negara menaruh kepercayaan pada pejabat negara yang telah

dipilihnya.

$arga negara harus punya keyakinan bah#a pejabat negara yang dipilihnya

 benar&benar memiliki fisik yang sehat dan pribadi yang jujur.

!eski orang mungkin berubah,

namun perlu ada jaminan a#al bah#a politisi tersebut berpotensi

untuk tidak mempergunakan kekuasaan dan ke#enangan

untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan kelompoknya.

 Ketujuh,

beriman.

Penerapan etika politik dapat berjalan dengan mulus,

 bila semua pihak menyandarkan keyakinan pada agama.

1ila Ketuhanan :ang !aha Esa, hendaklah menjadi ji#a dalam kehidupan tiap

indi-idu.

Etika dan moral politisi akan rusak ketika tidak dihubungkannya agama dengan

 politik.

Padahal, keduanya adalah satu kesatuan integral bagai ji#a dan raga.

8man, adalah percaya pada +uhan.

2ila politisi mempercayakan diri pada +uhan sebagai pemilik dirinya,

tempat kembalinya, pengatur manusia, pemberi amanah,

 penguasa keputusan hidup dan tempat bera#al dan berakhirnya segala sesuatu,

 Kedelapan,

terbukan!a ruang ublik.

Perlu diperbanyak ruang publik yang memberi kesempatan politisi dan masyarakat

saling berkomunikasi.

$adah seperti the 0at#a Benter (t0B) ini,

adalah salah satu upaya real menyediakan akses bagi interaksi tadi.

+erbukanya kesempatan berbagi antartokoh, politisi, me dia, akademisi, birokrat,

mahasis#a dan masyarakat lainnya memberi penyegaran&penyegaran edukatif pada

semua pihak.

1elain itu mengurangi prasangka atau peluang terjadinya pelanggaran etika politik.

$adah seperti +he 0at#a Benter juga diharapkan%

(15)

') mempersiapkan calon politisi untuk menjadi politisi beretika,

6) mengingatkan politisi untuk beretika.

1emua pihak akan diuntungkan.

Politisi yang beretika, diuntungkan dengan adanya masyarakat yang terdidik.

!asyarakat juga diuntungkan, dengan politisi yang beretika.

Pada masyarakat yang tidak terpelajar, maka politisi yang tidak beretika masih tetap

ada.

ngkos sosial juga tinggi,

diantaranya% banyaknya intrik,

masyarakat dikorbankan, kemajuan 8ndonesia juga tidak signifikan.

ANA)ISIS %EBI*A%AN %ENAI%AN BBM +%ontra

kontra terhadap kenaikan 22! mulai dari anggota P;, P;, kalangan

mahasis#a dari berbagai uni-ersitas, petani, nelayan, angkutan umum dan masih

 banyak lagi mereka semua menolak kenaikan harga 22!. iantara yang pro dan

kontra terhadap kebijakan kenaikan harga 22! tersebut terdapat kelompok yang

abstain. !ereka ini tidak ikut demo, pasrah, harga 22! tidak naik syukur, kalau

22! naik monggo kerso. !ereka juga sebenarnya berharap harga 22! tetap, karena

dengan kenaikan 22! akan mengakibatkan tambahan pengeluaran mereka sehari&

hari, tetapi tetap menerima.

1udah jelas pemerintah dengan perangkatnya beserta jajarannya akan mendukung

kenaikan harga 22! bersubsidi karena gaji mereka dibayar dari AP2 dan mereka

 pula yang menerbitkan kebijakan kenaikan harga 22! bersubsidi untuk

menyelamatkan AP2. 1elama AP2 aman, gaji mereka tetap aman. amun bukan

alasan itu yang menjadi dasar kebijakan kenaikan harga 22!. Kebijakan itu

dikeluarkan setelah melalui kajian dan berbagai pertimbangan yang masak serta

dengan memperhitungkan dampak positif dan negatifnya yang me mang pada akhirnya

kenaikan harga 22! lah yang dianggap paling tepat untuk dilakukan. +ujuannya

 bukan hanya untuk menyelamatkan AP2, tapi juga untuk menyelamatkan

 penyelenggaraan kegiatan negara lainnya seperti pelayanan kesehatan, pendidikan,

sosial, ekonomi dan lainnya. 2ahkan Kadin ikut menganjurkan agar pemerintah

menaikkan harga 22! untuk memberikan kepastian bagi dunia usaha. ari kalangan

masyarakat yang setuju dengan kenaikan 22! antara lain diperoleh pendapat bah#a

harga 22! #ajar naik karena harga minyak mentah yang merupakan bahan

 pokoknya juga meningkat. Pendapat lain mengatakan harga 22! perlu naik agar

masyarakat berhemat dan efisien dalam menggunakan 22!. 1ementara seorang P1

mengatakan bah#a ia setuju harga 22! naik, karena mengurangi subsidi untuk 22!

yang akan terbuang percuma, lebih baik dana subsidi digunakan untuk kesehatan atau

 pendidikan. Pendapat yang lebih ekstreem berpendapat bah#a sebaiknya subsidi

sebaiknya dihapus, dananya dialihkan untuk 2*+ dan harga 22! disesuaikan dengan

harga pasar.

ari kalangan yang kontra atau tidak setuju terhadap kenaikan harga 22!,

diantaranya adalah sebagian anggota P;. Ada yang mengatakan bah#a kebijakan

kenaikan harga 22! kurang tepat untuk saat ini, karena akan menambah beban

rakyat yang sedang menghadapi berbagai tekanan ekonomi seperti kenaikan harga

 pangan. 2eberapa alasan yang dikemukakan dari kalangan ibu rumah tangga, petani,

mahasis#a, elite politik, *1! maupun kalangan masyarakat lainnya yang tidak setuju

terhadap adanya kenaikan harga 22! bersubsidi antara lain %

(16)

a.

akan mengakibatkan efek berantai terhadap harga kebutuhan pokok rakyat,

b.

 pemerintah terlalu terburu&buru menerbitkan kebijakan,

c.

 pemerintah malas dan hanya mencari jalan pintas,

d.

akan mengakibatkan semakin meluasnya masalah kemiskinan,

e.

dapat memicu konflik sosial dalam masyarakat,

f.

memperparah masalah pengangguran,

g.

akan memicu kenaikan harga barang lainnya, biaya transportasi dan inflasi

Kelompok masyarakat yang netral atau abstain terhadap kenaikan harga 22!

 punya alasan tersendiri. !ereka lebih banyak diam menunggu perkembangan dan

tampaknya lebih mencari aman. Kelompok ini sebagian besar berasal dari #arga kelas

menengah dan #arga keturunan serta sebagian masyarakat terpelajar baik kelas atas,

menengah maupun ba#ah yang nrimo apapun kebijakan yang diambil pemerintah

selama hak mereka tidak berkurang. 1eorang P1 mengatakan bah#a kalau harga

22! naik kasihan para tukang ojek harus menambah biaya, namun kalau tidak naik

AP2 kita payah, jadi terserah pemerintah saja, katanya. 2eberapa alasan lain yang

dapat diperoleh dari kelompok yang abstain ini antara lain %

a.

ibarat buah simalakama, cCtaluna

b.

 percuma ikut demo penolakan kenaikan 22!, toh akhirnya naik juga,

(17)

d.

lebih senang kalau harga 22! tidak naik, tapi kalau pemerintah maunya naik

mau bilang apa

Etika politik berupaya membahas prinsip-rinsip moral dasar kenegaraan modern. Bukan etika kelakuan politisi yang dibicarakan. Pandangan-pandangan dasar tentang bagaimana harkat kemanusiaan dan keberadaban kehidupan masy dpt dijamin berhadapan dengan kekuasaan modern. Sebagai ilmu dan Cabang filsafat Etika politik lahir di Yunani di saat struktur-struktur politik  tradisional mulai ambruk. Melihat keambrukan itu muncul pertanyaan bagaimana seharusnya masyarakat ditata. Legitimasi kekuasaan raja dlm tatanan hirarkis kosmos tdk lagi diterima begitu sj.Legitimasi2 tradisional kehilangan daya pikaktnya. Legitimasi tatann hokum dan Negara dan hak  rajautk memerintah masyarakatnya dipertanyakan.Etika politik pada prinsipnya mengarah pada prinsip-prinsip moral yang harus mendasari penataan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan. - Etika : refleksi kritis dan rasional terhadap moral (filsafat etika).

- Moral: Ajaran, Etika: Ilmu

- Bertujuan utk membahas prinsip” moral dasar ketatanegaraan modern” bukan etika kelakuan para para politisi, melainkan bagimana harkat kemanuasusiaan dan keberadaban kehidupan masy dapat dijamin berhadapan dgn kekuasaan Negara moder. ( masy. Tradisonal, masy feodal, masy/Negara

industri dan masy/ Negara pasca industri.

- Munculnya Filsafat dan etika pol (frans magnis) menyangkut baik baik dimensi hokum maupun

dimensi kekuasaan Negara.

- Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis untuk  mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab. Jd, tdk berdasarkan emosi,prasangka, apriori, melainkan secra rasional, objektif dan argumentative. Fungsinya jg sebagai

kritik ideology.

- Adalah salah faham, kalo etika pol langsung mencampuri polpraktis. Tugas etika pol sebagai subsider, yakni membantu agar pembahsan masalah” ideologis dapat dijalankan secara objektif. - Etika politik menuntut segala klaim atas hak utk menata masy dipertanggung jawabkan pd prinsip2

moral dasar.

- Dgn demikian etika pol berfungsi sbg sarana kritik ideology. - Etika pol tdk dapat mengkhotbahi para politkus, ttp dapat memberikan Patoka” orientasi dan pegangan” normative bagi mereka yg memang mau menilai kualitas tatanan dan kehidupan pol dgn

tolok ukur martabat manusia.

- Etika pol bersifat reflektif atau meta real. Etika membahas car abagaimana masalah” kehidupan dapat dihadapi, ttp tdk menawarkan suatu system normative sebagai dasar Negara. - Etika Pol adalah ilmu yg mempelajari realist, misalnya suatu system moral yg ada, ttp tdk dapat menjadi system moral sendiri. Maka etika pol tdk berada pada tingkat system legitimasi pol tertentu dan tdk dapat menyaingi suatu ideology Negara. Tp etika pol dapat membantu usaha masy untuk  mengejawantahkan ideology Negara yg luhur kedalam realitas poly g nyata. - Etika pol: Filsafat moral ttg dimensi politis manusia.

- Filsafat dibagi dua cabang utama:

1. Filsafat teoritis: Apa yg ada?

(18)

langsung mempertanyakan praksis manusia. Etika Umum: mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi manusia, Sedangkan etika khusus mmebahas prinsip-prinsip itu dlm hubungan dengan kewajiban manusia dlm berbagai lungkup kehidupannya. sahrirka.com ETIKA POLITIK Oleh: DR. Haryatmoko 1. Pengertian a. Etika

Etika merupakan suatu pemikiran kritis yang mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral terentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung  jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi etika khusus yaitu etika yang membahas prinsip dalam berbagai aspek  kehidupan manusia sedangkan etika umum yaitu mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi

setiap tindakan manusia (Suseno, 1987).

Menurut Kattsoff, 1986 etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dengan tingkah laku manusia, dan juga berkaitan dengan dasar filosofis dalam

hubungan dengan tingkah laku manusia.

b. Nilai

Nilai atau “Value” termasuk kajian filsafat. Persoalan-persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah satu cabang filsafat yaitu filsafat nilai (Axiologi, theory of Value). Filsafat sering juga diartikan sebagai ilmu tyentang nilai-nilai. Istilah ini di dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (Worth) atau kebaikan (Goodness), dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian, (Frankena, 229). Dalam Dictionary of Sosciology and Related Sciences Dikemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yan menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok. (The believed copacity of any abject to statisfy a human desire). Jadi nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kwalitas yang melekat pada suatu

obyek, bukan obyek itu sendiri.

c. Politik  

Pengertian politik berasal dari kosa kata ‘Politics’ yang memiliki makna bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara. Yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan daari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan atau Decisionmaking mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala perioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Untuk melaksanakan tujuan itu perlu ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum atau public policies. Yang menyangkut pengaturan dan pemabgian atau distributions dari suber-sumber yang ada. Untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan itu diperlukan suatu kekuasaan (Power) dan kewenangan (authority) yang akan dipakai baik untuk membina kerjasama maupun menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini. Cara-cara yang dipakai dapat bersifat Persuasi, dan jika perlu dilakukan pemaksaan (Coercion). Tanpa adanya suatu paksaan kebijaksanaan ini hanya merupakan perumusan keinginan belaka (Statement of intent) yang tidak akan pernah terwujud. Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang (privat goals). Selain itu politik kegiatan berbagai kelompok termasuk paratai politik, lembaga masyarakat maupu perseorangan. Berdasarkan pengertian-pengertian pokok tentang politik  maka secara operasional bidang politik menyangkut konsep-konsep pokok yang berkaitan dengan negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decionmaking), kebijaksanaan (policy),

pembagian (allocation). (Budiardjo, 1981: 8,9)

d. Etika Politik  

Secara subtantif pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan dengan subyek sebagai pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena itu etika politik berkait erat dengan bidang pembahasan moral. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian moral senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai subyek 

(19)

etika. Maka kewajiban moral dibedakan dengan pengertian kewajiban-kewajiban lainya, karena yang dimaksud adalah kewajiban manusia sebagai manusia. Walaupun dalam hubunganya dengan masyarakat bangsa maupun negara, Etika politik tetap meletakkan dasar fundamental manusia sebagai manusia. Dasar ini lebih meneguhkan akar etika politik bahwa kebaikan senantiasa didasarkan kepada hakikat manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya. Berdasarkan suatu kenyataan bahwa masyarakat, bangsa maupun negara bisa berkembang kearah keadaan yang tidak baik dalam arti moral.Aktualisasi etika politik harus senantiasa mendasarkan kepada ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia, (Lihat suseno, 1987: 15) Sejak abad ke-17 filsafat mengembangkan pokok-pokok etika politik seperti : 1. Perpisahan antara kekuasaan gereja dan kekuasaan negra (John Locke)

2. Kebebasan berfikir dan beragama (Locke)

3. Pembagian kekuasaan (Locke, Montesque)

4. Kedaulatan rakyat (Roesseau)

5. Negara hukum demokratis/repulikan (Kant)

6. Hak-hak asasi manusia (Locke, dsb)

7. Keadilan sosial

2. Prinsip-prinsip Dasar Etika Politik Kontemporer

a. Pluralisme

Dengan pluralism dimaksud♣ kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya untuk hidup dengan positif,

damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat yang berbeda pandangan hidup, agama,

budaya dan adat.

Mengimplikasikan pengakuan terhadap kebabasan♣ beragama, berfikir, mencari informasi dan

toleransi

Memerlukan♣ kematangan kepribadian seseorang dan kelompok orang

Terungkap dalam♣ Ketuhanan Yang Maha Esa yang menyatakan bahwa di Indonesia tidak ada orang

yang boleh didiskriminasikan karna keyakinan religiusnya. Sikap ini adalah bukti keberadaban dan

kematangan karakter klektif bangsa

b. HAM

Jaminan♣ hak-hak asasi manusia adalah bukti kemanusiaan yang adil dan beradab, karena hak asasi

manusia menyatakan bagaimana manusia wajib diperlakukan dan wajib tidak diperlakuakan agar

sesuai dengan martabatnya sebagai manusia

Kontekstual♣ karena baru mempunyai fungsi dimana manusia tidak lagi dilindungi oleh adat/tradisi

dan sebaliknya diancam oleh Negara modern

Mutlak karena♣ manusia memilikinya bukan karena pemberian Negara, masyarakat, meliankan karena

ia manusia, jadi dari tangan pencipta

Kemanusiaan yang adil dan beradab♣ juga menolak kekerasan dan eklusivisme suku dan ras

c. Solidaritas Bangsa

Solidaritasd mengatakan bahwa kita tidak hanya hidup untuk diri♣ sendiri melaikan juga demi orang

lain

Solidaritas dilanggar kasar oleh♣ korupsi. Korupsi bak kanker yang mengerogoti kejujuran, tanggung

 jawab, sikap obyektif, dan kompetensi orang/kelompok orang yang korup

d. Demokrasi

Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tidak ada♣ manusia atau sebuah elit, untuk 

menentukan dan memaksakan bagaimana orang lain harus atau boleh hidup Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang♣  dipimpin berhak menentukan siapa yang

memimpin mereka dan kemana tujuan mereka dipimpin Demokrasi adalah kedaulatan rakyat dan keterwakilan. Jadi♣  demokrasi memerlukan sebuah sistem

penerjemah kehendak rakyat kedalam tindakan politik  

Dasar-dasar demokrasi

Kekuasaan dijalankan atas dasar♣ ketaatan terhadap hukum

Pengakuan dan jaminan terhadap HAM.♣

e. Keadilan Sosial

Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam♣ kehidupan masyarakat,

Keadilan sosial mencegah dari perpecahan♣

♣ Tuntutan keadilan sosial tidak boleh dipahami secara ideolodis, sebagai pelaksana ide-ide,

Referensi

Dokumen terkait

Proyek Akhir dengan judul Perancangan Komunikasi Visual “ Semarang Hidden Travelling ” Sebagai Bentuk Destinasi Wisata Baru dan Berbeda di Semarang disusun sebagai salah satu

Dengan menerapkan sistem informasi yang terkomputerisasi dapat diperoleh data secara cepat dan akurat, sehingga sistem manajemen penjadwalan peralatan laboratorium

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa ekstrak etanolik rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) memiliki kandungan senyawa chalcone

Permasalahan yang akan diselesaikan adalah bagaimana merancang dan membangun suatu aplikasi jaringan syaraf tiruan untuk melakukan pengelompokkan daerah produksi

Sekolah merupakan tempat didikan bagi anak anak. Tujuan dari sekolah adalah mengajarkan anak untuk menjadi anak yang mampu memajukan bangsa. Namun sekarang ini banyak sekolah yang

Ada beberapa penelitian terkait yang telah dilakukan oleh peneliti tentang peramalan jumlah permintaan minyak, salah satunya yaitu: Intan, N.P (2008) yang membahas

“The Contribution of Sciences on Sustainable Valorization of Natural Resources”.  For poster presentation, all posters have to be ready in display area prior to opening

1) Interview bebas yaitu, suatu wawancara yang dilakukan secara bebas namun tetap memperhatikan relevansinya dengan masalah yang diteliti. 2) Interview terpimpin