Manfaat Etika Politik
Manfaat Etika Politik
Ada beberapa manfaat etika
Ada beberapa manfaat etika polit
politik
ik bagi para
bagi para pejab
pejabat.
at. Pertam
Pertama,
a, etika diperluk
etika diperlukan
an
dalam hubungannya dengan relasi antara politik dan kekuasaan. Karena kekuasaan
dalam hubungannya dengan relasi antara politik dan kekuasaan. Karena kekuasaan
cenderung disalahgunakan maka etika sebagai prinsip normatif/etika normatif (bukan
cenderung disalahgunakan maka etika sebagai prinsip normatif/etika normatif (bukan
metaetika) sangat diperlukan. Etika di sini ada sebagai sebuah keharusan ontologis.
metaetika) sangat diperlukan. Etika di sini ada sebagai sebuah keharusan ontologis.
e
eng
ngan
an mem
memah
aham
ami
i eti
etika
ka po
poli
litik
tik,
, pa
para
ra pe
peja
jabat
bat ti
tida
dak
k ak
akan
an me
meny
nyala
alahg
hgun
unak
akan
an
kekua
kekuasaanny
saannya.
a. enga
engan
n demik
demikian
ian kebij
kebijakan pembabatan kopi
akan pembabatan kopi seperti yang
seperti yang perna
pernah
h
terjadi di kabupaten !anggarai tidak akan terjadi. "al ini menunjukkan pemerintah
terjadi di kabupaten !anggarai tidak akan terjadi. "al ini menunjukkan pemerintah
tidak menyadari bah#a mereka adalah representan rayat, karenanya mereka mesti
tidak menyadari bah#a mereka adalah representan rayat, karenanya mereka mesti
melayani dan memperhatikan kesejahteraan rakyat, bukan membunuh rakyat dengan
melayani dan memperhatikan kesejahteraan rakyat, bukan membunuh rakyat dengan
mencaplok dan mengambil lapangan pekerjaan utama sebagai sumber hidup mereka.
mencaplok dan mengambil lapangan pekerjaan utama sebagai sumber hidup mereka.
Kedua, etika politik bertujuan untuk memberdayakan mekanisme kontrol masyarakat
Kedua, etika politik bertujuan untuk memberdayakan mekanisme kontrol masyarakat
terhadap pengambilan kebijakan para pejabat agar tidak menyalahi etika. !asyarakat
terhadap pengambilan kebijakan para pejabat agar tidak menyalahi etika. !asyarakat
sebagai yang memiliki negara tidak bisa melepaskan diri dalam mengurus negara.
sebagai yang memiliki negara tidak bisa melepaskan diri dalam mengurus negara.
!asyarakat mempunyai hak dan ke#ajiban yang sama dengan para pejabat, namun
!asyarakat mempunyai hak dan ke#ajiban yang sama dengan para pejabat, namun
d
daallaam
m
ttaattaarraan
n
tteerrtteen
nttu
u
k
keed
du
uaan
ny
ya
a
b
beerrb
beed
daa..
alam negara dengan alam demokrasi peranan masyarakat sangat besar yang nyata
alam negara dengan alam demokrasi peranan masyarakat sangat besar yang nyata
da
dalam
lam sik
sikap
ap me
meng
ngkr
kriti
itisi
si be
berb
rbag
agai
ai ke
kebi
bija
jaka
kan
n pe
peme
merin
rinta
tah.
h. Pa
Para
ra pe
pejab
jabat
at seb
sebag
agai
ai
representan rakyat tentu akan mendengar kritikan tersebut sebelum sebuah kebijakan
representan rakyat tentu akan mendengar kritikan tersebut sebelum sebuah kebijakan
di
diam
ambi
bil.
l. $
$aarg
rga
a ne
nega
gara
ra ya
yang
ng de
demo
mokr
krati
atis
s me
mesti
sti be
beru
rusah
saha
a un
untu
tuk
k me
meng
nghe
hent
ntik
ikan
an
pengambilan
pengambilan keputusan
keputusan yang
yang dapat
dapat merugikan
merugikan #arga
#arga #alaupun
#alaupun keputusan
keputusan tersebut
tersebut
dianggap benar oleh para pejabat.
dianggap benar oleh para pejabat.
http%//catat&kan.blogspot.co.id/''//manfaat&etika&politik.html
http%//catat&kan.blogspot.co.id/''//manfaat&etika&politik.html
Manusia sebagai makhluk social yang dalam kehidupannya selalu bersinggungan dengan
Manusia sebagai makhluk social yang dalam kehidupannya selalu bersinggungan dengan manusiamanusia lain, sedangkan masing-masing memiliki karakter yang berbeda sehingga setiap orang harus pandai lain, sedangkan masing-masing memiliki karakter yang berbeda sehingga setiap orang harus pandai menempatkan diri dalam kehidupan social agar tidak menyakiti dan merugikan orang lain. Hal inilah menempatkan diri dalam kehidupan social agar tidak menyakiti dan merugikan orang lain. Hal inilah yang melatarbelakangi pentingnya etika dalam aktivitas kehidupan:
yang melatarbelakangi pentingnya etika dalam aktivitas kehidupan:
•
• Etika BerbicarEtika Berbicara a Dalam MasyaraDalam Masyarakat, Berbicara merupakakat, Berbicara merupakan n rutinirutinitas yang tas yang serinsering g dilakdilakukan olehukan oleh
man
manusiusia. a. DenDengan gan berberbicbicara ara kitkita a dapdapat at menmenyamyampaipaikan kan penpendapdapat at dan dan sebsebalialiknyknya a kitkita a jugjuga a dapdapatat mengetahui keinginan orang lain. Bila kita berbicara dengan sopan maka dapat mendatangkan teman. mengetahui keinginan orang lain. Bila kita berbicara dengan sopan maka dapat mendatangkan teman. Namun jika berbicara tidak sopan maka akan mendatangkan banyak musuh. Etika dalam berbicara Namun jika berbicara tidak sopan maka akan mendatangkan banyak musuh. Etika dalam berbicara perlu kita
perlu kita perhaperhatikan. Sebab, dalam bermasyaratikan. Sebab, dalam bermasyarakat kita kat kita pasti berhadapasti berhadapan dengan pan dengan orang lain orang lain yangyang memiliki sifat dan sikap berbeda satu sama lain. Etika yang baik dalam berbicara yaitu :
memiliki sifat dan sikap berbeda satu sama lain. Etika yang baik dalam berbicara yaitu :
Berbicaralah dengan tutur kata yang sopan, ramah tamah.Berbicaralah dengan tutur kata yang sopan, ramah tamah.
HinHindardarilailah h carcara a bicbicara ara yanyang g bisbisa a menmenimbimbulkulkan an perperselselisiisihanhan, , sepseperterti i menmengadgadu u domdomba, ba, fitfitnahnah,, gosip, dll
gosip, dll
Berbicaralah yang sesuai dengan siapa kita berbicara, misalnya dengan orang yang lebih tua kitaBerbicaralah yang sesuai dengan siapa kita berbicara, misalnya dengan orang yang lebih tua kita ber
berbicbicara ara dendengan gan sopsopan an dan dan rasrasa a horhormatmat. . BerBerbicbicara ara dendengan gan yanyang g leblebih ih mudmuda a kitkita a bisbisa a leblebihih menghargai.
menghargai.
Berbicaralah sesuai waktu dan kondisi lawan bicara kita, Janganlah orang yang sedang beribadah, kitaBerbicaralah sesuai waktu dan kondisi lawan bicara kita, Janganlah orang yang sedang beribadah, kita ajak berbicara karena itu tidak sopan meskipun lawan bicara kita adalah orang terdekat kita. Misalnya ajak berbicara karena itu tidak sopan meskipun lawan bicara kita adalah orang terdekat kita. Misalnya jika kita ingin berbicara dengan teman kita lewat telepon kita harus liat waktu terlebih dahulu. Jika kita jika kita ingin berbicara dengan teman kita lewat telepon kita harus liat waktu terlebih dahulu. Jika kita menelepon pada jam 2 dini hari, maka hal ini cukup mengganggu kenyamanan tidur orang lain (lawan menelepon pada jam 2 dini hari, maka hal ini cukup mengganggu kenyamanan tidur orang lain (lawan bicara kita).
bicara kita).
•
• Etika Dalam Berpakaian, Pakaian berfungsi untuk menutup tubuh manusia, tidak hanya itu saja. KiniEtika Dalam Berpakaian, Pakaian berfungsi untuk menutup tubuh manusia, tidak hanya itu saja. Kini
pakaian telah menjadi kebutuhan manusia. Saat ini kita sering lihat di Mall banyak pakaian dari pakaian telah menjadi kebutuhan manusia. Saat ini kita sering lihat di Mall banyak pakaian dari berbagai model dan corak ditawarkan disana. Kadang kita
berbagai model dan corak ditawarkan disana. Kadang kita sering bingung saat menentukan pakaian apasering bingung saat menentukan pakaian apa yang sesuai dengan kepribadian dan karakter kita. Etika dalam berpakaian ini membahas tentang yang sesuai dengan kepribadian dan karakter kita. Etika dalam berpakaian ini membahas tentang bagaimana kita menempatkan pakaian yang kita gunakan agar sesuai dengan agama, budaya, norma. bagaimana kita menempatkan pakaian yang kita gunakan agar sesuai dengan agama, budaya, norma. Mis
Misalnalnya ya jikjika a kitkita a seoseoranrang g musmuslim lim yanyang g ingingin in memmemasuasuki ki masmasjid jid makmaka a kitkita a diwdiwajiajibkabkan n untuntuk uk mengenakan busana yang menutup aurat, yaitu dengan menggunakan pakaian muslim. Selain itu jika mengenakan busana yang menutup aurat, yaitu dengan menggunakan pakaian muslim. Selain itu jika kita ingin menghadiri acara undangan formal maka kita harus menyesuaikan diri mengenakan pakaian kita ingin menghadiri acara undangan formal maka kita harus menyesuaikan diri mengenakan pakaian yang formal, misalnya memakai kemeja, batik dan pakaian resmi lainnya.
yang formal, misalnya memakai kemeja, batik dan pakaian resmi lainnya.
•
• Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Berbeda Agama, terdiri dari berbagai macam suku, agama, rasEtika Pergaulan Dengan Orang Yang Berbeda Agama, terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras
dan lain-lain. Hal ini patut disyukuri karena perbedaan itu tidak menjadikan suatu penghalang dalam dan lain-lain. Hal ini patut disyukuri karena perbedaan itu tidak menjadikan suatu penghalang dalam kehidupan bermasyarakat. Itu disebabkan adanya etika dalam kehidupan bermasyarakat khususnya kehidupan bermasyarakat. Itu disebabkan adanya etika dalam kehidupan bermasyarakat khususnya etika pergaula
etika pergaulan n dengan orang yang dengan orang yang berbeberbeda da agamaagama. . Kita harus saling Kita harus saling menghmenghargai, menghoargai, menghormati danrmati dan toleransi antara agama yang satu degan agama yang lainnya. Misalnya pada saat bulan suci Ramadhan toleransi antara agama yang satu degan agama yang lainnya. Misalnya pada saat bulan suci Ramadhan umat islam berpuasa namun yang non muslim menghargai yang berpuasa dengan tidak mengganggu umat islam berpuasa namun yang non muslim menghargai yang berpuasa dengan tidak mengganggu orang yang sedang berpuasa tersebut.
orang yang sedang berpuasa tersebut.
•
• Etika Dalam Makan dan Minum, Makan dan minum merupakan kebutuhan dasar manusia yang harusEtika Dalam Makan dan Minum, Makan dan minum merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
terpenuhi agar manusia dapat bertahan hidup. Berbagai macam jenis makanan tersedia di dunia ini. terpenuhi agar manusia dapat bertahan hidup. Berbagai macam jenis makanan tersedia di dunia ini. Sekarang, bagaimanakah kita bisa memilih makanan dan minuman yang sesuai dengan kebutuhan kita. Sekarang, bagaimanakah kita bisa memilih makanan dan minuman yang sesuai dengan kebutuhan kita. Karena makan
Karena makanan yang an yang baik adalah makanabaik adalah makanan n yang bergiziyang bergizi. . Etika dalam makan dan Etika dalam makan dan minum dapat kitaminum dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya sebelum makan dan minum kita harus berdoa dahulu temukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya sebelum makan dan minum kita harus berdoa dahulu agar makanan dan minuman yang kita makan dapat bemanfaat untuk tubuh kita.
agar makanan dan minuman yang kita makan dapat bemanfaat untuk tubuh kita.
Dalam pergaulan bermasyarakat hendaknya kita mempunyai sikap sopan santun, ramah tamah, Dalam pergaulan bermasyarakat hendaknya kita mempunyai sikap sopan santun, ramah tamah, saling menghargai, saling menghormati antara sesama. Sebab, pencerminan etika seseorang terlihat saling menghargai, saling menghormati antara sesama. Sebab, pencerminan etika seseorang terlihat dari segala kegiatan yang ia lakukan.
dari segala kegiatan yang ia lakukan.
!ekanisme kontrol tersebut sangat penting agar para pejabat tidak mengambil
!ekanisme kontrol tersebut sangat penting agar para pejabat tidak mengambil
kebijakan yang merugikan masyarakat. !asih hangat dalam ingatan kita tentang
kebijakan yang merugikan masyarakat. !asih hangat dalam ingatan kita tentang
rencana tambang emas di *embata. !asyarakat yang terancam akan teralienasi dari
berbagai aspek kehidupannya memrotes dan menolak rencana tersebut. +indakan
masyarakat tersebut dilihat sebagai cara masyarakat mengontrol kebijakan yang
diambil pemerintah.
Ketiga, para pejabat dapat bertanggung ja#ab atas berbagai keputusan yang dibuatnya
baik selama ia menduduki posisi tertentu maupun setelah meninggalkan jabatannya.
Para pejabat bekerja dalam lingkup organisasional, oleh karena itu segala kebijakan
yang diambil mesti berdasarkan kesepakatan bersama. amun, mereka tidak dapat
melarikan diri dari tanggung ja#abnya sebagai seorang pribadi atas sebuah keputusan.
+anggung ja#ab pribadi tidak hanya berlaku saat ia memegang jabatan publik
tertentu, tetapi juga terus berlanjut ketika ia berada pada free position.
+anggung ja#ab pribadi juga dapat mendukung akuntabilitas bagi keputusan yang
kurang dapat dianggap berasal dari pejabat&pejabat yang baru. Karena tanggung ja#ab
pribadi melekat pada pribadi dan bukan pada kolekti-itas, maka tanggung ja#ab
tersebut selalu melekat dan mengikuti pejabat ke mana pun ia pergi. Kita dapat
menelusurinya setiap #aktu juga pada saat ia tidak sedang memegang suatu jabatan
publik tertentu.
Etika politik menolak segala kecenderungan yang terus berkembang terutama yang
menyangkal tanggung ja#ab pribadi dan kecenderungan komplementer yang
mempertalikannya dengan berbagai jenis kolekti-itas.
Etika politik bagi para pejabat mesti menghasilkan makna moral dari tugasnya dalam
memegang jabatan publik tertentu, dan mesti dapat merubah cara berpikir dan
bertindak para pejabat. engan demikian esensi etika politik bagi para pejabat dapat
benar&benar e-iden, e-idensi ini muncul dalam tataran praktik bukan dalam tataran
konsep
Saya terpikat atas pemikiran Haryatmoko (2007). Menurutnya, etika politik perlu, karena:
Pertama, bagaimanapun tidak santunnya suatu politik, tiap keputusan untuk bertindak, perlu legitimasi. Pengesahan itu akan dibahas bersama dan harus mengacu pada norma-norma moral, nilai-nilai hukum atau peraturan perundangan. Di sini letak celah di mana etika politik bisa berbicara dengan otoritas.
Kedua, etika politik berbicara dari sisi korban. Politik yang kasar dan tidak adil akan mengakibatkan jatuhnya korban. Korban akan membangkitkan simpati dan reaksi indignation (terusik dan protes terhadap ketidakadilan). Keberpihakan pada korban tidak akan mentolerir politik yang kasar. Jeritan korban adalah berita duka bagi etika politik.
Ketiga, pertarungan kekuasaan dan konflik kepentingan yang berlarut-larut akan membangkitkan kesadaran, perlunya penyelesaian yang mendesak dan adil. Penyelesaian semacam ini tidak akan terwujud bila tidak mengacu ke etika politik. Seringnya pernyataan “perubahan harus konstitusional”, menunjukkan etika politik tidak bisa diabaikan begitu saja.
Kajian Teoritis tentang Etika Politik
Jika pembuat kebijakan dibiarkan menghalalkan segala cara, kehidupan rakyat tidak lagi damai. Paul Ricoeur (1990) mengatakan etika politik perlu, karena ada tuntutan 1) untuk hidup bersama dan untuk orang lain. 2) memperluas lingkup kebebasan, 3) membangun institusi-institusi yang adil.
Setiap orang mendamba kehidupan yang baik. Eksis secara wajar. Dan meraih sesuatu yang diidamkan. Untuk mencapainya, ada suatu mata rantai yang berkesinambungan. Hidup bersama dalam kerangka institusi yang adil, dapat terwujud bila kita bersedia menerima pluralitas. Institusi-institusi yang adil mewadahi warga negara untuk hidup bersama tanpa saling merugikan. Kebebasan yang dimiliki warga negara seperti kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul, kebebasan mengeluarkan
pendapat, dan sebagainya, memberi ruang bagi warga negara berinisiatif dan kritis pada institusi yang tidak adil
Ada dasar yang fundamental dalam memfungsikan sistem politik yang memadai. Beberapa saran penerapan etika politik di Indonesia, adalah sebagai berikut.
Pertama, membuat masyarakat menjadi kritis. Franklyn Haiman (1958) mensyaratkan adanya peningkatan kapasitas rasional manusia. Upaya persuasi seperti kampanye politik, komunikasi pemerintah, periklanan, dan lain-lain, adalah suatu teknik untuk mempengaruhi penerima dengan menghilangkan proses berfikir sadarnya dan menanamkan sugesti atau penekanan pada kesadaran, agar menghasilkan perilaku otomatis yang tidak reflektif.
Seruan motivasional dan emosional juga kerap digunakan dalam mempengaruhi rasional massa. Pemilihan kata, kerap tidak mempertimbangkan rasa keadilan. Habermas (1967) mengatakan bahwa bahasa juga merupakan sarana dominasi dan kekuasaan. Monopoli pada pilihan kata, terutama karena akses ruang publik lebih terbuka pada politisi, menimbulkan peluang penyimpangan kepentingan. Upaya penggerakan logika instant ini tidak etis. Intinya, seorang politisi yang berusaha diterima pandangannya secara tidak kritis, dia juga dapat dipandang sebagai pelanggar etika politik yang ideal. Jadi manusia harus diajar berfikir, menganalisa dan mengevaluasi informasi dengan rasio dan mampu mengontrol emosinya. Dengan demikian dapat menghasilkan suatu pemikiran terbaik dengan analisa kritis.
Kedua, mengembangkan kebiasaan meneliti. Semua pihak: masyarakat (melalui LSM), media massa, perguruan tinggi, politisi atau penguasa, sebaiknya mengembangkan kebiasaan meneliti. Peningkatan rasionalitas pada masyarakat selayaknya dibarengi dengan kemauan politisi dalam bersikap adil ketika memilih dan menampilkan fakta dan data secara terbuka.
Pengetahuan tentang realitas sebaiknya mencerminkan kenyataan real yang dibutuhkan. Informasi yang ditampilkan adalah informasi yang paling relevan dan selengkap mungkin memfasilitasi kemampuan rasional publik. Dan data yang dibutuhkan masyarakat, tidak boleh diselewengkan atau disembunyikan. Ketika banyak pihak terbiasa meneliti dan terekspos oleh data, penyelewengan data akan berkurang. Keterbukaan akses informasi ini, memfasilitasi masyarakat, mengamati politisi dalam membuat keputusan yang akurat.
Bagi politisi sendiri, ada baiknya mempertimbangkan peringatan Wallace untuk menanyakan hal ini pada diri sendiri, ”Apakah saya memberi kesempatan khalayak saya untuk membuat pernilaian dengan adil, tanpa menutup-nutupi data?”
Ketiga, kepentingan umum daripada pribadi atau golongan. Politisi hendaknya mengembangkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongan. Motif pribadi atau golongan, atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kolektif oleh publik, sungguh suatu tindakan tercela. Pertanyaan yang dapat diangkat adalah: ”Apakah saya melupakan amanah yang telah diberikan oleh khalayak pada saya?” Ajakan suci ini memang membutuhkan gerakan hati dari politisi. Dan hati adalah ranah personal dari seorang individu. Namun, masyarakat memiliki hak sebagai eksekutor, ada atau tidak adanya politisi tersebut duduk di singasana politik. Meski butuh waktu lima tahunan.
Keempat, menghormati perbedaan. Etika politik juga dapat dilaksanakan dengan menghormati perbedaan pendapat dan argumen. Meski diperlukan adanya kerjasama dan kompromi, nilai dasar hati nurani, perlu menjadi batasan pembuatan kebijakan.
Menurut Wallace, ”Kita tidak perlu mengorbankan prinsip demi kompromi. Kita harus lebih suka menghadapi konflik daripada menerima penentraman” Ini penting. Karena secara budaya, Indonesia adalah negara kolektifis yang kerap mementingkan harmonisasi.
Bagi masyarakat, keaktifan dalam berekspresi dan mengungkapkan pendapat sebaiknya disambut dengan lebih aktif memanfaatkan ruang publik yang tersedia. Bagi politisi, ada baiknya memperhatikan pertanyaan Wallace ini: ”Bisakah saya dengan bebas mengakui kekuatan dan bukti serta argumen yang bertentangan dan masih mengajukan sebuah pendapat yang menampilkan keyakinan saya?”
Kelima, penerapan hukum. Penerapan etika politik sebaiknya didasari hukum. Masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok yang mungkin sekali mempunyai kepentingan berlawanan. Politisi, dibantu oleh pengawasan masyarakat, sebaiknya mampu memfasilitasi dan mengatur kepentingan-kepentingan kelompok dengan membangun institusi-institusi yang adil.
Pengeksklusifan pada suatu kelompok dapat membuahkan keberuntungan bagi yang satu dan kemalangan bagi yang lain. Pengelolaan hukum dengan prosedur yang baik, dapat mengontrol dan menghindarkan semaksimal mungkin penyalahgunaan. Keadilan tidak diserahkan kepada politisi, tapi dipercayakan kepada prosedur yang memungkinkan pembentukan sistem hukum yang menjamin pelaksanaan keadilan. Jadi ketika politisi melakukan pelanggaran, prosedur hukum secara otomatis dan transparan, dapat diberlakukan pada politisi, tanpa adanya rekayasa.
Keenam, mengurangi privasi. Salah satu upaya pelaksanaan etika politik, menurut Dennis F Thompson (1987), adalah dengan mengurangi privasi pejabat negara. Menurutnya, para pejabat sesungguhnya bukan warga negara biasa. Mereka memiliki kekuasaan atas warga negara, dan bagaimanapun, mereka merupakan representasi dari warga negara. Perbedaan-perbedaan signifikan antara pejabat negara dan warga negara membuat berkurangnya wilayah kehidupan pribadi ( privacy) para pejabat negara. Karenanya, privacy pejabat negara tidak harus dijaga, bila perlu dikorbankan untuk menjaga keutuhan demokrasi dan menjaga kepercayaan warga negara. Kebijakan-kebijakan politik yang diambil, sebesar dan atau seluas apa pun, sedikit banyak, berpengaruh bagi kehidupan warga negara.
Jadi layaklah bila masyarakat tahu secara detail, mengenai kehidupan pejabat-pejabat negara. Pengetahuan tersebut merupakan bagian dari garansi dan kontrol publik yang membuat warga negara menaruh kepercayaan pada pejabat negara yang telah dipilihnya. Warga negara harus punya keyakinan bahwa pejabat negara yang dipilihnya benar-benar memiliki fisik yang sehat dan pribadi yang jujur. Meski orang mungkin berubah, namun perlu ada jaminan awal bahwa politisi tersebut berpotensi untuk tidak mempergunakan kekuasaan dan kewenangan untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan kelompoknya.
Ketujuh, beriman. Penerapan etika politik dapat berjalan dengan mulus, bila semua pihak menyandarkan keyakinan pada agama. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, hendaklah menjadi jiwa dalam kehidupan tiap individu. Etika dan moral politisi akan rusak ketika tidak dihubungkannya agama dengan politik. Padahal, keduanya adalah satu kesatuan integral bagai jiwa dan raga.
Iman, adalah percaya pada Tuhan. Bila politisi mempercayakan diri pada Tuhan sebagai pemilik dirinya, tempat kembalinya, pengatur manusia, pemberi amanah, penguasa keputusan hidup dan tempat berawal dan berakhirnya segala sesuatu, diharapkan politisi memiliki arahan yang terbenar.
Kedelapan, terbukanya ruang publik. Perlu diperbanyak ruang publik yang memberi kesempatan politisi dan masyarakat saling berkomunikasi. Wadah seperti the Fatwa Center (tFC) ini, adalah salah satu upaya real menyediakan akses bagi interaksi tadi. Terbukanya kesempatan berbagi antartokoh, politisi, media, akademisi, birokrat, mahasiswa dan masyarakat lainnya memberi penyegaran-penyegaran edukatif pada semua pihak. Selain itu mengurangi prasangka atau peluang terjadinya pelanggaran etika politik.
Wadah seperti tFC juga diharapkan: 1) dapat memberi ruang terbuka pada peningkatan rasional dan daya kritis publik. 2) mempersiapkan calon politisi untuk menjadi politisi beretika, 3) mengingatkan politisi untuk beretika.
Semua pihak akan diuntungkan. Politisi yang beretika, diuntungkan dengan adanya masyarakat yang terdidik. Masyarakat juga diuntungkan, dengan politisi yang beretika. Pada masyarakat yang tidak terpelajar atau terbelakang, maka politisi yang tidak beretika masih tetap ada. Ongkos sosial juga tinggi, diantaranya: banyaknya intrik, masyarakat dikorbankan, kemajuan Indonesia juga tidak signifikan.
Mari kita, dalam proporsi masing-masing, berbuat sesuatu untuk memfasilitasi kesejahteraan masyarakat Indonesia sebesar-besarnya
PEMBAHASAN
1.1 Etika Politik
Etika politik merupakan sebuah cabang dalam ilmu etika yang membahas hakikat
manusia sebagai makhluk yang berpolitik dan dasar&dasar norma yang dipakai dalam
kegiatan politik. Etika politik sangat penting karena mempertanyakan hakikat manusia
sebagai makhluk sosial dan mempertanyakan atas dasar apa sebuah norma digunakan
untuk mengontrol perilaku politik. Etika politik menelusuri batas&batas ilmu politik,
kajian ideologi, asas&asas dalam ilmu hukum, peraturan&peraturan ketatanegaraan,
asumsi&asumsi, dan postulat&postulat tentang masyarakat dan kondisi psikologis
manusia sampai ke titik terdalam dari manusia melalui pengamatan terhadap perilaku,
sikap, keputusan, aksi, dan kebijakan politik. Etika politik tidak menerima begitu saja
sebuah norma yang melegitimasi kebijakan&kebijakan yang melanggar konsep nilai
intersubjektif (dan sekaligus nilai objektif juga) hasil kesepakatan a#al. adi, tugas
utama etika politik sebagai metode kritis adalah memeriksa legitimasi ideologi yang
dipakai oleh kekuasaan dalam menjalankan #e#enangnya. amun demikian, bukan
berarti bah#a etika politik hanya dapat digunakan sebagai alat kritik. Etika politik
harus pula dikritisi. leh karena itu, etika politik harus terbuka terhadap kritik dan
ilmu&ilmu terapan.
Etika politik bukanlah sebuah norma. Etika politik juga bukan sebuah aliran
filsafat atau ideologi, sehingga tidak dapat dijadikan sebuah pedoman siap pakai
dalam pengambilan kebijakan atau tindakan politis. Etika politik tidak dapat
mengontrol seorang politikus dalam bertindak atau mengambil keputusan, baik
keputusan indi-idu, organisasi, atau kelompok. amun, etika politik dapat dijadikan
rambu&rambu yang membantu politikus dalam mengambil keputusan.
0ungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat&alat teoritis
untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung
ja#ab. adi, tidak berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkan secara
rasional objektif dan argumentati-e. Etika politik tidak langsung mencampuri politik
praktis. +ugas etika politik membantu agar pembahasan masalah&masalah ideologis
dapat dijalankan secara objektif.
"ukum dan kekuasaan egara merupakan pembahasan utama etika politik.
"ukum sebagai lembaga penata masyarakat yang normatif, kekuasaan egara sebagai
lembaga penata masyarakat yang efektif sesuai dengan struktur ganda kemampuan
manusia (makhluk indi-idu dan sosial). Pokok permasalahan etika politik adalah
legitimasi etis kekuasaan. 1ehingga penguasa memiliki kekuasaan dan masyarakat
berhak untuk menuntut pertanggung ja#aban. *egitimasi etis mempersoalkan
keabsahan kekuasaan politik dari segi norma&norma moral. *egitimasi ini muncul
dalam konteks bah#a setiap tindakan egara baik legislatif maupun eksekutif dapat
dipertanyakan dari segi norma&norma moral. !oralitas kekuasaan lebih banyak
ditentukan oleh nilai&nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat.
1.2 Pengertian Nilai, Norma dan Moral
2erbicara mengenai etika politik kita juga perlu mengetahui tentang apa yang
disebut dengan nilai, norma dan moral.
Pengertian ilai
nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia. 1ifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat
seseorang atau kelompok, (the believed capacity of any object to statistfy a human
desire). adi nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada
suatu objek itu sendiri. ilai itu sebenarnya adalah suatu kenyataan yang
3tersembunyi4 di balik kenyataan&kenyataan lainnya. Ada nilai itu karena adanya
kenyataan&kenyataan lain sebagai pemba#a nilai (wartrager ).
!enilai berarti menimbang untuk selanjutnya mengambil keputusan.
Keputusan nilai yang diambil berhubungan dengan subjek penilai itu sendiri dimana
dalam hal ini adalah manusia yang meliputi unsur&unsur jasmani, akal, rasa, karsa
(kehendak) dan kepercayaan. 1esuatu dikatakan bernilai apabila sesuatu itu berharga,
berguna, benar, indah, baik dan lain sebagainya. i dalam nilai itu sendiri terkandung
cita&cita, harapan&harapan, dambaan&dambaan dan keharusan. !aka apabila kita
berbicara tentang nilai, sebenarnya kita berbicara tentang hal yang ideal, tentang hal
yang merupakan cita&cita, harapan, dambaan dan keharusan. 2erbicara tentang nilai
berarti kita masuk bidang makna normatif, bukan kognitif, kita masuk ke dunia ideal
dan bukan dunia real. !eskipun demikian, diantara keduannya saling berkait secara
erat, artinya yang ideal harus menjadi real, yang normatif harus direalisasikan dalam
perbuatan sehari&hari yang merupakan fakta.
!a5 1celer mengelompokkan nilai ke dalam empat tingkatan berdasarkan
tinggi rendahnya, yakni %
a.
ilai&nilai kenikmatan % dalam tingakatan ini terdapat deretan nilai&nilai yang
mengenakkan dan tidak mengenakkan (die Wertreihe des Angenehmen und
Unangehmen).
b.
ilai&nilai kehidupan % dalam tingakatan ini terdapat nilai&nilai yang penting
bagi kehidupan (Werte des vitalen Fuhlens).
c.
ilai&nilai keji#aan % dalam tingkatan ini terdapat nilai&nilai keji#aan ( geistige
werte) yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan.
d.
ilai&nilai kerohanian % dalam tingakatan ini terdapat modalitas nilai dari yang
suci dan tidak suci (wermodalitat des Heiligen ung Unheiligen).
1edangkan menurut ahli yang lain yakni otonagoro membagi nilai menjadi
tiga macam, yaitu %
a.
ilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia atau kebutuhan material raga#i manusia.
b.
ilai -ital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau akti-itas.
c.
ilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. ilai
kerohanian ini dapat dibedakan atas empat macam %
)
ilai kebenaran, yang bersumber pada akal manusia (ratio, budi, cipta).
')
ilai keindahan (estetis), yang bersumber pada unsur perasaan manusia
(esthetis, ge-oel, rasa).
6)
ilai kebaikan (moral), yang bersumber pada unsur kehendak manusia (#ill,
#ollen, karsa).
7)
ilai religius, yang merupakan nilai kerokhanian teringgi dan mutlak. ilai
religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.
alam kaitannya dengan deri-asi atau penjabarannya maka nilai&nilai dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu nilai dasar, nilai instrumental dan nilai
praksis.
a.
ilai asar
ilai memiliki sifat yang abstrak yang tidak dapat diamati indra manusia namun
realisasinya bersifat nyata (real ). 1etiap nilai memiliki nilai dasar (onotologis) yang
merupakan hakikat, esensi, intisari atau makna yang terdalam dari nilai&nilai tersebut
dimana sifatnya adalah uni-ersal karena menyangkut hakikat kenyataan objektif
segala sesuatu. ilai dasar dapat juga disebut sebagai sumber norma yang pada
gilirannya dijabarkan atau direalisasikan dalam suatu kehidupan yang bersifat
praksis. Konsekuensinya #alaupun dalam aspek praksis dapat berbeda&beda namun
secara sistematis tidak dapat bertentangan dengan nilai dasar yang merupakan sumber
penjabaran norma serta realisasi praksis tersebut.
b.
ilai 8nstrumental
9ntuk dapat direalisasikan dalam suatu kehidupan praksis maka nilai dasar
tersebut harus memiliki formulasi serta parameter atau ukuran yang jelas. ilai
instrumental inilah yang merupakan suatu pedoman yang dapat diukur dan dapat
diarahkan. ilai instrumental yang berkaitan dengan tingkah laku manusia merupakan
suatu norma moral. 1edangkan yang berkaitan dengan organisasi maupun negara
merupakan suatu arahan, kebijaksanaan atau strategi yang bersumber pada nilai
dasar. engan kata lain nilai instrumental merupakan suatu eksplisitasi dari nilai
dasar.
c.
ilai Praksis
ilai praksis pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai
instrumental dalam suatu kehidupan yang nyata. 1ehingga nilai praksis ini merupakan
per#ujudan dari nilai instrumental itu sendiri. apat juga dimungkinkan berbeda&beda
#ujudnya, namun demikian tidak bisa menyimpang atau bahkan tidak dapat
bertentangan. Artinya oleh karena nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis itu
merupakan suatu sistem per#ujudannya tidak boleh menyimpang dari sitem tersebut.
Pengertian orma
orma adalah struktur nilai yang menjadi pedoman penilaian tingkah laku
manusia yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari&hari yang didasarkan atas
suatu moti-asi tertentu. ilai yang menjadi milik bersama didalam satu masyarakat
dan telah tertanam dengan emosi yang mendalam akan menjadi norma yang
disepakati bersama. ilai&nilai yang telah dibakukan menjadi norma itulah yang kelak
menjadi acuan penilaian. Pada hakikatnya, norma merupakan per#ujudan dari
koeksistensi manusia sebagai makhluk sosial. orma sendiri dibedakan menjadi
empat, yaitu norma agama, norma moral, norma sosial, dan norma hukum.
Pengertian !oral
!oral berasal dari kata *atin 3 Mos4 yang jamaknya Mores yang berarti adat
atau cara hidup. Etika dan moral hampir sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari&
hari terdapat sedikit perbedaan. !oral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang
sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai&nilai yang ada.
1ecara umum moral merupakan suatu ajaran ataupun #ejangan, patokan, kumpulan
peraturan baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan
bertindak agar menjadi manusia yang baik.
"ubungan ilai, orma dan !oral
ilai merupakan kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia,
baik lahir maupun batin. alam kehidupan manusia nilai dijadikan landasan, alasan
ataupun moti-asi dalam bersikap dan bertingkah laku baik disadari ataupun tidak.
ilai tidak bersifat konkrit yang dapat ditangkap indra manusia melainkan bersifat
abstrak yang hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dipahami oleh
manusia.
Agar nilai menjadi menjadi lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah
laku manusia maka perlu dikonkritkan serta diformulasikan menjadi lebih objektif
sehingga memudahkan menjabarkannya dalam tingkah laku s ecara konkrit. $ujud
lebih konkrit dari nilai inilah yang disebut norma. +erdapat berbagai macam norma
dimana norma hukumlah yang paling kuat karena dapat dipaksakan oleh suatu
kekuasaan.
1elanjutnya nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika.
8stilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. erajat
kepribadian seseorang amat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya. !akna moral
yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah
lakunya. alam pengertian inilah maka kita memasuki #ilayah norma sebagai
penuntun sikap dan tingkah laku manusia. emikianlah hubungan yang sistematik
antar nilai, norma, dan moral yang pada gilirannnya krtiga aspek tersebut terujud
dalam suatu tingkah laku praksis dalam kehidupan manusia.
1.3 Peran Pancasila sebagai Sumber Etika Politik di Indonesia
Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan egara yang merupakan satu
kesatuan nilai yang tidak dapat dipisah&pisahkan dengan masing&masing sila&silanya.
Karena jika dilihat satu persatu dari masing&masing sila itu dapat saja ditemukan
dalam kehidupan berbangsa yang lainnya. amun, makna Pancasila terletak pada
nilai&nilai dari masing&masing sila sebagai satu kesatuan yang tak bias ditukar&balikan
letak dan susunannya. Pancasila tidak hanya merupakan sumber deri-asi peraturan
perundang&undangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama dalam
hubungannya dengan legitimasi kekuasaan, hukum, serta kebijakan dalam
penyelenggaraan negara. 9ntuk memahami dan mendalami nilai nilai Pancasila dalam
etika berpolitik itu semua terkandung dalam kelima sila Pancasila.
Ketuhanan :ang !aha Esa
1ila pertama merupakan sumber nilai&nilai moral bagi kehidupan kebangsaan
dan kenegaraan. 2erdasarkan sila pertama egara 8ndonesia bukanlah
negarateokrasi yang mendasarkan kekuasaan negara pada legitimasi religius.
Kekuasaan kepala negara tidak bersifat mutlak berdasarkan legitimasi religius
melainkan berdasarkan legitimasi hukum dan demokrasi. $alaupun egara
8ndonesia tidak mendasarkan pada legitimasi religius, namun secara moralitas
kehidupan negara harus sesuai dengan nilai&nilai yang berasal dari +uhan terutama
hukum serta moral dalam kehidupan negara. leh karena itu asas sila pertama lebih
berkaitan dengan legitimasi moral.
Kemanusiaan yang Adil dan 2eradab
1ila kedua juga merupakan sumber nilai&nilai moralitas dalam kehidupan
negara. 2angsa 8ndonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia hidup secara
bersama dalam suatu #ilayah tertentu, dengan suatu cita&cita serta prinsip hidup demi
kesejahteraan bersama. !anusia merupakan dasar kehidupan dan penyelenggaran
negara. leh karena itu asas&asas kemanusiaan adalah bersifat mutlak dalam
kehidupan negara dan hukum. alam kehidupan negara kemanusiaan harus
hak&hak dasar (asasi) manusia. 1elain itu asas kemanusiaan juga harus merupakan
prinsip dasar moralitas dalam penyelenggaraan negara.
Persatuan 8ndonesia
Persatuan berati utuh dan tidak terpecah&pecah. Persatuan mengandung
pengertian bersatunya bermacam&macam corak yang beraneka ragam menjadi satu
kebulatan. 1ila ketiga ini mencakup persatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan hankam. 8ndonesia sebagai negara plural yang memiliki beraneka
ragam corak tidak terbantahkan lagi merupakan negara yang ra#an konflik. leh
karenanya diperlukan semangat persatuan sehingga tidak muncul jurang pemisah
antara satu golongan dengan golongan yang lain. ibutuhkan sikap saling menghargai
dan menjunjung semangat persatuan demi keuthan negara dan kebaikan besama. leh
karena itu sila ketiga ini juga berkaitan dengan legitimasi moral.
Kerakyatan yang ipimpin oleh "ikmat Kebijaksanaan dalam
Permusya#aratan/ Per#akilan
egara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan
yang dilakukan senantiasa untuk rakyat. leh karena itu rakyat merupakan asal
muasal kekuasaan negara. alam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara segala
kebijaksanaan, kekuasaan serta ke#enangan harus dikembalikan kepada rakyat
sebagai pendukung pokok negara. !aka dalam pelaksanaan politik praktis, hal&hal
yang menyangkut kekuasaan legislatif, eksekutif serta yudikatif, konsep pengambilan
keputusan, penga#asan serta partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari rakyat, atau
dengan kata lain harus memiliki 3legitimasi demokratis4.
Keadilan 1osial bagi 1eluruh ;akyat 8ndonesia
alam penyelenggaraan negara harus berdasarkan legitimasi hukum yaitu
prinsip 3legalitas4. egara 8ndonesia adalah negara hukum, oleh karena itu keadilan
dalam hidup bersama (keadilan sosial) merupakan tujuan dalam kehidupan negara.
alam penyelenggaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan, ke#enangan serta
pembagian senatiasa harus berdasarkan hukum yang berlaku. Pelanggaran atas
prinsip&prinsip keadilan dalam kehidupan kenegaraan akan menimbulkan
ketidakseimbangan dalam kehidupan negara.
Pola pikir untuk membangun kehidupan berpolitik yang murni dan je rnih mutlak
dilakukan sesuai dengan kelima sila yang telah dijabarkan diatas. :ang mana dalam
berpolitik harus bertumpu pada Ketuhanan :ang !aha Esa, Kemanusiaan yang Adil
dan 2eradab, Persatuan 8ndonesia, Kerakyatan yang ipimpin oleh "ikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyara#atan/Per#akilan dan dengan penuh Keadilan
1osial bagi 1eluruh ;akyat 8ndonesia tanpa pandang bulu. Etika politik Pancasila
dapat digunakan sebagai alat untuk menelaah perilaku politik egara, terutama
sebagai metode kritis untuk memutuskan benar atau slaah sebuah kebijakan dan
tindakan pemerintah dengan cara menelaah kesesuaian dan tindakan pemerintah itu
dengan makna sila&sila Pancasila.
Etika politik harus direalisasikan oleh setiap indi-idu yang ikut terlibat secara
konkrit dalam pelaksanaan pemerintahan negara. Para pejabat eksekutif,
legislatif, yudikatif, para pelaksana dan penegak hukum harus menyadari bah#a
legitimasi hukum dan legitimasi demokratis juga harus berdasarkan pada legitimasi
moral. ilai&nilai Pancasila mutlak harus dimiliki oleh setiap penguasa yang berkuasa
mengatur pemerintahan, agar tidak menyebabkan berbagai penyimpangan seperti
yang sering terjadi de#asa ini. 1eperti tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme,
penyuapan, pembunuhan, terorisme, dan penyalahgunaan narkotika sampai
alam penerapan etika politik Pancasila di 8ndonesia tentunya mempunyai
beberapa kendala&kendala, yaitu %
a.
Etika politik terjebak menjadi sebuah ideologi sendiri. Ketika seseorang
mengkritik sebuah ideologi, ia pasti akan mencari kelemahan&kelemahan dan
kekurangannya, baik secara konseptual maupun praksis. "ingga muncul sebuah
keyakinan bah#a etika politik menjadi satu&satunya cara yang efektif dan efisien
dalam mengkritik ideologi, sehingga etika politik menjadi sebuah ideologi tersendiri.
b.
Pancasila merupakan sebuah sistem filsafat yang lebih lengkap disbanding etika
politik Pancasila, sehingga kritik apa pun yang ditujukan kepada Pancasila oleh etika
politik Pancasila tidak mungkin berangkat dari Pancasila sendiri karena kritik itu tidak
akan membuahkan apa&apa.
amun demikian, bukan berarti etika politik Pancasila tidak mampu menjadi alat
atau cara menelaah sebuah Pancasila. Kendala pertama dapat diatasi dengan cara
membuka lebar&lebar pintu etika politik Pancasila terhadap kritik dan koreksi dari
manapun, sehingga ia tidak terjebak pada lingkaran itu. Kendala kedua dapat diatasi
dengan menunjukkan kritik kepada tingkatan praksis Pancasila terlebih dahulu,
kemudian secara bertahap merunut kepada pemahaman yang lebih umum hingga
ontologi Pancasila menggunakan prinsip&prinsip norma moral.
Peneraan Etika Politik di Indonesia
Ada dasar yang fundamental dalam memfungsikan sistem politik yang memadai.
2eberapa saran penerapan etika politik di 8ndonesia, adalah sebagai berikut.
Pertama,
membuat mas!arakat men"adi kritis.
0ranklyn "aiman (<=>) mensyaratkan adanya peningkatan kapasitas rasional
manusia.
9paya persuasi seperti kampanye politik, komunikasi pemerintah,
periklanan, dan lain&lain, adalah suatu teknik untuk memengaruhi penerima
dengan menghilangkan proses berfikir sadarnya
dan menanamkan sugesti atau penekanan pada kesadaran,
agar menghasilkan perilaku otomatis yang tidak reflektif.
1eruan moti-asional dan emosional juga kerap digunakan dalam mempengaruhi
rasional massa.
Pemilihan kata, kerap tidak mempertimbangkan rasa keadilan.
"abermas (<?@) mengatakan bah#a bahasa juga merupakan sarana dominasi dan
kekuasaan.
!onopoli pada pilihan kata, terutama karena akses ruang publik lebih terbuka pada
politisi,
menimbulkan peluang penyimpangan kepentingan.
9paya penggerakan logika instant ini tidak etis.
8ntinya, seorang politisi yang berusaha diterima pandangannya secara tidak kritis,
dia juga dapat dipandang sebagai pelanggar etika politik yang ideal.
adi manusia harus diajar berfikir, menganalisa dan menge-aluasi informasi dengan
rasio dan mampu mengontrol emosinya.
engan demikian dapat menghasilkan suatu pemikiran terbaik dengan analisa kritis.
Kedua,
mengembangkan kebiasaan meneliti.
1emua pihak% masyarakat (melalui *1!), media massa, perguruan tinggi, politisi atau
penguasa,
sebaiknya mengembangkan kebiasaan meneliti.
Peningkatan rasionalitas pada masyarakat selayaknya dibarengi
dengan kemauan politisi dalam bersikap adil ketika memilih
dan menampilkan fakta dan data secara terbuka.
Pengetahuan tentang realitas sebaiknya mencerminkan kenyataan real yang
dibutuhkan.
8nformasi yang ditampilkan adalah informasi yang paling rele-an
dan selengkap mungkin memfasilitasi kemampuan rasional publik.
an data yang dibutuhkan masyarakat, tidak boleh disele#engkan atau
disembunyikan.
Ketika banyak pihak terbiasa meneliti dan terekspos oleh data,
penyele#engan data akan berkurang.
Keterbukaan akses informasi ini, memfasilitasi masyarakat, mengamati politisi dalam
membuat keputusan yang akurat.
2agi politisi sendiri,
ada baiknya mempertimbangkan peringatan $allace untuk menanyakan hal ini pada
diri sendiri,
Ketiga,
kepentingan umum daripada pribadi atau golongan.
Politisi hendaknya mengembangkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi
atau golongan.
Pertanyaan yang dapat diangkat adalah%
4Apakah saya melupakan amanah yang telah diberikan oleh khalayak pada saya4
Ajakan suci ini memang membutuhkan gerakan hati dari politisi.
an hati adalah ranah personal dari seorang indi-idu.
amun, masyarakat memiliki hak sebagai eksekutor.
Ada atau tidak adanya politisi tersebut duduk di singasana politik.
!eski butuh #aktu lima tahunan.
Keempat,
meng#ormati erbedaan
Etika politik juga dapat dilaksanakan dengan menghormati perbedaan pendapat dan
argumen.
!eski diperlukan adanya kerjasama dan kompromi,
nilai dasar hati nurani, perlu menjadi batasan pembuatan kebijakan.
!enurut $allace,
$%ita tidak erlu mengorbankan rinsi demi komromi.
Karena secara budaya, 8ndonesia adalah negara kolektifis yang kerap mementingkan
harmonisasi.
2agi masyarakat,
keaktifan dalam berekspresi dan mengungkapkan pendapat
sebaiknya disambut dengan lebih aktif memanfaatkan ruang publik yang tersedia.
2agi politisi, ada baiknya memperhatikan pertanyaan $allace ini%
$Bisaka# sa!a dengan bebas mengakui kekuatan dan bukti
serta argumen !ang bertentangan dan masi# menga"ukan sebua# endaat
!ang menamilkan ke!akinan sa!a'$
Kelima,
eneraan #ukum.
Penerapan etika politik sebaiknya didasari hukum.
!asyarakat terdiri dari kelompok&kelompok yang mungkin sekali mempunyai
kepentingan berla#anan.
Politisi, dibantu oleh penga#asan masyarakat,
sebaiknya mampu memfasilitasi dan mengatur kepentingan&kepentingan kelompok
dengan membangun institusi&institusi yang adil.
Pengeksklusifan pada suatu kelompok dapat membuahkan keberuntungan
bagi yang satu dan kemalangan bagi yang lain.
Pengelolaan hukum dengan prosedur yang baik,
dapat mengontrol dan menghindarkan semaksimal mungkin penyalahgunaan.
Keadilan tidak diserahkan kepada politisi,
tapi dipercayakan kepada prosedur yang memungkinkan pembentukan sistem hukum
yang menjamin pelaksanaan keadilan.
adi ketika politisi melakukan pelanggaran, prosedur hukum secara otomatis dan
transparan,
dapat diberlakukan pada politisi, tanpa adanya rekayasa
Keenam,
mengurangi ri(asi.
1alah satu upaya pelaksanaan etika politik,
menurut ennis 0 +hompson (<>@), adalah dengan mengurangi pri-asi pej abat
negara.
!enurutnya, para pejabat sesungguhnya bukan #arga negara biasa.
!ereka memiliki kekuasaan atas #arga negara,
dan bagaimanapun, mereka merupakan representasi dari #arga negara.
Perbedaan&perbedaan signifikan antara pejabat negara dan #arga negara
Karenanya, pri-acy pejabat negara tidak harus dijaga,
bila perlu dikorbankan untuk menjaga keutuhan demokrasi dan menjaga kepercayaan
#arga negara.
Kebijakan&kebijakan politik yang diambil, sebesar dan atau seluas apa pun, sedikit
banyak, berpengaruh bagi kehidupan #arga negara.
adi layaklah bila masyarakat tahu secara detail, mengenai kehidupan pejabat&pejabat
negara.
Pengetahuan tersebut merupakan bagian dari garansi dan kontrol publik
yang membuat #arga negara menaruh kepercayaan pada pejabat negara yang telah
dipilihnya.
$arga negara harus punya keyakinan bah#a pejabat negara yang dipilihnya
benar&benar memiliki fisik yang sehat dan pribadi yang jujur.
!eski orang mungkin berubah,
namun perlu ada jaminan a#al bah#a politisi tersebut berpotensi
untuk tidak mempergunakan kekuasaan dan ke#enangan
untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan kelompoknya.
Ketujuh,
beriman.
Penerapan etika politik dapat berjalan dengan mulus,
bila semua pihak menyandarkan keyakinan pada agama.
1ila Ketuhanan :ang !aha Esa, hendaklah menjadi ji#a dalam kehidupan tiap
indi-idu.
Etika dan moral politisi akan rusak ketika tidak dihubungkannya agama dengan
politik.
Padahal, keduanya adalah satu kesatuan integral bagai ji#a dan raga.
8man, adalah percaya pada +uhan.
2ila politisi mempercayakan diri pada +uhan sebagai pemilik dirinya,
tempat kembalinya, pengatur manusia, pemberi amanah,
penguasa keputusan hidup dan tempat bera#al dan berakhirnya segala sesuatu,
Kedelapan,
terbukan!a ruang ublik.
Perlu diperbanyak ruang publik yang memberi kesempatan politisi dan masyarakat
saling berkomunikasi.
$adah seperti the 0at#a Benter (t0B) ini,
adalah salah satu upaya real menyediakan akses bagi interaksi tadi.
+erbukanya kesempatan berbagi antartokoh, politisi, me dia, akademisi, birokrat,
mahasis#a dan masyarakat lainnya memberi penyegaran&penyegaran edukatif pada
semua pihak.
1elain itu mengurangi prasangka atau peluang terjadinya pelanggaran etika politik.
$adah seperti +he 0at#a Benter juga diharapkan%
') mempersiapkan calon politisi untuk menjadi politisi beretika,
6) mengingatkan politisi untuk beretika.
1emua pihak akan diuntungkan.
Politisi yang beretika, diuntungkan dengan adanya masyarakat yang terdidik.
!asyarakat juga diuntungkan, dengan politisi yang beretika.
Pada masyarakat yang tidak terpelajar, maka politisi yang tidak beretika masih tetap
ada.
ngkos sosial juga tinggi,
diantaranya% banyaknya intrik,
masyarakat dikorbankan, kemajuan 8ndonesia juga tidak signifikan.
ANA)ISIS %EBI*A%AN %ENAI%AN BBM +%ontra
kontra terhadap kenaikan 22! mulai dari anggota P;, P;, kalangan
mahasis#a dari berbagai uni-ersitas, petani, nelayan, angkutan umum dan masih
banyak lagi mereka semua menolak kenaikan harga 22!. iantara yang pro dan
kontra terhadap kebijakan kenaikan harga 22! tersebut terdapat kelompok yang
abstain. !ereka ini tidak ikut demo, pasrah, harga 22! tidak naik syukur, kalau
22! naik monggo kerso. !ereka juga sebenarnya berharap harga 22! tetap, karena
dengan kenaikan 22! akan mengakibatkan tambahan pengeluaran mereka sehari&
hari, tetapi tetap menerima.
1udah jelas pemerintah dengan perangkatnya beserta jajarannya akan mendukung
kenaikan harga 22! bersubsidi karena gaji mereka dibayar dari AP2 dan mereka
pula yang menerbitkan kebijakan kenaikan harga 22! bersubsidi untuk
menyelamatkan AP2. 1elama AP2 aman, gaji mereka tetap aman. amun bukan
alasan itu yang menjadi dasar kebijakan kenaikan harga 22!. Kebijakan itu
dikeluarkan setelah melalui kajian dan berbagai pertimbangan yang masak serta
dengan memperhitungkan dampak positif dan negatifnya yang me mang pada akhirnya
kenaikan harga 22! lah yang dianggap paling tepat untuk dilakukan. +ujuannya
bukan hanya untuk menyelamatkan AP2, tapi juga untuk menyelamatkan
penyelenggaraan kegiatan negara lainnya seperti pelayanan kesehatan, pendidikan,
sosial, ekonomi dan lainnya. 2ahkan Kadin ikut menganjurkan agar pemerintah
menaikkan harga 22! untuk memberikan kepastian bagi dunia usaha. ari kalangan
masyarakat yang setuju dengan kenaikan 22! antara lain diperoleh pendapat bah#a
harga 22! #ajar naik karena harga minyak mentah yang merupakan bahan
pokoknya juga meningkat. Pendapat lain mengatakan harga 22! perlu naik agar
masyarakat berhemat dan efisien dalam menggunakan 22!. 1ementara seorang P1
mengatakan bah#a ia setuju harga 22! naik, karena mengurangi subsidi untuk 22!
yang akan terbuang percuma, lebih baik dana subsidi digunakan untuk kesehatan atau
pendidikan. Pendapat yang lebih ekstreem berpendapat bah#a sebaiknya subsidi
sebaiknya dihapus, dananya dialihkan untuk 2*+ dan harga 22! disesuaikan dengan
harga pasar.
ari kalangan yang kontra atau tidak setuju terhadap kenaikan harga 22!,
diantaranya adalah sebagian anggota P;. Ada yang mengatakan bah#a kebijakan
kenaikan harga 22! kurang tepat untuk saat ini, karena akan menambah beban
rakyat yang sedang menghadapi berbagai tekanan ekonomi seperti kenaikan harga
pangan. 2eberapa alasan yang dikemukakan dari kalangan ibu rumah tangga, petani,
mahasis#a, elite politik, *1! maupun kalangan masyarakat lainnya yang tidak setuju
terhadap adanya kenaikan harga 22! bersubsidi antara lain %
a.
akan mengakibatkan efek berantai terhadap harga kebutuhan pokok rakyat,
b.
pemerintah terlalu terburu&buru menerbitkan kebijakan,
c.
pemerintah malas dan hanya mencari jalan pintas,
d.
akan mengakibatkan semakin meluasnya masalah kemiskinan,
e.
dapat memicu konflik sosial dalam masyarakat,
f.
memperparah masalah pengangguran,
g.
akan memicu kenaikan harga barang lainnya, biaya transportasi dan inflasi
Kelompok masyarakat yang netral atau abstain terhadap kenaikan harga 22!
punya alasan tersendiri. !ereka lebih banyak diam menunggu perkembangan dan
tampaknya lebih mencari aman. Kelompok ini sebagian besar berasal dari #arga kelas
menengah dan #arga keturunan serta sebagian masyarakat terpelajar baik kelas atas,
menengah maupun ba#ah yang nrimo apapun kebijakan yang diambil pemerintah
selama hak mereka tidak berkurang. 1eorang P1 mengatakan bah#a kalau harga
22! naik kasihan para tukang ojek harus menambah biaya, namun kalau tidak naik
AP2 kita payah, jadi terserah pemerintah saja, katanya. 2eberapa alasan lain yang
dapat diperoleh dari kelompok yang abstain ini antara lain %
a.
ibarat buah simalakama, cCtaluna
b.
percuma ikut demo penolakan kenaikan 22!, toh akhirnya naik juga,
d.
lebih senang kalau harga 22! tidak naik, tapi kalau pemerintah maunya naik
mau bilang apa
Etika politik berupaya membahas prinsip-rinsip moral dasar kenegaraan modern. Bukan etika kelakuan politisi yang dibicarakan. Pandangan-pandangan dasar tentang bagaimana harkat kemanusiaan dan keberadaban kehidupan masy dpt dijamin berhadapan dengan kekuasaan modern. Sebagai ilmu dan Cabang filsafat Etika politik lahir di Yunani di saat struktur-struktur politik tradisional mulai ambruk. Melihat keambrukan itu muncul pertanyaan bagaimana seharusnya masyarakat ditata. Legitimasi kekuasaan raja dlm tatanan hirarkis kosmos tdk lagi diterima begitu sj.Legitimasi2 tradisional kehilangan daya pikaktnya. Legitimasi tatann hokum dan Negara dan hak rajautk memerintah masyarakatnya dipertanyakan.Etika politik pada prinsipnya mengarah pada prinsip-prinsip moral yang harus mendasari penataan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan. - Etika : refleksi kritis dan rasional terhadap moral (filsafat etika).
- Moral: Ajaran, Etika: Ilmu
- Bertujuan utk membahas prinsip” moral dasar ketatanegaraan modern” bukan etika kelakuan para para politisi, melainkan bagimana harkat kemanuasusiaan dan keberadaban kehidupan masy dapat dijamin berhadapan dgn kekuasaan Negara moder. ( masy. Tradisonal, masy feodal, masy/Negara
industri dan masy/ Negara pasca industri.
- Munculnya Filsafat dan etika pol (frans magnis) menyangkut baik baik dimensi hokum maupun
dimensi kekuasaan Negara.
- Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab. Jd, tdk berdasarkan emosi,prasangka, apriori, melainkan secra rasional, objektif dan argumentative. Fungsinya jg sebagai
kritik ideology.
- Adalah salah faham, kalo etika pol langsung mencampuri polpraktis. Tugas etika pol sebagai subsider, yakni membantu agar pembahsan masalah” ideologis dapat dijalankan secara objektif. - Etika politik menuntut segala klaim atas hak utk menata masy dipertanggung jawabkan pd prinsip2
moral dasar.
- Dgn demikian etika pol berfungsi sbg sarana kritik ideology. - Etika pol tdk dapat mengkhotbahi para politkus, ttp dapat memberikan Patoka” orientasi dan pegangan” normative bagi mereka yg memang mau menilai kualitas tatanan dan kehidupan pol dgn
tolok ukur martabat manusia.
- Etika pol bersifat reflektif atau meta real. Etika membahas car abagaimana masalah” kehidupan dapat dihadapi, ttp tdk menawarkan suatu system normative sebagai dasar Negara. - Etika Pol adalah ilmu yg mempelajari realist, misalnya suatu system moral yg ada, ttp tdk dapat menjadi system moral sendiri. Maka etika pol tdk berada pada tingkat system legitimasi pol tertentu dan tdk dapat menyaingi suatu ideology Negara. Tp etika pol dapat membantu usaha masy untuk mengejawantahkan ideology Negara yg luhur kedalam realitas poly g nyata. - Etika pol: Filsafat moral ttg dimensi politis manusia.
- Filsafat dibagi dua cabang utama:
1. Filsafat teoritis: Apa yg ada?
langsung mempertanyakan praksis manusia. Etika Umum: mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi manusia, Sedangkan etika khusus mmebahas prinsip-prinsip itu dlm hubungan dengan kewajiban manusia dlm berbagai lungkup kehidupannya. sahrirka.com ETIKA POLITIK Oleh: DR. Haryatmoko 1. Pengertian a. Etika
Etika merupakan suatu pemikiran kritis yang mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral terentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi etika khusus yaitu etika yang membahas prinsip dalam berbagai aspek kehidupan manusia sedangkan etika umum yaitu mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi
setiap tindakan manusia (Suseno, 1987).
Menurut Kattsoff, 1986 etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dengan tingkah laku manusia, dan juga berkaitan dengan dasar filosofis dalam
hubungan dengan tingkah laku manusia.
b. Nilai
Nilai atau “Value” termasuk kajian filsafat. Persoalan-persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah satu cabang filsafat yaitu filsafat nilai (Axiologi, theory of Value). Filsafat sering juga diartikan sebagai ilmu tyentang nilai-nilai. Istilah ini di dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (Worth) atau kebaikan (Goodness), dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian, (Frankena, 229). Dalam Dictionary of Sosciology and Related Sciences Dikemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yan menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok. (The believed copacity of any abject to statisfy a human desire). Jadi nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kwalitas yang melekat pada suatu
obyek, bukan obyek itu sendiri.
c. Politik
Pengertian politik berasal dari kosa kata ‘Politics’ yang memiliki makna bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara. Yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan daari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan atau Decisionmaking mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala perioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Untuk melaksanakan tujuan itu perlu ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum atau public policies. Yang menyangkut pengaturan dan pemabgian atau distributions dari suber-sumber yang ada. Untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan itu diperlukan suatu kekuasaan (Power) dan kewenangan (authority) yang akan dipakai baik untuk membina kerjasama maupun menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini. Cara-cara yang dipakai dapat bersifat Persuasi, dan jika perlu dilakukan pemaksaan (Coercion). Tanpa adanya suatu paksaan kebijaksanaan ini hanya merupakan perumusan keinginan belaka (Statement of intent) yang tidak akan pernah terwujud. Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang (privat goals). Selain itu politik kegiatan berbagai kelompok termasuk paratai politik, lembaga masyarakat maupu perseorangan. Berdasarkan pengertian-pengertian pokok tentang politik maka secara operasional bidang politik menyangkut konsep-konsep pokok yang berkaitan dengan negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decionmaking), kebijaksanaan (policy),
pembagian (allocation). (Budiardjo, 1981: 8,9)
d. Etika Politik
Secara subtantif pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan dengan subyek sebagai pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena itu etika politik berkait erat dengan bidang pembahasan moral. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian moral senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai subyek
etika. Maka kewajiban moral dibedakan dengan pengertian kewajiban-kewajiban lainya, karena yang dimaksud adalah kewajiban manusia sebagai manusia. Walaupun dalam hubunganya dengan masyarakat bangsa maupun negara, Etika politik tetap meletakkan dasar fundamental manusia sebagai manusia. Dasar ini lebih meneguhkan akar etika politik bahwa kebaikan senantiasa didasarkan kepada hakikat manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya. Berdasarkan suatu kenyataan bahwa masyarakat, bangsa maupun negara bisa berkembang kearah keadaan yang tidak baik dalam arti moral.Aktualisasi etika politik harus senantiasa mendasarkan kepada ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia, (Lihat suseno, 1987: 15) Sejak abad ke-17 filsafat mengembangkan pokok-pokok etika politik seperti : 1. Perpisahan antara kekuasaan gereja dan kekuasaan negra (John Locke)
2. Kebebasan berfikir dan beragama (Locke)
3. Pembagian kekuasaan (Locke, Montesque)
4. Kedaulatan rakyat (Roesseau)
5. Negara hukum demokratis/repulikan (Kant)
6. Hak-hak asasi manusia (Locke, dsb)
7. Keadilan sosial
2. Prinsip-prinsip Dasar Etika Politik Kontemporer
a. Pluralisme
Dengan pluralism dimaksud♣ kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya untuk hidup dengan positif,
damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat yang berbeda pandangan hidup, agama,
budaya dan adat.
Mengimplikasikan pengakuan terhadap kebabasan♣ beragama, berfikir, mencari informasi dan
toleransi
Memerlukan♣ kematangan kepribadian seseorang dan kelompok orang
Terungkap dalam♣ Ketuhanan Yang Maha Esa yang menyatakan bahwa di Indonesia tidak ada orang
yang boleh didiskriminasikan karna keyakinan religiusnya. Sikap ini adalah bukti keberadaban dan
kematangan karakter klektif bangsa
b. HAM
Jaminan♣ hak-hak asasi manusia adalah bukti kemanusiaan yang adil dan beradab, karena hak asasi
manusia menyatakan bagaimana manusia wajib diperlakukan dan wajib tidak diperlakuakan agar
sesuai dengan martabatnya sebagai manusia
Kontekstual♣ karena baru mempunyai fungsi dimana manusia tidak lagi dilindungi oleh adat/tradisi
dan sebaliknya diancam oleh Negara modern
Mutlak karena♣ manusia memilikinya bukan karena pemberian Negara, masyarakat, meliankan karena
ia manusia, jadi dari tangan pencipta
Kemanusiaan yang adil dan beradab♣ juga menolak kekerasan dan eklusivisme suku dan ras
c. Solidaritas Bangsa
Solidaritasd mengatakan bahwa kita tidak hanya hidup untuk diri♣ sendiri melaikan juga demi orang
lain
Solidaritas dilanggar kasar oleh♣ korupsi. Korupsi bak kanker yang mengerogoti kejujuran, tanggung
jawab, sikap obyektif, dan kompetensi orang/kelompok orang yang korup
d. Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tidak ada♣ manusia atau sebuah elit, untuk
menentukan dan memaksakan bagaimana orang lain harus atau boleh hidup Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang♣ dipimpin berhak menentukan siapa yang
memimpin mereka dan kemana tujuan mereka dipimpin Demokrasi adalah kedaulatan rakyat dan keterwakilan. Jadi♣ demokrasi memerlukan sebuah sistem
penerjemah kehendak rakyat kedalam tindakan politik
Dasar-dasar demokrasi
Kekuasaan dijalankan atas dasar♣ ketaatan terhadap hukum
Pengakuan dan jaminan terhadap HAM.♣
e. Keadilan Sosial
Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam♣ kehidupan masyarakat,
Keadilan sosial mencegah dari perpecahan♣
♣ Tuntutan keadilan sosial tidak boleh dipahami secara ideolodis, sebagai pelaksana ide-ide,