• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENANGANAN KAWASAN BENCANA ALAM DI PANTAI SELATAN JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENANGANAN KAWASAN BENCANA ALAM DI PANTAI SELATAN JAWA TENGAH"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENANGANAN KAWASAN BENCANA ALAM DI PANTAI SELATAN JAWA TENGAH

Totok Gunawan dkk

Balitbang Prov. Jateng bekerjasama dengan Fakultas Gegrafi UGM Jl. Imam Bonjol 190 Semarang

RINGKASAN

Pendahuluan

Setiap tahun Pantai Utara dan Pantai Selatan Jawa Tengah selalu dilanda bencana alam, baik berupa banjir, kekeringan dan tanah longsor, disamping terdapat pula bencana alam lain berupa gempa bumi, abrasi, tanah retak dan “amblesan tanah” sampai kebakaran, baik kebakaran hutan maupun kebakaran rumah dan lain-lain. Bencana alam tersebut selalu menimbulkan korban jiwa maupun harta benda yang tidak sedikit jumlahnya. Oleh karena itu perlu pencegahan dan penanganan bencana alam yang dilakukan secara serius, serta mitigasi dampaknya. Apabila tidak, maka bencana alam tersebut dapat mengakibatkan mundur atau terhentinya kegiatan ekonomi setempat.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menemukan daerah-daerah rawan bencana alam, penyebab dan akibatnya, (2) Mengevaluasi dan mengklasifikasikan daerah lawan bencana alam berdasarkan tingkat intensitas yang ditimbulkan, (3) Menyusun langkah-langkah untuk mengadakan manajemen bencana alam secara terpadu dan berkelanjutan, (4) Mengadakan pemetaan daerah rawan bencana alam dengan mempergunakan sistem penginderaan jarak jauh, (5) Menyusun sistem informasi spasial kawasan rawan bencana alam di Pantai Selatan Jawa Tengah sehingga mampu menyajikan data dan informasi dalam bentuk data spasial atau peta.

(2)

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Citra Landsat TM tahun 2002 skala 1: 250.000, (2) Peta Rupa Bumi skala 1 : 25.000, (3) Peta Geologi skala 1 : 100.000, (4) Perangkat Komputer Pengolahan Citra dengan software ER Mapper 5.5, Perangkat Lunak Arc/Info 3.5.1. dan Arc-View 3.2, (5) Global Positioning System/GPS, dan (6) peralatan survei lapangan lainnya.

Metode Penelitian

Adapun wilayah yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian adalah Pantai Selatan Jawa Tengah dan 4 (empat) kabupaten yaitu Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Wonogiri. Teknik pengambilan data dilakukan dengan beberapa cara yaitu interpretasi citra satelit, kerja lapangan, dan dokumentasi.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan peta resiko banjir genangan hasil interpretasi citra Landsat ETM+ dapat dilihat bahwa banjir yang disebabkan oleh pengaruh aktivitas sungai dan drainase dapat dikelompokkan menjadi empat tingkat, mulai dari daerah yang selalu tergenang (F0) sampai dengan daerah yang resiko banjirnya paling kecil (F3). Untuk banjir yang terjadi akibat pengaruh pasang surut air laut dikelompokkan menjadi dua, yaitu banjir yang terjadi pada daerah rawa berair payau dan banjir yang terjadi di daerah rawa berair tawar.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap merupakan wilayah rawan bencana banjir yang diakibatkan oleh aktivitas pasang surut air laut. Zone rawan banjir yang merupakan rawa berair tawar menduduki peringkat pertama dengan luas 20.371,67 Ha diikuti oleh daerah rawan banjir yang merupakan rawa berair payau. Wilayah dengan banjir akibat pengaruh aktivitas sungai dan drainase terbesar pada kelas F2 dengan frekuensi 2 – 3 kali/tahun, kedalaman banjir 40 – 100 cm, lama genangan 2 – 7 hari dengan luas 18.088,05 Ha, diikuti oleh kelas F3 dengan luas 7.60,01 Ha, kelas F1 dengan luas 2.781,43 Ha dan terakhir kelas F0 dengan luas 1.152,07 Ha.

Di wilayah Kabupaten Kebumen banjir yang terjadi didominasi oleh banjir yang diakibatkan oleh adanya pengaruh aktivitas sungai dan drainase dengan urutan teratas kelas

(3)

dengan luas 1.254,34 Ha. Untuk banjir yang diakibatkan oleh pasang surut air laut tidak terlalu luas areanya, yaitu 589,20 Ha untuk banjir pada rawa berair tawar dan 409,38 Ha pada rawa berair payau. Di Kabupaten Purworejo bencana banjir juga didominasi oleh banjir yang diakibatkan oleh aktivitas sungai dan drainase dengan zone terluas adalah kelas F2 dengan luas 10.791,88 Ha, diikuti oleh kelas F3 dengan luas 1.724,66 Ha dan kelas F1 dengan luas 1.058,76 Ha. Untuk banjir yang diakibatkan oleh pasang surut air laut tidak terlalu luas areanya, yaitu 491,23 Ha pada rawa berair payau.

Bencana tanah longsor di Kabupaten Cilacap didominasi oleh kelas rendah (intensitas longsor <= 2 per-km2 per 20 tahun dengan areal efektif longsor < 0,2 %) yang terdapat di wilayah utara Kabupaten Cilacap dan di Pulau Nusakambangan. Urutan kedua adalah tanah longsor kelas sedang dan yang paling sedikit adalah wilayah dengan kelas tanah longsor tinggi. Di Kabupaten Kebumen juga didominasi oleh zone tanah longsor kelas 3 diikuti oleh zone tanah longsor kelas 2 dan terakhir zone tanah longsor kelas 1. Untuk Kabupaten Purworejo bencana tanah longsor didominasi oleh zone rawan longsor kelas tinggi diikuti oleh zone rawan longsor kelas rendah dan tekhir zone rawan longsor kelas sedang. Di Kabupaten Wonogiri tidak ditemui adanya zone tanah longsor kelas tinggi, namun di wilayah ini didominasi oleh zone rawan longsor kelas rendah diikuti oleh zone rawan longsor kelas sedang.

Dari analisis peta tampak bahwa sebagian besar daerah perbukitan yang merupakan hulu dari sungai-sungai yang bermuara di Samudera Hindia merupakan wilayah yang rawan kekeringan. Wilayah yang sangat rawan kekeringan di semua kabupaten cukup besar utamanya adalah wilayah bagian utara, khusus untuk kabupaten Wonogiri hampir seluruh wilayah selatannya juga merupakan daerah yang rawan kekeringan.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

1. Sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap merupakan wilayah rawan bencana banjir yang diakibatkan oleh aktivitas pasang surut air laut. Di wilayah Kabupaten Kebumen banjir yang terjadi didominasi oleh banjir yang diakibatkan oleh adanya pengaruh

(4)

aktivitas sungai dan drainase. Di Kabupaten Purworejo bencana banjir juga didominasi oleh banjir yang diakibatkan oleh aktivitas sungai dan drainase.

2. Bencana tanah longsor di Kabupaten Cilacap didominasi oleh kelas rendah (intensitas longsor <= 2 per-km2 per 20 tahun dengan areal efektif longsor < 0,2 %). Di Kabupaten Kebumen juga didominasi oleh zone tanah longsor kelas 3 diikuti oleh zone tanah longsor kelas 2 dan terakhir zone tanah longsor kelas 1. Untuk Kabupaten Purworejo bencana tanah longsor didominasi oleh zone rawan longsor kelas tinggi diikuti oleh zone rawan longsor kelas rendah dan tekhir zone rawan longsor kelas sedang. Di Kabupaten Wonogiri tidak ditemui adanya zone tanah longsor kelas tinggi, namun di wilayah ini didominasi oleh zone rawan longsor kelas rendah diikuti oleh zone rawan longsor kelas sedang.

3. Kendala penanggulangan bencana alam (banjir, longsor lahan, kekeringan, angin topan, dan abrasi) yang mencolok adalah kurangnya koordinasi antar instansi, program kerja yang kurang terdistribusi dan terprogram dengan jelas, dan kurangnya komunikasi dan peralatan transportasi mencapai lokasi bencana.

4. Mekanisme penanganan bencana dan koordinasi antar instansi pemerintah dan masyarakat belum berjalan dengan lancar, walaupun sebenarnya aturan sudah ada. Penanganan bencana masih sering dilakukan secara parsial dan tidak terkoordinir. Penanganan bencana menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, masyarakat dapat melakukan fungsi sosialnya.

Saran

1. Secara umum sebenarnya keempat kabupaten yang ada di wilayah pantai selatan Jawa Tengah sudah mempunyai aturan-aturan yang baku tentang masalah penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi yang dituangkan dalam Surat Keputusan bupati di masing-masing kabupaten. Hanya saja perlu peningkatan dalam penerapan semua strategi penanganan yang dilakukan selama ini agar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

(5)

2. Perlu dibuat sistem peringatan dini terhadap kejadian bencana yang mungkin timbul di wilayah Pantai Selatan Jawa Tengah supaya upaya pencegahan bencana dapat dilakukan dengan maksimal.

3. Setiap kabupaten di wilayah Pantai Selatan Jawa Tengah perlu mempunyai peta-peta lokasi rawan bencana untuk masing-masing wilayah yang mempunyai skala cukup besar dan mudah untuk diperbaharui sesuai dengan keadaan yang ada.

Hak Cipta © 2004 Balitbang Prov. Jateng Jl. Imam Bonjol No. 190 Semarang

50132 Telp : (024) 3540025,

Fax : (024) 3560505 Email : sekretariat@balitbangjateng.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Prevalensi ibu yang menerapkan ASI eksklusif sebagai kontrasepsi metode amenore laktasi lebih banyak 5,6 kali pada ibu yang mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan

Adapun yang menjadi tujuan dalam melakukan penelitian ini yaitu untuk menganalisis bagaimana pegawasan penerimaan pajak hiburan dan pajak restoran yag dilakukan Dinas Pendapatan

Untuk menerapkan manajemen stratejik suatu organisasi harus dapat merumuskan visi, misi, tujuan dan strateji yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Penerapan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari penerapan prinsip-prinsip good governance dan promosi terhadap penerimaan wakaf

Berdasarkan angka laju pertumbuhan rata-rata pajak daerah dan retribusi daerah terhadap laju pertumbuhan rata-rata PAD pada Kabupaten Aceh Utara yang sangat tidak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis diterima, yang berarti bahwa ada perbedaan signifikan metakognisi dalam matematika pada anak antara yang men- dapatkan

anak yang lambat laun akan tumbuh semakin jelas dan kuat. Melalui hasil wawancara yang dilakukan terhadap orang tua yang memiliki anak usia prasekolah di Kelurahan