• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Adapun fokus kajian yang dibahas dalam bab ini, yaitu, pertama mengenai metode penelitian dan pendekatan penelitian. Kedua, prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Ketiga, mengenai lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data hasil penelitian. A. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Best (Sukardi, 2003: 157) mengemukakan metode deskriptif yaitu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, atau sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta, sifat, serta hubungan yang diselidiki. Penelitian deskriptif merupaka metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Hal itu sejalan dengan pandangan Endang Danial dan Nanan Wasriah (2009: 62) yang mengatakan metode deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik suatu situasi, kondisi objek bidang kajian pada suatu waktu secara akurat. Tujuan metode ini adalah untuk memperlihatkan keberadaan suatu fenomena yang ada.

Arikunto. S (2009: 234) menjelaskan penelitian deskriptif sebagai penelitian yang dimaksudkan untuk megumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Dengan demikian, penelitian deskriptif hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu gejala atau keadaan.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang bertujuan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Endang Danial dan Nanan Wasriah (2009: 60) mengungkapkan pendekatan kualitatif berdasarkan fenomenologis menuntut

(2)

pendekatan yang holistik, artinya menyeluruh, mendudukan suatu kajian dalam suatu konstruksi yang ganda. Melihat suatu objek dalam suatu konteks secara natural apa adanya. Penelitian ini menghubungkan antara teori dan data. Data dianggap sebagai sumber teori. Teori yaitu penjelasan dari fenomena sebenarnya dikembangkan oleh peneliti selama ia mengadakan penelitian dari data yang dikumpulkan.

Perhatian dalam penelitian kualitatif lebih banyak ditujukan pada pembentukan teori substantif berdasarkan dari konsep-konsep yang timbul dari data empiris. Margono (2004: 35) mengungkapkan di dalam penelitian kualitatif, peneliti merasa tidak tahu mengenai apa yang tidak diketahuinya, sehingga desain penelitian yang dikembangkan selalu merupakan kemungkinan yang terbuka akan berbagai perubahan yang dilakukan dan lentur terhadap kondisi yang ada di lapangan pengamatannya. Data yang diperoleh (berupaka kata atau tindakan) pada penelitian kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan teori yang timbul dari hipotesis-hipotesis seperti dalam penelitian kuantitatif. Atas dasar itu, penelitian kualitatif bersifat generating theory bukan hypothesis theory, sehingga teori yang dihasilkan berupa teori substantif.

Denzin dan Lincoln (Herdiansyah, 2010: 7) mengatakan penelitian kualitatif lebih ditujukan untk mencapai pemahaman mendalam mengenai organisasi atau peristiwa khusus daripada mendeskripsikan bagian permukaan dari sampel besar dari sebuah populasi. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan penjelasan tersirat, terstruktur, tatanan, dan pola yang luas yang terdapat dalam suatu kelompok partisipan.

Jihn W. Creswell (Herdiansyah, 2008: 8) mengemukakan penelitian kualitatif sebagai berikut:

Qualitatif research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological tradition of inquiry that explore a social or human problem. The researcher build a complex, holistic picture, analize word, report detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting.

(3)

Creswell mengatakan penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan, melaporkan pandangan terperinci dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam seting yang alamiah tanpa adanya intervensi apa pun dari peneliti.

Sedangkan Banister et al (Herdiansyah, 2010: 8) mengungkapkan tentang penelitian kualitatif adalah:

Qualitative research is : a). an attempt to capture the sense that lies within, and that structures what we say about whay we do; b). an exploration, elaboration and systematization of the significance of an identified phenomenon; c). the illuminative representations of the meaning of a delimited issued or problem.

Berdasarkan definisi Baster, inti dari penelitian kualitatif yaitu sebagai suatu metode yang menangkap dan memberikan gambaran terhadap suatu fenomena, sebagai metode untuk mengekplorasi fenomena, dan sebagai metode untuk memberikan penjelasan dari suatu fenomena yang diteliti.

B. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data-data dari lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan diantaranya sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dalam penelitian dimaksudkan agar peneliti sebagai instrumen yang utama mendapatkan gambaran yang diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung terhadap apa yang sedang diteliti. Tujuan ini sejalan dengan pendapat Nasution (2003: 60) yang menyebutkan dengan berada secara pribadi di lapangan, peneliti mempunyai kesempatan untuk memperoleh data yang kaya, yang dapat dijadikan dasar untuk memperoleh data lebih banyak, lebih rinci, dan lebih cermat.

Observasi digunakan untuk menyimpulkan data tentang tinjauan langsung Upacara Laku Pepe dan Laku Kungkum dengan ketaatan masyarakat adat Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu. Pelaksanaa

(4)

observasi dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi pertisipasi langsung yang ditandai dengan intensitas peran peneliti sepanjang terjadinya aktivitas masyarakat dalam pelaksanaan Upacara Laku Pepe dan Laku Kungkum dilakukan dengan tujuan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur yang relevan dengan permasalahan penelitian. Dengan pengamatan langsung, diharapkan dapat menjawab rumusan masalah melalui data yang diperoleh sesuai dengan kondisi lapangan. Adapun yang menjadi alat dalam observasi ini adalah pedoman observasi. Selain itu, penelitian yang memanfaatkan metode pengamatan perlu alat bantu karena pengamatan manusia pada hekekatnya sangat terbatas (Burhan Bungin: 2001: 96). Harsya W. Bachtiar menuliskan alat bantu yang diperlukan diantaranya alat pemotret, teropong lensa jauh, kamera, dan alat perekam suara. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat kamera dan perekam suara sebagai alat bantu dalam mencari data di lapangan.

2. Wawancara (interview)

Peneliti juga melakukan kegiatan wawancara untuk memperoleh dan mengumpulkan data mengenai bagaimana pelaksanaan Upacara Laku Pepe dan Laku Kungkum pada masyarakat adat Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu serta mengetahui ketaatan masyarakat dalam melaksanakan upacara tersebut. Koentjaraningrat (1994: 129), menjelaskan metode wawancara mencakup cara yang dipergunakan oleh seseorang untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu. Agar wawancara efektif, maka harus dipelihara komunikasi dua arah. Selain itu, agar wawancara lebih terarah maka digunakan pedoman wawancara.

Bentuk wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara semi terstrukutr. Haris Herdiansyah (2009: 123), mengemukakan didalam wawancara semi terstruktur pertanyaan ynag diajukan oleh peneliti lebih terbuka, namun ada batasan tema dan alur pembicaraan. Hal ini memungkinkan subjek lebih bebas mengemukakan jawabn sepanjang

(5)

tidak keluar dari konteks pembicaraan. Namun tetap dibatasi oleh tema dan alur pembicaraan agar pembicaraan tidak melebar ke arah yang tidak diperlukan. Oleh karena itu, peneliti terlebih dahulu membuat rancangan pedoman wawancara sehingga dapat mempermudah dalam penelitian. Namun, peneliti memberi keleluasaan pada pihak yang diwawancarai untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan secara panjang lebar mengenai pelaksanaan Upacara Laku Pepe dan Laku Kungkum serta kewajiban masyarakat dalam upacara Laku Pepe dan Laku Kungkum. Dengan wawancara semi terstruktur ini, maka data yang diperoleh akan lebih banyak dan bervariasi.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan (literature) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku atau pun sumber lain yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian. Hamid Patilima (2005: 22) mengemukakan penggunaaan pustaka pada penelitian kualitatif merupakan bagian yang penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena melalui pustaka ini dapat mengetahui berbagai publikasi resmi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti atau direncanakan modelnya.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian. Dokumentasi terdiri dokumen pribadi dan dokumen resmi. Terdapat tiga dokumen pribadi yang dapat digunakan peneliti untuk dianalisis, yaitu catatan harian, surat pribadi, dan autobiografi. Sementara dokumen resmi ada dua macam, yaitu dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga, dan hasil notulensi rapat keputusan pimpinan. Dokumen eksternal berupa majalah, Koran, bulletin, surat pernyataan yang dapat dijadikan bahan informasi penunjang dalam penelitian.

(6)

Dokumen resmi dipandang mampu memberikan gambaran mengenai aktivitas, keterlibatan individu pada komunitas tertentu. Dokumen ini sangat penting untuk membantu melengkapi data yang dikumpulkan diantaranya lokasi, kondisi geografis, serta persiapan dan pelaksanaan Upacara Laku Pepe dan Laku Kungkum. Dengan demikian, studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari sudur pandang subjek melalui media tertulis dan dokumen lain yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Indramayu, tidak jauh dari Pantai Eretan Wetan, di sepanjang lajur sebelah kanan jalan by pass dari arah Jakarta menuju Kota Cirebon (Jalur Pantura), terdapat sebuah jalan kecil yang bila ditelusuri menuju pemukiaman sebuah masyarakat adat yang menamakan dirinya Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu.orang luar sering menyebutnya dengan istilah “Dayak Losarang”, atau “Dayak Indramayu”. Masyarakat adat ini tepatnya bermukim di RT 13 RW 03 Kampung Segandu, Desa Krimun, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, atau 300 meter dari jalur Pantura Indramayu. Alasan pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian didasarkan pada permasalahan yang ditemukan yaitu adanya tradisi upacara Laku Pepe dan Laku Kungkum.

Subjek dalam penelitian ini antara lain, sebagai berikut:

1. Ketua adat, yang merupakan kepala adat yang mengetahui tentang seluk beluk pelaksanaan Upacara Laku Pepe dan Laku Kungkum. Juru kunci merupakan informan yang paling tepat karena beliau adalah orang yang mengetahui seluk beluk tentang Upacara Laku Pepe dan Laku Kungkum.

2. Tokoh masyarakat sebagai orang yang mengetahui dan memahami segala sesuatu yang terdapat di masyarakat adat Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu.

(7)

3. Masyarakat adat di sekitar, yang melaksanakan upacara. Dengan mewawancarai masyarakat maka akan diperoleh informasi mengenai proses pelaksanaan Upacara Laku Pepe dan Laku Kungkum.

4. Aparat desa, yang merupakan pemegang otoritas dalam kebijakan terhadap perkembangan budaya daerah.

5. Pemerintah Kabupaten, yang merupakan pemegang otoritas dalam kebijakan terhadap perkembangan budaya daerah.

(8)

KISI KISI PENELITIAN

KAJIAN TERHADAP UPACARA ADAT LAKU PEPE DAN LAKU KUNGKUM SEBAGAI PELAKSANAAN KEWAJIBAN ADAT

No Rumusan Masalah Komponen Sub Komponen Indikator

Teknik Pengumpulan Data Sumber Responden Observasi Wawancar a Studi Dokumenta si 1 Bagaimana posisi eksistensi masyarakat adat Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu Posisi eksistensi masyarakat adat Posisi eksistensi berkenaan dengan kepemilikan KTP  *Kepemilikan KTP  *Hubungan Sosial  Kerukunan Masyarakat    Aparat desa Tokoh adat Masyarakat adat Masyarakat desa 2 Bagaimana proses pelaksanaan upacara adat laku pepe dan laku kungkum pada masyarakat adat A. Sejarah berdirinya masyarakat suku dayak hindu budha bumi 1) Asal mulaberdirinya masyarakat adat suku dayak hindu budha bumi segandu  *Pemimpin masyarakat adat suku dayak hindu budha bumi segandu indramayu    Tokoh adat Masyarakat adat 62

(9)

suku dayak hindu budha bumi segandu Indramayu

segandu indramayu

indramayu  *Sejak kapan

B. Proses upacara adat 2) Alas an diadakannya upacara adat  *Kegiatan yang ada dalam pelaksanaan upacara adat laku pepe dan laku kungkum

   Tokoh adat

Masyarakat adat

3 Nilai apa saja yang terkandung dalam upacra adat laku pepe dan laku kungkum? Nilai terkandung dalam upacara adat Nilai terkandung dalam upacara adat  Nilai yang terkandung dalam upacara adat laku pepe dan laku kungkum  Sumber, nilai   Tokoh adat Masyarakat adat 4 bagaimana bentuk dan proses yang menunjukkan

ketaatan masyarakat dalam upacara adat laku pepe dan laku kungkum

Bentuk dan proses ketaatan masyarakat

Bentuk sikap dan proses ketaatan masyarakat adat dalam upacara adat  Ketaatan masyarakat  Bentuk dan wujud ketaatan   Tokoh adat Masyarakat adat 5 Bagaimana upaya yang dilakukan oleh

Upacara yang Upaya yang diberikan kepada  Keterlibatan generasi muda   Tokoh adat 63

(10)

masyarakat adat untuk mewarisi dan memelihara upacara laku pepe dan laku kungkum? dilakukan oleh masyarakat adat untuk memelihara upacara adat generasi muda oleh masyarakat adt untuk mewarisi dan memelihara upacara adat  Pendidikan khusus kepada generasi muda Masyarakat adat 6 Bagaimana konstribusi upacara adat laku pepe dan laku kungkum dalam membangun masyarakat yang baik Konstribusi upacara adat laku pepe dan laku kungkum Konstribusi upacara adat laku pepe dan laku kungkum dilihat dari hakekat makna, serta seberapa penting pelaksanaannya  Hakekat  Makna  pentingnya   Tokoh adat Masyarakat adat 7 Bagaimana upaya dri pemerintah setempat dalam memajukan kebudayaan daerah upacara laku pepe dan laku kungkum

Upaya pemerintah setempat dalam memajukan kebudayaan daerah Upaya pemerintah dengan partisipasi masyarakat adat, hambatan dan cara menanggapi permasalahan  partisipasi masyarakat  hambatan pemerintah desa  cara menanggapi permasalahan    Pemerintah desa Pemerintah kabupaten 64

(11)

D. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Tahap Pra Penelitian

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Pada awal sebelum penelitian, peneliti telah mengamati aktivitas pada masyarakat yang dijadikan tempat penelitian. Berdasarkan pengamatan, peneliti mencoba mengkaji lebih dalam tentang kebudayaan yang terdapat pada masyarakat adat Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu khususnya tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat yaitu upacara adat Laku Pepe dan Laku Kungkum. Selanjutnya peneliti membuat rancangan sebagai langkah awal dalam mengadakan penelitian. b. Menetapkan Sumber dan Lokasi Penelitian

Sumber dan lokasi penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat adat Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu. Sumber penelitian ini adalah berupa sumber yang dapat memberikan informasi baik berupa benda, peristiwa, maupun manusia atau orang. Sumber peristiwa tentang keadaan dan kondisi yang sedang berlangsung yang dapat dibaca dan dipahami. Peristiwa yang diamati adalah aktivitas sebelum pelaksanaan upacara dan saat pelaksanaan upacara Laku Pepe dan Laku Kungkum yang dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu. Sumber lain yang menunjang adalah berupa foto-foto pada saat pelaksanaan upacara adat Laku Pepe dan Laku Kungkum, sumber lain yang penting adalah orang yang merupakan

(12)

sumber data yang adapat memberikan informasi secara langsung mengenai aktivitas upacara Laku Pepe dan Laku Kungkum.

c. Mengurus Izin Penelitian

Izin penelitian dieprlukan untuk mempermudah dalam mencari dan mengumpulkan data di lapangan serta mempermudah mengkaji lebih dalam sesuai permasalahan penelitian. Adapun prosedur permohonan izin untuk mengadakan penelitian adalah sebagai berikut:

1) Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada ketua jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Selanjutnya diserahkan kepada dekan FPIPS UPI melalui pembantu dekan I dilengkapi persyaratan lain yaitu seberkas proposal yang telah disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing, fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), dan fotokopi transkrip pembayaran SPP terakhir dari bank. Tujuannya untuk mendapatkan surat rekomendasi dari kepala bagian administrasi di fakultas FPIPS.

2) Pembantu Rektor I atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Kabupaten Indramayu.

3) Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Kabupaten Indramayu menegluarkan surat izin penelitian untuk disampaikan kepada Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Indramayu.

(13)

d. Membuat Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti. Peneliti menjadi instrument utama dengan masuk ke lapangan secara langsung untuk memperoleh berbagai data yang diperlukan dengan dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman wawancara. Pedoman wawancara bertujuan untuk mengetahui gabaran mengenai kegiatan upacara Laku Peped an Laku Kungkum di masyarakat adat Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu.

e. Mengidentifikasi Informan

Penelitian ini berjalan dengan baik dan data-data terkumpul secara lengkap jika adanya informan yang berkompeten. Oleh Karena itu, diperlukan informan yang berkompeten dan mengalami langsung kegiatan upacara adat Laku Pepe dan Laku Kungkum. Informan tersebut terdiri dari juru kunci (kuncen) di masyarakat adat Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu yang merupakan peminpin dalam upacara Laku Pepe dan Laku Kungkum, masyarakat yang melaksanakan upacara, dan aparat desa sebagai informan pendukung.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah pra penelitian selesai, penelitian dimulai dengan masuk ke lapangan untuk mengumpulkan data-data dari responden sebagai sumber penelitian. Sumber penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data hasil observasi dan studi dokumentasi di lapangan serta data melalui wawancara dengan responden.

(14)

E. Teknik Pengolahan

Pengolahan data dalam suatu penelitian penting untuk dilakukan. Pengolahan data ini dimaksudkan supaya data hasil penelitian dapat mengungkapkan jawaban dari pertanyaan penelitian. Setelah data diperoleh dari berbagai sumber antara lain melalui observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi, selanjutnya menganalisis data itu.

Mengenai analisis data, Lexy J Moleong (2006: 248) menjekaskan analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja.

Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan catatan-catatan lapangan yang berasal dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

2. Menyusun data sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian.

3. Mendeskripsikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan umum, sekaligus menyusun temuan-temuan penelitian baik yang berhubungan dengan permasalahan penelitian ataupun tidak.

4. Menyusun temuan yang dimunculkan.

5. Menganalisis hubungan data yang satu dengan yang lain. 6. Menyimpulkan laporan penelitian secara umum.

7. Memberikan komentar berupa tanggapan, dan tafsiran terhadap data secara konstekstual.

(15)

Analisis data dilakukan sepanjang proses penelitian dan dimulai sesudah meninggalkan lapangan. Hal ini dilakukan karena jika pelaksanaan analisis baru dimulai ketika penelitian selesai maka akan sangat merepotkan peneliti apabila data yang diperlukan masih dianggap kurang. Hal ini sesuai dengan pandangan Nasution 1986 (2003: 129) menjelaskan dalam penelitian kualitatif, analisis data harus dimulai sejak awal, meskipun demikian secara intensif analisis data dilakukan pada saat setelah data yang diperlukan sudah terkumpul.

Adapun teknik analisis data menurut Miles Huberman 1994 (Haris Herdiansyah, 2010: 164) terdiri atas empat tahap, diantaranya sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pada penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, saat penelitian, dan bahkan diakhir penelitian. Intinya adalah proses pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak memiliki segmen atau waktu tersendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan proses pengumpulan data dapat dilakukan.

2. Reduksi Data

Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis. Hasil dari wawancara, hasil observasi, hasil studi dokumentasi dan/atau dari FGD diubah menjadi bentuk tulisan (script) sesuai dengan format masing-masing.

3. Display Data

Display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai dengan tema-tema yang sudah dikelompokkan dan dikategorikan dan diakhiri dengan memberikan kode (coding).

Dengan demikian, intinya display data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan akan memeberikan gambaran peneliti yang menyeluruh untuk mempermudah pemahaman terhadap

(16)

aspek-aspek yang telah direduksi. Aspek-aspek tersebut harus disajikan secara singkat dan jelas. Penyajian sebagai dasar untuk menafsirkan dan mengambil kesimpulan hasil penelitian.

4. Kesimpulan atau Verifikasi

Kesimpulan merupakan upaya untuk emncari arti dan makna yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis. Sedangkan verifikasi merupakan kekgiatan mempelajari data yang telah direduksi dan disajikan pada langkah-langkah sebelumnya dan dengan pertimbangan yang terus menerus sesuai dengan perkembangan data yang ada di lapangan. Pada akhirnya verifikasi akan menghasilkan kesimpulan atau mengambil suatu keputusan. Dengan demikian, proses pengolahan dan analisis data harus dilakukan dengan menggunakan tahapan-tahapan pengolahan data harus dilakukan dengan menggunakan tahapan-tahapan pengolahan data yang sesuai. Melalui tahapan tersebut diharapkan akan diperoleh data-data yang sesuai dengan rumusan dan tujuan penelitian.

F. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data tang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan etrus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut, mengakibatkan variasi data tinggi sekali (Sugiyono, 2010: 243).

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu data analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat

(17)

disimpulkan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau tidak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasrkan data yang dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

Dipihak lain, analisis data kualitatif menurut Seiddel dalam Moleong (2011: 248) prosesnya berjalan sebagai berikut:

“(1) mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, (2) mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya, (3) berpikir, dengan jalan memebuat agar data kategori itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.” Berdasarkan pendapat di atas dikemukakan bahwa, analisis data adalah proses mencari dan menusun secara sistematis dari data yang terkumpul dan dari berbagai sumber, dengan mengkategorikannya agar mduah dipahami sehingga memperoleh suatu kesimpulan.

Referensi

Dokumen terkait

Langkah awal yang dilakukan adalah memasukkan file yang digunakan untuk pembuatan game The Adventure of Parrot ke dalam library Adode Flash CS3 yang dalam

Menimbang, bahwa Tim Penasehat Hukum Terdakwa dalam nota keberatannya pada halaman 13 sampai dengan 16 pada pokoknya menyatakan bahwa, “oleh karena surat dakwaan Penuntut

Teknologi penggunaan chip-based electronic money oleh individu, dalam kasus ini pada Model General dan 80% mayoritas yang digunakan yaitu Mandiri E-Money, BCA

Faktor pendukung penerapan strategi dakwah dalam mempersiapkan kader muballigh di pondok pesantren Darul Falah Jekulo Kudus adalah kemampuan kyai atau pengasuh yang

Salah satu indikator tingkat pelembagaan partai tersebut tinggi atau tidak di ukur dari bagaimana peran partai dapat mewadahi kader- kadernya, berjalannya roda organisasi partai

olom adalah batang tekan &ertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok" olom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari

a) Iterasi 1 : dari Tabel 3.58 diperoleh penghematan terbesar 7,85 yaitu pengabungan rute untuk TPS SMP 1 Mlati dan TPS Polsek Cebongan. Dilakukan pengecekan apakah

Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan kode 3, apakah rumah tangga responden memanfaatkan cahaya sinar matahari untuk penerangan ruangan pada siang hari di rumah, lalu isikan ke