• Tidak ada hasil yang ditemukan

RJP Pada Trouma Dada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RJP Pada Trouma Dada"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

RESUSITASI JANTUNG PARU PADA PASIEN HENTI JANTUNG DENGAN TRAUMA RESUSITASI JANTUNG PARU PADA PASIEN HENTI JANTUNG DENGAN TRAUMA

DADA DADA

Disusun untuk memenuhi Tugas Kecenderungan dan Issue Dalam Keera!atan Disusun untuk memenuhi Tugas Kecenderungan dan Issue Dalam Keera!atan

Pem"im"ing # Rinik Ek$ Kati% S&Ke% M&Ke& Pem"im"ing # Rinik Ek$ Kati% S&Ke% M&Ke&

'leh # 'leh # Sa$ndra (i)a*a Sa$ndra (i)a*a +,-./.,..+++.,/ +,-./.,..+++.,/

PR'GRAM MAGISTER KEPERA(ATAN PR'GRAM MAGISTER KEPERA(ATAN

0AKU1TAS KED'KTERAN UNI2ERSITAS 3RA(IJA4A MA1ANG 0AKU1TAS KED'KTERAN UNI2ERSITAS 3RA(IJA4A MA1ANG

5.+, 5.+,

(2)

Resusitasi Jantung Paru Pada Pasien Henti Jantung Dengan Trauma Dada Sa$ndra (i)a*a% 5.+6

 Angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) di Indonesia tiap tahunnya terus meningkat. Hasil Survey yang dilakuakan Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) epertamen Kesehatan !""# menyatakan bah$a tingkat kematian akibat penyakit kardiovasuler men%apai !&'. ada tahun !"" dari total  jumlah pasien yang masuk ke *+ RS usat ,antung -asional Harapa Kita (,-HK)

!#/' adalah pasien yang didiagnosa mengalami Sindrom Koroner Akut (SKA).

Komplikasi yang dapat terjadi pada SKA adalah henti jantung akibat oleh timbulnya 0ibrilasi 1entrikel (10) ataupun 1T tanpa nadi. engan kejadian ini pera$at dituntut untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penatalaksanaan pasien dengan Sindrom koroner akut. Salah satu keterampilan yang $ajib dimiliki pera$at untuk melakukan intervensi jika ada kejadian serangan jantung adalah keterampilan memberikan 2antuan Hidup asar (2H) 3 2asi% 4i5e Support (24S). 24S adalah sebuah keterampilan yang dilakukan oleh penolong untuk mempertahankan kehidupan penderita pada saat penderita mengalami keadaan yang mengan%am nya$a. 24S adalah usaha pemberian bantuan hidup yang dilakukan tanpa memakai %airan intravena obat6obatan dan atau kejutan listrik. Sebaliknya apabila bantuan hidup dilakukan dengan menggunakan %airan intravena obat6obatan dan atau kejutan listrik dikenal sebagai 2antuan Hidup 4anjut (Advan%ed 4i5e Support).

2anyal pasien saat diba$a ke Instalasi +a$at arurat dalam kondisi jantung sudah tidak berdenyut (death on arrival) jadi tindakan pemberian bantuan hidup dasar  tidak serta merta menyelamatkan nya$a korban kalaupun selamat setelah upaya resusitasi jantung paru yang berhasil pasien sudah mengalami kerusakan pada  jantung dan berbagai organ tubuh lainnya.

(3)

Komplikasi6komplikasipun turut mengiringi pemberian tindakan bantuan hidup dasar dalam hal ini adalah pemberian tindakan Resusitasi ,antung aru (R,). 7enurut panduan penanganan korban henti jantung RS* dr. R. Sutrasno Kabupaten Rembang (!"88) komplikasi dari pemberian R, antara lain terjadinya 5raktur pada %ostae terjadinya kebo%oran udara dalam paru6paru (pneumothoraks) terjadi perdarahan atau akumulasi darah pada rongga dada terjadi memar atau luka pada area thoraks dan bahkan bisa terjadi laserasi pada hepar.

Korban henti jantung yang diba$a ke Instalasi +a$at arurat adalah berma%am6 ma%am bisa dengan kondisi baik dalam artian hanya ada henti jantung saja ada juga yang mengalami henti jantung ditambah dengan keadaan non trauma atau penyakit kronis bahkan bisa juga henti jantung disertai dengan keadaan trauma pada area thoraks. Kondisi trauma pada thoraks atau dada berma%am ma%am juga penyebabnya bisa karena keadaan tension pneumothoraks hemothoraks open pneumothoraks atau bahkan spontan pneumothoraks. Adanya trauma pada thoraks dapat menyebabkan penolong kesulitan untuk melakukan tindakan Resusitasi ,antung aru (R,).

2erdasarkan latar belakang diatas perlu dikaji lebih lanjut tentang pemberian Resusitasi ,antung aru (R,) pada korban yang mengalami trauma dada atau thoraks dan bagaimana teknik pemberian Resusitasi ,antung aru tersebut.

ada konsepnya henti jantung adalah keadaan dimana jantung dengan alasan apapun tidak memompa dengan e5ekti5 atau bahkan tidak memompa sama sekali disertai tidak adanya nadi yang teraba. ,antung tidak menunjukkan kontraksi yang halus3kasar melainkan mun%ul tipe aktivitas yang berbeda yang paling sering adalah sentakan 9 sentakan yang tidak terkoordinasi disebut ventrikel 5ibrilasi (Suharsono !"8!).

(4)

Serangan jantung dapat datang se%ara tiba6tiba kapan saja dimana saja dan berat sehingga penderita tidak sadar apa yang dialaminya. Akan tetapi tidak jarang gejala serangan jantung bera$al dari yang ringan berupa nyeri ringan atau ketidaknyamanan pada dada. enderita yang mengalaminya sering tidak menyadari bah$a dirinya mendapat serangan jantung dan menunggu lama sebelum akhirnya memutuskan untuk men%ari pertolongan. +ejala yang sering mun%ul adalah nyeri mulai dari ringan sampai berat nyeri terlokalisir di dada sebelah kiri tetapi tidak jarang menjalar ke bahu leher rahang ba$ah atau lengan dan biasanya diikuti oleh gejala lain seperti berkeringat mual sesak na5as lemah sampai penurunan kesadaran (Suharsono !"8!).

enanganan pada korban henti jantung sering disebut sebagai chain of survival  yang merupakan rantai keselamatan dalam penanganan korban henti jantung. :hain o5  survival pada korban henti jantung tetap sama yaitu dia$ali dengan pengenalan a$al korban serta aktivasi ;7S (;mergen%y 7edi%al System) dilanjutkan dengan pemberian R, yang adekuat pemberian de5ibrilasi jantung transportasi ke advan%e %are support dan penanganan terintegrasi di Advan%e %are. Adapun jika digambarkan akan didapatkan seperti diba$ah ini.

(5)

Rantai pertama adalah pengenalan dini terhadap serangan dan aktivasi ;7S (early re%ognition and ;7S a%tivation). engenalan dini tanda henti jantung tidak mudah dilakukan khususnya oleh orang a$am. enolong a$am biasanya bingung dengan apa yang harus mereka lakukan jika ada penderita tergeletak yang terindikasi terkena henti jantung. Kebingungan ini akan membuang banyak $aktu yang akan menyebabkan adanya keterlambatan atau kegagalan untuk segera mengakti5kan panggilan darurat atau segera memulai melakukan resusitasi jantung paru. Saat penolong a$am mengetahui korban berada dalam kondisi tidak sadar seharusnya penolong segera menghubungi panggilan darurat dan segera melakukan resusitasi  jantung paru.

Rantai berikutnya adalah lakukan resusitasi jantung paru dini atau early CPR . Setelah menghubungi nomer darurat untuk meminta bantuan Resusitasi ,antung aru segera dilakukan untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup. Kompresi dada merupakan bagian paling penting dari resusitasi jantung paru karena per5usi selama resusitasi sangat tergantung dari kompresi jika kompresi %epat dan benar atau sesuai dengan panduan terbaru dari AHA akan meningkatkan harapan hidup penderita. Slogan “push hard and push fast”  merupakan komponen penting dalam kompresi dada kualitas resusitasi jantung paru yang baik mutlak diperlukan inisiasi yang tepat dan kompresi dada yang e5ekti5 merupakan komponen dasar resusitasi pada keadaan henti  jantung.

Resusitasi dapat diartikan sebagai proses menghidupkan kembali atau memberikan hidup baru atau dalam arti luas resustasi merupakan segala bentuk usaha medis yang dilakukan terhadap mereka yang berada dalam keadaan ga$at darurat untuk men%egah kematian. enyebab kematian itu berupa < ke%elakaan lalu lintas

(6)

tenggelam kera%unan sho%k juga akibat serangan jantung dan ke%elakaan rumah tangga ataupun serangan jantung pada penderita penyakit jantung.

Indikasi dilakukannya tindakan resusitasi adalah In5ark jantung serangan adam=s stroke hipoksia akut kera%unan dosis obat serangan stroke vagal re5leks tengelam atau ke%elakaan yang masih ada peluang untuk hidup merupakan %ontoh kasus yang dapat menyebabkan korban mengalami keadaan henti jantung atau tidak ada nadi dan  jika tidak ada denyutan nadi bisa langsung segera dilakukan tindakan resusitasi.

 Ameri%an Heart Asso%iation (AHA) sebagai organisasi induk dalam resusitasi  jantung paru tahun !"8" menerbitkan guidelines atau panduan pemberian Resusitasi

,antung aru ada beberapa perbedaan yang mendasar antara guidelines AHA tahun !""& dan guidelines AHA tahun !"8" tetapi pada prinsipnya tetap sama yaitu untuk membuat jantung yang tidak adekuat atau tidak mampu memompa bisa kembali ke 5ungsi a$alnya.

erbedaan mendasar dari kedua guidelines adalah perubahan dari proses urutan  A 9 2 9 : (Air$ay 9 2reathing 9 :hest :ompression) ke proses urutan : 9 A 9 2 (:hest %ompression 9 Air$ay 9 2reathing). Alasan dirubahnya prinsip dasar ini adalah karena dari kejadian mayoritas serangan jantung terjadi pada orang de$asa dan dilaporkan mereka mengalami ventrikel 5ibrilasi (10) atau ventrikel takikardi (1T) atau bahkan sampai tidak teraba adanya nadi. ada korban seperti ini elemen yang paling penting adalah kompresi dada tetapi sering tertunda karena penolong masih membuka jalan na5as untuk memberikan bantuan na5as mouth to mouth mengambil benda asing atau memasangkan alat ventilasi. engan mengubah urutan A 9 2 9 : ke : 9 A 9 2 membuat kompresi dada dilakukan lebih %epat. (AHA +uidelines !"8")

erbedaan lain yang ada pada +uidelines !""& dengan guidelines !"8" adalah  jumlah kompresi yang dilakukan !""& memakai kata >sekitar? 8""@ kompresi3menit

(7)

menjadi >paling sedikit3minimal? 8""@ kompresi3menit. Serta kedalaman kompresi ! in%hi (& %m) menunggu re%oil dada terjadi sampai tuntas meminimalisir gangguan selama melakukan kompresi serta menghindari pemberian ventilasi se%ara berlebihan (AHA +uidelines !"8")

+uidelines pemberian R, dia$ali dengan pengenalan (re%ognisi) korban menge%ek kesadaran dengan memeriksa apakah korban sadar penuh atau harus dibangunkan dengan verbal pain atau bahkan unresponsive (A1*). ,ika korban tidak sadar (unresponsive) segera panggil bantuan dengan menghubungi 88 atau nomer  panggilan darurat yang berlaku dan lanjutkan dengan segera %ek nadi korban. ,ika nadi teraba berikan posisi re%overy jika tidak ada nadi pada korban segera lakukan " kompresi dada tanpa ventilasi dengan kedalaman minimal ! in%hi (& %m) pada pasien de$asa dengan ke%epatan minimal 8""@3menit di landmark atau lokasi setengah bagian ba$ah sternum. Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian kompresi adalah perhatian re%oil dinding dada setelah dikompresi. Setelah diberikan kompresi dada "@ segera %ek ulang nadi %arotis jika belum ada lakukan R, "<! yang berarti " kompresi dada dan ! kali ventilasi. Kompresi dada dilakukan dengan %ara dan landmark dan hitungan yang sama dengan kompresi dada sebelumnya ! kali ventilasi diberikan dengan %ara penolong mereposisi jalan na5as kemudian melakukan head tilt %hin li5t atau ja$ thrust kemudia menutup hidung korban dengan tangan dan menutup mulut korban dengan mulut penolong dan mulai diberikan na5as buatan sebanyak ! kali. Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian ventilasi adalah korban harus diberi kesempatan untuk ekspirasi dan mengeluarkan udara yang sudah kita tiupkan ke dalam saluran perna5asan. R, "<! dilakukan selama & siklus jika hanya ada 8 orang penolong jika ada ! orang penolong bisa B siklus. Setelah dilakukan R, "<! segera %ek ulang nadi jika belum teraba ulangi R, "<! jika sudah teraba nadi lanjutkan

(8)

dengan penge%ekan perna5asan dengan %ara look, listen, and feel   untuk melihat apakah korban berna5as spontan atau tidak jika korban tidak berna5as berikan tindakan res%ue breathing yaitu dengan %ara melakukan reposisi jalan na5as menutup hidung korban dengan tangan penolong dan menutup mulut korban dengan mulut penolong sambil diberikan tiupan na5as setelah member tiupan na5as segera angkat kepala penolong untuk member kesempatan korban ekspirasi na5as lakukan lagi tiupan na5as dengan hitungan satu ribu dua ribu tiga ribu empat ribu lima ribu tiu. *langi langkah tersebut sampai diberikan 8" kali na5as 3res%ue breathing. setelah pemberian res%ue breathing dilakukan segera %ek na5as korban apakah sudah ada atau belum  jika belum ada na5as ulangi pemberian res%ue breathing sampai na5as ada. Setelah

na5as ada dan nadi ada berikan posisi re%overy pada korban dengan memiringkan ke kiri dan selalu memonitor tanda 9 tanda sirkulasi korban. 2anyak yang harus diperhatikan dalam memberikan R, pada penderita henti jantung.

ada algoritma pemberian R, dapat diimplementasikan untuk korban de$asa pada anak6anak maupun bayi sebenarnya sama dengan pada de$asa tetapi ada sedikit perbedaan seperti lokasi pemeriksaan nadi %ara pemberian kompresi dada baik landmark dan %ara melakukan kompresi res%ue breathing %ara pemberian na5as hitungan dan udara yang diberikan jika pada de$asa penolong melakukan inspirasi terlebih dahulu jika pada anak6anak dan in5ant yang ditiupkan untuk ventilasi hanya udara yang ada dalam rongga mulut penolong tanpa harus melakukan inspirasi.

Tindakan resusitasi bukannya tanpa resiko beberapa komplikasi yang bisa terjadi adalah terjadi 5raktur %ostae dan 5raktur sternum karena penekanan pada land mark R, distensi lambung karena pemberian ventilasi tidak masuk ke dalam saluran perna5asan tetapi masuk ke saluran pen%ernaan kerusakan pada jaringan paru dan

(9)

kerusakan hepar karena penekanan yang terlalu kuat pneumothoraks dan hemothoraks dapat terjadi juga pada kasus trauma.

Se%ara anatomis rongga toraks di bagian ba$ah berbatasan dengan rongga abdomen yang dibatasi oleh dia5ragma dan batas atas dengan ba$ah leher dapat diraba in%isura jugularis. 7enurut Kukuh (!""!) otot6otot yang melapisi dinding dada yaitu< m.latissimus dorsi m.trapeCius m.rhomboideus mayor dan minor m.serratus anterior dan m.inter%ostalis. Tulang dinding dada terdiri dari sternum vertebra torakalis iga dan s%apula. Drgan yang terletak di dalam rongga toraks < paru6paru dan  jalan na5as eso5agus jantung pembuluh darah besar sara5 dan sistem lim5atik (Kukuh

!""!).

 Akibat kerusakan anatomi dinding toraks dan organ didalamnya dapat menganggu 5ungsi 5isiologi dari sistem perna5asan dan sistem kardiovaskuler. +angguan sistem perna5asan dan kardiovaskuler dapat ringan sampai berat tergantung kerusakan anatominya. +angguan 5aal perna5asan dapat berupa gangguan 5ungsi ventilasi di5usi gas per5usi dan gangguan mekanik3alat perna5asan. Salah satu penyebab kematian pada trauma toraks adalah gangguan 5aal jantung dan pembuluh darah (AT4S !""EF Kukuh !""!F avid.A !""&).

Trauma Thoraks merupakan trauma yang mengenai dinding thoraks atau organ intra thoraks baik karena trauma tumpul maupun karena trauma tajam. kasus yang sering dialami pasien adalah terjadi pneumothoraks maupun hemothoraks. Keduanya merupakan kondisi emergen%y yang dapat mengganggu pada breathing maupun %ir%ulation.

neumothoraks adalah keadaan dimana terdapat udara atau gas dalam rongga pleura tekanan di dalam pleura pada orang sehat selalu negative untuk dapat mempertahankan paru dalam keadaan berkembang tetapi pada pneumothoraks yang

(10)

terjadi adalah sebaliknya. () neumothoraks sendiri diklasi5ikasikan menjadi beberapa bagian berdasarkan penyebab ada pneumothoraks spontan dan traumati% berdasarkan jenis 5istulanya ada simple pneumothoraks open pneumothoraks dan tension pneumothoraks.

ada kondisi dimana korban mengalami masalah trauma dan terjadi pneumothoraks ataupun hemotoraks dan terjadi kondisi dimana nadi tidak teraba yang merupakan indikasi dilakukannya kompresi dada akan menyulitkan penolong untuk melakukan tindakakan resusitasi jantung paru karena takut memperparah %edera pada korban tetapi jika tidak dilakukan akan menyebabkan nya$a korban tidak tertolong dan membuat penderita mati dengan tanpa perjuangan.

Kebingungan dan pemikiran yang ditakutkan oleh penolong maupun pada orang a$am adalah mereka takut men%ederai dan memperparah kondisi dari korban jika terdapat kondisi henti jantung dan harus dilakukan tindakan resusitasi sedangkan pada korban sudah terdapat 5raktur %ostae 5raktur sternum ataupun 5lail %hest.

ilema etik yang dialami tenaga kesehatan yang terjadi bisa dikaitkan adalah non male55i%ien%e dan bene5i%ien%e. -on male55i%ien%e yaitu setiap tindakan harus berpedoman pada prinsip primum non nocere (yang paling utama jangan merugikan) kondisi korban resiko 5isik psikologis dan so%ial hendaknya diminimalisir sedangkan dari sisi bene5i%ien%e yang berarti bah$a semua tindakan harus berman5aat untuk pasien

rinsip penanganan korban henti jantung dan mengalami 5raktur %ostae atau sternum atau 5lail %hest adalah mengutamakan kega$atan terlebih dahulu. alam kepera$atan diatur tentang penysusun prioritas dalam membuat diagnose kepera$atan antara lain berdasarkan kega$atdaruratan berdasarkan keluhan pasien dan a%tual potensial masalah tersebut.

(11)

,ika berdasarkan kega$atdaruratan jelas dimulai dari A yaitu air$ay atau jalan na5as 2 yaitu breathing atau perna5asan dan : yaitu %ir%ulation atau sirkulasi. Air$ay dilihat dari ada tidaknya masalah pada jalan na5as seperti adanya suara na5as tambahan e.g. snoring gurgling ron%hi $heeCing atau stridor. Intervensi pada air$ay adalah mematenkan jalan na5as bisa dengan head tilt %hin li5t ja$ thrust atau pemasangan air$ay de5initive seperti oropharingeal atau endotrakeal tube. 2reathing dilihat dari perna5asan korban pola na5as ada atau tidaknya penggunaan otot bantu na5as parado@al movement adanya retraksi dada atau tidak intervensi yang diberikan adalah pemberian oksigen aliran tinggi. ari sisi sirkulasi masalah yang ada adalah ada atau tidaknya denyut jantung perdarahan atau dehidrasi. emeriksaan sirkulasi men%akup kondisi denyut nadi bunyi jantung tekanan darah vaskularisasi peri5er serta kondisi perdarahan. Klien dengan trauma dada kadang mengalami kondisi perdarahan akti5 baik yang diakibatkan oleh luka tembus akibat trauma benda tajam maupun yang diakibatkan oleh kondisi 5raktur tulang terbuka dan tertutup yang mengenai 3 melukai pembuluh darah atau organ (multiple). Tindakan menghentikan perdarahan diberikan dengan metode yang sesuai mulai dari penekanan hingga penjahitan luka pembuluh darah hingga prosedur operati5. Intervensi yang sering diberikan adalah tindakan resusitasi jantung paru pemberian %airan I1 untuk mengganti %airan atau darah yang keluar dan penghentian perdarahan dengan %ontrol bleeding.

ilihat dari pembagian prioritas diatas korban yang mengalami 5raktur %ostae atau sternum dan mengalami henti jantung kondisinya adalah korban tersebut pasti tidak sadar. Keluhan yang mun%ul pada korban yang mengalami 5raktur %ostae atau sternum adalah nyeri akut. ,ika korban tidak sadar maka korban tidak akan mengeluhkan nyeri.

(12)

2erdasarkan kemampuan untuk hidup korban henti jantung bagaimanapun kondisi thoraknya entah ada trauma atau tidak membutuhkan resusitasi jantung paru agar bisa tetap hidup karena orang yang jantungnya berhenti berdetak hanya mampu bertahan  9 & menit setelah itu akan terjadi kerusakan pada otak se%ara permanen dan berujung pada kematian.

Sampai sekarang belum ada aturan resmi yang menjadi panduan bagaimana melakukan tindakan resusitasi jantung paru pada korban yang mengalami trauma thoraks tetapi dengan prinsip memprioritaskan kega$atdaruratan akan dilakukan tindakan resusitasi jantung paru dengan %ara yang sama pada korban yang tidak mengalami trauma thoraks karena berpedoman pada prinsip  push hard and push fast  untuk kembali menyambung denyut jantung korban.

enelitian terkait dengan hal ini adalah menguji tindakan resusitasi pada pasien yang baru operasi pemasangan plat pada sternumnya jika dianalogikan sternum yang dipasang plat sama rapuhnya dengan sternum yang 5raktur tindakan resusitasi dilakukan di landmark seperti biasa yaitu pada setengah bagian ba$ah sternum didapatkan hasil bah$a tidak terjadi perubahan signi5ikan pada sternum tersebut setelah dilakukan resusitasi jantung paru. Teknik resusitasi jantung paru yang dilakukan  juga tidak berbeda dengan guidelines dari AHA !"8". (7% Kay !"8")

ari hasil penelitian tersebut juga disimpulkan bah$a kompresi dada aman untuk pasien yang terpasang plat pada sternumnya dan hasil penelitian ini mendukung tindakan pemberian bantuan hidup dasar berupa resusitasi jantung paru pada korban yang mengalami trauma thoraks.

rinsip utama yang dipakai adalah pasien tetap dapat bertahan hidup dalam seminar ;mergen%y 7anagement o5 Thora%i% Trauma disampaikan bah$a yang diutamakan adalah keselamatan pasien jika setelah pasien selamat dan terjadi 5raktur 

(13)

%ostae sternum atau 5lail %hest sudah bagian bedah untuk menangani tetapi yang penting pasien tetap hidup (Sugeng !"8)

Henti jantung adalah keadaan dimana jantung dengan alasan apapun tidak memompa dengan e5ekti5 atau bahkan tidak memompa sama sekali disertai tidak adanya nadi yang teraba. Tindakan resusitasi jantung paru adalah tindakan primer dan pertama dilakukan dalam setting pre hospital untuk menanggulangi kondisi henti  jantung.

ada pasien henti jantung yang juga mengalami trauma thoraks tetap dilakukan tindakan resusitasi mengingat prioritas kega$atdaruratan yaitu hal yang mengan%am nya$a dan butuh penanganan %epat yang diutamakan kemudian jika korban selamat tindakan berikutnya adalah penanganan pada trauma thoraks korban.

Teknik resusitasi yang dilakukan pada pasien henti jantung dengan trauma thoraks sama seperti guidelines AHA !"8" dengan memakai prinsip : 9 A 9 2 dan dengan landmark yang sama yaitu setengah bagian ba$ah sternum. Tindakan resusitasi dengan prinsip push hard push 5ast lebih diutamakan daripada trauma thoraks yang terjadi. ,ika memungkinkan untuk menggeser sedikit landmark untuk meminimalisir %edera diperbolehkan

2agi seorang pera$at pro5esional memberikan tindakan dengan resiko terjadi kematian atau %edera lebih parah mungkin lebih baik daripada membiarkan penderita mati tanpa perlakuan apapun dengan %atatan adanya payung hukum yang akan melindungi si penolong baik yang berbasis medis atau non medis.

(14)

Da7tar Pustaka

Sugeng ur$oko. !"8. Materi Seminar Emergency Management of Thoracic Trauma . *niversitas 7uhammadiyah 7alang < 7alang

7%.Kay ouglas. !"8". re chest compressions safe for the patient reconstructed !ith sternal plates" Evaluating the safety of cardiopulmonary resuscitation using a human cadaveric model . ,ournal o5 :ardiothora%i% Surgery

Kukuh Hendri. !""!.  nalisa #iofilm pada Pasien trauma Thoraks. *niversitas Sumatra *tara

Suharsono Toni. -ingsih e$i Kartika$ati. !"8!. Penatalaksanaan $enti %antung di  &uar Rumah Sakit Sesuai dengan lgoritma $ '()( Edisi Revisi . *77 ress < 7alang

HaCinski 7ary 0ran. !"8". $ighlight of the '()( merican $eart ssociation *uidelines for CPR and EEC . Ameri%an Heart Asso%iation

Referensi

Dokumen terkait

maxi liesyaputra maxi@sucorinvest.com +62 21 299 60 875 aZ researCH tOp piCKs: - ptpp - wton - jsmr Strategy Report Volatile IDr movement.. IDR has been cumulatively depreciating

Meskipun terjadi banyak pergantian kabinet, pemerintah pada masa Demokrasi Liberal berhasil menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) untuk pertama kali di Indonesia. Pemilu pertama

Teknik dokumentasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen- dokumen baik tertulis, gambar, maupun elektronik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kehilangan berat untuk pengujian skala laboratorium balok laminasi akasia-manii memiliki nilai kehilangan

yan ang g ak akan an se seiim mba bang ng de deng ngan an ar arus us k kas as m mas asuk uk y yan ang g dihasilkan dari in!estasi&#34; rus kas yang mengambil

Dengan demikian, tingkat superelevasi 12 % tampaknya mewakili nilai maksimum praktis dimana salju dan es tidak ada.Laju superelevasi 12 % dapat digunakan pada

lalu lintas dengan kendaraan jenis sedan taksi yang sedang

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai salah