• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Green Perceived Value, Green Perceived Risk Terhadap Green Purchase Intention Dengan Green Trust Sebagai Variable Intervening (Studi Kasus Di The Body Shop Di transmart Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Green Perceived Value, Green Perceived Risk Terhadap Green Purchase Intention Dengan Green Trust Sebagai Variable Intervening (Studi Kasus Di The Body Shop Di transmart Malang)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

74 Pengaruh Green Perceived Value, Green Perceived Risk Terhadap Green Purchase

Intention Dengan Green Trust Sebagai Variable Intervening (Studi Kasus Di The Body Shop Di transmart Malang)

Oleh:

Layli Wahyuningsih*) N. Rachma**) M. Hufron***)

E-mail : l4yli.3ly@gmail.com

Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang Abstract

This study aims to determine the effect of Green Perceived Value, Green Perceived Risk on Green Purchase Intention With Green Trust As Intervening Variable (Case Study in Body Shop in Transmart Malang), in this study the sample is the visit of The Body Shop in Transmart Malang, collecting data using questionnaires to administrators, analysis of the data used is validity test, reliability test, normality test , Path analysis, statistical test t and sobel test, the results of this study have no significant direct relationship of Green Perceived Value, and Green Perceived Risk on Green Trust of The body Shop’s visitors in Transmart malang, there is a significant influence Green Perceived Value and Green Trust on Green Purchase Intentions of the Body Shop's Visitors in Transmart Malang, there is an insignificant direct and negative effect of Green Perceived Risk on Green Purchase Intention visiting The Body Shop in Transmart Malang.

Keywords: Green Perceived Value, Green Perceived Risk, Green Trust, Green Purchase Intention

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Green marketing dikenal sebagai strategi yang melibatkan lingkungan dan implementasi peduli lingkungan sebagai pendorong keberlangsungan produk dari sebuah perusahaan (Kotler dan Keller, 2006).Tareq & Nahla (2011:93) mengemukaan bahwa: “green marketing as the movement which is directed towards organizations production of products responsible environmentally”

Yang berarti green marketing sebagai gerakan yang di arahkan organisasi produksi produk yang aman bagi lingkungan. Dengan kata lain green marketing adalah upaya perusahaan menggunakan isu pencemaran lingkungan sebagai strategi pemasaran yang

(2)

75 di produksi. Di indonesia beberapa perusahaan yang telah mengklaim sebagai perusahaan green company serta menerapkan green marketing, dalam hal ini prusahan yang tidak sekedar memasarkan- produk sebagai profit perusahaan namun sebagai bentuk media edukasi pada masyarakat -tentang keunggulan produk ramah lingkungan.-

Kosmetik adalah salah satu jenis pangsa pasar yang terus meningkat dan menjadi focus pertumbuhan tren Indonesia sendiri Namun di lain sisi perkembangan kosmetik ramah lingkuman di indonesia tergolong lambat hal ini di pengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat. Produk ramah lingkungan masih di anggap low quality serta tidak benar-benar menepati janji-janjinya terhadap tanggung jawab lingkungan di perparah Masih banyak perusahaan yang menggunakan label go green namun masih belum terjamin kandungan dalam produknya hal ini tentu menyesatkan konsumen. Organic Consumers Association menemukan bahan petrokimia karsinogenik (zat pemicu kangker) yang tidak diungkapkan di lebih dari 40 persen produk yang diuji yang diklaim alami (ewg,2018) peristiwa ini tentu mengingkatkan rasa kawatir konsumen atau green perceived risk.

Dalam strategi pemasaran green trust merupakan salah satu hal penting dalam daur hidup produk. Prasaranphanich (2007:23.1) berpendapat bahwa apa bila konsumen menaruh kepercayaan green trust kepada perusahaan, maka bisa dipastikan kecendrungan konsumen melakukan pembelian kembali serta juga berpotensi melakukan pembagian informasi pribadi yang berharga kepada perusahaan tersebut. Green trust terbentuk dari beberapa atribut yang di miliki produk, produsen seharusmya memiliki pengetahuan terhadap atribuk yang di maksut yaitu di mulai dari atribut intrisif dan atribut ekstrinsik. Sebagai produsen kosmetik harusnya sadar betul bahwa konsumen menaruh kepercayaan kepada perusahaan adalah pengaruh dari objek, atribut serta manfaat dari produk kosmetik yang dihasilkan, sehingga persepsi konsumpen lebih positif. Oleh karena itu peran Green perceived value sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan atau green trust terhadap produk kosmetik yang di jual oleh perusahaan, selain itu perusahaan di tuntut menjamin apa yang konsumen rasakan terhadap produk yang di jualnya namun perusahaan juga harus bersaing denga perusahaan lainnya dari segi kualitas barang, maanfaat serta , harga

Brand kecantikan The Body Shop menawarkan konsep kosmetik kecantikan alami yang ramah lingkungan dan tanpa mengandung unsur hewan serta tanpa uji coba terhadap hewan dengan kata lain The Body Shop menjadi salah satu pelopor green marketing di indonesia. Perusahaan ini melihat peluang pasar yaitu konsumen yang mulai kritis terhadap produk terlebih untuk produk kecantikan the body shop berkomitmen menerapkan pembukaan geralnya di mall-mall besar dengan tujuan pangsa pasar yang jelas pada lapisan masyarakat tertentu. Dari segi operasional The Body Shop menjalankan kiprah bisnisnya dengan cara triple bottom linese, yaitu Profit, People dan Planet

Proyek penelitian dalam hal ini memfokuskan pada pola prilaku konsumen dalam membeli produk The Body Shop yang bertempat di Transmart Malang dengan variabel green perceived, variable green perceived risk sebagai variable bebas yang

(3)

76 mempengaruhi variable green purchase intentions sebagai variable terikat dan green trust sebagai variable antabra dari kedua variable bebas dan variable terikat. Dari latar belakang di atas penulis berkeinginan melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Green perceived value, Green perceived risk Terhadap Green purchase intention Dengan Green trust Sebagai Variable Intervening pada konsumen yang pernah menggunaan produk The Body Shop di transmart malang

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan bahwa rumusan maslah yang akan di teliti dalam peneliatian adalah:

 Apakah Variabel Green perceived value dan Green perceived risk berpengaruh langsung terhadap Green trust pada konsumen produk The Body Shop di Transmart Malang?

 Apakah variable Green perceived value dan Green perceived risk berpengaruh langsung terhadap Green purchase intention pada konsumen produk The Bady Shop di Transmart Malang?

 Apakah Variabel Green trust berpengaruh langsung terhadap Green purchase intention pada produk The Body Shop di Transmart Malang?

 Apakah Variabel Green perceived value dan Green perceived risk berpengaruh tidak langsung terhadap Green purchase intention dengan Green trust sebagai variable intervening pada konsumen produk The Body Shop di Transmart Malang? Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari latar beakan dan rumusan masalah di atas maka tujuan dan manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut

Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah di paparkan tujuan dari di adakan penelitian ini adalah :

 Mengetahui pengaruh langsung variable Green perceived value dan Green Percived

Risk terhadap Green trust pada konsumen produk The Body Shop di Transmart Malang.

 Mengetahui pengaruh langsung variable Green perceived value dan Green

perceived risk terhadap Green purchase intention pada konsumen produk The Bady Shop di Transmart Malang.

 Mengetahui langsung variable Green Perceived Trust terhadap Green purchase intention pada produk The Body Shop di Transmart Malang.

 Mengetahui pengaruh tidak langsung variable Green perceived value dan Green perceived risk terhadap Green purchase intention dengan Green trust sebagai variable intervening pada konsumen pada produk The Bady Shop di Transmart Malang.

(4)

77 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yang di harapkan dapat bermanfaat pada beberapa pihak yaitu:

Penelitian ini diharapkan mendaji penambah wawasan serta ilmu, serta dijadikan masukan dan bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi perusahaan kecantikan The Body Shop dalam lingkungan pemasaran produk yang baik, khususnya green marketing dan konsumen behavior.

Tinjauan Pustaka Tinjauan Teori Green Marketing

Green marketing di kenal sebagai strategi pemasarn yang mengunakan isu-isu lingkuang sebagai cara memasarkan produk suatu produsen produk

Menurut (Tareq & Nahla, 2011:93), “green marketing as the movement which is directed towards organizations production of products responsible environmentally”

Green marketing atau pemasaran hijau tidak terbatas pada melebelkan perusahaan berbasis lingkungan lalu green marketing di ukur mulai dari bahan dan proses produk itu di buat serta dampak penggunaan atau manfaan produk yang di maksut. Menjaga kualitas serta citra merek adalah kunci menjaga kepercayaan terhadap produk yang di pasarkan dengan kata lain perusahaan yang berkomitmen menggunakan strategi green marketing harus bener-benar menjamin produknya adalah green produk pada konsumen.

Green Produk

Produk hijau (Green product) adalah “produk yang tidak meninbulkan efek negative serta tidak membahayakan bagi manusia dan lingkungannya, penggunaan sumber daya yang tidak berlebih, dan outputnya tidak mengakibatkan sampah berlebih, serta tidak ada unsur kekejaman pada binatang” (Junaedi : 2005). Green product memiliki pertimbangkan mengenai aspek-aspek lingkungan dalam siklus hidup produknya sehingga dapat memperkecil dampak negatif terhadap alam.

Berdasarkan pendapat para ahli bahwa green produk di lihat dri konsep operasional yaitu produk bersik yang di indikasikan menurangi limbah serta aman bagi lingkungan, green produk sendri menjadi tolak ukut bagi konsumen pada lapisan masyarakan tertentu pada setiap prilaku konsumsi pada tiap-tiap produk, maka dari itu penting bagi departemen riset pemasaran pada suatu perusahaan memperhatikan presepsi atau Percaived Behavior dari konsumen.

Percaived Behavior

Robbins (2003:97) menjelaskan bahwa persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian di analisa (diorganisir), diintepretasi

(5)

78 dan kemudian dievaluasi, sehingga individu tersebut memperoleh makna atau sebuat kesimpulan.

Kotler (2013:179) menjelaskan bahwa persepsi yaitu dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Percaived Behavior

Menurut Gibson dkk (2014:11-13) ada 2 faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu eksternal(hal yang berasal dari luar produk) dan internal (hal yang berasal dari dalam produk)

Green perveived value

Shaharudin, Pani, Mansor, & Elias (2010,105) menjelaska: “The values of environmentally friendly products are something that becomes customer’s consideration in selecting organic products.”

Chen -and Chang (2012), mendefinisikan green perveived value adalah penilaian menyeluruh konsumen terhadap seluruh manfaat yang diterima dan apa yang dikorbankan berdasarkan pada hasrat mengenai lingkungan.

a. Dimensi Green perveived value

Menurut Chan dalam Halim dan Kempa( 2016, 405) menyebutkan terdapat 5 dimensi variable Green perveived value diantaranya sebagai berikut:

Good Value (Nilai Baik)

Meet The Expectation (Memenuhi Harapan)

Environmental Concern (Kepedulian Lingkungan)

Environmental Friendly (Ramah lingkungan)

Environmental Benefit (Manfaat Lingkunngan) Green perveived risk

Chen dan Chang dalam Titis Shinta Dhew (2018;415) mendefinisikan Green perveived risk adalah kemungkinan penerimaan hasil negatif terkait dengan pembelian produk "hijau". Oleh karena itu, keputusan pembelian konsumen tergantung pada risiko mengkonsumsi produk "hijau".

Menurut Halim dan Kempa (2016:406) ada 4 dimensi perceived risk yaitu:

 Resiko keuangan

 Resiko fungsional

 Resiko fisik-

 Resiko social Green trust

Chen (dalam Made Gilang Mahendra dan Eka Sulistyawati 2017,3855) menjelaskan bahwa Green trust adalah suatu keinginan untuk bergantung pada

(6)

79 sebuah merek berdasarkan keyakinan di peroleh dari kreadibilitas, perbuatan baik, dan kecakapan tentang kelestarian lingkungan.

Menurut Chan dalam Halim dan Kempa (2016, 405) terdapat 4 dimensi dari green trust yaitu sebagai berikut:

Reliable (Handal)

Dependable (Dapat Diandalkan)

Trustworhty (Dapat Dipercaya)

Expectation (Harapan) Green purchase intention

Sieny Andhika Dewi (2016, 8052) Green repurchase intention merupakan “perilaku pembelian hijau dimana konsumen merespon positif terhadap kualitas produk ramah lingkungan dan berniat untuk melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk ramah lingkungan di perusahaan tersebut”.

Halim dan Kempa (2016 ,406) menyebutkan terdapat 3 dimensi Green purchase

intention, diantaranya yaitu:

Value Intention (ketertarikan nilai)

Dependable intention (ketertarikan performa)

Emotional intention (ketertarikan emosional) Metodologi Penelitian

Jenis, Lokasi Dan Waktu Penelitian Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti digunakan jenis penelitian explanatory research dengan pendekatannya yaitu kuantitatif. Menurut Sugiyono, (2014), “Metode explanatory research merupakan metode penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain”, penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Pada akhirnya hasil penelitian ini menjelaskan hubungan kausal antar variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Pada penelitian ini berusaha menjelaskan hubungan antar variabel Green Pеrcеivеd Vаluе (X1), Grееn Pеrcеivеd Risk (X2), Grееn Trust (Z) dan Grееn Purchаsе Intеntions (Y).

Lokasi penelitian

Dalam penelitian ini lokasi yang di pilih adalah gerai the body shop yang berada di transmart malang, selain tempat yang terjangkau gerai yang berada di transmart malang

Waktu penelitian

(7)

80 Populasi Dan Sempel Penelitian

Populasi

Populasi penelitian pada konsumen The Body Shop Trasmart Malang pada tahun 2019 memiliki pengunjung rata-rata 100 orang pada hari biasa (senin-jum’at) dan 200 orang di hari pekan termasuk hari libur (sabtu-minggu) maka dalam sebulan sebanyak 3600 orang yang berkunjung ke gerai The Body Shop Trasmart Malang.2019.

1. Sempel Penelitian

Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin sebagai berikut:

Dimana: n = jumlah elemen / anggota sampel N = jumlah elemen / anggota populasi e = error level (tingkat kesalahan) (catatan: umumnya digunakan 1 % atau 0,01, 5 % atau 0,05, dan 10 % atau 0,1) (catatan dapat dipilih oleh peneliti).

Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 3000 orang dan tingkat signifikansi 0,1, maka sampel pada penelitian ini adalah:

( ) = 97,29 di bulatkan menjadi 97 Jadi, jumlah responden dalam penelitian ini adalah 97 orang Definisi Operasional Variabel

a. Green Perceived Value

Variable Green Perceived Value memiliki 5 indikator diantaranya sebagai berikut:

Good Value (Nilai Baik)

Meet The Expectation

Environmental Concern

Environmental Friendly

Environmental Benefit b. Green perceived Risk.

Untuk mengukur Variabel Green perceived Risk terdapat empat indicator

diantaranya:  Resiko Keuangan  Resiko fungsional  Resiko fisik  Resiko Sosial c. Green trust

Untuk mengukur variable Green trust terdapat empat indikator yaitu:

(8)

81

Dependable (Dapat Diandalkan)

Trustworhty (Dapat Dipercaya)

Expectation (Harapan) d. Green Purchase Intention

Variabel green purchase intention diukur menggunakan 3 indikator berikut:

Value Intention (ketertarikan nilai)

Dependable intention (ketertarikan performa)

Emotional intention (ketertarikan emosional)

Peneliti akan menyebar kuesioner kepada responden dan Skala Likert yang digunakan adalah:

 Sangat Tidak Setuju (STS) skor = 1

 Tidak Setuju (TS) skor = 2

 Netral (N) skor = 3

 Setuju (S) skor = 4

 Sangat Setuju (SS) skor = 5

Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Data primer dalam penelitian ini di peroleh langsung dari responden, Responden yang di masuk adalah konsumen yang mengunjungi gerai The Body Shop, rata-rata konsumen pada hari produktif adalah adalah 100 orang dan pada hari libur yaitu 200 orang maka perbulan rata-rata total 3600 orang yang datang.

2. Metode Pengumpulan Data.

Didalam pengumpulan data peneliti menggunakan kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2013:137) Kuesioner (angket) adalah teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar pernyataan yang mengenai hal-hal yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Jenis kuesioner yang peneliti gunakan adalah kuesioner tertutup. Hasil Dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Gambaran Umum Perusahaan a. Profil The body shop

The body shop adalah salah satu perusaan kosmetik ternama di dunia yang di dirikan oleh Anita Roddrick, awal mula The body shop di membuka gerainya di Brighton bagian selatan Inggris pada tanggal 26 maret 1978. Perusahaan ini memiliki visi menjadi brand kecantikan yang dikenal sebagai brand yang ramah lingkungan dan etis, serta menyediakan beragam pilihan produk alami yang efektif dengan pelayanan yang baik man misi menjamin produknya bebas dari zak berbahaya dan percobaan terhadap hewan.

(9)

82 1. Karakteristik Responden

Responden yang di maksud dalam penelitian ini berasal dari konsumen produk The

body shop. Berikut informasi karakteristik berdasarkan hasil survey peneliti: a. Jenis Klamin

Konsumen pruduk The Body di dominasi oleh perempuan sebesar 74 (76,4%) dan pria sebanyak 23 (23,6%) dari total responden sebanyak 97 oarang.

b. Pekerjaan

responden dengan umur kisaran 18 s/d 27 sejumlah 31(30,07%) orang, 27 s/d 37 tahun sebanyak 34 (32,98%) orang, 37 s/d 47 tahun sebanyak 23(22,31%) orang, 47 s/d 57 tahun sebanyak 9 (8,73%) orang sedangkan tidak terdapat responden >57 tahun.

c. Pendidikan Trakhir

responden dengan ciri-ciri pendidikan terahir SD dan SMP adalah 0 namun responden dengan ciri-cir pendidikan terahir SMA sebanyak 41 (39,77%) orang dan Perguruan Tinggi sebanyak 56(60,23%) orang.

d. Pekerjaan

responden dengan ciri-ciri pekerjaan Pelajar/mahasiswa sebanyak 33(34,02%) orang, PNS sebanyak 7(7,22%) orang, Swasta sebanyak 36(37,11%) orang, dan trahir ciri-ciri profesilainnya yaitu 21(21,65%).

e. Pendapatan/Uang Saku perbulan

responden dengan pendapatan/uang saku perbulan kurang dari Rp. 1.000.000 adalah 36(37,11%) orang, Rp. 1.000.000 s/d Rp. 3.000.000 sejumlah 43(44,33%) orang, Rp. 3.000.000 s/d Rp. 5.000.000 sejumlah 17(17,53%) orang dan terahir lebih dari Rp. 5.000.000sejumlah 1(1,03%) orang.

Pembahasan Uji Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validtas iyalah alat untuk menguji apakah data hasil penelitian valit atau tidak, dalam hal ini peneliti menggunakan tes Kaiser Mayer Olkin (KMO) dengan asumsi kuesioner di katakana valit apabila nilai dari KMO>0,05. Berikut rincian hasil dari pengujian dengan rumus KMO:

Tabel 11 Uji Validitas Variable

No. Variable Nilai KMO Keterangan

1 Green perceived value 0,712 Valit

2 Green perceived risk 0,559 Valit

3 Green trust 0,658 Valit

4 Green purchase intention 0,699 Valit Sumber: data olah SPSS 2020

Berdasarkan tabel 1 nilai yang di hasilkan oleh variable Green perceived value sebesar 0,712>0,05, variable Green perceived risk sebesar 0,559>0,05,variable Green trust sebesar 0,658>0,05, dan Green purchase intention sebesar 0,699>0,05. Merujuk

(10)

83 pada nilai minimum KMO yaitu sebesar 0,05 maka dapat di simpulkan bahwa seluruh variable dalam penelitian ini adalah valit.

2. Uji Relibilitas

Uji Relibitas adalah uji yang bertujuan mengukur seberapa terpercayanya atau dapat di andalkan alat pengukuran yang di gunakan. Dalam penelitian ini uji rebilitas yang di gunakan yaitu Cronbach’s Alpa dengan acuan apabila nilai yang di hasilkan >0,6 (60%) maka dinyatakan reliable. Berikut rincian hasil dari pengujian Cronbach’s Alpa:

Table 12 Uji Rebilitas

NO. Variable Cronbach’s Alpa Keterangan

1 Green perceived value 0,648 Reliable

2 Green perceived risk 0,238 Reliable

3 Green trust 0,758 Reliable

4 Green purchase intention 0,826 Reliable Sumber: data olah SPSS 2020

Berdasarkan table 2 nilai yang di hasilkan oleh variable Green perceived value sebesar 0,648>0,60, variable Green perceived risk sebesar 0,238>0,60,variable Green trust sebesar 0,758>0,60, dan Green purchase intention sebesar 0,826>0,60. Merujuk pada nilai minimum Cronbach’s Alpa yaitu sebesar 0,60 maka dapat di simpulkan bahwa seluruh variable dalam penelitian ini adalah reliable.

3. Uji Normalitas

Uji Normalitan berfungsi untuk mengetahui sebuah model regresi dalam hal ini yang di maksud yaitu variable dependen,variable independen dengan kata lain keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam pengujian normalitas peneliti

menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan nilai minimum yaitu 0,05. Berikut rincian

hasil dari pengujian Kolmogorov-Smirnov: Tabel 13 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Green

perceived value

Green

perceived risk

Green trust Green purchase intention

N 97 97 97 97

Normal

Parametersa,b Mean Std. .0000000 .0000000 .0000000 .0000000

Deviatio n 2.48376926 2.51022566 1.72542979 1.95781149 Most Extreme Differences Absolute .065 .089 .072 .075 Positive .058 .089 .050 .052 Negative -.065 -.076 -.072 -.075 Test Statistic .065 .089 .072 .075

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .058c,d .200c,d .200c,d

(11)

84 -0,008

0,523

0,070

b. Calculated from data.

Sumber: data olah SPSS,2020

Berdasarkan tabel 3 nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari variable Green perceived value sebesar 0,200>0,05, variable Green perceived risk sebesar 0,058>0,05,variable Green trust sebesar 0,200>0,05, dan Green purchase intention sebesar 0,200>0,05. Merujuk pada nilai minimum Kolmogorov-Smirnov yaitu sebesar 0,05 maka dapat di simpulkan bahwa seluruh variable dalam penelitian ini adalah berdistribusi norma.

4. Analisi Path

Gambar 1 hasil analisis Path

Berdasarkan gambar 2 menunjukan hasil koefisien jalur dari hubungan antara variable, dalam hal ini yang di maksud adalah pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta pengaruh total variable terhadap variable lainnya yang diteliti. Berikut ringkasan dari hasil Uji analisi path pada gambar 2:

Green Perceived Value (X1) Green Purchase Intention(Y) Green Trust (Z)

Green Perceived Risk (X2)

0,145

-0,031 0,250

(12)

85 Table 4 Analisi Path

Pengaruh Variable Pengaruh Kausal

Langsung Tidak Langsung Jumlah

X1 terhadap Z 0,145 0,145 X2 terhadap Z -0,008 -0,008 X1 terhadap Y 0,250 0,250 X2 terhadap Y -0,031 -0,031 Z terhadap Y 0,523 0,496 0,523x0,145 0,075 0,523x-0,008 -0,004 Total 0,876 0,070 0,946

Sumber data primer di olah 2020 Dari tabel diatas maka dapat di simpulkan:

1. Perngaruh langsung Green Percaived Value (X1) dan Green perceived risk (X2) terhadap Green trust (Z) .

Z = β1X1 + β1X2 Z = 0,145 -0,008 = 0,137

2. Pengaruh langsung Green Percaived Value (X1) dan Green perceived risk (X2) terhadap Green Purchase Intetion (Y) sebesar.

Y = β2X1 + β2X2 Y = 0,250 - 0,031 = 0,219

3. Pengaruh langsung Green trust (Z) terhadap Green Purchase Intetion (Y) sebesar .

Y = β3Z = 0,523

4. Pengaruh tidak langsung Green Percaived Value (X1) dan Green perceived risk (X2) terhadap Green Purchase Intetion (Y) melalui Green trust (Z) sebagai.

Y = β4Z (β1X1 + β1X2) Y = 0,523 (0,145 -0,008) = 0,070

4. Uji Hipotesis a. Uji t

Uji t adalah pengujian regresi secara parsial dalam penelitian ini data di proses menggunakan aplikasi SPSS, dimana uji t dalam penelitian ini menngunakan 3 model yaitu di antaranya sebagai berikut:

(13)

86

 Uji t Model 1 (X1terhadap Z)

Tabel 15 Uji t Model T Sig. (Constant) 5,574 ,000 X1 1,421 ,159 X2 -,077 ,939 a. Dependent Variable: Z

Sumber data olah spss 2010

Table 5 menunjukan hubungan palsial variable Green Perceived Velue (X1) terhadap variable Green trust (Z) sebesar 0,159>0,05 dan variable Green perceived risk (X2) terhadap variable Green trust (Z) sebesar 0,939>0,05. Dari nilai-nilai tersebut dapat di simpulkan bahwa hubungan Green Perceived Velue (X1) dan Green perceived risk (X2) terhadap variable Green trust (Z) tidak berpengaruh siknifikan.

 Uji t Model 2 (X, X2 terhadap Y) Tabel 16 Model T Sig. (Constant) 5.126 .000 X1 2.503 .014 X2 -.312 .756 a. Dependent Variable: Y

Sumber data olah SPSS 2020

Tabel 6 menunjukan hubungan palsial variable Green Perceived Velue (X1) terhadap Green purchase intention (Y) sebesar 0,045<005 yang berarti berhubungan signifikan, dan, namun variable Green perceived risk (X2) terhadap Green purchase intention (Y) sebesar 0,753>0,05 yang berarti tidak signifikan.

 Uji t (Z terhadap Y) Tabel 17 Model T Sig. (Constant) 5.657 .000 Z 5.979 .000 a. Dependent Variable: Y

Sumber data olah SPSS 2020

Tabel 7 menunjukan hubungan palsial variable Green trust (Z) terhadap Green purchase intention (Y) sebesar 0,000<005 yang berarti berhubungan signifikan 5. Uji Sobel

Uji Sobel berfungsi sebagai alat untuk mengetahui hubungan antar variable dimana terdapat variable yang memendiasi variable yang lain dan memiliki penegaruh siknifikan.dalam penelitian ini uji sobel di lakukan menggunakan Sobel test calculator dengan tujuan memudahkan analisa variable, berikut hasil perhidungan Sobel test calculator :

(14)

87 Gambar 2 (X1-Z-Y)

Dari gambar di atas menunjukan nilai dari one-tailed Probability adalah 0,08441238 yang mana nilai itu lebih besar dari 0,05 maka dari itu dapat di simpulkan bahwa Green trust tidak dapat memediasi Green perceived value terhadap Green purchase intention.

Gambar 3 (X2-Z-Y)

Dari gambar di atas menunjukan nilai dari one-tailed Probability adalah 0,47047801 yang mana nilai itu lebih besar dari 0,05 maka dari itu dapat di simpulkan bahwa Green trust tidak dapat memediasi Green perceived risk terhadap Green purchase intention.

Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah di uraikan secara garisbesar menyatakan bahwa Green perceived value dan Green perceived risk variable eksogen, Green trust tidak sebagai variable intervening dan Green purchase intention sebagai variable endogen. Dalam penelitian pula di ketahui bahwa hanya variable Green perceived value dan Green trust yang berpengaruh signifikan terhadap Green purchase intention sedangkan variable Green perceived risk tidak berpengaruh signifikan. Berikut adalah rincin dari masing-masing variable:

1. Implikasi Hasil Penelitian Hubungan Green perceived value (X1)

(15)

88 Dari penelitian yang telah di lakuakan jawaban survey variable Green perceived value (X1) dapat di ketahui melalui perhitungan distribusi Frekuensi Green perceived value. Nilai yang di dapat dalam perhitungan tersebut menunjukan responden setuju dengan indicator-indikator yang disodorkan yaitu Good Value (Nilai Baik) dengan rata-rata sebesar 4,25, Meet The Expectation (Memenuhi Harapan) 3,97, Environmental Concern (Kepedulian Lingkungan) 4, Environmental Friendly (Ramah lingkungan) 4,3, Environmental Benefit (Manfaat Lingkunngan) 3,35. Pada variable ini rata-rata tertinggi terdapat pada indicator Good Value (Nilai Baik) dengan nilai 4,25 dan sebaliknya rata-rata terendah pada indicator Meet The Expectation (Memenuhi Harapan) sebesar 3,97. Adapun rata-rata dari seluruh indicator menunjukan nilai 3,97 yang berarti responden cenderung setuju pada variable Green perceived value.

Pada analisis Path Pengaruh variabel Green perceived value terhadap variable Green trust sebesar 0,145 sedangkan dalam uji t menunjukan nilai t hitung sebesar 1,421 dengan nilai signifikan sebesar 0,159>0,05 maka dapat di simpulkan bahwa pengaruh variable tidak siknifikan. Statemen ini tidak mendukung peneitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini maka dari itu peneliti berasumsi bahwa terdapat faktor lain yang dapat mempengarusi variable Green trust secara siknifikan pada konsumen produk The body shop Transmart Malang.

b. Pengaruh Langsung Green perceived value (X1) Terhadap Green purchase intention (Y).

Pada analisis Path Pengaruh variable Green perceived value terhadap variable Green purchase intention (Y) sebesar 0,250 sedangkan dalam uji t menunjukan nilai t hitung sebesar 2,503 dengan nilai signifikan sebesar 0,014<0,05 maka dapat di simpulkan bahwa pengaruh variable siknifikan. Statemen ini mendukung penelitian

dari Kubrowati (2017)“Pengaruh Green perceived value, Terhadap Green purchase

intentions ”. serta membuktikan teori dari Bolton dan Drew dalam Liang and Pirutana (2014, 415) yang menyebutkan:

“Green perceived value merupakan salah satu indikator untuk meneliti prilaku pembelian Produk”

Maka dapat di tarik kesimpulan bahwa semakin tinggi Green perceived value konsumen maka akan mempengaruhi tingkat Green purchase intentions konsumen tersebut.

c. Pengaruh tidak langsung Green perceived value (X1) Terhadap Green purchase intention (Y) melalui Green trust (Z)sebagai variable intervening.

Pada analisis path pengaruh tidak langsung variable Green perceived value terhadap variable Green purchase intention (Y) sebesar 0,075 sedangkan dalam uji sobel menunjukan nilai 0,08441238 yang mana nilai itu lebih besar dari 0,05 maka dari itu dapat di simpulkan bahwa Green trust tidak dapat memediasi Green perceived value terhadap Green purchase intention. Maka dapat di tarik kesimpulan bahwa penelitian ini tidak mendukung penelitian terdahulu.

(16)

89 a. Pengaruh Langsung Green perceived risk (X2) Terhadap Green trust (Z)

Dari penelitian yang telah di lakuakan jawaban survey variable Green perceived risk (X2) dapat di ketahui melalui perhitungan distribusi Frekuensi Green perceived risk (X2). Nilai yang di dapat dalam perhitungan tersebut menunjukan responden setuju dengan indicator-indikator yang disodorkan yaitu Resiko Indikasi dengan rata-rata sebesar 2,61, Resiko Performa 2,34, Resiko Penggunaan 2,48, Resiko Sosial 2,51. Pada variable ini rata-rata tertinggi terdapat pada indicator yaitu Resiko Indikasi 2,61 dan sebaliknya rata-rata terendah pada indicator Resiko Performa sebesar 2,34. Adapun rata-rata dari seluruh indicator menunjukan nilai 2,485 angka ini membuktikan bahwa responden cenderung tidak setuju pada variable “green perceived risk” dalam produk The body shop.

Pada analisis Path Pengaruh variable green perceived risk terhadap variable Green trust sebesar -0,008 sedangkan dalam uji t menunjukan nilai t hitung sebesar -0,077 dengan nilai signifikan sebesar 0,939>0,05 maka dapat di simpulkan bahwa pengaruh variable negative tidak siknifikan. Statemen ini tidak mendukung peneitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini maka dari itu peneliti berasumsi bahwa terdapat faktor lain yang dapat mempengarusi variable Green trust secara siknifikan pada konsumen produk The body shop Transmart Malang.

b. Pengaruh Langsung green perceived risk (X2) Terhadap Green purchase intention (Y)

Pada analisis Path Pengaruh variable Green perceived risk (X2) dalam terhadap variable Green purchase intention (Y) sebesar -0,031 sedangkan dalam uji t menunjukan nilai t hitung sebesar -0,312 dengan nilai signifikan sebesar 0,756>0,05 maka dapat di simpulkan bahwa pengaruh variable tidak siknifikan, Statemen tersebut tidak mendukung peneitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini maka dari itu peneliti berasumsi bahwa terdapat faktor lain yang dapat mempengarusi variable Green purchase intention (Y) secara siknifikan pada konsumen produk The body shop Transmart Malang.

c. Pengaruh tidak langsung Green perceived risk (X2) Terhadap Green purchase intention (Y) melalui Green trust (Z)sebagai variable intervening

Pada analisis path pengaruh tidak langsung variable Green perceived risk (X2) dalam terhadap variable Green purchase intention (Y) sebesar -0,004 sedangkan dalam uji sobel menunjukan nilai 0,47047801 yang mana nilai itu lebih besar dari 0,05 maka dari itu dapat di simpulkan bahwa Green trust tidak dapat memediasi Green perceived risk terhadap Green purchase intention. Maka dapat di tarik kesimpulan bahwa penelitian ini tidak mendukung penelitian terdahulu

3. Implikasi Hasil Penelitian Hubungan Green trust (Z)

a. Pengaruh Langsung green perceived Trust (Z) Terhadap Green purchase intention (Y)

Dari penelitian yang telah di lakuakan jawaban survey variable Green trust (Z) dapat di ketahui melalui perhitungan distribusi Frekuensi Green trust (Z). Nilai yang di dapat dalam perhitungan tersebut menunjukan responden setuju dengan

(17)

indicator-90 indikator yang disodorkan yaitu Reliable (Handal) dengan rata-rata sebesar 3,7, dependable (dapat diandalkan)3,68, Trustworhty (Dapat Dipercaya) 3,39, Expectation (Harapan)3,57. Pada variable ini rata-rata tertinggi terdapat pada Reliable (Handal) dengan rata-rata sebesar 3,7 dan sebaliknya rata-rata terendah pada indicator Trustworhty (Dapat Dipercaya) sebesar3,39. Adapun rata-rata dari seluruh indicator menunjukan nilai 3,585 yang berarti responden cenderung setuju pada variable Green trust.

Pada analisis Path Pengaruh variable Green trust (Z) terhadap variable Green purchase intention (Y) sebesar 0,523 sedangkan dalam uji t menunjukan nilai t hitung sebesar 5,657 dengan nilai signifikan sebesar 0,000<0,05 maka dapat di simpulkan bahwa pengaruh variable siknifikan. Statemen ini mendukung penelitian dari Kubrowati (2017)“Pengaruh Green trust Terhadap Green purchase intentions ”. serta sejalan dengan teori yang di kemukakan oleh Chen (2012) mengenai green trust yaitu bersedianya konsumen untuk bergantung pada suatu produk. Maka dapat di

tarik kesimpulan bahwa semakin tinggi Green trust konsumen maka akan

mempengaruhi tingkat Green purchase intentions konsumen tersebut. 4. Implikasi Hasil Penelitian Hubungan Green purchase intentions (Y)

Dalam penelitian ini variable Green purchase intentions (Y) adalah variable yang di pengaruhi oleh variable lainnya atau eksogen. Dari penjelasan hubungan variable-variable sebelumnya di sebutkan bahwa yang perpengaruh siknifikan terhadap Green purchase intentions (Y) adalah Green perceived velue(X1) dan Green trust (Z) sedangkan Green perceived risk tidak berpengaruh siknifikan terhadap Green purchase intentions (Y).

Simpulan dan Saran Simpulan

Tujuan dalam penelitian yang di lakukan ini yaitu untk mengetahui dan menganalisa Green perceived value, Green perceived risk, Green trust dan Green purchase intentions. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat di simpulkan sebagai berikut:

1. Variabel Green perceived value berpengaruh langsung tidak siknifikan terhadap Green trust dan Green Percived Risk berpengaruh langsung tidak siknifikan secara negative terhadap Green trust pada konsumen produk The body shop di Transmart Malang.

2. Variabel Green perceived value berpengaruh langsung secara siknifikan terhadap Variable Green purchase intention dan Variable Green perceived risk berpengaruh langsung secara negative namun tidak siknifikan terhadap Variable Green purchase intention pada konsumen produk The body shop di Transmart Malang.

3. Variable Green trust berpengaruh langsung secara siknifikan terhadap Green purchase intention pada produk The body shop di Transmart Malang.

(18)

91 4. Variable Green trust tidak dapat memediasi Variable Green perceived value dan Green Percived Risk terhadap Variable Green purchase intention pada konsumen produk The Bady Shop di Transmart Malang.

Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mempunyai keterbatasan dalam penggunaan variable serta tempat penelian yang mungkin ada perbedaan dari The body shop Transmart malang.

Saran

Beberapa saran yang ingin di ungkapkan oleh peneliti sebagai berikut: a. Bagi perusahaan

Perusahaan harus nemukan inovasi dalam menerapkan langkah-langkah Trategis untuk meningkatkan edukasi go produk yang di miliki.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya di sarankan untuk menambah variable serta item pertanyaan yang di gunakan.

Daftar Pustaka

Philip,Kotler dan Amstrong,Gerry 2014, Principle Of Marketing. 15th edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Heizer, J dan B. Render. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Salemba Empat, Jakarta

Chen, Y.-S. (2010), “The drivers of green brand equity: green brand image, green satisfaction, and green trust”, Journal of Business Ethics, Vol. 93 No. 2, pp. 307-19.

Chen, Y.-S. (2011), “Green organizational identity: sources and consequence”, Management Decision, Vol. 49 No. 3, pp. 384-404.

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2003). Manajemen Pemasaran. Edisi tiga belas Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Jakarta : Salemba Empat.

Engel, J.F, Blackwell, Rd, and Miniard, DW. (1995). Perilaku Konsumen. Jilid I. (Boediono. Terjemahan). Jakarta: Bina Rupa Aksara.

thebodyshop.co.id,our Heritage [internet]about us,[diakses,27 janiari 2020] https://www.thebodyshop.co.id/stories/our-heritage

Layli Wahyuningsih*) Adalah Alumni FEB Unisma N. Rachma**) Adalah Dosen Tetap FEB Unisma M. Hufron***) Adalah Dosen Tetap FEB Unisma

Gambar

Gambar 1 hasil analisis Path
Table  5  menunjukan  hubungan  palsial  variable  Green  Perceived  Velue  (X1)  terhadap variable Green trust (Z)  sebesar 0,159&gt;0,05 dan variable Green perceived  risk  (X2)  terhadap  variable  Green  trust  (Z)  sebesar  0,939&gt;0,05

Referensi

Dokumen terkait

“ sebenarnya pelaksanaan tradisi Rasulan yang biasanya di lakukan di Jawa itu sangatlah meriah, mulai dari membersihkan desa beramai-ramai, arak-arakan

(enam Juni seribu sembilan ratus enam puluh), Notaris,- Bertempat tinggal di Surabaya, Jalan Wiyung IV nomor 15 RT 012 RW 005 Kelurahan.wiyung,Kecamatan Wiyung ---

Nama Paket : Irigasi Air Tanah Dalam di Kelurahan Waborobo (DAK) Kategori Pekerjaan : Pekerjaan Jasa Konstruksi. Metode Pemilihan : e-Lelang Pemilihan Langsung 1 (satu) File

Kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan beberapa rasio keuangan, antara lain rasio OPM (Operating Profit Margin), rasio ROA (Return On

[r]

#asa takut ini, terjadi karena adanya  Mind in Chaos (Buxton,198!8$&#34;, yaitu kesan negatif yang dibiarkan terjadi sejak meraka masih ke%il yang pada akhirnya hingga de&amp;asa

Yaitu motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya sesuai

Anamnesis pasien dan e!aluasi #ermat ge&amp;ala &#34;ang diderita pasien sering akan membantu dalam melokalisasi tumor dan bisa menggambarkan kemungkinan diagnosis