ISSN : 2502-8928 (Online) 57
Received June 1st,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN EVALUASI
KINERJA PEGAWAI DENGAN METODE
GROUPS ALOGARITHM PROGRAMMING (GAP)
(Studi Kasus : Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota
Kendari)
Rizka Aulia Oqtavianti*1, Sutardi2, Jumadil Nangi3 *1,2,3
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Kendari e-mail: *[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Sistem Pendukung Keputusan atau dikenal dengan SPK merupakan bagian dari sistem informasi yang berbasis komputer. SPK diharapkan dapat memberikan informasi yang nantinya akan memberikan alternatif solusi pada masalah yang terjadi. Setiap instansi memiliki pegawai dalam jumlah besar yang menyebabkan proses evaluasi (penilaian) kinerja pegawai relatif sering dilakukan dengan menggunakan prosedur yang baku. Salah satu masalah yang terjadi dalam proses evaluasi (penilaian) kinerja pegawai adalah subyektifitas pengambilan keputusan, Sistem pendukung keputusan yang dibangun oleh penulis adalah sebuah aplikasi yang dapat mengevaluasi kinerja pegawai yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan pihak berwenang pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Kendari dengan menggunakan metode Groups Algorithm Programming (GAP). Metode ini merupakan metode yang membandingkan kriteria-kriteria terhadap kriteria yang menjadi acuan agar ditemukan nilai dari masing-masing profil data yang telah ada. Dalam proses penilaian pegawai menggunakan 3 kriteria yang terdiri dari 11 subkriteria. Proses pengambilan keputusan dalam mengevaluasi kinerja pegawai dapat dilakukan secara cepat, tepat dan sesuai dengan kriteria yang digunakan sehingga dapat mengefisienkan waktu. Hasil akhir dari sistem keputusan yang dihasilkan oleh sistem berupa perangkingan hasil evaluasi kinerja pegawai dari yang tertinggi sampai terendah.
Kata kunci— Sistem Pendukung Keputusan, Evaluasi Kinerja Pegawai, GAP.
Abstract
Decision Support System (known as DSS) is a part of computer-based information system. DSS is expected to provide information that could provide an alternative solution to the problem that occurred. Each government agency such as BKD has a large number of employees that cause the performance evaluation procedure performed more often. One of the problems that occur in the evaluation process is the subjectivity of decision making. Decision support system that constructed by the author is an application that could evaluate employee performance by using the criteria that already specified by the authority of BKD using Groups Algorithm Programming (GAP) method. This method comparing criteria to the reference criteria to find the value of each existing profile data. In the evaluation process, the system using three criterias which consist 11 sub-criterias. The decision making process in evaluating employee performance can be performed so quickly, accurately and match with the criteria that already used in order to minimize the evaluation time. The result of this system is an evaluation result in the form of rangking list, ordered from the highest score to the lowest score.
1. PENDAHULUAN
erkembangan Teknologi Informasi telah memungkinkan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan cermat. Penggunaan komputer telah berkembang dari sekadar pengolahan data maupun penyajian informasi, menjadi mampu untuk menyediakan pilihan-pilihan sebagai pendukung pengambil keputusan. Hal itu mungkin berkat adanya perkembangan teknologi perangkat keras yang diiringi oleh perkembangan perangkat lunak, serta kemampuan perakitan dan penggabungan beberapa teknik pengambilan keputusan didalamnya. Integrasi dari perangkat keras, perangkat lunak, dan pengetahuan seorang pakar menghasilkan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan lebih cepat dan cermat. Setiap instansi memiliki pegawai dalam jumlah besar, sehingga proses evaluasi (penilaian) kinerja pegawai yang relatif sering dilakukan memerlukan prosedur yang baku dalam menetapkan persyaratan bagi seorang pegawai untuk mendapatkan promosi atau menempati jabatan tertentu dalam instansi tersebut. Beberapa masalah yang terjadi dalam proses evaluasi (penilaian) kinerja pegawai adalah subjektifitas pengambilan keputusan, terutama jika beberapa pegawai yang ada memiliki kemampuan (beberapa pertimbangan lain) yang tidak jauh berbeda. Masalah yang muncul saat ini adalah jika proses evaluasi (penilaian) pegawai yang langsung mendapatkan promosi dengan hanya melihat pada salah satu kriteria saja, tetapi pegawai tersebut belum tentu unggul pada beberapa kriteria yang lain, akan tetapi tetap mendapat promosi.
Berdasarkan paparan diatas, maka penulis akan membangun sebuah aplikasi yang dapat mengevaluasi kinerja pegawai yang sesuai dengan kriteria yang ada pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Kendari dengan menggunakan metode Groups Algorithm Programming (GAP). Metode ini
merupakan metode yang membandingkan kriteria-kriteria terhadap kriteria yang menjadi acuan agar ditemukan nilai dari masing-masing profil data yang telah ada. Ketersediaan sistem yang terkomputerisasi menghasilkan penilaian setiap pegawai yang didapatkan nantinya akan bersifat objektif karena output dari sistem ini berupa angka
hasil perangkingan. Meskipun dalam proses penilaian setiap kriteria pegawai bersifat subjektifitas, tetap ada nilai yang diberikan oleh sistem untuk diproses menggunakan metode GAP. Sistem Pendukung Keputusan ini diharapkan dapat membantu Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota dalam mengevaluasi kinerja pegawai secara tepat dan mudah.
2. METODE PENELITIAN 2.1 Sistem Pendukung Keputusan
Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Sifat interaktif dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan bersifat fleksibel.
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)/Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah
Management Decision Sistem. Sistem tersebut
adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu mengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.
SPK adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. [1].
Menurut [2], adapun ciri-ciri sebuah SPK seperti yang dirumuskan oleh Alters Keen adalah :
1) SPK ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan-keputusan yang kurang terstruktur dan umumnya dihadapi oleh para manajer yang berada di tingkat puncak.
2) SPK merupakan gabungan antara kumpulan model kualitatif dan kumpulan data.
3) SPK memiliki fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan antara manusia dengan komputer.
4) SPK bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
2.2 Skala Likert
Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala
Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Ada dua bentuk pertanyaan yang menggunakan Likert yaitu pertanyaan positif untuk mengukur minat positif, dan bentuk pertanyaan negatif untuk mengukur minat negatif. Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1, sedangkan bentuk pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Bentuk jawaban skala Likert terdiri dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti :
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju
Skala Likert termasuk data ordinal, karena sangat setuju pasti lebih tinggi daripada yang setuju. Yang setuju pasti lebih tinggi daripada yang netral, yang netral pasti lebih tinggi daripada yang tidak setuju, sedangkan yang tidak setuju pasti lebih tinggi daripada yang sangat tidak setuju. Jarak antara sangat setuju ke setuju dan dari setuju ke netral dan seterusnya tentunya tidak sama, oleh karena itu data yang dihasilkan oleh skala Likert adalah data ordinal [3].
2.3 Metode GAP (Groups Alogarithm Programming)
Metode GAP merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja pegawai. GAP atau kesenjangan juga merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam tahapan perencanaan maupun
tahap evaluasi kerja. Secara teknik urut-urutan langkah dalam menganalisa data dengan
analysis GAP ini adalah sebagai berikut:
1) Menentukan aspek-aspek Penilaian, 2) Melakukan pementaan GAP kompentensi
yang diperoleh dengan Persamaan (1). GAP = Pro ile Pegawai – Pro il Jabatan (1) 3) Selanjutnya adalah dengan melakukan
perhitungan serta pengelompokkan Core
factor (CF) dan Secondary factor (SF),
menggunakan Persamaan (2).
=∑ ( , , )
∑ (2)
Keterangan :
: Nilai rata-rata core factor
( , , ) : Jumlah total nilai core
factor (pengaruh, penyesuaian, motivasi) : Jumlah item core factor
Secondary factor dihitung menggunakan
Persamaan (3). =∑ ( , , ) ∑ (3) Keterangan :
: Nilai rata-rata secondary
factor
( , , ) : Jumlah total nilai
Secondary factor
(pengaruh, penyesuaian, motivasi).
: Jumlah item secondary
factor
4) Setelah perhitungan CF dan SF, maka selanjutnya dilakukan Penghitungan Nilai Total, menggunakan Persamaan (4). N(p, y, m) = (x)%NCF(p, y, m)
+ (x)%NSF(p, y, m) (4) Keterangan :
( , , ) : (pengaruh, penyesuaian, motivasi)
( , , ) : Nilai Rata-rata Core factor
( , , ) : Nilai Rata-rata Secondary
factor
( )% : Nilai persen yang
di-input-kan
5) Terakhir, yaitu melakukan perhitungan penentuan rangking menggunakan Persamaan (5).
= (x)%Np + (x)%Ny
+ (x)%Nm (5)
Keterangan :
: Nilai Kapasitas Intelektual : Nilai Sikap Kerja
: Nilai Perilaku
( )% : Nilai persen yang di-input-kan 2.4 Pengertian PHP
Menurut [4] PHP adalah bahasa pemograman script server side yang didesain untuk pengembangan web, tetapi juga bisa digunakan sebagai bahasa pemograman umum. PHP pertama kali di kembangkan pada tahun 1995 oleh Rasmus Lerdorf, namun sekarang dikelola oleh The PHP Groups. Situs resmi PHP beralamat di
http://www.php.net. Pada awalnya PHP adalah
singkatan dari Personal Home Page, namun karena dalam perkembangannya PHP tidak hanya digunakan untuk membuat halaman
web pribadi, PHP saat ini merupakan
singkatan dari PHP: Hypertext Preprocessor, sebuah kepanjangan recursive, yakni permainan kata dimana kepanjangannya berisi juga singkatan itu sendiri.
PHP dirilis dalam lisensi PHP License, sedikit berbeda dengan lisensi GNU General
Public License (GPL) yang biasa digunakan
untuk proyek Open Source, namun penggunaan PHP tetap tidak dikenakan biaya.
Kemudahan dan kepopuleran PHP sudah menjadi standar bagi programmer web diseluruh dunia. Pada Februari 2014, sekitar 82% dari web server di dunia menggunakan PHP dan menjadi dasar dari program CMS (Content Management System) popular seperti
Joomla, Drupal, dan Wordpress.
2.5 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam pembangunan sistem ini adalah metode Waterfall yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a. Analisis
Pada tahap analisis adalah tahap dimana Peneliti menganalisis permasalahan yang ada yaitu kriteria-kriteria untuk mengevaluasi kinerja pegawai dengan
menggunakan metode Groups Alogarithm
Programming (GAP).
b. Desain
Pada tahap desain merupakan tahap dimana Peneliti merancang pembuatan tampilan awal atau interface dari aplikasi yang akan dibangun. Tampilan interface akan dirancang melalui data-data yang telah diperoleh pada saat tahap analisis. c. Coding
Pada tahap coding yaitu menerjemahkan aplikasi ke dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan yaitu bahasa pemrograman PHP.
d. Test
Merupakan tahap pengujian terhadap aplikasi SPK yang telah dibuat menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai dengan tujuan untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah sesuai dengan yang diharapkan.
e. Pemeliharaan
Pada tahap pemeliharaan yaitu tahap dimana melakukan koreksi dari berbagai
error yang tidak ditemukan pada
tahap-tahap sebelumnya sehingga dilakukan perbaikan, agar dapat menghasilkan sistem yang lebih baik dari sebelumnya.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini dilakukan proses pengujian terhadap suatu sistem yang dibangun. Pengujian yang akan dilakukan mempunyai mekanisme untuk menemukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menjamin bahwa perangkat lunak yang dibangun memiliki kualitas yang handal yaitu mampu mempresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, analisis, perancangan dan pengkodean dari perangkat lunak itu sendiri. Pengujian yang akan dilakukan pada sistem ini yaitu dengan pengujian Black Box.
Nilai akurasi ketepatan perhitungan manual dan perhitungan pada sistem penunjang keputusan (SPK) evaluasi kinerja pegawai menggunakan metode GAP terhadap 5 pegawai adalah 100% akurat. Hal ini karena hasil perhitungan manual dan perhitungan pada sistem penunjang keputusan (SPK) evaluasi kinerja pegawai menunjukkan hasil
Tabel 1 Perbandingan Perhitungan Manual dan Sistem
Tabel 2 Perbandingan Hasil Penilaian Sistem dan Penilaian SKP
yang sama. Tabel 1 adalah perbandingan perhitungan manual dengan sistem :
Peringkat Nama Pegawai Hasil Manual Hasil Sistem 1 Drs. Jufri 3.1383 3.1383 2 Drs. Sapri, M.Si 3.1383 3.1383 3 Rukmana, S.Sos 2.82 2.82 4 Abdul salam, S.Pd 2.7917 2.7917 5 Wamuadi, S.IP 2.6667 2.6667 Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil penilaian aplikasi yang menggunakan metode GAP dengan hasil penilaian berdasarkan SKP yang dilakukan oleh pihak BKD. Data pengujian menggunakan data pegawai di Instansi BKD dengan jumlah data uji sebanyak 5 data . Hasil pengujian perbandingan dapat dilihat pada Tabel 2.
No
Hasil Penilaian Kinerja Pegawai
Sistem Instansi BKD Nama Nilai GAP Nama Nilai SKP 1. Drs. Jufri 3.1383 Drs. Jufri 86.86 2. Drs. Sapri, M.Si 3.1383 Drs. Sapri, M.Si 85.33 3. Rukmana, S.Sos 2.82 Abdul Salam, S.Pd 82.12 4. 2.7917 Rukmana, S.Sos 81.70 5. Wamuadi, S.IP 2.6667 Wamuadi, S.IP 76.59 Dari hasil perbandingan antara hasil penilaian menggunkana sistem metode GAP dengan hasil penilaian SKP terhadap 5 data uji dan rangking teratas. Dari data penilaian pegawai tersebut, hasil perangkingan pegawai yang didapatkan dari proses penilaian dengan sistem mempunyai perbedaan dengan hasil penilaian berdasarkan SKP yang dilakukan oleh pihak instansi BKD. Terdapat 3 pegawai yang memiliki rangking yang sama pada hasil
penilaian sistem dan penilaian SKP yaitu Drs. Jufri, Drs. Sapri, M.Si dan Wamuadi, S.IP., sedangkan terdapat 2 pegawai yang memiliki
rangking yang berbeda antara hasil penilaian
sistem dan hasil penilaian SKP yaitu Rukmana, S.Sos dan Abdul salam, S.Pd. Adanya perbedaan hasil perangkingan 2 data pegawai tersebut disebabkan karena metode penilaian yang digunakan oleh pihak instansi berbeda dengan metode yang digunakan pada aplikasi yaitu metode GAP.
Proses penilaian kinerja pegawai oleh instansi BKD dilakukan dengan hanya melihat hasil SKP yaitu berdasarkan sasaran kerja pegawai, sedangkan pada proses penilaian sistem dengan menggunakan metode GAP dapat menghasilkan keputusan yang menggunakan beberapa kriteria secara objektif sesuai dengan kriteria penilaian yang digunakan dan tetap memperhitungkan hasil dari penilaian SKP. Hal ini menyebabkan proses penilaian pegawai tidak hanya melihat pada salah satu kriteria saja, namun juga melihat kriteria-kriteria pendukung lainnya.
Penilaian pada aplikasi akan membandingkan antara kriteria satu dengan kriteria lainnya berdasarkan pada subkriteria penilaian yang digunakan meliputi aspek motivasi yang terdiri dari beberapa subkriteria yaitu kerapian, sikap, abesn pagi dan absen sore. Selanjutnya terdapat aspek penyesuaian yang terdiri atas kestabilan emosi, kemampuan menganggulangi tugas dan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Aspek motivasi yang terdiri dari tujuan individu, konsistensi, kemantapan dalam mencapai tujuan dan rata-rata keberhasilan.
3.1 Halaman Utama Admin
Halaman Utama merupakan tampilan antarmuka yang muncul ketika proses autentifikasi username dan password pada
login telah divalidasi. Pada Halaman Utama
ini terdapat 6 menu utama yaitu antara lain: 1. Data pegawai.
2. Pegawai memiliki sub menu data bagian, data jabatan, data golongan.
3. Grafik.
4. Data Evaluasi Pegawai memiliki sub menu Data Profil Jabatan, Data Penilaian Pegawai dan Data Rangking Pegawai. 5. Laporan memiliki sub menu Laporan Data
Gambar 1 Tampilan Halaman Utama Admin
Gambar 2 Tampilan Penilaian Pegawai
Gambar 3 Data Ranking GAP
Gambar 4 Tampilan Penilaian Kinerja Pegawai GAP
Groups Alogarithm Programming (GAP).
Gambar 1 adalah tampilan Halaman Utama Admin.
Halaman Utama Admin merupakan tampilan Home atau menu utama pada aplikasi Evaluasi Kinerja Pegawai. Menu utama pada aplikasi ini yaitu Data Pegawai, Pegawai, Grafik, Data Evaluasi Pegawai dan Laporan. 3.2 Data Penilaian Pegawai
Ketika Admin memilih Sub menu Data Penilaian Pegawai maka akan muncul tampilan Penilaian Pegawai yang ditunjukkan oleh Gambar 2.
Gambar 2 merupakan Data Penilaian Pegawai. Pada penelitian ini meggunakan tiga kriteria yaitu pengaruh, penyesuaian dan motivasi dan masing-masing kriteria memiliki subkriteria. Nilai untuk setiap subkriteria pada tiap pegawai didapatkan dari selisih nilai pegawai dan nilai jabatan yang telah ditetapkan.
3.3 Rangking GAP
Ketika Admin memilih Sub menu Data
Rangking GAP maka akan muncul tampilan
nilai GAP yang ditunjukan oleh Gambar 3.
Gambar 3 merupakan tampilan Data
Rangking GAP. Pada tabel menjelaskan
tentang nilai yang didapatkan tiap pegawai di setiap subkriteria dan nilai akumulasi pegawai berdasarkan perhitungan GAP. Gambar 3 menyatakan bahwa pegawai Drs.Jufri mendapat nilai tertinggi sehingga berhak untuk promosi naik jabatan.
3.4 Tampilan Hasil Penilaian Kinerja Pegawai GAP
Gambar 4 merupakan hasil dari nilai akhir yang diurut dari nilai tertinggi ke nilai terendah dengan mencantumkan masa kerja tiap pegawai.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan evaluasi Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Kinerja Pegawai BKD menggunakan Metode
Groups Alogarithm Programming (GAP)
maka dapat disimpulkan:
1. Proses pengambilan keputusan dalam mengevaluasi Kinerja Pegawai dapat dilakukan secara cepat dan tepat sesuai dengan kriteria yang digunakan sehingga dapat mengefisienkan waktu.
2. Hasil akhir keputusan yang dihasilkan oleh sistem berupa laporan hasil pe-rangking-an hasil Evaluasi Kinerja Pegawai dari yang tertinggi sampai terendah.
3. Sistem ini dapat membantu dalam penentuan pegawai yang berhak mendapat promosi atau rekomendasi jabatan baru dengan melihat hasil evaluasi dari kinerja pegawai menggunakan pe-rangking-an
Groups Alogarithm Programming (GAP)
dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan.
5. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran untuk pengembangan sistem lebih lanjut, diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk pengembangan aplikasi selanjutnya diharapkan aplikasi ini dapat melakukan penambahan kriteria seiring perkembangan kebutuhan pengguna sistem sehingga dapat meningkatkan kinerja sistem.
2. Aplikasi Evaluasi Kinerja Pegawai dengan metode GAP ini diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik.
3. Untuk pengembangan sistem selanjutnya perlu ditambahkan evaluasi kenaikan jabatan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Turban , E. dan Aronson, J. E., 2001,
Decision Support Systems and Intelligent Systems. 6th edition. Prentice
Hall: Upper Saddle River, NJ.
[2] Kusrini, 2007, Konsep dan Aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
[3] Djaali, 2008, Skala Likert, Jakarta, Pustaka Utama.
[4] Hirin, A.M. dan Virgi, 2011, Cepat
Mahir Pemprograman Web dengan PHP dan MySQL (Level Dasar Sampai Mahir), Jakarta : Prestasi Pustaka.