• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK LKSA MALEEQA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK LKSA MALEEQA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK

LKSA “MALEEQA”

Jl. Ki Uju No.77 RT.04 RW.02 Kaujon Tengah Kelurahan Serang, Kota Serang, Provinsi Banten 42116 Tlp :085946925564/081280574133, email : maleeqas@gmail.com

1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan hasil asesmen di lapangan selama pelaksanaan kegiatan LKSA Maleeqa di Provinsi Banten, ditemukan bahwa sebagian besar anak penyandang disabilitas (APD) atau anak berkebutuhan khusus (ABK) berada dalam keluarga miskin dan belum terpenuhi hak dasarnya seperti tidak terpenuhi kebutuhan nutrisinya, tidak mendapatkan pengasuhan dan perawatan khusus sesuai dengan kedisabilitasannya, diisolasi, didiskriminasi, tidak tersentuh pelayanan kesehatan, pendidikan, pemukiman yang layak serta tidak mempunyai alat bantu disabilitas. Sedangkan orangtua/keluarga anak-anak tersebut pada umumnya belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam perlindungan, pengasuhan dan perawatan khusus bagi anak penyandang disabilitas (APD) / anak berkebutuhan khusus (ABK).

Undang-undang RI No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, menjelaskan bahwa segala kegiatan harus menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Setiap anak berhak memperoleh pendididkan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat.

Disabilitas pada anak merupakan suatu kondisi yang tidak diinginkan, disabilitas pun bukan factor penghambat tumbuh kembang anak dan penghambat anak penyandang disabilitas (APD) atau anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk memperoleh hak – hak dasar nya. Hal ini sesuai yang diamanatkan Konvensi Hak Anak dan Undang-undang No. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak, kususnya pasal 12 menjelaskan bahwa setiap anak penyandang disabilitas berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.

Berdasarkan hal tersebut, maka LKSA Maleeqa sebagai salah satu perwujudan pelayanan sosial berbasis masyarakat (diluar panti) memandang perlu pemberdayaan keluarga sebagai satu prasarat dan komponen penting dalam perlindungan dan perawatan khusus anak penyandang disabilitas (APD) / anak berkebutuhan khusus (ABK). Oleh karena itu pengetahuan, pemahaman dan kepedulian orangtua/keluarga perlu ditumbuhkembangkan kearah yang lebih kondusif, sehingga diperlukan program yang berkelanjutan, mengutamakan pendekatan berbasis hak, memberikan pelayanan berbasis keluarga dan masyarakat, penguatan peran dan tanggungjawab orangtua/keluarga, peningkatan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial, peningkatan aksesibilitas serta pengembangan system rujukan dan jejaring kerja.

(2)

PERMASALAHAN ANAK PENYANDANG DISABILITAS (APD) / ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)

1. Keluarga dan anak penyandang disabilitas yang berhadapan dengan kemiskinan berdampak tidak dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekundernya, seperti tidak mampu menyediakan makanan, sandang, rekreasi, kesehatan, gizi maupun ASI yang bagus untuk perkembangan anak. Disamping itu kemiskinan akan melahirkan budaya kemiskinan pula yaitu tidak percaya diri, pemalu, pesimis dan malas.

2. Stigma yang kurang baik terhadap anak penyandang disabilitas baik dari masyarakat maupun keluarga, sehingga anak penyandang disabilitas sulit mempertahankan identitasnya.

3. Tingkat penerimaan keluarga terhadap keberadaan anak penyandang disabilitas yang kurang baik, sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan anak penyandang disabilitas untuk besosialisasi dan menunjukkan eksistensinya dalam kehidupan sosial yang lebih luas.

4. Adanya perasaan dan perlakuan diskriminatif, sehingga anak penyandang disabilitas merasakan sulitnya memperoleh pelayanan pendidikan, pelatihan, kesehatan sampai pada lapangan pekerjaan.

5. Masih minimnya sarana prasarana yang aksesibel terhadap penyandang disabilitas seperti rumah tempat tinggal, transportasi publik, bangunan publik (sekolah, puskesmas, kantor desa, kantor pos, pasar)

2. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Mewujudkan pemenuhan Hak Anak, antara lain :

1) Aksesibilitas Kebutuhan Hak Sipil Anak (Akte Kelahiran) 2) Akses Kesehatan (biaya transportasi ke layanan kesehatan) 3) Akses Pendidikan (biaya transportasi ke layanan pendidikan)

4) Aksesibilitas Pendampingan Hukum (makan dan transport bagi anak) 5) Pembelian alat transportasi/alat bantu disabilitas sesuai hasil asesmen

2. Penguatan tanggungjawab orangtua/keluarga anak penyandang disabilitas melalui kegiatan Temu Penguatan Anak dan Keluarga

3. Terbentuknya jaringan kerja antar keluarga anak penyandang disabilitas melalui gerakan rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM)

(3)
(4)
(5)

4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

N

O PROGRAM KEGIATAN TUJUAN SASARAN

1 Pendataan Pemutahiran data based anak penyandang disabilitas Lembaga mempunyai data anak yang akurat Orangtua/keluarga dan masyarakat 2 Pemenuhan kebutuhan dasar Anak Penyandang Disabilitas

a. Pemenuhan nutrisi/makanan bergizi a. Berubahnya pola makan anak menuju sehat, anak tidak sering sakit, bertambahnya berat dan tinggi badan anak

Anak Penyandang Disabilitas/anak berkebutuhan khusus

b. Pembuatan identitas anak (akte kelahiran) b. Anak mempunyai identitas

c. Pemenuhan alat bantu disabilitas untuk anak sesuai dengan jenis disabilitasnya, seperti : kursi roda, kruk, treepot prothesa,tongkat putih, hearing aid,kacamata, pembuatan kaki/tangan palsu

c. Anak memiliki alat bantu disabilitas

d. Pemenuhan alat tidur anak (bagi anak dengan kondisi disabilitas berat)

d. Anak memiliki alat tidur

e. Pemenuhan kebutuhan sekolah e. Anak memiliki pakaian seragam minimal 2 setel, Anak memiliki buku dan peralatan sekolah

f. Orientasi Mobilitas f. Anak dapat mengenal lingkungan aktivitasnya, Tersedianya sarana dan prasarana aksesibilitas fisik bagi anak

g. Pelatihan aktivitas sehari – hari (ADL) g. Anak dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain (makan,berpakaian,mandi, BAB, bantu diri ) 3 Aksesibilitas i terhadap layanan social dasar

a. Rujukan pemeriksaan kesehatan a. Tersedia transport pulang pergi ke RS, Puskesmas

Anak Penyandang Disabilitas, Orangtua/ keluarga

b. Rujukan ke pusat layanan rehabilitasi social b. Pengurusan KIS dan BPJS

c. Rujukan perawatan khusus seperti fisioterapi,terapi wicara, terapi okopasi, terapi perilaku

c. Biaya pemeriksaan kesehatan dan pembelian obat

d. Rujukan pendidikan dan pelatihan sesuai hasil asesmen d. Tambahan biaya transportasi ke sekolah atau ke tempat latihan

e. Aksesibilitas lingkungan bagi anak dengan memperhatikan keamanan melalui sarana mobilitas dengan menggunakan potensi local, contohnya pemanfaatan bambu untuk pembuatan kursi roda, selasar serta sanitasi

e. Anak memiliki alat bantu disabilitas, tersedianya sarana dan prasarana aksesibilitas fisik

4 Penguatan tanggungja wab orangtua/ keluarga

a. Temu Penguatan Anak dan Keluarga a. Orangtua memahami hak anak sehingga anak tidak disembunyikan , tidak mendiskriminasi, tidak melakukan kekerasan fisik dan ekonomi

Anak penyandang disabilitas, Orang tua/keluarga

b. Pelatihan aktivitas sehari – hari (Activity Daily Living – ADL)

b. Orangtua/keluarga melakukan perawatan anak dengan terampil, orangtua dapat mendeteksi disabilitas secara dini, Orangtua melakukan intervensi dini, orangtua mampu melatih ADL

anak

c. Orangtua/keluarga APD mampu mengatasi hambatan dalam pelayanan rehabilitasi sosial bagi anak penyandang disabilitas

(6)

5 Penguatan peran kelembagaa n Kesejahtera an social anak

a. Penguatan kapasitas pelayanan professional terhadap pelayanan anak penyandang disabilitas

a. Lembaga melakukan perlindungan terhadap hak anak

Anak penyandang disabilitas,Orangtua/kel uarga, Masyarakat/Jaringan kerja

b. Pengembangan jangkauan pelayanan pada sasaran anak dari keluarga miskin termasuk di wilayah pedesaan yang belum tersentuh oleh pelayanan

b. Lembaga mempunyai data anak penyandang disabilitas di wilayah kerja dan wilayah pengembangan

c. Peningkatan pelayanan anak penyandang disabilitas berbasis keluarga dan masyarakat

c. Keluarga dan masyarakat melakukan pelayanan untuk anak penyandang disabilitas

d. Peningkatan jaringan kerja

5. PROFIL LEMBAGA

1. Nama Lembaga : Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak /LKSA “Maleeqa”

2. Alamat : Jl. Ki Uju No. 77 Kaujon Tengah Rt 004/002 Kelurahan Serang Kecamatan Serang Kota Serang Provinsi Banten 42116

3. Telepon : 085946925564/081280574133 4. Email : maleeqas@gmail.com

5. Nomor Akta Pendirian :

07 – Tanggal 27 Desember 2018, perubahan atas Akta Pendirian No. 09 - Tanggal : 14 September 2015

Notaris : Sri Kinarsih Sugiyanto, SH, MKn

SK. MENTERI HUKUM DAN HAM RI No. C-547 HT. 0301 Th. 2007 Tanggal : 28 Desember 2007

6. Nomor AHU : 0000015.AH.01.07.TAHUN 2019 7. Surat Keterangan Terdaftar :

1) Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Serang No. 220-12-08 / 00010 / III / 2016 2) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Banten No. 220/200 –

Kesbangpol/2019

8. Nomor NPWP : 73.911.355.3-401.000

(7)

FOTO SEKRETARIAT LKSA MALEEQA

(8)

6. SUSUNAN PENGURUS

LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (LKSA) “MALEEQA”

PENDAMPING

BILQIS CHAIDIR BASYAIB

KETUA

RA. ANASTASIA AYU KUSUMA DEWI

BENDAHARA SYAHRI RAMADHAN

SEKRETARIS

NIKMATULLAH WIRAASMARA

ANGGOTA

RATU TUTI HERAWATI

ANGGOTA LAYLA NUR FAJRIN

ANGGOTA MUNA PEMBINA

(9)

Gambar

FOTO SEKRETARIAT LKSA MALEEQA

Referensi

Dokumen terkait

Strategi yang dilakukan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) terhadap pembinaan sikap mental anak di Panti Asuhan Mega Mulia Kabupaten Gowa adalah Program

LKSA Muslihah Aisyiyah Kelurahan Monro-monro Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto pada tanggal 19 Desember 2015.. dengan anak terlantar, dapat menjadi beban bagi

anak luar kawin oleh LKSA Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Tuntang?..

Hambatan yang dihadapi oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Putri „Aisyiyah Tuntang dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Keluarga Sakinah yaitu terkait dengan Sumer

Dalam rangka menunjang program kegiatan panti asuhan yang makin membutuhkan perhatian lebih, maka kami, Pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

Namun berdasarkan observasi peneliti bahwa problem yang terjadi di LKSA Muhammadiyah Tuntang adalah anak asuh tidak patuh terhadap pengasuh, menyepelekan nasehat

Dari proses penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat 4 tema kebutuhan anak yang tinggal di LKSA pada abad 21, yaitu kebutuhan dasar, kebutuhan relasional-sosial, kebutuhan

Pelaksanaan bimtek meningkatkan wawasan pengetahuan pelaksana pelayanan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak tentang Standar Nasional Pengasuhan untuk Lembaga