• Tidak ada hasil yang ditemukan

2L Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 183/PMK.O7 l2ot3 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah maka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2L Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 183/PMK.O7 l2ot3 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah maka"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR PAPUA BARAT

PERATURAN GUBtrRNUR PAPUA BARAT NOMOR 20 TAHUN 20 14

TtrNTANG

ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBBR DAYA ALAM PBRTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI DALAM RANGKA OTONOMI KHUSUS IGPADA KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2OI4

DtrNGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang

GUBERNUR PAPUA BARAT,

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal

34

ayat (3)

huruf

b

angka

4

dan angka

5

Undang-Undang Nomor

21

Tahun

2001

tentang

Otonomi

Khusus

Bagi

Provinsi

Papua sebagaitnana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 J'ahun 2008 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang

Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang, maka perlu menetapkan alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Pertambangan Minyak Bumi dan Gas l3umi secara proporsional;

bahwa untuk

meningkatkan

efisiensi,

efektifitas, l.ransparansi,

dan

akuntabilitas pelaksanaan penyaluran l.ransfer Dana Bagi Hasil (DBH) Sumber Daya Alam (SDA) Pertamhangan Minyak Bumi dan Gas Butni Dalam Rangka

Otonomi Khttsus

di

Provinsi Papua Barat, maka sesuai ketentuan Pasa] 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20 dan Pasal

2L

Peraturan

Menteri

Keuangan

RI

Nomor 183/PMK.O7 l2Ot3 tentang

Pelaksanaan

dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer

ke

Daerah maka

perlu dilakukan penyesuaian alokasi dana bagi hasil sesuai amanat undang-undang yang Lrerlaku ;

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da-lam huruf a dan huruf

b,

perlu menetapkan Peraturan

Gubernur Papua Barat tentang Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Pertambangan Minyak Bumi dan Gas

Bumi Dalam

Rangka Otonomi

Khusus

kepada Kabupaten/Kota se Provinsi Papua Barat Tahun 2414;

:

1.

Unrlang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

1997 Nomor

43,

Tambahan Lemtraran Negara Republik Indonesia Nomor 3688);

:4.

b.

(2)

) [.Jndang-undang

Nomor

45 Tahun 1gg9

tentang Pembentukan Provinsi

Irian

Jaya Tengah, provinsi Irian

Jaya

Barat,

Kabupate,

pania,

Kabupaten

Mimika, Kabupaten Puncak

Jaya

dan

Kota

Sornng (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun

lggg

Nomor

ITS,,

'lambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor i3894) sebagaimana teiah diubah

dengan

Undang-Undang

Nomor

5

Tahun 2000 tentang perubahan atas

Undang-Undang Nomor

45

Tahun

lggg

tentang pembentukan

Provinsi

Irian

Jaya

Tengah, Provinsi

Irian

Jaya

Barat, Kabupaten Pania, Kabupaten Mimika, Kabupaten puncak

,Jaya

dan

Kota

Sorong

(Lemtraran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor

72,

Tambahan Lembaran Negara Reputrlik Indonesia Nomor 3gO0) sesuai putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 018/pUU-t/Zoos;

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi

Khusus Bagi Provinsi Papua {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 415i) sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor

35

Tahun 2008

tentang

Penetapan

Peraturan

Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 20OB tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2OO1 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang;

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2OO 1 tentang Minyak dan

Gas

Bumi

ilembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a152l,;

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a286);

IJndang-Undang

Nomor 1 Tahun

2OO4

tentang

Perbendaharaan

Negara

(Lembaran

Negara

Republik Indonesia

Tahun

2OO4 Nomor

5,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a355);

Undang-Undang

Nomor

32 Tahun

2AO4

teutang

Pemerintahan

Daerah

{Lembaran

Negara

Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah

beberapa

kali

diubah

terakhir

dengan Undang-undang

Nomor

12

Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-undang

Nomor

32 Tahun

2OA4

tentang

Pemerintahan

Daerah

(Lemtraran

Negara

Republik tndonesia Tahun 2OOB Nomor

59,

Tambalram Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aSaa|;

Undang-undalg

Nomor

33 Tahun

2AO4

tentang

Perimbangan Keuangan

Antara

Pemerintah

Pusat

dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

'lahun

2OO4 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aa38);

.> .). 4. 5. 6. 7. B.

(3)

9.

Peraturan Pemerintah Nomor

sB

Tahun

20os

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aSTBI;

1o. Peraturan Pemerintah Nomor

38

Tahun

2oor

tentang

Pembagian

urusan

Pemerintahan

antara

pemerintah, l.)emerintahan Daerah Provinsi dan pemerintahan Daerah

l{abupaten/Kota (Lembaran Nagara Republik Indonesia

ilahun

2OO7 Nomor

28,

Tambahan Lembaran Negara IRepublik Indonesia Nomor a7371;

11. Peraturan Menteri Keuangan

Nomor

145/PMK.OT

/2}ls

1-entang Pengalokasian Anggaran Transfer ke Daerah;

12. Peraturan Menteri Keuangan

Nomor

183/PMK.OT /2013

tentang Pelaksanaan

dan

Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah;

13. Peraturan

Menteri

Keuangan Nornor BO/PMK.OT /2014

tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi hasi Sumber Daya

Alam Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi Dalam Rangka Otonomi Khusus

di

Provinsi Papua Barat Tahun Anggaran 2074;

14. Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

B2/PMK.07 /2014

tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya

Alam Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi Da-lam

Rangka Otonomi Khusus

di

Provinsi Papua Barat Tahun Anggaram 2013;

15. I{eputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor

3296 K/8O/MEM/2Arc tentang PeruLrahan Kedua Atas i(eputusan Menteri Bnergi dan Sumber Daya Mineral Nomor

3124

K/ 80/ MEM

l2Ol2

tentang

Penetapan

Daerah Penghasil Sumber Daya Alam Minyak Bumi dan Gas Bumi, I?ertambangan

Palas Bumi, dan

Pertambangan Umum (Pertambangan Mineral dan Batubara) untuk Tahun 2013.

Menetapkan

MEMUTUSKAN :

: PtrRATURAN GUBtrRNUR PAPUA BARAT TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBBR DAYA ALAM PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI DALAM RANGKA OTONOMI KHUSUS KEPADA KABUPATEN/KOTA Str-PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2OI4.

Pasal 1

(1) Penerimaan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumtrer Daya Alam (DBH SDA) yang herasal dari Pertarnbangan Minyak Bumi dalam rangka Otonomi Khusus di

Provinsi Papua Barat sebesar 55% (lima puluh lima persen);

(2) Penerimaan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) yang

berasal

dari

Pertambangan Oas

Bumi

dalam rangka Tambahan Otonomi Khusus di Provinsi Papua Barat sebesar 4Ao/o (empat puluh persen);

(3) Penerimaan Alokasi

Dana

Bagi Hasil

Sumber Daya

Alam

(DBH

SDA)

pertambangan Minyak

Bumi

sJbagaimana dimaksud pada

ayat

(1) dibagi clengal perincian sebagai berikut :

(4)

a.

Bagian Provinsi sebesar SOo/o (tiga puluh persen);

b.

Bagian Kabupaten/Kota Penghasil

terdiri dari

Kabupaten Sorong dan Kabupaten Teluk Bintuni sebesar 45oh (empat puluh lima persen), dan;

c.

Bagian Kabupaten/Kota Pernerataan iainnya terdiri dari Kabupaten Raja Ampat, Kota Sorong, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Fakfak, Kabupaten

Sorong Seiatatt,

Kabupaten Kaimana, Kabupaten

Teluk

Wondama, Kabupaten Maybrat dan Kabupaten Tambrauw sebesar 25o/" (dua puluh lima persen).

(4) Penerimaan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) Gas Bumi sebagaimana dimaksud

pada

ayat (2)

dibagi

dengan perincian sebagai

berikut :

a.

Bagian Provinsi sebesar 3O,k (tiga puluh persen);

b.

Bagian Kabupaten/Kota Penghasil

terdiri dari

Kabupaten Sorong dan Kabupaten Telul< Bintuni sebesar 457" (empat puluh lima persen);

c.

Bagian Kabupaten/Kota Pemerataan lainnya

terdiri

dari

Kota

Sorong,

Kabupaten Mamokwari, Kabupaten Fakfak, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk Wondama,

Kabupaten Maybrat,

Kabupaten

Tambrauw, Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Pegunungan Arfak sebesar 25o/o (dua puluh lima persen).

(5i Bagian Kabupaten/Kota Penghasil sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dan ayat (4) huruf b, dibagi dengan rincian :

a.

45o/o (empat puluh lima persen) dibagikan berdasarkan proporsi perkiraan alokasi daerah penghasil

untuk

Triwulan

I, II

dan

III

sesuai Peraturan

Menteri Keuangan Ri tentang Perkiraan Alokasi DBH SDA Pertambangan

Minyak Bumi dan Gas Bumi dari Pemerintah Pusat

yaitu

15% (lima belas

persen)

dan

3OoA

(tiga

puluh

persen) Gas

Bumi

Tahun

Berkenaan, sedangkan untuk Triwulan IV dan atau kurang bayar yang disalurkan oleh

Pemerintah

Pusat

pada

tahun

berikutnya

berdasarkan Realisasi

Penerimaan Daerah Penghasil setelah

dilakukan

Rekonsiliasi dengan Pemerintah Pusat;

b.

55% (lima puluh lima persen) dibagikan berdasarkan skenario pembobotan

yang dialokasikan dengan kriteria bobot Luas \Milayah 2oo/o (dua puluh

persen), Jumlah Penduduk

I5/o

(lima belas persen), Indeks Kemahalan

Konstruksi 20% (dua puluh persen) dan Penduduk Asli Papua 45"h (empat

puluh lima persen].

(6) Bagian Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf

c

dan ayat (4) huruf c, dibagikan dengan rincian :

a.

7O"/o (tujuh puluh persen) dibagikan dengan porsi yang sama besar;

b.

3A"/" (tiga

puluh

persen) dibagikan dengan skenario pembotrotan yang dialokasikan dengan kriteria bobot Luas Wilayah 2Oy" (dua puluh persen),

Jumlah Penduduk I5"/" (lima belas persen), Indeks Kemahalal Konstruksi

2O"/o (dua puluh persen) dan Penduduk Asli Papua 45"/o (empa.t puluh lima

persen).

Pasai 2

Untuk Daerah Otonom Baru (DOB) atau Kabupaten Pemekeran apabila belum memiliki data sebagai dasar pembagian sebagaimana diinaksud dalam Pasal 1

ayat (6), maka dasar pembagiannya adalah Jumlah Nilai Besaran Kabupaten

tnduk,'dibagi sama r-ala besarannya antara Kabupaten Induk dan KaLrupaten Pemekarannya.

(5)

Pasal 3

(1) Penyaluran

Alokasi Dana

Bagi Hasii

sumber Daya

Alam

(DBH

sDA) Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi dalam rangka Otonomi Khusus di

Provinsi Papua

lSarat

Tahun

Anggaran

2013

kepada

provinsi

dan Kabupaten/Kota dilaksanakan sesuai realisasi penerimaan Kas Umum Daerah Provinsi Papua Barat.

(2) Penyaluran

Aiokasi Dana

Bagi Hasil

Sumber

Daya

Aiam

(DBH

SDA) Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi dalam rangka Otonomi Khusus di

Provinsi Papua

Barat

Tahun

Anggaran

2013

akan

disalurkan

dan

direalisasikan

ke

masing-masing

daerah

Kabupaten/Kota

pada

Tahun Anggaral berkenann sebagaimana ditetapkan lebih lanjut dengair Keputusan Gubernur Papua Barat.

(3) Tata cara penyaluran Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi dalam rangka Otonomi Khusus di Provinsi Papua Barat Tahun Anggaran berkenaan kepada Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan ca,ra pemindahbukuan

dari

Rekening

Kas

Umum Provinsi ke Rekening Kas Umum Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peratureur perundang-undangan.

Pasal 4

Penggunaan

Alokasi Dana

Bagi Hasil

Sumber

Daya

Alam

(DBH

SDA) Pertambangan Minyai< Bumi dan Gas Bumi dalam rangka Otonomi Khusus di

Provinsi Papua

Barat yang

merupakan

Bagian Provinsi

dan

Bagian

Kabupaten/Kota diarahkan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undangan Nomor 21 Tahun 2OO 1 tentang Otonomi Khusus.

Pasal 5

Satuan Kerja Peralgkat Daerah Provinsi dan Bupati/Walikota yang diberi tanggungjawab mengelola dan mempertanggungjawabkan dana yang telah

dialokasikan

sesuai

peruntukkannya

agar membuat

laporan pertanggungjawaban seca-ra transparan, akuntabel dan tepat waktu;

Laporan pertanggung jawab penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan Kepada Gubernur Papua Barat setiap semesteran dalam tahun berjalan;

Setelah Tahun Anggaran berakhir, Pemerintah Kabupaten/Kota penerima

Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) Pertambangan Minyak Bumi clan Gas Bumi dalam rangka Otonomi Khusus dimaksud Wqiib

menyampaikan Laporan

Akhir

Tahun Penggunaan Dana tersebut kepada Gubernur Papua f3arat;

Pasal 6

Gubernur membentuk Tim Teknis dalam rangka melaksanakan monitoring dan evaluasi penggunaan dana dimaksud pada Tahun Anggaran berkenaan yang ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Papua Barat;

Lr"po.*

p.1.k*roaan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Gubernur Papua Barat.

(u

(2)

(3)

(1)

(6)

Pasal 7

Peraturan Gubernur

ini

mulai

berlaku

pada

tanggal diundangkan hingga terbentuknya Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat tentang Alokasi Dana gagi Hasil Sumber Daya ALam (DBH SDA) Pertambangan Minyak numi dan Gas Bumi dalam rangka Otonorni Khusus

di

Provinsi Papua Barat kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Ditetapkan di Manokwari

pada tanggal 12 September 2014 GUBBRNUR PAPUA BARAT,

CAP/TTD

ABRAHAM O. ATURURI

Diundangkan di Manokwari Pada tanggal 12 September 2Ol4

SEKRBTARIS DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT, cAP/T"rD

NATANItrL D. MANDACAN

BERITA DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2AA NOMOR 20 Salinan yang sah sesuai aslinya,

KtrPALA BIRO HUKUM,

W1f

WAFiK WURYANTO Pembina TK. I

NrP. 19570830 198203 1 005

Saliruan Peraturan Gubernur ini disampaikan kepada Yth:

1.

Menko Perekonomian Republik Indonesia di Jakarta;

2.

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia di Jakarta;

3.

Menteri Keuangan Republik Indonesia di Jakarta;

4.

Menteri ESDM Republik Indonesia di Jakarta;

5.

Inspektur Jenderal Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia

6.

Kepala BP. MIGAS Pusat di Jakarta;

7.

Dirjen Keuangan Daerah Kementrian Dalam Negeri Republik Jakarta;

B.

Dirjen Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan Republik Jakarta;

9.

Dirjen Migas Kementrian ESDM Republik Indonesia di Jakarta; 10.

Dirjen

Otonomi Daerah Kementrian Dalam Negeri Republik

Jakarta;

11. Ketua DPR Papua Barat di Manokwari;

12. Para Bupati/Walikota Se-Provinsi Papua Barat; 13. Kepala BP MIGAS Japalu di Surabaya;

t+. t<epala Inspektorat Provinsi Papua Barat di Manokwari.

di Jakarta; Indonesia di

Indonesia di

(7)

GUBERNUR PAPUA BARAT

KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA BARAT NOMOR 973/59/3/2014 TAHUN 2014

TENTANG

ALOKASI BAGI HASIL PAJAK PROVINSI

KEPADA KABUPATEN/ KOTA SE.PROVINSI PAPUA BARAT PERIODE BULAN JULI S/D DESEMBER TAHUN ANGGARAN 20 13

Menimbang

Mengingat

:

1.

GUBERNUR PAPUA BARAT,

:

a.

bahwa sesuai ketentuan Pasal 1, Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5 Peraturan Gubernlrr Papua Barat Nomor 5

Tahun

2013

tentang Alokasi Bagr

Hasil

Penerimaan

Pajak

Frovinsi kepada

Kabupaten/Kota se-Provinsi

Papua Barat, maka perlu

ditindaklanjuti

pelaksanaannya dengan membagikan Hasil Penerimaan Pajak Daerah dimaksud kepada KabupatenlKota Periode

Bulan

Juli

sampai dengan

Bulan

Desember Tahun Anggaran 2Ol3;

bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut

huruf

a

diatas, maka perlu menetapkan Keputusan Gubernur Papua Barat tentang Alokasi Bagi Hasil Pqiak Provinsi

Kepada

Kabupaten/Kota Se-Provinsi

Papua

Barat Periode

Bulan

Juli

sampai dengan

Bulan

Desember Tahun Anggaran 2O 13;

Undang-Undang

Nomor

45

Tahun

7999

tentang Pembentukan Frovinsi Irian Jaya Tengah, Provinsi Irian

Jaya Barat,

Kabupaten

Pania,

Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak Jaya

dan

Kota Sorong (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

1999 Nomor 173,, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3894) sebagaimana telah diubah

dengan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2OOO tentang Perubahan atas

Undang-Undang

Nomor

45

Tahun

1999

tentang Pembentukan Provinsi Irian Jaya Teagah, Provinsi Irian

Jaya Barat,

Kabupaten

Pania,

Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak Jaya

dan

Kota Sorong (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun

2OOO Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3960) sesuai trutusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor O 18/PUU -l / 2AO3;

(8)

)

Undang-Undang

Nomor

2L

Tahun

2OO

1

tentang

Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua {Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO1 Nomor 135, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);

sebagaimana

telah diubah

dengan Undang-Undang

Nomor

35

Tahun 2OO8 tentang Penetapan Peratural Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OO8 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 2L

Tahun

2OOL tentang Otonomi Khusus

bagi

Frovinsi

Papua menjadi

Undang-Undang {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO8 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884);

Undang-Undang

Nomor

17

Tahun

2OO3 tentang Keuangan Negara {Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2OO3 Nomor

47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a151);

4.

Undang-Undang

Nomor

32

Tahun

2AA4

tentang

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan Lembaraa Negara Republik Indonesia Nomor 44371, sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

8

Tahun

2005

tentang

Penetapan

Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2OO5 tentang

Perubahan Undang-Undang Nomor

32

Tahun

2AA4 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

2OO5

Nomor 108,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

Undang-Undang

Nomor

33

Tahun 2404

tentang Perimbangan Keuangan Antara Pen:rerintah Pusat dan

Pemerintah

Daerah

{Iembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2AO4 Nomor 126, Tarrtbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44381;

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2OO9 tentang Pajak

Daerah

dan

Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AO9 Nomor 13O, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5O49);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan

Daerah {lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2OOT tentang Pembagtan Tugas Pemerintahan

antara

Pemerintah,

Pemerintahan

Daerah Provinsi

dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten Kabupaten/Kota {Lembaran Nagara

Republik Indonesia Tahun 2OOT Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 47371; 3.

5.

(9)

Menetapkan KESATU

KEDUA

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2OOg tentang

Tata

Cara

Pelaksanaan T\rgas

dan

\ilewenang serta

kedudukan Keuangan

Gubernur

sebagai

Wakil Pemerintah

di

Wilayah

Provinsi

(Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2AAg Nomor 25, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor

51OT

Perkiraan Alokasi Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Bagran Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2009;

1O. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 7999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Lain-lain;

11. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 4 Tahun 2OOg tentang Organisasi Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Papua Barat (kmbaran Daerah Provinsi Papua Barat Tahun 2OO9 Nomor 34);

12. Peratura-n Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 3 Tahun

2011

tentang Pajak Kendaraan Bermotor (Lembaran Daerah Frovinsi Papua Barat Tahun 2011 Nomor 49); 13. Peratururn^ Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 4 Tahun

2OLl

tentang Bea

Balik

Nama Kendaraan Bermotor

flembaran Daerah Provinsi Papua Barat Tahun 20 1 1

Nomor 50);

14. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 5 Tahun ?OLL tentang PAIak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (Lembaran Daerah Provinsi Papua Barat Tahun 2OlL

Nomor 51);

15. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 6 Tahun

z}tl

tentang Pqiak

Air

Permukaan (Lembaran Daerah Provinsi Papua Barat Tahun 2OLt Nomor 52);

MEMUTUSKAN :

Alokasi Bagi Hasil Pajak Provinsi Kepada Kabupaten/Kota

se-Provinsi Papua Barat, atas realisasi penerimaan Periode

Bulan

Juli

sampai dengan

Bulan

Desember Tahun Anggaran 2013.

(U

Penerimaan

Pajak

Frovinsi

yang

dibagihasilkan ke Kabupaten /Kota Tahun Anggaran 2013.

tZl

Jumlah yang dibagihasilkan atas realisasi pendapatan

pqiak

Provinsi

sebesar

Rp.

45.569.622.537 (empat

puluh lima miliar lima ratus enam puluh Sembilan

juta

enam ratus dua puluh dua

ribu

lima ratus tiga puluh tujuh rupiah meliputi:

(10)

KETIGA

KEEMPAT

KELIMA

a.

Pajak

Kendaraan

Bermotor sebesar

Rp. 6.987.830.017 (enam rniliar Sembilan ratus delapan

puluh tujuh

juta

delapan ratus tiga puluh ribu tujuh

belas rupiah);

b.

Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar

Rp.

9.743.840.354 (Sembilan

miliar

tujuh

ratus empat

puluh

tiga

juta

delapan

ratu

sempat puluh ribu tiga ratus lima puluh empat rupiah);

c.

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp.

28.837-952.166 {dua

puluh

delapan miliar delapan

ratus tiga puluh tujuh

juta

Sembilan

ratus

lima puluh dua ribu seratus enarn puluh enam rupiah).

Rincian penerimaan pajak Provinsi yang dibagi hasilkan periode Bulan

Juli

sampai dengan Bulan Desember Tahun

Anggaran

20

13

masing-masing

KabupatenlKota sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

Rincian

Pembagian

Alokasi

Bagi Hasil

Pqiak

Provinsi

kepada Kabupaten/Kota se-Provinsi Papua Barat Tahun Anggaran 2013 sebagaimana dimaksud

Diktum

KETIGA

ditransfer

dan/atau

dikirim ke

rekening masing-masing

melalui Badan Pengelolaan Keuangan

dan

Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Papua Barat.

Keputusan

ini

mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan

apabila

dikemudian

hari

terdapat

kekeliruan

dalam

penetapannya

akan

dilakukan

perbaikan sebagaimana

mestinya.-Ditetapkan di Manokwari pada tanggal 5 Maret 2Ot4

GUBERNUR PAPUA BARA?, CAPITTD

ABRAHAM O. ATURURI Salinan yang sah sesuai aslinya

KEPf'LA BIRO HUKUM,

WAFIK WURYANTO, PEMBINA TK. I NrP.19s70830 198203

SH

(11)

Lampiran :

I

Keputusan Gubernur Papua Barat Nornor 9731 591 3 /2AJ4 Tahun 2AI4

Taaggal, 5 Maret 2Ol4

ALOKASI BAGI HASIL PAJAK PROVINSI

KEPADA KABUPATEN / KOTA SE.PROVINSI PAPUA BARAT PERIODE BUI.AN JULI SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

TAHUN ANGGARAN 2013

GUBERNUR PAPUA BARAT, CAP/TTD

Salinan yang sah sesuai

aslinya

AEIRAHAM O. ATURURI KEPALA BIRO HUKUM,

e*"f

WAFIK WURYANTO, SH PEMBINA TK. I

NrP.19570830 198203 1 005

PA.JAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB}

NO. KABUPATEN

/

KOTA JUMIAH ALOKASI (Rp.)

1 KOTA SORONG

Rp.

1.76L.367.315,-2 KABUPATEN MANOKWARI

Rp.

1.34O.182-O2O,-3 KABUPATEN SORONG

Rp.

733"531.541,-4 KAE}UPATEN FAKFAK

Rp.

499.850.960,-5 KABUPATEN SORONG SEI^6.TAN

Rp.

413.676.621;

6 KABUPATEN RA.IA AMPAT

Rp.

345.340.359,-7 KABUPATEN TBLUK BINTUNI

Rp.

473.658.763,-8 KABUPATEN TELUK WONDAMA

Rp.

332.142.655,-9 KABUPATEN KAIMANA

Rp.

452"822.508,-10 KABUPATEN TAMBRAUW

Rp.

3L7.628.637,-11 KABUPATEN MAYBRAT

Rp.

(12)

6.987.830.017,-Lampiran :

II

Keputusan Gubernur Papua Barat Nomor 9731 591

3

lzAW Tahun 2OL4 Tanggal, 5 Maret 2Ol4

ALOKASI BAGI HASIL PAJAK PROVINSI

KEPADA KABUPATEN/ KOTA SE-PROVINSI PAPUA BARAT PERIODE BULAN JULI SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

TAHUN ANGGARAN 2013

GUBERNUR PAPUA BARAT, CAP/TTD

salinan yang sah sesuai

aslinya

ABRAIIAM

o'

ATURURI KEPALA BIRO HUKUM,

w

WAFIK WURYANTO, SH PEMBINA TK. I

NrP.19570830 198203 1 005

BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERh{OTOR (BBN-KB}

NO. KABUPATEN

/

KOTA JUMLAH ALOKASI {Rp.)

1 KOTA SORONG

Rp.

2.196.790.840,-2 KABUPATEN MANOKWARI

Rp.

1.864.492.823,-3 KABUPATEN SORONG

Rp.

1.089.459.544,*

4 KABUPATEN FAKFAK

Rp.

662.464.374,-5 KABUPATEN SORONG SELATAN

Rp.

8L9.949.487,-6 KAE}UPATEN RAJA AMPAT

Rp.

517.667.082,

7 KABUPATEN TBLUK BINTUNI

Rp.

689.073.663,-8 KABUPATEN TELUK WONDAMA

Rp.

474.40L.O

19,-q KABUPATEN KAIMANA

Rp.

544.141.855,-10 KABUPATEN TAMBRAUW

Rp.

442.98L.834,-11 KABUPATEN MAYBRAT

Rp.

442.90

(13)

43.840.354,-Lampiran :

III

Keputusan Gubernur papua Barat Nomor 9731 Sql 3

lzAV

Tahun ZOt4

Tangal, 5 Maret 2OL4

ALOKASI BAGI HASIL PAJAK PROVINSI

KEPADA KABUPATENIKOTA SE-PROVINSI PAPUA BARAT PERIODE BULAN JULI SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

TAHUN ANGGARAN 2013

GUBERNUR PAPUA BARAT, CAP/TTD

ABRAHAM O. ATURURI Salinan yang sah sesuai aslinya

KEPALA BIRO HUKUM,

WAFIK WURYANTO, SH PEMBINA TK. I

NrP.19570830 198203 1 005

PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR (PBB-KB}

NO. KABUPATEN

/

KOTA JUMI-AH ALOKASI (Rp.)

1 KOTA SORONG

Rp.

9.182.641.263,-2 KABUPATBN MANOKWARI

Rp.

3.728.341.259,-3 KABUPATEN SORONG

Rp.

1.892.659.564,-4 KABUPATEN FAKFAK

Rp.

2.651.358.646,-5 KABUPATEN SORONG SELATAN

Rp.

1.4OO.445 ,432, 6 KABUPATEN RA.IA AMPAT

Rp.

1.721.5L1.7L6,-7 KABUPATEN TELUK BINTUNI

Rp.

1.383.643.969,-I

KABUPATEN TELUK WONDAMA

Rp.

1.311

.832.719,-I

KABUPATEN KAIMANA

Rp.

1.930.233.294,-10 KABUPATEN TAMBRAU1tr

Rp.

1.229.464.667,

11 KABUPATEN MAYBRAT

Rp.

1.201.581.340,-L2 KABUPATEN MANOKWARI SELATAN

Rp.

r.244.238.297,

(14)

28.837.952.166,-GUBERNUR PAPUA BARAT

KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA BARAT NOMOR 973160/ 312014 TAHUN 2014

TENTANG

PEMBAGTAN ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PBRTAMBANGAN GAS BUMI DALAM RANGKA OTONOMI KHUSUS

TRTWULAN

MAHUN

2013 KEPADA KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI PAPUA BARAT

Menimbang - cL.

GUBERNUR PAPUA BARAT,

bahwa sesuai ketentuan Pasal 1, Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal

5 Peraturan Gubernur Papua Barat Nomor 15 Tahun 2013

tentang

Perubahan Peraturan Gubernur Papua Barat Nomor 11 Tahun 2073 tentang Alokasi Dana Bagi Hasil

Sumber Daya

Alam

(DBH SDA) Pertambangan Minyak

Bumi dan Gas Bumi Dalam Rangka Otonomi Khusus di

Frovinsi Papua

Barat

Tahun

Anggaran

2Ol3

Kepada

KabupatenlKota se-trrovinsi Papua

Barat, maka

perlu

ditindaklanjuti pelaksanaannya dengan membagikan Dana

Bagi Hasil

dimaksud kepada Kabupaten/Kota sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

a,

perlu menetapkan Keputusan Gubernur Papua Barat tentang Pembagian Alokasi Kurang Bayar

Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Pertambangan Gas

Bumi Dalam Rangka Otonomi Khusus Triwulan IV Tahun

20 t3 Kepada Kabupatenl Kota Se-Frovinsi Papua;

Undang-Undang

Nomor

20 Tahun 1997

tentang

Penerimaan Negara

Bukan

PEak

{Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun

1997

Nomor 43, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3688);

Undang-Undang

Nomor

45 Tahun 1999

tentang Pembentukan Provinsi

Irian

Jaya Tengah, Provinsi lrian

Jaya

Barat,

Kabupaten

Pania,

Kabupaten Mimika, Kabupaten Funcak

Jaya dan Kota

Sorong {Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

1999 Nomor

173,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3394) sebagaimana telah diubah

dengan

Undang-Undang Mengingat

:

1.

b.

(15)

3.

Nomor

5

Tahun 2OOO tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor

45

Tahun

1999 tentang Pembentukan

Provinsi

Irian

Jaya Tengah, Provinsi

Irian

Jaya Barat, Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak

Jaya

dan

Kota

Sorong (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O0O Nomor

72,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3960) sesuai Putusan

Mahkamah

Konstitusi Republik

Indonesia

Nomor

o 18/PUU-r/2OO3;

Undang-Undang

Nomor

2l Tahun

ZAAL tentang

Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan

Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Nomor

a 151); sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

35 Tahun 2OO8 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OO8 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 2 1 Tahun 2001 tentang

Otonomi Khusus bagi Frovinsi Papua menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 112,

Tambahan Lembaran

Negara

Republik Indonesia Nomor a88a);

Undang-Undang Nomor

22

Tahun 2001 tentang Minyak

dan

Gas

Bumi

{trmbaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2OO1 Nomor 136, Tambahan

kmbaran

Negara Republik Indonesia Nomor

al52l;

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor

47,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor a2861;

Undang-Undang

Nomor 1 Tahun

2AO4

tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AA4 Nomor

5,

Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Undang-Undang

Nomor

32 Tahun

2OO4

tentang

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik Indonesia Tahun 2AA4 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 44371, sebagaimana

telah

beberapa

kali

diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang- Undang Nomor

32

Tahun 2OO4 tentang

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor aSaa); 4.

5.

6.

(16)

8.

Undang-undang

Nomor

33 Tahun

2OA4

tentang

Perimbangan Keuangan

Antara

Pemerintah

trusat

dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2OO4 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9.

Peraturan Pemerintah Nomor

58

Tahun

2OO5 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (l,ernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor a5781;

10. Peraturan Pemerintah Nomor

38

Tahun

2OAT tentang

Pembagian

Tugas

Pemerintahan

antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten Kabupaten/Kota (Irmbaran Nagara Republik Indonesia Tahun 2OAT Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a737|;

11. Peraturan

Menteri

Keuangan Nomor O6/PMK.OT /2A13

tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.O7/2OL3 tentang Pengalokasian Anggaran Transfer ke Daerah;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.O7

l2ol3

tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagt Hasil Sumber Daya

Alam (DBH SDA) Pertambangan Minyak Bumi dan Gas

Bumi Dalam Rangka Otonomi Khusus

di

Provinsi Papua Barat Tahun Anggaran 2Al3;

14. Keputusan Menteri Energi

Dan

Sumber Daya Mineral Nomor 3296 K/8O/MEM/2013 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusal Menteri Energi Dan Surnber Daya Mineral Nomor 3124 K/80/MEMl2012 tentang Penetapan Daerah Penghasil Sumber Daya Alam Minyak Bumi dan Gas Bumi, Pertambangan Panas

Bumi, Dan

Pertambangan Urnum (Pertambangan Mineral dan Batubara) Untuk Tahun 2O13; 15. Peraturan Gubernur Papua Barat Nomor

15

Tahun 2013

tentang Perubahan Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2013 tentang Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Pertambangan Minyak Bumi Dan Gas Bumi Dalam Rangka

Otonomi

Khusus

Kepada KabupatenlKota Se-Frovinsi Papua Barat Tahun Anggaran 2O13;

16. Peraturan Gubernur Papua Barat Nomor 22 Tahun

24fi

tentang

Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Frovinsi Papua Barat Tahun 2A14.

(17)

Memperhatikan : Hasil Rekonsiliasi Perhitungan DBH-SDA Minyak Bumi dan Gas

Bumi Triwulan IV tanggal 25 Novemver 2O13 Antara Pemerintah

Pusat dan Daerah Penghasilan dimana terealisasi lebih salur

untuk

jenis

transfer DBH-SDA Minyak

Bumi

dalam rangka Otonomi Khusus kepada Provinsi Papua Barat Triwulan III Tahun 2013, sehingga Alokasi Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Suber Daya Alam (DBH-SDA) Gas Bumi dalam rangka Otonomi Khusus Triwulan IV Tahun 2013 dibagikan kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota pada Tahun Anggaran 2014.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

KESATU Pembagian Alokasi Kurang Bayar Dana Bagt Hasil Sumber Daya

Alam Pertambangan Gas Bumi Dalam Rangka Otonomi Khusus

Triwulan

IV Tahun

2013

kepada Kabupaten/Kota Se-Provinsi Papua Barat.

Alokasi Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) Pertambangan Gas Bumi Dalam Rangka Otonomi Khusus

Triwulan IV Tahun 2013 didasarkan atas realisasi penerimaan Kas Umum Provinsi Papua Barat Triwulan

IV

Tahun Anggaran

2013 sebesar RP. 371.632.566.745,00 (Tiga ratus

tujuh

puluh satu milyar enarn ratus

tiga

puluh dua

juta

lima ratus enarn

puluh enam ribu tujuh ratus empat puluh lima rupiah);

Alokasi Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) Triwulan

IV

Tahun 2AL3 yang berasal dari Pertambangan Gas

Bumi

kepada Kabupaten/Kata terdiri

dari

:

(1) Daerah Penghasil sebesar

45o/"

(empat

puluh

lima persen)

dari

Alokasi

Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya

Alam (DBH SDA) yang berasal dari Pertambangan Gas Bumi

Dalam Rangka Otonomi Khusus atau

sebesar

Rp.

167.234.655.035,00 {seratus enam

puluh

tujuh

milyar dua ratus tiga puluh empat

juta

enam ratus lima puluh lima ribu tiga puluh lima rupiah);

(2) Daerah bukan penghasil

atau

Kabupaten/Kota pemerataan

lainnya sebesar 25o/a {dua

puluh

lima persen} dari Alokasi Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA)

yang berasal

dari

Pertambangan Gas

Bumi

Dalam Rangka

Otonomi

Khusus

atau sebesar

Rp.92.9A8.141.686,-(Sembilan

puluh

dua milyard sembilan

ratus

delapan juta seratus empat

puluh

satu

ribu

enarn ratus delapan puluh

enam rupiah).

:

Rincian Alokasi Kuralg Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya

Alam (DBH SDA) Gas Bumi Dalam Rangka Otonomi Khusus

Triwulan

IV

Tahun 2013 kepada Kabupaten/Kota adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA

KETIGA

(18)

KELIMA

KEENAM

Alokasi Kurang Biaya sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT kepada Kabupaten/Kota se-Provinsi Papua Barat

penyalurannya

kepada

masing-masing

daerah

melalui pemindahbukuan dari Rekeaing Kas Umum Daerah Provinsi

ke

Rekening Kas Urnum Daerah Kabupaten/Kota melalui

Badan Pengelolaan Keuangan

dan

Aset

Daerah (BPKAD) Provinsi Papua Barat Tahun Anggaran 2AH.

Keputusan

ini

mulai

berlaku pada tanggal ditetapkan dan

apabila

dikemudian

hari

terdapat kekeliruan

dalam

penetapannya

akan

dilakukan perbaikan

sebagaimana

mestinya.-Ditetapkan di Manokwari pada tanegal 3 Maret 2414

GUBERNUR PAPUA BARAT, CAPITTD

ABRAHAM O. ATURURI Salinan yang sah sesuai aslinya

KEPALA BIRO HUKUM,

WAFIK WURYANTO, SH PEMBINA TK. I

(19)

Lampiran

Keputusan Gubernur Papua Barat Nomor 97316A/3|ZAW Tahun 2014 Tangga,3 Maret 2Ol4

ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL

SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA} PERTAMBANGAN GAS BUMI DALAM RANGKA OTONOMI KHUSUS TRIWULAN IV TAHUN 2OI3

KEPADA KABUPATEN/ KOTA SE.PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN ANGGARAN 2014

Ditetapkan di Manokwari pada tanggal 3 Maret 2Ol4

GUBERNUR PAPUA BARAT, CAP/TTD

Satinan yang sah sesuai

aslinya

ABRAHAM O' ATURURI KEPALA BIRO HUKUM,

w

WAFIK WURYANTO, SH PEMBINA TK. I

NiP.19570830 198203 1 005

NO. KABUPATENIKOTA JUMLAH ALOKASI tRp.)

1 KABUPATEN TELUK BINTUNI

Rp

126.23O.958.696,00

2 KABUPATEN TELUK I'ITONDAMA

Rp

8.992,634.586,00

3 KABUPATEN SORONG

Rp

41.003.696.339,00

4 KOTA SORONG

Rp

11.268.630.313,OO

5 KABUPATEN RAJA AMPAT

Rp

9.872.L4A.587,44 6 KABUPATBN SORONG SELATAN

Rp

9.495.293.234,00

7 KABUPATEN KAIMANA

Rp

1O.316.831.063,00

8 KABUPATEN FAKFAK

Rp

10.442.806.54O,OO

I

KABUPATBN MANOKWARI

Rp

13.97q.3 tr4.729,O4

10 KABUPATEN MAYBRAT

Rp

9.8A7.632.A73,04

11 KABUPATEN TAMBRAUV/

Rp

8.732.858.560,00

Referensi

Dokumen terkait

bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 dalam Rangka

ii Menurut Pasal 1 Angka 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126 /PMK.07/2010 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah, transfer ke Daerah adalah

Sebanyak 50 gram sekam padi yang telah bebas dari pengotor bahan organik larut air direndam dalam 500 mL larutan NaOH dengan konsentrasi 1,5% kemudian dipanaskan sampai

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2021 dalam Rangka Mendukung

Dari Tugas Akhir ini hasil dari pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh bahwa pada pengujian filter LISN pasif untuk nilai % THDv dengan melakukan pemasangan filter LISN

Desain Interaksi Manusia dan Komputer – Piranti Interaktif – Roni Andarsyah, ST 9 Jika user menggunakan program yang tepat, user akan dapat mengetikkan kalimat tersebut dengan

PROPOSAL YANG LOLOS SELEKSI HIBAH RISET DITJEN DIKTI. HB Tim Pascasarjana HB Bersaing Lanjutan.. Pusat) SP4 42 Pengembangan PCPT,

Ada beberapa alasan mengapa industri galangan kapal harus dikembangkan, antara lain: (I) nilai ekonomis industri galangan kapal, dimana secara global memiliki