• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1.Panduan Wawancara dan Observasi. Hari/Tanggal : Waktu Pertemuan : Desa/Dusun :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1.Panduan Wawancara dan Observasi. Hari/Tanggal : Waktu Pertemuan : Desa/Dusun :"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

100 Lampiran 1.Panduan Wawancara dan Observasi

Hari/Tanggal : Waktu Pertemuan : Desa/Dusun :

1. Deskripsi Sosio, Ekonomi, dan Kultural Keluarga A. Deskripsi Keluarga

No. Nama Jenis Kelamin

(L/P)

Hubungan dengan Keluarga

Tempat/Tanggal

Lahir Agama Kewarganegaraan PendidikanTerakhir

B. Pendidikan Keluarga

(2)

101 C. Ekonomi Keluarga NO KRITERIA* NILAI Ya = 1 Tidak = 0 1 Luas lantai bangunan tempat tinggal < 8 m2

2 Jenis lantai rumah tanah/ bambu/ kayu berkwalitas rendah/ murahan

Jenis dinding tempat tinggal bambu, rumbia/ kayu kwalitas rendah/ tembok tanpa plester 3 Fasilitas buang air besar, tidak punya/ bersama rumah tangga lain/ umum.

4 Sumber air minum, sumur/ mata air tak terlindung, sungai/ air hujan 5 Sumber penerangan rumah tangga bukan listrik

6 Bahan bakar untuk masak sehari-hari kayu/ arang/ minyak tanah

7 Kemampuan membeli ayam/ daging/ susu per minggu/ tidak pernah membeli, hanya satu kali dalam seminggu 8 Konsumsi makan/pangan ≤ (2100 kalori)

9 Frekwensi makan per hari setiap anggota rumah tangga hanya satu/ dua kali sehari

10 Kemampuan membeli baju baru untuk setiap anggota rumah tangga dalam setahun tidak bisa membeli baju setahun sekali/ hanya sekali dalam setahun

11 Kemampuan untuk membayar berobat di Puskesmas/ Poliklinik, tidak mampu membayar untuk berobat 12 Lapangan pekerjaan terutama kepala rumah tangga, petani dengan luas lahan kurang dari 0,5 ha/ buruh tani,

nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan atau pekerjaan lain yang layak miskin 13 Pendidikan tertinggi kepala keluarga, tidak pernah sekolah/ tidak tamat SD/ hanya tamat SD

14 Pemilikan aset atau tabungan, tidak punya tabungan atau barang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp. 500.000,- (seperti emas, TV, ternak, sepeda motor atau berupa modal lainnya)

JUMLAH =

(3)

102 2. DeskripsiAnak A. Nama balita : B. Jenis kelamin : C. Umur/tanggal lahir : D. Sejarah Kelahiran :

a. Tempat lahir : Rumah/Puskesmas/Sarana Kesehatan lain………… b. Ditolong oleh :

c. Berat/panjang badan : .... kg/... cm d. LK : ……cm ; LD : ……cm ; LL : ……cm e. Kondisi kesehatan :

(4)

103 E. Sejarah Imunisasi1 Umur (bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 **12+ Vaksin PemberianImunusasi HB-0 (0-7 hari) BCG Polio 1 DPT/HB-1 *Polio 2 *DPT/HB-2 *Polio 3 *DPT/HB-3 *Polio 4 Campak

Sumber :Buku KIA 2008 Keterangan :

: Jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap

: Waktu yang masih diperbolehkan untuk pemberian imunisasi dasar lengkap : Waktu yang tidak dianjurkan untuk pemberian imunisasi dasar lengkap : Waktu pemberian imunisasi bagi anak di atas 1 tahun yang belum lengkap.

(5)

104 *) : Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT/HB minimal 4 minggu (1 bulan) demikian juga untuk pemberian vaksin Polio.

**) : Anak di atas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap harus diberikan imunisasi dasar lengkap.

F. Pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan :

a. Berat badan sekarang : b. Tinggi badansekarang :

c. IMT :

Perkembangan :

d. Jumlah gigi geligi : e. Usia dapat mengontrol kepala : f. Usia duduk tanpa dukungan :

g. Usia berjalan :

h. Usia mengeluarkan kata-kata pertama : i. Interaksi dengan teman sebaya : j. Interaksi dengan orang dewasa : k. Aktivitas bermain : l. Kategori bermain :

(6)

105 m. Penimbangan di posyandu : (teratur/tidak)

Alasan : ……… n. Kepemilikan KMS : (ada/tidak)

Alasan : ……… G. Sejarah Kesehatan

No. Jenis Penyakit Frekuensi Terakhir kali terkena Penyebab Tindakan pertama kali Alasan

1. Demam 2. Batuk 3. Pilek 4. Mencret 5. Sesak Nafas 6. Gizi buruk 7. Lain-lain (...)

(7)

106 3. Pola asuh makan

A. Makanan dan Konsumsi Makan

Jenis makanan pokokdan lama persediaan makanan yang ada : i. Tidak ada persediaan

ii. 1 – 3 hari iii. 4 – 7 hari

iv. 1 – 2 minggu v. 1 bulan vi. > 1 bulan Jikahabis, apa yang dilakukan : ……… B. Pola konsumsi

Frekuensimengkonsumsi : i. Sering

ii. Kadang – kadang

iii. Jarang iv. Tidakpernah

No Jenis makanan pokok Frekuensi mengkonsumsi Cara mendapatkan

1 Makanan pokok (nasi, jagung, bubur, singkong, dll) 2 Sayuran hijau

(………) 3 Sayuran lainnya

(………) 4 Sumber protein nabati

(tempe, tahu, kacang-kacangan) 5 Sumber protein hewani

(8)

107

(daging, ayam, telur, ikan)

6 Buah-buahan

7 Susu formula

8 Makanan ringan/snack (biskuit/kue)

C. Tabel cara memberi makan

Cara memberikan makanan Siapa yang

memberikan Dihabiskan tidak

Jika tidak dihabiskan, apa

yang dilakukan Alasan Menyuap dan duduk

Membiarkan makan sendiri

(9)

108 Lampiran 2. Surat Ijin Pengambilan Data Awal dari Kantor

(10)

109 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Kantor Kesbangpol

(11)

110 Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Dinkes

(12)

111 Lampiran 5. Surat Persetujuan Penelitian dari Puskesmas

(13)

112 Lampiran 6. Informed Concent

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RISET PARTISIPAN

Fakultas : Ilmu Kesehatan Program Studi : Keperawatan

Universitas : Universitas Kristen Satya Wacana Peneliti : Galih Candra Dewi

NIM : 462007008

Judul Penelitian : Tanggapan dan Penanganan Orangtua terhadap Sulit Makan pada Balita Keluarga Miskin di Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh peneliti, bahwa tujuan penelitian ini untuk mengetahui tanggapan dan penanganan orangtua terhadap masalah sulit makan pada anak di Desa Gedangan Kecamatan Tuntang.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaannya untuk menjadi riset partisipan dalam penelitian ini. Jika bersedia dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab setiap pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

Penelitian ini tidak akan berdampak negatif terhadap riset partisipan. Identitas riset partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya digunakan untuk penelitian ini semata. Terimakasih atas partisipasinya.

Gedangan,

Peneliti Riset Partisipan

(14)

113 Lampiran 7. Catatan Lapangan

VERBATIM RISET PARTISIPAN I

Nama : MM

Usia : 37 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status Pernikahan : Menikah

Jumlah Anak : 1 orang

Usia Anak & Jenis Kelamin Balita : 2 tahun 11 bulan / Laki-laki

Hubungan dengan Anak : Ibu Kandung

Alamat : Desa Gedangan

Keterangan : P : Peneliti

MM : Riset Partisipan I MB : Ibu Riset Partisipan I

SUBJEK URAIAN PERCAKAPAN KODE

P “Kulonuwun, sugeng enjing…” I. 1

MM “Nggih monggo-monggo mbak, mlebu kene. Halah glo nggone berantakan.”

I. 1 P “Ah mboten nopo-nopo mbak. Tasih tepang

kalih kulo to? Kulo wingi mpun janji kalih njenengan ajeng wawancarai njenengan tentang perkembangane adik kalian maeme adik pripun.”

I. 2

MM “Yo eling to mbak, nak neng kene santai wae. Tak gaweke unjukkan sek yo?”

I. 2 P “Matursuwun, mboten sah repot-repot,

mpun njenengan mang pinarak mriki. Nembe nopo niki wau?”

I. 3

MM “Gek arep masak mbak malah, malah HR ngrusohi.”

I. 3 P “Ngapunten lho mbak, mpun ngganggu.

Ow nggih sakderenge nyuwun tapak asmane damel bukti persetujuan

(15)

114 njenengan kerso kulo wawancara.”

(sambil menyodorkan kertas informed consent kepada riset partisipan)

MM “Rapopo mbak, ngendi iki aku le tanda tangan?”

(peneliti menunjukkan kolom tanda tangan,

kemudian riset partisipan

menandatanganinya)

I. 4

P “Niki wau jane ajeng masak nopo mbak? Dereng mateng berarti nggih?”

I. 5 MM “Gek arep njangan bening mbak.” I. 5 P “Berarti niki adik dereng maem mbak?” I. 6 MM “Uwes mbak, esuk mau aku ng pasar tak

tukoke sate rong ewu. Tapi iki yo durung dientekke.”

I. 6

P “Kalih ewu mpun angsal sate? Niku isine nopo mawon mbak?”

I. 6 MM “Satene rong sunduk, karo lonthonge siji

mbak.”

I. 6 P ”Menawi sedinten wingi adik maem nopo

mawon mbak saking enjing?”

I. 7 MM “Wingi ki maem opo wae yo? Nganu, esuk

maem sego karo tak gorengke ndog dadar setugel, awane maem karo sawi karo turahane ndoge sing esuk, sorene maeme podo awan mbak ning lawoh tahu goreng.”

I. 7

P “Biasane nak maem sekule sepinten mbak?”

I. 8

MM “Biasane sak centhong.” I. 8

P “Niku telas sedanten mbak?” I. 9

MM “Paringane saiki ndang wes ra mimik susu ki gelem maem mbak, yo gampanglah le maem daripada mbiyen. Tapi yo kui senenge sing dudoh-dudoh koyo sop, jangan bening, bobor. Nak lawoh sak-sake mbak, sak enenge, tahu tempe. Jane paling seneng lele. Nak pas eneng neng tukang sayur sok tak tukoke gawe maem ping 3.”

I. 9

P “Niki sak keluargo sedanten nggih maeme sami lawohe mbak?”

I. 10 MM “Yo podo mbak, ratau bedo-bedo. Sak

enenge pokoke.”

I. 10 P “Adik ndak nggih remen maem buah

(16)

115 MM “Jane senenge ki jeruk mbak, tapi arang

tuku buah kok mbak. Gedang yo doyan tapi siji ra entek mbak.”

I. 11

P “Paringane maeme gampil nggih mbak? Nate angel maem mboten mbak?”

I. 12 MM “Iki we gek ntes-ntes mbak le gelem

maem, yo ndang wes ra mimik susu kui to. Mbiyen pas jek umur karo tengah sampe rong taunan kae mbak angil maeme, geleme mimik susu tok.”

I. 12

P “Sing njenengan maksud angel maem niku

pripun mbak?” I. 13

MM “Dadi ngene mbak, nak pas jatahe maem tak jipuke maem ki wegah-wegah tenan. Emoh mak emoh maem, ngono mbak le muni. Tak dulang ki yo mingkem kem mbak mulute ki, kadang ditutupi nggo tangane ngono mbak.”

I. 13

P “Tanggepane njenengan pripun mbak ngertos adik angel maem ngoten?”

I. 14 MM “Wes pokoke campur aduk. Yo bingung,

yo sedih, yo jengkel. Bingung piye carane gen anakku gelem maem, sedih nak ra gelem maem awake entek. Tapi yo jengkel wong nak dipekso-pekso maem kok yo angelmen.

I.14

P “Riyin usaha nopo ingkang njenengan lakuke kersane adik purun maem mbak?”

I. 14 MM “Mbiyen sok teko tak pekso tak

gendong trus tangane tak kempit teko tak dulang, tapi yo sing payah mbokne, malah segone ki disemburke aku kok mbak. Nekra yo tak jak jalan-jalan karo tak rayu-rayu kon maem. Nak wes tak rayu tak apusi kadang gelem ngemplok raketang 3 sendok.”

I. 14

P “Ngrayu kalih ngapusine pripun mbak?” I. 14 MM “Tak rayu nak mengko ra dijak tindak

nggone mbah Mbeji, nekra ngko nak ra maem digondol wewe. Ngono kui mbak.”

I. 14

P “Lha niki mulai kapan adik purun maem? Ntenopo kok mpun mboten mimik susu?”

I. 15 MM “Yo wes limang sasi iki kiro-kiro mbak,

awale ki dot’e tak guwak mbak. Lha wong I. 15

(17)

116 dot wes bosok karete, wes bolong

ombomen. Turneh larang mbak nuruti susu terus, duite mepet.”

P “Lho mbak niku pipine adik kenging nopo kok mlenthing abang-abang?”

I. 16 MM “Alah emboh mbak, saiki wes reti dolan

paling keno uler neng kebon. Iki we wes mending mbak wong tak kei wedak gatel herocyn, wingenane ki ombomen kok.”

I. 16

P “Mboten njenengan prisake mawon mbak?” I. 17 MM “Ora mbak, lha iki wes arep mari kok.” I. 17 P “Selain gatel, adik sering sakit mboten

mbak?”

I. 18 MM “Nak HR ki sasate sesasi pisan ki mesti

pilek. Terakhir watuk ki umur 1,5 tahun. Tapi nak pilek ki mesthi sesasi pisan kui wes mesthi mbak.”

I. 18

P “Nak sakit ngoten niku nopo sing njenengan lakuke mbak?”

I. 19 MM “Biasane tak gowo neng Puskesmas

mbak, neng kono lak ra mbayar. Tur meneh HR ki diobatke nengdi-nengdi cocok. Terkadang neng nggone pak mantri nekra bu bidan. Aku barang ki nak prisan po opo yo neng Puskesmas we cocok. Wingi aku bar nyopot KB ku iki mbak.”

I. 19

P “KB nopo njenengan mbak?” I. 20

MM “KB susuk mbak, glo.”

(sambil menunjukkan lengannya)

I. 20

P “Nopo mboten sakit mbak?” I. 21

MM “Ora mbak, ora. Sing penting teko mantep wae.”

I. 21

(Tiba-tiba ibu dari Riset Partisipan menghampiri dan ikut dalam pembicaraan)

MB “Aku mbiyen ndang duwe anak 5 yo wes ra KB. Lha wong nak KB ki awake dadi mati roso separo. Mbiyen pas ijek KB, tiap 30 sasi metu adine. Ndang ra KB kui kesusulan Is karo Pai.”

I. 22

P “Owww… nggih mbah…” I. 22

MB “Iyo, mboh kok isoh kok awak ki separo ora isoh gawe obah. Diobahke ngene we ra isoh.”

I. 22

(18)

117 nggih saged mbah.”

MB “Iyo yae yo?” I. 22

P “O nggih lha njenengan le nyopot susuke mboten ten bidan mbak?”

I. 23 MM “Nak neng bidan ki larang men to, 200ewu

mbak. Karuan neng Puskesmas gratis. Aku pasang kae yo neng Puskesmas melu programe pemerintah mbiyen kae, trus saiki le nyopot yo neng kono sisan mbak.”

I. 23

P “Dek HR riyin lahir ten pundi mbak?” I. 24 MM “Mbiyen lahir neng Rumah Sakit Mbahrowo

iki mbak. Wong oprasi to iki. Alhamdulillah duwe Jamkesmas mbak, dadi ra mbayar.”

I. 24

P “Lha ntenopo kok operasi mbak?” I. 24 MM “Lha panggul sempit to mbak. Lek ndilalah

ki kok yo susuku ra metu, dadi ket bayi ceprot ra mimik aku HR ki mbak. Ngalahi nukoke susu.”

I. 24

P “Kulo ajeng ngampil KMS kalih KK ne angsal mbak?”

I. 25 MM “Walah yo angsal to mbak, sek tak

golekke.”

(Mencari di sebuah almari)

“Iki mbak KMSe, nak KK sing iki yo?”

I. 25

P “Nggih leres mbak. HR rutin ditimbangke ten posyandu mboten mbak?”

I. 26 MM “Nak pas neng Gedangan rutin tak

timbangke mbak, tapi kadang kan sok ng Mbeji, dadine nak pas neng kono yo ora tak timbangke.”

I. 26

P “Njenengan ngertos kegunaane KMS niki mbak?”

I. 27 MM “Yo ben reti timbangane anak ki

nambah opo mlorot, ngono mbak. Ngko nak garise midun berarti bocah gek ra sehat.”

I. 27

P “Nggih leres mbak. O.. nggih, njenengan riyin sekolahe ten pundi mawon, kalih bapake HR sekolahe ten pundi mbak?”

I. 28

MM “Aku yo cuman sekolah neng MI kene ki to, nak pakne no neng Mbeji kono. Tapi mboh neng SD ngendi yo ra mudeng aku mbak.”

I. 28

P “Menawi kerjaane bapake HR niku nopo

(19)

118 MM “Nak isuk ki nderes, trus bar kui mangkat

gawe batako ng Bimo Mbeji kui mbak.” I. 29 P “Menawi nderes ngoten niku wit klopone

kiyambak nopo pripun mbak?”

I. 30 MM “Nggone wong mbak, lha ngko paro-paro

legene. Tekan saiki aku ki ijek nitis mbak. Tapi yo ora akeh dadine gulone mbak. Saiki wit klopo akeh sing wes ditegori.”

I. 30

P “Mbak, nyuwun ngapunten niki kulo ajeng tanglet rodo saru. Sebulan ngoten pendapatane bapake HR pinten?”

I. 31

MM "Yo mbak rapopo. Sesasi pakne dibayar 700-800 kiro-kiro mbak. Yo pokoke semono ki dicukup-cukupke lah.”

I. 31

P “Nate kekirangan arto damel nyukupi maem mbak?”

I. 32 MM “Yo nak le tau yo tau mbak, jenenge wong

urip neng ndonya kan butohe ra mangan tok yo mbak.”

I. 32

P “Nak sampun kados ngoten niku nopo ingkang njenengan lakuke mbak kersane butohe maem cekap?”

I. 33

MM “Kadang aku sok ngutang warung, kadang utang nggone mbakyuku, kadang yo pakne utang juragane terus ngko dipotong opahe ngono mbak.”

I. 33

P “Nggene njenengan gadhah ternak mbak?” I. 34 MM “Ora mbak, ra nduwe. Ra kober ngopeni.

Duwene manuk kui we nggone adiku.”

I. 34 P “O ngoten mbak.. nggih nak ngoten kulo

badhe pamit rumiyin.”

I. 35 MM “Lho kok kesusu wong gek ngobrol-ngobrol

kok.”

I. 35 P “Mangkih menawi wonten sing kirang kulo

tak mriki malih.” I. 35

MM “Iyo mbak, kene malah seneng ditekani.” I. 35

P “Nggih mpun pareng…” I. 35

(Peneliti datang lagi ke rumah MM untuk menanyakan menu makan anak HR)

P “Kulanuwun…” I. 36

MM “E…. monggo-monggo, kene mbak lenggah kene. Nggone berantakan glo, drung diberesi.”

I. 36

P “Mboten nopo-nopo mbak. Mbak anggen kulo mriki ajeng ngrepoti malih, kulo ajeng

(20)

119 tanglet malih maeme HR enjing niki kalian

sedinten wingi. O nggih, kulo nggih njeng sepindah malih ajeng mriki tanglet sami.” MM “Walah, ra mung sepindah wae entuk kok

mbak.”

I. 37 P “Matursuwun mbak… Wau enjing HR

maem kalih nopo menune mbak?”

I. 38 MM “Mesuk ki maem karo jangan wingi, sego,

sop-sopan karo tempe goreng.”

I. 38 P “Sekul kalih tempene sepinten niku?” I. 38 MM “Segone biasa sak centhong, nak tempene

sak iris poso telung drijiku ngene ki mbak.”

I. 38 P “Menawi wingi maem nopo mawon kaliyan

jajane?”

I. 38 MM “Nak wingi maem tok mbak, HR ki arang

jajan wong umahe kene kan adoh seko warung. Wingi ki aku njangan sopsopan, -sedino maeme karo sop-sopan. Ndilalah wingi ning tukang sayur eneng lele, tak tukoke loro.”

I. 38

P “Isine sop-sopan nopo mawon niku mbak? Lha lelene sepinten niku?”

MM “Sop-sopan biasa to mbak, kol, wortel, kentang. Lele ne ra cilik ra gedhe, sedengan lah mbak. Aku kan njangane awan, dadi wingi awan karo sore maeme karo sop karo lele goreng. Esuke tak gawekke sego goreng entek sak piring cilik mbak.”

I. 38

P “Sekule goreng wonten tigane mboten niku

mbak?” I. 38

MM “Ora mbak, trimo sego tak bumboni gok’I kecap.”

I. 38 P “Oalah ngoten tow. Nggih mpun niki

sampun cekap, kapan-kapan kulo mriki malih mbak. Niki ajeng pamit riyin.”

I. 39

MM “Lho kok kesusu? Mbok ngkosek dolan-dolan sek to mbak.”

I. 39 P “Matursuwun, kapan-kapan mriki malih

mbak.”

I. 39

(Peneliti datang lagi ke rumah MM untuk menanyakan menu makan anak HR)

P “Kulanuwun… dek HR mae eneng?”

(Anak HR masuk kerumah memanggil ibunya)

(21)

120 MM “Mriki mlebet ngomah mbak… duduk

kene.” I. 40

P “Nggih, ajeng ngrusohi malih niki mbak.” I. 40 MM “Ora popo, kandani kene ki seneng kok nak

didolani.”

I. 40 P “Kulo ajeng tanglet malih menu maeme HR

enjing niki kalih sedinten wingi mbak.”

I. 41 MM “Nak esuk iki durung maem mbak, maem

gedang gorenge wingi karo maem jenang sebuntel. Nak wingi esuk maem sego jangan bening bayem karo ndog dadar separo, awane podo mbak karo bayem karo turahane ndog’e esuk. Trus sorene karo bayem karo bakwan siji. Oyo, bengi maem gedang goreng siji mbak.”

I. 41

P “Mpun maem niku thok mbak?” I. 41

MM “Hooh mbak kui tok.” I. 41

P “Matursuwun sanget informasine nggih mbak. Matursuwun mpun dibantu. Sakniki kulo badhe pamit riyin mbak.”

I. 42

MM “Lho kok sedelokmen mbak?” I. 42

P “Nggih mbak nyuwun pangapunten, pokoke kulo matursuwun sanget mpun dibantu. Kapan-kapan kulo tak nglegake dolan mriki. Mpun pareng riyin nggih mbak.”

(22)

121 VERBATIM RISET PARTISIPAN II

Nama : RY

Usia : 34 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status Pernikahan : Menikah

Jumlah Anak : 1 orang

Usia Anak & Jenis Kelamin Balita : 3 tahun 10 bulan / Perempuan

Hubungan dengan Anak : Ibu Kandung

Alamat : Desa Gedangan

Keterangan : P : Peneliti

RY : Riset Partisipan II

SUBJEK URAIAN PERCAKAPAN KODE

P “Sugeng sonten mbak, kulanuwun.” II. 1 RY “Nggih sugeng sonten. Monggo mlebet

pinarak.”

II. 1 P “Mbak, kulo wingi mpun janji kalih

njenengan nak ajeng mriki ajeng wawancari njenengan tentang keluarga kalih perkembangan dek NY.”

II. 2

RY “Nggih mbak. Menawi kulo saged mbantu njenengan.”

II. 2 P “Kulo wau enjing sampun mriki mbak,

tapi daleme njenengan sepi tutupan sedanten.”

II. 3

RY “Ow nggih mbak ngapunten, wau paling kulo pas gek nyegat sayur ten wetan.”

II. 3 P “Mboten nopo-nopo mbak. Ow nggih

sakderenge kulo nyuwun tapak asmane njenengan. Niki damel bukti nak njenengan kerso kulo wawancara. Tanda tangan ten mriki nggih.”

II. 4

RY “Nggih, pundi mbak.” II. 4

P “Dek NY ten pundi niki mbak kok mboten ketingal?”

II. 5 RY “Dolan mbak, wong gek bali TPA.” II. 5

P “Ow sampun TPA to mbak.” II. 5

RY “Enggih pengen konco-koncone, dadose nak mlampah bareng mbakyune kidul

(23)

122 omah mriku mbak.”

P “Lha niki bapake NY ten pundi mbak? Kok sepi kadose.”

II. 6 RY “Dereng wangsul kerjo mbak, nak

wangsul jam setengah 5.”

II. 6

P “Kerjo ten pundi mbak?” II. 7

RY “Niki nembe kerjo ten nggene pak kaji Salam, ken ngewangi ngrenovasi rumah. Kuli bangunan mbak.”

II. 7

P “Sedinten-dintene nggih kerjo kados ngoten mbak?”

II. 7 RY “Nggih mbak, lha keahliane nggih kados

ngoten. Kerjane kan mboten netep mbak. Mangkih nak wonten tiyang sing butuh bahune pakne nembe diken, nak mboten nggih nganggur. Nak pas usum tandur nopo panen niko kadang nggih nyambi tani.”

II. 7

P “Sabine nggene kiyambak niku mbak?” II. 8 RY “Mboten, nggih nggene tiyang mbak.

Buroh matun, tandur, nek mboten buroh panen. Lha mangkih diopahi gabahe mbak nak pas panen.”

II. 8

P “Opahe pinten mbak nak saking buroh matun nopo tandur?”

II. 9 RY “Ora mesthi kok mbak, kadang limolas

ewu, kadang rongpuluh ewu sedinten.”

II. 9 P “Menawi dados kuli pinten mbak upahe?” II. 10 RY “Nak nembe angsal garapan ngeten

sedintene tigang ndoso ewu, tapi dibayar seminggu pisan ngoten mbak.”

II. 10

P “Arta semonten niku cekap damel nyukupi kebutuhan maem sakkeluarga?”

II. 11 RY “Cukup lah mbak, nak masalah mangan

pokoke sak onone. Nak ra cukup yo piye carane lah, mbuh niku utang nopo nopo kulo lakoni mbak, sing penting nggih mangkih kulo tanggung jawab mbalekke ngoten. Paringane men anake kulo niku nggih gampil maeme.”

II. 11

P “Gampil pripun mbak?” II. 12

RY “Nggih maksute maem kalih lawoh sak-sake doyan. Wong jangan pare pait men doyan kok mbak.”

II. 12

(24)

123 mbak? Tapi ndak nggih nate angel

maeme mbak?”

RY “Paringane ki NY mboten nate angel maem kok mbak. Wong maem kalih jangan pare sing pait men doyan kok mbak. NY niku paringane mboten pileh-pileh maem. Pokoke kulo masak nopo mawon teko kanggo, teko dimaem mbak. Kulo nggih dados wong tuo bersyukur, nak mirsani putrane wong liyo ki sok angel maem, kadang sampe mbokne sok bingung piye carane kersane anake purun maem. Lha niku tonggone kulo wonten sing tiap maem niku kudu ditumpake sepeda motor mbak, nak mboten dituruti nggih mboten purun maem blas.”`

II. 13

P “Sedinten wingi saking enjing dugi ndalu NY mpun maem nopo mawon niki mbak?”

II. 14

RY “Wingi niku aku masak sop-sopan mbak, dadine sedino wingi maeme kalih sopan. Esuk wingi maem sego kalih sop-sopan thok. Trus awane lak kulo mpun goreng tempe, maem kalih sop-sopan dilawuhi tempe goreng setugel. Maem mi gelas barang mbak. Sontene wangsul TPA jajan nugget kalih sosis limangatusan niku lho mbak. Trus maem malih nggih sami tasih kalih sop-sopan tempe goreng.”

II. 14

P “Lha enjing niki wau maeme kalih nopo mbak?”

II. 14 RY “Nak enjing niki sego kalih oseng-oseng

jamur mbak.” II. 14

P “Sekule njenengan pendhetke sepinten mbak sekali maem?”

II. 14 RY “Biasane kulo pendhetke secenthong

mbak, kadang tak punjuli sithik sak pucuk centhong.”

II. 14

P “Ndak nggih ditelaske niku mbak?” II. 15 RY “Mesthi dientekke mbak, gampang kok

NY ki maeme.”

II. 15 P “Dek NY nak maem ngoten niku maem II. 16

(25)

124 kiyambak nopo didulang mbak?”

RY “Mboten mesthi kok mbak, kadang purun maem dewe, kadang-kadang nggih nyuwun dulang. Wong nak maem men sok nyuwun kiyambak mbak, tapi kadang nggih mpun kulo cepaki riyin.”

II. 16

P “Kulo ajeng ngampil buku KMS kalih KK ne njenengan wonten mbak?”

II. 17 RY “Wonten mbak, sek kulo pendhetke.” II. 17 P “Njenengan rutin nimbangke adik ten

posyandu mbak?”

II. 18 RY “Biasane rutin mbak, tapi nggih

pernah mboten nimbangke wong ngepasi enten acara.”

II. 18

P “Njenengan ngertos kegunaane KMS niki mbak?”

II. 19 RY “Damel nyateti tinggi badan kalih

berat badane anak mbak.”

II. 19 P “Lha nak misal garise mandap ngeten

niki ntenopo mbak?”

II. 20 RY “Nggih niku nandake nak timbangane

midun, bocahe gek mboten sehat, ngoten mbak sakretiku.”

II. 20

P “Niki garise dek NY kok wonten sing mandhap nggih mbak?”

II. 21 RY “Niku mungkin pas mboten sehat

mbak, biasa cah cilik kan gampang loro. Tapi nggih paringane NY niku arang sakit mbak. Sesasi pisan durung mesthi nak sakit. Lha nak pas sakit ngoten niku mbak maeme radi angel.”

II. 21

P “Angel pripun niku mbak?” II. 22

RY “Nggih kados aras-arasen ngoten niku to. Nak maem males-malesan, maem dewe ngoten nggih wegah. Didulang ngoten niku le mamah suwi, dipundutke maem mboten ditelaske ngoten niku to mbak.”

II. 22

P “Nak pas angel maem ngoten

tanggepane njenengan pripun mbak.”

II. 23 RY “Nggih mboten pripun-pripun. Pokoke

pripun carane kersane nduk purun maem raketang sitik.”

(26)

125 P “Lha nak pas angel maem ngoten niku

usahane njenengan pripun?” II. 23 RY “Paling kulo apusi nek mboten nggih

dulang kalih jalan-jalan ten nggene budhene sebelah mriku mbak?”

II. 23

P “Diapusi pripun niku mbak?” II. 24 RY “Yo nek ora maem ngko disuntik pak

dokter, nek mboten nggih nak maeme ora dientekke mengko diparani wong edan.”

II. 24

P “Nak maeme mboten telas dinapake mbak?”

II. 25 RY “Paling nggih sing mangan mbokne

mbak.”

II. 25 P “Lha biasane dek NY nak sakit ngoten

sakit nopo mbak?”

II. 26 RY “Palingan panas, watuk karo pilek

mbak.”

II. 26 P “Nak adik sakit ngoten niku biasane nopo

sing njenengan lakuke mbak?”

II. 27 RY “Nak panas biasane sok tak padoske

obat bodrexin ngoten mbak. Tapi nak mboten mendo nggih tak beto ten Puskesmas.”

II. 27

P “Menawi keluargane njenengan gadhah kartu Jamkesmas mboten mbak?”

II. 28 RY “Sing duwe niku pakne mbak, tapi tulisan

jenenge pakne niku salah. Duko sakniki ten pundi.”

II. 28

P “Menawi njenengan kalih adik nopo mboten gadhah?”

II. 29

RY “Mboten gadhah mbak.” II. 29

P “Riyin adik lahire ten pundi niki mbak?” II. 30 RY “Mbiyen kulo lahiran ten nggene bidan

mbak, tapi ten Grogol mriko ten nggene mae kulo. Wong mbahe mriki kan mpun mboten wonten, dadose kersane wonten sing mbantu.”

II. 30

P “Lahire riyin sehat mbak?” II. 30

RY “Sehat mbak paringane, aku yo Alhamdulillah ngetokkene gampang.”

II. 30 P “Menawi NY niku riyin njenengan sapih

umur pinten mbak?”

II. 31 RY “Mbiyen rong puluh sasi mpun kulo sapih

mbak, lha maeme doyan niko.”

(27)

126 P “Data nggen KK kulo catete riyin mbak. O

nggih njenengan riyin sekolahe ten pundi mawon?”

II. 32

RY “Halah mbak, kulo niku SD we ra rampung. Sekolah SD mung tekan kelas 4 tok. Trus bar niku kulo malah kerjo.”

II. 32

P “SD ne njenengan riyin ten pundi mbak?” II. 32 RY “Nggih ten Grogol Blotongan mriko

mbak.”

II. 32 P “Lha nak bapake riyin ten pundi?” II. 32 RY “Bapake yo podo wae mbak. Tapi nak

pakne sampe lulus MI, MI kene kui to.”

II. 32 P “Niki mpun kulo catet mbak, nggih mpun

nak ngoten kulo ajeng pamit wangsul riyin. Mbak mangkih nak data ne kulo kirang kulo mriki malih nggih mbak.”

II. 33

RY “Nggih mbak mang mriki mawon.” II. 33

P “Nggih mpun, pareng….” II. 33

(Peneliti datang lagi ke rumah RY untuk menanyakan menu makan anak NY)

P “Kulanuwun….” II. 34

RY “Enggih monggo, oalah mriki mlebet.” II. 34

P “Mboten ten peken niki?” II. 34

RY “Mboten niki mbak, wong wau mpun blonjo tukang sayur.”

II. 34 P “Mbak, anggen kulo mriki malih ajeng

tanglet-tanglet malih maeme dek NY. Njing kulo mriki sepindah malih nggih ajeng tanglet sami mbak.”

II. 35

RY “Ow nggih, ajeng tanglet nopo mbak?” II. 35 P “Enjing niki kalih sedinten wingi dek NY

maem nopo mawon?”

II. 36 RY “Nak esuk niki maem sego sak centhong

kalih ndog goring mbak. Nak wingi sedinten maem ping tigo sego kalih sop gambas kalih tempe goreng.”

II. 36

P “Sekule nggih sami secenthong niku mbak?”

II. 36 RY “Nggih, nak NY mesthi sechenthong

telas.”

II. 36 P “Nak tempe gorenge sepinten mawon

niku mbak?” II. 36

RY “Setugel, sedengan lah mbak.” II. 36 P “Sedinten wingi maem kalih niku tok

mbak? Lha jajan-jajan ngoten mboten?”

(28)

127 RY “Ow iyo, wingi niko TPA jajan tahu

penthol cilot mbak, tuku sewu angsal papat.”

II. 36

P “O.. nggih, nggih mpun mbak kapan-kapan kulo tak mriki malih tanglet malih. Ampun bosen nggih mbak. Hehehe.”

II. 37

RY “Alaaah, nggih mbak, dengan senang hati kulo niku.”

II. 37 P “Nggih mpun kulo pamit riyin. Pareng.” II. 37

(Peneliti datang lagi ke rumah RY untuk menanyakan menu makan anak NY)

P “Kulanuwun.. Sugeng sonten mbak.” II. 38 RY “Sonteeen, eh njenengan tow mbak.

Monggo mriki mlebet. Pinarak riyin, kulo samba ndulang NY lho mbak.”

II. 38

P “Nggih mbak, sante mawon. Kulo ajeng tanglet-tanglet malih maeme NY mbak sonten niki kalih sedinten wingi.”

II. 39

RY “Lha iki gek maem mbak, sore niki nggih gek maem sakniki. Sego secenthong kalih niki oseng-oseng jepan. Gek mboten tak lawohi mbak, wong gek ra duwe lawoh.”

II. 39

P “Lha nak sedinten wingi niko maem nopo mawon mbak kaliyan jajane?”

II. 39 RY “Wingi ki sonten jajan sate usus, trus

dimaem kalih sego oseng kangkung. Enjinge podo mbak, sego kalih oseng kangkung.”

II. 39

P “Lha siange mbak?” II. 39

RY “Nak wingi niko maem sego walimah mbak, maem snek barang.”

II. 39 P “Nopo mawon niku mbak sing dimaem?” II. 39 RY “Sneke angsal risoles, lemper, ager-ager

karo emping, sing mboten dimaem empinge tok mbak. Nak segone dimaem lawohe daging sapi sakiris sedengan kae mbak. Glo mbak nak maem secenthong mesthi telas.”

(sambil menunjukkan piring makan anak)

II. 39

P “O enggih nggih mbak. Nggih mpun mbak, kulo ajeng pamit wangsul riyin, matursuwun sanget mpun ngewangi kulo.”

II. 40

(29)

128

P “Mpun pareng riyin.” II. 40

(30)

129 VERBATIM RISET PARTISIPAN III

Nama : BQ

Usia : 27 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status Pernikahan : Menikah

Jumlah Anak : 1 orang

Usia Anak & Jenis Kelamin Balita : 3 tahun 5 bulan/Laki-laki

Hubungan dengan Anak : Ibu Kandung

Alamat : Desa Gedangan

Keterangan : P : Peneliti

BQ : Riset Partisipan III

SUBJEK URAIAN PERCAKAPAN KODE

P “Kulanuwun..” III. 1

BQ “Nggih monggo mbak, mriki-mriki mlebet mriki mbak. Wonten perlu nopo nggih?”

III. 1 P “Ngeten mbak, kulo riyin kan nate mriki

ajeng wawancarai ibuk tentang adek.”

III. 2 BQ “Oalah nggih, ngapuntene mbak nggih

supe kulo niku.”

III. 2 P “Sakderenge kulo nyuwun tandatangane

panjenengan wonten kertas niki mbak. Niki tondo persetujuan panjenengan kerso kulo wawancarai, mboten usah kawatir mangkih informasine njenengan niki rahasia mbak.”

III. 3

BQ “Nggih mbak, kulo tandatangan ten pundi niki? Sing penting kulo niate mbantu mbake.”

III. 3

P “Matursuwun sanget nggih mbak. Tandatangan pojok mriki mbak. Putrane njenengan niku asmane sinten mbak?”

III. 3

BQ “AZ mbak asmane, nembe dolan ten nggene pakdhene sebelah niki.”

III. 3 P “Oalah nggih mulane kok mboten

ketingal. AZ niki putro nomer pinten niki?”

III. 3 BQ “Niki anak kulo pertama mbak, walah

nakale sakniki jhan nobatke wong kok.”

III. 3

(31)

130 BQ “Gaweane niku dolan kalih jajan mawon

mbak.” III. 3

P “Senenge jajan nopo mbak?” III. 4 BQ “Senenge jajan milkuat susu setunggal

ewunan niku to mbak. Biasane ditumbaske pakdhene.”

III. 4

P “Menawi siang niki dek AZ mpun maem nopo mawon nggih mbak?” III. 5 BQ “Niki wau mpun jajan cilot kalih milkuat

niku mbak. Cilot sing saking pati niku to, tumbas setunggal ewu angsal gangsal.”

III. 5

P “Dek AZ remen jajan tapi maeme gampil mboten mbak?”

III. 6 BQ “Nak sakniki niku mpun gampil mbak,

ndang ngertos indomie ngoten niku to. Remene maem kalih mi mawon. Sedinten niku nak maem mi saged ping kalih kok. Nggih sujokno wonten pakdhene, kadang ditumbaske pakdhene mbak.”

III. 6

P “Sakniki gampil? Nopo riyin nate angel mbak?”

III. 7 BQ “Riyin niku putrane kulo senenge

mung mimik susu kalih mimik madu mbak, dadose toya anget dicampuri madu kalih gendhis sekedhik. Nak maem sekul niku angel sanget kok. Dadose nak didulang niku bocahe malah nangis nyuwune mimik, padahal nggih bar mimik niku.”

III. 7

P “Ingkang njenengan maksud angel maem

niku pripun mbak?” III. 8

BQ “Angel maeme AZ niku nggih nak wayahe maem didulang mboten purun kalih nangis. Kadang purun didulang tapi le maem niku naming dimut, suwi niko mbak. Nate kok ajeng kulo dulang malah mlayu mumpet kok.”

III. 8

P “Lha pas angel maem niku kinten-kinten adek umur pinten?”

III. 9 BQ “Niko tasih umur karotengah taon

mbak, bar kulo sapih kan kulo sambung susu kalih madu. Lha nggih niku, sampe umur kalih setengah taon kinten-kinten. Lha rumongso

(32)

131 numbaske susu abot, trus kulo lereni

susune. Ndilalah niko ngrusuhi pakdhene dhahar indomi goreng. Saking mriku niku dugi sakniki nak kalih mi kados kaul, mboten purun leren.”

P “Wektu dek AZ angel maem, usahane njenengan nopo mbak kersane adek purun maem?”

III. 10

BQ “Pokoke nak mlayu ngoten niku kulo tutke kalih kulo dulang, dadose nak maem niku kalih mlaku-mlaku mbak. Pokoke mboten ketang rong mplokan telung mplokan sing penting kelebon sekul. Terkadang nggih kulo rayu kulo apusi, nak purun maem mangkih tumbaske milkuat ngoten. Pas mboten purun maem niko nggih nate kulo pijetke mbak, kersane purun maem, sopo ngertos nak nggen wetenge suloyo.”

III. 10

P “Oalah, nggih.” III. 11

BQ “Sebel rasane mbak. Kesel ngetotke anak maem tekan ngendi-ngendi nak pas ngono kui.”

III. 11

P “O ngoten, lha nak mboten telas maeme njenengan napake mbak?”

III. 11 BQ “Biasane nek tasih sae mboten campur

aduk ngoten kulo simpen. Tapi nak mpun mbedodok ngoten niko kulo guwak kersane ditemu pitik nopo menthok. Eman-eman jane mbak, tapi nggih pripun malih.”

III. 11

P “Menawi maem ngoten niku biasane kalih nopo mawon mbak lawohe?”

III. 12 BQ “Mboten mesthi mbak, nak pas nyayur

bening nggih sekul kalih dudoh. Kadang nggih kalih ndog goreng.”

III. 12

P “Adek nggih purun sayur mbak?” III. 13 BQ “Mboten remen mbak, dadose kulo nak

nyayur nggih kulo pendhetke kalih dudohe tok.”

III. 13

P “Menawi sak keluarga nggih dhahare sami lawohe mbak?”

III. 14 BQ “Nggih sami mbak, sakwontene pokoke.” III. 14

(33)

132 P “Lha sak griyo mriki wonten pinten

keluargo mbak?” III. 15

BQ “Mriki niku nak ajeng ngertos tasih suk-sukan kok mbak. Kulo niku tasih kalih mae, kakange kulo sing nomer kalih nggih tasih sakomah.”

III. 15

P “Lha garwone njenengan aslinipun pundi mbak?”

III. 16 BQ “Asline Soka Blotongan mbak, sakniki

netep ten mriki wong nyambut damele nggih ten mriki sakniki.”

III. 16

P “Nyambut damele nopo mbak?” III. 17 BQ “Nak riyin sering tumut ten Bali mbak

damel patung watu. Tapi sakniki dados kuli bongkar muat pasir nopo watu ngoten niku. Mboten nopo-nopo lah mbak, walopun dados kuli sing penting caket kalih anak bojo niku ayem.”

III. 17

P “Lha njenengan kiyambak nyambut damel mboten?”

III. 18 BQ “Riyin nate ten Rindang mbak, pabrik

rokok niku to. Tapi wonten pengurangan karyawan, kulo katut. Nggih mpun sakniki ten nggriyo momong anak. Kulo nggih mesakke mae mpun sepuh tasih momong putu, dadose kulo ngalahi mboten kerjo.”

III. 18

P Kulo nyambut KK ne njenengan kalih KMSe adek mbak, ajeng kulo catet datanipun.“

III. 19

BQ “Sekedhap mbak, kulo padoske.”

(Ibu BQ masuk ke dalam kamar dan maencari yang dibutuhkan peneliti)

“Niki mbak KK kalih KMSe.”

III. 19

P “Njenengan riyin sekolahe ten pundi mawon mbak?”

III. 19 BQ “Kulo no sing cedhak mawon mbak, riyin

ten MI Gedangan, trus nerusaken ten ngajenge SMP Nusantara. Naming dugi SMP kulo mbak, wong tiyang sepahe mpun mboten kiyat nak kulo nglanjutke.”

III. 19

P “Menawi bapake riyin ten pundi mawon mbak?”

III. 19 BQ “Wah mboten mudheng kulo mbak, nak

ajeng kulo tangletke nggih niki tiyange nembe kerjo.”

(34)

133 P “Nggih mpun mboten nopo-nopo mbak.

Adek rutin dibeto ten Posyandu mboten mbak?”

III. 20

BQ “Biasane rutin mbak, tapi nggih nate kelalen jadwale timbang malah mboten mlampah. Riyin kan jamane kulo nyambut damel ingkang nimbangke AZ mbahe mbak.”

III. 20

P “Njenengan mangertos kegunaane buku KMS niki mbak?”

III. 21 BQ “Niki damel nyatheti timbangane anak,

ngoten mbak. Tapi nggih sing nyatheti petugase posyandu.”

III. 21

P “Menawi garis-garis ingkang digambar kalih bolpen niki maksute pripun?”

III. 21 BQ “Nggih niku timbangane anak tiap sasi

mbak, menawi garise minggah niku sae. Tapi nak mandhap nggih nandake anak timbanganipun mandhap, mboten sehat lah istilahe.”

III.21

P “Nggih leres niku mbak. Niki kulo waos riyin adek lahir ten nggene Pak Robby nggih?”

III. 22

BQ “Enggih mbak, riyin pengene ten nggene bidan mawon sing caket tur nggih biayane radi ringan. Tapi malah niko mpun punjul sasine, ndilalah nggih angel medale. Akhire niko disedot to mbak.Tapi Alhamdulillah paring sehat sempurno.”

III. 22

P “Mboten wonten keluhan sakit nopo-nopo to adek mbak?”

III. 23 BQ “Paringane mboten mbak, nak sakit

niku paling nggih panas watuk pilek biasa ngoten niku to, biasane ketularan rencange. Niku mawon setunggal sasi sepindah dereng mesthi.”

III. 23

P “Biasane nak sakit ngoten niku njenengan prisake nopo pripun mbak?”

III. 24 BQ “Nak panas ngoten niko kulo

tumbaske bodrexin nopo mixagrip ten warung mbak. Nak mboten mendo nembe kulo beto ten Puskesmas. Kadang nak watuk mboten mantun-mantun kulo pijetke. Lha niko bocahe

(35)

134 wangsul mbak.”

(Wawancara terhenti karena anak AZ pulang dan merengek minta diantar buang air besar)

“Mbak kulo tilar sekedhap nggih.”

P “Nggih mbak, adek mang dereke riyin.” III. 25 BQ “Ngapunten mbak, malah kulo tilar, neglo

mbak sakniki ndang purun maem nggih awake radi lemu.”

III. 25

P “Oalah nggih nggih mbak. O nggih mbak, wingi sedinten adek maem nopo mawon nggih saking siangng dugi ndalu.”

III. 26

BQ “Wingi awan niko maem indomie sakbungkus mbak, kalih jajan ager-ager okky jelly setunggal wadhah alit sing wonten sendoke niko kalih jenang telo sebuntel.”

III. 26

P “Nak sonten dugi ndalu maem nopo mawon nggih?”

III. 26 BQ “Sonten niko maem sekul kalih kecap

mbak dicampur. Ndalune maem indomie malih tapi separo tok wau dalu niko.”

III. 26

P “Sekule niku sepinten mbak?” III. 26

BQ “Sakcenthong mbak.” III. 26

P “Nggih telas mbak diparingi porsi semonten niku?”

III. 27 BQ “Paringane nak nyuwun kiyambak niku

telas mbak.”

III. 27 P “Nak wau enjing maem kalih nopo

mbak?”

III. 28 BQ “Wau enjing sami kados wingi sonten,

maeme kalih kecap sekule setunggal centhong.”

III. 28

P “Kulo cekap semanten riyin nggih mbak, mbenjing kulo mriki malih ajeng tanglet-tanglet malih menu maeme adek. Kalih tanglet menawi wonten ingkang kirang.”

III. 29

BQ “Nggih mbak, nak kirang mang mriki mawon.”

III. 29 P “Nggih mpun kulo pareng rumiyin nggih

mbak. Pareng.”

III. 29

(Peneliti datang lagi ke rumah BQ untuk menanyakan menu makan anak AZ)

P “Kulanuwun….” III. 30

(36)

135 sonten-sonten niki.”

P “Nggih niki mbak, nembe wonten wekdal sonten. Adek ten pundi niki kok sepi?”

III. 30 BQ “Bobok mbak, bar maem malah bobok.” III. 30 P “O nggih kulo mriki malih ajeng

tanglet-tanglet menu maeme adek malih niki saking sonten wingi niko dugi sonten sakniki.”

III. 31

BQ “Nggih mbak… Wau sakderenge bobok ken numbaske bakso ideran telas sakmangkok mbak.”

III. 31

P “Niku baksone wonten pinten kalih ukurane sepinten niku? Nggih dimaem kalih mi?”

III. 31

BQ “Baksone wonten gangsal, agenge kados bal bekel niko mbak. Maeme nggih kalih mi ne wau niko. Paringane ditelaske mbak.”

III. 31

P “Menawi wau enjing kalih siang maem nopo mawon nggih?”

III. 32 BQ “Wau enjing niko kulo damelke sekul

goreng mbak, telas setunggal piring sedeng. Ngeleh yakne mbak wong wau dalu mboten maem. Sonten wingi thok niko maem kalih indomie setunggal bungkus. Nak wau siang maem sekul kecap, sekule secenthong kalih lawoh bergedel tahu setunggal kepel.”

III. 32

P “Sakderenge nyuwun ngapunten niki mbak, kulo ajeng tanglet ingkang radi pribadi niki.”

III. 33

BQ “Nggih pripun mbak?” III. 33

P “Menawi penghasilane bapak niku sedinten-sedintene angsal pinten?”

III. 34 BQ “Mboten mesthi mbak, kerjane mawon

mboten tetep. Kadang nak mboten wonten bongkaran nggih mboten angsal nopo-nopo. Tapi kadang nggih angsal selangkung dugi tigang ndoso ewu. Kathah-kathahe tigang ndoso gangsal ewu.”

III. 34

P “Arto semonten cekap mbak damel nyekapi kebutuhan dhahar setunggal keluargo?”

III. 35

(37)

136 Alhamdulillah tasih wonten pakdhene AZ,

dadose wonten sing mbantu. Menawi kirang nggih kulo nyade klopo mbak.”

P “Niku wit klopone kiyambak mbak?” III. 36 BQ “Enggih mbak, ten wingking griyo wonten

wit klopo kalih. Nak ngepasi mpun do tuo kulo nembung mae kulo sade klopone.”

III. 36

P “Menawi keluargane njenengan gadhah kartu Jamkesmas mboten mbak?”

III. 37 BQ “Janipun gadhah mbak, tapi kesingsal

duko ten pundi.”

III. 37 P “Oalah nggih mpun mbak, kapan-kapan

kulo mriki malih tanglet malih menu maeme dek AZ. Kulo pamit riyin nggih mbak.”

III. 38

BQ “Nggih mang mriki mawon mbak, kulo ten nggriyo trus kok.”

III. 38

(Peneliti datang lagi ke rumah BQ untuk menanyakan menu makan anak AZ)

P “Mbak kulo mriki malih niki. Ngganggu mboten?”

(Peneliti menghampiri Riset Partisipan yang sedang menunggui anaknya bermain di depan rumah)

III. 39

BQ “Walah mboten ngganggu, wong niki nggih nembe ndulang kalih nunggoni AZ dolanan. Nggo mlebet nggo.”

III. 39

P “Mpun mboten usah, ten mriki mawon ngobrol sante.”

III. 39 BQ “Nggih mpun nak ngoten sak kersone

njenengan mawon mbak.”

III. 39 P “Niki kulo ajeng tanglet malih maeme dek

AZ sedinten niki kalih wingi sonten mbak.”

III. 40

BQ “Wingi sonten niko malah mboten maem sekul mbak, tapi maem jagung godog telas setunggal kalih milkuate setunggal bungkus.”

III. 40

P “Ndalune maem mboten mbak?” III. 40 BQ “Wau dalu bobok gasik, dadose mboten

maem mbak. Nak niki sedinten maem kalih dudoh soto. Mpun ping tigo, sekule setunggal centhong. Nak sonten niki malah nggih mpun tambah indomie telas setengah neglo.”

(38)

137 P “Lha sedinten niki mpun maem jajan

dereng?” III. 41

BQ “O nggih wau enjing jajan es tung telas setunggal cepuk. Kalih siang wau nggih mpun maem salak setunggal radi ageng niko.”

III. 41

P “Menawi buah ngoten niku remen mbak?” III. 42 BQ “Nggih mboten patek mbak, paling nak

pirso rencange maem ngoten nembe nyuwun.”

III. 42

P “Nggih mpun matursuwun sanget sampun maringi informasi mbak. Kulo nyuwun ngapunten menawi wonten lepat. Ajeng pamit riyin.”

III. 43

BQ “Mpun njenengan sante mawon, kulo nggih remen saged mbantu. Pamit? Kok mboten mangkih-mangkih?”

III. 43

P “Nggih lha niki mpun sonten mangkih

kesoren mbak.” III. 43

BQ “Nggih mpun ngatos-atos mawon mbak.” III. 43 P “Nggih mbak, mpun pareng rumiyin.” III. 43

(39)

138 VERBATIM RISET PARTISIPAN IV

Nama : SY

Usia : 42 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status Pernikahan : Menikah

Jumlah Anak : 3 orang

Usia Anak & Jenis Kelamin Balita : 2 tahun 7 bulan / Perempuan

Hubungan dengan Anak : Ibu Kandung

Alamat : Desa Gedangan

Keterangan : P : Peneliti

SY : Riset Partisipan 4

SUBJEK URAIAN PERCAKAPAN KODE

P “Kulanuwun….” IV. 1

SY “Monggo-monggo mbak, kok malah lewat pawon? Monggo pinarak nglebet.”

(ibu mempersilahkan saya masuk dan

mempersilahkan duduk di ruang tamu)

IV. 1

P “Nggih matursuwun buk, nyuwun ngapunten kulo ngganggu njenengan”

IV. 2

SY “Mboten nopo-nopo mbak..” IV. 2

P “Anggen kulo dating mriki badhe wawancara panjenengan mengenai putro kalih keluargane panjenengan damel tugas akhir kulo skripsi. Saged mboten buk?”

IV. 3

SY “Oww… nggih mboten nopo-nopo, menawi kulo saged mbantu mbak dewi. Koyo karo sopo wae?”

(sambil tersenyum)

“Nyuwun ngapunten nggene sak-sak’e.”

IV. 3

P “Sakderenge kulo nyuwun tapak asmanipun panjenengan damel bukti persetujuan panjenengan kerso kulo

(40)

139 wawancara nggih bu, tapi niki mangkih

asmane panjenengan mboten dicantumke. Njenengan mboten usah kuatir, niki mangkih sifate rahasia.” SY “Nggih mbak, kulo tanda tangan ten

pundi niki?”

(sambil menandatangani lembar inform consent)

IV. 3

P “Bu, kulo angsal ngampil KK ne njenengan?”

IV. 4 SY “Ingkang fotokopi nopo sing asli

mbak?” IV. 4

P “Nopo mawon bu, sami mawon.” IV. 4 SY “Mangkih kriyin kulo padoske mbak.”

(masuk ke dalam kamar mencari apa yang saya butuhkan)

“Niki mbak KK ne.”

(sambil menyodorkan KK kepada saya)

IV. 4

P “Kulo catet rumiyin nggih datane.” IV. 4 SY “Nggih mbak, tak gaweke unjukan

nggih mbak?”

IV. 5 P “Mboten usah buk, matursuwun,

saestu mboten usah.”

IV. 5 SY “Wong meh dgaweke wedang kok.” IV. 5 P “Saestu buk, mboten usah. Njenengan

riyin sekolahe ten pundi buk?”

IV. 6 SY “Yo ten MI Gedangan mriki niki to

mbak, tapi bar niku mpun mboten neruske mbak.”

IV. 6

P “Menawi bapak riyin sekolahe ten pundi buk?”

IV. 6 SY “Walah nak pakne kan mbiyen

sekolahe ten Sumatera mbak, kulo nggih mboten ngertos ten pundi. Asline kan mbiyen kan nggih wong mriki mbak, trus nderek pindah ten Palembang. Trus ndang duwe bojo aku niku, sakniki netep ten mriki.”

IV. 6

P “Ow ngoten to buk, berarti riyin bapak tumut transmigrasi nggih?”

IV. 6

SY “Nggih mbak…” IV. 6

P “Dinten niki njenengan masak nopo

buk?” IV. 7

(41)

140 nomer 2 rodo masuk angin dadose

mboten maem, jangane wingi tasih. Meh njangan slobor we during kober.”

P Oalah, sakit nopo buk?” IV. 8

SY “Masuk angin watuk ngoten niku to.” IV. 8 P “Menawi dek HR nggih sering sakit

mboten buk?”

IV. 9 SY “Sakniki mpun mboten patek mbak,

wes rong sasi iki yae mbak.”

IV. 9

P “Lha riyine pripun to buk?” IV. 9

SY “Halah biasane HR ki masuk anginan mbak, sesasi pisan ki mesti watuk pilek. Nate Watuk niku sampe rong sasi mbak ra mari. Pas tasih umur 1 tahun niko malah nate dawah trus turine tulang rusuke enten sing mleset.”

IV. 9

P “Menawi sakit ngoten niku nopo usahane panjenengan buk?”

IV. 10 SY “Gek niko kulo gowo nggone pak

mantri, mboten mari, trus kulo beto ten Puskesmas mbak, Alhamdulillah kacek. Tapi pas rusuke mleset niku paringane dibenerke kalih tukang urut mbak, mari.”

IV. 10

P “Menawi keluargane ibu gadhah kartu Jamkesmas?”

IV. 11

SY “Gadhah mbak.” IV. 11

P “Kulo angsal ngampil sekedhap buk?” IV. 11 SY “Sing nggene sinten mbak, mriki

sakkeluarga gadhah sedanten.”

IV. 11 P “Sedanten nggih mboten nopo-nopo

buk.”

(sambil menunggu SY mengambil kartu Jamkesmas)

IV. 11

SY “Niki mbak, sekawan tok wong sing siji digowo anakku sing 1. Nembe kerjo sakniki tiyange.”

IV. 11

P “Nggih buk, mboten nopo-nopo. Njenengan ngertos kegunaane kartu niki buk?”

IV. 12

SY “Nggih sakngertiku damel berobat ten rumah sakit kersane mboten mbayar mbak. Biaya nak prikso ten nggriyo sakit saakniki lak nggih mboten sithik

(42)

141 to mbak. Nak ten Puskesmas we

Alhamdulillah gratis.”

P “Lha riyin dek HM lahire ten pundi buk?”

IV. 13 SY “Riyin lahir ten nggene bu bidan mbak.

Kulo hamil HM niki lak mboten doyan nopo-nopo to mbak, doyane cumin susu bendera coklat. Dadose kulo riyin nglairke niku alit, bobote 45 kg tok mbak. Tapi kulo ngrumangsani sing hamil ketiga niki kan kulo mpun umur, dadose kulo rutin prisan ten Polobogo nggene bu bidan mbak, lha wedi nak nopo-nopo. Tapi nggih Alhamdulillah HM lahir sehat, ning bayine cilik mbak mung 2500 gram.”

IV. 13

P “Alhamdulillah nggih buk, tapi nak 2500 gram niku sampun normal kok buk. Dek HM gadhah KMS buk? buku sing damel penimbangan ten posyandu.”

IV. 14

SY “Wonten mbak, kulo pendhetke.”

(sambil mengambil buku KMS)

IV. 14 P “Kulo prisani riyin nggih buk.”

(sambil mengambil buku yang disodorkan SY)

“Dek HM rutin ditimbang ten posyandu buk?”

IV. 15

SY “Biasane rutin mbak, tapi kadang kulo supe nak mpun jadwale dtimbangke mbak, dadose nggih mboten timbang. Hehehe….”

(tersenyum kecil)

IV. 15

P “Njenengan ngertos kegunaane KMS niki buk?”

IV. 16 SY “Nopo nggih mbak, sak ngertine

kulo nggih HM niku ditimbang, diitung duwure trus dicatet. Mangkih nak catetane minggah berarti sehat, nak midun berarti mboten sehat. Ngoten mbak…”

IV. 16

P “Nggih leres niku buk. Lha niki kok catetane nggene dek HM kathah sing mandhap nggih buk? Menurut njenengan nak mandhap ngeten

(43)

142 bermasalah mboten damel kesehatane

HM?”

SY “Nak kulo le ngarani masalah mbak, berarti kan anake kulo nembe mboten sehat, kedahe lak minggah nggih mbak. HM niku angel maeme mbak, dadose timbangane kerep mudun.”

IV. 17

P “Angel pripun maksute buk?” IV. 18

SY “Nggih nak diken maem niku angel, mboten purun mbak, dipekso we nggih mboten purun. Nak purun maem niku paling seneng kalih gereh-gereh ngoten mbak. Tapi nggih niku, padahal dipendhetke sekule sitik secentong men mboten ditelaske, paling dimaem rong cendok telung cendok lek mpun.”

IV. 18

P “Trus nak adik mpun angel maem ngoten nopo usahane njenengan buk?”

IV. 19 SY “Nak pas nyuwun kiyambak ngoten

kulo seneng nggih mbak, raketang sitik eneng sego sing mlebu, tapi kan mesti ratau dientekke, niku kadang kulo rayu-rayu kulo apusi jak jajan nopo maem kalih jalan-jalan ngoten mbak.”

IV. 19

P “Ngrayune pripun njenengan buk?” IV. 20 SY “Ngeten niki mbak, mengko nak

maeme ditelaske tak jak jalan-jalan ning Solotigo, nek mboten nggih ngko nak maeme entek ditumbaske bapak dolanan. Ngoten.”

IV. 20

P “Biasanipun nak ngajak jalan-jalan adik ngoten ten pundi mawon buk?”

IV. 20 SY “Nggih pokoke jalan-jalan sekitar

mriki niku to, kadang HM kulo gendong kalih dulang, kadang nggih mlampah kiyambak. Paling nggih jalan-jalane dugi nggene tonggo niku to.”

IV. 20

P “Nggih purun maem buk nak mpun dirayu ngoten niku?”

IV. 21 SY “Sami mawon mbak, mboten purun,

gedheg-gedheg sirahe. Ajeng didulang nggih malah mingkem kencengmen

(44)

143 mboten purun mbuka cangkeme. Kulo

paling sedih nak pas blas mboten purun maem mbak, sok teko kulo pendhetke maem kalih lawohe, bocahe kulo gendong kulo jak jalan-jalan rekane kulo dulang kulo rayu-rayu, eee… malah segone niku ditamplek, wutah tow mbak. Nak dipekso nggih ujung-ujunge nangis mbak.”

P “Lha nak maeme dek HM mboten kemaem ngoten niku dinapake buk maeme?”

IV. 22

SY “Biasane kulo simpen riyin mbak, mangkih nak nyuwun maem kulo baleni malih maeme wau. Tapi nggih kerepe mboten purun, nek mboten kulo maem nggih kulo paringke menthok. Eman-eman jane mbak, wong kulo ngrumangsani wong ra nduwe, tuku beras ki nggih awis. Duite nembe damel sekolah anakku sing nomer 2. Dadose nak masak nak maem sak-sake mbak.”

IV. 22

P “Lha sedinten niki kalih wingi adik mpun maem nopo mawon buk?”

IV. 23 SY “Niki mesuk mpun maem kalih

jangane wingi mbak. Tapi nggih mung rong cendok tok paling, mboten ditelaske. Awane kulo iriske kates setugel ditelaske mbak. Sore niki nggih niku nembe maem roti biskuat jajan wau mbak. Nak wingi malah maem kates tok mbak esuk kalih sonten setugel. Nak buah kates ngoten niku remen HM mbak. HM niku nak maem doyane kalih gereh tok kok mbak, kadang gereh asin, gereh kranjangan kadang nggih bandeng. Neglo mbak niki maeme mesuk mboten ditelaske.”

(sambil menunjukkan mangkok nasi

yang masih berisi nasi dan

sepotong ikan asin)

IV. 23

P “Dek HM nggih mimik susu mboten buk?”

IV. 24 SY “Sak bar kulo sapih niko nate kulo IV. 24

(45)

144 tumbaske susu SGM mbak, sing

murah. HM niku kulo sapih umur rong tahun pas niko. Tapi nggih niku mboten patek doyan susune. Nak sakniki mboten nate mimik susu.”

P “Lha njenengan niki nyayur nopo buk?” IV. 25 SY “Jangan wingi mbak, dereng telas

dadose eman-eman nak ajeng nyayur malih nak sing wingi dereng telas. Niki nyayur gereh mbak, kulo masak dekeni tomat.”

IV. 25

P “Sakeluarga dhahare nggih kalih sayur

niki buk?” IV. 26

SY “Nggih nggih to mbak, mriki nak njangan mboten nate macem-macem, sak entene. Misale entene slobor, sop-sopan, bayem nggih njangan sak entuke sayur kalih nggoreng tempe nopo tahu ngoten. Mangan daging niku arang sanget mbak. Paling pas bodo, nek mboten nggih pas mriki wonten acara berjanjen nopo kempalan ngoten. Bodo men nggih mbeleh menthoke kiyambak mbak mboten tumbas.”

IV. 26

P “Mriki gadhah menthok pinten to buk?” IV. 27 SY “Garek 5 mbak tasih alit-alit, babone

mati keno penyakit.”

IV. 27 P “Menthoke gadhah kandang kiyambak

mboten niki?”

IV. 28 SY “Wonten mbak, niku ten kilen griyo,

teko damelke cilik-cilikan sing penting mboten campur kalih tiyange.”

IV. 28

P “Niki angsal kates saking pundi buk? Keluargane njenengan nggih sering dhahar buah-buahan ngoten buk?”

IV. 29

SY “Katese diparingi sebelah mbak, kan gadhah wit kates to mriku. Nak maem buah jarang mbak. Paling nak usum salak sering diparingi tonggo, nak pas usum duku malah sering pados sing dawah trus disade mbak, nak sing pecah-pecah nggih dimaem kiyambak.”

IV. 29

(46)

145 buk kok mboten ketingal?”

SY “Nak mboten ten ndalem ngeten niki biasane kerjo mbongkar mbak. Biasane nak wonten truk-truk mandeg ten ngebrak mangkih sopire madosi tiang-tiang ken bongkar nek mboten muat matrial. Lha pakne kerjo ngoten niku. Kadang nggih buruh madung kayu mbak. Gaweane mboten mesthi, dadose penghasilane nggih mboten tetep. Tapi nggih bendinane gaweane kados ngoten niku.”

IV. 30

P “Nyuwun ngapunten sakderenge, badhe tanglet saru. Penghasilane bapak sedintene pinten buk?”

IV. 31

SY “Pakne sedinten-sedintene angsale selawe dugi telung puluh mbak, ra mesthi.”

IV. 31

P “Niku saget nyukupi kebutuhane sakeluarga buk?”

IV. 32 SY “Nggih kudu dicukupke mbak, wong

sakniki makani limang nyowo nggih mboten enteng, kedah ntrimo pokoke mbak. Mangan sak-sake mboten nopo-nopo. Sing radi angel nggih HR niku, dadose sedinten kedah nurahke arto damel jajane.”

IV. 32

P “Bu, nate kekirangan arto damel nyukupi kebutuhan maem keluarga?”

IV. 33 SY “Nak niku sering sanget mbak, wong

kerjane pakne mboten netep.”

IV. 33 P “Lha trus nopo ingkang njenengan

lakuke pas keadaane ngoten niku?”

IV. 34 SY “Kadang-kadang nggih utang arto ten

tonggo, kadang ten kempalan PKK, ngoten mbak. Nak kados menir nopo janganan ngoten kulo sok mendhet riyin ten warung mangkih artone kentun nak pakne mpun angsal arto, paringane kulo urip ten ndeso mbak, dadose nak wonten tonggone sing gadhah wit telo saged nyuwun godonge, kadang nak wonten sing gadhah wit kates nggih sok diparingi.”

IV. 34

(47)

146 riyin, mangkih menawi wonten sing

kirang kulo mriki malih nggih buk. Kulo badhe pamit.”

SY “Lho keseso mbak, wong nembe dolan kok. Nggih mbak mang mriki nak sekirane wonten sing kirang.”

IV. 35

(Peneliti datang lagi ke rumah SY untuk menanyakan menu makan anak HM)

P “Kulanuwun, kulanuwun, Bu SY…. Kulanuwun….”

IV. 36 SY “Monggo,, owalaaaahh njenengan to

mbak. Nggo pinarak nglebet.”

IV. 36

P “Kulo terosi kesah to buk?” IV. 36

SY “Mboten mbak, niki nembe wangsul saking tumbas bubur ten sekolahan.”

IV. 36 P “Oalah, nggih. Anggen kulo mriki

badhe tanglet-tanglet malih maeme HM sedinten wingi kalih enjing niki buk.”

IV. 37

SY “Alah, nggih mbak. Kok enjingmen nopo dereng libur kuliahe?”

IV. 37 P “Mboten libur tapi sakniki nak ten

kampus mpun nyante buk, wong mpun mboten wonten jadwal tetepe. O nggih enjing niki wau HM mpun maem nopo mawon buk?”

IV. 38

SY “Nggih niki to mbak, maem bubur sing tumbas ten sekolahan. Tumbas sewu men jane lumayan angsal sak piring.”

IV. 38

P “Ditelaske mboten niku buk?” IV. 39 SY “HM kok nelaske maem to mbak.

Neglo bubure tasih separo, paling dimaem wolung sendok tok mbak. Ngertos kiyambak to nak anake kulo angel maeme.”

IV. 39

P “Oalah, nggih buk. Lha nak sedinten wingi niko maem nopo mawon buk?”

IV. 40 SY “Wingi niko esok kalih sonten purun

maem sekul wong lawoh bandeng. Tapi nggih maeme niku trimo kalih sendok tok mbak, trus dimaem bandenge tok.”

IV. 40

P “Lha bandenge sepinten niku buk?” IV. 40 SY “Bandenge niku alah, kiro-kiro rong driji IV. 40

(48)

147 kulo gedhene, kulo tugel dadeke kalih

damel maem esuk kalih sonten. Wong siange niku mboten purun maem.” P “Mboten purun maem? Lha trus siang

maem nopo buk?”

IV. 40 SY “Maem jajan mbak, wonten tukang

sayur tumbas pia gangsalatusan setunggal kalih roti bolu gangsalatusan nggihan. Nggih mpun sedinten wingi niko maem niku thok thil. Angel tenan kok mbak mbak.”

IV. 40

P “Nggih ditlateni didulang buk?” IV. 41 SY “Podo wae mbak, didulango ki tetep

mboten ditelaske. Nate kulo tangisi saking sedihe nyawang anak mboten doyan maem.”

IV. 41

P “Kapan-kapan kulo mriki malih nggih buk, ajeng tanglet kados wau malih. Nyuwun ngapunten nggih mpun ngganggu kalih ngrepoti njenengan sakkeluargo.”

IV. 42

SY “Mboten ngrepoti mbak, palahane nak ngeten niki malah nambah paseduluran.”

IV. 42

P “Enggih buk, leres niku. Nggih mpun nak ngoten kulo pamit riyin, kapan-kapan kulo mriki malih. Pareng…”

IV. 42

(Peneliti datang lagi ke rumah SY untuk menanyakan menu makan anak HM)

P “Kulanuwun…” IV. 43

SY “Nggih, mriki mbak pinarak riyin.” IV. 43 P “Buk, riyin niko kulo nate ngendikan

menawi kulo badhe mriki tanglet maeme HM malih.”

IV. 44

SY “Nggih mbak, ajeng tanglet kados wingenane niko nopo mbak?”

IV. 44 P “Enggih buk leres, ajeng tanglet malih

enjing niki maem nopo kalih sedinten wingi niko maem nopo mawon.”

IV. 45

SY “Nak enjing niki HM mpun telas jagung godog setunggal mbak, ning nggih dereng maem sekul. Nak wingi niko kulo nyayur adas kalih goreng tempe, enjing HM maem sekul, dudoh adas

(49)

148 kalih tempene setunggal, tapi sekule

mboten ditelaske, kados biasane maeme kalih sendok tok mbak. Siang niko maem jenang sagu kalih nggado tempe setunggal. Nak sontene kulo dulang sami mawon telas kalih sendok makan, maem kalih dudoh adas kalih tempe setunggal.”

P “Nak siang arang maem nggih buk dek HM?”

IV. 45 SY “Enggih mbak, pokoke nak mpun

kelebon jajanan niku mpun mboten maem. Tapi nggih nak jajan kulo batesi mbak, sedinten niku paling kathah setunggal ewu.”

IV. 45

P “Oww ngoten nggih. Nggih mpun matursuwun sanget infonipun, kulo badhe pamit riyin buk.”

IV. 46

SY “Lho keseso to mbak, dinggurke nggih ten mriki.”

IV. 46 P “Mboten nopo-nopo, nggih mpun kulo

pareng riyin. Monggo…”

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup dipindah bukukan maka perkiraan modal

* Materi/Kisi-Kisi bisa dilihat di meteri dosen pengampu REMIDI (Nama Dosen bisa dilihat di web amikom jadwal REMIDI). * Pengambilan Mata Kuliah silahkan perhatikan

Pengukuran tahanan isolasi pemutus tenaga (PMT) ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester (megger) untuk memperoleh hasil

ERD PEG_NIP = PEG_NIP PEG_NIP = PEG_NIP PEG_NIP = PEG_NIP PEG_NIP = PEG_NIP PEG_NIP = PEG_NIP PEG_NIP = PEG_NIP PEG_NIP = PEG_NIP PEGAWAI PEG_NUPTK Text(16) PEG_NIP Integer

Dynamic Host Configuration Protokol (DHPC) adalah layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP

Hasil yang didapatkan pada uji indol menunjukkan bahwa hanya isolat F.M g.f 20 b.k saja yang memberikan hasil positif, yaitu terbentuk cincin berwarna merah di permukaan

Artinya, tidak terdapat perbedaan pada saat total accrual di antara bonus di bawah batas bawah dan di antara bonus dalam target, maka manajer mempertahankan laba

Pengaturan gizi pertandingan; pada periode pertandingan perlu disusun perencanaan makanan: sebelum bertanding, saat bertanding dan setelah bertanding, terutama untuk olahraga