• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAPUR INDUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAPUR INDUKSI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DAPUR INDUKSI DAPUR INDUKSI 1. 1. PENDAHULUANPENDAHULUAN 1.1 Sejarah 1.1 Sejarah

Hubungan teknologi pengecoran dengan peradaban manusia sangat erat Hubungan teknologi pengecoran dengan peradaban manusia sangat erat disetiap zaman dibuktikan dengan dikenalnya zaman perunggu dan zaman besi. disetiap zaman dibuktikan dengan dikenalnya zaman perunggu dan zaman besi. Peradaban tersebut ditandai dengan kemampuan manusia untuk mengolah logam Peradaban tersebut ditandai dengan kemampuan manusia untuk mengolah logam dengan tempe

dengan temperatur leleh yang lebih tinggi. ratur leleh yang lebih tinggi. Teknik pengecTeknik pengecoran adalah proses aworan adalah proses awalal dari teknik produksi, hal ini

dari teknik produksi, hal ini menjadikan teknik pengecmenjadikan teknik pengecoran suatu bagian yang sangatoran suatu bagian yang sangat penting untuk dipahami. Langkah awal pengenalan teknik pengecoran di dunia penting untuk dipahami. Langkah awal pengenalan teknik pengecoran di dunia kampus dimulai dengan mengenalkan teknik peleburan logam

kampus dimulai dengan mengenalkan teknik peleburan logam yang salah satunyayang salah satunya adalah proses peleburan logam.

adalah proses peleburan logam.

1.2. Latar Belakang. 1.2. Latar Belakang.

Dalam proses pengecoran logam tahapan peleburan untuk

Dalam proses pengecoran logam tahapan peleburan untuk mendapatkamendapatkan n logamlogam cair pasti akan dilakukan dengan menggunakan suatu tungku peleburan di mana cair pasti akan dilakukan dengan menggunakan suatu tungku peleburan di mana material

material bahan baku dan jenis tungbahan baku dan jenis tungku yang akan digunaku yang akan digunakan harus disesuaikkan harus disesuaikan denganan dengan material yang akan dilebur.

material yang akan dilebur.

Pemilihan tungku peleburan yang akan digunakan untuk mencairkan logam Pemilihan tungku peleburan yang akan digunakan untuk mencairkan logam harus sesuai dengan bahan baku yang akan dilebur. Paduan Aluminium, paduan harus sesuai dengan bahan baku yang akan dilebur. Paduan Aluminium, paduan tembaga, paduan timah hitam, dan paduan ringan lainnya biasanya dilebur dengan tembaga, paduan timah hitam, dan paduan ringan lainnya biasanya dilebur dengan menggunakan tungku peleburan jenis krusibel,sedangkan untuk besi cor menggunakan tungku peleburan jenis krusibel,sedangkan untuk besi cor menggunak

menggunakan tungku induksi fran tungku induksi frekwensi rendah atau kupola. Tungku induksi rekwensiekwensi rendah atau kupola. Tungku induksi rekwensi tinggi biasanya dig

tinggi biasanya digunakan unakan untuk melebur baja dan mauntuk melebur baja dan material tahanterial tahan temperatur tinggi.

temperatur tinggi.

Tungku yang paling banyak digunakan dalam pengecoran logam antara lain Tungku yang paling banyak digunakan dalam pengecoran logam antara lain ada lima jenis yaitu; Tungku jenis kupola, tungku pengapian langsung, tungku ada lima jenis yaitu; Tungku jenis kupola, tungku pengapian langsung, tungku krusibel, tungku busur listrik, dan tungku induksi. Dalam memproduksi besi cor krusibel, tungku busur listrik, dan tungku induksi. Dalam memproduksi besi cor tungku yang paling banyak digunakan industri pengecoran adalah krusibel

tungku yang paling banyak digunakan industri pengecoran adalah krusibel dan tungkudan tungku induksi, jenis kupola sudah mulai jarang digunakan karena pertimbangan tertentu. induksi, jenis kupola sudah mulai jarang digunakan karena pertimbangan tertentu. Berikut ini uraian tentang tungku induksi

(2)

2. 2. ISIISI

2.1.

2.1. Kajian TeKajian Tentang Dantang Dapur Induksipur Induksi

Secara umum tanur induksi digolongkan sebagai tanur peleburan (melting Secara umum tanur induksi digolongkan sebagai tanur peleburan (melting furnace) dengan frekuensi kerja jala-jala (50 Hz) sampai frekuensi tinggi (10000 Hz) furnace) dengan frekuensi kerja jala-jala (50 Hz) sampai frekuensi tinggi (10000 Hz) dan tanur penahan panas (holding furnace) yang bekerja pada frekuensi jala-jala. dan tanur penahan panas (holding furnace) yang bekerja pada frekuensi jala-jala.

Tanur induksi listrik adalah tanur yang melebur logam dengan medan Tanur induksi listrik adalah tanur yang melebur logam dengan medan elektromagnet yang dihasilkan oleh induksi listrik, baik yang berfrekuensi rendah elektromagnet yang dihasilkan oleh induksi listrik, baik yang berfrekuensi rendah maupun yang berfrekuensi tinggi. Tanur induksi biasanya berbentuk crucible yang maupun yang berfrekuensi tinggi. Tanur induksi biasanya berbentuk crucible yang dapat dimiringkan. Tanur ini dipakai untuk melebur

dapat dimiringkan. Tanur ini dipakai untuk melebur baja paduan tinggi, baja perkakas,baja paduan tinggi, baja perkakas, baja untuk cetakan, baja tahan karat,dan baja tahan panas yang tinggi..

baja untuk cetakan, baja tahan karat,dan baja tahan panas yang tinggi..

Penggunaan tanur induksi di industri pengecoran logam dewasa ini telah Penggunaan tanur induksi di industri pengecoran logam dewasa ini telah semakin berkembang. Hal ini terutama karena tanur induksi menjanjikan beberapa semakin berkembang. Hal ini terutama karena tanur induksi menjanjikan beberapa kelebihan antara lain:

kelebihan antara lain:

1.

1. Hasil peleburan bersih.Hasil peleburan bersih. 2.

2. Mudah dalam Mudah dalam mengatur/mengemengatur/mengendalikan temperatur.ndalikan temperatur. 3.

3. Komposisi cairan homogen.Komposisi cairan homogen. 4.

4. Efisiensi penggunaan energi panas tinggi.Efisiensi penggunaan energi panas tinggi. 5.

5. Dapat digunakan untuk melebur berbagai jenis Dapat digunakan untuk melebur berbagai jenis materialmaterial

Namun demikian terdapat pula hambatan/kendala yang perlu diperhatikan Namun demikian terdapat pula hambatan/kendala yang perlu diperhatikan yaitu:

yaitu: 1.

1. Infestasi biaya beban tetap yang cukup besar menuntut loading yang tinggi.Infestasi biaya beban tetap yang cukup besar menuntut loading yang tinggi. 2.

2. Biaya operasi yang besar menuntut Biaya operasi yang besar menuntut tingkat kegagalan yang rendah.tingkat kegagalan yang rendah. 3.

3. Dibutuhkan operator maupun Dibutuhkan operator maupun teknisi berpengalaman dalam mengoperasikannya.teknisi berpengalaman dalam mengoperasikannya. 4.

4. Tingkat bahaya besar, mengingat tanur ini Tingkat bahaya besar, mengingat tanur ini menggunamenggunakan enerji listrik kan enerji listrik yang sangatyang sangat besar.

besar. 5.

(3)

2.2.

2.2. Bagian-Bagian Bagian-Bagian Dapur InduDapur Induksiksi

Secara umum konstruksi dari dapur induksi

Secara umum konstruksi dari dapur induksi bentuknya tidak jauh beda denganbentuknya tidak jauh beda dengan dapur-dapur peleburan lainnya. Akan tetapi bagian-bagian dalam dapur induksi tentu dapur-dapur peleburan lainnya. Akan tetapi bagian-bagian dalam dapur induksi tentu berbeda sesuai fungsi dan perannya.

berbeda sesuai fungsi dan perannya.

Gambar 2. 2.1 Kostruksi dari

Gambar 2. 2.1 Kostruksi dari dapur induksidapur induksi

Gambar 2.

(4)

Bagian - b

Bagian - bagian dapuagian dapur induksi r induksi terdiri dariterdiri dari 1.

1. Spot : bias Spot : bias disebut juga dedisebut juga dengan corong yangan corong yang berfungsi sebagng berfungsi sebagai tempat keluarnyaai tempat keluarnya cairan logam yang sudah

cairan logam yang sudah dileburkan.dileburkan. 2.

2. Crusible : Crusible : sebagai tempat pemanasan logamsebagai tempat pemanasan logam 3.

3. Lining : lapisan pada diding bagian dalam yang tahan panas , berfungsi sebagaiLining : lapisan pada diding bagian dalam yang tahan panas , berfungsi sebagai krus.

krus. 4.

4. Antena : memiliki peranan penting sebagai sensor kebocoranAntena : memiliki peranan penting sebagai sensor kebocoran yang berfungsiyang berfungsi untuk mendeteksi kebocoran cairan logam pada lining

untuk mendeteksi kebocoran cairan logam pada lining (lapisan pada dinding(lapisan pada dinding bagian dalam induction furnace), apabila terdapat kerusakan pada lining bagian dalam induction furnace), apabila terdapat kerusakan pada lining dikarenakan crack 

dikarenakan crack  (retak), erosi, serta lining(retak), erosi, serta lining tergerus yang menyebabkan cairantergerus yang menyebabkan cairan logam bisa keluar menembus ke plat bajanya dan bisa terus melelehkannya serta logam bisa keluar menembus ke plat bajanya dan bisa terus melelehkannya serta cairan logam bisa sampai terus merusak induktor tembaga yangdidalamnya cairan logam bisa sampai terus merusak induktor tembaga yangdidalamnya terdapat air, maka akan terjadi l

terdapat air, maka akan terjadi ledakan pada induction furnace.edakan pada induction furnace. 5.

5. Coil (ICoil (Induktor) nduktor) : kom: komponen ponen yang yang tersusun tersusun dari dari lilitan lilitan kawat kawat berfungsiberfungsi menimbulkan arus listrik.

menimbulkan arus listrik. 6.

6. Refaktori : merupakan material yang mempunyai ketahanan dalam temperaturRefaktori : merupakan material yang mempunyai ketahanan dalam temperatur tinggi d an material yang mampu mempertahankan sifatnya terhadap tegangan tinggi d an material yang mampu mempertahankan sifatnya terhadap tegangan mekanik maupun serangan kimia dari gas-gas panas, cairan logam dan slag

mekanik maupun serangan kimia dari gas-gas panas, cairan logam dan slag 7.

7. Dan komponen-komponen lainnya.Dan komponen-komponen lainnya.

2.3.

2.3. Prinsip Proses PePrinsip Proses Peleburan Dengleburan Dengan Tanur Induksan Tanur Induksii

Tanur induksi bekerja dengan prinsip transformator dengan kumparan primer Tanur induksi bekerja dengan prinsip transformator dengan kumparan primer dialiri arus AC dari

dialiri arus AC dari sumber tenaga dan kumparan sekunder. Kumparan sekundesumber tenaga dan kumparan sekunder. Kumparan sekunder yangr yang diletakkan didalam medan mahnit kumparan primer akan menghasilkan arus induksi. diletakkan didalam medan mahnit kumparan primer akan menghasilkan arus induksi. Berbeda dengan transformator, kumparan sekunder digantikan oleh bahan baku Berbeda dengan transformator, kumparan sekunder digantikan oleh bahan baku peleburan serta dirancang sedemikian rupa agar arus induksi

peleburan serta dirancang sedemikian rupa agar arus induksi tersebut berubah menjaditersebut berubah menjadi panas yang sanggup mencairkannya.

panas yang sanggup mencairkannya.

Sesuai dengan frekuensi kerja yang digunakan, tanur induksi dikatagorikan Sesuai dengan frekuensi kerja yang digunakan, tanur induksi dikatagorikan sebagai tanur induksi frekuensi jala-jala (50 Hz

sebagai tanur induksi frekuensi jala-jala (50 Hz

 – 

 – 

60 Hz) dengan kapasitas lebur60 Hz) dengan kapasitas lebur diatas 1 ton/jam dan tanur induksi frekuensi menengah (150 Hz

diatas 1 ton/jam dan tanur induksi frekuensi menengah (150 Hz

 – 

 – 

10000 Hz) untuk 10000 Hz) untuk  tanur dengan kapasitas lebur rendah.

(5)

Frekuensi jala-jala pada tanur induksi frekuensi menengah diubah terlebih Frekuensi jala-jala pada tanur induksi frekuensi menengah diubah terlebih dahulu

dahulu dengan medengan menggunakan thynggunakan thyristor menjadi freukensi yang ristor menjadi freukensi yang lebih tinggi sebelumlebih tinggi sebelum dialirkan kekumparan primer.

dialirkan kekumparan primer.

Gambar 2.3.1. Skema tanur

Gambar 2.3.1. Skema tanur induksi frekuensi menengahinduksi frekuensi menengah

Secara umum tanur induksi terdiri dari 2 jenis yaitu: Secara umum tanur induksi terdiri dari 2 jenis yaitu: a.

a. Dapur induksi jenis saluran.Dapur induksi jenis saluran.

Jenis saluran inidigunakan sebagai holding furnace (hanya berfungsi untuk  Jenis saluran inidigunakan sebagai holding furnace (hanya berfungsi untuk  menahan temperatur cairan agar tidak turun).

menahan temperatur cairan agar tidak turun).

Gambar 2.3.2. Dapur induksi

(6)

Prinsip pemanasan tanur induksi jenis saluran. Pemanasan hanya Prinsip pemanasan tanur induksi jenis saluran. Pemanasan hanya dilakukan pada bagian saluran cairan. Bahan cair yang panas akan bergerak  dilakukan pada bagian saluran cairan. Bahan cair yang panas akan bergerak  keatas, sedangkan bahan cair yang dinggin bergerak kebawah mengisi saluran. keatas, sedangkan bahan cair yang dinggin bergerak kebawah mengisi saluran. Dengan demikian cairan didalam tanur akan mengalami sirkulasi.

Dengan demikian cairan didalam tanur akan mengalami sirkulasi.

Gambar 2.3.

Gambar 2.3.3. 3. Prinsip pemanasaPrinsip pemanasan dapur induksi jenn dapur induksi jenis saluran.is saluran.

b.

b. Dapur Induksi jenis krusDapur Induksi jenis krus

Gambar 2.3.4 Dapur induksi jenis krus. Gambar 2.3.4 Dapur induksi jenis krus.

Untuk dapur jenis ini digunakan sebagai dapur peleburan. Tanur induksi Untuk dapur jenis ini digunakan sebagai dapur peleburan. Tanur induksi  jenis

 jenis krus krus dikonstruksi dikonstruksi sedemikian sedemikian rupa rupa disesuaikan disesuaikan dengan dengan ukuran ukuran dan dan jenisjenis bahan yang dilebur, sehingga terdapat tanur induksi frekuensi jala-jala, tanur bahan yang dilebur, sehingga terdapat tanur induksi frekuensi jala-jala, tanur induksi frekuensi menengah dan tanur induksi frekuensi tinggi.

(7)

Gambar 2.3.5. Prinsip dapur induksi jenis krus. Gambar 2.3.5. Prinsip dapur induksi jenis krus.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih frekuensi kerja tanur Hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih frekuensi kerja tanur induksi adalah hubungannya dengan ukuran minimum bahan baku yang dapat induksi adalah hubungannya dengan ukuran minimum bahan baku yang dapat ditembus oleh frekuensi tersebut, sebagai berikut

ditembus oleh frekuensi tersebut, sebagai berikut

Dimana : Dimana :

δ

δ= kedalaman penetrasi elektromagnetik [m].= kedalaman penetrasi elektromagnetik [m].

K = Konstanta bahan baku. K = Konstanta bahan baku.

f = Frekuensi kerja [Hz]. f = Frekuensi kerja [Hz].

Ukuran minimum bahan baku yang dapat dilebur tanpa bantuan cairan adalah: Ukuran minimum bahan baku yang dapat dilebur tanpa bantuan cairan adalah:

D = 3,5 x D = 3,5 x δδ

Pada tanur induksi frekuensi jala-jala (50 Hz), mengingat dimensi bahan baku Pada tanur induksi frekuensi jala-jala (50 Hz), mengingat dimensi bahan baku minimumnya sedemikian besar, maka peleburan pertama selalu dimulai

minimumnya sedemikian besar, maka peleburan pertama selalu dimulai dengan bahandengan bahan berukuran besar sebagai starting-block serta selalu disisakan sekurang-kurangnya 1/3 berukuran besar sebagai starting-block serta selalu disisakan sekurang-kurangnya 1/3 cairan didalam tanur untuk

(8)

Oleh Brown Bovery C. dit

Oleh Brown Bovery C. ditabelkan sebagai berikut :abelkan sebagai berikut :

Tabel 2.3.1 Ukuran minimum bahan baku Tabel 2.3.1 Ukuran minimum bahan baku

Pada tanur induksi frekuensi jala-jala (50 Hz), mengingat dimensi bahan baku Pada tanur induksi frekuensi jala-jala (50 Hz), mengingat dimensi bahan baku minimumnya sedemikian besar, maka peleburan pertama selalu dimulai

minimumnya sedemikian besar, maka peleburan pertama selalu dimulai dengan bahandengan bahan berukuran besar sebagai starting-block serta selalu disisakan sekurang-kurangnya 1/3 berukuran besar sebagai starting-block serta selalu disisakan sekurang-kurangnya 1/3 cairan didalam tanur untuk

cairan didalam tanur untuk membantu proses peleburan berikutnya.membantu proses peleburan berikutnya.

2.4.

2.4. Lining Lining Tanur Tanur InduksiInduksi

Hal utama yang perlu sangat diperhatikan disamping prinsip pemanasan dan Hal utama yang perlu sangat diperhatikan disamping prinsip pemanasan dan pencairan pada penggunaan tanur induksi adalah lapisan bahan tahan panas (

pencairan pada penggunaan tanur induksi adalah lapisan bahan tahan panas ( lininglining)) yang berfugsi sebagai krus. Kualitas

yang berfugsi sebagai krus. Kualitas lininglining ini sangat berperan terhadap fungsi,ini sangat berperan terhadap fungsi, keselamatan kerja, metalurgi peleburan dan efisiensi.

keselamatan kerja, metalurgi peleburan dan efisiensi. Beban-beba

Beban-beban yang harus n yang harus dapat diatasi olehdapat diatasi oleh lininglining adalah:adalah: a.

a. Temperatur tinggi selama proses peleburan dan perubahan temperatur dari tinggiTemperatur tinggi selama proses peleburan dan perubahan temperatur dari tinggi kerendah yang sangat cepat (temperatur shock) dan berulang-ulang khususnya kerendah yang sangat cepat (temperatur shock) dan berulang-ulang khususnya ketika bahan baku dimuatkan.

ketika bahan baku dimuatkan. b.

b. Gaya-gaya mekanik yang dihasilkan oleh tekanan cairan, benturan bahan bakuGaya-gaya mekanik yang dihasilkan oleh tekanan cairan, benturan bahan baku dan gesekan baik ketika bahan masih beku ataupun telah mencair.

dan gesekan baik ketika bahan masih beku ataupun telah mencair. c.

c. Efek-efek metalurgi dari reaksi-reaksi yang berlangsung antaraEfek-efek metalurgi dari reaksi-reaksi yang berlangsung antara lininglining dengandengan bahan dan terak cair, unsur-unsur asing serta merusak yang berasal dari bahan bahan dan terak cair, unsur-unsur asing serta merusak yang berasal dari bahan baku (Zn, Pb) yang pada temperatur peleburan besi berada dalam keadaan sangat baku (Zn, Pb) yang pada temperatur peleburan besi berada dalam keadaan sangat cair sehingga mampu menyusup diantara celah-celah

(9)

Ketebalan

Ketebalan lininglining tanur induksi berpengaruh pula terhadap efisiensi penggunaantanur induksi berpengaruh pula terhadap efisiensi penggunaan energi listrik karena

energi listrik karena lininglining yang terlalu tebal akan menghambat aliran induksi.yang terlalu tebal akan menghambat aliran induksi. Dengan demikian

Dengan demikian lininglining harus harus dibuat dibuat setipis setipis mungkin mungkin dengan dengan tetaptetap mempertimbangkan keamanan tanur. Dewasa ini tergantung dari kapasitas muat mempertimbangkan keamanan tanur. Dewasa ini tergantung dari kapasitas muat tanur, ketebalan

tanur, ketebalan lininglining adalah antara 80 mm sampai dengan 200 mm.adalah antara 80 mm sampai dengan 200 mm.  Lining

 Lining tanur induksi terbuat dari bahan berbentuk serbuk kasar yang kering.tanur induksi terbuat dari bahan berbentuk serbuk kasar yang kering. Bahan tersebut harus dapat terpasang dengan baik melapisi kumparan bagian dalam. Bahan tersebut harus dapat terpasang dengan baik melapisi kumparan bagian dalam. Kekuatan dari bahan

Kekuatan dari bahan lininglining tersebut baru diperoleh setelah bahan mengalami prosestersebut baru diperoleh setelah bahan mengalami proses sintering.

sintering.

Proses sintering adalah proses pemanasan terhadap

Proses sintering adalah proses pemanasan terhadap lininglining baru sehingga bahanbaru sehingga bahan lining

lining yang semula terdiri dari serbuk kasar, sebagian berubah menjadi bersifatyang semula terdiri dari serbuk kasar, sebagian berubah menjadi bersifat keramik yang tahan terhadap temperatur tinggi dan pengaruh-pengaruh kimiawi, keramik yang tahan terhadap temperatur tinggi dan pengaruh-pengaruh kimiawi, sebagian berupa padatan masif yang segera akan berubah menjadi keramik bila daerah sebagian berupa padatan masif yang segera akan berubah menjadi keramik bila daerah keramik telah menipis dan sebagian masih merupa serbuk yang mampu meredam keramik telah menipis dan sebagian masih merupa serbuk yang mampu meredam getaran akibat benturan oleh bahan baku serta meredam retakan

getaran akibat benturan oleh bahan baku serta meredam retakan lininglining..

Selama proses peleburan daerah keramik akan terus menerus terkikis oleh Selama proses peleburan daerah keramik akan terus menerus terkikis oleh cairan, namun demikian daerah padatan yang terletak tepat disebelahnya akan segera cairan, namun demikian daerah padatan yang terletak tepat disebelahnya akan segera menjadi keramik sehingga ketebalan daera

menjadi keramik sehingga ketebalan daerah keramik ini h keramik ini relatif tetap. Hal mana terjadirelatif tetap. Hal mana terjadi pula terhadap daerah padatan yang pada saat bagian terdepan berubah menjadi pula terhadap daerah padatan yang pada saat bagian terdepan berubah menjadi keramik bagian lain segera digantikan oleh bagian bahan serbuk yang berubah keramik bagian lain segera digantikan oleh bagian bahan serbuk yang berubah menjadi padatan.

menjadi padatan.

Dengan demikian pada akhirnya bagian

Dengan demikian pada akhirnya bagian lininglining yang akan habis adalah bagianyang akan habis adalah bagian yang masih berupa serbuk. Artinya, bila bagian ini

yang masih berupa serbuk. Artinya, bila bagian ini sudah habis makasudah habis maka lininglining tidak akantidak akan mampu lagi untuk meredam getaran dan retakan. Hal ini menjadi indikator bahwa mampu lagi untuk meredam getaran dan retakan. Hal ini menjadi indikator bahwa lining

(10)

Daerah Daerah cairan cairan Permukaan keramik  Permukaan keramik  Bahan lining padatan Bahan lining padatan Bahan lining tetap serbuk  Bahan lining tetap serbuk  Bahan isolator Bahan isolator Penetrasi panas Penetrasi panas Daerah Daerah cairan cairan Permukaan keramik  Permukaan keramik  Bahan lining padatan Bahan lining padatan

Bahan isolator Bahan isolator Penetrasi panas

Penetrasi panas

Ketebalan dari masing-masing daerah

Ketebalan dari masing-masing daerah lininglining sesaat setelah proses sinteringsesaat setelah proses sintering selesai adalah relatif sama, dengan demikian

selesai adalah relatif sama, dengan demikian lininglining dapat dinyatakan habis biladapat dinyatakan habis bila ketebalanny

ketebalannya tinggal a tinggal 2/3 dari 2/3 dari ketebalan semula.ketebalan semula.

Tiga daerah

Tiga daerah lininglining dan masing-masing fungsinya:dan masing-masing fungsinya: 

 Daerah keramik yang tahan terhadap temperatur tinggi dan pengaruh-pengaruhDaerah keramik yang tahan terhadap temperatur tinggi dan pengaruh-pengaruh kimiawi.

kimiawi. 

 Daerah padatan masif yang segera akan berubah menjadi keramik bila daerahDaerah padatan masif yang segera akan berubah menjadi keramik bila daerah keramik telah menipis.

keramik telah menipis. 

 Daerah serbuk yang mampu meredam getaran akibat benturan oleh bahan bakuDaerah serbuk yang mampu meredam getaran akibat benturan oleh bahan baku serta meredam retakan

serta meredam retakan lininglining.. Gambar 2.4.1 Lining 

Gambar 2.4.1 Lining setelah prosessetelah proses

Gambar 2.4.1 Lining 

(11)

Daerah

Daerah

cairan

cairan

Permukaan keramik 

Permukaan keramik 

Bahan lining padatan

Bahan lining padatan

Bahan lining tetap serbuk 

Bahan lining tetap serbuk 

2.5.

2.5. Pemuatan Pemuatan bahan bahan peleburan.peleburan.

Proses peleburan dengan tanur induksi akan semakin efisien bila Proses peleburan dengan tanur induksi akan semakin efisien bila menggunakan bahan baku yang masif (berukuran besar) dan kompak. Keuntungan menggunakan bahan baku yang masif (berukuran besar) dan kompak. Keuntungan yang diperoleh dari bahan masif adalah :

yang diperoleh dari bahan masif adalah : 1.

1. Bahan yang dilewati oleh medan induksi lebih banyak sehingga menghasilkanBahan yang dilewati oleh medan induksi lebih banyak sehingga menghasilkan enerji panas yang lebih besar.

enerji panas yang lebih besar. 2.

2. Permukaan bahan yang bersentuhan dengan udara sedikit sehingga mengurangiPermukaan bahan yang bersentuhan dengan udara sedikit sehingga mengurangi efek oksidasi.

efek oksidasi. 3.

3. Bahan homogen dengan komposisi yang serupa sehingga mengurangi faktorBahan homogen dengan komposisi yang serupa sehingga mengurangi faktor kesalahan peramuan.

kesalahan peramuan. 4.

4. Mengurangi kemungkinan bahan asing dan kotoran ikut terbawa pada saatMengurangi kemungkinan bahan asing dan kotoran ikut terbawa pada saat pemuatan sehingga lebih dapat

pemuatan sehingga lebih dapat menjamin pencapaian komposisi yang dikehendakimenjamin pencapaian komposisi yang dikehendaki serta mengurangi terak ataupun bahaya-bahaya lain

serta mengurangi terak ataupun bahaya-bahaya lain yang ditimbulkannyayang ditimbulkannya..

Ketersediaan cairan didalam tanur juga akan dapat meningkatkan kecepatan. Ketersediaan cairan didalam tanur juga akan dapat meningkatkan kecepatan. peleburan.Maka dalam hal pemuatan bahan kedalam tanur indsuksi berlaku urutan peleburan.Maka dalam hal pemuatan bahan kedalam tanur indsuksi berlaku urutan sebagai berikut:

sebagai berikut: 

 Tanur induksi frekuensi jala-jala:Tanur induksi frekuensi jala-jala: 1.

1. Sarting blok untuk awal peleburan :Sarting blok untuk awal peleburan : 2.

2. Sisa cairan, yaitu 1/3 dari Sisa cairan, yaitu 1/3 dari kapasitas tanur untuk peleburan lanjutan.kapasitas tanur untuk peleburan lanjutan. 3.

3. Besi kasar.Besi kasar. 4.

4. Bahan daur ulang.Bahan daur ulang. 5.

5. Besi bekas.Besi bekas. 6.

(12)

7.

7. Baja bekas.Baja bekas. 8.

8. Bahan paduan, dimana paduan dengan kehilangan terbakar (melting loss)Bahan paduan, dimana paduan dengan kehilangan terbakar (melting loss) tinggi dimuatkan paling akhir.

tinggi dimuatkan paling akhir.

Poin 1 merupakan tuntutan wajib bagi tanur induksi frekuensi jaringan, sebab Poin 1 merupakan tuntutan wajib bagi tanur induksi frekuensi jaringan, sebab tanpa starting block proses peleburan tidak dapat berlangsung. Sedangkan poin 2 tanpa starting block proses peleburan tidak dapat berlangsung. Sedangkan poin 2 adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi enerji peleburan. Poin 3 sampai 8 adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi enerji peleburan. Poin 3 sampai 8 merupakan urutan prioritas bila

merupakan urutan prioritas bila bahan-bahan tersebut digunakanbahan-bahan tersebut digunakan

 Tanur induksi frekuensi menengah dan tinggi:Tanur induksi frekuensi menengah dan tinggi:

1.

1. Sarting blok untuk awal peleburan (bila tersedia).Sarting blok untuk awal peleburan (bila tersedia). 2.

2. Besi kasar.Besi kasar. 3.

3. Bahan daur ulang.Bahan daur ulang. 4.

4. Besi bekas.Besi bekas. 5.

5. Baja bekas.Baja bekas. 6.

6. Carburisher (bersama baja bekas).Carburisher (bersama baja bekas). 7.

7. Bahan paduan, dimana padfuan dengan kehilangan terbakar (melting loss)Bahan paduan, dimana padfuan dengan kehilangan terbakar (melting loss) tinggi dimuatkan paling akhir.

tinggi dimuatkan paling akhir.

Poin 1 lebih baik dilakukan walaupun tanpa sarting blok proses peleburan Poin 1 lebih baik dilakukan walaupun tanpa sarting blok proses peleburan dengan tanur induksi frekuensi menengah sampai tinggi tetap dapat dilakukan. dengan tanur induksi frekuensi menengah sampai tinggi tetap dapat dilakukan. Sedangkan poin 2 sampai 7 merupakan urutan prioritas bila bahan-bahan tersebut Sedangkan poin 2 sampai 7 merupakan urutan prioritas bila bahan-bahan tersebut digunakan.

(13)

3.

3. KESIMPULANKESIMPULAN 1.

1. Dapur Induksi termasuk dalam dapur peleburan yang prinsi kerjanyaDapur Induksi termasuk dalam dapur peleburan yang prinsi kerjanya menggunaka

menggunakan induksi arus n induksi arus listrik.listrik. 2.

2. Dapur InduksDapur Induksi mempunyai mempunyai beberapa kei beberapa keuntungan yauntungan yaitudapat melebitudapat meleburkan urkan semuasemua  jenis

 jenis baja baja dan dan bahan bahan material material yang yang lainnya lainnya yang yang tidak tidak dapat dapat dileburkan dileburkan oleholeh dapur-dapur peleburan yang lain. Tempearur dapat diatur

dapur-dapur peleburan yang lain. Tempearur dapat diatur serta kebersihannya danserta kebersihannya dan karateristik memadai.

karateristik memadai. 3.

3. Disamping banyak keuntungan dari dapur induksi ada juga kerugiannya yaituDisamping banyak keuntungan dari dapur induksi ada juga kerugiannya yaitu dalam hal biaya dan pengoperasian yang sulit, sehingga dibutuhkan tenaga ahli dalam hal biaya dan pengoperasian yang sulit, sehingga dibutuhkan tenaga ahli yang handal.

(14)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Mikel, P. Grover.

Mikel, P. Grover. Fundamental Fundamental of of Modern Modern ManufacturingManufacturing http://ghulamzoldics.wordpress.com/ 

http://ghulamzoldics.wordpress.com/  electric-mechanic.blogspot.com/2010/11/ 

electric-mechanic.blogspot.com/2010/11/ tungkutungku--induksiinduksi.html.html epository.us

epository.usu.ac.id/bitstream/12345u.ac.id/bitstream/123456789/22553/4/Cha6789/22553/4/Chapter%20II.pdf pter%20II.pdf  http://hapli.wordpress.

http://hapli.wordpress.com/foundry/pelebcom/foundry/peleburan-dengan-tanur-induran-dengan-tanur-induksi/ uksi/  http://mechanical9

(15)

TEKNOLOGI PENGECORAN TEKNOLOGI PENGECORAN

“ DAPUR INDUKSIDAPUR INDUKSI ””

Disusun oleh : Disusun oleh : DANANG KURNIAWAN DANANG KURNIAWAN I0409012 I0409012

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA SURAKARTA

2012 2012

(16)

Gambar

Gambar 2. 2.1 Kostruksi dari dapur induksi dapur induksi
Gambar 2.3.1. Skema tanur
Gambar 2.3.3.  3.  Prinsip pemanasa Prinsip pemanasan dapur induksi jen n dapur induksi jenis saluran
Gambar 2.3.5. Prinsip dapur induksi jenis krus.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dan keruntuhan yang terjadi pada balok beton bertulang dengan pecahan keramik sebagai pengganti sebagian agregat kasar

Obyek dari penelitian ini adalah kuat tekan silinder beton dan kuat lentur balok beton bertulang menggunakan pecahan keramik sebagai pengganti sebagian agregat kasar dan bv

Jadwal pada aplikasi SPSE bersifat perkiraan (tentative) yang mungkin dapat berubah apabila terjadi perubahan sebelum batas akhir pemasukan penawaran.. BERUBAH

Obyek dari penelitian ini adalah kuat tekan silinder beton dan kuat lentur balok beton bertulang menggunakan pecahan keramik sebagai pengganti sebagian agregat kasar dan bv

magnet stator untuk beberapa saat sehingga motor induksi tiga fasa akan berubah. fungsi menjadi generator dan

Penelitian tentang penggantian agregat kasar dengan agregat pecahan keramik (ALK) pada beton non pasir bertujuan untuk membuat beton yang dihasilkan menjadi beton ringan

Selective Laser Sintering (SLS) menggunakan laser daya tinggi untuk memadukan partikel kecil dari plastik, logam, serbuk keramik atau gelas, menjadi massa yang memiliki

KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PECAHAN KERAMIK SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR DENGAN BAHAN TAMBAH BV SPECIAL Henry Hartono, Basuki dan Adi Prasetyo