• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMPUTER DALAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING. Oleh: Nelentika Lendarty, S.Kom. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMPUTER DALAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING. Oleh: Nelentika Lendarty, S.Kom. Abstrak"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMPUTER DALAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Oleh:

Nelentika Lendarty, S.Kom Abstrak

Information Comunication and Technology (ICT) saat ini telah banyak memberikan sumbangan dalam pembelajaran, tidak tertinggal pula dalam duni Bimbingan Konseling. Penggunaan Teknologi komputer di sekolah yang bertujuan membantu para peserta didik dalam memecahkan masalah yang mereka miliki, kini juga teknologi komputer telah menjadi salah satu yang dapat membantu bimbingan konseling yang ada. Proses Konseling menggunakan bantuan komputer atau Computer Assisted Counseling (CAC) merupakan konseling mandiri, juga disebut konseling komputer pasif atau biasa juga disebut dengan standalone.

Layanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan teknologi komputer yaitu internet dan software. Aplikasi yang sangat nyata adalah proses layanan bimbingan dan konseling sudah tidak harus dengan bertatap muka. Banyak sekali hambatan yang menjadi duri bagi kemajuan dunia bimbingan dan konseling. Salah satunya adalah sumber daya manusianya yang belum bisa memanfaatkan dengan baik kemajuan teknologi informasi tersebut.

Penelitian ini adalah penelitian survey yang akan memberikan sumbangan informasi tentang penggunaan teknologi komputer dalam dunia bimbingan konseling yang sudah ada di indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling dengan memanfaatkan teknologi komputer masih sangat minim, karena layanan yang diberikan masih banyak yang bertatap muka dengan konseli.

Keyword: Teknologi Komputer, Bimbingan Konseling I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata komputer berasal dari bahasa Inggris to compute yang berarti menghitung. Sedangkan computer berarti alat penghitung. Kemudian kata

computer tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi komputer. Berdasarkan sifat-sifat yang dimilikinya, komputer dapat

(2)

dan integrative berdasarkan program, dapat menerima masukan berupa data, mengolah dalam memori, dan menampilkan hasil berupa informasi.”1[1]

Pada dasarnya komputer memiliki tiga sifat, yaitu “bekerja dengan menggunakan tenaga listrik, bekerja berdasarkan program, dan bekerja dalam satu sistem.”2[2] Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu.

Perubahan zaman pada sekarang ini secara tidak langsung menuntut masyarakat untuk menghadapi berbagai tantangan dinamika globalisasi yang semakin maju. Dinamika globalisasi telah banyak memberikan pelbagai manfaat seperti terbukanya peluang-peluang baru dan meningkatkan kesejahteraan bagi manusia. Namun pengaruh dinamika globalisasi juga memberikan kerugian bagi manusia terutama manusia yang tidak siap dalam menghadapi tantangan globalisasi seperti munculnya pelbagai masalah. Masalah keamanan manusia, meningkatnya kemiskinan, memperburuk ekonomi, memarginalkan manusia, dan munculnya berbagai masalah hubungan dengan kemanusiaan. Oleh karena itu, untuk mencapai manfaat yang optimal dari globalisasi yaitu dengan teknologi informasi. Didalam era globalisasi atau era informasi terjadi berbagai pertukaran informasi yang cepat tanpa batasan batasan ruang dan waktu. Ini dapat menjadi peluang bagi profesi bimbingan dan konseling. Profesi bimbingan harus memberikan respons secara proaktif dalam menghadapi tantangan dan peluang tersebut melalui layanan profesional sehingga mampu membantu individu dalam beradaptasi dengan tuntutan global.

Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konsling dengan cara-cara yang lebih menarik,interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1[1] Daryanto, Keterampilan Dasar Pengoperasian Komputer, (Bandung: Yrama Widya, 2004), hlm. 11-12

(3)

1. Apakah yang dimaksud dengan Bimbingan Konseling ? 2. Apakah pengertian Teknologi Informasi ?

3. Bagaimana hubungan antara Bimbingan Konseling dengan Teknologi Informasi ?

4. Bagaimana manfaat penggunaan komputer dalam Bimbingan Konseling ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Bimbingan Konseling. 2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tekmologi Informasi. 3. Untuk mengetahui hubungan antara Bimbingan Konseling dengan

Teknologi Informasi.

4. Untuk mengetahui manfaat penggunaan komputer dalam Bimbingan Konseling.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Bagi penulis, penyusunan makalah ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan pemahaman dalam mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat dari perkuliahan.

2. Dengan penyusunan makalah ini, dapat memberikan gambaran tentang hubungan antara Bimbingan Konseling dan Komputer.

3. Sebagai bahan bacaan atau diskusi mengenai hubungan antara Bimbingan Konseling dan Komputer.

II. PERMASALAHAN

A. Pengertian Bimbingan Konseling

Bimbingan secara etimologi kata ini berasal dari kata guidance berasal dari kata kerja to guide yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun, atau membantu. Sesuai istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan suatu bentuan atau tuntunan.3[3]

Defenisi bimbingan yang pertama kali dikemukakan dalam year’s Book of Education 1955, yaitu:

“Guidance is a process of helping individual through their own effort to

discover and develop their potentialities both for per develop their

(4)

potentialities both for personal happiness and social use fullness (Bimbingan

adalah suatu proses membantu individu melalui usaha sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial).”4[4]

Sedangkan menurut Dr. Moh. Surya mengemukakan bahwa “Bimbingan adalah suatu pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarah diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri terhadap lingkungan.”5[5]

Konseling berasal dari bahasa Inggris to counsel yang secara etimologis berarti to give advice yang berarti memberi saran dan nesehat. Menurut Rogers ia mengemukakan “counseling is a serious of dire`t contacve with the

individual which amus to offer him assistanc in changing his attitude and behavior (Konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan

bertujuan untuk membantu dia dalam bersikap dan tingkah laku).”6[6] Istilah bimbingan seringkali dirangkaikan dengan istilah konseling. Hal ini disebabkan karena bimbingan konseling itu merupakan suatu kegiatan integral. Bimbingan dan konseling merupakan proses upaya membantu individu untuk mecapai perkembangannya yang optimal. Yang pada intinya bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya bantuan terhadap individu untuk membantu mengoptimalkan perkembangan dalam kehidupannya serta membimbing individu agar mengetahui atau mengerti dirinya sendiri, mengarahkan, merealisasi, mengembangkan potensi, serta mengaktualisasi dirinya sendiri dan juga melalui tugas-tugas perkembangannya dengan baik.

Bimbingan dan konseling dalam pendidikan formal merupakan salah satu sarana pendukung untuk peserta didik optimal dalam memecahkan masalah serta mengembangkan potensi dirinya. Bimbingan dan konseling dalam pendidikan formal senantiasa menyelaraskan dengan perkembangan pendidikan yang juga selaras dengan perkembangan zaman, oleh karena itu, bimbingan konseling juga memerlukan suatu penyesuaian dengan kemajuan yaitu dengan penerapan aplikasi teknologi informasi.

Dalam usaha pemberian bantuan terhadap individu yang bermasalah, pelayanan bimbingan konseling melaksanakan beberapa fungsi :

1. Fungsi pengungkapan 2. Fungsi pencegahan 3. Fungsi penyaluran 4[4] Ibid 5[5] Ibid 6[6] Ibid, hlm. 10

(5)

4. Fungsi pengembangan 5. Fungsi penyesuaian 6. Fungsi pengarahan 7. Fungsi informatif 8. Fungsi pemecahan 9. Fungsi perbaikan 10. Fungsi pemeliharaan 11. Fungsi peningkatan.7[7]

B. Pengertian Teknologi Informasi

Kata teknologi berasal dari bahasa Latin “tekne (bahasa Inggris art) dan

logos (bahasa Indonedia ilmu).”8[8] Dalam perkembangan teknologi, ada

beberapa pengertian tentang teknologi informasi antara lain:

1. Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu kita bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan data.

2. Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, tetapi juga untuk mengirimkan informasi. 3. Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputer

dengan jalur komunikasi berkecapatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.

Dengan demikian, pengertian teknologi informasi merupakan gabungan antara teknologi komputer dengan teknologi telekomunikasi.

Jika kata teknologi dihubungkan dengan pendidikan, maka dapat didefenisikan sebagai “perluasan konsep tentang media, dimana teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu.”9[9]

C. Hubungan Antara Bimbingan Konseling dan Teknologi Informasi Teknologi informasi memiliki fungsi dalam bimbingan konseing, antar lain:

a. Mempermudah konselor dalam menyusun, mencari dan juga mengolah data.

b. Menjaga kerahasiaan suatu data, karena dengan teknologi memungkinkan untuk menguncinya dan tidak sembarang orang dapat mengaksesnya.

7[7] Slameto. Bimbingan di Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 1988), hlm. 16

8[8] A. Achsin, Media Pendidikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar, ( Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang, 1986), hlm. 10

(6)

c. Membantu individu maupun kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah dan relatif murah dalam pelaksanaan konseling.

d. Memberikan kesempatan kepada individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan informasi yang mereka terima tanpa perlu bertemu secara fisik.

e. Menjadikan teknologi informasi sebagai alat dalam suatu program kegiatan, sehingga kegiatan tersebut lebih teratur dan terstruktur.

Seperti yang diketahui bahwa saat ini bimbingan konseling belum dikatakan materi, sehingga tidak semua sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk materi bimbingan konseling ini, karena berbagai alasan. Dengan demikian apakah dengan tidak tersedianya waktu yang cukup peran guru bimbingan konseling akan berhasil. Siapapun pasti akan menjawab tidak. Dengan argumen apapun jika waktu yang tersedia tidak cukup atau tidak sesuai seperti yang diharapkan, maka jangan harap apa yang disampaikan bisa mengenai sasarannya. Oleh karena itu peranan teknologi informasi bisa menjawab kekurangan waktu tersebut. Aplikasi teknologi informasi dalam bimbingan konseling adalah memberikan informasi kepada klien tentang apa yang dibutuhkannya. Selain itu, sarana yang diberikan oleh teknologi informasi itu sendiri, memungkinkan antar pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok lainnya dapat bertukar pikiran. Teknologi informasi pun dapat meningkatkan kinerja dan memungnkinkan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja konselor itu sendiri.

Tujuan Bimbingan dan Konseling menggunakan Teknologi Informasi kedalam melakukan pelayanannya, yaitu :

1. Easy to Use (mudah digunakan) 2. Easy to Manage (mudah di atur) 3. Simple (tidak rumit)

4. Dynamic (dinamis)

Urgensi bimbingan dan konseling mengacu pada perkembangan serta kemajuan teknologi yang mutakhir, salah satunya ialah penggunaan alat atau media komunikasi serta informasi elektronik baik secara online maupun offline. Penggunaan media teknologi yang mutakhir akan senantiasa merubah gaya serta penerapan bimbingan dan konseling yang konvensional. Sebagaimana tujuan dari kemajuan teknologi yaitu untuk mengefisienkan atau mempermudah akses informasi, maka penerapannya dalam bimbingan dan konseling juga mengacu pada cara yang sama tanpa mengubah konteks dari bimbingan dan konseling tersebut.

(7)

Komputer merupakan media pembantu dalam memudahkan seorang konselor dalam membahas tentang berbagai permasalahan yang dimiliki oleh siswanya. Kata media itu sendiri berasal dari bahasa latin medius yang secara harfian berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah “perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.”10[10]

Komputer merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan oleh konselor dalam proses konseling. Pelling menyatakan bahwa ”penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan untuk membantu siswa dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan keputusan pilihan karir.”11[11] Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan membuka internet, maka siswa akan dapat melihat banyak informasi atau data yang dibutuhkan untuk menentukan pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya.

Dengan Proses Konseling menggunakan bantuan komputer atau Computer

Assisted Counseling (CAC) merupakan konseling mandiri, juga disebut

konseling komputer pasif atau biasa juga disebut dengan standalone. Konseli mencari pemecahan masalah atau kebutuhannya melalui program interaktif

konseling dalam bentuk CD yang dirancang khusus agar konseli tersebut dapat

mengeksplorasi permasalahannya, mencari informasi yang dibutuhkan dari sejumlah informasi yang disediakan, dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan. Dalam penggunaan fasilitas ini (CAC), konseli dimungkin untuk tidak perlu bertemu dengan konselor. CAC ini juga dapat dilakukan secara blended, memperdalam materi-materi yang terdapat dalam program konseling, dan memilih tindakan selanjutnya.12[12]

Salah satu layanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan teknologi komputer khususnya internet adalah E-counseling atau cybercounseling. E- counseling merupakan salah satu cara yang efektif dan efisisen dalam proses konseling jarak jauh yang dilakukan antara konselor dengan konseli untuk membantu masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan kehidupan konseli. E-counseling atau cybercounseling dapat dilakukan dengan berbgai layanan yaitu menggunakan e-mail atau e-mail therapy (konselor dan konseli berkomunikasi melalui surat yang dikirim melalui internet), atau chatting atau chat rooms (koneslor secara langsung berkomunikasi pada waktu yang sama melalui internet).

Selain sebagai tempat penggunaan internet, seorang konselor juga dapat menggunakan software yang terdapat dalam komputer seperti microsoft power

point. Software ini dapat membantu konselor dalam menyampaikan bahan

10[10] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hlm. 3 11[11] Nadine Pelling, The Use Technology In Career Counseling: Journal of Technology

in Counseling. (Melbourne: Melbourne Journal, 2002), hlm. 5

(8)

bimbingan secara lebih interaktif. Dalam penggunaan layanan ini, konselor dituntut agar dapat menggunakan imajinasinya agar tidak terasa membosankan.

Program software power point memberikan kesempatan bagi konselor untuk memberikan sentuhan-sentuhan seni dalam bahan layanan informasi. Melalui program ini, yang ditayangkan tidak saja berupa tulisan-tulisan yang mungkin sangat membosankan, tetapi dapat juga ditampilkan gambar-gambar dan suara-suara yang menarik yang tersedia dalam program power point. Melalui fasilitas ini, konselor dapat pula memasukkan gambar-gambar di luar fasilitas power point, sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi lebih optimal.

Gambar-gambar yang disajikan melalui program power point tidak statis seperti yang terdapat pada Over Head Projector (OHP). Konselor dapat memasukkan gambar-gambar yang bergerak, bahkan konselor bisa melakukan insert gambar-gambar yang ada di sebuah film.

Di era yang sangat modern ini, penggunaan software-software yang terdapat dalam komputer sangat banyak. Para motivator misalnya, untuk memberikan semangat baru bagi para audiensnya, mereka menampilkan beberapa gambar yang dirangkum dalam satu program. Dan para konselor yang dapat dikatakan sebagai motivator juga dapat melakukan hal itu dengan bantuan komputer.

III. PENUTUP A. Kesimpulan

Teknologi komunikasi dan informasi telah merambah kedalam dunia pendidikan, menyebabkan satu keharusan. Bimbingan Konseling di sekolah yang bertujuan membantu para peserta didik dalam memecahkan masalah yang mereka dimiliki kini juga telah tersihir dan menganggap perlunya satu teknologi terkini dalam bimbingannya. Komputerpun menjadi salah satu teknologi yang dapat membantu satu bimbingan konseling yang ada. Proses Konseling menggunakan bantuan komputer atau Computer Assisted

Counseling (CAC) merupakan konseling mandiri, juga disebut konseling

komputer pasif atau biasa juga disebut dengan standalone. Layanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan teknologi komputer yaitu internet dan

software. Aplikasi yang sangat nyata adalah proses layanan bimbingan dan

konseling sudah tidak harus dengan bertatap muka. Banyak sekali hambatan yang menjadi duri bagi kemajuan dunia bimbingan dan konseling. Salah satunya adalah sumber daya manusianya yang belum bisa memanfaatkan dengan baik kemajuan teknologi informasi tersebut.

(9)

Dengan adanya tenologi komputer diharapkan kepada para konselor agar dapat menguasai komputer paling tidak beberapa software yang dapat membantu terwujudnya keberhasilan dalam bimbingan konseling yang ada. Para konselor diharapkan agar terus mengekplorasi berbagai teknologi terbaru yang dapat membantu dalam pekerjaan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Achsin, A. Media Pendidikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang. 1986.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. 2010.

Daryanto. Keterampilan Dasar Pengoperasian Komputer. Bandung: Yrama Widya. 2004.

Hallen. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Ciputat Press. 2002.

Pelling, Nadine. The Use Technology In Career Counseling: Journal of

Technology in Counseling. Melbourne: Melbourne Journal. 2002.

Slameto. Bimbingan di Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara. 1988.

Uno, Hamzah B. dan Lamatenggo, Nina. Teknologi Komunikasi dan

Informasi dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dilakukan agar para guru kelas memiliki kompetensi tambahan sehingga dapat melaksanakan layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik di sekolah dasar dengan

Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan kemampuan sosial Sesuai masalah yang di ungkapkan klien. Pemberdayaan pihak tertentu untuk

Dengan diketahuinya gelombang otak pada manusia, teknologi komputer digunakan untuk menstimulasi atau membuat otak berada pada gelombang yang diinginkan, dan menstimulasi

Selain memberikan pelatihan kepada para koselor sekolah di lapangan, menjadi penting adalah menyiapkan para mahasiswa calon konselor untuk dapat menguasai teknologi komputer

Peraturan penggunaan dan pengurusan komputer di Universiti Teknologi MARA (UiTM) Kedah terbahagi kepada 5 kategori iaitu Penggunaan Perkakasan, Penggunaan Perisian,

Konseling adalah hubungan yang sifatnya rahasia dimana kegiatannya dilakukan konselor dengan peserta didik secara individual dan dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu

Banyak persepsi yang ditujukan terhadap layanan konseling individual di sekolah, peserta didik masih memiliki persepsi negatif terhadap layanan konseling individual

Manfaat Komputer dan Masyarakat itu sendiri adalah Sebuah cara bijak, dimana masyarakat Mengunakan Komputer Sebagai media Teknologi yang dapat membantu setiap unsur dalam