• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MANAJEMEN SYARI AH TERHADAP. KINERJA KARYAWAN di HOTEL GRASIA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MANAJEMEN SYARI AH TERHADAP. KINERJA KARYAWAN di HOTEL GRASIA SEMARANG"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

Dalam Ilmu Ekonomi Islam

Oleh:

TOMMY ANDRIAS 0 5 2 4 1 1 1 3 2

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

ii

(3)
(4)

iv

iv

MOTTO

سانل مهعفنا سانلا ريخ

“SEBAIK - BAIK MANUSIA ADALAH YANG BERMANFAAT BAGI MANUSIA

YANG LAIN”

(5)

v

PERSEMBAHAN

Dalam perjuangan meraungi ilmu yang ditempuh, dengan asa dan harapan

ku persembahkan karya tulis skripsi ini saya persembahkan teruntuk orang-orang

yang selalu hadir dalam susah, sedih dan bahagia dalam kehidupan ku khususnya

buat:

 Bapak Ibu ku tercinta (Bapak Ismoyo Wirasmo dan Ibu Haryati ). Yang selalu melimpahkan kasih sayangnya dan tidak pernah bosan

untuk terus mendokan anak-anaknya. Terima kasih, kasih

sayangmu telah membawa anakmu pada pembelajaran arti hidup.  Kakak-kakakku tersayang yaitu Ari Wirasmo, Andi Wibowo,

Rewind Indu Dewi, dan Sri Supami. Terima kasih atas semangat

yang kalian berikan terhadap Penulis.

 Guru-guruku di seluruh jenjang pendidikan penulis.

 Sahabat REWO-REWO 2005, Salam Rewo-Rewo “Diam Menakutkan, Bergerak Mematikan”.

 Para sahabat-sahabat PMII.

(6)

vi

vi

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,

penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi

materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi

satupun pikiran-pikiran orang lain kecuali informasi

yang terdapat dalam referensi yang dijadikan

rujukan.

Semarang, Juni 2012

Deklarator

Tommy Andrias NIM: 052411132

(7)

vii ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu manajemen syari‟ah yang meliputi perilaku X1, struktur organisasi X2, dan sistem X3 terhadap kinerja karyawan (Y) di Hotel Grasia Semarang. Sampel yang diambil berjumlah 100 responden dengan menggunakan tekhnik random sampling.

Alat analisisnya menggunakan analisis uji validitas, uji reliabilitas, dan analisis regresi yang dibantu dengan program SPSS 17.0. Hipotesis dalam penelitian ini adalah perilaku berpengaruh posisitf terhadap kinerja karyawan (H1), struktur organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (H2), sistem berpengaryh positif terhadap kinerja karyawan (H3) dan perilaku, struktur organisasi dan sistem secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan pengujian diperoleh bahwa variabel perilaku (X1) yang nilai signifikasinya 0,003 yang berarti hipotesis alternative (H1) yang diajukan diterima, berarti variabel perilaku (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Variabel struktur organisasi (X2) yang nilai signifikasinya 0,061 yang berarti hipotesis alternative (H2) yang di ajukan ditolak, berarti variabel struktur organisasi (X2) ditolak atau tidak dan variabel sistem (X3) yang nilai signifikasinya sebesar 0,002 yang berarti hipotesis alternative (H3) yang diajukan diterima, berarti sistem (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Pengujian secara simultan atau bersama-sama mengahsilkan tingkat signifiasinya 0,000 yang berarti hipotesis alternatif (H4) yang diajukan diterima, berarti secara bersama-sama variabel perilaku, struktur organisasi dan sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

(8)

viii

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua berupa akal dan fikiran sehingga manusia mampu merenungi kebesaran dan kuasaNya. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda besar sayyidina Muhammad SAW. semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan limpahan syafa‟atnya di akhirat kelak.

Dengan penuh kerendahan hati, penulis bersyukur dapat menyelesaikan karya ilmiah yang sederhana berupa skripsi dengan judul “Pengaruh Manajemen Syari’ah Terhadap Kinerja Karyawan di Hotel Grasia Semarang” dengan lancar tanpa banyak kendala yang berarti.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya ini bukanlah hasil jerih payah penulis secara pribadi. Tetapi semua itu merupakan wujud akumulasi dari usaha dan bantuan, pertolongan serta do‟a dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. DR. Muhibbin, M.Ag, Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. DR. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo Semarang dan Pembantu Dekan I, II, III yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menulis skripsi ini dan telah mencurahkan tenaga dan fikirannya guna menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga penulis bisa menyelesaikan studi formal di bangku kuliah dengan baik.

3. Nur Fatoni, M. Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberi petunjuk dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Kedua orang tua penulis beserta segenap keluarga, atas segala doa,

perhatian dan arahan kasih sayangnya yang tidak dapat penulis ungkapkan dalam untaian kata-kata.

(9)

ix

5. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat sehingga terselesainya skripsi ini. Dan penulis untuk mereka, “Semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari mereka berikan pada penulis”, amin.

6. Segenap karyawan di Hotel Grasia Semarang yang dengan ramah dan ikhlas dalam menjamu dan membantu Penulis dalam melakukan penelitian. Ibu Ima selaku HRD di Hotel Grasia Semarang yang dengan rela meluangkan waktunya hanya untuk membantu proses berjalannya penelitian.

7. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang tidak bisa aku sebutkan satu per satu, terutama sahabat-sahabat EI angkatan 2005 dan sahabat-sahabat di lingkungan Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo Semarang.

8. Sedulur – sedulur Rewo-Rewo 2005 diantaranya Joe Coco Chip, Jigug Gentong, Nophy Cerewet, Shodiq Kemaki, Agus Tuyul, Hamdani Kecil, Rif‟an sang Ustadz Murtad, Ciblek, Edy Bolot, Suprek, Icha Jin Botol, Luthfi Lupek, Lina, Lely, Putri, Wakhid Krebo, Rouf Jomblo, Rifa‟I, Maulana Adi. Kalian merupakan mutiara dalam perjalananku. Jaga kekompakan dan rasa seduluran kita “DIAM MENAKUTKAN, BERGERAK MEMATIKAN” sampai akhir hayat nanti

9. Sahabat-sahabat PMII Rayon syari‟ah.

10. Anggota keluarga besar Korut diantaranya Bapak Juki yang selalu mendambakan seorang ibu, Sirot, Mamat, Munir, Robot, Dony, Yahsa, Aqil, Fian, Daphid, Inul, Jundan, dan Quceng. Mari kita bersama joget kembali.

11. Keluarga besar eLSA, Kakanda Tedi, Encep, Yayan, Bams, Ubbed, Anwar. Terima kasih atas tumpangan ngeGame nya.

12. Kader-kaderku di Cors, Faqih, Inul, Riva, Rina, Mei, Titik, Zudin, Kiki, Qodir, Anita. Kita semua keluarga.

13. Kawan seperjuangan susah senang dan akur tawur diantaranya Azis gentho beserta istrinya Idha mbok-mbok, Jigug sugentong, Juqi sang Bapak kita

(10)

x

x

bersama yang akan selalu mencari Ibu bagi kita, Quceng pekok, dan Inul Markinul.

14. Kawan-kawanku di Astra Motor. Diantaranya Sawung, Mbahe, Makruf, Dony, Mbak Hesti, Tutut, Tarto, Bos Oky. Disana aku mendapatkan ilmu kedisiplinan.

15. Kawan-kawanku di Zirang Motor. Yaitu Giri, Handoko, Adit Gentong, Dode, Robby, Uki, Oky, Febri, David, Ayu, Ayi, Imron. Terimakasih atas loyalitas yang kalian berikan untuk kita bersama.

16. Kawan-kawanku di FIF (Indra, Supriyanto, Pedro, Rony), WOM Finance (Agus dan Inggrid). Otto Finace (Bagus, Roni dan Rizal). HD Finance (Nuryanto) Serta di CS Finance (Heri dan Tulus). Terimakasih atas kebijakan kalian yang telah diberikan terhadapku dalam mancari segenggam berlian.

17. Kawan karibku di NC. Seperti Rahman, Dony, dan Firli. Tunggu pollingan orderanku.

18. Adek-adekku, Riva (yang sselalu menasehatiku meskipun dengan cerewetnya), Zainul (dengan gaya wagunya). Terima kasih atas semua yang kalian berikan buat Masmu ini.

19. Adek ku yang paling cerewet dan suka ngambek, Nilna Euishkarima. Terima kasih atas keikhlasanmu dalam menemani hari-hariku. Kita tercipta untuk bersama.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii PENGESAHAN ... iii MOTTO ... iv PERSEMBAHAN ... v DEKLARASI ... vi ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 10

1.4 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori ... 12

2.1.1 Manajemen syariah ... 12

2.1.2 Kinerja Karyawan ... 18

2.2 Penelitian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritik ... 25

2.4 Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data ... 27

3.2 Populasi dan Sampel ... 27

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran... 33

3.5 Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 38

(12)

xii

xii

4.3 Validitas dan Reliabilitas Instrument ... 51

4.4 Analisis Data dan Pembahasan ... 54

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpula ... 59 5.2 Keterbatasan Penelitian ... 60 5.3 Saran ... 61 5.4 Penutup ... 61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Oerasional Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 3

Tabel 2 Data Jenis Kelamin Responden ………... 46

Tabel 3 Data Umur Responden ……… 48

Tabel 4 Data Pendidikan Responden ……… 50

Tabel 5 Hasil Uji Validitas Instrumen ……… 52

Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ……… 53

Tabel 7 Analisis Regresi ……… 54

Tabel 8 Hasil Uji Parsial ……… 55

(14)

xiv

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Teoritik ……... ………. 25

Gambar 2 Jenis Kelamin Responden …… ………. 47

Gambar 3 Umur Responden ………..………. 49

(15)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman terus melangkah maju dan banyak

menyumbangkan perubahan-perubahan, membangun tatanan dan peradaban

baru, seperti ideology-ideologi kemanusiaan, life style, dan sebagainya.

Perilaku budaya dan sosial masyarakat telah banyak mengabaikan moralitas,

nilai-nilai, persahabatan yang manusiawi, bahkan lebih condong pada materi,

kekuasaan, kehormatan, kesenangan duniawi, dan lebih mementingkan

dunianya sendiri.1 Hal ini karena orientasi hidup manusia diarahkan hanya untuk “menguasai”, meskipun pada hakekatnya manusia tidak sadar bahwa ia dikuasai oleh emosi dan nafsunya. Spinoza dalam karyanya yang disadur oleh

Erich Fromm membenarkan adanya gejala atau kecenderungan yang sama

antara zaman modern dan zaman beberapa ratus tahun silam mengenai

kecenderungan manusia yang rakus dan ambisius, yang memikirkan nama

harum dirinya.2

Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif, setiap pelaku

bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan

memberikan perhatian penuh pada kualitas. Perhatian penuh pada kualitas

akan memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara, yaitu :

dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan.

1

H. Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan, Etika Manajemen Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010, hlm 21.

2

(16)

2

Demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat agama Islam

mengajarkan agar umatnya melakukan kerja keras baik dalam bentuk ibadah

maupun amal saleh. Ibadah merupakan perintah-perintah yang harus

dilakukan oleh umat Islam yang berkaitan langsung dengan Allah SWT dan

telah ditentukan secara terperinci tentang tatacara pelaksanaannya.

Sedangkan amal saleh adalah perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh

umat Islam, dimana perbuatan-perbuatan tersebut berdampak positif bagi diri

yang bersangkutan, bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara serta bagi umat

Islam itu sendiri.3

Bidang perhotelan merupakan bidang dimana yang membutuhkan

manajemen bagus dan terorganisir untuk memberikan pengaruh kinerja

karyawan yang dimana akan berdampak pada kemajuan bisnis perhotelan

tersebut.

Hotel merupakan salah satu bisnis yang bergerak pada sektor jasa

khususnya akomodasi, segmen pasarnya adalah tamu yang datang untuk

tujuan istirahat atau urusan bisnis. Oleh karena itu, tempat yang bersih,

nyaman, dan aman adalah menjadi hal yang dibutuhkan oleh konsumen.

Adalah menjadi hal wajib bagi pihak hotel untuk memberikan pelayanan yang

maksimal kepada setiap konsumennya. Karena setiap konsumen pastinya

menginginkan yang terbaik dalam setiap jasa yang ia beli. Dalam dunia

bisnis, suatu manajemen perusahaan adalah menjadi salah satu yang

3

H. Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen bisnis syariah, Bandung: alfabeta, 2009, hlm 157

(17)

diutamakan, karena hal itulah yang akan menentukan berhasil atau gagalnya

suatu usaha perhotelan.

Seiring dengan semakin berkembangnya ekonomi syari‟ah di

Indonesia, saat ini sektor bisnis di bidang perhotelan mulai banyak dibidik

oleh para pengusaha dengan menerapkan manajemen islam. Alhasil, tidak

sedikit hotel yang mulai menerapkan prinsip-prinsip syari‟ah dalam

menjalankan kegiatan operasional serta dalam menerpakan manajeman islam

dalam bisnisnya.

Elemen terpenting lainnya dalam keterlibatan terpadu adalah :

pemberdayaan karyawan. Oleh karena itu karyawan perlu mendapat perhatian

khusus dari manajemen, yaitu dengan cara memberdayakannya kearah yang

lebih baik

Bekerja adalah suatu bentuk ibadah yang dilakukan di dunia. Bekerja

dengan etika kerja yang benar sesuai ajaran islam merupakan syarat mutlak

untuk dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebab dengan

manajemen yang baik dapat meningkatkan semangat kerja yang berpengaruh

dalam meningkatkan produktivitas. Hal ini dikarenakan nilai etik, moral,

susila atau akhlaq adalah nilai-nilai yang mendorong manusia menjadi pribadi

yang utuh sperti kejujuran, kebenaran, keadilan, kemerdekaan, kebahagiaan

dan cinta kasih. Apabila nilai etik ini dilaksanakan akan menyempurnakan

hakikat manusia seutuhnya. Setiap orang boleh punya seperangkat

(18)

4

hanya ada dua yaitu Al-Qur‟an dan Hadist sebagai sumber segala nilai dan

pedoman dalam setiap sendi kehidupan, termasuk dalam bisnis.4

Dalam pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi,

benar, tertib dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu

tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama

dalam ajaran Islam. Rasulullah Saw. Bersabda dalam sebuah hadits yang

diriwayatkan Imam Thabrani, ”Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang

yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat waktu, terarah, jelas dan tuntas). Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara mendapatkannya yang transparan merupakan amal perbuatan yang

dicintai oleh Allah Swt. Sebenarnya, manajemen dalam arti mengatur segala

sesuatu agar dilakukan dengan baik, cepat, dan tuntas merupakan hal yang

disyariatkan dalam ajaran Islam.

Dalam konsep manajemen syariah yang dirumuskan oleh Dr. KH.

Didin Hafidhuddin, M.Sc. dan Hendri Tanjung, S.Si., MM. Dalam bukunya

berjudul ”Manajemen Syariah dalam Praktik”, manajemen syariah adalah

perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Setiap

perilaku orang yang terlibat dalam sebuah kegiatan dilandasi dengan nilai

tauhid, maka diharapkan perilakunya akan terkendali dan tidak terjadi

perilaku KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) karena menyadari adanya

pengawasan dari yang Mahatinggi, yaitu Allah Swt. yang akan mencatat

setiap amal perbuatan yang baik maupun yang buruk. Hal ini berbeda dengan

4

(19)

perilaku dalam manajemen konvensional yang sama sekali tidak terkait

bahkan terlepas dari nilai-nilai tauhid. Orang-orang yang menerapkan

manajemen konvensional tidak merasa adanya pengawasan yang melekat,

kecuali semata-mata pengawasan dari pemimpin atau atasan. Setiap kegiatan

dalam manajemen syariah, diupayakan menjadi amal saleh yang bernilai

abadi.5

Dalam memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat agama islam

mengajarkan agar umatnya melakukan kerja keras baik dalam bentuk ibadah

atau amal sholeh. Ibadah adalah merupakan perintah-perintah yang harus

dilakukan oleh umat Islam yang berkaitan langsung dengan ALLAH SWT

dan telah ditentukan secara terperinci tentang tata cara pelaksanaanya.

Sedangkan amal sholeh adalah perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh

umat Islam, dimana perbuatan-perbuatan tersebut berdampak positif bagi diri

yang bersangkutan, bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara serta bagi umat

Islam itu sendiri.6

Islam juga menekankan pentingnya unsur kejujuran dan kepercayaan

dalam manajemen. Kejujuran sangatlah penting dalam suatu manajemen yang

tidak boleh diabaikan karena dengan kejujuran tersebut maka akan

melahirkan kepercayaan bawahan kepada atasan. Nabi Muhammad saw

adalah seorang yang sangat terpercaya dalam menjalankan manajemen

bisnisnya. Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad saw

5

http://www.edosegara.com/2011/09/nilai-nilai-manajemen-syariah-dalam.html. dibrowsing pada tanggal 22 Maret 2012

6

H. Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syari;ah, bandung: Alfabeta, 2009, hlm. 157

(20)

6

menempatkan manusia sebagai postulatnya atau sebagai fokusnya, bukan

hanya sebagai faktor produksi yang semata diperas tenaganya untuk mengejar

target produksi. Nabi Muhammad saw mengelola (manage) dan

mempertahankan (mantain) kerjasama dengan stafnya dalam waktu yang

lama dan bukan hanya hubungan sesaat. Salah satu kebiasaan Nabi adalah

memberikan reward atas kreativitas dan prestasi yang ditunjukkan stafnya.

Manajemen Islam pun tak mengenal perbedaan perlakuan (diskriminasi).

Ciri lain manajemen islam yang membedakannya dari manajemen ala

Barat adalah seorang pimpinan dalam manajemen islami harus bersikap

lemah lembut terhadap bawahan. Seperti halnya menerapakan kelembutan

dalam hubungan kerja adalah memberikan senyum ketika berpapasan dengan

karyawan dan mengucapkan terima kasih ketika pekerjaannya sudah selesai.

Bukankah memberikan senyum merupakan salah satu bentuk ibadah dalam

Islam. Namun, kelembutan tersebut tak lantas menghilangkan ketegasan dan

disiplin. Jika karyawan tersebut melakukan kesalahan, tegakkan aturan.

Penegakkan aturan harus konsisten dan tak pilih kasih. Untuk aspek

keadilannya, Islam menekankan pentingnya manajemen islami dalam suatu

hubungan kerja.7

Dari pemaparan ini didapatkan untuk meningkatkan kinerja karyawan

dengan menerapkan manajemen Islam yang tinggi. Setiap pimpinan pasti

selalu menginginkan karyawannya untuk bekerja secara maksimal agar

kinerja karyawan selalu meningkat. Akan tetapi menuntut terus menerus

7 http://jpmi.or.id/2011/05/30/pilar-etika-manajemen-bisnis-menurut-islam/ . Dibrowsing pada tanggal 22 Maret 2012

(21)

karyawan tanpa melihat kondisi mereka bukanlah hal yang bijaksana dalam

penerapan manajemen Islam, malah dapat membuat karyawan patah

semangat atau kondisi fisiknya menurun.

Hotel Grasia Semarang memiliki keunikan yang membedakan dengan

hotel-hotel lain. Hotel Grasia Semarang adalah perusahaan dibidang

perhotelan yang menerapkan system manajemen Islami. Hal yang

membedakan manajemen Hotel Grasia Semarang dengan hotel lain adalah

penerapan system manajemen Islami. Sebagai contoh sederhana, semua

karyawan hotel diberikan kegiatan rutin di setiap hari sabtu yakni sebuah

siraman rohani atau pengajian. Serta dalam system penggajiannya, setiap

karyawan telah langsung dipotong untuk zakat dan shodaqoh yang

dialokasikan kepada yang berhak menerima dan manajemen selalu transparan

dalam memberikan penjelasan.

Perkembangan hotel di Semarang khususnya hotel berbintang

sangatlah pesat dan merupakan hotel bisnis yang kebanyakan digunakan

sebagai tempat transit dengan potensi pasar usahawan. Hotel merupakan

perusahaan yang menyediakan jasa-jasa (service) dalam bentuk penginapan

(akomodasi) serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan wisatawan. Dalam

memilih strategi pemasaran pariwisata harus memperhatikan syarat-syarat

hotel yang baik untuk meningkatkan kinerja karyawan hotel Grasia Semarang

mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen untuk menginap di hotel

(22)

8

Persaingan hotel di Kota Semarang nampak semakin ketat. Beberapa

Hotel mulai memperjelas segmentasi. Salah satu hote di kota Semarang

memposisikan diri sebagai pusat kegiatan entertainment (hiburan), sementara

Hotel Grasia menerapkan manajemen-nya dengan sistem Syariah.

Hotel grasia semarang yang berlokasi di Jalan S. Parman No. 29,

Semarang. Merupakan salah satu hotel yang Menerapkan sistem manajemen

bebasis Syariah. Meskipun secara bergening tak nampak label syariah, namun

hotel Grasia Semarang telah mampu dan berhasil dalam menerapkan dengan

sistem syariah dalam sisi manajemannya.

Kepada seluruh karyawan dan jajaran manajemen serta semua

stakeholder (pihak yang berkepentingan), Hotel Grasia Semarang daftar hotel

bintang 3 senantiasa berusaha melaksanakan komitmen untuk menjadi

CLEAN HOTEL dengan harga menarik :

- No Alcohol

- No Prostitute

- No Mark-Up

Bagi Hotel Grasia Semarang, terhadap komitmen ini memang agak

berat untuk dilaksanakan, namun ada keyakinan bahwa Hotel Grasia daftar

bintang 3 ingin memberikan layanan yang tulus kepada semua tamu dengan

(23)

Hotel Grasia mempunya visi yang sangat mendukung atas sistem manajemen syari‟ah yaitu menjadikan Grasia sebagai hotel pilihan utama dalam pelayanan dan produk sesuai syari‟ah.8

Sebagai bagian dari manajemen Hotel Grasia daftar bintang 3, yakin

bahwa tamu akan merasa betah bermalam di tempat yang aman dan nyaman

tanpa gangguan, sesuai dengan harga kompetitif, demikian juga keluarga

tamu yang ditinggal akan merasa aman jika keluarganya tinggal di Hotel

Grasia Semarang daftar bintang 3. Karena tidak ada Pub ataupun ruang disco,

maka kami sediakan hiburan berupa LIVE MUSIC dan JAVANESE MUSIC

yang tampil beberapa kali dalam setiap minggunya.9

Mengingat keunikan dari manajemen Hotel Grasia Semarang yang

berani memposisikan diri sebagai penyedia jasa akomodasi yang berdasar

pada prinsip-prinsip syari‟ah dan juga begitu pentingnya variabel-variabel

yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, maka penulis tertarik untuk

meneliti lebih lanjut tentang variabel-variabel yang dapat mempengaruhi

kinerja karyawan dengan mengambil judul : “Pengaruh Manajemen

Syari’ah Terhadap Kinerja Karyawan di Hotel Grasia Semarang”

8

Wawancara dengan Ibu Ima selaku HRD Hotel Grasia, pada tanggal 30 Mei 2012 9http://hotelgrasia.blogspot.com/2008/01/company-profile-2008.html

. Dibrowsing pada tanggal 23 Maret 2012

(24)

10

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka dapat

dirumuskan permasalahan yang hendak diteliti, yaitu bagaimana pengaruh

manajemen Islam terhadap kinerja karyawan (Hotel Grasia Semarang)?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian:

1.3.1.1 Mengidentifikasi variable manajemen Islam dan kinerja

karyawan. (Hotel Grasia Semarang).

1.3.1.2 Untuk mengukur dan menganalisis pengaruh Manajemen

Islam dan kinerja karyawan (Hotel Grasia Semarang)

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Sebagai bahan evaluasi kinerja manejemen Hotel Grasia

Semarang dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan.

1.3.2.2 Diharapkan bermanfaat secara teori dan aplikasi terhadap

pengembangan khazanah ilmu ekonomi islam.

1.3.2.3 Sebagai bahan informasi penelitian selanjutnya.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika Penelitian dalam skripsi ini adalah:

BAB I : Pendahuluan, pada bab ini membahas tentang :

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Perumusan Masalah.

(25)

1.4 Sistematika Penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka, pada bab ini membahas tentang :

2.2 Kerangka Teori.

2.3 Hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari

permasalahan.

BAB III : Metode penelitian, pada bab ini memuat tentang:

3.1 Jenis dan Sumber data

3.2 Populasi dan Sampel

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran

3.5 Teknik Analisis Data

BAB IV : Analisis data dan pembahasan, pada bab ini menjelaskan:

4.1 Penyajian Data

4.2 Analisis Data dan Interpretasi Data

BAB V : Kesimpulan dan saran, pada bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan

dari hasil penelitian dan saran-saran yang perlu dikemukakan

berkaitan dengan penelitian.

Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka, riwayat hidup

(26)

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Manajemen Syari’ah

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang

melibatkan bimbingan atu pengarahan suatu kelompok orang-orang

kearah tujuan-tujuan organisasional, pelaksanaannya adalah “managing” – pengelolaan -, sedang pelaksananya disebut manager atau penelola.10

Secara umum ilmu ekonomi didefinisikan sebagai ilmu

pengetahuan yang memperlajari perilaku manusia sebagai hubungan

antara tujuan dan sarana langka yang memiliki kegunaan-kegunaan

alternative. Ilmu ekonomi adalah studi yang mempelajari cara-cara

manusia mencapai kesejahteraan yang dimaksud adalah segala

seuatu yang memiliki nilai dan harga, mencakup barang-barang dan

jasa yang diproduksi dan dijual oleh para pelaku bisnis.11

Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus

dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses harus diikuti

dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal

10

George R. Terry dan Leslie W. Rue, Terj. G.A. Ticoalu, Dasar – Dasar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992), hlm 1

11

Kuat Ismanto, Manajemen Syariah: Implementasi TQM Dalam Lembaga Keuangan

(27)

ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam. rasulullah saw.

bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani,12

Nabi Muhammad SAW mengelola (manage) dan

mempertahankan (mantain) kerjasama dengan stafnya dalam waktu

yang lama dan bukan hanya hubungan sesaat. Salah satu kebiasaan

Nabi adalah memberikan reward atas kreativitas dan prestasi yang

ditunjukkan stafnya.

Islam telah mengenalkan konsep pengorganisasian dan

pentingnya seorang pemimpin dalam sebuah masyarakat. Sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah dalam sabdanya: “Tidak dihalalkan bagi 3 orang yang berada di atas tanah di muka bumi ini, kecuali salah seorang dari mereka menjadi pemimpin”. Dalam

hadist lain diriwayatkan : “ketika 3 orang keluar melakukan perjalanan, maka perintahkanlah salah seorang dari mereka untuk menjadi pemimpin.” 13

Seperti yang sudah dikemukan diatas bahwa peran syariah

Islam adalah pada cara pandang dalam implementasi manajemen.

Dimana standar yang diambil dalam setiap fungsi manajemen terikat

dengan hukum-hukum syara‟ (syariat Islam). Terdapat 3 item

penting konsep manajemen syariah yaitu: perilaku, struktur

organisasi, dan sistem.

12

Marhum Sayyid Ahmad Hasyimi, Mukhtarul Ahaadits wa Hukum

al-Muhammadiyah, Surabaya: Daar an-Nasyr al-Misriyyah, hlm. 34

13

(28)

14

2.1.1.1 Perilaku

Pembahasan pertama dalam manajemen syariah adalah

perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Jika setiap perilaku orang yang terlibat dalam

sebuah kegiatan dilandasi dengan nilai tauhid, maka diharapkan

perilakunya akan terkendali dan tidak terjadi perilaku KKN

(korupsi, kolusi, dan nepotisme) karena menyadari adanya

pengawasan dari yang Mahatinggi, yaitu Allah swt. yang akan

mencatat setiap amal perbuatan yang baik maupun yang buruk.

Firman Allah dalam Al-Qur‟an surah az-Zalzalah: 7-8,14





























“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat

dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang akan mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”

(az-Zalzalah: 7-8)15

Hal ini berbeda dengan perilaku dalam manajemen

konvensional yang sama sekali tidak terkait bahkan terlepas

dari nilai-nilai tauhid. Orang-orang yang menerapkan

manajemen konvensional tidak merasa adanya pengawasan

14

Didin Hafidhuddin dan hendri tanjung, Manajemen Syariah: dalam praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2003) hlm 5

15

Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur‟an, Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta 1971, hlm. 56

(29)

melekat, kecuali semata mata pengawasan dari pimpinan atau

atasan. Setiap kegiatan dalam manajemen syariah, diupayakan

menjadi amal saleh yang bernilai abadi.

Istilah amal saleh tidak semata-mata diartikan „perbuatan baik‟ seperti yang dipahami selama ini, tetapi merupakan amal perbuatan baik yang dilandasi iman, dengan

beberapa persyaratan sebagai berikut.

1. Niat yang ikhlas karena Allah. Suatu perbuatan, walaupun

terkesan baik, tetapi jika tidak dilandasi keikhlasan karena

Allah, maka perbuatan itu tidak dikatakan sebagai amal

saleh. Niat yang ikhlas hanya akan dimiliki oleh

orang-orang yang beriman. Berdasarkan firman Allah dalam surah

al-Bayyinah 5:



































“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah

Allah dengan memurnikan kekuatan kepada –Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (al-Bayyinah: 5)16

16

(30)

16

2. Tata cara pelaksanaan sesuai dengan syariat. Suatu

perbuatan yang baik tetapi tidak sesuai dengan ketentuan

syariat, maka tidak dikatakan sebagai amel saleh. Sebagai contoh, seorang yang melakukan sholat ba‟diyah ashar. Kelihatannya perbuatan itu baik, tetapi tidak sesuai

denganketentuan syariat, maka ibadah itu bukan amal saleh bahkan dikatakan bid‟ah.

3. Dilakukan dengan penuh kesungguhan. Perbuatan yang

dilakukan asal-asalan tidak termasuk amal saleh. Sudah

menjadi anggapan umum bahwa karena ikhlas (sering

disebut dengan istilah lillahi ta’ala), maka suatu pekerjaan

dilakukan dengan asal-asalan, tanpa kesungguhan. Justru

sebaliknya, amal perbuatan yang ikhlas adalah amal yang

dilakukan dengan penuh kesungguhan. Keikhlasan

seseorang dapat dilihat dari kesungguhannya dalam

melakukan perbuatannya. Jadi, bukti keikhlasan itu adalah

(31)

2.1.1.2 STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi sangatlah perlu. Adanya struktur

dan stratifikasi dalam islam dijelaskan dalam surah al-An‟aam

165:













































“dan dialah yang menjadikan kamu penguasa

penguasa di bumi ini dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”17

Hal ini menjelaskan bahwa dalam mengatur

kehidupan dunia, peranan manusia tidak akan sama. Kepintaran

dan jabatan seseorang tidak akan sama. Sesungguhnya struktur

itu merupakan sunnatullah.

17 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur‟an, Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta 1971, hlm. 89

(32)

18

2.1.1.3 SISTEM

System syariah yang disusun harus menjadikan

perilaku-perilakunya berjalan dengan baik. Keberhasilan

system ini dapat dilihat pada saat Umar bin Abdul Aziz sebagai

khalifah. Pada zaman beliau, system pemerintahan dapat

dijadikan contoh system yang baik. Dan juga telah ada system

pengawasan, sehingga dizaman beliau clear governance dan

system yang berorientasi kepada rakyat dan masyarakat

benar-benar tercipta, hanya saja saat itu belum dibakukan dalam

bentuk aturan-aturan.

2.1.2 Kinerja Karyawan

Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam kemampuan

melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan oleh atasan kepadanya. Selain itu, kinerja juga dapat

diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai

dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.18

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau

tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan

atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk

atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak

18

Mangkunegara, A.P. (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Hlm 28

(33)

mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot

sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang

merosot.19 Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya

merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi

secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program

yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam

organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi

dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui

penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang

bagaimana kinerja karyawan.

Hani Handoko (2002) mengistilahkan kinerja (performance)

dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi

mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.20 Berikut ini

adalah beberapa pengertian kinerja oleh beberapa pakar yang dikutip

oleh Bambang Guritno dan Waridin (2005) yaitu:

- Menurut Winardi (1992) kinerja merupakan konsep yang

bersifat universal yang merupakan efektivitas operasional suatu

organisasi, bagian organisasi dan bagian karyawannya berdasar

standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, karena

19

http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja#Faktor-Faktor_Yang_Mempengaruhi_Kinerja

dibrowsing pada 14 Februari 2012 20

Hani Handoko. 1993. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. Hlm 11

(34)

20

organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka

kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam

memainkan peran yang mereka lakukan dalam suatu organisasi

untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar

membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.

- Menurut Gomes (2000) kinerja merupakan catatan terhadap

hasil produksi dari sebuah pekerjaan tertentu atau aktivitas

tertentu dalam periode waktu tertentu.21

- Dessler (1997) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah

memberikan umpan balik kepada karyawan dengan tujuan

memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan

kinerja atau berkinerja lebih tinggi lagi. Menurut Dessler,

penilaian kerja terdiri dari tiga langkah, pertama mendifinisikan

pekerjaan berarti memastikan bahwa atasan dan bawahan

sepakat dengan tugas-tugasnya dan standar jabatan. Kedua,

menilai kinerja berarti membandingkan kinerja aktual atasan

dengan standar-standar yang telah ditetapkan, dan ini

mencakup beberapa jenis tingkat penilaian. Ketiga, sesi umpan

balik berarti kinerja dan kemajuan atasan dibahas dan

rencana-rencana dibuat untuk perkembangan apa saja yang dituntut.22

21

Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jogjakarta: Andi Offset. Hlm 85

22

Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2. Jakarta: Prenhallindo. Hlm 79

(35)

Marihot Tua Efendi (2002) berpendapat bahwa kinerja

merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku

nyata yang ditampilkan sesuai peranannya dalam organisasi. Kinerja

juga berarti hasil yang dicapai seseorang baik kualitas maupun

kuantitas sesuai dengan tanggungjawab yang diberian kepadanya.

Selain itu kinerja seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,

inisiatif, pengalaman kerja, dan motivasi karyawan. Hasil kerja

seseorang akan memberikan umpan balik bagi orang itu sendiri

untuk selalu aktif melakukan pekerjaannya secara baik dan

diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjaan yang baik pula.

Pendidikan mempengaruhi kinerja seseorang karena dapat

memberikan wawasan yang lebih luas untuk berinisiatif dan

berinovasi dan selanjutnya berpengaruh terhadap kinerjanya.

Sopiah (2008) menyatakan lingkungan juga bisa

mempengaruhi kinerja seseorang. Situasi lingkungan yang kondusif,

misalnya dukungan dari atasan, teman kerja, sarana dan prasarana

yang memadai akan menciptaka kenyamanan tersendiri dan akan

memacu kinerja yang baik. Sebaliknya, suasana kerja yang tidak

nyaman karena sarana dan prasarana yang tidak memadai, tidak

adanya dukungan dari atasan, dan banyak terjadi konflik akan

memberi dampak negatif yang mengakibatkan kemerosotan pada

kinerja seseorang.23

23

(36)

22

Sedangkan kinerja karyawan menurut Henry Simamora

(2004) adalah tingkat hasil kerja karyawan dalam pencapaian

persyaratan pekerjaan yang diberikan. Deskripsi dari kinerja

menyangkut tiga komponen penting yaitu:24

2.1.2.1 Tujuan

Tujuan ini akan memberikan arah dan mempengaruhi

bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan

organisasi terhadap setiap personel.

Dan ditujukan dapat mengenali keberadaan manajemen

dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas

organisasi. Walaupun secara formal setiap karyawan diciptakan

untuk membantu pencapaian tujuan dari perusahaan, namun

demikian perusahaan tetap bertanggung jawab terhadap kinerja

karyawannya.25

2.1.2.2 Ukuran

Ukuran dibutuhkan untuk mengetahui apakah seorang

personel telah mencapai kinerja yang diharapkan, untuk itu

kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan

jabatan personal memegang peranan penting.

24

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: SIE YKPN. Hlm 41

25

(37)

2.1.2.3 Penilaian

Penilaian kinerja reguler yang dikaitkan dengan proses

pencapaian tujuan kinerja setiap personel. Tindakan ini akan

membuat personel untuk senantiasa berorientasi terhadap

tujuan dan berperilaku kerja sesuai dan searah dengan tujuan

yang hendak dicapai.

Menurut Rita Swietenia (2009) manfaat kinerja pegawai

antara lain adalah untuk menganalisa dan mendorong efisiensi

produksi, untuk menentukan target atau sasaran yang nyata, lalu

untuk pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen yang

berhubungan terhadap masalah-masalah yang berkaitan.26

Adapun indikator kinerja karyawan menurut Bambang

Guritno dan Waridin (2005) adalah sebagai berikut :27  Mampu meningkatkan target pekerjaan  Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

 Mampu menciptakan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan

 Mampu menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan

26

Rita Swietenia. 2009. “Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Disiplin Kerja Serta Implikasinya Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Pertanahan Kota Semarang).” Jurnal Ekonomi – Manajemen – Akuntansi, No. 26, Th. XVI, pp. 96-116

27

Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. “Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja.” JRBI, Vol.1 No. 1, pp.63-74

(38)

24

 Mampu maminimalkan kesalahan pekerjaan

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian Daryatmi dalam penelitian yang berjudul “pengaruh

motivasi, pengawasan dan budaya kerja terhadap produktivitas kerja serta kinerja karyawan perusahaan daerah bank perkreditan rakyat badan kredit desa kebupaten karanganyar” menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan antara variabel-variabel yang diteliti, dengan menggunakan

analisis berganda, yaitu uji validitas yang mendasarkan pada korelasi antara

masing item dengan total item dan juga uji reliabilitas yaitu

masing-masing skor butir dikorelasikan dengan skor totalnya.

Muhammad Zama‟ Sari (2010) dalam penelitian skripsinya yang berjudul “pengaruh etos kerja dan budaya kerja Islam terhadap

produktivitas kerja karyawan di KJKS/UJKS wilayah Kabupaten Pati” menunjukkan bahwa variabel yang diteliti berpengaruh secara signifikan

dengan uji T.

Maya Puji febriana dalam penelitian skripsinya yang berjudul “pengaruh sistem manajemen Islam terhadap produktifitas karyawan bank

perkreditan rakyat syari’ah artha abadi kabupaten pati” menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti.

Pengujian dengan analisis faktor, analisis regresi sederhana dengan uji F dan

(39)

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritik

Sejalan dengan tujuan penelitian dan kajian teori yang sudah dibahas

diatas selanjutnya akan diuraikan kerangka berfikir mengenai pengaruh

manajemen syariah terhadap kinerja karyawan di Hotel Grasia Semarang.

Kerangka pemikiran teoritik penelitian dijelaskan pada gambar dibawah ini:

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan.28 Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 = Perilaku berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

H2 = Struktur Organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

H3= Sistem berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

28

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2006, hlm. 70

Kinerja Karyawan Managemen Syari‟ah Perilaku Struktur Organisasi Sistem

(40)

26

H4 = Perilaku, Struktur Organisasi dan System secara bersama-sama

(41)

27

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli (karyawan Hotel GRASIA Semarang sebagai

objek penelitian). Untuk memperoleh data ini peneliti menggunakan

kuesioner. Kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berupa daftar

pertanyaan tertulis untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden.29

Kuesioner yang dipakai disini adalah model tertutup karena jawaban

telah disediakan dan pengukurannya menggunakan skala likert, skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan lima alternatif jawaban

dalam suatu daftar pertanyaan, responden diminta untuk memilih salah satu

alternatif jawaban yang telah disediakan. Sedangkan data sekunder diperoleh

dari literatur, jurnal atau data-data yang berhubungan dengan tujuan

penelitian.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

29 Ibid

(42)

28

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.30 Populasi

dalam penelitian adalah karyawan (Hotel GRASIA Semarang).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.31 Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengambilan sampel non probability sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap

unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel32 dengan metode

Sampling Purposive, yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan tertentu. Biasanya, dilakukan dengan beberapa pertimbangan, misalnya alasan

keterbatasan waktu, tenaga dan lain sebagainya.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data tentang pengaruh manajemen syariah

terhadap kinerja karyawan, maka metode yang digunakan adalah melalui:

penyebaran angket (kuesioner), wawancara dan dokumentasi.

3.3.1 Metode Angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berupa daftar

pertanyaan tertulis untuk memperoleh keterangan dari sejumlah

responden.33 Metode ini digunakan untuk pengambilan data

mengenai tentang pengaruh manajemen syariah terhadap kinerja

karyawan. Kuesioner yang dipakai disini adalah model tertutup

30

Ibid, hlm 90 31 Ibid, hlm 91 32

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Semarang: Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo, 2008, hlm. 24.

33

(43)

karena jawaban telah disediakan dan pengukurannya menggunakan

skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial.

Sebelum membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu dibuat

kisi-kisi instrumen dengan menjabarkan variabel menjadi sub variabel

yang akan diukur, hal ini digunakan sebagai patokan untuk

menyusun instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan

instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari

sangat negatif sampai sangat positif dengan 5 (lima) alternatif

jawaban, dengan jawaban masing-masing berikut;

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Masing-masing jawaban memiliki nilai sebagai berikut:

SS : 5

S : 4

N : 3

TS : 2

(44)

30

3.3.2 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan

sebagainya.34 Metode ini digunakan sebagai pelengkap guna

memperoleh data sebagai bahan informasi yang berupa latar

belakang kantor, tugas pokok dan tata kerja, struktur organisasi,

presentasi serta data lain yang mendukung.

Terhadap kuesioner yang akan dipakai dalam penelitian, akan

dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.

3.3.2.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkatan-tingkatan kevalidan dan kesahihan suatu

instrumen.35 Instrumen dikatakan valid jika dapat

mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap data

variabel yang diteliti secara tepat.

Dalam penelitian ini validitas yang digunakan

adalah validitas internal, validitas yang dicapai apabila

terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen secara

keseluruhan.36 Dengan kata lain sebuah instrumen

34

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hlm 231

35

Ibid, hlm 137 36

(45)

           2 2 2 2 X N Y X X N Y X XY N Rxy

dikatakan memiliki misi instrumen secara keseluruhan yaitu

mengungkap data dari variabel yang dimaksud.

Dalam pengujian validitas instrumen pada

penelitian ini digunakan analisa butir. Cara pengukuran

analisa butir tersebut adalah mengkorelasikan skor butir

dengan skor total dengan rumus produk moment, yaitu :

Keterangan : R = Koefisien korelasi

N = Jumlah subyek atau responden

X = Skor butir

Y = Skor total37

Validitas data diukur dengan rnenggunakan r hitung

dengan r table (r product moment). Apabila r hitung > r

table, dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau

indikator tersebut dinyatakan valid dan apabila sebaliknya

maka tidak valid.38

3.3.2.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

37 Ibid, hlm 170 38

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multinariate Dengan Program SPSS, Cetakan IV, Undip, Semarang, 2006, him. 45

(46)

32

pengumpulan data karena instrumen sudah baik.39

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen

dapat memberi hasil. Pengukuran yang konsisten apabila

pengukuran dilakukan berulang-ulang terhadap gejala yang

sama dengan alat pengukuran yang sama. Uji reliabilitas ini

hanya dilakukan pada data yang dinyatakan valid. Untuk

menguji reliabilitas digunakan teknik croanbach alpa >

0,60

Rumus croanbach alpa adalah sebagai berikut:

            

2 1 2 11 1 1  b k k r Keterangan : 11 r = Reliabilitas instrumen k = Jumlah kuesioner

2 b

 = Jumlah varian butir

2 1

 = Varian total40

Untuk mencari varian butir dengan rumus :

 

 

N N x x

 2 2 2  Keterangan :

 = Varian tiap butir

39

Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hlm 178 40

(47)

x = Jumlah skor butir N = Jumlah responden41

Untuk menilai reliable tidaknya suatu instrument dilakukan

dengan mengkonsultasikan rhitung dengan rtabel. Apabila

rhitung>rtabel maka instrumen dinyatakan reliable dan apabila

rhitung<rtabel maka instrumen dinyatakan tidak reliable

3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun

obyek yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya.42

Dalam penelitian ini, operasional variabel penelitian dan pengukuran

variabel dapat dilihat pada tabel berikut:

Variabel penelitian Definisi Indikator

Skala Pengukuran Manajemen Syariah (Variabel Bebas, X) seni dalam mengelola semua sumber daya yang dimiliki dangan tambahan sumber daya dan metode syariah yang telah tercantum dalam kitab suci atau yang

 Perilaku  Struktur Organisasi  System Diukur melalui angket dengan menggunakan skala likert. 41 Ibid, hlm 196 42 Sugiyono, Op Cit, hlm 38

(48)

34

telah dajarkan oleh

nabi Muhammad

SAW.)

Kinerja Karywan

(Variabel Terikat, Y)

hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepadanya.  Tujuan  Ukuran  penilaian Diukur melalui angket dengan menggunakan skala likert.

Sumber data : dikembangkan untuk penelitian, 2012

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis dengan

menggunakan metode :

3.5.1 Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pola perubahan nilai

suatu variabel (variabel dependen) yang disebabkan variabel lain

(variabel independen). Analisis regresi berganda menggunakan suatu

(49)

mendefinisikan hubungan antar variabel sesuai dengan tujuan

penelitian.

Dengan kinerja karyawan sebagai variabel dependen (terikat) dan

perilaku, struktur organisassi dan sistem sebagai variabel independen

(bebas) maka persamaan regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut

: Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3 + e Dimana : Y = Kinerja Karyawan a = konstanta b1,b2, b3 = koefisien variabel X1, X2, X3 X1 = Perilaku X2 = Struktur Organisasi X3 = Sistem e = kesalahan random 3.5.2 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen

secara sama-sama (simultan) terhadap variabel dependen digunakan

uji anova atau F-test. Sedangkan pengaruh masing-masing variabel

independen secara parsial (individu) diukur dengan menggunakan uji

t-statistik.

(50)

36

Untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dilakukan

uji t atau t-student. Hipotesis uji t :

Ho = b1,b2, b3 = 0, masing-masing variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Ha = b1,b2,b3 = 0, masing-masing variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Dengan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan degree of freedom

(dk): n-k, maka diperoleh nilai ttabel. Langkah selanjutnya

adalah membandingkan antara ttabel dengan thitung. Apabila

jika thitung lebih kecil dari ttabel maka Ho diterima, artinya

masing-masing variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap perubahan nilai variabel dependen.

Apabila thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya masing-masing variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai variabel

dependen.

3.5.2.2 Uji F atau Uji Simultan

Pengujian simultan bertujuan untk mengetahui pengaruh

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

(51)

Ho = b1,b2,b3 = 0, variabel independen secara simultan tidak

signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha = b1,b2,b3 = 0,variabel independen secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Membandingkan antara nilai kritis F (Ftabel) yang terdapat

dalam tabel Analysis of Variance dengan nilai F RATIO

(Fh itu n g). Apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka

keputusannya menerima hipotesis nol (Ho), artinya semua

variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

perubahan nilai variabel dependen. Apabila Fhitung lebih

besar dari Ftabel maka keputusannya menolak hipotesis nol

(Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha), artinya

semua variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap nilai variabel dependen.

b. Berdasarkan probabilitas, jika tingkat signifikansinya (α) >

0.05 maka semua variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap perubahan variabel dependen. Jika

nilai probabilitas (α) < 0.05 maka semua variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap perubahan

(52)

38

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Profil Hotel Grasia

Hotel Grasia merupakan salah satu hotel non alcohol di kota Semarang

yang disediakan untuk tamu bisnis dan keluarga serta tamu konvensi. Secara

geografis, hotel Grasia terletak di kota Semarang atas tepatnya dikawasan Candi

yang terkenal sejak jaman belanda sebagai kawasan elit.

Keunggulan lain adalah udaranya yang bebas polusi serta dikelilingi

pemandangan yang masih alami. Pemandangan alam dengan suasana

perkampungan di lereng-lereng bukit dengan latar belakang gunung ungaran yang

indah untuk dilihat.

Hotel Grasia merupakan perkembangan dari Hotel Muria yang sudah

berdiri sejak tahun 1985 yang berlokasi di Jl. Dr. Cipto 73 semarang. Pada

mulanya hotel tersebut adalah hotel melati yang waktu itu hunian kamar rata-rata

mencapai 90% dan dengan perkembangannya pada tahun 1991 Hotel Muria

menjadi hotel berbintang.

Melihat dan mencermati kebutuhan akomodasi atau kamar di kota

Semarang waktu itu yang masih sangat menjanjikan dari pemilik hotel Muria

mempunyai sebidang tanah dan bangunan yang berlokasi di Jl. S. Parman no. 89

(53)

letaknya. Sebelum bangunan digunakan untuk show room mobil danterakhir

untuk kantor kontraktor.

Dan akhirnya pada bulan Februari 1994 dimulai pembangunan Hotel

Grasia yang pelaksanaan pembangunan di kerjakan sendiri. Namun lengkapnya adlah “ PT Hotel Grasia Mulia Putra”. Pembangunan tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 11 bulan yang tepatnya tanggal 20 Desember 1994 Hotel Grasia “Soft Opening” dengan jumlah kamar 46 kamar dan 2 convention hall (Teratai dan Cempaka). Dengan fasilitas yang memadai Hotel Grasia memperoleh

predikat bintang dua.

Pada tahun 2003 Hotel Grasia mengadakan renovasi dan perubahan

jumlah kamar menjadi 75 kamar dan 4 ruang pertemuan (Teratai, Cempaka,

Asoka, dan Dahlia) dan perubahan beberapa fasilitas lainnya seperti café, lift,

taman, hot spot, dan lain-lain. Dengan penambahan dan penyesuaian fasilitas

maka pada tahun 2008 Hotel Grasia menjadi hotel berbintang tiga.

Nama Grasia diambil dari kepanjangan Graha Saubari dan Putra yang

artinya bahwa kepemilikan saham Hotel Grasia adalah Bapak H. Saubari. SH dan

(54)

40

4.1.2 Visi dan Misi Hotel Grasia

4.1.2.1 Visi

Menjadikan Hotel Grasia sebagai Hotel pilihan utama dalam

pelayanan dan produk sesuai syariah.

4.1.2.2 Misi

1. Senantiasa memberikan manfaat kepada Stakeholder

2. Senantiasa memberikan pelayanan prima dan produk

inovatif untuk kepuasan pelanggan.

3. Senantiasa melayani dengan tulus ikhlas dan menjunjung

tinggi kejujuran.

4. Senantiasa tumbuh dan berkembang secara

berkesinambungan.

5. Senantiasa meningkatkan komeptensi SDM yang

berstandar global.

6. Senantiasa menggunakan metode dan teknologi yang

efektif dan efisien.

7. Senantiasa berperan terhadap perkembangan pariwisata.

8. Senantiasa meningkatkan kepedulian lingkungan

9. Senantiasa punya tanggung jawab terhadap kondisi

(55)

4.1.3 Fasilitas Hotel Grasia

Adapun fasilitas yang disediakan oleh Hotel Grasia adalah sebagai berikut:

4.1.3.1 Akomodasi

Hotel Grasia mempunyai 75 kamar yang terdiri dari:

 1 Kamar Family  6 Kamar Suite A  2 Kamar Suite B  13 Kamar Deluxe  34 Kamar Moderate  18 Kamar Standart  1 Kamar Driver 4.1.3.2 Restoran dan Hiburan

 Restoran

 Melati Restoran

Adalah sebuah restoran dengan fasilitas yang

komplit dan menyediakan berbagai jenis

makanan yang berkualitas. Di restoran ini juga

menyediakan menu yang berbeda-beda di setiap

bulannya  Banaran Café

Adalah sebuah café yang disediakan khusus

untuk bersantai dan di café ini menyediakan

(56)

42

menu utama yaitu: Herbal Parade yang terdiri

dari bahan kunir asem, jahe wangi, jahe merah

dan lain-lain. Selain di Banaran Café

menyediakan afternoon tea yang disajikan untuk

tamu regular dan setiap harinya menu afternoon

tea selalui berbeda.

 Hiburan

 Live Music Jawa yang diberi nama SITERAN diadakan setiap hari Selasa dan Sabtu pada

pukul 07.00 - 08.30 WIB.

 Live music organ tunggal diadakan setiap hari Rabu hingga Jum‟at dan dimulai pukul 19.00 – 21.30 WIB.

4.1.3.3 Fasilitas Meeting Room

Hotel Grasia mempunyai fasilitas meeting room dengan

kapasitas yang bervariasi mulai untuk 20 sampai dengan 300

pax diantaranya:

- Asoka Hall

- Teratai Hall

- Cempaka Hall

- Dahlia Hall

Untuk melengkapi kegiatan meeting disetiap hall nya

(57)

sound system, podium, table name, stage, mineral water,

back drop, mini garden dan lainnya.

Selain itu Hotel Grasia juga mempunyai business centre

dan hot spot.

4.1.4 Departemen-departemen di Hotel Grasia

a. Bagian Kantor Depan/front Office

Hampir semua kegiatan yang ada di Kantor Depan

berhubungan dengan tamu, baik yang akan check-in maupun

check-out. Selain itu Kantor Depan juga bertugas menjual kamar

hotel dan fasilitas-fasilitas lain seperti: ruang meeting, restoran,

café. Bertanggung jawab atas seluruh telephone, faximile, dan surat

masuk maupun keluar.

b. Bagian HRD

Bagian yang berhubungan dengan kepegawaian, dan

pengadaan kerjasama dengan pihak luar seperti perekrutan pegawai

baru dan mengatur traineer.

c. Bagian Marketing

Bagian yang bertanggung jawab untuk melakukan promosi

baik keluar ataupun dalam negri mengenai hotel dimana ia bekerja

dan menjual ruang pertemuan.

(58)

44

Bagian yang menangani perbaikan dan pemeliharaan semua

fasilitas yang ada di dalam Hotel seperti: AC, computer, televise,

lampu, furniture, saluran air dan lainnya.

e. Bagian Accounting

Bagian yang membuat laporan pendapatan hotel dan

menangani pembelian barang maupun pengeluaran barang,

penggajian staf hotel

f. Bagian Security

Bagian yang bertanggungjawab atas keamanan di hotel dan

keamanan tamu yang dating dan menginap di hotel.

g. Bagian Tata Graha/Housekeeping

Bagian yang bertugas menjaga kebersihan area hotel, baik

di dalam mauoun di luar hotel. Menyediakan perlengkapan

keperluan tamu di dalam kamar serta ruang umum lainnya kecuali

makanan dan minuman.

h. Bagian Food and Beverage

Bagian Food and Beverage dibagi menjadi 2 yaitu:

1. F&B Product

Bagian yang mengolah makanan untuk breakfast dan

Gambar

Tabel 4.1         Jenis Kelamin
Tabel 4.2  Umur
Tabel 4.3  Pendidikan
Tabel 4.6  Uji parsial
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Gambar 9 dan gambar 10 memperlihatkan bahwa pada jarak S/D yang sama, seiring dengan meningkatnya bilangan Reynolds, maka putaran dan torsi statis dari turbin angin

Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh realisasi anggaran pendapatan asli daerah,

Penelitian yuridis normatif digunakan dalam penelitian ini untuk meneliti norma hukum internasional yang berlaku yang mengatur tentang larangan penggunaan senjata kimia

Namun, dengan adanya pandemi COVID 19, pengabdian dilakukan dengan mengadakan acara workshop sehari dengan mengundang seorang narasumber yang berkompetensi dalam pelatihan mitigasi

4. Metode DTW digunakan untuk menentukan kesamaan atau perbedaan antara dua isyarat tutur yang dibandingkan tanpa proses pelatihan terlebih dahulu dengan menggunakan

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda,

(Guru mengingatkan siswa untuk melakukan absensi pada E-Learning) Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan siswa tentang materi yang sebelumnya sudah dipelajari dan

Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa setelah merger kemampuan manajemen Bank Mandiri dalam memperoleh laba semakin baik, dan posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset