• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA DI KELURAHN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO IBRAHIM H.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA DI KELURAHN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO IBRAHIM H."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA DI KELURAHN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO

KABUPATEN GORONTALO IBRAHIM H. MOHA

841410024

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo

2014

ABSTRAK

Ibrahim H. Moha. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia Di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan. Pembimbing 1 Suwarly Mobiliu S.KP, M.Kep dan dr. Nanang R. Paramata M.Kes

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perhatian keluarga pada lansia. Pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah asupan nutrisi yang harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhan pada lansia.

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pemenuhan nutrisi pada lansia.

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskritif analitik dengan menggunakan pendekatan studi Cross Sectional Populasi dalam penelitian adalah seluruh keluarga yang memiliki lansia yang mempunyai ketergantungan fisik. Sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik Total Sampling adalah seluruh keluarga yang memiliki lansia yang mempunyai ketergantungan fisik yang berjumlah 40 orang.penelitian ini menggunakan kuisioner. Hasil penelitiaan terlihat bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemenuhan nutrisi dengan nilai Probalitas 0.000 <0.005. Dimana ada 36 orang (90,0%) yamg mendukung, ada 34 orang (85,0%) pemenuhan nutrisi baik dan ada 2 (5,0%) yang pemenuhan nutrisi tidk baik dan ada 4 (10,0%) yang cukup mendukung dengan pemenuhan nutrisi pada lansia tidak baik.

Kesimpulan penelitian ini adalah adanya hubungan dukungan keluarga dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk lebih mengembangkan penelitian ini lebih luas lagi guna untuk pendidikan dimasa akan datang terutama mengenai hubungan dukungan keluarga dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia dengan waktu yang lebih lama.

(3)

3 I. Pendahuluan

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan, baik bagi individual lansia itu sendiri, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, salah satu indikatornya adalah adalah angka harap hidup yaitu meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) dari 68,8 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007 dan diharapkan menjadi 73,3 tahun pada tahun 2025. (Depkes RI, 2008: dalam jurnal Fitri Hayani dkk).

Diperkirakan pada Tahun 2020 nanti akan meningkat menjadi sebesar 11,34% Indonesia memiliki jumlah warga lanjut usia keempat terbanyak di dunia, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (Kosasih dkk., 2004).

Berdasarkan Data pada bulan Januari-Desember 2013 di Puskesmas Global Limboto terdapat 178 jiwa lansia di Kelurahan Biyonga, dari 178 jiwa ada 40 orang yang memiliki ketergantungan fisik adalah sulit berjalan, penglihatan kurang jelas dan , ada resiko cidera bila melakukan aktifitas dan lain sebagainya. Dibandingkan dengan lansia yang terdapat di kelurahan Bongohulawa dari jumlah 108 jiwa hanya 16 orang lansia yang memiliki ketergantungan.

Tingkat pendidikan di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo secara masih banyak yang tingkat pendidikan yaitu SD. Tetapi ada juga masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan sampai pada perguruan tinggi. Oleh karena itu pekerjaan masyarakat di Kelurahan Biyonga sangatlah beragam ada yang petani, pedagang, guru, pegawai kantor dan lain sebagainya. Hal ini berdampak pada penghasilan yang berbeda, ada yang pendapatannya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja dan ada juga yang penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan masalah-masalah diatas maka penulis tertarik untuk melaukuan penelitian yang berkaitan dengan “ Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo”

2. Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif analitik denfan menggunakan pendekatan studi Cross Sectional dimana data yang menyangkut variabel dependent dan variabel independent akan dikumpulkan secara bersamaan kemudian akan diolah dan dilakukan analisis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner berdasarkan pernyataan yang telah disiapkan, penelitian bersifat kuantitatif. Populasi dan sampel adalah seluryh keluarga yang memiliki lansia yang mempunyai ketergantungan fisik yang berada di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo sebanyak 40 orang. Tehnik analisa data digunakan adalah Univariat dan Bivariat.

3. Hasil penelitian

3.1.1 Hasil Analisis Univariat

Dalam penelitian ini distribusi variabel responden yang diambil adalah gambaran sampel yang antara lain: Usia, Pendidikan, Pekerjaan,Penghasilan,Tipe Keluarga dan hubungan dengan lansia.

(4)

4 1. Tabel Distribusi Responden

Tabel 4.1

Tabel distribusi responden berdasarkan usia Umur Responden (Tahun) Frekuensi % 21-30 18 45,0 31-40 11 27,5 41-50 11 27,5 Total 40 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa kelompok umur 21-30 tahu adalah kelompok umur responden terbanyak sebanyak 18 orang yaitu sebesar 45,0%. Kemudian untuk kelompok umur 31-40 tahun dan 41-50 tahun adalah kelompok umur responden yang terkecil masing-masing sebanyak 11 0rang yaitu 27,5

Tabel 4.2

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan Frekuensi % SD 7 17,5 SMP 6 15,0 SMA 13 32,5 PT 14 35,0 Total 40 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan data tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi adalah responden yang terbanyak dengan jumlah 14 orang yaitu 35%. Responden yang berlatar belakang pendidikan SMA sebanyak 13 orang yakni 32,3%, kemudian responden yang berlatar belakang pendidikan SD sebanyak 7 0rang yaitu 17,5% dan responden yang dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 6 orang yaitu 15%. Dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden dengan pendidikan perguruan tinggi adalah responden yang terbanyak dan responden dengan pendidikan SMP hanya 6 orang saja.

Tabel 4.3

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi %

Bekerja 39 97,5

Tidak Bekerja

1 2,5

Total 40 100

(5)

5

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pekerjaan atau bekerja adalah responden yang terbanyak sejumlah 39 orang yaitu 97,5% dan responden yang tidak bekerja hanya 1 orang saja yaitu 2,5%.

Tabel 4.4

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan

Penghasilan Frekuensi %

<Rp. 1.000.000 11 27,5 >Rp. 1.000.000 29 72,5

Total 40 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan data tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang pengahasilannya >Rp. 1.000.000 sebanyak 29 orang yaitu 72,5%. Dan responden yang mempunyai pengahasilan <Rp. 1.000.000 sebanyak 11 orang yaitu 27,5%.

Tabel 4.5

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Keluarga Tipe Keluarga Frekuensi %

Keluarga Besar 35 87,5

Keluarga Inti 5 12,5

Total 40 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan data tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden dengan tipe keluarga besar sebanyak 35 orang yaitu 87,5%. Dan responden dengan tipe keluarga inti sebanyak 5 orang yaitu 12,5%

Tabel 4.6

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan dengan lansia Hubungan Dengan Lansia Frekuensi %

Anak 37 92,5

Menantu 2 5,0

Cucu 1 2,5

Total 40 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan data tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden dengan status anak dari lansia itu sendiri sebanyak 37 orang yaitu 92,5%, responden dengan status sebagai menanti dari lansia

(6)

6

sebanyak 2 orang yaitu 5% dan responden dengan status sebagai cucu dari lansia sebanyak 1 orang yaitu 2,5%.

2. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Tabel 4.7

Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga di Kelurahan Biiyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

Dukungan Kelurga Frekuensi %

Mendukung 36 90,0

Cukup Mendukung 4 10,0

Kurang Mendukung 0 0

Total 40 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan Tabel 4.7 menunujukkan bahwa responden yang kurang mendukung dalam hal pemenuhan nutrisi pada lansia tidak ada, kemudian responden yang cukup mendukung dalam hal pemenuhan nutrisi pada lansia sebanyak 4 orang yaitu 10,0% dan responden yang mendukung dalam hal pemenuhan nutrisi pada lansia sebanyak 36 orang yaitu 90.0%.

3. Distribusi Responden Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia Tabel 4.8

Distribusi Responden berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia

Frekuensi %

Baik 34 85,0

Tidak Baik 6 15,0

Total 40 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden yang memperhatikan pemenuhan nutrisi pada lansia yang baik sebanyak 36 orang yaitu 90,0%. Dan responden yang termasuk dalam kategori tidak baik dalam hal pemenuhan nutrisi pada lansia sebanyak 4 orang yaitu 10,0%

3.1.2 Hasil Analisi Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga (variabel independeny) dan Pemenuhan nutrisi(Variabel Dependent). Untuk menganalisis digunakan analisis uji Fisher Exact. Adanya hubungan dukungan kelaurga dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia dengan taraf signifikan ditunjukkan dengan nilai P < 0,005. Hasil analisis dari masing-masing variabel tersebut adalah:

(7)

7 Tabel 4.9

Ditribusi Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

Dukungan Keluarga

Pemenuhan Nutrisi Pada Lansia

Total Baik Tidak Baik

N % N % N %

Mendukung 34 85,0 2 5,0 36 90,0 Cukup mendukung 0 0 4 10,0 4 10,0

Kurang mendukung 0 0 0 0 0 0

Total 34 85,0 6 15,0 40 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.9 ditemukan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia. Angka signifikan uji Fisher Exact Sig < 0,005 dengan nilai P = 0,000 < 0,005 maka data tidak berdistribusi normal.Sehingga HO ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia. Dari 36 (90,0%) responden yang termasuk dalam kategori mendukung dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia ada 34 (85,0%) lansia yang pemenuhan kebutuhan nutrisinya baik dan ada 2 (5,0%) yang pemenuhan kebutuhan nutrisi termasuk dalam kategori tidak baik. Serta dari 4 (10,0%) responden yang termasuk dalam kategori cukup mendukung sebanyak 4 orang (10,0%) orang yang pemenuhan nutrisi termasuk dalam kategori tidak baik. Dan yang kurang mendukung dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia tidak ada.

3.2 Pembahasan

I. Deskripsi Karateristik Responden a. Usia anggota keluarga

Berdasarkan data sebelumnya pada tabel 4.1 bahwa sebagian besar dari responden yang membantu lansia lansia dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi pada rentang usia 21-30 tahun sebanyak 18 orang. Menurut asumsi peneliti bahwa usia diatas 18 tahun merupakan usia yang lebih produktif dan selalu berfikir ilmiah dalam melakukan tindakan apapun dan mempunyai pengalaman yang banyak dalam perawatan pada lansia. Menurut Stone (dalam Meirina, 2013) bahwa usia diatas 18 tahun dianggap sudah dewasa dan dapat memberikan perhatian dan dukungan pada lansia dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya usia keluarga maka semakin baik pula pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia.

b. . Tingkat pendidikan keluarga

Berdasarkan data pada tabel 4.2 bahwa sebagian besar tingkat pendidikan anggota keluarga dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yanga ada di Kelurahan Biyonga semakin baik dan meningkat. Menurut asumsi peneliti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan anggota keluarga maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan anggota keluarga baik dalam hal memperhatikan kondisi kesehatan lansia dan lain sebagainya. Hal ini didukungan dengan teori yang diungkapkan oleh USDHHS (dalam Chusnul, 2013) menjelaskan bahwa pendidikan keluarga sangat

(8)

8

menunjang dalam perawatan lansia, pendidikan keluarga yang tinggi dapat mengetahui kebutuhan lansia, dalam hal ini keluarga dapat menyusun, membeli bahan nutrisi yang berkualitas, dan menyiapkan makanan yang dibutuhkan oleh lansia dalam keluarga.

c. Pekerjaan Anggota Keluarga

Berdasarkan data pada tabel 4.3 bahwa sebagian besar responden itu bekerja Jenis pekerjaan anggota keluarga atau responden ini beraneka ragam dari Guru, Pedagang, penjahit pakaian, petani dan lain sebagainya. Menurut asumsi peneliti bahwa pekerjaan sangat berpengaruh pada pemenuhan nutrisi pada lansia, karena apabila keluarga tidak bekerja maka keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarganya tidak optimal. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Boedhi (dalam Adilla, 2014) menyatakan bahwa sosial ekonomi keluarga yang memadai diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis, meningkatkan semangat dan memotivasi untuk selalu bersikap dan berperilaku sehat.

d. Penghasilan anggota keluarga

Berdasarkan data pada tabel 4.4 bahwa sebagian besar responden mempunyai penghasilan >Rp. 1,000,000. Penghasilan sangat berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia, dimana anggota keluarga yang mempunyai penghasilan yang tinggi maka dapat membeli bahan makanan yang sangat berkualitas dan sehat untuk dikonsumsi. Menurut asumsi peneliti bahwa semakin tinggi pengahasilan anggota keluarga maka semakin baik pula pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia. Hal ini didukung oleh teori yang diungkapkan oleh Kaakinen dan at al ( Dalam Chusnul, 2010) mengatakan bahwa pendapatan atau penghasilan keluarga bagian terpenting dalam ekonomi keluarga dan kebutuhan keluarga terkait dengan konsumsi rumah tangga dan keuangan serta kemampuan keluarga untuk memperoleh penghasilan yang cukup dan pengololaan keuangan dan kebijaksanaan merupakan faktor yang terpenting.

e. Tipe anggota keluarga

Berdasarkan data pada tabel 4.5 bahwa sebagian responden mempunyai tipe keluarga besar sebanyak. Menurut asumsi peneliti bahwa keluarga besar memiliki peran yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia, dimana hanya keluarga terdekat saja yang tulus dan ikhlas dalam melakukan perawatan lansia. hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Caplan (dalam Meirina) mengatakan bahwa hanya kerabat yang dapat memberikan bantuan jangka panjang yang ekstensif. Bantuan dari keluarga besar juga dilakukan dalam bentuk bantuan lansung, termasuk dalam bantuan finansial yang terus menerus dan intermitten.

f. Hubungan dengan lansia

Berdasarkan data pada tabel 4.6 bahwa sebagian besar responden tinggal atau dirawat oleh anak kandung, tetapi ada juga yang dirawat oleh anak menantu serta cucu dari lansia itu sendiri. Menurut asumsi peneliti bahwa anak kandung memiliki kedekatan yang sangat erat dengan lansia, sedangkan anak menantu kurang mempunyai ikatan batin dengan lansia. Sehingga apabila seorang lansia yang tinggal dengan anak kandung maka pemenuhan kebutuhan nutrisi bisa terpenuhi dengan baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh novandhori (2013) yang menyatakan bahwa sebagian besar keluarga yang tinggal dengan lansia adalah kandung. Menurut Stuart dan Sunden (dalam Patriyani,2009) mengemukakan bahwa merawat dan berperilaku caring tidak dapat ditrunkan secara genetic, tetapi ditentukan oleh aspek waktu,

(9)

9

energy, keterampilan dan dapat ditingkatkan melalui budaya, serta dengan mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan kualitas hubungan interpersonal melalui peningkatan kemampuan dan keterbukaan.

II. Dukungan Keluarga dalam pemenuhan nutrisi pada lansia

Berdasarkan data pada tabel 4.7 bahwa sebagian besar responden mendukung dalam hal pemenuhan nutrisi pada lansia dan ada juga responden yang cukup mendukung dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia.Menurut asumsi peneliti bahwa lansia sangat mengharapkan dukungan keluarga untuk memenuhi segala kebutuhannya. Dimana lansia telah mengalami proses penurunan fungsi organ tubuh. Karena lansia tidak hanya butuh perhatian saja tetapi lansia juga membutuhkan dukungan keluarga. Semakin baik dukungan keluarga makan semakin baik pula pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia. Dimana keluarga berfungsi sebagai system pendukung bagi anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Menurut Caplan (2010) membagi dukungan keluarga ada 4 jenis dukungan keluarga adalah dukungan emosional adalah dukungan yang diberikan berupa kepedulian anggota keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia, seperti keluarga selalu memperhatikan kondisi kesehatan lansia. Kemudian yang kedua adalah dukungan instrumental yaitu Dukungan yang diberikan keluarga kepada lansia berupa membantu menyiapkan makanan, merawat lansia jika sakit memasak makanan dan membawa lansia kepelayanan kesehatan. Dukungani informasional adalah dukungan yang diberikan oleh keluarga sebagai pencari informasi tentang kebutuhan nutrisi untuk lansia, memberikan kebutuhan kesehatan keluarga. Dan yang terakhir adalah dukungan penghargaan adalah dukungan yang dberikan oleh keluarga bertindak dalam memberikan umpan balik dalam mengevaluasi diri anggota keluarga. Hal yang sudah tersebut sangat dibutuhkan oleh lansia dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia.

III. Pemenuhan Nutrisi Pada Lansia

Bersdasarkan data pada tabel 4.8 bahwa sebagian besar responden pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia baik. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga pada lansia dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia sangat mendukung dan memperhatikan kondisi lansia. Tetapi dari data yang ada bahwa masih pemenuhan nutrisi pada lansia tidak baik. Menurut asumsi peneliti bahwa faktor yang menyebabkan pemenuhan nutrisi pada lansia adalah dukungan keluarga yang tidak baik, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dukungan keluarga sangatlah dibutuhkan oleh seorang lansia dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi, sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisi sangat baik, kemudian yang kedua adalah pola makan atau frekuensi makan lansia yang tidak teratur.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Melynda (2013) ditemukan adanya hubungan antara pola makan dengan status gizi pada lansia berdasarkan uji kolmogrov dengan nilai P yang didapatkan adalan P = 0,001 (P<0,005). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan sangat menentukan status gizi, dimana dengan pola makan lansia 3 kali dalam sehari, dengan porsi dan menu makanan yang seimbang serta makanan yang dikonsumsi banyak mengandung gizi dang pengolahan makanan sesuai dengan syarat-syarat kesehatan akan sangat bermanfaat bagi tubuh. Sebaliknya jika pola makan lansia 2 atau 1 saja dalam sehari dengan porsi yang tidak dihabiskan maka akan berpengaruh pada status gizi lansia itu sendiri.

(10)

10

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan dengan Uji Fisher Exact dengan hasil semua dengan nilai P= 0,000 itu artinya nilai P Value <0,005. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.

Dukungan keluarga dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia merupakan komponen yang sangat penting dan saling berkaitan. Dukungan keluarga merupakan berupa bantuan yang diberikan oleh anggota keluarga. Pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah asupan nutrisi yang harus dipenuhi untuk mengoptimakan kebutuhan tubuh. Oleh karena itu dukungan keluarga sangatlah diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia.

Berdasarkan tabel 4.9 sebagian besar responden mendukung dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia di Kelurahan Biyonga sebanyak 36 orang (90,0%). Dimana ada 34 (85,0%) lansia pemenuhan kebutuhan nutrisinya baik sedangkan 2 orang 2 (5,0%) pemenuhan nutrisinya tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa bukan hanya dukungan keluarga yang mempengaruhi pemenuhan nutisinya baik atau tidak.

Menurut Lilik (2011) bahwa ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia antara lain: Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong, Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa, manis, asin, asam, dan pahit, Esophagus atau kerongkongan mengalami pelebaran, Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.Gerakan usus atau gerak peristaltik lemah dan biasanya meninmbulkan konstipasi.

Selain itu juga berdasarkan data pada tabel 4.9 bahwa responden yang kurang mendukung dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia sebanyak 4 orang (10,0%) dan termasuk dalam kategori pemenuhan nutrisi pada lansia tidak baik. Dukungan keluarga sangatlah diperlukan oleh seorang lansia dalam membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia. Hal ini menunjukkan bahwa keempat dukungan keluarga yang telah dijelaslan diatas tidak dilaksanakan semua dan ada kemungkinan salah satu atau kedua jenis dukungan keluarga tidak dilaksanakan secara optimal sehingga berpengaruh pada pemenuhan nutrisi pada lansia tidak.

Berdasarkan penelitian yang telah dijelaskan peneliti dapat menyimpulkan bahwa semakin baik dukungan keluarga maka semakin baik pula pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia. Sebaliknya apabila dukungan keluarga tidak optimal maka pemenuhan nutrisi pada lansia tidak baik.

4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Simpulan

1. Sebagian besar responden dari penelitian ini berusia 21-30 tahun sebanyak 18 orang (45,0%), dan tingkat perguruan tinggi sebanyak 14 orang (35,0%), dgn penghasilan >Rp.1,000,000 sebanyak 29 orang (72,5%), dan memiliki tipe keluarga besar sebanyak 35 orang (87,5%) serta sebagian besar responden hubungan dengan lansia adalah anak kandung 37 orang (92,5%).

2. Sebagian besar responden mendukung dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia sebanyak 36 orang (90,0%) dan yang cuckup mendukung sebanyak 4 orang (10,0%).

3. Sebagian besar pemenuhan nutrisi pada lansia baik sebanyak 34 orang (85,0%) yang nutrisinya baik dan yang tidak sebanyak 6 orang (15,0%).

4. Ditemukan adanya hubungan dukungan keluarga dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo berdasarkan hasil analisis dengan uji Fisher Exact dengan nilai P=0,000 itu artinya nilai P Value <0,005.

(11)

11 4.2 Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan diharapkan agar lebih meingkatkan upaya promosi kesehatan yang tepat melalui penyuluhan yang dilakukan disetiap kelurahan tentang pentingnya dukungan keluarga dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia.

2. Diharapkan kepada pembina Puskesmas setempat agar membentuk dan mendidik kader-kader khusus untuk menyebarkan informasi mengenai pentingnya dukungan keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan agar lebih memperdalam cakupan penelitian, khususnya dalam pengetahuan keluarga tentang makanan yang boleh dikonsumsi ataupun yang tidak boleh diberikan kepada lansia.

4. Bagi keluarga agar selalu memperhatikan kondisi para lansia terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia.

Daftar Pustaka

Alimul, Aziz H. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azizah, Lilik Ma’rifatatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogjakarta: Graha Ilmu Andarmayo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Graha Ilmu

Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC

Biahimo, Melynda. 2013. Faktor- Faktor Yang Herhubungan Dengan Status Gizi Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo. Skripsi. Tidak Dipublikasikan.

Chuluq, Chusnul, dkk. 2012. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan kemandirian Dalam Pemenuhan ADL Pada Lansia Wanita Di Kampung Karang Werdha Puntodewo 1 Kelurahan Bunulrejo Malang. Jurnal. Dipublikasikan.

Dion, Yohanes dan Yasinta Betan. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Medical Book.

Hasugian, Fitri Hayani dan DKK. 2012. Hubungan perilaku Lansia dan Dukungan Keluarga terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Tahun 2012.11(1):1-8.

Hastutis, Ningsih, 2012. Dukungan Keluarga terhadap lansia. http://wwwmidewifehomes-mine.blogspot.com/2012/06/dukungan-keluarga-terhadap-lansia.html, diakses tanggal 30 desember 2013.

(12)

12

Margi, Adillah. 2010. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Aktiviats Sehari-hari Di Desa Adimulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Skripsi. Tidak Dipublikasikan

Mubarak, Wahid Iqbal.2005. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: Sagung Seto.

Meiner. S.E., Lueckenotte, A.G. (2006). Gerontologi Nursing.St. Louis Missouri: Mosby Elsevier.

Meirrina. (005). Hubungan Dukungan Keluarga, Kareteristik Keluarga Dan Lansia Dengan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia Di wilayah Kerja Puskesmas Bogos Selatan. Tesis: Tidak Dipublikasikan

Notoatamodjo, Soekidjo. 2005.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novandhori, D.R. (2013). Hubungan peran keluarga dengan kualitas hidup lansia yang mengalami gangguan fungsi kognitif di Desa Windunegara Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas. Purwokerto: Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, diakses dari http://www.repository.unsoed.ac.id/skripsi/pdf

Ode, Sarif La. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogjakarta: Medical Book. Oenzil, Fadil. 2012. Gizi Meningkatkan Kualitas Manula. Jakarta: EGC.

Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogjakarta: Nuha Medika.

R, Jhonson dan Leny R. 2010. Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga. Yogjakarta: Medikal Book.

Setywati, Sri dan Arita Murwani. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press.

Setiawati, Santun dan Agus Citra Dermawan.2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan keluarga. Jakarta: TIM.

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Graha Ilmu

Sartika, Mitayani Wiwi. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: TIM. Susanto, Tantut. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogjakarta: Graha Ilmu. Setiyowati. S. (2007). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemenuhan Nutrisi Pada Lansia

di Desa Tambah Sari Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. http:www.digilib.unimus.ac.id, di peroleh tanggal 12 November 2013.

(13)

13

Soejono, H.C. (2002). Belum Memadai fasilitas bagi warga usia lanjut. http://www.kompas.com/kompas cetak/0203/25/iptek/pert.10.htm. diakses 28 Januari Soejono, H.C. (2009). Pengkajian paripurna pada pasien geriatri. Jakarta: Internal Publishing.

(14)

Gambar

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan  Penghasilan  Frekuensi  %

Referensi

Dokumen terkait

Agar dalam penulisan Laporan Akhir ini tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan hanya pada analisis rasio

Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan model layanan perpustakaan di bagian front office, penyusunan skenario dan analisa cost benefit terhadap skenario dengan

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Validasi Metode

Saya memiliki keyakinan terhadap kemampuan saya Saya sangat bersemangat dalam mengerjakan tugas sekolah Saya adalah orang yang mandiri Saya merasa tidak mampu terhadap kemampuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan angka kejadian asfiksia neonatorum antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan pada bayi dengan berat

Tujuan Program Standar Kecakapan Ubudiyah (SKU) yang terdapat dalam surat yang dikeluarkan oleh kepala kantor kementerian agama provinsi Jawa Timur

Begitu pula dengan tren, semakin banyak manusia dalam suatu kota, maka tren akan mempengaruhi kehidupan kota tersebut, ditambah dengan keadaan gedung bioskop di Surakarta yang

Penelitian tentang seni pertunjukan yang kedua oleh Apriani (2000) yang berjudul “Seni Pertunjukan di Taman Mini Indonesia Indah Suatu Kajian Tentang Pelestarian