• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EKSTRAK BUNGA DAN EKSTRAK KULIT BUAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH EKSTRAK BUNGA DAN EKSTRAK KULIT BUAH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EKSTRAK BUNGA DAN EKSTRAK KULIT BUAH

Delonix regia SEBAGAI ZAT ANTI-Plasmodium DENGAN UJI IN

VIVO PADA MENCIT Swiss Webster YANG DIINFEKSI Plasmodium

berghei

Pratika Dewi1, Fatmawaty2

1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2. Staff Departemen Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Abstrak

Resistensi Plasmodium terhadap obat antimalaria merupakan masalah yang harus diatasi. Salah satu caranya dengan mencari obat baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak bunga dan ekstrak kulit buah Delonix regia dalam menurunkan densitas Plasmodium. Penelitian menggunakan desain uji eksperimental. Berdasarkan hasil uji fitokimia diketahui kadar alkaloid dalam ekstrak kulit buah lebih tinggi dibandingkan kadar alkaloid dalam ekstrak bunga. Hal ini sesuai dengan hasil uji in vivo pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei. Mencit yang mendapatkan ekstrak kulit buah dengan dosis 2,8 mg/mencit, 8,4 mg/mencit dan 14 mg/mencit mengalami penurunan densitas Plasmodium sedangkan pada mencit yang mendapatkan ekstrak bunga terjadi kenaikan densitas Plasmodium. Berdasarkan uji Post Hoc LSD didapatkan adanya perbedaan perubahan densitas Plasmodium yang signifikan pada mencit yang mendapatkan kontrol negatif dibandingkan dengan mencit yang mendapatkan ekstrak kulit buah dosis kecil, sedang maupun besar dengan nilai p 0,00; 0,03 dan 0,022. Sedangkan perbedaan yang tidak signifikan di dapatkan saat perubahan densitas Plasmodium pada mencit yang mendapatkan kontrol negatif dibandingkan dengan mencit yang mendapatkan ekstrak bunga dengan nilai p 0,156; 0,064 dan 0,923. Dapat disimpulkan ekstrak kulit buah dapat menurunkan densitas Plasmodium.

Abstrak

The effect of Delonix regia’s flowers extract and rinds extract as antiplasmodial substance with in vivo test in Swiss Webster mice infected by Plasmodium berghei. Resistance of Plasmodium to anti-malaria drugs is a

problem that necessary to be solved. One of the way is create new drugs. The purpose of this study to determine the effect of flowers extracts and rinds extracts of Delonix regia to decrease density of Plasmodium. This study use experimental design. Based on the results of phytochemical test known that alkaloid levels in rind’s extract is higher than flower’s extract. This is consistent with the results of in vivo test in mice infected by Plasmodium berghei. The mice whom get rind’s extract dose ie 2,8 mg/mice, 8,4 mg/mice dan 14 mg/mice shown decrease of parasitemia, mean while mice whom get flowers shown increase of parasitemia. Based on Post

(2)

Hoc LCD test, there is significantly difference in density change of plasmodium in mice whom get negative control compare with mice whom get small dose, medium dose and high dose of rinds extracts with the value of p 0,00; 0,03 and 0,022. While there is no significantly difference when mice whom get negative control compare with mice whom get small dose, medium dose and high dose of flowers extracts with the value of p 0,156; 0,064 and 0,923. It can be concluded that rind’s extract of Delonix regia can decrease parasitemia.

Keywords: rind’s extract of Delonix regia, flower’s extract of Delonix regia, Plasmodium berghei, phytochemical, dose, parasitemia

Pendahuluan

Malaria adalah penyakit infeksi

Plasmodium yang menjadi salah satu

permasalahan kesehatan di dunia terutama Negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI disebutkan bahwa sekitar 500 juta penduduk mengalami infeksi malaria setiap tahunnya dan 1 dari penduduk yang sakit meninggal dunia.1

Tahun 2007 dilaporkan bahwa 80% dari seluruh kabupaten yang ada di Indonesia merupakan endemis malaria. Persebaran penduduk di daerah endemis malaria juga cukup besar yaitu 45% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia sehingga dapat dipastikan penyakit malaria merupakan salah satu masalah yang harus menjadi perhatian pemerintah Indonesia.2

Malaria sebenarnya suatu penyakit yang sudah diketahui cara penyembuhannya termasuk juga cara pencegahannya. Obat-obatan yang berfungsi untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan dan reproduksi Plasmodium sudah beredar di pasaran. Akan tetapi di lain pihak terdapat masalah peningkatan resistensi Plasmodium terhadap obat terutama obat golongan klorokuin.3 Parasit malaria yang telah mengalami resistensi dapat menyebar dan hal ini merupakan masalah yang berat bagi dunia kesehatan. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan menemukan obat

anti-Plasmodium yang mampu membunuh

parasit yang telah resisten.

Tumbuh-tumbuhan sekarang ini sedang popular digunakan sebagai obat alami untuk mengatasi berbagai penyakit termasuk malaria, terutama setelah ditemukan adanya resistensi

(3)

malaria terhadap klorokuin.4,5 Tumbuhan yang sudah diteliti manfaatnya sebagai obat

anti-Plasmodium adalah Citrus grandis,

buah merah (Pandanus conoideus),

Strychnos myrtoides, Hazomalania voyronii, dan Delonix regia. Delonix regia merupakan salah satu bagian

dari AM-1 decoction, suatu obat antimalaria yang baru-baru ini ditemukan di Afrika.5,6 Di Indonesia

Delonix regia atau yang lebih akrab

dengan nama Flamboyan telah digunakan oleh penduduk di Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan beberapa hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui potensi bunga dan kulit buah tanaman Delonix regia sebagai obat anti malaria. Pada penelitian ini dilakukan 2 uji yaitu uji in vitro dan uji in vivo yang bertujuan mengetahui jenis senyawa aktif anti malaria yang terkandung dan pengaruh dari bunga

Delonix regia dan kulit batang Delonix regia dalam bentuk ekstrak untuk

menurunkan densitas Plasmodium sp.

Metode Penelitian

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain eksperimental untuk mengetahui pengaruh ekstrak bunga dan ekstrak kulit buah Delonix regia untuk menurunkan jumlah parasit malaria yaitu Plasmodium berghei yang disuntikkan pada mencit jenis

Swiss-webster. Plasmodium berghei dipilih

karena memilki beberapa kesaamaan sifat dengan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria pada manusia.3,7

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departemen Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, dan Departemen Parasit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan dalam 24 bulan, yaitu dari bulan Desember 2010 sampai bulan Desember 2012.

Hewan Coba

Penelitian ini menggunakan Hewan coba mencit jenis Swiss-webster,

(4)

berjenis kelamin jantan, sehat, berusia 2-3 bulan dan dengan berat badan 20-30 gram.

Besar sampel

Penelitian ini dilakukan terhadap delapan kelompok perlakuan yaitu 6 kelompok uji, 1 kelompok kontrol negatif, dan 1 kelompok kontrol positif. Besar sampel dihitung menggunakan rumus Frederer.

(t-1)(n-1) ≥ 15 (8-1)(n-1) ≥ 15 7(n-1) ≥ 15 7n-7 ≥ 15 7n ≥22 n ≥ 3,14 n ≈ 4

Berdasarkan perhitungan di atas besar sampel yang diperlukan untuk setiap perlakuan adalah 4 mencit.

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi: Mencit jantan yang sehat dengan berat badan 20-30 gram yang berusia 2 sampai 3 bulan dan pada sediaan darah tepi mencit tersebut di temukan parasit malaria (stadium apapun) setelah dilakukan inokulasi Plasmodium berghei.

Kriteria eksklusi: Mencit yang mati saat percobaan.

Alat

1. Mesin maserasi 2. Mortil

3. Gelas kimia

4. Tabung reaksi dan rak tabung 5. Neraca 3 lengan 6. Neraca mikrogram 7. Spuit 2,5 cc 8. Gunting 9. Tabung semprot 10. Mikroskop cahaya 11. Object glass 12. Counter number 13. Pipet tetes 14. Blender 15. Kompor listrik 16. Timbangan 17. Gelas ukur Bahan

1. Bunga dan kulit batang Delonix

regia 2. Etanol 3. Kloroform 4. Ammonia 10% 5. Pelarut Meyer’s 6. Akuades 7. Bubuk magnesium 8. HCl pekat 9. Amil alkohol

10. Asam asetat anhidrida 11. H2SO4 pekat

12. FeCl3 1% 13. Klorokuin

(5)

14. Plasmodium berghei 15. Mencit Swiss-Webster 16. Buffer 17. Petroleum eter 18. Giemsa 19. Methanol 20. Minyak emersi Tahapan Penelitian

1. Ekstraksi dan isolasi senyawa dalam Delonix regia

Bahan yang digunakan untuk penelitian diperoleh dari Kebun Raya Bogor dan Balitro (Balai Penelitian Tanaman Tropis). Bahan tersebut dibersihkan lalu dijemur sampai kering. Kemudian bahan digiling sampai menjadi serbuk. Serbuk diekstraksi secara maserasi. Maserasi merupakan suatu cara ekstraksi untuk mendapatkankandungan senyawa aktif dalam bahan yang dimaserasi dengan cara direndam dan diaduk menggunakan pelarut tertentu. Penelitian ini menggunaakan pelarut etanol. Bahan-bahan yang sudah menjadi serbuk direndam dan diaduk dengan etanol secara berkala selama 48 jam. Kemudian direndam berkali-kali sampai berbentuk maserat yang artinya tersari sempurna. Maserat kemudian diuapkan dengan

menggunakan rotator evaporator yang berkecepatan 50 rpm pada suhu <50o C sampai menjadi kental dan pekat. Filtrat yang sudah kental kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven yang bersuhu 30-40o hingga didapatkan berat yang tetap.

2. Penapisan Fitokimia

Penapisan fitokimia yang dilakukan adalah secara semikuantitatif. Penapisan fitokimia ini bertujuan untuk mengetahui komponen zat kimia yang terkandung dalam bunga dan kulit buah Delonix regia. Penapisan fitokimia dalam penelitian ini menggunakan metode Cuilei (1982).8 Komponen kimia yang diidentifikasi merupakan komponen yang diduga mempunyai sifat antimalaria yaitu alkaloid, flavonoida, fenolik, dan terpen.

3. Penentuan besar dosis ekstrak dan kontrol

Dosis ekstrak yang diberikan pada mencit didasarkan pada dosis Delonix

regia pada tikus yang digunakan suatu

percobaan. Dosis tersebut adalah 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB.9 Dosis lethal Delonix regia belum diketahui

(6)

sehingga peneliti memilih dosis yang lebih rendah, dosis diantaranya dan dosis yang lebih tinggi. Dosis tersebut yaitu 100 mg/kgBB (dosis kecil), 300 mg/kgBB (dosis sedang) dan 500 mg/kgBB (dosis besar). Dosis yang diberikan pada mencit diperoleh dari hasil konversi dosis tikus dengan cara dikalikan dengan 0,14 (angka konversi dari tikus ke mencit).10 Pada penelitian tersebut menggunakan tikus dengan berat badan 200 gram (0,2 kg). sehingga ditentukan rumus penghitungan dosis ekstrak bunga dan ekstrak kulit buah Delonix regia adalah:

BB tikus (dalam kg) x dosis tikus x 0,14

Dari rumus tersebut diperoleh hasil perhitungan dosis:

- Dosis kecil 0,2 kg x 100 mg/kg x 0,14 = 2,8 mg/mencit - Dosis sedang 0,2 kg x 300 mg/kg x 0,14 = 8,4 mg/mencit - Dosis besar 0,2 kg x 500 mg/kg x 0,14 = 14 mg/mencit

Dosis klorokuin yang digunakan pada penelitian ini didasarkan pada dosis klorokuin pada manusia yaitu 600 mg yang diberikan selama 3 hari. Pada

penelitian ini klorokuin diberikan setiap hari sehingga dosis perharinya adalah 200 mg/hari. Konversi dosis klorokuin untuk mencit diperoleh dari dosis manusia. Caranya dengan mengalikannya dengan 0,0026.10 Sehingga rumus penghitungan dosis klorokuinnya adalah:

Dosis manusia/hari x 0,0026 = 200 mg/hari x 0,0026 = 0, 52 mg/mencit Jadi berdasarkan perhitungan di atas didapatkan dosis ekstrak bunga dan esktrak kulit buah yang diberikan pada mencit adalah 2,8 mg/mencit, 8,4 mg/mencit dan 14 mg/mencit. Dosis klorokuin yang diberikan pada mencit adalah 0,52 mg/mencit.

5. Uji Efektifitas senyawa aktif Delonix regia secara in vivo

a. Inokulasi mencit menggunakan

Plasmodium berghei

Plasmodium berghei disuntikkan ke

mencit donor secara intraperitoneal dalam bentuk suspen si yang diacirkan dengan akuades sebanyak 0,2 ml. Selanjutnya mencit diinkubasi selama 7 hari atau sampai ditemukan adanya stadium parasit. Kemudian jantung dari mencit donor diambil darahnya. Darah tersebut disuntikkan ke mencit sampel secara intraperitoneal. Mencit kemudian diinkubasi sampai

(7)

ditemukan adanya stadium parasit dalam sediaan darah tepinya melalui pemeriksaan mikroskopis.

b. Pembuatan sediaan apus darah Pada penelitian ini dilakuakn pembuatan sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis.

• Sediaan darah tipis

Darah mencit yang diperoleh dengan memotong ekor mencit di teteskan di ujung kaca objek. Kemudian darah di disapukan secara merata menggunakan kaca objek lain sampai terbentuk gambaran seperti lidah api. Sediaan dikeringkan kemudian ditetesi methanol dan ditunggu kembali sampai kering.

• Sediaan darah tebal

Darah mencit diteteskan di ujung lain object glass kemudian diratakan hingga membentuk daerah lingkaran. Sediaan darah ditunggu sampai kering.

Pewarnaannya menggunakan giemsa. Caranya sediaan di tetesi cairan giemsa 3% sampai seluruh permukaan tertutupi cairan kemudian ditunggu selama 30 menit. Sediaan di cuci dengan air mengalir menggunakan botol semprot. Kemudian tunggu sampai kering. Sediaan darah di buat 2 kali, yaitu setelah masa inokulasi untuk mengecek apakah mencit

memenuhi kriteria inklusi yaitu terinfeksi parasit dan yang kedua setelah 3 kali pemberian larutan uji dan kontrol untuk mengetahui \pengaruh larutan tersebut untuk menurunkan densitas parasit.

c. Pemeriksaan mikroskopik

Sediaan apus darah diperiksa menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 1000 kali. Parasit dihitung pada 1000 eritrosit kemudian hasilnya dijadikan dalam bentuk densitas (persen parasitemia) dengan menggunakan rumus

!"#$%ℎ  !"#"$%&  !"#"$  1000  !"#$"%&#$

1000 !  100  %

c. Pengujian aktivitas antimalaria Pengujian aktivitas anti Plasmodium

berghei dilakukan dalam 8 kelompok

perlakuan yaitu 3 kelompok mencit yang diberikan ekstrak bunga dengan dosis berbeda, 3 kelompok mencit yang diberikan ekstrak kulit buah dengan dosis berbeda, kontrol negatif dan kontrol positif. Bahan uji dan kontrol yang diberikan antara lain: Kelompok 1: diberikan larutan uji ekstrak bunga Flamboyan dosis 2,8 mg/ mencit

(8)

Kelompok 2: diberikan larutan uji ekstrak bunga Flamboyan dosis 8,4 mg/ mencit

Kelompok 3: diberikan larutan uji ekstrak bunga Flamboyan dosis 14 mg/ mencit

Kelompok 4: diberikan larutan uji ekstrak kulit buah Flamboyan dosis 2,8 mg/ mencit

Kelompok 5: diberikan larutan uji ekstrak kulit buah Flamboyan dosis 8,4 mg/ mencit

Kelompok 6: diberikan larutan uji ekstrak kulit buah Flamboyan dosis 14 mg/ mencit

Kelompok 7: diberikan kontrol negatif berupa akuades

Kelompok 8: diberikan kontrol positif yaitu klorokuin dengan dosis 0,52 mg/ mencit

Pemberian bahan uji dan kontrol dilakukan setelah dipastikan mencit sudah berhasil terinfeksi yaitu ditemukan stadium Plasmodium pada sediaan darah tepinya. Bahan uji diberikan dengan teknik sonde sebanyak 2,8 cc (bahan uji dilarutkan menggunakan akuades). Teknik sonde dilakukan dengan cara mencit difiksasi pada bagian punggung dengan mulut terbuka kemudian berikan larutan uji menggunakan spuit ke dalam mulutnya. Bahan uji diberikan 1 kali sehari selama 3 hari berturut-turut.

Analisis Data

Data yang digunakan adalah selisih H3 dikurangi H0. Data dianalisis menggunakan analisis varians satu arah (one way Annova) pada batas kepercayaan 0,95 (α=0,05) untuk mengetahui adanya penurunan jumlah parasit atau penambahan jumlah parasit. Selanjutnya data dianalisis menggunakan uji Post Hoc LSD untuk mengetahui kelompok uji yang

memberikan perbedaan

penghambatan pertumbuhan parasit yang paling bermakna.

Hasil dan Pembahasan

Hasil uji fitokimia

Penelitian ini menggunakan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa kimia pada bunga dan kulit buah Delonix regia. Uji kimia yang dilakukan menghasilkan data semikuantitatif. Senyawa kimia yang diteliti antara lain alkaloid, flavonoid, terpen dan fenolik. Hasil uji fitokimia yang diperoleh ditampilkan dalam tabel di bawah ini.

(9)

Tabel 1. Hasil uji fitokimia senyawa aktif dalam Delonix regia

Bunga Kulit buah Alkaloid Flavonoid Terpen Fenolik + ++++ + +++ ++ ++ ++ ++

Tabel diatas menjelaskan bahwa ekstrak kulit buah Delonix regia mempunyai kandungan alkaloid dan terpen yang lebih tinggi daibandingkan dengan kadungannya pada ekstrak bunga. Sedangkan kandungan flavonoid dan fenolik pada bunga

Delonix regia lebih tinggi dibandingkan

dengan kandungannya dalam ekstrak kulit buah.

Hasil uji in vivo

Pada uji in vivo pengamatan dilakukan pada H0 atau sebelum mencit mendapat perlakuan dan H1 atau setelah mencit mendapat 3 kali perlakuan. Hasilnya digambarkan pada grafik perubahan densitas

Plasmodium (gambar 1).

Gambar 1. Grafik perubahan densitas

Plasmodium

Pembahasan

Uji fitokimia semikuantitatif bunga dan kulit buah Delonix regia yang ditampilkan pada tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan alkaloid bunga (+) lebih kecil dibandingkan kandungannya pada kulit buah (++) dan pada ekstrak bunga (+) kandungan terpennya juga lebih rendah dibandingkan pada

0   50   100   150   200   250   300   350   H0   H3   de nsit as   Plasmodium   waktu  (hari)   Kulit  buah   dosis  kecil   Kulit  buah   dosis   sedang   Kulit  buah   dosis   besar   Bunga   dosis  kecil   Bunga   dosis   sedang   Bunga   dosis   besar   Kontrol   nega:f  

(10)

ekstrak kulit buah (++). Alkaloid dan terpen berdasarkan literature yang ada sebelumnya diketahui mempunyai efek antimalaria.11,12 Hasil uji fitokimia sesuai dengan uji in vivo pada mencit. Mencit yang diberikan perlakuan dengan diberikan ekstrak kulit buah dalam berbagai dosis baik dosis besar, dosis sedang maupun dosis kecil mengalami penurunan densitas Plasmodium berghei sedangkan mencit yang mendapat perlakuan dengan diberikan ekstrak bunga Delonix regia mengalami peningkatan densitas Plasmodium berghei. Hal tersebut digambarkan pada grafik perubahan densitas Plasmodium pada gambar 1.

Kandungan senyawa aktif fenolik pada ekstrak bunga Delonix regia (+++) berdasarkan hasil uji fitokimia secara semikuantitatif lebih besar dibandingkan kandungan senyawa aktif fenolik pada ekstrak kulit buah

Delonix regia (++) dan kandungan

senyawa aktif flavonoid pada ekstrak bunga Delonix regia (++++) lebih besar dari kandungan senyawa aktif flavonoid dalam ekstrak kulit buah

Delonix regia (+). Hasil uji in vivo

yang dilakukan pada mencit menunjukan adanya peningkatan densitas Plasmodium berghei pada

mencit yang diberikan ekstrak bunga. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena efek dari kedua zat tersebut bukan menghambat pertumbuhan parasit namun memberikan efek antioksidan dan modulasi imunitas.11,13 kedua efek tersebut dapat meningkatkan imunitas mencit dan membuang oskidan-oksidan yang menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan. Adanya imunomodulasi dan antioksidan membuat mencit dapat bertahan hidup walaupun densitas Plasmodium-nya cukup tinggi.

Dosis kulit buah Delonix regia yang paling besar potensinya dalam menurunkan densitas Plasmodium

berghei adalah kulit buah dosis kecil

(lihat gambar 1). Pada grafik dapat dilihat bahwa penurunan densitas

Plasmodium berghei pada mencit

yang mendapatkan ekstrak kulit buah dosis kecil hampir sama dengan penurunan densitas Plasmodium berghei pada mencit yang diberikan

klorokuin sebagai kontrol positif (kemiringan garisnya sama). Dosis ekstrak kulit buah Delonix regia yang paling rendah potensinya dalam menurunkan densitas Plasmodium

berghei ekstrak kulit buah dosis

(11)

tersebut sesuai dengan hasil analisis statistik. Dosis kecil menjadi lebih besar potensinya dalam menurunkan densitas Plasmodium kemungkinan disebabkan oleh karena minimum

inhibitory concentration (MIC) untuk

membunuh Plasmodium sudah dicapai oleh ekstrak kulit buah dosis kecil. Kemungkinan lain yang bisa menyebabkan hal itu adalah dosis besar dan dosis sedang sudah mencapai dosis yang memberikan efek toksik, namun hal tersebut masih belum bisa dipastikan. Hal lain yang bisa mempengaruhi penurunan densitas Plasmodium adalah densitas

Plasmodium pada mencit sebelum

diberikan perlakuan atau densitas awal. Densitas Plasmodium awal mempengaruhi dosis minimal perlakuan yang harus diberikan. Densitas Plasmodium yang tinggi kemungkinan menyebabkan penurunan imunitas mencit sehingga kemampuan sistem imunnya untuk melawan Plasmodium menurun. Data dari hasil uji in vivo dianalisa menggunakan uji statistik one way

Annova menggunakan batas

kepercayaan 95% (α=0,05). Sebelumnya data harus memenuhi uji homogenitas menggunakan Test of

Homogenity of Variances dan uji

normalitas mengguankan uji

Kolmogorov-Smirnov. Pada penelitian

ini data yang dihasilkan normal (p=0,975) dan tersebar homogen (p=540). Analisis menggunakan uji

one way Annova dapat mengetahui

apakah ada perbedaan yang bermakna pada perubahan (baik kenaikan maupun penurunan) densitas Plasmodium berghei pada semua kelompok uji. H1 menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan pada perubahan densitas

Plasmodium berghei pada semua

kelompok uji. Sedangkan H0 adalah kebalikan dari H1. H0 diterima apabila nilai p>0,05. Sedangkan H1 diterima jika p<0,05. Pada penelitian ini berdasarkan uji one way Annova (Terlampir), didapatkan hasil p=0,000 yang artinya H1 diterima.

Setelah diketahui terdapat perbedaan yang bermakna pada uji one way

Annova dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD. Uji Post Hoc LSD bertujuan

untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara 2 kelompok uji yang dibandingkan. Dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan jika nilai p<0,05.

Kontrol negatif dibandingkan dengan seluruh kelompok uji. Pertama

(12)

dibandingkan dengan bunga dosis kecil (2,8 mg/20 gram), bunga dosis sedang (8,4 mg/20 gram), dan bunga dosis besar (14 mg/20 gram) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat terlihat dari nilai p pada tabel yaitu 0,156; 0,064 dan 0,923. Sedangkan saat kontrol negatif dibandingkan dengan kulit buah dosis kecil (2,8 mg/20 gram) memliki nilai p=0,000, kulit buah dosis sedang memiliki nilai p (8,4 mg/20 gram) p= 0,03, kulit buah dosis besar (14 mg/20 gram) memiliki nilai p=0,022 dan kontrol positif memiliki nilai p=0,000. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa efektivitas ekstrak bunga dosis kecil, ekstrak bunga dosis sedang, dan ekstrak bunga dosis besar sama dengan kontrol negatif. Sedangkan saat ekstrak kulit buah dosis kecil, ekstrak kulit buah dosis sedang dan kulit buah dosis kecil dibandingkan dengan kontrol negatif menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Ekstrak kulit buah saat dibandingkan dengan kontrol negatif mempunyai nilai p yang sama dengan nilai p saat kontrol positif dibandingkan dengan kontrol negatif yaitu p=0,000. Nilai p yang sama menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah dosis kecil dan kontrol negatif mempunyai efektivitas yang sama.

Kontrol positif dibandingkan dengan semua kelompok uji dan kontrol negatif. Saat kontrol positif dibandingkan dengan ekstrak bunga dosis kecil (2,8 mg/20 gram) memiliki p=0,000, ekstrak bunga dosis sedang (8,4 mg/20 gram) memiliki nilai p=0,000, dan ekstrak bunga dosis 14 mg/20 gram memiliki nilai p=0,000. Hal tersebut menunjukan bahwa antara kontrol positif dan ekstrak bunga baik dosis kecil, dosis sedang maupun dosis besar terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan saat dibandingkan dengan ekstrak kulit buah dosis kecil (2,8 mg/20 gram) memiliki nilai p=0,657, ekstrak kulit buah dosis sedang (8,4 mg/20 gram) memiliki nilai p= 0,261, ekstrak kulit buah dosis besar (14 mg/20 gram) memiliki nilai p=0,051. Hal ini menunjukkan bahwa antara kontrol positif dan ekstrak kulit buah baik dosis kecil, sedang maupun besar tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Artinya ekstrak kulit buah dalam semua dosis mempunyai potensi yang sama dalam menurunkan densitas Plasmodium. Berdasarkan besarnya nilai p dapat diketahui ekstrak kulit buah dosis kecil mempunyai nilai p yang paling besar , artinya paling tidak signifikan perbedaannya. Ekstrak kulit buah

(13)

dosis besar berdasarkan besarnya nilai p saat dibandingkan dengan kontrol positif maupun negatif mempunyai potensi paling rendah untuk menurunkan densitas Plasmodium.

Saat ekstrak kulit buah dosis besar dibandingkan dengan bunga dosis kecil memiliki nilai p=0,001, saat dibandingkan dengan bunga dosis sedang memilki nilai p=0,000, saat dibandingkan ekstrak bunga dosis besar memiliki nilai p=0,027) dan saat dibandingkan dengan ekstrak kulit buah dosis kecil memiliki nilai p=0,021. Namun saat ekstrak kulit buah dosis kecil dibandingkan dengan kulit buah dosis kulit buah dosis 8,4 mg/20 gram (p= 0,361) tidak menunjukkan perbedaan signifikan.

Perbandingan antara ekstrak kulit buah dosis sedang dengan ekstrak bunga dosis kecil memiliki nilai p=0,000, saat dibandingkan dengan ekstrak bunga dosis sedang memiliki nilai p=0,000, saat dibandingkan bunga dosis besar memiliki nilai p=0,004. Nilai p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan signifikan. Sedangkan saat dibandingkan dengan kulit buah dosis kecil menunjukan nilai

p=0,125 hal ini berrati tidak ada perbedaan yang signifikan.

Perbandingan antara ekstrak kulit buah dosis kecil dengan ekstrak bunga dosis kecil menunjukan nilai p=0,000, saat dibandingkan dengan ekstrak bunga dosis sedang menunjukan nilai p=0,000, dan saat dibandingkan dengan ekstrak bunga dosis besar menunjukan nilai p=0,000. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara ekstrak kulit buah dosis kecil dengan ekstrak bunga dalam berbagai dosis.

Perbandingan antara ekstrak bunga dosis besar dengan ekstrak bunga dosis kecil memiliki nilai p=0,132, saat dibandingkan kestrak bunga dosis sedang memiliki nilai p=0,053. Hal ini menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan. Perbandingan ekstrak bunga dosis kecil dengan bunga dosis sedang tidak menunjukkan perbedaan signifikan (p=0,621).

Berdasarkan analisis statistik tersebut dapat diketahui bahwa ekstrak kulit buah baik dosis kecil, sedang maupun besar tidak memiliki perbedaan signifikan saat dibandingkan dengan kontrol positif yaitu klorokuin. Sedangkan saat dibandingkan

(14)

dengan kontrol negatif yaitu akuades menujukan adanya perbedaan yang signifikan. Dari hasil tersebut dapat diambil makna bahwa kulit buah mempunyai pengaruh atau potensi yang sama atau hampir sama dengan klorokuin yaitu untuk menurunkan densitas Plasmodium atau

menghambat pertumbuhan

Plasmodium. Hasil analisis statistik

tersebut sesuai dengan hasil dari uji fitokimia. Hasil yang demikian kemungkinan dipengaruhi oleh kandungan alkaloid dan terpen pada ekstrak kulit buah Delonix regia yang lebih besar dari ekstrak bunga Delonix

regia. Dari suatu literature diketahui

bahwa golongan alkaloid mempunyai efek analgesik dan narkotik. Dari literature lain menyebutkan bahwa senyawa alkaloid mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan parasit melalui mekanisme penghambatan transport intraseluler kolin. Senyawa kolin merupakan senyawa yang digunakan untuk biosintesis fospolipid dalam pembentukan membran sel

Plasmodium untuk menutup

parasitophorus vacuola, sitosol dan subcellular compartement lainnya.23 Sedangkan terpen berdasarkan suatu sumber disebutkan mempunyai efek menghambat sintesis dolichol pada

Plasmodium fase trofozoit dan

skizont.12 Kesimpulan

Ekstrak bunga Delonix regia tidak dapat menurunkan densitas

Plasmodium berghei pada mencit Swiss Webster sedangkan Ekstrak

kulit buah Delonix regia dapat menurunkan densitas Plasmodium

berghei pada mencit Swiss Webster.

Ekstrak yang memiliki potensi paling besar dalam menurunkan densitas

Plasmodium berghei pada mencit Swiss Webster adalah ekstrak kulit

buah Delonix regia dosis kecil (2,8 mg/20 gram mencit).

Daftar Pustaka

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Bersama Kita Berantas Malaria [Internet]. Cited 2012 March

3. Available from:

http://www.depkes.go.id/index.php/b erita/press-release/1055-bersama-kita-berantas-malaria.html.

2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Bebas Malaria Prestasi Seluruh Anak Bangsa [Internet]. Cited 6 March 2012. Available from: http://www.depkes.go.id/index.php/b

(15)

erita/press-release/221-bebas- malaria-prestasi-seluruh-anak-bangsa.html.

3. Praptiwi, Harapini M, Chairul. Uji Aktivitas Antimalaria Secara In-Vivo Ekstrak Ki Pahit (Picrasma javanica) Pada Mencit Yang Diinfeksi Plasmodium berghei. Biodiversitas 2007; 2: 111-113.

4. Lawal IO, Uzokwe NE, Igboanugo ABI, Adio AF, Awosan AE, Nwogwugwu JO et al. Ethno medicinal information on collation and identification of some medicinal plants in Research Institutes of South-west Nigeria. African Journal of Pharmacy and Pharmacology 2010; 4: 001-007.

5. Ndounga M. Traditional approach and scientific evidence of remedies used for the treatment of malaria in the African context [Internet]. Cited 2010 November 1. Available from: http://www.unicam.it/archivio/eventi/i ncontri_convegni/2008_Workshop_ Malaria/documenti/Ndounga_02.pdf. 6. Fujioka H, Nishiyama Y, Furukawa H, Kumada N. In vitro and in vivo activities of atalaphillinine and related acridone alkaloids against rodent malaria. Journal of antimicrobial agent and chemotherapy. 1989;33: 6-9.

7. Syarif A, Sadikin ZD. Obat malaria dalam: Farmakologi dan terapi.

Edisi 5. Jakarta: BP FKUI; 2009: 556-70.

8. Chitra V, Ilango K, Rajanandh MG, Soni D. Evaluation of Delonix Linn: Flowers fot antiarthritic and antioxidant activity in female wistar rats. Annals of biological research. 2010; 1 (2): 142-7.

9. Paget GE, Barnes JM. dalam Laurence DR & Bacharach AL. Evaluation of Drug Activities. Pharmacometrics. Volume 1. London: Academic Press;1964. H. 161-2.

10. Hilou A, Nacoulma OG, Guiguemde TR. In vivo antimalarial activities of extracts from Amaranthus spinosus and Boerhaavia erecta in mice. Journal of ethnopharmacology. 2006; 103: 236-40.

11. Goulart HR, Kimura EA, Peres VJ, Couto AS, Duarte FAA, Katzin AM. Terpenen arrest parasite development and inhibit biosynthesis of isoprenoid in Plasmodium falcifarum.

12. Simanjuntak P. tumbuhan sebagai zat aktif antimalaria. Bulletin penelitian kesehatan. 23 (2); 1995. 13. Wahyudi P, Djajanegara I.

Pemakaian sel hela dalam uji sitotoksisitas fraksi kloroform dan ethanol kulit batang mahkota dewa

(16)

Gambar

Tabel 1. Hasil uji fitokimia senyawa  aktif dalam Delonix regia

Referensi

Dokumen terkait

3,7, model ini da- pat dikatakan efektif karena responden me- nyetujui bahwa model ini bisa menambah akses mereka terhadap materi perkuliahan, akses untuk bertanya dan

Untuk pengadaan melalui hadiah, khususnya koleksi terkait kelautan dan perikanan, Perpustakaan KKP melaksanakannya melalui cara penghimpunan dari seluruh unit kerja lingkup

Berdasarkan penelitian tentang variasi kesesuaian klinis pada dimensi lengkung dan bentuk lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah antara berbagai tipe wajah terdapat perbedaan

Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesai diproduksi dan  penjualan benar-benar telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. 5engan kata

Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan

Nilai keterampilan komputer, nilai matematika dan bahasa Inggris pada masa sekarang digunakan untuk menentukan kemungkinan tingkat ketercapaian kompetensi pembelajaran KKPI di kelas

Untuk menunjang pembinaan yang dilakukan tersebut supaya berjalan dengan sukses dan lancar maka dibutuhkan beberapa peralatan yang nantinya akan digunakan antara

Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tinggi output terhadap debit hasil pompa hidram dengan variasi panjang langkah katup buang, beban katup buang, dan tinggi