PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
2013-2018
2017-2018
DAFTAR ISI
SURAT KEPUTUSAN BUPATI
SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. LANDASAN HUKUM
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN 1-1 1-1 1-3 1-7 1-7
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DISBUDPAR
2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DISBUDPAR
2.2. SUMBER DAYA PADA DISBUDPAR
2.3. KINERJA PELAYANAN DISBUDPAR
2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DISBUDPAR
II-1 II-1 II-12 II-18 II-21
BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
PELAYANAN DISBUDPAR
3.2. TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM BUPATI DAN WAKIL BUPATI
TERPILIH
3.3. TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA DISBUDPAR PROV JABAR 3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
III-1 III-1 III-3 III-5 III-8 III-12
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DISBUDPAR
KABUPATEN BOGOR
4.2. STRATEGI DAN KEBIJAKAN DISBUDPAR
IV-1 III-1 IV-4
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
V-1
BAB VI. INDIKATOR KINERJA DISBUDPAR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
VI-1
BAB VII. PENUTUP VI-1
TABEL 2.1.b PENCAPAIAN KINERJA DISBUDPAR II-19
TABEL 2.2 ANGGARAN DAN REALISASI II-20
TABEL 4.1.a TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN DISBUDPAR IV-2
TABEL 4.1.b TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN DISBUDPAR IV-3
TABEL 5.1.a RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF PERANGKAT DAERAH
V-2
TABEL 5.1.b RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF PERANGKAT DAERAH
V-17
TABEL 6.1.a INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
VI-71
KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BOGOR
SELAKU PENGGUNA ANGGARAN
Nomor : 050/ /KPTS/XII/2017 Lampiran : 1 (satu) dokumen
Tentang :
PENETAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KABUPATEN BOGOR 2013 - 2018
MENIMBANG : a. Bahwa berdasarkan Pasar 85 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan bersifat indikatif;
b. Bahwa dengan adanya sinkronisasi dan perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 menjadi satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, perlu dilakukan sinkronisasi dan perubahan terhadap Rencana Strategis Satuan Perangkat Kerja Daerah;
c. bahwa berdasarkan Pasal 97 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
menyusun rancangan Rencana Kerja (Renja) PD;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan huruf c, dipandang perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor tentang Penetapan Perubahan Renstra Disbudpar Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagai pedoman dalam menyusun rancangan Renja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2017-2018.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
12. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
13. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);
14. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4463);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4464);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi SKPD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 310);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 45), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E);
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 64);
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Jangka Panjang Menengah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kecamatan (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2003 Nomor 127);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi SKPD (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9);
32. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah (Lembaran
(Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 12);
34. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Kelas B (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 13);
35. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong Kelas B (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 14);
36. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 24);
37. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36);
38. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27);
39. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37);
40. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan Dinas Penanggulangan Bencana Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2010 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 42);
41. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan Sekretariat Dewan Pengurus Korpri Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Bogor (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2010 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 43);
42. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pembentukan Sekretariat Daerah Kabupaten
43. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pembentukan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bogor (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 10 Tahun 2010);
44. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang Kelas C (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor 2);
45. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor 7);
46. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor 8);
47. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat dan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor 21);
48. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor 22);
49. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Cileungsi Kelas C (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2012 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 64);
50. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2012 Nomor 13);
51. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 14 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2012 Nomor 14);
Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014 Nomor 5);
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
PERTAMA : Perubahan Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini;
KEDUA : Perubahan Renstra sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan penjabaran dari perubahan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan menjadi pedoman dalam menyusun rancangan Renja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor sampai tahun 2018;
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bogor;
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Dikeluarkan di : Cibinong Pada Tanggal : 22 Juni 2017
KEPALA,
Drs. RAHMAT SURJANA, M.Si.
Pembina Utama Muda NIP. 196006041986031014
LAMPIRAN XXIV PERATURAN BUPATI BOGOR
NOMOR : 050/382/Kpts/Per-UU/2017 TANGGAL : 7 Juli 2017
PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan Renstra Disbudpar Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 merupakan dokumen perencanaan yang disusun sebagai panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Disbudpar dalam jangka 2 (Dua) tahun ke depan pada masa kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bogor. Sehingga Renstra Perubahan Disbudpar Kabupaten Bogor merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Tahun 2013-2018 dituangkan ke dalam kebijakan, strategi, dan program perencanaan pembangunan yang mengacu kepada RPJMD Kabupaten Bogor berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. Renstra ini merupakan pedoman bagi penyusunan rencana kerja dan penganggaran tahunan Disbudpar Kabupaten Bogor.
Perubahan Renstra Disbudpar Kabupaten Bogor periode 2013-2018 menyajikan agenda utama Disbudpar Kabupaten Bogor untuk mengantisipasi masalah dan kendala yang belum sepenuhnya tertangani pada periode 2013-2018 yang diperkirakan akan timbul pada lima tahun ke depan sebagai akibat dari perubahan lingkungan strategis yang dinamis, baik lingkungan strategis di tingkat regional,
akhir ini. Renstra disusun untuk menjamin kontinuitas dan konsistensi program pembangunan sekaligus menjaga fokus sasaran yang akan dicapai dalam periode tersebut. Renstra juga menetapkan sasaran-sasaran yang akan dicapai dengan indikator keberhasilan yang dapat diukur dan diverifikasi, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengendalian dan evaluasi.
Sebagai dokumen perencanaan formal suatu instansi pemerintah, Renstra Perubahan Disbudpar Kabupaten Bogor 2017-2018 disusun melalui proses partisipatif, teknokratis dan politis, yang berpedoman pada; (1) Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan rencana pembangunan jangka panjang, menengah dan tahunan; (2) Undang-Undang No. 32 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah yang diperbarui oleh UU NO. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; (3) Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; (4) Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; (5) Peraturan Daerah No. 24 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Perubahan Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025; dan (6) Peraturan Daerah Nomor 55 Tahun 2013 tentang RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. Proses penyusunan Renstra Perubahan Disbudpar Kabupaten Bogor Tahun 2017–2018 dilakukan melalui tahapan persiapan, penyusunan Rancangan Perubahan Renstra, Rancangan Akhir Perubahan Renstra, hingga penetapan
Berdasarkan uraian di atas, maka Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor sebagai salah satu PD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor menyusun dan menetapkan Renstra Perubahan Disbudpar Kabupaten Bogor Tahun 2017-2018 dengan berpedoman padaPerubahan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. Selanjutnya Renstra Perubahan Disbudpar yang telah
ditetapkan harus menjadi pedoman dalam penyusunan Renja Disbudpar yang merupakan dokumen perencanaan tahunan dan penjabaran dari perencanaan periode 5 (lima) tahunan.
1.2. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan Renstra Perubahan Disbudpar Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741):
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan,
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 4817);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13
tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 310);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Tahun 2010 Nomor 517);
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2025(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88);
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 200 Nomor 7);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008
tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 37);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008
tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014 Nomor 5);
1.3. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Renstra Perubahan Disbudpar Kabupaten Bogor Tahun 2017-2018 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang menjabarkan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada Disbudpar Kabupaten Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah.
Sedangkan tujuan penyusunan Renstra Perubahan Disbudpar Kabupaten Bogor Tahun 2017-2018 adalah untuk dijadikan landasan/pedoman dalam penyusunan Renja Disbudpar, penguatan
peran para stakeholders dalam pelaksanaan Perencanaan
Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Daerah, serta sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan Disbudpar Kabupaten Bogor.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Renstra Perubahan Disbudpar Kabupaten Bogor Tahun 2017-2018 adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan dan sitematika penulisan.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PD
Pada bab ini menjelaskan mengenai Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi, Sumber Daya Disbudpar, Kinerja
Pelayanan Disbudpar dan Tantangan dan Peluang
Pengembangan Pelayanan Disbudpar.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan Disbudpar, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L, Telaahan RT/RW dan Penentuan Isu-isu Strategis.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah serta Strategi dan Kebijakan Disbudpar Kabupaten Bogor tahun 2017-2018.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas PD, program lintas PD dan program kewilayahan disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada di Disbudpar untuk periode tahun 2013-2018.
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja PD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai PD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VII PENUTUP
Pada bagian ini dikemukakan beberapa kaidah pelaksanaan antara lain bahwa Perubahan Renstra PD merupakan dokumen perencanaan periode 5 (lima) tahunan; Perubahan Renstra PD Kabupaten Bogor Tahun 2017-2018 merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018; dan Renstra PD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 menjadi pedoman dalam penyusunan Renja PD.
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Disbudpar
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor merupakan salah satu lembaga teknis daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2016). Berdasarkan Perda tersebut Disbudpar mempunyai tugas pokok Membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan urusan pariwisata dan kebudayaan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Disbudpar mempunyai fungsi, sebagai berikut :
a. Rumusan kebijakan teknis di bidang pariwisata dan kebudayaan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang pariwisata dan kebudayaan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pariwisata dan
kebudayaan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
1. Kepala Dinas
Disbudpar dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas Membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan urusan pariwisata dan kebudayaan.
2. Sekretariat
Sekretariat secara umum mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan kesekretariatan dinas.
a. Mengoordinasikan penyusunan dan pelaporan program kerja dan kegiatan di lingkungan dinas;
b. Pengoordinasian, pembinaan, pemantauan, dan evaluasi
penyelenggaraan urusan ketatausahaan;
c. Pengoordinasian, pembinaan, pemantauan, dan evaluasi
penyelenggaraan urusan keuangan;
d. Pengoordinasian, pembinaan, pengawasan, pemantauan dan
evaluasi penyelenggaraan urusan perlengkapan dan rumah tangga kantor;
e. Pengoordinasian, pembinaan, pemantauan, dan evaluasi
penyelenggaraan urusan kepegawaian;
f. Pengorganisasian dan pembinaan kepada bawahan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sekretariat dipimin oleh seorang sekretaris dan dibantu oleh :
1) Sub Bagian Program dan Pelaporan;
2) Sub Bagan Umum dan Kepegawaian;
3) Sub Bagian Keuangan.
Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
1) Sub bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas
membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan
penyusunan program dan pelaporan dinas. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, sub bagian program dan pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Merumuskan rencana program kerja dan kegiatan
Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya;
b) Menyusun laporan penyelenggaraan program kerja dan
kegiatan Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya;
c) Menyusun laporan penyelenggaraan kegiatan;
d) Menyelenggarakan urusan anggaran;
e) Menyelenggarakan urusan pelaporan.
2) Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Membimbing dan mengontrol pelaksanaan administrasi
surat-menyurat, tata naskah dan kearsipan;
b) Membimbing dan mengontrol penyelenggaraan administrasi
perjalanan dinas;
c) Menyusun dan menilai rencana kebutuhan kantor sesuai
standarisasi yang berlaku;
d) Mengajukan usulan untuk penghapusan barang-barang
milik negara berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
e) Mengajukan usulan kebutuhan perlengkapan/rumah
tangga dinas;
f) Mengontrol pemeliharaan dan pelaksanaan perbaikan
inventaris perlengkapan/rumah tangga dinas;
g) Mengontrol pelaksanaan pengawasan dan pengamanan aset
dilingkungan dinas;
h) Mengatur urusan keprotokolan internal dinas;
i) Menyiapkan dan menyusun jadwal acara kedinasan lingkup
dinas;
j) Mengatur pelayanan keprotokolan pada kegiatan rapat
lingkup dinas;
k) Mengatur dan memberi petunjuk pelaksanaan pelayanan
informasi standar operasional prosedur (SOP) pelayanan;
l) Mengontrol penyusunan data dan laporan kepegawaian;
m)Mengontrol dan memberi petunjuk pelaksanaan proses
administrasi kepegawaian;
n) Mengevaluasi data dan informasi kepegawaian di
lingkungan kantor sebagai bahan tindak lanjut proses kepegawaian;
o) Mengusulkan pengembangan kompetensi pegawai baik
secara formal dan non formal, dalam bentuk sekolah, pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, magang, dan sebagainya.
3) Sub bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris
dalam melaksanakan penyusunan dan pengelolaan
administrasi keuangan dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Menyelenggarakan dan pengoordinasian urusan verifikasi
dan perbendaharaan;
b) Menyelenggarakan urusan akuntansi.
3. Bidang Destinasi Pariwisata
Bidang Destinasi Pariwisata secara umum mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada kepala dinas dalam melaksanakan pengelolaan destinasi pariwisata.
Bidang Destinasi Pariwisata mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan destinasi
wisata kabupaten;
b. Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan kawasan
strategis pariwisata kabupaten;
c. Menyusun kebijakan teknis terkait penertiban TDU pariwisata
kabupaten (sebagai bahan acuan TPSP untuk
menatausahakan pelayanan TDU pariwisata);
d. Pembinaan Pelaku Usaha Kepariwisataan;
e. Melaksanakan penerapan standar usaha kepariwisataan;
f. Penyelenggaraan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaku;
usaha kepariwisataan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi bidang destinasi pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh :
1) Seksi Daya Tarik Wisata;
2) Seksi Sarana Wisata;
3) Seksi Jasa Wisata.
Masing-masing seksi sebagaimana dimaksud di atas dipimpin oleh Kepala Seksi dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
1) Seksi Daya Tarik Wisata mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Destinasi Pariwisata dalam melaksanakan pengelolaan daya tarik wisata kabupaten. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Daya Tarik Wisata mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Melaksanakan pengelolaan daya tarik wisata;
b) Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan daya tarik
wisata di kawasan strategis pariwisata kabupaten;
c) Menyusun kebijakan teknis terkait penertiban TDU
pariwisata bidang daya tarik wisata pada kabupaten (sebagai bahan acuan TPSP untuk menatausahakan pelayanan TDU pariwisata);
d) Pembinaan Pelaku Usaha daya tarik wisata;
e) Melaksanakan penerapan standar usaha daya tarik wisata;
f) Penyelenggaraan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaku
usaha daya tarik wisata.
2) Seksi Sarana Wisata mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Destinasi Pariwisata dalam melaksanakan pengelolaan sarana wisata kabupaten. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Sarana Wisata mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Melaksanakan pengelolaan sarana wisata;
b) Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan sarana
wisata di kawasan strategis pariwisata kabupaten;
c) Menyusun kebijakan teknis terkait penertiban TDU
pariwisata bidang sarana wisata pada kabupaten (sebagai bahan acuan TPSP untuk menatausahakan pelayanan TDU pariwisata);
d) Pembinaan Pelaku Usaha sarana wisata;
e) Melaksanakan penerapan standar usaha sarana wisata;
f) Penyelenggaraan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaku
3) Seksi Jasa Wisata mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Destinasi Pariwisata dalam melaksanakan pengelolaan Jasa wisata kabupaten. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Jasa Wisata mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Melaksanakan pengelolaan jasa wisata;
b) Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan jasa wisata
di kawasan strategis pariwisata kabupaten;
c) Menyusun kebijakan teknis terkait penertiban TDU
pariwisata bidang jasa wisata pada kabupaten (sebagai bahan acuan TPSP untuk menatausahakan pelayanan TDU pariwisata);
d) Pembinaan Pelaku Usaha jasa wisata;
e) Melaksanakan penerapan standar usaha jasa wisata;
f) Penyelenggaraan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaku
usaha jasa wisata.
4. Bidang Pemasaran Pariwisata
Bidang Pemasaran Pariwisata secara umum mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada kepala dinas dalam melaksanakan pengelolaan Pemasaran pariwisata.
Bidang Pemasaran Pariwisata mempunyai fungsi :
a. Melakukan promosi pariwisata dalam dan luar negeri;
b. Menyelenggarakan penyediaan bahan promosi kepariwisataan;
c. Pengelolaan data dan sistem informasi kepariwisataan;
d. Menyelenggarakan kajian dan penelitian tentang pariwisata,
ekonomi kreatif dan kebudayaan;
e. Pengoordinasian, pembinaan, pemantauan, dan evaluasi
penyelenggaraan urusan pelayanan informasi dinas;
f. Menyelenggarakan event pariwisata kabupaten;
g. Melakukan pengelolaan pelaksanaan event di kabupaten.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi bidang pemasaran pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh :
2) Seksi Data dan Sistem Informasi;
3) Seksi Event Pariwisata.
Masing-masing seksi sebagaimana dimaksud di atas dipimpin oleh Kepala Seksi dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
1) Seksi Promosi Pariwisata mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Pemasaran Pariwisata dalam melaksanakan
pengelolaan Promosi Pariwisata kabupaten. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Promosi Pariwisata mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Melakukan promosi pariwisata dalam dan luar negeri;
b) Menyelenggarakan penyediaan bahan promosi
kepariwisataan.
2) Seksi Data dan Sistem Informasi mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata dalam melaksanakan pengelolaan Data dan Sistem Informasi pariwisata dan kebudayaan kabupaten. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Data dan Sistem Informasi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Pengelolaan data dan sistem informasi kepariwisataan;
b) Menyelenggarakan kajian dan penelitian tentang pariwisata,
ekonomi kreatif dan kebudayaan;
c) Pengoordinasian, pembinaan, pemantauan, dan evaluasi
penyelenggaraan urusan pelayanan informasi dinas.
3) Seksi Event Pariwisata mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Pemasaran Pariwisata dalam melaksanakan
pengelolaan Event Pariwisata kabupaten. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Event Pariwisata mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Menyelenggarakan event pariwisata kabupaten;
b) Melakukan pengelolaan pelaksanaan event di kabupaten.
5. Bidang Kemitraan, Sumber Daya Manusia dan Ekonomi Kreatif
Bidang Kemitraan, Sumber Daya Manusia Dan Ekonomi Kreatif secara umum mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada kepala dinas dalam melaksanakan pengelolaan Kemitraan, Sumber Daya Manusia Dan Ekonomi Kreatif.
Bidang Kemitraan, Sumber Daya Manusia Dan Ekonomi Kreatif mempunyai fungsi :
a. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia pada
sektor pariwisata dan budaya;
b. Melaksanakan penerapan sertifikasi profesi sektor pariwisata
dan budaya;
c. Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan ekonomi
kreatif kabupaten;
d. Meningkatkan pemanfaatan dan pengelolaan Hak Kekayaan
Intelektual;
e. Melakukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
f. Menyelenggarakan sosialisasi sadar wisata dan menjalin
kemitraan;
g. Menyelenggarakan kerjasama kepariwisataan, kebudayaan
dan ekonomi kreatif;
h. Melakukan hubungan dengan lembaga dan pihak lain;
i. Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan publikasi;
j. Pengoordinasian, pembinaan, pemantauan, dan evaluasi
penyelenggaraan urusan pelayanan kehumasan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi bidang Kemitraan, Sumber Daya Manusia Dan Ekonomi Kreatif dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh :
1) Seksi Sumber Daya Manusia;
2) Seksi Ekonomi Kreatif;
3) Seksi Kemitraan dan Hubungan antar Lembaga.
Masing-masing seksi sebagaimana dimaksud di atas dipimpin oleh Kepala Seksi dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
1) Seksi Sumber Daya Manusia mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kemitraan, Sumber Daya Manusia Dan Ekonomi Kreatif dalam melaksanakan pengelolaan Sumber Daya Manusia Pariwisata dan kebudayaan kabupaten. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Sumber Daya Manusia mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia pada
sektor pariwisata, budaya dan ekonomi kreatif;
b) Melaksanakan penerapan sertifikasi profesi sektor
pariwisata, budaya dan ekonomi kreatif.
2) Seksi Ekonomi Kreatif mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Kemitraan, Sumber Daya Manusia Dan Ekonomi Kreatif dalam melaksanakan pengelolaan Ekonomi Kreatif kabupaten. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Ekonomi Kreatif mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan ekonomi
kreatif kabupaten;
b) Meningkatkan pemanfaatan dan pengelolaan Hak Kekayaan
Intelektual;
c) Melakukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
3) Seksi Kemitraan dan Hubungan antar Lembaga mempunyai
tugas membantu Kepala Bidang Kemitraan, Sumber Daya Manusia Dan Ekonomi Kreatif dalam melaksanakan pengelolaan Kemitraan dan Hubungan antar Lembaga kabupaten. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Kemitraan dan Hubungan antar Lembaga mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Menyelenggarakan sosialisasi sadar wisata dan menjalin
kemitraan;
b) Menyelenggarakan kerjasama kepariwisataan, kebudayaan
dan ekonomi kreatif;
c) Melakukan hubungan dengan lembaga dan pihak lain;
e) Pengoordinasian, pembinaan, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan urusan pelayanan kehumasan.
6. Bidang Kebudayaan
Bidang Kebudayaan secara umum mempunyai tugas membantu
dan bertanggung jawab kepada kepala dinas dalam
melaksanakan pengelolaan Kebudayaan. Bidang Kebudayaan mempunyai fungsi :
a. Pengelolaan kebudayaan yang masyarakat pelakunya dalam
Daerah kabupaten;
b. Pelestarian tradisi yang masyarakat penganutnya dalam
Daerah kabupaten;
c. Pembinaan lembaga adat yang penganutnya dalam Daerah
kabupaten;
d. Pembinaan kesenian yang masyarakat pelakunya dalam
Daerah kabupaten;
e. Pembinaan sejarah lokal kabupaten;
f. Penetapan cagar budaya peringkat kabupaten;
g. Pengelolaan cagar budaya peringkat kabupaten;
h. Penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar Daerah
kabupaten dalam 1 (satu) Daerah provinsi;
i. Pengelolaan museum kabupaten.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi bidang Kebudayaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh :
1) Seksi Kebudayaan;
2) Seksi Kesenian;
3) Seksi Cagar Budaya dan Sejarah.
Masing-masing seksi sebagaimana dimaksud di atas dipimpin oleh Kepala Seksi dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
1) Seksi Kebudayaan mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Kebudayaan dalam melaksanakan pengelolaan kebudayaan kabupaten. Untuk menyelenggarakan tugas
dimaksud, Seksi Kebudayaan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Pengelolaan kebudayaan yang masyarakat pelakunya dalam
Daerah kabupaten;
b) Pelestarian tradisi yang masyarakat penganutnya dalam
Daerah kabupaten;
c) Pembinaan lembaga adat yang penganutnya dalam Daerah
kabupaten.
2) Seksi Kesenian mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Kebudayaan dalam melaksanakan pengelolaan Kesenian kabupaten. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Kesenian mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Pembinaan kesenian yang masyarakat pelakunya dalam
Daerah kabupaten.
3) Seksi Cagar Budaya dan Sejarah mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Kebudayaan dalam melaksanakan pengelolaan
Cagar Budaya dan Sejarah kabupaten. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Cagar Budaya dan Sejarah mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Pembinaan sejarah lokal kabupaten;
b) Penetapan cagar budaya peringkat kabupaten;
c) Pengelolaan cagar budaya peringkat kabupaten;
d) Penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar Daerah
kabupaten dalam 1 (satu) Daerah provinsi;
e) Pengelolaan museum kabupaten.
Secara lengkap Struktur Organisasi Disbudpar Kabupaten Bogor, disajikan dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Disbudpar Kabupaten Bogor
2.2. Sumber Daya pada Disbudpar
2.2.1. Sumber Daya Manusia Aparatur
Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Disbudpar Kabupaten Bogor didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur sebanyak 63 orang, yang terdiri dari 61 orang PNS dan 2 orang tenaga kontrak. Selain itu, dibantu pula oleh 8 orang petugas keamanan, 11 orang petugas kebersihan Dengan demikian SDM yang dimiliki oleh Disbudpar seluruhnya berjumlah 82 orang seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. Sumber Daya Manusia Disbudpar Kabupaten Bogor Tahun 2014
No Pegawai Jenis Kelamin Total
L % P % ∑ % 1. PNS 41 50 20 24,39 61 74,39 2. Tenaga Kontrak 2 2,43 0 0 2 2,43 3. Petugas keamanan 8 9,75 0 0 8 9,75 4. Petugas kebersihan 11 13,41 0 0 11 13,41 Total 62 75,59 20 24,39 82 100,00
Untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai kondisi SDM Disbudpar khususnya yang berstatus PNS, berikut ini distribusinya berdasarkan kategori jabatan, pangkat/golongan, tingkat pendidikan, disiplin ilmu, dan diklat penjenjangan yang pernah diikuti.
a. SDM Disbudpar Berdasarkan Jabatan
Sesuai dengan Perda Nomor 12 tahun 2017 tentang Pembentukan Lemtekda Kabupaten Bogor, maka formasi jabatan struktural di Disbudpar terdiri dari eselon II/b, III/b dan IV/a dengan jumlah seluruhnya sebanyak 21 orang. Sedangkan formasi jabatan fungsional berjumlah 41, namun baik pejabat fungsional perencana maupun peneliti di Disbudpar saat ini tidak terisi. Tidak adanya pejabat fungsional perencana dan peneliti atau perencana dan peneliti yang bersertifikat di Disbudar perlu mendapat perhatian, sehubungan akan
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dimana kebijakan pengelolaan
pegawai didasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja. Data
SDM Disbudpar berdasarkan jabatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2. Sumber Daya Manusia Disbudpar Kabupaten Bogor Berdasarkan Jabatan Tahun 2014
No Jabatan Jenis Kelamin Total
L % P % ∑ % 1. Eselon II/b 1 1,63 0 0 1 1,63 3. Eselon III/b 5 8,19 0 0 5 8,19 4. Eselon IV/a 8 13,11 6 9,83 14 22,95 6. Staf/fungsional umum 27 44,26 14 22,95 41 67,21 Total 41 67,21 20 32,78 61 100,00
b. SDM Disbudpar Berdasarkan Pangkat dan Golongan Ruang
Bila dilihat berdasarkan pangkat dan golongan ruang, maka sebagian besar pegawai Disbudpar adalah Golongan III, yaitu sebanyak 31 orang atau 50,81%. Sedangkan untuk Golongan II sebanyak 20 Orang atau sekitar 32,78%. Namun demikian, masih ada pegawai yang berstatus golongan I sebanyak 1 orang atau 1,63%. Upaya peningkatan pangkat dan golongan ruang untuk pegawai golongan I dapat dilakukan
dengan penyesuaian tingkat pendidikan. Data secara rinci disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.3. Sumber Daya Manusia Disbudpar Kabupaten Bogor Berdasarkan Pangkat dan Golongan Ruang Tahun 2014 No Pangkat Gol/Ruang Jenis Kelamin Total
L % P % ∑ % 1. Pembina Utama Muda IV/c 1 1,63 0 0 1 1,63 2. Pembina Tk. I IV/b 2 3,27 0 0 2 3,27 3. Pembina IV/a 4 6,55 2 3,27 6 9,83 4. Penata Tk. I III/d 8 13,11 4 6,55 12 19,67 5. Penata III/c 1 1,63 4 6,55 5 8,19 6. Penata Muda Tk. I III/b 3 4,91 8 13,11 11 18,03
7. Penata Muda III/a 2 3,27 1 1,63 3 4,91
8. Pengatur Tk. I II/d 3 4,91 0 0 3 4,91 9. Pengatur II/c 5 8,19 1 1,63 6 9,83 10. Pengatur Muda II/b 8 13,11 0 0 8 13,11
11. Pengatur Muda Tk. I II/a 3 4,91 0 4,91 3 4,91
12. Juru Tk. I I/d 0 0 0 0 0 0
13. Juru I/c 1 1,62 0 0 1 1,62
14. Juru Muda Tk. I I/b 0 0 0 0 0 0
15. Juru Muda I/a 0 0 0 0 0 0
Total 41 67,21 20 32,78 61 100,00
c. SDM Disbudpar Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dilihat dari segi tingkat pendidikan, sebagian besar pegawai Disbudpar lulusan Strata-1 dengan jumlah 23 Orang yaitu sebesar
36,50%. Hal ini menjadi faktor kekuatan atau strength bagi Disbudpar
dalam upaya Pengembangan Pariwisata yang berkualitas. Namun demikian masih ada pegawai Disbudpar dengan tingkat pendidikan SD dan SLTP, yaitu sebanyak 2 orang atau 3,17%. Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.
Tabel 2.4. Sumber Daya Manusia Disbudpar Kabupaten Bogor Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2017
No Pendidikan Jenis Kelamin Total
L % P % ∑ % 1. Strata-3 (S3) 0 0 0 0 0 0 2. Strata-2 (S2) 10 15,87 2 3,17 12 19,09 3. Strata-1 (S1) 13 20,63 10 15,87 23 36,50 4. Sarjana Muda/D3 2 3,17 3 4,76 5 7,93 5. SLTA/SMK 18 28,57 3 4,76 21 33,33 6. SLTP 1 1,58 0 0 1 1,58 7 SD 1 1,58 0 0 1 1,58 Total 45 71,42 18 28,57 63 100,00
d. SDM Disbudpar berdasarkan Latar Belakang Disiplin Ilmu
Apabila dilihat dari segi latar belakang disiplin ilmunya, terdapat 41 orang doktor dan magister dengan latar belakang 13 jenis disiplin ilmu, 21 orang sarjana dan diploma dengan latar belakang 11 jenis disiplin ilmu, 24 orang berlatar belakang pendidikan kejuruan dan umum. Beragamnya disiplin ilmu pegawai Disbudpar menjadi kelebihan mengingat luasnya cakupan bidang pekerjaan Disbudpar yang meliputi perencanaan seluruh urusan wajib dan pilihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor. Data selengkapnya dapat dilihat tabel berikut.
Tabel2.5. Sumber Daya Manusia Disbudpar Kabupaten Bogor Berdasarkan Latar Belakang Disiplin Ilmu
No Disiplin Ilmu Jenis Kelamin Total
L % L % ∑ % I. Doktor Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan 0 0 1 1,15 1 1,15 II. Magister 1. Ilmu Administrasi Negara/Publik 3 3,45 0 0 5 5,75 2. Ilmu Pemerintahan 0 0 0 0 1 1,15
No Disiplin Ilmu Jenis Kelamin Total
L % L % ∑ %
3. Kajian Pengembangan
Perkotaan 1 1,15 0 0 1 2,30
4. Perencanaan dan Kebijakan Publik 0 0 1 1,15 2 2,30 5. Ilmu Kesejahteraan Sosial 2 2,30 0 0 2 2,30 6. Manajemen 8 9,20 12 13,79 20 22,99 7. Manajemen Sistem Informasi 1 1.15 0 0 1 1,15 8. Manajemen Ekowisata 1 1,15 0 0 1 1,15 9. Manajemen Pembangunan Daerah 1 1,15 3 3,45 4 4.60 10. Agronomi 1 1,15 0 0 1 1,15 11. Ilmu Lingkungan 0 0 2 2,30 2 2,30 12. Perencanaan Wilayah 0 0 1 1.15 1 1,15 II. Sarjana 1. Administrasi Negara/Publik 4 4,60 3 3.45 7 8,05 2. Manajemen Informatika 1 1,15 0 0 1 1,15 3. Ilmu Pemerintahan 1 1,15 0 0 1 1,15 4. Planologi 1 1,15 1 1,15 2 2,30 5. Ekonomi 1 1,15 0 0 3 3,45 6. Pertanian 0 0 0 0 1 1,15 7. Teknologi Pertanian 0 0 1 1,15 1 1,15
III. Diploma III 1. Manajemen Transportasi
Udara 1 1,15 0 0 1 1,15
2. Teknik
No Disiplin Ilmu Jenis Kelamin Total
L % L % ∑ %
gedung
3. Manajemen 2 2,30 0 0 2 2,30
4. Akuntansi 1 1,15 0 0 1 1,15
IV. SLTA Kejuruan (SMEA/STM) 1 1,15 2 2,30 2 2,30
V. SLTA Umum (SMA) 17 19,54 1 1.15 18 20,69
VI. SLTP 5 4,60 0 0 5 4,60
Total 88
e. SDM Disbudpar Berdasarkan Diklat Struktural yang Pernah Diikuti
Disamping pendidikan formal, pegawai Disbudpar juga mendapatkan diklat struktural maupun diklat fungsional. Dari 87
orang pegawai Disbudpar, sebanyak 0,0% telah mengikuti
Sepala/Diklat PIM II, 8,19% telah mengikuti Diklat Sepama/Diklat PIM III dan 22,95% telah mengikuti Diklat Adum/Adumla/PIM IV. Seluruh pegawai yang telah memenuhi persyaratan seyogyanya mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan diklat baik struktural maupun fungsional. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.6. Sumber Daya Manusia Disbudpar Kabupaten Bogor Berdasarkan Diklat Struktural yang Pernah Diikuti
No Jenis Diklat Jenis Kelamin Total
L % P % ∑ %
1. Sepala/Diklat PIM II 0 0 0 0 0 0
2. Spama/Diklat PIM III 5 8,19 0 0 5 8,19
3. Adum/Adumla/Diklat PIM IV 8 13,11 6 9,83 14 22,95
4. Belum mengikuti diklat struktural 28 45,90 14 22,95 42 68,85
2.3. Kinerja Pelayanan Disbudpar
BerdasarkanPeraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bogor Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, Indikator kinerja pelayanan Disbudpar sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya adalah sebagai berikut :
1. persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang
dilindungi;
2. Cakupan organisasi seni budaya;
3. Cakupan gelar seni;
4. Jumlah kunjungan wisatawan domestik
5. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
6. Jumlah Dayatarik Wisata
7. Lama Tinggal Wisatawan
Terkait dengan 7 indikator kinerja pelayanan Disbudpar seperti tersebut di atas, maka Tabel 2.1.b di bawah ini menunjukkan Pencapaian Kinerja Pelayanan pada Disbudpar Kabupaten Bogor selama periode 2014-2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan pada Disbudpar
Disbudpar dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibidang Kebudayaan dan Pariwisata tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal. Namun demikian, permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada Disbudpar Kabupaten Bogor. Tantangan ke
depan yang paling nyata dihadapi adalah dinamika
pembangunan daerah yang harus bergerak sedemikian cepat sebagai konsekuensi perkembangan global di berbagai sektor
kehidupan masyarakat yang tidak dapat dihindari.
Perkembangan global tersebut telah diantisipasi dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pemerintah provinsi. Hal ini tentu berimplikasi pula terhadap kebijakan yang harus dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor agar tetapsinergis dan sesuai dengan kebijakan pemerintah dan pemerintah provinsi dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan.
Dalam kebijakan provinsi Jawa Barat, kebudayaan dan pariwisata termasuk ke dalam salah satu karakter kebijakan
umum yaitu Pengembangan budaya lokal dan menjadi destinasi
wisata dunia.
Kebijakan tersebut menjadi misi ke 5 (Lima) Pembangunan Provinsi Jawa Barat yaituMengokohkan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui peningkatan peran pemuda, olahraga, seni, budaya dan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal dimaknai melalui kebijakan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan yang berbasis potensi lokal.
Fokus pembangunannya diarahkan kepada Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)serta kawasan strategis dengan membagi peran strategis pembangunan kewilayahan.
Secara umum, Kabupaten Bogor termasuk ke dalam kebijakan kewilayahan (Tematik Kewilayahan) berdasarkan kepada Wilayah Koordinasi Pemerintah dan Pembangunan (WKPP) I Wilayah Bogor, dengan arahan mengembangkan
agrowisata koridor Bogor-Puncak-Cianjur; ekowisata
Pemandanganalam dan bahari koridor Bogor, Sukabumi Pelabuhanratu dan mengelola cagar biosfer Cibodas.
Kegiatan Prioritas (2013-2018) dalam tematik sektoral Jawa Barat untuk bidang kebudayaan dan pariwisata, sebagai berikut :
1. Pelestarian seni budaya tradisonal dan benda cagar budayadi
Jawa Barat;
2. Gelar karya dan kreativitas seni budaya di Jawa Barat; dan
3. Pengembangan Destinasi wisata.
Kebijakan Pembangunan Bidang Ekonomi Provinsi Jawa Barat :
Mengembangkan pariwisata dan produk wisata (alam, budaya, ziarah) dalam konteks destinasi wisata Jawa-Bali, sasarannya yaitu,
1. Meningkatnya kuantitas dan kualitas obyek wisata dan
2. Meningkatnya kunjungan wisatawan ke objekwisata di Jawa
Barat
Kebijakan Pembangunan Bidang Sosial Budaya Provinsi Jawa Barat :
Pelestariandan perlindungan budaya lokal dengan sasaran,
1. Meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap bahasa sastra
2. Termanfaatkanya nilai-nilai tradisional, peninggalan kesejarahan, kepurbakalaan dan museum bagi pengembang budaya daerah;
3. Meningkatnya pengelolaan dan pengakuan atas hak kekayaan
intelektual (HaKI) di bidang budaya; dan
4. Meningkatnya apresisasi seni dan budaya daerah di kalangan
pemerintah, masyarakat danswasta.
Program pembangunan daerah yang akan dilaksanakan untuk mencapai misi pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 bidang kebudayaan, sebagai berikut:
a. Program Pengembangan Nilai Budaya; dan
b. Program Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya
Sedangkan bidang pariwisata :
a. Program Pengembangan Destinasi Wisata;
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, pernasalahan tersebut antara lain :
1. Masih Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) Di Bidang
Pariwisata.
Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) baik kuantitas maupun kualitas yang diharapkan mempunyai daya saing tinggi ternyata masih jauh dari memadai. Terutama SDM di bidang pariwisata yang memiliki pemikiran stratejik dan visioner. Kondisi tersebut dapat menghambat kualitas dari segala aktivitas kegiatan pariwisata Kabupaten Bogor. Hal tersebut memberikan implikasi pada kualitas pariwisata Kabupaten Bogor itu sendiri, yang dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat dengan daerah-daerah lain.
2. Masih Rendahnya Daya Saing Unit Bisnis Kepariwisataan.
Secara umum daya saing unit bisnis pariwisata Kabupaten Bogor masih kurang. Kelemahan tersebut menyangkut masalah manajemen produk, kurangnya sajian atraksi pariwisata dan budaya, sumber daya manusia, dan pemasaran. Hal ini
memberikan implikasi pada lama tinggal (length of stay) dan
pengeluaran wisatawan (tourist expenditure) di Kabupaten
Bogor. Dengan menyediakan lebih banyak atraksi pariwisata dan budaya akan mendorong peningkatan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan.
3. Masih Rendahnya Aksesibilitas Menuju Ke Obyek Wisata.
Meskipun secara umum kondisi jalan maupun panjang jalan di kabupaten relatif baik, akan tetapi kenyataan menunjukkan
bahwa kualitas maupun kuantitas jalan menuju obyek wisata masih relatif rendah.
4. Masih Kurangnya Penanganan Kemacetan Lalu Lintas di Jalur
Pariwisata
Meskipun secara umum kondisi jalan maupun panjang jalan di Kabupaten Bogor relatif baik, akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa sering terjadi kemacetan di jalur wisata terutama di jalur Puncak. Problem kemacetan ini akan mengakibatkan dampak yang kurang baik baik bagi wisatawan yang datang maupun bagi pelaku usaha di sekitar jalur tersebut.
Apabila tidak ditangani dengan serius dikhawatirkan kemacetan ini akan berdampak buruk bagi pengembangan pariwisata ke depan.
5. Masih Rendahnya Aksesibilitas Menuju Ke Obyek Wisata
Meskipun secara umum kualitas jalan di Kabupaten Bogor sudah baik, akan tetapi masih banyak jalan-jalan menuju obyek wisata yang masih perlu ditingkatkan. Seperti misalnya jalan menuju ke kawasan wisata Gunung Salak Endah. Jalan menuju ke kawasan wisata ini relatif sempit sehingga jalan tersebut sukar untuk dilalui oleh mobil besar, seperti bis. Dikarenakan hal tersebut, di kawasan ini sering terjadi kemacetan yang tentunya akan mengurangi kenyamanan wisatawan dalam melakukan perjalanan wisatanya.
6. Masih Terbatasnya Obyek Wisata Yang Sudah Tertata
Kesiapan obyek wisata sebagai produk pariwisata tentunya merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Disamping besarnya potensi obyek wisata yang ada di Kabupatyen Bogor, ternyata masih banyak potensi obyek wisata yang belum tertata. Dan yang sudah tertatapun masih belum maksimal dalam penyajiannya.
yang penting didalam upaya mendorong peningkatan kunjungan wisatawan. Dengan kordinasi yang baik akan didapat kesamaan persepsi dan gerak langkah dalam menghadapi berbagai tantangandalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan. Diakui bahwa sektor pariwisata merupakan end user terhadap sarana dan prasarana yang ada. Sedangkan kewenangan penanganan sarana dan prasarana ada di di masing-masing Perangkat Daerah (PD) sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati
Terpilih
Menelaah visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati terpilih ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati terpilih serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Disbudpar yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati tersebut.
Hasil identifikasi tentang faktor-faktor penghambat dan
pendorong pelayanan Disbudpar yang dapat mempengaruhi
pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih ini juga akan menjadi input bagi perumusan isu-isu strategis pelayanan Disbudpar.
Berdasarkan Perda Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 bahwa visi PemerintahKabupaten Bogor
Tahun 20013-2018 adalah “KABUPATEN BOGOR MENJADI
KABUPATEN TERMAJU DI INDONESIA”.
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas dirumuskanlah misi PemerintahKabupaten Bogor, sebagai berikut:
2. Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata.
3. Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas
infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
4. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan
pendidikan dan pelayanan kesehatan.
5. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan
kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik.
Ditinjau dari sisi tugas, secara umum tugas Disbudpar terkait dengan pencapaian visi dan seluruh misi Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah, namun secara khusus, tugas dan fungsi Disbudpar
berkontribusi langsung dalam mendukung pencapaian misi ke 2 yaitu
Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Disbudpar Provinsi Jawa Barat
Dalam Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat diuraikan bahwa dinamika lingkungan strategis, baik nasional maupun global, permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks. Arus besar globalisasi membawa keleluasaan informasi, fleksibilitas distribusi barang dan jasa yang berdampak pada munculnya isu-isu yang berdimensi lintas bidang. Dalam konteks ketatanegaraan, arus globalisasi juga mendorong akselerasi proses demokratisasi dan desentralisasi yang melahirkan situasi paradoksal, antara semakin
membaiknya kebebasan sipil (civil liberty) dengan terbatasnya
kapasitas kelembagaan politik dan kapasitas tata kelola
pemerintahan (governance) sehingga akuntabilitas layanan publik
belumsepenuhnya sesuai harapan. Percepatan arus informasi dan modal juga berdampak pada meningkatnya pemanfaatan berbagai sumber daya alam yang memunculkan isu perubahan iklim
(climate change), ketegangan lintas-batas antarnegara, percepatan penyebaran wabah penyakit, dan terorisme, serta masalah tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Berbagai masalah tersebut juga mencerminkan rumitnya tantangan yang harus dihadapi bangsa dan negara Indonesia. Hal ini menuntut peningkatan peran dan kapasitas seluruh instansi pemerintah, termasuk Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang diberi tugas dalam pembangunan pariwisata dan kebudayaan, untuk mengatasi permasalahan dan tantangan tersebut. Peran Kementerian PPN/Bappenas sangat signifikan dikarenakan budaya merupakan salah satu pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara sedangkan sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang relatif tahan terhadap krisis global serta merupakan salah satu sektor yang diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pemasukan negara selain migas. Untuk itu,
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dituntut memiliki kemampuan untuk dapat menstimulus pembangunan pariwisata dan budaya sehingga dapat mencapai target dan tujuan pembangunan nasional sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945, yaitu “Masyarakat Indonesia Adil dan Makmur”.
Dalam Renstra Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 – 2014 disebutkan tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan pariwisata dan budaya adalah : (a) Meningkatkan kesadaran, apresiasi, kreativitas dan pemahaman masyarakat terhadap nilai dan keragaman budaya, (b) Meningkatkan kualitas perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya, (c) Mengembangkan kepariwisataan yang mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap terhadap perekonomian nasional dan masyarakat, (d) Meningkatkan kapasitas sumber daya pembangunan kebudayaan dan pariwisata, dan (e) Mewujudkan pengelolaan tugas dan fungsi Kementerian kebudayaan dan kepariwisataan yang bersih dan berwibawa.
Pembangunan di Jawa Barat pada tahap kedua RPJPDaerah atau RPJMDaerahtahun 2008-2013 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan datang. Posisi Jawa Barat yang strategis dan berdekatan dengan ibukota negara, mendorong Jawa
Barat berperan sebagai agent of development (agen pembangunan)
bagi pertumbuhan nasional.
Berbagai isu global dan nasional yang perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang bersifat lokal dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi Jawa Barat antara lain kemiskinan, penataan ruang dan lingkungan hidup, pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, terbatasnya kesempatan kerja, mitigasi bencana serta kesenjangansosial.