• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU KOMODO (Varanus komodoensis) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN MUTIA PRATIANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU KOMODO (Varanus komodoensis) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN MUTIA PRATIANI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERILAKU KOMODO (

Varanus komodoensis

) DI TAMAN

MARGASATWA RAGUNAN

MUTIA PRATIANI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(2)
(3)

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perilaku Komodo (Varanus komodoensis) di Taman Margasatwa Ragunan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Mutia Pratiani

(4)

ABSTRAK

MUTIA PRATIANI. Perilaku Komodo (Varanus komodoensis) di Taman Margasatwa Ragunan. Dibimbing oleh TRI HERU WIDARTO dan TITISARI PUNTORINI.

Komodo (Varanus komodoensis) merupakan kadal terbesar di dunia yang mudah mengalami kepunahan karena hanya tersebar di beberapa pulau kecil di Indonesia timur. Salah satu upaya pelestarian komodo adalah dengan melakukan penangkaran di beberapa tempat di antaranya Taman Margasatwa Ragunan Jakarta. Di penangkaran, bukan berarti tidak ada masalah mengenai komodo. Permasalahan timbul diduga karena adanya perbedaan cuaca dan kondisi lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengamati perilaku komodo (Varanus komodoensis) yang dipelihara di Taman Margasatwa Ragunan sebagai langkah awal untuk menyelesaikan masalah yang ada. Metode yang digunakan, yaitu scan sampling. Pengamatan dilakukan dalam dua periode waktu, yaitu siang hari (06.00 WIB-18.00 WIB) dan malam hari (18.00 WIB-06.00 WIB). Pengamatan perilaku komodo meliputi perilaku berjalan, berdiam diri, berjemur, berendam, bergesek, menguap, minum, makan, memanjat, mengeluarkan liur, menjulurkan lidah, dan berlari. Pada pengamatan siang hari, beberapa perilaku terlihat lebih dominan, yaitu berjalan, berdiam diri, berjemur, memanjat, mengeluarkan liur, dan menjulurkan lidah, sedangkan pada malam hari perilaku berdiam diri menjadi perilaku dominan.

Kata kunci: komodo, Varanus komodoensis, tingkah laku, Taman Margasatwa Ragunan.

ABSTRACT

MUTIA PRATIANI. Behavior of komodo (Varanus komodoensis) in Taman Margasatwa Ragunan. Supervised by TRI HERU WIDARTO and TITISARI PUNTORINI.

The komodo (Varanus komodoensis) is the world's largest lizard that prone to extinction since they only scattered in some small islands in eastern Indonesia. One preservation effort of the dragons is by breeding them in captivity places, such as Jakarta Ragunan Zoo. Eventhought in the captivity, it does not mean there are no problems faced by the komodo. The main problems are because of differences in the weather and environmental conditions. Therefore, the aim of the research is to conduct behavioral assessments of the komodo preserved in the Ragunan Zoo as the first step to resolve the problems. We used observational method called scan sampling. Observations were conducted in two periods of time, i.e. during the daylight (06.00 am-06.00 pm) and evening (6.00 pm-06.00 am). Observations of the behavior of the komodo included walking, stay still, sun bathing, rubbing body, yawn, drinking, eating, climbing, secreting saliva, craning of the tongue, and running. During the daylight, some of the behaviors were more dominant, i.e. walking, stay still, sun bathing, climbing, secreting saliva, and craning of the tongue. While during the night stay still was dominant.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Biologi

pada

Departemen Biologi

PERILAKU KOMODO (

Varanus komodoensis

) DI TAMAN

MARGASATWA RAGUNAN

MUTIA PRATIANI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(6)
(7)

v

Judul Skripsi : Perilaku Komodo (Varanus komodoensis) di Taman Margasatwa Ragunan

Nama : Mutia Pratiani NIM : G34070101

Disetujui oleh

Ir Tri Heru Widarto, MSc Pembimbing I

Dra Titisari Puntorini Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, MSi Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret–April 2011 dengan judul Perilaku Komodo (Varanus komodoensis) di Taman Margasatwa Ragunan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir Tri Heru Widarto, MSc dan Dra Titisari Puntorini atas bimbingan, masukan, dan arahan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Nina Ratna Djuita, SSi, MSi selaku penguji atas masukan dan arahan yang diberikan kepada penulis. Terima kasih kepada kedua orang tua dan adik yang telah memberikan dorongan secara moral, material, dan spiritual kepada penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh staf Taman Margasatwa Ragunan atas dukungan yang diberikan. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengumpulan data karya ilmiah ini serta seluruh rekan Biologi angkatan 44 atas kebersamaan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Bogor, Agustus 2014

(9)

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2

BAHAN DAN METODE 2

Waktu dan Tempat 2

Metode 2

HASIL 2

Perilaku Komodo 2

Pengamatan Komodo pada Siang Hari 4

Pengamatan Perilaku Komodo Berdasarkan Usia 6

Pengamatan Perilaku Komodo Berdasarkan Jenis Kelamin 7 Pengamatan Perilaku Komodo Berdasarkan Waktu Pengamatan 8

Pengaruh pengunjung Terhadap Satwa Komodo 8

PEMBAHASAN 9

SIMPULAN DAN SARAN 11

Simpulan 11

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 13

(10)

DAFTAR GAMBAR

1 Beberapa perilaku yang dilakukan komodo, antara lain berjalan (a), berdiam diri (b), berjemur (c), berendam (d), minum (e), makan (f),

memanjat (g), dan menjulurkan lidah (h). 3

2 Perilaku berjalan yang terjadi pada pengamatan siang hari. 4 3 Perilaku berdiam diri yang terjadi pada pengamatan siang hari. 4 4 Perilaku berjemur yang terjadi pada pengamatan siang hari. 5 5 Perilaku memanjat yang terjadi pada pengamatan siang hari. 5 6 Perilaku mengeluarkan liur yang terjadi pada pengamatan siang hari. 5 7 Perilaku menjulurkan lidah yang terjadi pada pengamatan siang hari. 6 8 Perilaku komodo secara umum yang diamati pada siang hari. 6

9 Perilaku komodo berdasarkan usia. 7

10 Perilaku komodo berdasarkan jenis kelamin 7

11 Perilaku komodo berdasarkan waktu pengamatan 8

12 Perilaku komodo secara umum yang diamati pada malam hari 8

13 Perilaku pengunjung terhadap satwa komodo 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Ethogram 13

2 Kertas pedoman 15

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Komodo (Varanus komodoensis) merupakan kadal terbesar di dunia yang berasal dari pulau kecil bernama Komodo dan pulau-pulau lain yang berdekatan dengannya, di antaranya Pulau Rinca, Padar, dan bagian barat Flores (Erdmann 2004). Hewan yang dikenal sebagai predator ini dapat mencapai panjang hingga 3 m dan berat 100 kg (Murphy et al. 2002). Di dalam air liur hewan ini ditemukan 28 bakteri gram positif dan 29 bakteri gram negatif. Rata-rata jumlah spesies bakteri di dalam saliva komodo liar 46% lebih banyak daripada komodo penangkaran (Montgomery et. al. 2002). Komodo memiliki cara yang unik untuk merobek mangsanya, tengkoraknya beradaptasi dengan baik dari tekanan dan kekuatan lawan pada waktu gigitan tarikan belakang. Hal ini tidak seperti kebanyakan predator, komodo menggunakan input minimal dari otot rahang ketika merusak mangsa (Moreno et al. 2008).

Hewan yang termasuk ke dalam famili Varanidae ini mudah mengalami kepunahan karena hanya tersebar di beberapa pulau kecil di Indonesia timur. Selama zaman Neogene, banyak kadal besar ada di Subcontinental Eurasia dan Australia. kepunahan mengurangi rentang penyebaran dan keragaman secara keseluruhan pada akhir zaman Quaternary, hanya meninggalkan V. komodoensis

yang terisolir dan bertahan hidup dalam waktu yang lama (Hocknull et al. 2009). Populasi hewan unik ini di Pulau Komodo menunjukkan tingkat keragaman genetik yang lebih tinggi dibandingkan dengan di pulau-pulau sekitarnya. Populasi hewan ini di pulau-pulau sekitar pulau Komodo, terutama Flores dan Gili Montang menunjukkan keragaman genetik yang lebih rendah. Selain itu populasinya sangat sedikit dibandingkan dengan populasi di Pulau Komodo. Hal ini dikhawatirkan mengarah pada terjadinya kepunahan (Ciofi et al. 1999).

Di habitatnya, hewan endemik Indonesia ini berada di puncak piramida makanan sehingga tidak ada hewan lain yang dapat menyainginya. Ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup komodo datang dari para pemburu liar yang berburu rusa dan kerbau. Jika makanan utama ini habis diburu, dikhawatirkan komodo pun akan ikut punah. Untuk itu, usaha-usaha perlindungan yang dilakukan saat ini adalah mengatasi perburuan liar. Selain itu, komodo dianggap terancam akibat sangat terbatasnya rentang penyebaran mereka sehingga komodo harus dilindungi (Erdmann 2004).

Salah satu upaya pelestarian komodo adalah dengan melakukan penangkaran di bebarapa tempat di antaranya Taman Margasatwa Ragunan Jakarta. Penangkaran ini selain berguna untuk pelestarian, dapat juga berguna untuk pengenalan salah satu satwa endemik Indonesia kepada masyarakat. Di penangkaran, bukan berarti tidak ada masalah mengenai komodo. Permasalahan timbul diduga karena adanya perbedaan cuaca dan kondisi lingkungan. Karena itu, perlu diadakan penelitian mengenai perilaku harian sebagai langkah awal untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

(12)

2

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengamati perilaku komodo (Varanus komodoensis) yang dipelihara di Taman Margasatwa Ragunan.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Taman Margasatwa Ragunan pada bulan Maret-April 2011.

Metode

Di Taman Margasatwa Ragunan terdapat 16 ekor komodo. Penelitian ini dilakukan dengan 14 ekor komodo, yaitu satu komodo jantan berusia 22 tahun, dua komodo jantan dan betina berusia 15 tahun, 10 komodo jantan dan betina berusia 13 tahun, dan satu komodo jantan berusia 6 tahun. Hal ini dikarenakan waktu pengamatan dilakukan berdasarkan kandang komodo. Pengamatan dilakukan di dua lokasi kandang, yaitu penangkaran dan peragaan. Waktu pengamatan dilakukan dua periode, yaitu siang dan malam hari. Pengamatan siang hari dilakukan mulai pukul 06.00 WIB - 18.00 WIB, sedangkan pengamatan malam hari dilakukan pada pukul 18.00 WIB - 06.00 WIB. Metode pengamatan menggunakan scan sampling, yaitu pengamatan dengan interval waktu satu menit antar titik pengamatan. Pencatatan aktivitas dilakukan dengan menggunakan kertas pedoman. Kertas pedoman dibuat berdasarkan ethogram dengan interval waktu satu menit tersebut. Ethogram meliputi penafsiran aktivitas komodo, seperti berjemur, berjalan, menjulurkan lidah, makan, dan minum. Tingkah laku yang dilakukan pada menit tersebut diberi tanda pada kertas pedoman. Pengamatan aktivitas komodo juga meliputi merekam dan menghitung waktu saat berlangsungnya suatu perilaku hewan ini. Alat penghitung waktu digunakan untuk mencatat waktu dan kamera digital untuk merekam aktivitasnya. Selain itu, dilakukan pengamatan perilaku pengunjung terhadap satwa komodo.

Analisis data

Analisis data dilakukan dengan Microsoft Excel. Hasil pengamatan yang didapatkan ditampilkan dalam bentuk grafik.

HASIL

Perilaku Komodo

Perilaku yang diamati, antara lain berjalan, berdiam diri, berjemur, berendam, bergesek, menguap, minum, makan, memanjat, berlari, dan menjulurkan lidah. Perilaku yang sering terlihat sehari-hari, antara lain berjalan,

(13)

3

3

berdiam diri, dan berjemur. Perilaku lainnya hanya sesekali dilakukan oleh komodo. a b c d e f g h

Gambar 1 Beberapa perilaku yang dilakukan komodo, antara lain berjalan (a), berdiam diri (b), berjemur (c), berendam (d), minum (e), makan (f), memanjat (g), dan menjulurkan lidah (h).

(14)

4

4

Pengamatan Komodo pada Siang Hari

Pada pengamatan perilaku komodo waktu siang hari yang dilakukan selama tiga hari, terlihat beberapa perilaku lebih dominan dibandingkan dengan yang lainnya. Perilaku yang dominan tersebut, di antaranya berjalan, berdiam diri, berjemur, memanjat, mengeluarkan air liur, dan menjulurkan lidah. Waktu berjalan terlama ditunjukkan oleh individu A yaitu selama 84,00 menit, sedangkan waktu berjalan tersingkat ditunjukkan oleh Kristina 11,00 menit. Perilaku berdiam diri terlihat paling dominan di antara perilaku lainnya untuk setiap individu komodo. Waktu berdiam diri terlama dilakukan oleh Kristina selama 472,67 menit, sedangkan waktu berdiam diri tersingkat dilakukan oleh Jojo selama 271,67 menit. Perilaku berjemur terlama dilakukan oleh Shakira (157,50 menit), sedangkan waktu berjemur tersingkat dilakukan oleh TA selama 2,33 menit. Ada individu yang tidak melakukan aktivitas berjemur, yaitu Raja. Perilaku memanjat hanya dilakukan oleh Fery selama 56,67 menit. Perilaku mengeluarkan air liur hanya dilakukan oleh Punuk dan Raja, berturut-turut selama 77,67 dan 20,67 menit. Perilaku menjulurkan lidah terlihat pada saat berjalan, berdiam diri, dan berjemur. Perilaku menjulurkan lidah terbanyak dilakukan pada saat berjalan, sedangkan paling sedikit dilakukan pada saat berjemur. Individu A menjulurkan lidah pada saat jalan terbanyak, yaitu pada 78,67 menit. Hal ini tidak dilakukan terus menerus. Dalam satu periode pengamatan, sebanyak 78,67 menit yang terdapat perilaku menjulurkan lidah.

Gambar 3 Perilaku berdiam diri yang terjadi pada pengamatan siang hari.

0 100 200 300 400 500

Gambar 2 Perilaku berjalan yang terjadi pada pengamatan siang hari.

0 100 200 300 400 500

(15)

5

5

(iii)

Gambar 4 Perilaku berjemur yang terjadi pada pengamatan siang hari.

0 100 200 300 400 500

Gambar 5 Perilaku memanjat yang terjadi pada pengamatan siang hari.

0 100 200 300 400 500

Gambar 6 Perilaku mengeluarkan liur yang terjadi pada pengamatan siang hari.

0 100 200 300 400 500

(16)

6

6

Pengamatan Komodo pada Siang Hari Secara Umum

Perilaku berjalan, berdiam diri, dan berjemur menjadi perilaku dominan yang dilakukan komodo setiap hari. Perilaku terlama yang dilakukan adalah berdiam diri (367,63 menit).

Pengamatan Perilaku Komodo Berdasarkan Usia

Perilaku berjalan terlama dilakukan oleh komodo berusia 6 tahun (72,67 menit), sedangkan tersingkat dilakukan oleh komodo berusia 22 tahun (16,33 menit). Perilaku berdiam diri menjadi perilaku dominan yang dilakukan oleh setiap tingkat usia dengan waktu terlama dilakukan oleh komodo berusia 22 tahun selama 447,67 menit, sedangkan tersingkat dilakukan oleh komodo berusia 13 tahun yang hanya 344,00 menit. Perilaku berendam dilakukan oleh komodo berusia 15 dan 13 tahun dengan waktu terlama dilakukan oleh komodo berusia 13 tahun. Perilaku bergesek tidak dilakukan oleh komodo berusia 22 tahun.

Gambar 7 Perilaku menjulurkan lidah yang terjadi pada pengamatan siang hari.

0 100 200 300 400 500

Gambar 8 Perilaku komodo secara umum yang diamati pada siang hari.

0 100 200 300 400 500

Jln Diam Jmr Rdm Gsk Uap Mnm Mkn Mjt Lur Lri

Wa k tu (m enit ) Perilaku Komodo

(17)

7

7

Pengamatan Perilaku Komodo Berdasarkan Jenis Kelamin

Tiga perilaku terlihat dominan, yaitu berjalan, berdiam diri, dan berjemur. Perilaku berdiam diri menjadi perilaku paling dominan untuk komodo jantan dan betina. Komodo jantan melakukan perilaku berdiam diri selama 395,34 menit Perilaku ini lebih lama dari komodo betina yang selama 349,26 menit. Perilaku berjalan dilakukan komodo jantan selama 37,87 menit, sedangkan komodo betina 36,94 menit. Komodo betina melakukan perilaku berjemur selama 74,17 menit, sedangkan komodo jantan selama 49,79 menit.

Gambar 9 Perilaku komodo berdasarkan usia.

(18)

8

8

Pengamatan Perilaku Komodo Berdasarkan Waktu Pengamatan

Waktu pengamatan siang hari dikelompokkan menjadi enam waktu pengamatan, yaitu 06.01-08.00, 08.01-10.00, 10.01-12.00, 12.01-14.00, 14.01-16.00, dan 16.01-18.00 WIB. Perilaku berjalan terlama dilakukan pada waktu 14.01-16.00 WIB, yaitu selama 10,98 menit, sedangkan waktu berjalan tersingkat dilakukan pada 06.01-08.00 WIB, yaitu selama 1,50 menit. Perilaku berdiam diri terlama dilakukan pada16.01-18.00 WIB, yaitu selama 117,33 menit, sedangkan tersingkat dilakukan pada 08.01-10.00 WIB, yaitu selama 74,39 menit. Perilaku berjemur terlama dilakukan pada 08.01-10.00 WIB (31,54 menit), sedangkan tersingkat dilakukan pada 12.01-14.00 (6,32 menit). Pada 06.01-08.00 dan 16.01-18.00 WIB tidak ditemukan perilaku berjemur.

Pengamatan Komodo pada Malam Hari Secara Umum

Pengamatan malam hari dilakukan antara pukul 18.00 WIB dan 06.00 WIB. Pada malam hari hanya ditemukan perilaku berdiam diri selama 710, 67 menit.

Pengaruh pengunjung Terhadap Satwa Komodo

Perilaku pengunjung yang paling banyak terlihat di sekitar kandang komodo Gambar 11 Perilaku komodo berdasarkan waktu pengamatan

Gambar 12 Perilaku komodo secara umum yang diamati pada malam hari 0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jln Ist Jmr Rdm Gsk Uap Mnm Mkn Mjt Lur Lri

Wa k tu (m enit ) J enis perilaku

(19)

9

9

Perilaku Pengunjung Terhadap Satwa Komodo

Perilaku pengunjung yang paling banyak terlihat adalah melihat satwa komodo. Perilaku yang paling sedikit adalah menyiram satwa komodo.

PEMBAHASAN

Pengamatan perilaku komodo terbagi menjadi dua periode waktu, yaitu siang dan malam. Pengamatan ini meliputi perilaku berjalan, berdiam diri, berjemur, berendam, bergesek, menguap, minum, makan, memanjat, mengeluarkan liur, dan berlari. Pada pengamatan siang hari beberapa perilaku terlihat lebih dominan, yaitu berjalan, berdiam diri, berjemur, memanjat, mengeluarkan liur, dan menjulurkan lidah.

Perilaku berjalan komodo sama dengan perilaku berjalan reptil pada umumnya. Aktivitas berjalan dilakukan secara quadropedal (berjalan dengan empat kaki) dalam rangka mencari mangsa, makanan, air, pasangan atau sarang untuk bertelur (Mulyana dan Ridwan, 1992). Perilaku jalan ini dilakukan semua komodo dengan lama waktu yang berbeda.

Menurut Mulyana (1994), diam merupakan aktivitas dengan frekuensi tertinggi yang dilakukan komodo. Hasil penelitian pun menunjukkan lama waktu berdiam diri komodo merupakan waktu terlama yang dilakukan oleh semua individu komodo.

Perilaku berjemur diperlukan oleh komodo untuk memperoleh sinar matahari untuk memanaskan suhu tubuhnya (Erdmann 2004). Reptilia mencari tempat-tempat hangat, mengarahkan diri ke sumber-sumber panas untuk meningkatkan pengambilan panas dan memperluas permukaan tubuh yang terpapar ke sumber panas. Akan tetapi, reptilia tidak hanya sekedar memaksimalkan pengambilan panas, reptilia berperilaku agar benar-benar dapat mengatur suhu tubuhnya di dalam suatu kisaran tertentu (Campbell et al. 2004). Berjemur umumnya dilakukan pada pagi hari. Selain untuk memperoleh energi, Gambar 13 Perilaku pengunjung terhadap satwa komodo

0 100 200 300 400 500

Cri Lht Pht Pgr Ldh Lpr Gbr Tap Srm Sra

Wa k tu (m enit ) Perilaku Pengunjung

(20)

10

10

proses berjemur juga dilakukan untk mendapatkan vitamin D. Kebutuhan vitamin D untuk setiap individu berbeda. Hal ini mempengaruhi lama waktu berjemur setiap individu. Pada hasil pengamatan, terdapat indivudu dengan kode Raja yang tidak melakukan perilaku berjemur. Individu ini tidak melakukan perilaku berjemur dengan langsung terkena sinar matahari, namun ia sering berada ditempat terbuka yang berbatasan dengan tempat yang langsung terpapar sinar matahari.

Komodo yang masih muda menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon, tetapi komodo yang berukuran panjang lebih dari 1,5 meter tidak dapat memanjat dengan baik (Erdmann 2004). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa hanya satu komodo yang memanjat (Gambar 5). Hal ini dikarenakan hanya komodo dengan kode Fery yg termasuk ke dalam kelompok komodo muda. Fery sering terlihat memanjat pohon bambu yang telah ditebang ataupun di batang pohon nangka. Namun, ia tidak dapat meneruskan memanjat karena ukuran badannya yang sudah lebih dari 1 meter.

Hewan karnivora ini tidak memiliki makanan khusus (Erdmann 2004). Mengeluarkan liur merupakan reaksi hewan ini ketika mencium bau amis dari mangsa. Dalam penelitian ini, komodo terlihat menemukan sisa pakan dari pemberian pakan sehari sebelumnya. Komodo dengan kode Punuk cenderung banyak mengeluarkan liur karena tidak berhasil menelan sisa pakan. Punuk mengalami masalah di bagian kerongkongan dan tulang leher akibat berkelahi dengan komodo lain sehingga dibantu perawat untuk makan. Pada Raja, liur keluar juga karena sisa pakan.

Komodo yang ukuran tubuhnya besar memiliki lidah yang panjang, berwarna kuning dan bercabang (Ciofi et al. 1999). Komodo menggunakan lidahnya untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli, seperti reptil lainnya, dengan indera vomeronasal memanfaatkan organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat membantu navigasi pada saat gelap (Voogd 2010). Lubang hidung komodo bukan merupakan alat penciuman yang baik karena mereka tidak memiliki sekat rongga hidung (Zipcode Zoo 2009). Hewan ini tidak memiliki indra perasa di lidahnya, hanya ada sedikit ujung-ujung saraf perasa di bagian belakang tenggorokan (Voogd 2010). Perilaku menjulurkan lidah terlihat pada saat berjalan, berdiam diri, dan berjemur. Frekuensi menjulurkan lidah lebih banyak dilakukan ketika berjalan karena dengan bantuan angin dan kebiasaannya menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika berjalan, komodo dapat mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4-9,5 kilometer (Darling 2004).

Pada pengamatan siang hari dan malam hari secara umum terdapat perilaku dominan, yaitu berdiam diri sesuai dengan perilaku reptil pada umumnya. Perilaku berjalan, berjemur, dan lainnya hanya terlihat pada siang hari. Hal ini dikarenakan komodo termasuk hewan diurnal yang melakukan aktivitas di siang hari. Perilaku berendam, bergesek, menguap, minum, makan, dan lari memiliki frekuensi kecil sehingga tidak ditampilkan di grafik. Perilaku berendam sering ditemukan setelah pemberian pakan. Perilaku bergesek dilakukan komodo terhadap sesama komodo, batang kayu, batu, ataupun tembok pagar.

Perilaku berdiam diri, berjalan, berjemur, dan menguap merupakan perilaku yang dilakukan tingkat usia 22, 15, 13, dan 6 tahun. Pada usia 22 tahun, berdiam diri merupakan perilaku terlama yang dilakukan dibandingkan dengan tingkat usia yang lain. Selain itu, lama waktu perilaku berjalan lebih singkat dibandingkan

(21)

11

11

dengan tingkat usia 13 dan 6 tahun. Perilaku mengeluarkan liur tertinggi juga dilakukan oleh komodo usia 22 tahun ini. Komodo usia 15 tahun melakukan perilaku berjalan dengan waktu tersingkat, namun melakukan perilaku berjemur, menguap, minum, dan berlari lebih lama dibandingkan dengan tingkat usia lainnya. Komodo usia 13 tahun melakukan semua perilaku yang diamati. Perilaku berendam dan bergesek merupakan perilaku yang dilakukan lebih lama dibandingkan dengan tingkat usia yang lain. Pada usia 6 tahun, komodo melakukan perilaku perilaku berjalan dan memanjat terlama, namun melakukan perilaku berdiam diri dan berjemur terendah. Komodo usia ini sangat aktif bergerak dibandingkan dengan komodo tingkat usia lainnya. Komodo yang berumur lebih muda memiliki lama waktu berjalan lebih tinggi, namun memiliki waktu berdiam diri dan berjemur terendah. Komodo muda lebih aktif dibandingkan dengan komodo yang lebih dewasa. Terlihat pula dari lama waktu berdiam diri yang semakin bertambah untuk setiap pertambahan tingkat usia.

Berdasarkan jenis kelamin, perilaku berjalan memiliki lama waktu yang hampir sama. Jantan memiliki waktu berdiam diri lebih lama dibandingkan dengan betina. Namun, hal sebaliknya terjadi untuk perilaku berjemur. Betina memiliki waktu lebih lama untuk berjemur.

Aktivitas komodo banyak terlihat pada 08.00-10.00 WIB, terutama perilaku berjemur. Hal ini juga dapat terlihat dari waktu perilaku berdiam diri yang tersingkat pada waktu tersebut. Perilaku berdiam diri menjadi perilaku dominan yang dilakukan komodo pada 06.00-08.00 WIB.

Pengamatan perilaku pengunjung dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu terhadap banyak pengunjung yang berada di sekitar kandang komodo peragaan dalam setiap waktu pengamatan. Pengamatan ini meliputi perilaku mencari (cri), melihat (lht), memperhatikan (pht), meludah (ldh), melempar benda (lpr), menyiram (srm), dan menggunakan suara atau bunyi-bunyian (sra) terhadap satwa komodo. Saat tidak ada pengunjung ditandai dengan kode tap. Pengunjung dapat dengan mudah menemukan dan melihat hewan ini. Bahkan pengunjung dapat memperhatikan dan mengambil gambar. Perilaku lainnya yang dilakukan pengunjung, yaitu menaiki pagar, meludah, melempar, menyiram, dan menggunakan suara atau bunyi-bunyian. Benda yang digunakan untuk melempar antara lain batu, kayu kecil, botol minuman, dan bungkus makanan. Pengunjung juga menyiram komodo dengan air minum ataupun air sabun gelembung. Selain itu, pengunjung meneriaki komodo atau memukul pagar kandang komodo. Hal ini dilakukan karena pengunjung ingin melihat hewan ini bergerak. Namun, perilaku pengunjung ini berakibat mengganggu satwa komodo. Hal ini terlihat dari berkurangnya nafsu makan satwa komodo.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pengamatan perilaku komodo meliputi perilaku berjalan, berdiam diri, berjemur, berendam, bergesek, menguap, minum, makan, memanjat, mengeluarkan liur, dan berlari. Pada pengamatan siang hari beberapa perilaku terlihat lebih dominan, yaitu berjalan, berdiam diri, berjemur, memanjat,

(22)

12

12

mengeluarkan liur, dan menjulurkan lidah. Sedangkan pada malam hari perilaku berdiam diri menjadi perilaku dominan.

Saran

Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk lebih mengetahui perilaku komodo secara lebih detail. Sebaiknya menggunakan alat perekam sehingga dapat menampilkan hasil secara berulang. Selain itu pengamatan sebaiknya dilakukan per individu komodo.

DAFTAR PUSTAKA

Ciofi C, Beaumont MA, Swingland IR, Bruford MW. 1999. Genetik divergence and units for conservation in the komodo dragons Varanus komodoensis.

Proc. R. Soc. Lond. B 266:2269-2274.

Campbell NA, Jane BR, Lawrence GM. 2004. Biologi Edisi kelima. Jakarta (ID): Erlangga.

Darling T. 2004. Komodo Dragon: On Location (Darling, Kathy. on Location.). Lothrop, Lee and Shepard Books. Massachusetts. (US) ISBN 0-688-13777-6. Erdmann AM. 2004. Panduan Sejarah Ekologi Taman Nasional Komodo Buku 1 :

Darat. The Nature Conservancy Indonesia Coastal and Marine Program (ID). Hocknull SA Piper PJ, Bergh GD, Due RA, Morwood MJ, Kurniawan I. 2009.

Dragon’s paradise lost: palaeobiogeography, evolution and extinction of the largest-ever terrestrial lizards (Varanidae). PLoS ONE 4(9): e7241.

Montgomery JM, Gillespie D, Sastrawan P, Fredeking TM, Stewart GL. 2002. Aerobic salivary bacteria in wild and captive komodo dragons. Wildlife Diseases 38(3): 545–551.

Moreno K et al. 2008. Cranial performance in the komodo dragon (Varanuskomodoensis) as revealed by high-resolution 3-D finiteelement analysis. Journal of Anatomy 212:736-746.

Mulyana A. 1994. Aktivitas harian dan perilaku komodo. Laporan Intern. Balai Penelitian Kehutanan Kupang. Kupang. (ID) Pp:17-29.

Mulyana A, Ridwan W. 1992. Biodata dan perilaku reproduksi komodo (Varanus komodoensis) perkembangan informasi sampai tahun 1992. Aisulino. 5. Balai Penelitian Kehutanan Kupang. Kupang. (ID) P:17.

Murphy JB, Ciofi C, Panouse C de la, Walsh T. 2002. Komodo Dragons Biology and Conservation. Washington (US): Smithsonian Institution Press.

Voogd O. 2010. Komodo Dragons: Background. [terhubung berkala]. http://www.draconian.com. [28 Februari 2012].

Zipcode Zoo. 2009. Varanus komodoensis: Komodo Island Monitor. [terhubung berkala]. http://www.zipcodezoo.com. [28 Februari 2012].

(23)

13

13

LAMPIRAN

Lampiran 1 Ethogram

a. Tingkah Laku Komodo (Varanus komodoensis)

No. Tingkah Laku Deskripsi

1. Berjalan (Jln) Perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Cara berjalan komodo sama seperti cara berjalan reptil pada umumnya. Jika kaki kanan depan melangkah, diikuti melangkahnya kaki kiri belakang. Kemudian kaki kiri depan melangkah yang diikuti pergerakan melangkah kaki kanan belakang.

2. Berlari (Lri) Berjalan cepat.

3. Berdiam diri (Diam) Tidak ada pergerakan kecuali aktivitas menjulurkan lidah, bernapas, atau pergerakan kepala. Terjadi di tempat teduh.

4. Menjulurkan lidah (Jlr)

Gerakan mengeluarkan lidah dan menariknya kembali secara berulang.

5. Menguap (Uap) Gerakan membuka mulut dengan lebar.

6. Berjemur (Jmr) Komodo berada pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung dengan posisi berdiam diri.

7. Memanjat (Mjt) Berjalan menaiki pohon, biasanya diselingi waktu istirahat.

8. Menggesekan (Gsk) Menggesekan kepala atau badan secara berulang k obyek, misanya batang pohon, tembok pagar, dan sebagainya. 10. Mengeluarkan liur

(Lur)

Air liur keluar dari celah-celah mulut karena melihat pakan.

11. Makan (Mkn) Perilaku makan ini terdapat beberapa tahapan, yaitu menggigit mangsa, menunggu mangsa mati, dan manggigit sambil merik mangsa ke dalam mulut (tarikan ke belakang).

12. Minum (Mnm) Menjulurkan lidahnya beberapa kali ke dalam air untuk mengambil air.

13. Berendam (Rdm) Komodo menceburkan dirinya ke dalam kolam. Biasanya dilakukan ketika hujan turun ataupun setelah makan.

(24)

14

14

b. Tingkah laku pengunjung terhadap komodo

No. Tingkah laku Deskripsi

1. Tidak perduli (Tpd) Pengujung tidak melihat ke dalam kandang. 2. Mencari (Cri) Pengunjung mencari dimana tempat komodo

berada dengan melihat ke dalam kandang. 3. Melihat (Lht) Pengunjung hanya melihat komodo.

4. Memperhatikan (Pht) Pengunjungtidak hanya melihat komodo, tetapi juga memperhatikan dan terlihat adanya ketertarikan terhadap komodo.

5. Menaiki pagar (Pgr) Pengunjung menaiki pagar kandang komodo. Tingkah laku ini banyak dilakukan oleh anak-anak yang dibantu oleh orang tuanya. Namun, tidak jarang dilakukan oleh orang dewasa agar dapat lebih jelas melihat komodo.

6. Meludah (Ldh) Pengunjung meludahi komodo yang sedang beristirahat di dekat pagar agar komodo bergerak.

7. Melempar (Lpr) Pengunjung melempari komodo yang sedang beristirahat tidak jauh dari pagar. Biasanya pengunjung melempari dengan batu, tutup botol mineral, botol mineral kosong, botol mineral berisi air, kardus kemasan minuman, dan sebagainya.

8. Mengambil gambar (Gbr) Pengunjung mengambil gambar komodo dengan kamera pribadi.

9. Membuang sampah (Sph) Pengunjung membuang sampah ke dalam kandang. Biasanya berupa sampah plastik, seperti kemasan snack ringan, kantung plastik, dan sebagainya.

10. Tidak ada pengunjung (Tap) Tidak ada pengunjung di sekitar kandang. 11. Menyiram (Srm) Pengunjung menyiramkan cairan ke komodo,

antara lain air mineral, air sabun mainan, air minum, dan sebagainya.

12. Suara (Sra) Pengunjung membunyikan suara yang ditujukan ke komodo, antara lain teriakan, tepuk tangan, bunyi pagar dipukul, dan sebagainya/

(25)

15 15 L ampi ra n 2 Ke rta s p edo man T emp at : K o d e : T g l W k t T in g k ah L ak u K et Jl n L ri Ist Jl r U ap Jmr M jt G sk Mjr L u r M k n M n m R d m P n t Btm S si H d r T d h B sh T d r K p l Ek r Ka Ki N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

(26)

16 16 T g l W k t T in g k ah L ak u K et Jl n L ri Ist Jl r U ap Jmr M jt G sk Mjr L u r M k n M n m R d m P n t Btm S si H d r T d h B sh T d r K p l Ek r Ka Ki N 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

(27)

17

17

Lampiran 3 Kertas pedoman pengunjung

Tanggal : Tempat : Penangkaran / peragaan

Kondisi : Kode :

Waktu Tingkah Laku Ket

Tpd Cri Lht Pht Pgr Ldh Lpr Gbr Sph Tap 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

(28)

18

18

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 19 Januari 1990 dari ayahanda Abdul Manap dan ibunda Neng Suhaeti. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 2001 penulis lulus dari SDN Lenteng Agung 02 Petang, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 239 Jakarta dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 109 Jakarta. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa program studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Referensi

Dokumen terkait

Atau dalam definisi lain asuransi atau pertanggungan dapat diartikan sebagai perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

Bila LC DN diterbitkan oleh bank lain dan pembayaran dilakukan di cabang sendiri, cabang pembayar tidak dapat membayar langsung atas wesel yang diunjukan

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bahwa Think Pair Share (TPS) dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada materi cerita anak efektif terhadap hasil belajar

Hasil penelitian ini menemukan bahwa fenomena atau kasus yang terjadi di Desa Seberang Pulau Busuk tersebut, sebagaimana yang telah penulis kelompokkan menjadi dua

Berdasarkan analisis dan perhitungan yang telah diperoleh maka dapat diambil kesimpulan terhadap penerapan biaya kualitas untuk meningkatkan efisiensi produksi pada Baker’s

Reaksi positif ini diperoleh dengan cara melihat ada tidaknya endapan coklat pada media disekitar koloni yang menunjukkan bahwa fungi tersebut dapat mendegradasi asam tanin

Karyawan PT Telkomsel Branch Malang cenderung cukup setuju bahwa karyawan memiliki stres kerja dalam perusahaan. Variabel stres kerja ini terdapat 10 item pernyataan, dari