• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Continuous Positive Airway Pressure (C-PAP) dan Baby Incubator

Disusun Oleh Ario Wahyubudi P. 081311733045

Prodi S1- Teknobiomedik, Fakultas Sains & Teknologi Universitas Airlangga – Surabaya

Abstrak

Continuous Positive Airway Pressure (C-PAP) merupakan perawatan yang menggunakan tekanan udara ringan untuk menjaga saluran udara tetap terbuka. Inkubator bayi merupakan sebuah tempat tertutup yang suhu lingkungannya dapat diatur pada suhu tertentu untuk menghangatkan bayi yang juga membutuhkan kelembaban yang stabil sehingga kondisi di dalamnya tetap terjaga sesuai dengan yang diinginkan. Kelahiran premature memiliki peningkatan resiko komplikasi. Resiko akan meningkat pada saat bayi lahir lebih awal. Banyaknya komplikasi pada kelahiran premature dapat ditanggapi kepada bagian Neonatal Intensive Care Unit (NICU).

Kata Kunci : CPAP, Inkubator, NICU

I. PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kini telah menjadi sesuatu yang sangat erat dan tak terpisahkan dari kehidupan manusia pada abad ini. Dengan teknologi, manusia dapat dengan mudah melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Hampir di segala bidang, teknologi telah menempati peranan penting bagi manusia tak terkecuali pada bidang kesehatan. Sebagai bukti bahwa teknologi berperan dalam bidang medis adalah dengan adanya fasilitas dan peralatan medis yang akan membantu meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kesehatan baik bersifat diagnostik, terapeutik, ataupun terapi.

Seiring berjalannya waktu, kebutuhan dokter dan paramedis akan suatu alat semakin meningkat. Salah satunya adalah penanganan pada bayi yang lahir premature dengan menggunakan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dan Baby Incubator. CPAP merupakan suatu alat yang sederhana untuk mempertahankan tekanan positif pada saluran napas neonatus selama pernafasan spontan dan efektif untuk tatalaksana respiratory distress pada neenatus. Sedangkan Baby Inkubator merupakan sebuah tempat tertutup yang suhu lingkungannya dapat diatur pada suhu tertentu untuk menghangatkan bayi yang juga membutuhkan kelembaban yang stabil sehingga

(2)

kondisi di dalamnya tetap terjaga sesuai dengan yang diinginkan.

II. PEMBAHASAN

A.1. Pengenalan secara umum C-PAP

Continuous Positive Airway Pressure (C-PAP) merupakan suatu alat untuk mempertahankan tekanan positif pada saluran napas neonatus selama pernafasan spontan. CPAP merupakan suatu alat yang sederhana dan efektif untuk tatalaksana respiratory distress pada neenatus dan CPAP secara khusus digunakan oleh pasien yang mengalami masalah pada saluran pernafasan seperti gangguan tidur. Penggunaan CPAP yang benar terbukti dapat menurunkan kesulitan bernafas, mengurangi ketergantungan terhadap oksigen, membantu memperbaiki dan mempertahankan kapasitas residual paru, mencegah obstruksi saluran nafas bagian atas, dan mecegah kollaps paru, mengurangi apneu, bradikardia, dan episode sianotik, serta mengurangi kebutuhan untuk dirawat di Ruangan intensif. Beberapa efek fisiologis dari CPAP antara lain :

1. Mencegah kolapsnya alveoli paru dan atelektasis 2. Mendapatkan volume yang lebih baik dengan meningkatkan kapasitas residu fungsional

3. Memberikan kesesuaian perfusi, ventilasi yang lebih baik dengan menurunkan pirau intra pulmonar

4. Mempertahankan surfaktan

5. Mempertahankan jalan nafas dan meningkatkan diameternya

6. Mempertahankan diafragma.

INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI

Ada beberapa kriteria terjadinya respiratory distress pada neonatus yang merupakan indikasi penggunaan CPAP. Kriteria tersebut meliputi : 1. Frekuansi nafas > 60 kali permenit

2. Merintih ( Grunting) dalam derajat sedang sampai parah

3. Retraksi nafas

4. Saturasi oksigen < 93% (preduktal). 5. Kebutuhan oksigen > 60%

6. Sering mengalami apneu Semua bayi cukup bulan atau kurang bulan, yang menunjukkan salah satu kriteria tersebut diatas, harus dipertimbangkan untuk menggunakan CPAP.

Bayi yang lahir sebelum minggu ke 37 dari gestasi dipastikan premature dan kadang-kadang dikatakan dalam kondisi preemie. Ibu yang melahirkan bayi premature sering merasa ketkutan dan ragu-ragu. Kelahiran premature memiliki peningkatan resiko komplikasi. Resiko akan

(3)

meningkat pada saat bayi lahir lebih awal. Banyaknya komplikasi pada kelahiran premature dapat ditanggapi kepada bagian Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Keistimewaan CPAP adalah dapat digunakan pada pasien-pasien yang tidak terintubasi. Beberapa gangguan nafas atau respiratory distress yang dapat diatasi dengan mempergunakan CPAP antara lain :

1. Bayi kurang bulan dengan Respiratory Distress Syndrom

2. Bayi dengan Transient Takipneu of the Newborn (TTN)

3. Bayi dengan sindroma aspirasi mekoneum 4. Bayi yang sering mengalami apneu dan bradikardia karena kelahiran kurang bulan

5. Bayi yang sedang dalam proses dilepaskan dari ventilator mekanis

6. Bayi dengan penyakit jalan nafas seperti trakeo malasia, dan bronkitis

7. Bayi pasca operasi abdomen Adapun beberapa kondisi respiratory distress pada neonatus, tetapi merupakan kontraindikasi pemasangan CPAP antara lain :

1. Bayi dengan gagal nafas, dan memenuhi kriteria untuk mendapatkan support ventilator

2. Respirasi yang irreguler

3. Adanya anomali kongenital 4. Hernia diafragmatika 5. Atresia choana

6. Fistula tracheo-oeshophageal 7. Gastroschisis

8. Pneumothorax tanpa chest drain

9. Trauma pada nasal, yang kemungkinan dapat memburuk dengan pemasangan nasal prong 10. Instabilitas cardiovaskuler, yang akan lebih baik apabila memdapatkan support ventilator

11. Bayi yang lahir besar, yang biasanya tidak dapat mentoleransi penggunaan CPAP, sehingga menimbulkan kelelahan bernafas, dan meningkatkan kebutuhan oksigen CPAP ini digunakan pada bayi prematur yang mengalami permasalahan pernafasan untul membantu memperoleh udara masuk ke organ paru-paru. KOMPLIKASI PEMASANGAN CPAP

Pemasangan nasal CPAP pada beberapa kasus dapat mengakibatkan komplikasi. Komplikasi pemasangan CPAP antara lain :

1. Cedera pada hidung, misalnya erosi pada septal nasi, dan nasal snubbing. Penggunaan nasal prong atau masker CPAP

(4)

dapat mengakibatkan erosi pasa septal nasi, sedangkan penggunaan CPAP dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan snubbing hidung 2. Pneumothorak. Kejadian Pneumothorak dapat terjadi karena proses penyakit dari Respiratory Distress Syndrom ( karena alveolar yang over distensi) , dan angka kejadian tersebut meningkat dengan penggunaan CPAP.

3. Impedasi aliran darah paru. Terjadi karena peningkatan resistensi vaskularisasi paru, dan penurunan cardiac output, yang disebabkan oleh peningkatan tekanan inthorakal karena penggunaan CPAP yang tidak sesuai.

4. Distensi abdomen. Pada kebanyakan neonatus tekanan spingkter oeshiphagus bagian bawah cukup baik untuk dapat menahan distensi abdomen karena tekanan CPAP. Tetapi distensi abdomen dapat terjadi sebagai komplikasi dari pemaangan CPAP. Resiko terjadinya distensi abdomen dapat berkurang dengan pemasangan orogastric tube (OGT)

5. Nasal prong atau masker pada CPAP dapat menyebabkan ketidaknyamanan bayi, yang dapat menyebabkan agitasi dan kesulitan tidur pada bayi. Konsultan dokter anak merawat bayi yang menerima bantuan CPAP harus berpengalaman dalam pengelolaan bayi untuk menerima CPAP. Ketika bayi kita dinyatakan premature dan harus

dirawat secara khusus di Neonatal Intensive Care Unit (NICU), kita sebagai orang tua baru mungkin masih bingung dengan istilah NICU. Bagaimana metode perawatannya dan apa yang harus dilakukan sebagai orang tua? Banyak sekali istilah-istilah asing yang muncul ketika anak kita mendapatkan perawatan. Ditengah kebingungan, kita juga sering kaget melihat banyaknya alat medis yang mengelilingi si kecil. Super Premature mengajak para orang tua berkenalan dengan alat-alat utama yang ada di NICU untuk menyupport perkembangan hidup si kecil. Pada umumnya, bayi yang baru lahir akan dirawat sesuai dengan level perawatannya. Yaitu level 1,2, dan 3.

Level 1 adalah bayi yang terlahir sehat sehingga bisa mendapatkan perawatan gabung dengan Ibunya untuk menunjang ASI eksklusif.

Yang termasuk level 2 adalah :

perawatan bayi bermasalah yang memerlukan perawatan khusus yang terbagi menjadi dalam ruangan infeksi dan non infeksi. Bayi yang termasuk dalam level ini adalah - bayi dengan hiperbilirubinemia yang memerlukan terapi sinar maupun transfusi tukar, bayi berat badan lahir rendah (BB 1500-kurang dari 2500 gram) atau sangat rendah (BB kurang dari 1500 gram)

- bayi kurang bulan (umur kehamilan di bawah 34-36 minggu) yang memerlukan perawatan dalam incubator

(5)

- bayi yang tidak dapat atau tidak boleh diberikan

minum peroral, sehingga harus

diberikan infus intravena,

- bayi yang membutuhkan terapi oksigen, tetapi belum memerlukan alat bantu nafas mekanis, misalnya bayi dengan distres/gangguan nafas, riwayat lahir tidak langsung menangis

- bayi dengan gejala hipoglikemia (kadar gula darah rendah) atau ibu dengan riwayat diabetes mellitus

- bayi dengan riwayat tindakan persalinan yang menyebabkan trauma bayi lahir, misalnya dengan forcep atau vacum ekstraksi - bayi sakit tersangka infeksi sedang-berat yang memerlukan pemberian antibiotika secara intravena dan nutrisi intravena.

Sedangkan NICU termasuk dalam level 3, yaitu perawatan bayi sakit kritis atau belum stabil yang memerlukan support alat bantu nafas mekanik (Bubble Nasal CPAP atau Ventilator mekanik), tindakan operatif maupun pemberian obat-obatan atau tindakan intervensi khusus. Yang harus dirawat di level 3 adalah :

- bayi dengan sindroma gawat nafas derajat 3 dan 4 yang memerlukan support alat bantu nafas mekanik (Bubble Nasal CPAP atau Ventilator

mekanik), Aspirasi air ketuban

(Meconeum Aspiration Syndrome) atau janin

menghirup mekonium yang tercampur dengan cairan ketuban,

- bayi berat badan lahir amat / sangat rendah (kurang dari 1200 gram), atau bayi dengan umur kehamilan kurang dari 34 minggu yang belum mendapatkan obat kematangan paru. - bayi dengan kelainan kongenital yang membutuhkan tindakan operatif, misalnya bayi dengan obstruksi saluran pencernaan, hernia diafragmatika, omfalokel, penyakit jantung bawaan, perforasi usus, atresia anii, dll.; - perawatan bayi pasca operasi besar yang membutuhkan support ventilator mekanik. Bayi yang membutuhkan intervensi invasif, misalnya pemberian surfaktan, transfusi tukar, pemasangan akses umbilikal, pemasangan akses vena dalam dan akses arteri, ventilator mekanik. Konsep perawatan NICU didesain dengan mengacu pada standar internasional didukung

dengan fasilitas dan alat-alat yang lengkap,

seperti ventilator mekanik, nasal bubble CPAP, neopuff, blue light therapy, portable rontgenography, echocardiography dll. Standar internasional untuk NICU antara lain :

1. Ancillary Needs 2. Administrative Space

3. Ambient Lighting in infant Care Areas (V) 4. Procedure Lighting in Infant Care Areas (V) 5. Illumination of Support Areas

6. Daylighting 7. Floor Surfaces (V)

(6)

8. Wall Surface

9. Countertops, Casework, and Cabinetry 10. Ceiling Finishes

11. Ambient Temperature and Ventilatio 12. Noise Abatement

13. Safety/Infant Security PERLENGKAPAN CPAP

Sistem CPAP sendiri terdiri dari 3 komponen yaitu :

1. Sebuah sirkuit yang mengalirkan gas terus menerus, untuk diisap. Sunber oksigen dan udara bertekanan yang menghasilkan gas untuk dihirup. Pencampur oksigen yang memungkinkan gas dapat diberikan sesuai FiO2 yang sesuai. Sebuah flow meter yang mengkontrol kecepatan aliran terus menerus dari gas yang dihirup ( biasanya dipertahankan pada kecepatan 5-7 liter ). Sebuah humidifier yang melembabkan dan menghangatkan gas yang dihirup.

2. Sebuah alat untuk menghubungkan sirkuit ke saluran nafas neonatus. Dalam prosedur ini , nasal prong merupakan metode yang paling banyak digunakan.

3. Sebuah alat untuk menghasilkan tekanan positif pada alat sirkuit. Tekanan positif dalam sirkuit dapat dicapai dengan memasukkan pipa ekspirasi bagian distal dalam larutan asam asetat 0,25% sampai kedalaman yang diharapkan ( 5cm) atau katup CPAP

Gambar 2. Bagian-bagian CPAP

Suatu sistem CPAP yang baik mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Pipanya fleksibel dan ringan sehingga pasien bisa mengubah posisi dengan mudah 2. Mudah dilepas dan ditempel

3. Resistensinya rendah, sehingga pasien bisa bernafas dengan spontan

4. Relatif tidak invasive

5. Sederhana dan mudah dipahami, oleh semua pemakai

6. Aman dan efektif dari segi biaya.

Seperti penggunaan alat kesehatan lainnya penggunaan CPAP juga harus memperhatikan standard kebersihan dan keamanan. Menjaga kebersiha jalan nafas bayi merupakan kunci keberhasilan tatalaksana paru yang baik. Mencuci tangan yang benar sebelum menyantuh prong atau pipa CPAP, adalah suatu keharusan. Ujung selalng yang lain yang tidak digunakan juga harus bersih., dan harus dijauhkan dari lantai atau tempat yang tidak bersih lainnya.

(7)

Cara pemasangan CPAP adalah sebagai berikut : 1. Tempelkan selang oksigen dan udara ke

pencampur dan flow meter, lalu hubungkan ke alat pengatur kelembapan. Pasang floe meter antara 5-10 liter

2. Tempelkan satu selang ringan , lemas dan berkerut ke alat pengatur kelembapan. Hubungkan probe kelembapan, dan suhu ke selang kerut yang masuk ke bayi. Pastikan probe suhu tetap diluar inkubator atau tidak di dekat sumber panas dari penghangat.

3. Siapkan satu botol air steril di dekat alat pengatur kelembapan

4. Jaga kebersihan ujung selang

Untuk menghubungkan sistem ini ke bayi,

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Posisikan bayi dan naikkan kepala tempat

tidur 300

2. Hisap lendir dari mulut, hidung, dan faring. Pastikan bayi tidak mengalami atresia choana

3. Letakkan gulungan kain dibawah bahu bayi, sehingga leher bayi dalam posisi ekstensi untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka.

4. Lembabkan prong dengan air steril atau Nacl 0,9% sebelum memasukkannya kedalam hidung bayi. Masukkan dengan posisi lengkungan kebawah. Sesuaikan sudut prong dan kemudian sesuaikan selang kerut dengan posisi yang sesuai. 5. Masukkan pipa Orogastrik (OGT) dan

lakukan aspirasi isi perut, kita boleh membiarkan pipa lambung tetap ditempatnya untuk mencegah distensi lambung

6. Pergunakan topi untuk menjaga kehangatan bayi

7. Setelah bayi nyaman dan stabil dengan CPAP, barulah kita melakukan fiksasi agar nasal prong tidak bergeser dari tempatnya.

Gambar 3. Contoh Penggunaan Bubble CPAP Selama penggunaan CPAP hendaknya kita mengevaluasi tanda vital bayi , sistem kardiovaskuler ( perfusi sentral, perifer, tekanan darah), respon neurologis ( tonus otot, kesadaran dan respon terhadap stimulasi), gastrointestinal ( distensi abdomen, visible loops dan bising usus). Hisap lendir harus selalu dilakukan dari rongga hidung, mulut, faring dan perut setiap 2-4 jam, sesuai dengan kebutuhan. Meningkatnya upaya nafas, kebutuhan oksigen, dan insiden apneu atau bradikardi, dapat disebabkan karena adanya lendir berlebih. Untuk melunakkan konsistemsi lendir dapat digunakan NaCl 0,9%.

Selama penggunaan CPAP kita harus selalu memantau apakah alat selalu berfungsi dengan baik, dan tidak terjadi perburukan pada kondisi bayi yang mengharuskan kita menghentikan penggunaan CPAP. Berikut adalah kondisi-kondisi yang mengindikasikan kegagalan penggunaan CPAP dan memerlukan ventilasi mekanis :

(8)

1. FiO2 > 60 % 2. PaCO2 > 60mmHG

3. Asidosis metabolik menetap dengan defisit basa > -8

4. Terlihat retraksi yang semakin lama semakin meningkat dan menunjukkan kelelahan pada bayi

5. Sering mengalami apneu dan bradikardia 6. Pernafasan yang irreguler

Apabila terjadi kondisi tersebut, maka kita harus mempertimbangkan untuk melakukan intubasi dan support ventilasi mekanik.

A.4 Resiko yang dapat terjadi pada penggunaan C-PAP

Mask Leaks

Beberapa faktor dapat menyebabkan kebocoran pada masker. Jika masker C-PAP mengalami kebocoran udara, maka suplai udara yang dibutuhkan tidak cukup. Kebocoran pada masker dapat menyebabkan kulit disekitar area muka dan mata mengalami iritasi. Kebocoran yang sangat kecil tidak dapat menghentikan mesin untuk memproduksi suplai udara yang tepat jumlahnya. Akan tetapi, kebocoran yang sangat kecil dapat menyebabkan suara bising yang menggangu.

Air Pressure Problems

Tekanan udara dari C-PAP membuat penderita mengalami kesulitan bernafas atau dapat tersedak atau tercekik.Beberapa orang menahan aliran udara, yang

dapat menyebabkan bersendawa. Jika terdapat masalah pada aliran udara dari C-PAP, dapat digunakan “ramp” pada CPAP yang dapat secara

perlahan "ramp up" dari tekanan udara yang rendah menuju ke tekanan udara yang dibutuhkan untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka

Mask Removal

Untuk memperoleh keseluruhan manfaat dari C-PAP, maka harus tetap digunakan selama saat tidur. Beberapa penderita melepaskan masker C-PAP ketika saat tidur. Jika terjadi hal tersebut maka dapat dilakukan tindakan dengan cara :

 Masker yang sesuai dengan kontur wajah penderita.

 Menggunakan mesin CPAP yang memiliki pelembab yang memungkinkan pengobatan lebih nyaman dan menghentikan pelepasan masker

 Menggunakan tali pada dagu utnuk menahan masker tetap pada tempatnya Beberapa mesin C-PAP dilengkapi dengan alarm yang dapat menyebabkan kebisingan jika masker dilepaskan.

Noise

Kebanyakan mesin C-PAP yang baru cukup ramah terhadap kebisingan (tenang). Kebisingan yang ditimbulkan sangat lebut dan berirama. Jika suara bising yang ditimbulkan mengganggu, filter udara yang menyebabkan mesin tidak bekerja sedemikian maka harus diperiksa secara berkala agar bekerja sebagaimana semestinya.

(9)

Jika mesin C-PAP berkerja sebagaimana semestinya, akan tetapi suara bising tetap mengganggu, dapat dibantu dengan penggunaan earplugs atau mesin white-noise sound

B.1. Pengenalan secara umum Inkubator Bayi Sebelum penemuan inkubator, perawatan bayi, termasuk bayi prematur, adalah tanggung jawab ibu, dan dokter tidak mungkin untuk mengambil banyak tanggung jawab untuk mengurus setiap bayi. Kebanyakan bayi terlahir di rumah, yang menciptakan situasi di mana dokter tidak selalu ada untuk merawat bayi. Secara umum, dokter "tidak dalam posisi untuk memperluas tanggung jawab langsung mereka untuk bayi yang baru lahir". Karena dengan situasi ini, tingkat kematian dari bayi yang lahir prematur yang sangat tinggi, sebanyak 85 persen.

Baby incubator adalah tempat penyimpanan bayi yang baru lahir, Suhu didalam bayi incubator disesuaikan dengan suhu tubuh ibunya yaitu sekitar 36-37C, perlengkapan sebuah baby incubator pada umumnya terdiri dari sensor suhu, heater, dan sistem alarm (buzzer). Setting suhu dilakukan dengan menekan tombol pemilihan (keypad) dan ditampilkan pada LCD, sehingga sensor suhu digunakan IC LM35 yang mendeteksi suhu didalam incubator.

Informasi mengenai efek samping inkubator yang dapat menyebabkan dampak buruk terhadap

kesehatan bayi sempat mencuat pemberitaannya beberapa waktu lalu. Tak ayal hal ini membuat resah beberapa orangtua yang bayinya sedang dirawat di incubator. Selama ini, inkubator digunakan para dokter untuk menjaga kondisi bayi yang prematur dalam beberapa minggu. Fungsi utama alat ini adalah menjaga supaya udara hangat tetap menyelimuti tubuh bayi. Namun begitu, penggunaan mesin penggerak atau motor telah menimbulkan medan magnet di sekitar alat dan tempat bayi.

Seperti yang kita ketahui, suhu tubuh yang normal adalah 36,5375°C pada pemeriksaan suhu aksila atau ketiak. Sedang kondisi suhu tubuh di bawah normal, yaitu di bawah 36,5°C. Nah, inkubator berfungsi untuk menjaga agar bayi tetap mendapatkan suhu yang stabil. Tapi, inkubator harus dipantau dengan ketat jangan sampai suhunya terlalu tinggi atau rendah.

Bila suhu terlalu tinggi atau panas maka gejala yang akan tampak pada si bayi adalah kulit tubuhnya menjadi merah dan menjadi pucat karena kehilangan cairan. Akibatnya, bayi mengalami shock dan tekanan darahnya turun drastis. ”Kalau inkubatornya terlalu panas, padahal suhu tubuh bayi diharapkan 37,5 derajat Celcius, mungkin ada yang korslet atau ada yang error di alatnya. Jika ini terjadi bisa saja kulit bayi melepuh.

(10)

B.3 Prinsip Kerja Baby Incubator

Incubator perawatan adalah alat yang berfungsi untuk merawat bayi premature atau mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara memberikan suhu dan kelembapan yang stabil dan kebutuhan oxygen sesuai dengan kondisi dalam kandungan ibu. Adapun nama lain dari baby incubator, diantaranya :

• Infant Incubator • Cuff

• Pemanas Bayi

Baby incubator mempunyai sirkulasi yang terkontrol atau mempunyai kelembaban relatif dan isolasi untuk melindungi bayi dari kontaminasi udara dari luar. Hal ini diperlukan bagi bayi premature, karena sangat rawan terhadap masalah pernapasan dan masalah masalah yang bersangkutan dengan kesehatan bayi tersebut. Suhu yang dibutuhkan dalam perawatan bayi antara 32°C-37°C.

B.2. Bagian-Bagian Pesawat Baby Incubator

 Heater : Berfungsi untuk menghasilan suhu panas pada baby incubator

 Blower : Berfungsi untuk

mendistribusikan panas ke seluruh bagian alat.

 Kontrol : Temperature dan kelembapan aliran udara

 Display / indicator : sebagai tampilan

 Alarm : Sebagai tanda apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

 Chamber : tempat bayi di inkubasi B.3. Blok Diagram Alat

Keterangan :

1. Power Supply

Power supply atau catu daya adalah sebuah peralatan penyedia tegangan atau sumber daya untuk peralatan elektronika dengan prinsip mengubah tegangan listrik yang tersedia dari jaringan distribusi transmisi listrik ke level yang diinginkan sehingga berimplikasi pada pengubahan daya listrik. Dalam sistem pengubahan daya, terdapat empat jenis proses yang telah

(11)

dikenal yaitu sistem pengubahan daya AC ke DC, DC ke DC, DC ke AC, dan AC ke AC. Masing masing sistem pengubahan memiliki keunikan aplikasi tersendiri, tetapi ada dua yang implementasinya kemudian berkembang pesat dan luas yaitu sistem pengubahan AC ke DC (DC power supply) dan DC ke DC (DC-DC converter) .

Gambar 2 . Rangkaian Power Supply 2. Heater (Pemanas Elemen)

Heater adalah sebuah objek yang memancarkan panas atau menyebabkan tubuh lain untuk mencapai suhu yang lebih tinggi. Dalam dunia medis alat ini digunakan dalam beberapa peralatan medis, diantaranya Auto Claf, Oven, Baby Inkubator dan peralatan lainnya. Mengingat fungsi dari heater adalah memancarkan panas, hal ini dimanfaatkan sebagai salah satu komponen utama pada incubator bayi, yang prinsip kerjanya dipadukan dengan pengontrol suhu sehingga nilai kegunaanya menjadi lebih efisien.

3. Pengontrol Suhu

Pengontrol suhu adalah komponen alat yang digunakan sebagai parameter terhadap suhu yang terjadi pada sebuah ruangan. Dalam incubator bayi pengontrol suhu digunakan sebagai komponen pengatur tehadap suhu yang terjadi pada ruang incubator, yang tentunya pengontrol suhu ini dihubungkan pada heater sehingga ketika suhu ruangan sudah mencapai tingkat batasan, pengontrol suhu akan bekerja dan heater otomatis akan mati.

B.4. Cara Kerja Blok Diagram

Tegangan dari PLN 220VAC digunakan untuk mensupplay tegangan kipas, dan input tegangan trafo stepdown yang kemudian oleh rangkaian power supply dirubah menjadi tegangan 12V, 6V, dan 5VDC yang digunaan untuk mensupplay tegangan blok rangkaian lainnya. Saat tegangan PLN masuk maka motor kipas dan heater akan aktif dimana kerja motor fan ini dideteksi oleh sensor Fan. Jika kipas tidak bekerja sebagaimana mestinya maka indicator kipas akan ON. Push Button digunakan untuk menentukan suhu yang akan dikehendaki (suhu setting) dan sebagai inputan bagi microcontroller. Microcontoler berfungsi untuk mengendalikan atau mengontrol semua rangkaian. Sedangkan sensor suhu berfungsi untuk menyensor suhu udara dalam ruangan dan besarnya tegangan output dari sensor akan disangga oleh rangkaian penguat. Kemudian tegangan dari penguat akan masuk ke blok ADC dimana blok ini berfungsi

(12)

untuk mengubah tegangan analog menjadi tegangan digital dan data dari ADC akan masuk ke microcontroller. Di mikrocontroler semua data diolah untuk mengatur kerja keseluruhan pesawat baby incubator. Duli sensor berfungsi untuk mensensor perubahan suhu yang extrim. Jika suhu tiba-tiba berubah lebih/berkurang 30C dari suhu setting, maka indicator alarm akan aktif.

B.5 Resiko yang dapat terjadi pada penggunaan Baby Incubator

Adanya error yang dapat terjadi pada Baby Incubator yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :

 Materials of construction  Engineering diagrams  Mode of operations  Power source

 Heating and cooling mechanism  Air controlled versus baby controlled  Supplementary gas connectors  Functionality

 Physical durability and robustness

 Environmental conditions for proper operations  Performance  Temperature control  Accuracy  Rise Time  Variability  Undershoot/Overshoot  Air Flow  Velocity  Flow rates

 Supplementary Gas control  Connectors  Mixing/Concentrations  Safety features  Weight capacity  Electrical  Restraints  Alarms  Fire protection  Sensors  Lockout

Thermo-netralitas merupakan salah satu faktor lingkungan utama yang mempengaruhi kelahiran premature atau kelahiran bayi dengan berat badan rendah (neonatus) yang harus dirawat dalam incubator. Perbedaan suhu yang signifikan di dalam inkubator menyebabkan bayi (neonatus) kehilangan panas, hipotermia dan apnea, yang berhubungan erat dengan aliran udara dan kecepatan udara. (Pemodelan instrumentasi terhadap bayi secara anatomi yang benar telah dirancang menggunakan sistem laser scanner tiga dimensi dan mesin prototipe yang cepat.) Visualisasi aliran menunjukkan bahwa skala besar aliran udara berputar diproduksi di dalam ruangan, dan sejumlah kecil, pusaran statis ditemukan di daerah antara saluran masuk udara dan neonatus. Pengukuran panas pada kawat menunjukkan

(13)

bahwa kecepatan udara sepanjang lubang panjang tidak seragam. Komputasi dinamika fluida menunjukkan suhu yang relatif seragam dari sekitar 34˚C pada aspek anterior neonatus dan suhu tertinggi 36,1˚ C di ketiak kanan dan selangkangan. Medan aliran dari visualisasi aliran udara, pengukuran panas pada kawat dan komputasi dinamika fluida yang sangat mirip, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pusaran kecil yang diproduksi antara neonatus dan kasur dapat mengganggu transfer panas konvektif dan terjadin penguapan dari bayi (neonatus). Oleh karena itu penting untuk menghilangkan pusaran sekitar neonatus dalam desain baby inkubator.

KESIMPULAN

CPAP merupakan suatu alat yang sederhana dan efektif untuk tatalaksana respiratory distress pada neenatus dan CPAP secara khusus digunakan oleh pasien yang mengalami masalah pada saluran pernafasan seperti gangguan tidur. Penggunaan CPAP yang benar terbukti dapat menurunkan kesulitan bernafas, mengurangi ketergantungan terhadap oksigen, membantu memperbaiki dan mempertahankan kapasitas residual paru, mencegah obstruksi saluran nafas bagian atas, dan mecegah kollaps paru, mengurangi apneu, bradikardia, dan episode sianotik, serta mengurangi kebutuhan untuk dirawat di Ruangan intensif.

Selama penggunaan CPAP hendaknya kita mengevaluasi tanda vital bayi, sistem kardiovaskuler ( perfusi sentral, perifer, tekanan

darah), respon neurologis ( tonus otot, kesadaran dan respon terhadap stimulasi), gastrointestinal ( distensi abdomen, visible loops dan bising usus). Hisap lendir harus selalu dilakukan dari rongga hidung, mulut, faring dan perut setiap 2-4 jam, sesuai dengan kebutuhan. Meningkatnya upaya nafas, kebutuhan oksigen, dan insiden apneu atau bradikardi, dapat disebabkan karena adanya lendir berlebih. Untuk melunakkan konsistemsi lendir dapat digunakan NaCl 0,9%. Selama penggunaan CPAP kita harus selalu memantau apakah alat selalu berfungsi dengan baik, dan tidak terjadi perburukan pada kondisi bayi yang mengharuskan kita menghentikan penggunaan CPAP.

Baby Incubator adalah alat yang berfungsi untuk merawat bayi premature atau mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara memberikan suhu dan kelembapan yang stabil dan kebutuhan oxygen sesuai dengan kondisi dalam kandungan ibu.

Pada umumnya system penghangat atau cara kerja Baby Incubator terbagi 2, yaitu memakai heater dengan lampu pijar dan heater dengan element, dan yang kami jelaskan di atas merupakan Baby Incubator yang menggunakan cara kerja dengan heater element.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Leelawong M, Holland A. Neonatal nasal cpap device redesign. Journal [serial on the Internet].

Quinsland Maternity Neonatal a Clinical Guideline program. Management of neonatal respiratory distress incorporating the administration of continuous positive airway pressure. Queensland: State of Queensland ( Queensland health ); 2009. p. 1-19.

Continous possitive airway pressure (cpap) nursing guideline. Journal [serial on the Internet]. 2012 : 1.0 Roberts C, Parker T, Algert C, Bowen J, Nassar N. Trends in use of neonatal cpap: A population-based study. BMC pediatrics. 2011;11(89):1-7.

Roehr C, Schmalish A, Proquitte R, Wauer R. Use of continous positive airway pressure (CPAP) in neonatal units, a survey of current preferences and practice in germany. Eur J Med Res. 2007 26 April;12:139-44.

Bomont R, Cheema I. Use of nasal continuos positive airway pressure during neonatal transfers. Arch Dis Child Fetal Neonatal 2006;91:85-9.

Americans Academy of , American Heart Assosiation. The use of cpap in a grunting newborn. In: Mc Gowan J, editor. NRP instructor update: AAP, AHA; 2012.

http://ek4sangkar.blogspot.co.id/2011/10/baby-incubator.html (diakses pada tanggal 18 Januari 2016 pukul 16.12 WIB)

http://makalahartikelkodeetikduniakesehatan.blogspot. com/2010/03/definisi-serta-fungsi-vacum.html(diakses pada tanggal 18 Januari 2016 pukul 16.12 WIB)

http://amedevice.blogspot.com/2010/06/incubator-perawatan.html(diakses pada tanggal 18 Januari 2016 pukul 16.12 WIB)

http://www.ebme.co.uk/articles/clinical-engineering/9-baby-incubation(diakses pada tanggal 26 Januari 2016

Gambar

Gambar 2. Bagian-bagian CPAP
Gambar 3. Contoh Penggunaan Bubble CPAP
Gambar 2 . Rangkaian Power Supply

Referensi

Dokumen terkait

Tidak hanya itu saja, ancaman teroris juga menjadi isu yang sangat serius di kawasan ASEAN jadi diharapkan dengan adanya Komunitas Politik dan Keamanan

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang

S eperti tersirat dalam Dokumentasi Kerjasama Infoglob Dunia, teknologi tepat guna yang dapat diterapkan baik di negara maju, terlebih lagi di negara berkembang, dalam waktu

(2) Dalam hal NPOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a sampai dengan huruf n tidak diketahui atau lebih rendah dari pada NJOP yang digunakan dalam pengenaan Pajak

Asas Legalitas merupakan suatu asas yang menentukan bahwa tidak ada suatu perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana jika tidak ditentukan terlebih dahulu dalam

Dari beberapa teori dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematika awal adalah kepekaan terhadap cara berpikir ilmiah dan membangun konsep yang ditunjukkan dengan

(1) Jenis Retribusi Jasa Umum dan Retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 4 ayat (2), untuk Daerah Propinsi dan Daerah

Adapun tujuan utama dari penelitian ini yaitu: (1) mengidentifikasi karakteristik keluarga, dukungan sosial serta fungsi AGIL pada keluarga nelayan juragan dan