• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN FUNGSI AGIL (ADAPTASI, PENCAPAIAN TUJUAN, INTEGRASI, DAN PEMELIHARAAN SISTEM) DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN DI DAERAH RAWAN BENCANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN FUNGSI AGIL (ADAPTASI, PENCAPAIAN TUJUAN, INTEGRASI, DAN PEMELIHARAAN SISTEM) DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN DI DAERAH RAWAN BENCANA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN FUNGSI AGIL (ADAPTASI, PENCAPAIAN TUJUAN,

INTEGRASI, DAN PEMELIHARAAN SISTEM) DENGAN

KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN DI DAERAH RAWAN

BENCANA

Christin Haryati

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

(2)

ABSTRACT

CHRISTIN HARYATI. The Correlation Between AGIL (Adaptation, Goal

Attainment, Integration, and Latency) Family Function with Family Fishermen Welfare in Area of Disaster Prone (Supervised by EUIS SUNARTI and IRNI

RAHMAYANI JOHAN).

Indonesian coastal area which is vulnerable of natural disaster will effect to fishermen’s welfare. Family welfare are output of family strengthen which is can increase by a shape of fishermen family that able to survive from natural disaster risk. Family can survive from any condition by maximizing and managing their own resources or resources that not belong to them. Resources management are correlated to AGIL family function (Adaptation, Goal attainment, Integration & Latency). The objective of this study is to analyze the correlation among research’s variables i.e., family characteristics, family welfare, and AGIL family functions. This is a cross sectional study. This research has done in Pangandaran village. It is based on the consideration of its location where has happened natural disaster such as tsunami in 2006. There are 80 family samples that taken in 3 RW with simple random sampling. They are divided in two kinds of family, which are 53 ‘master/juragan’ of fishermen family and 27 ‘servant/janggol’ of fishermen family. Result of research showed that appearance AGIL family function in both of fishermen family not differ reality. Correlation of AGIL family function and family welfare shows positive relation between adaptation function and objective prosperity. It means more adaptation can increase income per-capita for each family. Spearman correlation also shows positive correlation between latency of family with subjective prosperity. It means better latency can increase rates of subjective prosperity. In the conclusion of this research is family have a good satisfaction with anything that belong to them.

Keywords: Fishermen Family, Family Welfare, AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, and Latency)

(3)

RINGKASAN

CHRISTIN HARYATI. Hubungan fungsi AGIL (Adaptation, Goal Attainment,

Integration, dan Latency) dengan Kesejahteraan Keluarga Nelayan di Daerah

Rawan Bencana (Di bawah bimbingan EUIS SUNARTI dan IRNI RAHMAYANI JOHAN).

Kondisi wilayah perairan Indonesia yang rawan bencana alam akan mempengaruhi kehidupan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai Indonesia. Kondisi kesejahteraan nelayan di Indonesia saat ini belum beranjak jauh dari lingkaran kemiskinan dan masih hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Kesejahteraan keluarga merupakan output dari ketahanan keluarga yang dapat ditingkatkan melalui upaya perwujudan keluarga nelayan yang mampu bertahan dari kerawanan bencana. Keluarga dapat mempertahankan keberlangsungan hidup keluarganya pada keadaaan apapun dengan memaksimalkan pengelolaan sumberdaya yang ada dalam keluarga. Pengelolaan sumberdaya yang sudah dimiliki dan tidak dimiliki keluarga terkait dengan pengelolaan fungsi AGIL dalam keluarga tersebut. Fungsi AGIL merupakan salah satu teori yang menjelaskan keberfungsian keluarga. Oleh karena itu, penelitian hubungan fungsi AGIL dengan kesejahteraan keluarga nelayan di daerah rawan bencana penting untuk dilakukan.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji ketahanan keluarga terutama menganalisis hubungan antara fungsi adaptasi (adaptation), pencapaian tujuan (goal attainment), integrasi (integration), dan pemeliharaan sistem (latency) (AGIL) dengan kesejahteraan keluarga nelayan di daerah rawan bencana. Adapun tujuan utama dari penelitian ini yaitu: (1) mengidentifikasi karakteristik keluarga, dukungan sosial serta fungsi AGIL pada keluarga nelayan juragan dan keluarga nelayan buruh, (2) menganalisis keragaan fungsi AGIL dan kesejahteraan keluarga nelayan nelayan juragan dan keluarga nelayan buruh, (3) menganalisis perbedaan sebelum dan sesudah terjadi bencana alam pada keluarga nelayan juragan dan keluarga nelayan buruh, (4) menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga nelayan dan dukungan sosial dengan fungsi adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi, dan pemeliharaan sistem serta kesejahteraan keluarga nelayan, (5) menganalisis pola hubungan antar variabel fungsi AGIL, (6) menganalisis hubungan antara fungsi AGIL dengan

kesejahteraan keluarga nelayan, (7) menganalisis hubungan antara

kesejahteraan subjektif dengan kesejahteraan objektif pada keluarga nelayan yang rawan terkena bencana alam.

Desain penelitian ini adalah cross sectional. Pengumpulan data dilakukan di Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, pada tanggal 12 sampai 26 Maret 2008. Penarikan contoh dilakukan dengan cara

simple random sampling di tiga RW yaitu RW 03, RW 07, dan RW 09. Contoh

penelitian sebanyak 80 orang yang terdiri atas 53 nelayan juragan dan 27 nelayan buruh. Selain itu, menggunakan metode retrospektif untuk mendapatkan data sebelum terjadinya bencana alam.

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik keluarga nelayan (besar keluarga, umur, tingkat pendidikan, pendapatan per kapita, kepemilikan aset, dan akses informasi, sumber informasi, jenis informasi), dukungan sosial, fungsi AGIL (adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi, dan pemeliharaan sistem), kesejahteraan objektif (indikator utama yaitu pendapatan), dan kesejahteraan subjektif. Data diperoleh dari pengamatan dan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data

(4)

sekunder berupa gambaran umum lokasi penelitian yang diperoleh dari arsip data di kantor desa dan kantor pemerintahan (BPS, kantor Kabupaten Ciamis) yang bersangkutan dengan penelitian ini.

Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry,

cleaning dan analisis data menggunakan program Microsoft Excel 2003, SPSS

versi 13.0 for windows, dan Minitab versi 14 for windows. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif dan statistik inferensia. Analisis statistik inferensia yang digunakan adalah uji independent sample t-test dan Mann-Whitney untuk melihat adanya perbedaan variabel antara keluarga nelayan juragan dan keluarga nelayan buruh, serta analisis korelasi Rank Spearman untuk melihat hubungan antar variabel yang diteliti dan untuk melihat pola hubungan antar variabel fungsi AGIL pada keluarga nelayan yang rawan terkena bencana alam.

Karakteristik keluarga yang diukur dalam penelitian ini, yaitu: 1) besar keluarga, 2) umur, 3) lama pendidikan, 4) pendapatan, 5) kepemilikan aset, dan 6) akses informasi, jenis informasi serta sumber informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi terbesar keluarga nelayan juragan (50.94%) dan keluarga nelayan buruh (74.07%) termasuk keluarga kecil (≤ 4 orang). Hampir 50 persen keluarga nelayan juragan termasuk keluarga sedang dan besar. Hal ini dikarenakan keluarga nelayan juragan banyak yang memiliki anak lebih dari dua, menampung anggota keluarga lain serta nelayan buruh yang belum berkeluarga. Persentase terbesar pada suami keluarga nelayan juragan (41.51%) dan keluarga nelayan buruh (33.33%) serta isteri keluarga nelayan juragan (33,96%) dan keluarga nelayan buruh (44,44%) termasuk ke dalam usia produktif dengan rentang usia antara 20 sampai 40 tahun. Sebanyak 74,57 persen suami keluarga nelayan juragan dan 66,67 persen suami keluarga nelayan buruh memiliki lama pendidikan kurang dari 9 tahun. Persentase terbesar lama pendidikan isteri pada keluarga nelayan juragan (73,58%) dan keluarga nelayan buruh (66,67%) kurang dari 9 tahun. Rata-rata pendapatan/kapita/bulan keluarga nelayan juragan (Rp 1 191 015) lebih besar daripada keluarga nelayan buruh (Rp 513 018). Seluruh keluarga nelayan juragan (100%) dan sebagian besar keluarga nelayan buruh (81,48%) memiliki aset lebih dari atau sama dengan 3 kali kebutuhan minimum per bulan. Akses informasi, sumber informasi, jenis informasi yang dimiliki keluarga nelayan juragan (64.15%) dan keluarga nelayan buruh (66.67%) berada pada kategori sedang.

Dukungan sosial yang diterima oleh sebagian besar keluarga nelayan juragan (84.91%) dan keluarga nelayan buruh (85.19%;) dari keluarga luas termasuk dalam kategori tinggi. Dukungan sosial yang diberikan oleh tetangga kepada keluarga nelayan juragan (81,13%) dan keluarga nelayan buruh (77,78%) pun termasuk dalam kategori tinggi. Persentase keluarga nelayan juragan (60,38%) dua kali lebih besar dari persentase keluarga nelayan buruh(25,93%) yang terkategori tinggi dalam mendapatkan dukungan sosial dari lembaga masyarakat/pemerintah. Hal ini dikarenakan nelayan juragan mendapatkan bantuan dan fasilitas yang baik ketika terjadi bencana. Sebagian besar keluarga nelayan juragan dan keluarga nelayan buruh tidak mengalami perubahan dukungan sosial yang diterima dari keluarga luas, tetangga, dan lembaga masyarakat/pemerintah pada saat sebelum dan sesudah terjadi bencana alam.

Secara umum, pengelolaan fungsi AGIL yang terdiri atas adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi dan pemeliharaan sistem yang dilakukan oleh keluarga nelayan juragan dan keluarga nelayan buruh memiliki keragaan yang tidak jauh berbeda. Sebagian besar keluarga nelayan juragan dan keluarga nelayan buruh tidak memiliki perubahan fungsi AGIL pada saat sebelum dan sesudah terjadi bencana alam. Berdasarkan kesejahteraan objektif, pada musim

(5)

paceklik (pada saat penelitian dilakukan)sebagian besar keluarga nelayan juragan (77.36%) dan keluarga nelayan buruh (92.59%) tergolong tidak sejahtera. Berdasarkan persentase terbesar kesejahteraan subjektif, keluarga nelayan juragan (73.58%) dan keluarga nelayan buruh (55.56%) tergolong sejahtera.

Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif antara fungsi adaptasi dan fungsi integrasi dengan lama pendidikan suami, akses informasi, sumber informasi, dan jenis informasi. Hal ini berarti semakin tinggi pendidikan suami serta semakin banyak akses informasi, sumber informasi, dan jenis informasi yang diperoleh maka semakin tinggi pula tindakan adaptasi dan integrasi yang dilakukan dalam keluarga. Lama pendidikan suami dan dukungan sosial berhubungan positif dengan pencapaian tujuan. Hal ini berarti semakin tinggi pendidikan suami dan semakin tinggi dukungan sosial yang diterima oleh keluarga maka semakin banyak tujuan yang ingin dicapai dalam keluarga. Terdapat hubungan yang signifikan positif antara lama pendidikan suami dengan fungsi pemeliharaan sistem dalam keluarga. Hal ini berarti semakin tinggi pendidikan suami maka semakin baik tindakan pemeliharaan sistem yang dilakukan dalam keluarga.

Uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa lama pendidikan suami, lama pendidikan isteri, akses informasi, sumber informasi, dan jenis informasi berhubungan signifikan positif dengan kesejahteraan objektif dan subjektif. Hal ini berarti semakin tinggi pendidikan suami–isteri, dan semakin banyak akses informasi, sumber informasi, jenis informasi yang diperoleh maka kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif keluarga juga semakin tinggi. Sedangkan besar keluarga berhubungan signifikan negatif dengan kesejahteraan objektif. Hal ini berarti semakin banyak jumlah anggota keluarga maka kesejahteraan objektifnya semakin rendah.

Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif antara fungsi pencapaian tujuan, fungsi integrasi, fungsi pemeliharaan sistem dan fungsi adaptasi. Hal ini berarti semakin tinggi tujuan yang ingin dicapai keluarga maka semakin tinggi pula tindakan integrasi dan pemeliharaan sistem yang dilakukan keluarga sehingga tindakan adaptasi yang dilakukan oleh keluarga juga semakin tinggi.

Uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara fungsi adaptasi dengan kesejahteraan objektif. Hal ini berarti semakin banyak tindakan adaptasi yang dilakukan oleh keluarga maka semakin tinggi kesejahteraan objektif keluarga tersebut. Fungsi pemeliharaan sistem berhubungan signifikan positif dengan kesejahteraan subjektif. Hal ini berarti semakin tinggi tindakan pemeliharaan sistem yang dilakukan oleh keluarga maka semakin tinggi kesejahteraan subjektif keluarga tersebut.

Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan negatif antara kesejahteraan objektif dengan kesejahteraan subjektif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kesejahteraan objektif keluarga nelayan, maka belum tentu kesejahteraan subjektifnya juga tinggi.

(6)

HUBUNGAN FUNGSI AGIL (ADAPTASI, PENCAPAIAN TUJUAN,

INTEGRASI, DAN PEMELIHARAAN SISTEM) DENGAN

KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN DI DAERAH RAWAN

BENCANA

Christin Haryati

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Keluarga Dan Konsumen Pada

Program Studi Ilmu Keluarga Dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(7)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : HUBUNGAN FUNGSI AGIL (ADAPTASI,

PENCAPAIAN TUJUAN, INTEGRASI, DAN

PEMELIHARAAN SISTEM) DENGAN

KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN DI DAERAH RAWAN BENCANA

Nama : CHRISTIN HARYATI

NIM : I24053672

Disetujui,

Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si Irni Rahmayani Johan, SP, MM

Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Diketahui,

Dr. Ir. Hartoyo, MSc

Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta Timur pada tanggal 14 Juli 1987 dari pasangan Pudjo Haryono dan Pelniati Padjonge. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dalam sebuah keluarga yang sederhana.

Penulis memulai pendidikan dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) Malaka Jaya 11 Pagi Jakarta Timur dari tahun dari tahun 1993 sampai lulus pada tahun 1999. Setelah itu penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 139 Jakarta Timur dari tahun 1999 sampai lulus pada tahun 2002, kemudian penulis meneruskan ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 44 Jakarta Timur sampai lulus pada tahun 2005.

Selepas lulus dari SMA tahun 2005, penulis berhasil lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) di Institut Pertanian Bogor. Setelah mengikuti Tahap Persiapan Bersama (TPB) selama 1 tahun, akhirnya penulis berhasil masuk ke Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

(9)

KATA PENGANTAR

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

Segala Puji untuk Allah, Tuhan Semesta Alam atas karunia dan rahmat-Nya yang selalu melimpah serta bakat yang telah diberikan sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

Skripsi yang berjudul Hubungan Fungsi AGIL dengan Kesejahteraan Keluarga Nelayan yang Rawan Terkena Bencana Alam merupakan salah satu syarat penulis untuk mendapatkan gelar sarjana.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:  Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si selaku pembimbing skripsi pertama atas

bimbingannya selama penulis kuliah dan menyelesaikan skripsi di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

 Irni Rahmayani Johan. SP. MM selaku pembimbing skripsi kedua atas bimbingan arahan dan informasinya dalam pelaksanaan dan penyelesaian penelitian ini

 Dr. Ir. Dyah K Pranadji, M.Si., selaku penguji dan masukan-masukannya dalam skripsi ini

 Staf BPS Kabupaten Ciamis serta Staf kantor Desa Pangandaran yang sudah memberikan banyak bantuan dan informasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik

 Mamahku yang luar biasa, Bapak, Iqbal, Fia atas dukungan fisik, materi, moril dan kasih sayang yang tidak terukur banyaknya

 Rekan satu penilitian, Rahma, Esty, Fitri yang sudah bersama-sama mengerjakan penelitian dalam keadaan suka maupun duka serta anak-anak IKK ’42 yang tidak dapat disebut satu persatu yang terut men-support

 Dimazs Reditya Hamihenda, Sarjana Pertanian bin Yussa Agusjaya untuk dukungannya, semangat, inspirasi, energi, kesabaran, kasih sayang dan untuk yang terakhir

Akhir kata, penulis sadar bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, mudah-mudahan dapat bermanfaat buat kita semua.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 3 Kegunaan... 4 TINJAUAN PUSTAKA Ketahanan Keluarga ... 5 Fungsi AGIL ... 7 Kesejahteraan Keluarga ... 13 Karakteristik Keluarga ... 16 Dukungan Sosial ... 19

Kondisi Rawan Bencana Alam ... 20

KERANGKA PENELITIAN ... 22

METODE PENELITIAN Desain Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

Contoh Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh ... 25

Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 26

Pengolahan dan Analisis Data ... 27

Definisi Operasional ... 30

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

Karakteristik Keluarga ... 35

Dukungan Sosial ... 41

Fungsi AGIL ... 44

Kesejahteraan Keluarga ... 52

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tradisi ini, pada akhirnya para ulama/ kiyai pesantren mampu mencetak kaum muslimin di wilayah Kabupaten Pasuruan menjadi masyarakat berbasis pesantren,

Suatu polimer adalah rantai berul berulang ang dari dari atom atom yang panjang, terbentuk dari yang panjang, terbentuk dari   pengikat yang berupa molekul identik

Dari hasil pembahasan disarankan agar IPI harus menggunakan sebuah Pangkalan data (Database), untuk dapat mengawasi dan mengetahui informasi para anggotanya dan

Dari pengertian keberhasilan belajar dan pengertian pendidikan agama islam yang telah diuraikan, maka dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan keberhasilan belajar pendidikan

Ketentuan tersebut ditegaskan dalam Pasal 30 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004, yang menyatakan di bidang pidana, kejaksaan memiliki tugas dan

Pada percobaan pertama posisi kaki yang terlalu ke depan yang mengakibatkan sudut tangan yang terlalu pendek agar bola mendapat tekanan yang berdampak pada

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Arslan & Zaman (2014) yang mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan yang baik akan menimbulkan minat

Apakah terdapat peningkatan kemampuan representasi visual thinking(RVT) pada pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual (PCTL) ditinjau