• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2011"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Perkara Nomor 05/KPPU-L/2011

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia (selanjutnya disebut “Komisi”) yang memeriksa dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (selanjutnya disebut “UU No. 5 Tahun 1999”) dalam Tender Pembongkaran Bahan Baku Utama di PT Indonesia Asahan Alumunium Kuala Tanjung Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010yang dilakukan oleh: --- 1. PT Indonesia Asahan Alumunium (selanjutnya disebut “Terlapor I”) yang berkedudukan di Gedung Summitmas I Lantai 15, Jalan Jenderal Soedirman Kav. 61-62, Jakarta 12069, Indonesia; --- 2. PT Duet Pratama Samudera (selanjutnya disebut “Terlapor II”) yang berkedudukan di Jalan Sidorukun, Komplek Krakatau Permai Nomor A4, Pulau Brayan Darat II, Medan Timur, Indonesia; ---

telah mengambil Putusan sebagai berikut: ---

(2)

TENTANG DUDUK PERKARA

1. Menimbang bahwa Sekretariat Komisi menerima laporan tentang adanya dugaan pelanggaran terhadap UU No. 5 Tahun 1999 berkaitan dengan Tender Pembongkaran Bahan Baku Utama di PT Indonesia Asahan Alumunium Kuala Tanjung Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010; --- 2. Menimbang bahwa berdasarkan Hasil Klarifikasi, laporan tersebut merupakan

kompetensi absolut Komisi, telah lengkap secara administrasi, dan telah jelas dugaan pelanggaran pasal dalam UU No. 5 Tahun 1999; --- 3. Menimbang bahwa berdasarkan Hasil Klarifikasi tersebut, Sekretariat Komisi merekomendasikan untuk dilakukan penyelidikan; --- 4. Menimbang bahwa Sekretariat Komisi telah melakukan penyelidikan terhadap Hasil Klarifikasi, dan memperoleh bukti yang cukup, kejelasan, dan kelengkapan dugaan pelanggaran yang dituangkan dalam Laporan Hasil Penyelidikan; --- 5. Menimbang bahwa setelah dilakukan pemberkasan, Laporan Hasil Penyelidikan tersebut dinilai layak untuk dilakukan Gelar Laporan dan disusun dalam bentuk Rancangan Laporan Dugaan Pelanggaran (vide A36.1); --- 6. Menimbang bahwa dalam Gelar Laporan, Rapat Komisi menyetujui Rancangan Laporan Dugaan Pelanggaran tersebut menjadi Laporan Dugaan Pelanggaran (selanjutnya disebut “LDP”) (vide A36.2); --- 7. Menimbang bahwa selanjutnya Ketua Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 23/KPPU/Pen/IV/2011 tanggal 6 April 2011 tentang Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 05/KPPU-L/2011 (vide A37); --- 8. Menimbang bahwa berdasarkan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan tersebut,

(3)

halaman 3 dari 86

dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal 13 April 2011 sampai dengan tanggal 26 Mei 2011 (vide A39); --- 10. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Pemberitahuan Pemeriksaan Pendahuluan, Petikan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan, Petikan Keputusan Majelis Komisi tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan, dan Surat Panggilan Sidang Majelis Komisi kepada para Terlapor (vide A40, A45, A46, A48, A50); --- 11. Menimbang bahwa pada tanggal 13 April 2011, Majelis Komisi melaksanakan Sidang Majelis Komisi I dengan agenda Pembacaan dan Penyerahan Salinan LDP oleh Investigator kepada Terlapor (vide B11); --- 12. Menimbang bahwa Sidang Majelis Komisi I tersebut dihadiri oleh Investigator, Terlapor I dan Terlapor II (vide B11); --- 13. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi I, Investigator membacakan LDP yang pada pokoknya berisi hal-hal sebagai berikut (vide A36.2): --- 13.1. Bahwa berikut adalah identitas Terlapor yang diduga melakukan pelanggaran: --- 1. Terlapor I, PT Indonesia Asahan Alumunium, berkedudukan di Gedung Summitmas I Lantai 15, Jalan Jenderal Soedirman Kav. 61-62, Jakarta 12069; --- 2. Terlapor II, PT Duet Pratama Samudera, berkedudukan di Jalan Sidorukun, Komplek Krakatau Permai No. A4, Pulau Brayan Darat II, Medan Timur. --- 13.2. Bahwa Obyek Perkara adalah Tender pembongkaran bahan baku utama di PT Indonesia Asahan Alumunium Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2010; --- 13.2.1. Lingkup Pekerjaan: --- 1. Melakukan pembongkaran bahan baku (Alumina, CPC, CTP) dari kapal ke Silo (gudang); --- 2. Melakukan pengawasan kepada buruh yang akan dipekerjakan di atas kapal dan di dalam palka seperti operator remote control dan mengumpankan bahan baku ke nozzle; ---

(4)

4. Mengoperasikan Row Material Sweeper di dalam ruang palka kapal; --- 5. Menangani dan membawa peralatan seperti Joint Sweeper dan Raw material Sweeper dari tempat penyimpanan menuju

lokasi kerja dan mengembalikannya ke tempat penyimpanan semula; --- 6. Menjaga bahan baku tetap dalam kondisi yang bersih dan terhindar dari basah disebabkan oleh hujan atau hal lainnya. --- 13.2.2. Masa Kontrak: dalam jangka waktu 2 (dua) tahun mulai sejak tanggal 1 April 2010 sampai dengan 31 Maret 2012. --- 13.3. Bahwa ketentuan Undang-undang yang diduga dilanggar oleh para Terlapor adalah Pasal 22, UU No. 5 Tahun 1999: --- “pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”.

(5)

halaman 5 dari 86

13.4.3. Bahwa Terlapor I menggunakan Rules on Procurement JPM 001/RUL/1996, Prosedur Pembelian Barang dan Jasa No. SPM-PM23-003/5 yang berlaku sejak 1 Juni 2009, Instruksi Kerja Pelaksanaan dan Evaluasi penawaran No. SPM-W123-004/3 yang berlaku sejak 1 Agustus 2009 dan Instruksi Kerja Penerimaan Request For Estimation dan Request For Procurement yang berlaku

(6)

13.5.4. Bahwa pada tanggal 10 Maret 2010, Terlapor I meminta PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya untuk melengkapi dokumen administrasi berupa: daftar pelanggan dan sertifikat tenaga ahli bongkar muat. Pada tanggal 15 Maret 2010, PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya menyampaikan kelengkapan dokumen sebagaimana diminta oleh Terlapor I (vide B6, C19, C38); --- 13.5.5. Bahwa pada tanggal 24 Maret 2010, dilakukan pembukaan dokumen penawaran dengan hasil pembukaan penawaran sebagai berikut (vide B2, C5, C9, C17): ---

No. Nama Perusahaan Harga satuan/MT 1 PT Gemar Nugraha Rp.13.081 (Alumina, CPC, CTP) 2 PT Ayana Nugraha Rp.9.500 (Alumina, CPC, CTP) 3 PT Duet Pratama Samudera Rp.11.430 (Alumina, CPC, CTP) 4 PT Sarana Multi Lestari Rp.9.600 (Alumina, CPC, CTP)

5

6 PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya Rp.9.000 (Alumina, CPC, CTP)

(7)

halaman 7 dari 86

(8)

No. Perusahaan Bisnis Teknis Total

1 PT Mitragalang Usaha Sejati 80.00 7.50 87,50 2 PT Duet Pratama Samudera 61,20 10.00 71,20 3 PT Gemar Nugraha 39,79 15.00 54,79 4 PT Ayana Nugraha 43,47 10.00 53,47 5 PT Sarana Multi Lestari 35,83 11.25 47.08 6 PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya 41,72 5.00 46,72

(9)

halaman 9 dari 86

13.6.1.1. Sebagaimana ditetapkan pada ketentuan Pasal 1 angka 5 UU No. 5 Tahun 1999 dinyatakan: --- ”pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi”.

(10)

Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2010: --- 13.6.2.1. Sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 dinyatakan: --- “Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”.

(11)

halaman 11 dari 86

(12)
(13)

halaman 13 dari 86

15. Menimbang bahwa pada tanggal 20 April 2011, Majelis Komisi melaksanakan Sidang Majelis Komisi II dengan agenda Penyerahan Tanggapan Terlapor terhadap LDP. Terlapor I menanggapi secara lisan dengan menyatakan tidak memberikan tanggapan baik secara lisan ataupun tertulis terhadap LDP; --- 16. Menimbang bahwa pada tanggal 25 April 2011, Terlapor II memberikan pembelaan dan tanggapan secara tertulis sebagai berikut (vide B15, C48): --- 16.1. Terlapor II mencadangkan (me-reserve) haknya untuk mengajukan Tanggapan Tambahan dan Saksi/Ahli di kemudian hari; --- 16.2. Terlapor II menyangkal hal yang disampaikan dalam LDP kecuali

(14)
(15)

halaman 15 dari 86

16.10. Pengajuan informasi tambahan merupakan rincian atas penawaran harga yang telah disampaikan Terlapor II sebelum batas akhir penyerahan dokumen (tanggal 24 Februari 2010, pukul 16.00 WIB). Terlapor II tidak melakukan perubahan harga atas informasi tambahan yang diberikan; --- 16.11. Dengan demikian, Terlapor II telah menaati ketentuan dalam Instruksi Penawaran dengan menyampaikan semua dokumen yang dipersyaratkan Instruksi Penawaran dan hal tersebut dilakukan dalam batas waktu yang ditentukan dalam Instruksi Penawaran (24 Februari 2010, Pukul 16.00 WIB); 16.12. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Terlapor II telah menyampaikan dokumen yang dipersyaratkan dalam Instruksi Penawaran sesuai dengan batas waktu yang ditentukan; --- C. Terlapor II tidak pernah memperbaiki penawarannya setelah batas waktu penerimaan dokumen yaitu tanggal 24 Februari 2010 Pukul 16.00 WIB; --- 16.13. Berikut adalah tanggapan Terlapor II terhadap asumsi ketiga Tim Investigator, yaitu adanya pemberian kesempatan hanya kepada Terlapor II untuk memperbaiki penawarannya (butir 26.2, hal 8, LDP); --- 16.14. Menanggapi butir 26.2, hal 8, LDP, Terlapor II tidak pernah memperbaiki penawarannya. Sebagai catatan, ada peserta tender lain (yaitu PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya) yang diizinkan untuk mengajukan dokumen yang dipersyaratkan dalam Instruksi Penawaran setelah tanggal batas penyerahan dokumen 24 Februari 2010 pukul 16.00 WIB tersebut (vide C40). Berikut kutipan vide C40 yaitu Surat dari PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya kepada Terlapor I tertanggal 15 Maret 2010; --- “Adapun mengenai daftar pelanggan perusahaan yang dibuktikan dengan

kontrak tidak dapat kami sampaikan hari ini”.

Padahal, Instruksi Penawaran (bagian 8, hal 8 s.d. 9, vide C37) mempersyaratkan para peserta tender untuk menyerahkan dokumen asli customer list; ---

(16)
(17)

halaman 17 dari 86

E. Terlapor II tidak mengetahui hubungan dan komunikasi antara PT Mitragalang Usaha Sejati dengan Terlapor I; --- 16.20. Berikut adalah tanggapan Terlapor II terhadap asumsi kelima Tim Investigator, yaitu bahwa terdapat tindakan diskriminatif terhadap PT Mitragalang Usaha Sejati dalam evaluasi teknis dan bisnis (butir 26.7, hal 8, LDP); --- 16.21. Terlapor II adalah peserta tender dan tidak pernah mengetahui hubungan dan komunikasi antara PT Mitragalang Usaha Sejati dengan Terlapor I. Terlapor II juga tidak mengetahui alasan penolakan Terlapor I atas penawaran dari PT Mitragalang Usaha Sejati karena Terlapor II tidak mengetahui komunikasi antara Terlapor I dengan peserta tender lain; --- 16.22. Oleh karena itu, asumsi kelima Tim Investigator tidak relevan dengan adanya dugaan pelanggaran oleh Terlapor II; --- 16.23. Dengan tidak terbuktinya asumsi-asumsi tersebut, maka tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa Terlapor II telah melanggar Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999. Oleh karena itu, Terlapor II memohon agar Majelis Komisi Perkara Nomor 05/KPPU-L/2011 menghentikan pemeriksaan terhadap Terlapor II dan menyatakan Terlapor II tidak melanggar Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999. --- 17. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Pendahuluan, Majelis Komisi menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan yang disampaikan kepada Rapat Komisi; --- 18. Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan

(18)

21. Menimbang bahwa Ketua Majelis Komisi Perkara Nomor 05/KPPU-L/2011 menerbitkan Keputusan Majelis Komisi Nomor 15/KMK/Kep/VI/2011 tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 05/KPPU-L/2011, yaitu dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal 13 Juni 2011 sampai dengan tanggal 13 September 2011 (vide A58); --- 22. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Pemberitahuan Pemeriksaan Lanjutan, Petikan Penetapan Pemeriksaan Lanjutan, Petikan Keputusan Majelis Komisi tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Lanjutan, dan Surat Panggilan Sidang Majelis Komisi kepada para Terlapor (vide A56, A59, A63, A68, A100, A101); --- 23. Menimbang bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan alat-alat bukti berupa Keterangan Saksi, Keterangan Ahli, dan Surat dan/atau Dokumen yang diajukan oleh pihak Investigator sebagai berikut: --- 23.1. Keterangan Saksi: Sdr. Richardin Syarif (PT Sarana Multi Lestari), Sdr. Maringan Sihombing (PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya), Sdri. Dewi Hartati (PT Mitragalang Usaha Sejati), Sdr. H. Burhanuddin Siregar (PT Ayana Nugraha), Sdr. Sahala Hasoloan Sijabat, Sdr. Daswirman Damanhuri (PT Indonesia Asahan Alumunium), Sdr. Azwan Mansyur (PT Duet Pratama Samudera); --- 23.2. Keterangan Ahli: Sdr. Drs. Slamet Widoyo, Direktur Jenderal Perhubungan Laut; --- 23.3. Surat dan/atau Dokumen: --- 23.3.1. Laporan Dugaan Pelanggaran (vide A36.2); --- 23.3.2. Berita Acara Penyelidikan Terlapor I (vide B2, B8); --- 23.3.3. Berita Acara Penyelidikan Saksi Pelapor (vide B4); --- 23.3.4. Berita Acara Penyelidikan Saksi PT Ayana Nugraha (vide B5); --- 23.3.5. Berita Acara Penyelidikan Saksi PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya (vide B6); --- 23.3.6. Berita Acara Penyelidikan Saksi PT Mitragalang Usaha Sejati (vide

(19)

halaman 19 dari 86

23.3.9. Berita Acara Pemeriksaan Ahli Direktur Jenderal Perhubungan Laut Drs. Slamet Widoyo (vide B25); --- 23.3.10. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Daswirman Damanhuri (vide B37); 23.3.11. Berita Acara Penyerahan Kesimpulan Investigator (vide B43); --- 23.3.12. Kronologis Tender Inalum (vide C5); --- 23.3.13. Surat Permintaan Penawaran Harga PT Ayana Nugraha, PT Gemar

Nugraha, PT Sarana Multi Lestari, PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya, PT Mitragalang Usaha Sejati, PT Duet Pratama Samudera (vide C7); --- 23.3.14. Instruksi Penawaran Harga PT Indonesia Asahan Alumunium (vide

C8); --- 23.3.15. Minutes of Opening Quotation PT Indonesia Asahan Alumunium (vide C9); --- 23.3.16. Dokumen Penawaran PT Mitragalang Usaha Sejati (vide C10); --- 23.3.17. Dokumen Penawaran PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya (vide

C11); --- 23.3.18. Dokumen Penawaran PT Gemar Nugraha (vide C12); --- 23.3.19. Dokumen Penawaran PT Ayana Nugraha (vide C13); --- 23.3.20. Dokumen Penawaran PT Sarana Multi Lestari (vide C14); --- 23.3.21. Dokumen penawaran PT Duet Pratama Samudera (vide C15); --- 23.3.22. Dokumen undangan klarifikasi teknis pembongkaran bahan baku

utama (vide C16); --- 23.3.23. Dokumen evaluasi bersama tender pembongkaran bahan baku utama dari PT Indonesia Asahan Alumunium (vide C17); --- 23.3.24. Dokumen undangan klarifikasi dari PT Indonesia Asahan Alumunium kepada PT Duet Pratama Samudera (vide C18); --- 23.3.25. Dokumen tender pembongkaran bahan baku utama PT Mitragalang

(20)

23.3.29. Dokumen jawaban PT Indonesia Asahan Alumunium kepada PT Mitragalang Usaha Sejati (vide C28); --- 23.3.30. Perubahan Akta PT Mitragalang Usaha Sejati (vide C30); --- 23.3.31. Dokumen tanggapan PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya terhadap hasil tender PT Indonesia Asahan Alumunium (vide C40); --- 23.3.32. Dokumen evaluasi detail tender pembongkaran bahan baku utama dari PT Indonesia Asahan Alumunium (vide C41); --- 23.3.33. Dokumen Permintaan harga PT Mitragalang Usaha Sejati (vide C44); --- 23.3.34. Instruksi Penawaran Pekerjaan Pembongkaran Bahan Baku Utama (vide C46); --- 23.3.35. Surat Pemberitahuan Kelengkapan Laporan (vide C52); --- 23.3.36. Dokumen Kesimpulan Investigator (vide C57). --- 24. Menimbang bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan alat-alat bukti berupa Surat dan/atau Dokumen yang diajukan oleh Terlapor Isebagai berikut: --- 24.1. Berita Acara Penyerahan Kesimpulan PT Indonesia Asahan Alumunium (vide B43); --- 24.2. Dokumen Kesimpulan PT Indonesia Asahan Alumunium (vide C58). --- 25. Menimbang bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan alat-alat bukti berupa Surat dan/atau Dokumen yang diajukan oleh Terlapor IIsebagai berikut: --- 25.1. Keterangan Saksi: Sdr. Sahala Hasoloan Sijabat (PT Indonesia Asahan Alumunium; --- 25.2. Keterangan Ahli: Sdr. H. Arlen Sitompul, Sekretaris Umum DPP Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia; --- 25.3. Surat dan/atau Dokumen: --- 25.3.1. Berita Acara Penyelidikan Saksi PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya (vide B6); --- 25.3.2. Berita Acara Penyelidikan Saksi PT Mitragalang Usaha Sejati (vide

(21)

halaman 21 dari 86

25.3.5. Berita Acara Ahli Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Drs. Slamet Widoyo) (vide B25); --- 25.3.6. Berita Acara Ahli Sekretaris Umum DPP Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (H. Arlen Sitompul) (vide B26); --- 25.3.7. Berita Acara Saksi Azwan Mansyur PT Duet Pratama Samudera (vide B31); --- 25.3.8. Berita Acara Saksi Sahala Hasoloan Sijabat PT Indonesia Asahan Alumunium (vide B32); --- 25.3.9. Berita Acara Penyerahan Kesimpulan PT Duet Pratama Samudera (vide B43); --- 25.3.10. Dokumen Penawaran PT Mitragalang Usaha Sejati (vide C10); --- 25.3.11. Dokumen Penawaran PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya (vide

C11); --- 25.3.12. Dokumen Penawaran PT Gemar Nugraha (vide C12); --- 25.3.13. Dokumen Penawaran PT Ayana Nugraha (vide C13); --- 25.3.14. Dokumen Penawaran PT Sarana Multi Lestari (vide C14); --- 25.3.15. Dokumen penawaran PT Duet Pratama Samudera (vide C15); --- 25.3.16. Dokumen Undangan Klarifikasi Teknis Pembongkaran Bahan Baku

(22)

26.2. Bahwa menurut Saksi saat Aanwizjing Terlapor I menyampaikan batas akhir pemasukan dokumen penawaran adalah tanggal 24 Februari 2010 pukul 24.00 WIB; --- 26.3. Bahwa Saksi mendengar informasi dari Sdr. Jefri Iskandar (salah satu Panitia tender) bahwa ada beberapa peserta yang memasukkan dokumen penawaran setelah tanggal 24 Februari 2010, tersebut adalah Terlapor II; --- 26.4. Bahwa Sdr. Jefri Iskandar mengatakan kepada Saksi bahwa alasan Panitia menerima dokumen penawaran milik Terlapor II tersebut adalah sesuai dengan instruksi Direktur yang menyatakan dokumen penawaran harus diterima; --- 26.5. Bahwa sebelum pengumuman pemenang, Saksi sudah mendengar informasi

mengenai calon pemenang tender dari seorang teman dari Polda Jakarta . Calon pemenang I adalah PT Mitragalang Sejati dan calon pemenang II adalah PT Ayana Nugraha; --- 26.6. Bahwa Saksi menyatakan setelah mengetahui pemenang tender dari Polda Sumatera Utara dan melihat langsung dokumen yang ada kemudian bertemu dengan salah satu Panitia tender yaitu Jefri Iskandar di Hotel; --- 26.7. Bahwa dalam pertemuan tersebut, Sdr. Jefri Iskandar menyampaikan kepada Saksi akan adanya perubahan hasil evaluasi tender yaitu penilaian yang berubah terhadap angka-angka yang diberikan sesuai perintah Direktur Bisnis Terlapor I yaitu S. Sijabat; --- 26.8. Bahwa Saksi mengajukan keberatan terhadap Terlapor I sebagai pihak

(23)

halaman 23 dari 86

26.12. Bahwa pelaksanaan bongkar muat di PT Indonesia Asahan Alumunium mengacu pada Pasal 9 KM 35 Tahun 2007 yang memuat 2 shift sedangkan menurut ketentuan KM 35 Tahun 2007 terdapat 3 shift dimana 1 shift adalah 8 jam. --- 27. Menimbang bahwa pada tanggal 13 Juni 2011, Majelis Komisi melaksanakan

(24)
(25)

halaman 25 dari 86

(26)

31.2. Bahwa KM 35 Tahun 2007 berlaku pada cargo, namun terdapat pengecualiannya yaitu terhadap barang-barang muatan cair, barang-barang kering yang dibongkar dengan conveyer dan barang-barang bawaan penumpang kapal Roll on Roll off; --- 31.3. Bahwa perhitungan tarif dengan menggunakan ketentuan KM 35 Tahun 2007 untuk jenis kegiatan bongkar muat dengan conveyer adalah tidak sesuai; --- 31.4. Bahwa dalam Pasal 14 KM 35 Tahun 2007 pedoman tarif yang diatur bertolak belakang dengan tender pembongkaran yang menggunakan conveyer; ---

(27)

halaman 27 dari 86

32.5. Bahwa instruksi penawaran yang menyebutkan jam kerja dibagi menjadi 2 shiff tidak bertentangan dengan ketentuan KM 35 Tahun 2007; ---

32.6. Bahwa di dalam ketentuan KM 35 Tahun 2007 terdapat kemungkinan perubahan perhitungan tarif dan perubahan jumlah shift dengan mempertimbangkan dan menyesuaikan kondisi dari pelabuhan yang ada. --- 33. Menimbang bahwa pada tanggal 13 September 2011, Majelis Komisi melaksanakan Sidang Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Saksi Sdr. Azwan Mansyur (Direktur Terlapor II), yang pada pokoknya Majelis Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (vide B31): --- 33.1. Bahwa Saksi berinisiatif menelepon dan mengajak Sdr. Manambos Sitorus dan Sdr. Maringan Sihombing yang sudah lama saling kenal; --- 33.2. Bahwa pembicaraan dalam telepon tersebut adalah masalah tender di PT Indonesia Asahan Alumunium. Saksi ingin mengetahui seluk beluk tender di PT Indonesia Asahan Alumunium; --- 33.3. Bahwa Saksi mengaku pernah bertemu dengan Sdr. Manambos Sitorus di Restoran Traiders Medan. Pertemuan tersebut membicarakan mengenai tender dan kemungkinan peluang untuk bekerjasama untuk menjalankan pekerjaan yang ditenderkan tersebut; --- 33.4. Bahwa Saksi menyatakan dalam pertemuan tersebut tidak ada pembicaraan untuk mengatur tender; --- 33.5. Bahwa dalam pertemuan tersebut (di Restoran Traiders Medan) hadir Sdr.

(28)
(29)

halaman 29 dari 86

(30)
(31)

halaman 31 dari 86

(32)

43.1.3. Bahwa dalam surat permintaan penawaran dan instruksi penawaran, batas akhir pemasukan dokumen penawaran ditetapkan pada tanggal 24 Februari 2010 pukul 16.00 WIB. Penyerahan setelah jadwal tersebut tidak diperkenankan dan penawaran yang bersangkutan dianggap batal. Pada tanggal 24 Februari 2010 PT Gemar Nugraha, PT Ayana Nugraha, PT Duet Pratama Samudera (Terlapor II), PT Sarana Multi Lestari, PT Mitragalang Usaha Sejati dan PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya memasukkan dokumen penawaran (vide B6, B7, B8, B9, C10, C11, C12, C13, C14, C15); -- 43.1.4. Bahwa pada tanggal 10 Maret 2010, Terlapor I meminta PT PBM Mitra Kuala Asahan untuk melengkapi dokumen administrasi berupa: daftar pelanggan dan sertifikat tenaga ahli bongkar muat. Pada tanggal 15 Maret 2010, PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya menyampaikan kelengkapan dokumen sebagaimana diminta oleh Terlapor I (vide B6, C19, C38); --- 43.1.5. Bahwa pada tanggal 24 Maret 2010, dilakukan pembukaan dokumen penawaran dengan hasil pembukaan penawaran sebagai berikut (vide B2, C5, C9, C17): ---

No. Nama Perusahaan Harga satuan/MT 1 PT Gemar Nugraha Rp. 13.081 (Alumina, CPC, CTP) 2 PT Ayana Nugraha Rp. 9.500 (Alumina, CPC, CTP) 3 PT Duet Pratama Samudera Rp. 11. 430 (Alumina, CPC, CTP) 4 PT Sarana Multi Lestari Rp. 9.600 (Alumina, CPC, CTP)

5

PT Mitragalang Usaha Sejati (Various) Mean = Rp. 3.657,40/MT

Rp. 3.300 (alumina) Rp. 4.600 (CPC) Rp. 6.400 (CTP)

6 PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya Rp. 9.000 (Alumina, CPC, CTP)

(33)

halaman 33 dari 86

Arif Waskito. Ranking dan hasil nilai evaluasi adalah sebagai berikut (vide C52): ---

Ranking Peserta Total Nilai

1 PT Mitragalang Usaha Sejati 85.50 2 PT Ayana Nugraha 75.97 3 PT Gemar Nugraha 74.79 4 PT PBM Mitra Kuala Asahan 69.22 5 PT Sarana Multi Lestari 67.08 6 PT Duet Pratama Samudera 39.20

(34)

43.1.13. Bahwa pada tanggal 17 Mei 2010, Terlapor I mengundang PT Mitragalang Usaha sejati sebagai penawar terendah untuk melakukan klarifikasi teknis pembongkaran bahan baku utama. Pada tanggal 18 Mei 2010 dilakukan klarifikasi terhadap PT Mitragalang Usaha Sejati. Latar belakang dilakukan klarifikasi adalah berdasarkan hasil evaluasi penawaran peserta dan perlu dilakukan klarifikasi kepada nominasi pemenang tender (vide B7, B8, C5, C16); --- 43.1.14. Bahwa ranking dan nilai hasil evaluasi teknis dan bisnis tanggal 19 Mei 2010 adalah sebagai berikut (vide C5, C17, C41): ---

No. Perusahaan Bisnis Teknis Total

1 PT Mitragalang Usaha Sejati 80.00 7.50 87,50 2 PT Duet Pratama Samudera 61,20 10.00 71,20 3 PT Gemar Nugraha 39,79 15.00 54,79 4 PT Ayana Nugraha 43,47 10.00 53,47 5 PT Sarana Multi Lestari 35,83 11.25 47.08 6 PT PBM Mitra Kuala Asahan 41,72 5.00 46,72

(35)

halaman 35 dari 86

(36)
(37)

halaman 37 dari 86

(38)

berupa rincian sehingga hasil evaluasi menjadi berubah sebagaimana ditunjukkan oleh fakta adanya 2 (dua) hasil evaluasi yaitu tanggal 29 Maret 2010 dan tanggal 19 Mei 2010; --- 3. Bahwa kesempatan yang diperoleh Terlapor II dari Terlapor I untuk menambahkan rincian penawaran harga yang mempengaruhi hasil penilaian tersebut di atas diberikan setelah Direktur Bisnis Terlapor I mengetahui hasil evaluasi tanggal 29 Maret 2010 yang menghasilkan Terlapor II pada ranking nomor 6 (enam) atau terakhir; --- 4. Bahwa berdasarkan hasil evaluasi ulang tanggal 19 Mei 2010, Terlapor II menempati ranking kedua. Faktor utama yang mempengaruhi hasil evaluasi adalah berdasarkan rincian harga yang ditambahkan oleh Terlapor II setelah penutupan pemasukan penawaran; --- 5. Bahwa faktor utama yang merubah hasil evaluasi sehingga menempatkan Terlapor II pada ranking kedua adalah penilaian terhadap kesesuaian struktur perhitungan dengan KM 35 Tahun 2007 sebagaimana perbandingan fakta hasil penilaian tanggal 29 Maret 2010 dengan tanggal 19 Mei 2010 sebagai berikut: ---

Peserta Evaluasi 29 Maret 2010

Evaluasi 19 Mei 2010 PT Mitragalang Usaha Sejati 1 1

PT Ayana Nugraha 1 0

PT Gemar Nugraha 1 0

PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya 1 0

PT Sarana Multi Lestari 1 0

PT Duet Pratama Samudera 0 1

(39)

halaman 39 dari 86

(40)
(41)

halaman 41 dari 86

(42)
(43)

halaman 43 dari 86

(44)
(45)

halaman 45 dari 86

(46)

dalam bisnis jasa bongkar muat dan oleh karenanya tidak memperhitungkan untung yang besar. Saksi Dewi Hartati menyatakan bahwa selama PT Mitragalang bisa “masuk” ke dalam bisnis tersebut, PT Mitragalang tidak bermasalah dengan tingkat keuntungan yang kecil. Hal ini yang menjadi alasan PT Mitragalang menerapkan harga penawaran yang rendah yang kemudian menjadi alasan penolakan Terlapor I; --- 45.3. Tim Investigator gagal membuktikan unsur-unsur Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999; --- 45.3.1. Patut dicatat bahwa dalil pokok Tim Investigator adalah adanya

pelanggaran Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999, yaitu Terlapor I dan Terlapor II bersekongkol untuk memenangkan Terlapor II dalam tender Pembongkaran Bahan Baku Utama di PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung Kabupaten Batubara Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010. Persekongkolan yang dimaksud Tim Investigator adalah persekongkolan vertikal. Dengan kata lain, Tim Investigator tidak menjerat Terlapor II berdasarkan adanya dugaan persekongkolan horizontal, misalnya di antara Terlapor II dengan peserta tender lain: --- 45.3.2. Berdasarkan kutipan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999,

(47)

halaman 47 dari 86

antara Terlapor I dan Terlapor II, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Pemaparan Tim Investigator dalam LDP sangat sumir. Dalam pemeriksaan saksi dan ahli pun, Tim Investigator gagal membuktikan unsur “bersekongkol”; --- 45.3.4.2. Unsur pokok Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 adalah “bersekongkol”. Persekongkolan didefinisikan dalam Pasal 1 angka 8 UU No. 5 Tahun 1999 sebagai berikut: --

“Persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan maksud untuk menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol.”

(48)
(49)

halaman 49 dari 86

(50)

6. Berikut penjabarannya: --- - Pasal 184 KUHAP: --- “(1) Alat bukti yang sah ialah: (c) keterangan saksi; (d) keterangan ahli; (e) surat; (f) petunjuk; (g) keterangan terdakwa”.

- Pasal 42 UU No. 5 Tahun 1999:

“Alat-alat bukti pemeriksaan Komisi berupa: (a) keterangan saksi; (b) keterangan ahli; (c) surat dan atau dokumen; (d) petunjuk; (e) keterangan pelaku usaha’.

(51)

halaman 51 dari 86

(52)

beban pembuktian sebagai berikut. Tim Investigator harus membuktikan bahwa “kerjasama” tersebut (hal mana kami sangkal) dimaksudkan untuk mengatur pemenang tender. Dengan kata lain, suatu kerjasama tidak melanggar Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 bila kerjasama tersebut tidak dimaksudkan dan tidak menghasilkan pengaturan pemenang tender. Tim Investigator harus membuktikan bahwa kerjasama tersebut memang menghasilkan pemenang tender tertentu yang bila diukur secara obyektif tidak pantas memenangkan tender tersebut; --- 45.3.4.12. Berikut adalah hal-hal yang gagal dibuktikan Tim Investigator. Sebaliknya, dalil-dalil di bawah membuktikan bahwa tuduhan Tim Investigator tidak berdasar: --- Tidak ada diskriminasi yang menguntungkan Terlapor II; --- 45.3.4.13. Dalil Tim Investigator bahwa terdapat tindakan diskriminatif yaitu hanya Terlapor II yang diberikan kesempatan untuk menyerahkan dokumen klarifikasi setelah tanggal 24 Februari 2010 adalah tidak tepat; --- 45.3.4.14. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa ada peserta tender lain (yaitu PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya) yang bahkan diizinkan untuk mengajukan dokumen yang dipersyaratkan dalam Instruksi Penawaran setelah tanggal batas penyerahan dokumen 24 Februari 2010 pukul 16.00 WIB tersebut (Vide C40). Berikut kutipan vide C40 yaitu Surat dari PT PBM Mitra Kuala Asahan

(53)

halaman 53 dari 86

Patut dicatat bahwa Terlapor II diberikan kesempatan mengajukan dokumen klarifikasi, bukan dokumen yang dipersyaratkan dalam Instruksi Penawaran; --- 45.3.4.15. Padahal, Instruksi Penawaran (bagian 8, hal 8 s.d. 9, vide C37) mempersyaratkan para peserta tender untuk menyerahkan dokumen asli customer list. Dengan kata lain, PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya bahkan diberikan kesempatan untuk mengajukan dokumen setelah tanggal 24 Februari 2010 pukul 16.00 WIB dan bukan hanya sekedar klarifikasi, dokumen mana seharusnya diserahkan pada tanggal 24 Februari 2010; --- 45.3.4.16. Selain PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya, PT Mitragalang Usaha Sejati juga diizinkan untuk mengajukan dokumen yang dipersyaratkan dalam Instruksi Penawaran setelah tanggal batas penyerahan dokumen 24 Februari 2010 (vide C16). Vide C16 adalah surat tanggal 17 Mei 2010 yang dikirimkan Terlapor I kepada PT Mitragalang Usaha Sejati. Vide C16 membuktikan bahwa PT Mitragalang Usaha Sejati juga diberikan kesempatan mengajukan dokumen setelah tanggal batas penyerahan dokumen, yaitu 24 Februari 2010; --- 45.3.4.17. Hal tersebut di atas telah diakui oleh Direktur Utama PT Mitragalang Usaha Sejati sebagaimana tercatat dalam vide B7, keterangan saksi Dewi Hartati (selaku Direktur

(54)
(55)

halaman 55 dari 86

(56)

menggunakan asumsi 1 shift = 7 jam dan 1 shift = 8 jam). Berikut adalah rinciannya: --- a. PT Mitragalang Usaha Sejati menggunakan asumsi 1 shift = 8 jam (vide C10); --- b. PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya menggunakan asumsi 1 shift = 7 jam (vide C11); --- c. PT Gemar Nugraha Kuala Tanjung menggunakan asumsi 1 shift = 7 jam (vide C12); --- d. PT Ayana Nugraha menggunakan asumsi 1 shift = 7 jam (vide C13); ---

(57)

halaman 57 dari 86

(58)

sementara peserta tender lainnya yang pantas menang, namun dikalahkan; --- 45.4.3. Dalil tersebut tidak tepat berdasarkan 3 (tiga) alasan: --- 1. Pertama, Peserta Tender Lain menggunakan Lampiran KM 35 Tahun 2007, padahal Lampiran KM 35 Tahun 2007 tidak berlaku dalam perkara a quo; --- 2. Kedua, Peserta Tender Lain tidak menggunakan satuan yang sama dalam perhitungan tarif. Biaya buruh menggunakan rupiah/gang/shift sedangkan produktifitas menggunakan metrik ton/gang/jam, seharusnya menggunakan satuan yang sama sehingga produktifitas metrik ton/gang/shift; --- 3. Ketiga, Peserta Tender Lain menggunakan standar 3 shift sementara Instruksi Penawaran mewajibkan penggunaan standar 2 shift.--- Alasan pertama: --- 45.4.4. Peserta Tender Lain menggunakan Lampiran KM 35 Tahun 2007, padahal Lampiran KM 35 Tahun 2007 tidak berlaku dalam perkara a quo. Penjelasannya terdapat pada presentasi Protasius Siboro

(59)

halaman 59 dari 86

(60)

Manager Divisi Bisnis Terlapor I) dan saksi Drs. Deddy Pandapotan T. (Sekretaris Perusahaan Terlapor I), jawaban atas pertanyaan ke-12; --- 45.4.13. Walaupun Terlapor II bukan penawar dengan harga terendah, namun Terlapor II dinilai telah memenuhi persyaratan penilaian teknis dan bisnis dengan baik yang oleh karenanya dinilai Panitia tender sebagai peserta dengan ranking II; --- Alasan ketiga; --- 45.4.14. Peserta Tender Lain menggunakan standar perhitungan 3 shift sementara Instruksi Penawaran mewajibkan penggunaan standar perhitungan 2 shift (vide C37, hal 1);--- 45.4.15. Bahwa dalam perkara a quo yang tepat adalah penggunaan 2 shift

(61)

halaman 61 dari 86

45.6. Kesalahan/cacat prosedur dalam proses pemeriksaan kasus a quo; --- A. Tidak adanya kesempatan bagi Terlapor II untuk memeriksa

bukti-bukti yang dipakai untuk menjerat Terlapor II; --- 45.6.1. Salah satu prinsip pokok dalam hukum acara adalah adanya kesempatan yang sama untuk memeriksa bukti-bukti (“fair hearing”). Dalam kasus a quo, Terlapor II bahkan tidak diberikan

(62)
(63)

halaman 63 dari 86

(64)
(65)

halaman 65 dari 86

Muat telah dicatat dalam BAP yang telah diakui kebenarannya serta masing-masing telah ditandatangani oleh yang bersangkutan (vide B1 s.d. B43); --- 48. Menimbang bahwa dalam Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan serta perpanjangannya, Majelis Komisi telah mendapatkan, meneliti dan menilai sejumlah surat dan atau dokumen, BAP serta bukti-bukti lain yang telah diperoleh selama pemeriksaan dan penyelidikan; --- 49. Menimbang bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan alat-alat bukti berupa surat dan atau dokumen yang diajukan oleh pihak Investigator dan para Terlapor; --- 50. Menimbang bahwa selanjutnya, Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 75/KPPU/Pen/X/2011 tanggal 26 Oktober 2011 tentang Musyawarah Majelis Komisi Perkara Nomor 05/KPPU-L/2011 terhitung sejak tanggal 26 Oktober 2011 sampai dengan tanggal 06 Desember 2011 (vide A146); --- 51. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Sidang Majelis Komisi, Komisi menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 224/KPPU/Kep/X/2011 tanggal 26 Oktober 2011 tentang Penugasan Anggota Komisi Sebagai Majelis Komisi dalam Musyawarah Majelis Komisi Perkara Nomor 05/KPPU-L/2011 (vide A147); --- 52. Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Komisi menilai telah mempunyai bukti dan

penilaian yang cukup untuk mengambil keputusan. ---

TENTANG HUKUM

(66)
(67)

halaman 67 dari 86

1.5. Bahwa faktor utama yang merubah hasil evaluasi sehingga menempatkan Terlapor II pada ranking kedua adalah penilaian terhadap kesesuaian struktur perhitungan dengan KM 35 Tahun 2007 sebagaimana perbandingan fakta hasil penilaian tanggal 29 Maret 2010 dengan tanggal 19 Mei 2010 sebagai berikut: ---

Peserta Evaluasi

29 Maret 2010

Evaluasi 19 Mei 2010

PT Mitragalang Usaha Sejati 1 1

PT Ayana Nugraha 1 0

PT Gemar Nugraha 1 0

PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya 1 0 PT Sarana Multi Lestari 1 0 PT Duet Pratama Samudera 0 1

(68)

membangun dan mengusahakan pabrik peleburan alumunium (alumunium smelter) untuk menghasilkan membuat dan mengolah alumunium produk

(69)

halaman 69 dari 86

(70)

4.3.1.5. Bahwa Majelis Komisi berpendapat, adanya pertemuan antara Sdr. Azwan Mansyur (Direktur Terlapor II), Sdr. Manambos Sitorus (Komisaris PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya), Sdr. Siboro (Direktur Utama Terlapor II), dan Sdr. Sitor Panjaitan (Manager Terlapor I) di Restoran Traiders Medan yang diakui oleh Sdr. Azwan Mansyur merupakan hal yang tidak wajar mengingat pembicaraan dalam pertemuan --walaupun tidak ada kesepakatan-- tersebut adalah penjajakan kerjasama antara Terlapor II dengan PT PBM Mitra Kuala Asahan Jaya;--- 4.3.1.6. Bahwa Majelis Komisi menilai, adanya komunikasi baik berupa telepon ataupun pertemuan --walaupun tidak ada kesepakatan-- diantara sesama peserta tender atau antara peserta tender dengan pemilik/pemberi pekerjaan merupakan salah satu indikasi adanya pengaturan di dalam tender; --- 4.3.1.7. Bahwa Majelis Komisi menyimpulkan, adanya pertemuan antara Sdr. Azwan Mansyur, Sdr. Manambos Sitorus, Sdr. Siboro, dan Sdr. Sitor Panjaitan di Restoran Traiders Medan merupakan upaya pengaturan dan menghindari persaingan dalam perkara a quo, namun mengingat pertemuan tersebut tidak menghasilkan sebuah kesepakatan maka pertemuan tidak serta merta menjadikan Terlapor II menang dalam tender. --- 4.3.2. Tentang adanya pemberian kesempatan dari Terlapor I kepada

(71)

halaman 71 dari 86

(72)

4.3.2.4. Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh selama proses pemeriksaan, ditemukan hal-hal sebagai berikut: ----1. Bahwa batas akhir pemasukan dokumen penawaran

(73)

halaman 73 dari 86

(74)
(75)

halaman 75 dari 86

4. Terlapor II menggunakan asumsi 2 shifts untuk 1 hari kerja (sesuai Instruksi Penawaran) (vide C15), sementara peserta lain menggunakan asumsi 3 shifts untuk 1 hari kerja (ada peserta yang menggunakan asumsi 1 shift = 7 jam dan 1 shift = 8 jam). --- 4.3.3.4. Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh selama proses pemeriksaan, ditemukan hal-hal sebagai berikut: ----1. Bahwa KM 35 Tahun 2007 berlaku pada cargo,

namun terdapat pengecualiannya yaitu terhadap barang-barang muatan cair, barang-barang kering yang dibongkar dengan conveyer dan barang-barang bawaan penumpang kapal Roll on Roll off; ---2. Bahwa perhitungan tarif dengan menggunakan

ketentuan KM 35 Tahun 2007 untuk jenis kegiatan bongkar muat dengan conveyer adalah tidak sesuai. --3. Bahwa KM 35 Tahun 2007 memungkinkan adanya

perubahan tarif yang disesuaikan dengan kondisi lokal (ukuran-ukuran lokal). Hal tersebut merupakan tanggung jawab dari PBM; ---4. Bahwa instruksi penawaran yang menyebutkan jam

kerja dibagi menjadi 2 shiff tidak bertentangan dengan ketentuan KM 35 Tahun 2007.---5. Bahwa di dalam ketentuan KM 35 Tahun 2007

terdapat kemungkinan perubahan perhitungan tarif dan perubahan jumlah shift dengan mempertimbangkan dan menyesuaikan kondisi dari pelabuhan yang ada.---4.3.3.5. Bahwa Majelis Komisi sependapat dengan keterangan

(76)

4.3.3.6. Bahwa Majelis Komisi sependapat dengan keterangan Ahli bahwa KM 35 Tahun 2007 memungkinkan adanya perubahan tarif yang disesuaikan dengan kondisi lokal (ukuran-ukuran lokal), sehingga instruksi penawaran yang menyebutkan jam kerja dibagi menjadi 2 shiff tidak bertentangan dengan ketentuan KM 35 Tahun 2007; --- 4.3.3.7. Bahwa Majelis Komisi menilai, Terlapor I seharusnya memberikan arahan yang lebih teknis di dalam instruksi penawarannya dalam menghitung struktur tarif, sehingga tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda terhadap para peserta tender; --- 4.3.3.8. Bahwa Majelis Komisi menyimpulkan, ketidakcermatan yang dilakukan Terlapor I dalam penilaian struktur tarif terjadi karena tidak adanya ukuran-ukuran yang jelas dalam instruksi penawarannya dalam menghitung struktur tarif, dan bukan dalam upaya menguntungkan Terlapor II. - 4.3.4. Tentang adanya tindakan diskriminatif terhadap PT Mitragalang

(77)

halaman 77 dari 86

(78)

evaluasi tanggal 29 Maret 2010 adalah dokumen yang salah; --- 5. Bahwa perbedaan diantara kedua dokumen hasil evaluasi tersebut adalah karena adanya kesalahan beberapa penawar yang menghitung biaya per-shift sementara menghitung produktifitas per-jam, yang seharusnya antara pembagi dengan penyebut sistem satuannya harus sama. --- 4.3.4.5. Bahwa Majelis Komisi berpendapat, harusnya tim evaluator Terlapor I teliti dan jeli sehingga dapat menemukan perbedaan perhitungan dari para peserta tender sejak evaluasi pertama (tanggal 29 Maret 2010), sehingga apabila dilakukan evaluasi ulang akan menghasilkan rangking yang sama; --- 4.3.4.6. Bahwa Majelis Komisi menilai, ketidaktelitian dan ketidakjelian tim evaluator Terlapor I dalam melakukan evaluasi merupakan kelalaian, namun digugurkannya PT Mitragalang Usaha Sejati dalam evaluasi teknis dan bisnis terjadi karena perusahaan tersebut menawarkan harga yang sangat rendah karena adanya komponen yang tidak dimasukkan; --- 4.3.4.7. Bahwa Majelis Komisi menyimpulkan tidak terdapat tindakan diskriminatif terhadap PT Mitragalang Usaha Sejati dalam evaluasi teknis dan bisnis yang dilakukan oleh Terlapor I. --- 5. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999; --- 5.1. Menimbang bahwa Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 berbunyi sebagai berikut: -- “Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang lelang sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”.

(79)

halaman 79 dari 86

5.2.1. Unsur Pelaku Usaha; --- 5.2.1.1. Bahwa yang dimaksud pelaku usaha berdasarkan Pasal 1 angka 5 UU No. 5 Tahun 1999 adalah: --- “Orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi”.

5.2.1.2. Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam perkara a quo adalah PT Indonesia Asahan Alumunium dan PT Duet Pratama Samudera sebagaimana dimaksud dalam bagian Tentang Hukum Butir 2; --- 5.2.1.3. Bahwa dengan demikian unsur Pelaku Usaha terpenuhi. -- 5.2.2. Unsur Pihak Lain; --- 5.2.2.1. Bahwa yang dimaksud dengan Pihak Lain berdasarkan Pedoman Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 adalah: --- “para pihak (vertikal dan horizontal) yang terlibat dalam proses lelang yang melakukan persekongkolan lelang baik pelaku usaha sebagai peserta lelang dan atau subjek hukum lainnya yang terkait dengan lelang tersebut”.

5.2.2.2. Bahwa yang dimaksud pihak lain dalam perkara a quo adalah PT Indonesia Asahan Alumunium dan PT Duet Pratama Samudera sebagaimana dimaksud dalam Bagian Tentang Hukum butir 2; --- 5.2.2.3. Bahwa dengan demikian unsur pihak lain terpenuhi; --- 5.2.3. Unsur Bersekongkol; --- 5.2.5.1. Bahwa yang dimaksud dengan bersekongkol berdasarkan Pedoman Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 adalah: --- “Kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas inisiatif siapapun dan dengan cara apapun dalam upaya memenangkan peserta lelang tertentu”.

(80)

tidak terdapat bukti yang cukup terjadinya persekongkolan yang dilakukan oleh Terlapor I dan Terlapor II; --- 5.2.5.1. Bahwa dengan demikian unsur bersekongkol tidak terpenuhi. --- 5.2.4. Unsur Mengatur dan atau Menentukan Pemenang Tender: --- 5.2.4.1. Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, mengatur dan atau menentukan pemenang tender adalah: --- “suatu perbuatan para pihak yang terlibat dalam proses tender secara bersekongkol yang bertujuan untuk menyingkirkan pelaku usaha lain sebagai pesaingnya dan/atau untuk memenangkan peserta tender tertentu dengan berbagai cara. Pengaturan dan atau penentuan pemenang tender tersebut antara lain dilakukan dalam hal penetapan kriteria pemenang, persyarataan teknik, keuangan, spesifikasi, proses tender dan sebagainya”.

5.2.4.2. Bahwa berdasarkan analisis tentang persekongkolan sebagaimana diuraikan dalam Tentang Hukum butir 4, tidak terdapat bukti yang cukup terjadinya pengaturan dan atau menentukan pemenang tender yang dilakukan oleh Terlapor I dan Terlapor II; --- 5.2.4.3. Bahwa dengan demikian unsur mengatur dan atau menentukan pemenang tender tidak terpenuhi; --- 5.2.5. Unsur dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat; - 5.2.5.1. Bahwa yang dimaksud dengan persaingan usaha tidak sehat yang ditetapkan dalam Pasal 1 angka 6 UU No. 5 Tahun 1999 adalah: --- “Persaingan antara pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha”.

(81)

---halaman 81 dari 86

5.2.5.3. Bahwa dengan demikian, unsur persaingan usaha tidak sehat tidak terpenuhi. --- 6. Tentang Perilaku PT Indonesia Asahan Alumunium dalam Proses Pemeriksaan; --- 6.1. Bahwa Majelis Komisi telah memanggil secara patut Saksi Sahala Hasoloan Sijabat selaku Direktur Bisnis Terlapor I berdasarkan Surat Panggilan No. 374/KPPU/MK-PL/IX/2011 tanggal 07 September 2011, namun Saksi tidak hadir dengan mengirimkan permintaan reschedule untuk meminta diperiksa tanggal 23 September 2011. Saksi baru hadir setelah dipanggil secara patut berdasarkan Surat Panggilan II dengan Surat Panggilan No. 414/KPPU/MK-PL/IX/2011 tanggal 16 September 2011 (vide A103, A130, B27, B32, C54); -- 6.2. Bahwa Majelis Komisi telah memanggil secara patut Saksi Sitor Panjaitan

(82)
(83)

halaman 83 dari 86

Sdr. Drs. Deddy Pandapotan T. selaku Corporate Secretary Terlapor I untuk hadir dalam pemeriksaan. --- 6.6. Bahwa Saksi Sitor Panjaitan selaku Manager Terlapor I, Saksi Jefri Iskandar selaku Junior Manager Dept. SPM Terlapor I, dan Takasumi Gonda selaku Presiden Direktur Terlapor I sangat tidak kooperatif dengan tidak hadir selama proses pemeriksaan; --- 6.7. Bahwa Majelis Komisi memerintahkan pihak-pihak sebagaimana dimaksud di dalam point 6.6. untuk hadir sendiri tanpa diwakili oleh pihak manapun sebagaimana telah dinyatakan pada saat Sidang Majelis maupun di dalam surat resmi tertulis yang disampaikan kepada pihak-pihak yang bersangkutan (vide A85, A87, A118, A120, A123, A125, B36, B40); --- 6.8. Bahwa Majelis Komisi memperoleh informasi dari Saksi Jefri Iskandar bahwa

(84)

6.11. Bahwa Majelis Komisi berpendapat ketidakhadiran pihak-pihak sebagaimana dimaksud di dalam point 6.6. merupakan perbuatan melawan hukum oleh pimpinan perusahaan, dalam hal ini Presiden Direktur PT Indonesia Asahan Alumunium, dengan cara menolak diperiksa, menolak memberikan informasi yang diperlukan dalam pemeriksaan, dan menghambat proses pemeriksaan; --- 6.12. Bahwa Majelis Komisi menyimpulkan Presiden Direktur PT Indonesia Asahan Alumunium telah melanggar Pasal 41 jo. Pasal 48 ayat 3 UU No. 5 Tahun 1999: --- Pasal 41

(1) “Pelaku usaha dan atau pihak lain yang diperiksa wajib menyerahkan alat bukti yang diperlukan dalam penyelidikan dan atau pemeriksaan.

(2) Pelaku usaha dilarang menolak diperiksa, menolak memberikan informasi yang diperlukan dalam penyelidikan dan atau pemeriksaan, atau menghambat proses penyelidikan dan atau pemeriksaan.

(3) Pelanggaran terhadap ketentuan ayat (2), oleh Komisi diserahkan kepada penyidik untuk dilakukan penyidikan sesuai dengan ketentuan yang belaku”.

Pasal 48

(3) “Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 41 Undang-Undang ini diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), atau pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 3 (tiga) bulan”.

(85)

halaman 85 dari 86

(86)

MEMUTUSKAN

Menyatakan bahwa Terlapor I dan Terlapor II tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999; ---

Demikian putusan ini ditetapkan melalui musyawarah dalam Sidang Majelis Komisi pada hari Jumat tanggal 18 November 2011 dan dibacakan di muka persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 30 November 2011 oleh Majelis Komisi yang terdiri dari Ir. H. Tadjudin Noer Said sebagai Ketua Majelis Komisi; Dr. Ir. Benny Pasaribu, M.Ec dan Dr. Yoyo Arifardhani, S.H., M.M., LL.M. masing-masing sebagai Anggota Majelis Komisi, dengan dibantu oleh Retno Suprihandayani, SH. dan LinaRosmiati, SP. masing-masing sebagai Panitera.

Ketua Majelis Komisi, t.t.d.

Ir. H. Tadjuddin Noer Said.

Anggota Majelis Komisi, t.t.d.

Dr. Ir. Benny Pasaribu, M.Ec.

Anggota Majelis Komisi, t.t.d.

Dr. Yoyo Arifardhani, S.H., M.M., LL.M.

Panitera,

t.t.d.

Retno Suprihandayani, S.H.

t.t.d.

Lina Rosmiati, S.P.

Salinan sesuai dengan aslinya,

SEKRETARIAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Plt. Sekretaris Jenderal,

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini, Kamis tanggal Dua puluh delapan bulan Pebruari tahun Dua ribu tiga belas, bertempat di Ruang Subbagian Perlengkapan dan Instalasi Balai Besar

JUDUL: FOKLOR: PRAKTIK DAN NILAI BUDAYA LOKAL SEBAGAI STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER DI JAWA BARAT ANGGOTA:.. MAHASISWA S1

Belanja Jasa Perencanaan Pembuatan Tembok Pagar Kantor Dinas Pengelolaan Pasar.

Program yang diusulkan harus dapat menjawab permasalahan dan kondisi existing dalam evaluasi diri serta menunjukkan keterkaitan dengan program dan kegiatan dari

ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Barito Timur, Nomor 67 Tahun 2016 tanggal 01 Maret 2016 telah mengadakan Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) untuk Paket Pekerjaan melalui

• melandasi rasional untuk penetapan program pengembangan program studi yang akan memberikan dampak pada peningkatan kualitas akreditasi serta membangun..

Kedua orang tua tercinta yaitu Papa Sutoyo Wilianto dan Mama Indrawati yang selalu memberikan dukungan, doa serta materi sehingga pendidikan Apoteker di Profesi

nomor 15 pasal h dan pasal i, yaitu Surat Dukungan dari Agen tunggal/ Distributor resmi dimana didalam surat dukungan tersebut terdapat jaminan 100% baru, tanpa cacat, asli/