• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum BankIndonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum BankIndonesia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Ikhtisar

Perekonomian Indonesia pada Januari 2004 masih menunjukkan perkembangan yang stabil seperti pada tahun 2003 lalu. Hal ini diperlihatkan oleh penurunan laju inflasi, relatif stabilnya nilai tukar yang bahkan cenderung menguat dan penurunan uang primer yang diiringi dengan pergerakan suku bunga ke tingkat yang lebih rendah. Ke depan, laju inflasi diperkirakan masih akan menurun, nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan base money masih dapat terjaga. Namun demikian, kondisi pasar uang yang mengalami ekses likuiditas tetapi tidak diiringi oleh penyaluran kredit merupakan faktor resiko yang perlu diperhatikan. Faktor lain yang perlu dicermati adalah cepatnya penurunan suku bunga SBI sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan turunnya suku bunga deposito riil ke level yang sangat rendah atau bahkan negatif sehingga dapat mendorong kenaikan inflasi harga asset.

Laju inflasi tahunan masih dalam tren menurun. Inflasi pada bulan Januari 2004 mencapai 0,57% (m-t-m), lebih rendah 0,37% dari inflasi pada bulan Desember 2003 yang mencapai 0,94%. Dengan perkembangan tersebut, inflasi secara tahunan pada Januari 2004 mencapai 4,82%, lebih rendah dibandingkan 5,06% pada Desember 2003. Inflasi pada Januari 2004 terutama masih terkait dengan kenaikan harga pada kelompok bahan makanan (1,42%, m-t-m), perumahan (0,42%, m-t-m) dan makanan jadi (0,36%, m-t-m). Sejalan dengan perkembangan di atas, inflasi kelompok food tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Lebih rendahnya inflasi pada Januari 2004 tersebut terutama dipengaruhi oleh membaiknya ekspektasi inflasi masyarakat sejalan dengan stabilnya kondisi makroekonomi serta berimbangnya faktor penawaran dan permintaan.

Nilai tukar Rupiah cenderung menguat. Rupiah ditutup pada level Rp8.441/ USD atau lebih kuat dibandingkan penutupan pada bulan sebelumnya Rp8.505/ USD. Secara point to point rupiah telah menguat 0,75%. Pergerakan rupiah yang menguat tersebut merupakan akibat dari suku bunga domestik yang relatif lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga yang diikuti dengan persepsi positif pelaku pasar terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Kedua faktor ini selanjutnya mendorong arus masuk modal asing yang tercermin pada transaksi pelaku asing di pasar modal yang meningkat.

Penurunan laju inflasi terus berlanjut…

(2)

Penurunan suku bunga instrumen moneter masih direspon oleh suku bunga perbankan dengan intensitas berbeda. Suku bunga SBI 1 bulan pada Januari 2004 turun menjadi 7,86% dibandingkan 8,31% pada akhir Desember 2003 atau turun 45 bps. Sementara itu, suku bunga SBI 3 bulan turun 19 bps menjadi 8,15% dari 8,34% pada bulan sebelumnya. Hal ini terkait dengan besarnya ekses likuiditas di pasar uang yang tercermin pada kondisi lelang yang oversubscribed. Menurunnya suku bunga SBI juga diikuti oleh turunnya suku bunga PUAB dan suku bunga perbankan lainnya dengan level yang berbeda. Laju penurunan suku bunga simpanan yang lebih cepat dibandingkan penurunan suku bunga kredit menyebabkan spread antara kedua suku bunga tersebut semakin besar.

Posisi uang primer pada Januari 2004 turun, sesuai dengan pola musimannya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh masuknya uang kartal ke dalam sistem perbankan seiring dengan berakhirnya hari-hari besar keagamaan dan akhir tahun. Posisi uang primer pada Januari 2004 turun dari Rp166,47 triliun (20,4%, y-o-y) pada Desember 2003 menjadi Rp147 triliun (15,41%, y-o-y). Dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan uang primer disebabkan oleh kontraksi OPT, terutama kontraksi SBI. Sejalan dengan perkembangan di atas, posisi test date uang primer Januari 2004 mencapai Rp143,6 triliun, lebih tinggi dari target indikatifnya sebesar Rp139,5 triliun.

Pada Desember 2003 posisi M1 menunjukkan penurunan, sedangkan M2 menunjukkan peningkatan dibandingkan posisi bulan sebelumnya. M1 menunjukkan penurunan sebesar Rp0,5 triliun menjadi Rp223,8 triliun. Namun demikian, M2 pada Desember 2003 menunjukkan peningkatan sebesar Rp11,0 triliun menjadi Rp955,7 triliun. Meningkatnya M2 terutama didorong oleh peningkatan pada uang kuasi terutama dari simpanan rupiah. Sementara itu, dilihat dari faktor yang mempengaruhi, likuiditas perekonomian yang meningkat disebabkan oleh meningkatnya kredit dan ekspansi rekening pemerintah.

Kinerja sektor perbankan terus menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah kredit yang disalurkan dan peningkatan net interest margin (NIM) walaupun prosentase non performing loan

(NPL) agak sedikit meningkat. Uang primer

menurun...

Fungsi intermediasi masih positif... ... suku bunga turun cukup besar.

(3)

% (y-o-y)

2001 2002 2003 2004

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1

Sumber : BPS Persen

Bahan Makanan Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan

-1,00 0,00 1,00 2,00

Sumbangan Inflasi

% (y-o-y)

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan 4,0

Jan FebMar Apr MeiJun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan FebMarApr MeiJun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan

% y-o-y % m-t-m

m-t-m y-o-y

2002 2003 2004

Perkembangan Ekonomi, Moneter, Dan Perbankan

Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal

Pada Januari 2004, inflasi tercatat sebesar 0,57% (m-t-m), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,94% (m-t-m). Secara tahunan, inflasi mencapai 4,82%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 5,06%.

...karena inflasi kelompok bahan makanan, makanan jadi dan sandang. Inflasi yang lebih rendah...

Grafik 1. Tingkat Inflasi Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

Grafik 3. Inflasi Food dan Non Food Grafik 4. Inflasi Inti Tahunan

Inflasi tertinggi tercatat pada kelompok bahan makanan sebesar 1,42% dengan sumbangan sebesar 0,35%, yang terutama disebabkan oleh peningkatan harga pada sub-kelompok bumbu-bumbuan. Sementara itu, kelompok perumahan dan makanan jadi masing-masing memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,11% dan 0,06%. Sejalan dengan perkembangan tersebut, inflasi kelompok food pada periode laporan tercatat mengalami kenaikan menjadi 2,04% (y-o-y), sedangkan kelompok

(4)

Volatilitas Kurs Rp

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan

2003

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan 8,958

Sumber : Bloomberg

2003

2002 2004

Grafik 5. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah Grafik 6. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah

Rupiah kembali menguat... Inflasi inti yang lebih rendah.

...didukung oleh suku bunga domestik...

Kecenderungan menguatnya nilai tukar rupiah yang disertai dengan menurunnya inflasi global menyebabkan tidak adanya tekanan inflasi terhadap kelompok barang

traded. Sementara itu, inflasi inti tercatat kembali turun pada Januari 2004. Pergerakan inflasi inti tahunan berdasarkan metoda exclusion tercatat sebesar 6,02% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan 6,93% pada Desember 2003. Lebih rendahnya inflasi inti terutama dipengaruhi oleh membaiknya ekspektasi inflasi masyarakat sejalan dengan stabilnya kondisi makroekonomi serta berimbangnya faktor penawaran dan permintaan.

Nilai tukar rupiah pada Januari 2004 kembali menguat. Secara point to point

ru-piah menguat 64 point (0,75%) menjadi Rp8.441/USD dari Rp8.505/USD. Secara

rata-rata, nilai tukar juga menguat 101 point (1,19%) menjadi Rp8.386/USD dari Rp8.487/USD. Walaupun demikian, menguatnya nilai tukar ini dibarengi dengan meningkatnya volatilitas rupiah dari 0,13% menjadi 0,76%. (Grafik 6).

Kecenderungan penguatan nilai tukar rupiah pada Januari 2004 antara lain dipengaruhi oleh suku bunga domestik yang masih berada pada level yang positif dan relatif lebih tinggi (dengan menggunakan uncovered interest rate differential) dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi nilai tukar adalah persepsi positif pasar atas kondisi perekonomian Indonesia baik saat ini maupun yang akan datang. Kedua faktor ini telah menyebabkan masuknya modal asing yang tercermin pada meningkatnya transaksi pelaku asing di pasar modal.

...dengan indikator risiko bergerak turun

Indikator risiko jangka panjang menunjukkan perkembangan yang menurun, seperti diindikasikan oleh perkembangan yield spread antara Yankee bonds dan US T-notes yang menurun dari 287 bps menjadi 221 bps (Grafik 8).

(5)

Korea Selatan

2002 2003 2004

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan 70

80 90 100

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan

88

,8

8

89,

30

Sumber :Bloomberg dan CEIC diolah

2002 2003 2004

Indeks

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan

Premi Risiko (bps)

Yield Spread

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan 6,0

Sumber : Bloomberg dan Reuter diolah

1 Bulan 3 Bulan

6 Bulan 12 Bulan

2002 2003 2004

Menguatnya rupiah juga diikuti oleh penguatan nilai tukar riil. Indeks Real Effective Exchange Rate (REER) pada Januari 2004 meningkat menjadi 89,30 dari 88,88 pada Desember 2003 (Grafik 9). Sejalan dengan indeks REER,

pengukuran dengan Bilateral Real Exchange Rate (BRER) mencerminkan masih

kompetitifnya produk ekspor Indonesia dilihat dari sisi harga/nilai tukar dibandingkan beberapa negara partner dagang (Grafik 10).

Grafik 7. Premi SWAP Grafik 8. Premi Risiko dan Kurs Rupiah

Penurunan suku

Grafik 9. Real Effective Exchange Rate Grafik 10. Bilateral Real Exchange Rate

Pada Januari 2004, suku bunga instrumen moneter masih menunjukkan penurunan. Suku bunga SBI 1 bulan turun 45 bps menjadi 7,86%, sedangkan suku bunga SBI 3 bulan turun 19 bps menjadi 8,15%. Sementara itu, suku bunga fasilitas simpanan Bank Indonesia (FASBI) turun 25 bps menjadi 7,75%. Seperti bulan sebelumnya,

lelang pada Januari masih diwarnai oleh kondisi oversubscribed yang

(6)

15

Jan Feb Mar AprMei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan Feb Mar AprMei Jun Jul Ags Sep OktNov Des

Persen

2003 2002

Kredit Investasi Kredit Konsumsi Kredit Modal Kerja

6

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Mar AprMei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des SBI 1 Bln WA 1 Bln Dep. CR

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan

Volume PUAB (Triliun Rp) Suku Bunga (%)

Volume PUAB Pagi Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Sore 1678.2 1651.7 1702.8

2690.7

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan

2 0 0 3 2 0 0 4 FASBI O/N

SBI 1 BULAN

JIBOR 1 Bulan

Persen

Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan

Grafik 14. Perkembangan Suku Bunga Kredit

Pada Januari 2004, rata-rata suku bunga PUAB pagi mengalami penurunan sebesar 18 bps dari 8,27% menjadi 8,09% (Grafik 12), sedangkan rata-rata suku bunga PUAB sore naik 39 bps dari 5,72% menjadi 6,11%. Sementara itu, rata-rata vol-ume transaksi perdagangan PUAB pagi turun dari Rp2,5 triliun menjadi Rp1,9 triliun, sedangkan rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB sore naik dari Rp2,0 triliun menjadi Rp2,5 triliun.

Suku bunga simpanan perbankan juga masih menunjukkan tren penurunan dimana suku bunga deposito 1 bulan dan tabungan pada Desember 2003 masing-masing turun 36 bps dan 27 bps menjadi 6,62% dan 5,14% (Grafik 13). Sementara itu, suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI) dan Kredit Konsumsi (KK) masing-masing turun sebesar 32 bps, 25 bps, dan 18 bps menjadi 15,07%, 15,68% dan 18,69% (Grafik 14).

...diikuti suku bunga PUAB...

..., suku bunga simpanan serta suku bunga kredit perbankan.

Grafik 11. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang

Grafik 12. Nilai Transaksi dan Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore

Covered interest rate parity naik.

Berlanjutnya penurunan suku bunga domestik yang diikuti oleh penurunan indikator resiko, telah berdampak pada naiknya covered interest rate parity (CIP) dari –

0,97% bulan sebelumnya menjadi 0,45% pada Januari 2004 (Grafik 15)1.

1 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) – suku bunga luar negeri

(7)

-1,5

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan 2,19

Covered interest rate parity Trend (Covered Interest Rate Parity)

2 0 0 2 2 0 0 3

Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan 200.000

Kapitalisasi (Rp miliar) IHSG

Sumber : BEJ 2003 2004

Kinerja bursa saham selama Januari 2004 masih terus menunjukkan peningkatan yang tercermin pada naiknya indeks harga saham gabungan. Indeks ditutup pada titik 752,932 setelah sempat mencapai titik tertinggi 786,874. Meningkatnya transaksi di bursa saham juga tercermin pada peningkatan kapitalisasi pasar dari Rp460,4 triliun pada Desember 2003 menjadi Rp501,2 triliun.

Dari sisi transaksi, baik volume transaki harian maupun nilai perdagangan harian pasar modal terus bergerak meningkat. Pada Januari 2004, rata-rata volume transaksi harian naik dari 2,02 miliar lembar saham menjadi 2,47 miliar lembar saham. Sementara itu, rata-rata nilai perdagangan harian meningkat dari Rp881,40 miliar menjadi Rp1,1 triliun pada Januari. Untuk rata-rata net beli asing juga meningkat dari Rp271,38 miliar pada Desember 2003 menjadi Rp362,26 miliar pada Januari 2004. Meningkatnya kegiatan di pasar saham dipengaruhi oleh terus turunnya suku bunga perbankan domestik serta adanya arus masuk modal asing seiring dengan stabilnya kondisi makroekonomi Indonesia serta dipicu pula oleh adanya sentimen Januari Effect dimana para investor aktif menyusun portfolio dengan saham-saham unggulan.

Uang Primer

Uang primer pada akhir Januari 2004 tercatat sebesar Rp147,04 triliun (15,41%, y-o-y), atau turun sebesar Rp19,44 triliun dari posisi akhir Desember 2003. Dengan perkembangan ini rata-rata posisi test date uang primer mencapai Rp144,4 triliun, lebih tinggi dari target indikatifnya sebesar Rp139,5 triliun (Grafik 17). Dari sisi komponen, penurunan uang primer sebesar Rp19,44 triliun terutama berasal dari penurunan saldo giro positif bank-bank dan mulai masuknya sebagian uang kartal sehubungan dengan berakhirnya perayaan hari-hari besar keagamaan dan akhir tahun.

Grafik 15. Covered Interest Rate Parity Grafik 16. IHSG dan Kapitalisasi

...diiringi oleh peningkatan pada volume dan nilai perdagangan Perkembangan pasar modal yang membaik...

(8)

Triliun Rp

trend slope = 75,39

trend slope = -31,02

trend slope = 51,80

trend slope = -42,16

trend slope = 79,87

trend slope = 51,06

35 hari

39 hari

40 hari

52 hari

1999 2000 2001 2002 2003 2004

11 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 1 Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Dec Jan

115,0

Aktual Test Date

Target Indikatif

Triliun Rp

* = test date sementara

2002 2003 2004

...disebabkan oleh kontraksi OPT.

Dari sisi faktor yang mempengaruhinya, kontraksi uang primer terutama berasal dari kontraksi OPT sebesar Rp30,2 triliun yang juga ditujukan untuk menyerap net ekspansi dari rekening rupiah pemerintah sebesar Rp7,8 triliun. Kontraksi OPT ini berasal dari kontraksi SBI sebesar Rp26,9 triliun dan kontraksi FASBI sebesar Rp3,4 triliun (Tabel 1).

Grafik 17. Uang primer Grafik 18. Pergerakan Harian Uang Kartal

Dengan perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut, pada Januari 2004, baik NDA maupun NIR mengalami kontraksi. NIR tercatat sebesar USD24,0 miliar, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar USD24,2 miliar. Walaupun demikian, realisasi NIR ini masih berada di atas target indikatifnya

Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya

Desember

166.474 150.426 145.421 144.040 147.039 -19.435

166.474 150.426 145.421 144.040 147.039 -19.435 112.746 108.723 103.566 102.196 105.801 -6.945 95.488 94.808 90.477 88.965 89.574 -5.914 17.258 13.915 13.089 13.231 16.227 -1.031 52.199 40.152 40.294 40.341 39.744 -12.455

185 185 185 185 185 0

1.529 1.551 1.561 1.503 1.494 -35

169.378 169.174 168.482 168.348 167.906 -1.472

-2.904 -18.748 -23.061 -24.308 -20.867 -17.963 -11.699 -11.702 -15.834 -15.229 -3.734 7.965 204.210 204.210 204.210 208.038 208.029 3.819 196.743 196.743 196.743 200.571 200.562 3.819

7.467 7.467 7.467 7.467 7.467 0

13.741 13.727 13.707 13.688 13.671 -70

2.549 2.557 2.560 2.560 2.576 27

-136.519 -153.918 -153.608 -157.715 -166.764 -30.245 -107.025 -107.032 -119.082 -119.134 -133.876 -26.851 -29.494 -46.886 -34.526 -38.581 -32.888 -3.394 -75.186 -73.622 -74.096 -75.650 -74.645 541

38.569 38.332 39.398 39.281 38.811 242

13.445 1.635 711 875 748 -12.697

(Miliar Rp)

Base Money

Statutory reserves shortfall Reserve Money

Currency

- Currency outside banks - Cash in vaults

Comercial Banks Positive Balance at BI of which frozen banks & banks without TPL Private sector Demand Deposits

Net International reserves (USD=Rp7000)

Net Domestic Assets

1. Net Claims on Central Government 2. Liquidity Support

a. IBRA and IBRA Banks b. Non IBRA Banks 3. Liquidity Credit 4. Other Claims 5. Open Market Operations

- SBI - FasBI 6. Net Other Items

Memorandum item GWM Excess GWM

(9)

-50,0 -40,0 -30,0 -20,0 -10,0 0,0 10,0 20,0 30,0

Triliun Rp

Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan

2002 2003 2004

NDA (adjusted target)

NDA (aktual)

sebesar USD21,2 miliar. Selanjutnya, NDA juga tercatat mengalami penurunan dari negatif Rp2,9 triliun pada Desember 2003 menjadi negatif Rp20,9 triliun pada Januari 2004. (Grafik 19 dan 20).

Uang beredar masih

meningkat...

Likuiditas Perekonomian

Secara nominal, likuiditas perekonomian pada Desember 2003 masih menunjukkan pertumbuhan yang positif dan relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi M1 mengalami penurunan, menjadi Rp223,8 triliun atau tumbuh 16,60% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan 14,14% pada November. Sementara itu, posisi M2 naik menjadi Rp955,7 triliun atau tumbuh 8,12%(y-o-y), relatif sama dibandingkan 8,57% pada bulan sebelumnya. Dengan perkembangan inflasi yang menurun, M1 dan M2 riil secara tahunan juga tumbuh positif masing-masing 2,92% dan 10,99% (Tabel 2 dan Grafik 21).

Ditinjau dari komponennya, penurunan M1 pada Desember 2003 bersumber dari turunnya uang kartal, sedangkan uang giral menunjukkan peningkatan. Uang kartal tumbuh 17,17% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan November yang mencapai 19,29%. Sedangkan, uang giral tumbuh 16,18% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan 10,04% pada bulan sebelumnya. Selanjutnya peningkatan M2 terutama disebabkan oleh naiknya simpanan dalam rupiah yang tumbuh 7,47% (y-o-y). Komponen simpanan dalam rupiah yaitu simpanan berjangka menunjukkan penurunan (-2,49%, y-o-y), sedangkan tabungan menunjukkan peningkatan (26,18%, y-o-y). Hal ini sesuai dengan pola musiman uang kartal dimana setelah berakhirnya perayaan hari-hari besar keagamaan, masyarakat kembali menempatkan dananya ke sistem perbankan seperti yang tercermin pada peningkatan simpanan rupiah perbankan di atas.

Grafik 19. Posisi NDA Grafik 20. Posisi NIR

...akibat meningkatnya uang giral...

(Miliar USD)

18,0 19,0 20,0 21,0 22,0 23,0 24,0 25,0

Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan

2002 2003 2004

NIR

(aktual)

NIR

(10)

KOMPONEN

M2 883.908 877.776 894.213 911.224 926.324 944.647 955.692

M2 Rupiah 743.443 740.216 759.191 773.712 788.686 804.434 816.514

M1 191.939 181.239 194.878 207.587 212.614 224.318 223.799

- Uang Kartal 80.686 72.323 77.091 81.118 84.238 103.788 94.542

- Uang Giral 111.253 108.916 117.787 126.469 128.376 120.530 129.257

Uang Kuasi 691.969 696.537 699.335 703.637 713.710 720.329 731.893

- Uang Kuasi Rupiah 551.504 558.977 564.313 566.125 576.072 580.116 592.715 = Deposito Rupiah 359.847 370.692 363.460 354.362 358.541 355.902 350.885 = Tabungan Rupiah 191.657 188.285 200.853 211.763 217.531 224.214 241.830

- Simpanan Valas 140.465 137.560 135.022 137.512 137.638 140.213 139.178

(dalam miliar USD) 15.71 15.44 16.30 16.39 16.20 16.42 16.44

FAKTOR

NFA 250.696 249.736 236.660 240.781 261.406 270.802 271.785

NCG 510.351 510.307 506.218 481.552 487.882 476.335 479.013

Claims on Business Sector 389.296 400.353 417.875 441.205 451.147 461.788 466.828

Kredit 365.410 376.141 390.563 411.696 421.295 432.230 437.944

- Kredit Rupiah 271.851 280.774 299.665 318.820 325.647 333.982 342.027

- Kredit Valas 93.559 95.367 90.899 92.877 95.649 98.249 95.917

Lainnya 23.886 24.212 27.312 29.509 29.852 29.558 28.884

NOI -266.434 -282.621 -266.199 -252.483 -247.111 -264.278 -261.932

Memorandum Items

Nilai Tukar (posisi neraca) 8.940 8.908 8.285 8.389 8.495 8.537 8.465

M2 konstan (kurs Rp8500/USD) 876.995 871.476 897.717 913.044 926.405 944.039 956.267 Obligasi Pemerintah yang dikelola reksa dana 35.720 43.543 50.625 59.352 50.928

Adjusted M2 (ditambah OP yang dikelola reksadana) 919.628 921.319 944.838 970.576 977.252 944.647 955.692

NAB Reksadana 46.614 58.380 68.351 85.867 79.236 72.834 70.912

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 Pertumbuhan M2 Trend (Pertumbuhan M2) Pertumbuhan Divisia M2 Trend (Pertumbuhan Divisia M2)

-5 0 5 10 15 20 25

Persen

2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

% y-o-y

M1 Riil M2 Riil

Sumber: DSM diolah

2002 2003

(10) (5) 0 5 10 15

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi, kredit dalam rupiah meningkat sebesar Rp8,05 triliun yang terutama terjadi pada kredit konsumsi, sedangkan kredit investasi dan modal kerja menunjukkan penurunan. Aktiva luar negeri bersih juga menunjukkan peningkatan, walaupun tidak terlalu besar, menjadi Rp271,8 triliun pada Desember 2003 dibandingkan Rp270,8 triliun pada November 2003. Sementara itu, rekening pemerintah mencatat ekspansi sebesar Rp2,7 triliun menjadi Rp479,0 triliun pada Desember 2003.

Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas

2002

Desember Maret Juni September Oktober November Desember

(dalam miliar Rp, posisi) ... demikian pula

akibat

meningkatnya kredit...

Grafik 21. Pertumbuhan M1 & M2 Rupiah Riil Grafik 22. Pertumbuhan Divisia M2 dan M2

2003 INDIKATOR

BESARAN MONETER

(11)

4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0 11,0 12,0 13,0

1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0

Sumber: DSM

C/DPK (%) APU2 (M2/M0) APU1 (M1/M0) Skala Kanan

Persen Persen

2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov

Pertumbuhan money divisia M2 yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan M2

mengindikasikan masih tingginya posisi uang kartal. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa masyarakat lebih memilih untuk menyimpan dananya dalam bentuk yang lebih likuid dan jangka pendek sebagai indikasi rencana konsumsi ke depan (Grafik 22). Sementara itu, angka pengganda uang (APU) dan rasio uang kartal terhadap Dana Pihak Ketiga dalam rupiah (C/DPK) relatif tidak menunjukkan perkembangan yang berbeda. APU yang rendah dibarengi dengan rasio C/DPK yang tinggi mencerminkan proses penciptaan uang yang belum optimal oleh perbankan (Grafik 23).

Sektor Eksternal

Nilai ekspor Indonesia pada Desember 2003 kembali menembus angka USD5 miliar, yaitu mencapai USD5,23 miliar atau naik 5,93% dibanding bulan sebelumnya yang mencatat nilai USD4,93 miliar. Meningkatnya kinerja ekspor disebabkan oleh meningkatnya ekspor non migas dari USD3,87 miliar menjadi USD4,06 miliar yang terutama terjadi pada komponen ekspor mesin dan peralatan listrik. Ekspor migas juga menunjukkan peningkatan dari USD1,06 miliar menjadi USD1,17 miliar. Peningkatan ekspor migas ini berasal dari peningkatan ekspor minyak mentah dan ekspor gas alam yang dipengaruhi oleh meningkatnya volume ekspor dan harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia dari USD29,48 per barel menjadi USD30,50 pada Desember 2003. Sementara itu, komponen ekspor migas lain yaitu hasil minyak mengalami penurunan sebesar 16,22% dibandingkan bulan sebelumnya.

Nilai ekspor kembali meningkat...

(12)

Sejalan dengan kinerja ekspor, nilai impor pada Desember 2003 juga menunjukkan peningkatan. Nilai impor pada Desember 2003 mencapai USD2,82 miliar atau naik 4,60% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini disumbang oleh peningkatan kinerja impor nonmigas sebesar 9,06% (m-t-m) menjadi USD2,25 miliar. Sementara itu, impor migas justru mengalami penurunan sebesar 9,91% (m-t-m) menjadi USD0,57 miliar. Namun demikian, secara kumulatif nilai impor dalam periode Januari – Desember 2003 masih menunjukkan peningkatan sebesar 3,52% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu mencapai USD32,39 miliar. Pertumbuhan impor pada 2003 terutama didukung oleh peningkatan impor barang konsumsi dan bahan baku/penolong yang mencatat pertumbuhan masing-masing sebesar 6,92% dan 6,34% hingga mencapai USD2,83 miliar dan USD25,76 miliar. Tingginya pertumbuhan impor barang konsumsi ini sejalan dengan masih tingginya peran konsumsi masyarakat dalam menopang pertumbuhan ekonomi selama 2003. Selanjutnya, kinerja impor barang modal yang masih mencatat pertumbuhan negatif 14,03% (mencapai USD3,79 miliar) mencerminkan masih rendahnya kinerja investasi pada 2003

...nilai impor juga mengalami peningkatan.

Keterangan

Nilai FOB % Perubahan % Perubahan % Peran Thd

Des 2003 thd Jan - Des 2003 total Jan - Des

Nov 2003 Thd 2002 2003

Total Ekspor

Migas

Minyak Mentah Hasil Minyak Gas

Non Migas

Tabel 3. Ekspor Indonesia

(Juta USD)

November Desember Jan - Des Jan - Des

2003 2003 2002 2003

Sumber : BPS

4.933,0 5.225,6 57.158,8 61.023,0 5,93 6,76 100,00

1.059,1 1,167,5 12.112,7 13.642,6 10,23 12,63 22,36

437,7 501,2 5.227,6 5.621,0 14,51 7,53 9,21

101,7 85,2 1.307,5 1.547,6 -16,22 18,36 2,54

519,7 581,1 5.577,6 6.474,0 11,81 16,07 10,61

3.873,9 4.058,1 45.046,1 47.380,4 4,75 5,18 77,64

... secara kumulatif mengalami

peningkatan 6,76% dibandingkan 2002

(13)

Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada akhir Desember 2003 tercatat sebesar USD134,85 miliar, terdiri dari pinjaman pemerintah sebesar USD80,85 miliar (60% dari total), pinjaman swasta sebesar USD52,2 miliar (38,7%), serta surat-surat berharga yang dimiliki oleh non-residen sebesar USD1,79 miliar (1,3%). Posisi utang luar negeri ini naik USD1,94 miliar atau 2,46% dari posisi akhir bulan No-vember 2003 (Tabel 5). Peningkatan ini terutama berasal dari meningkatnya kepemilikan surat-surat berharga oleh non-residen, disamping peningkatan posisi utang pemerintah.

Pembayaran kewajiban pinjaman luar negeri Indonesia pada Desember 2003 mengalami peningkatan menjadi USD3,6 miliar, terdiri dari pembayaran pokok dan bunga masing-masing sebesar USD2,8 miliar dan USD0,8 miliar. Dari jumlah tersebut, sebesar USD0,8 miliar merupakan pembayaran pinjaman pemerintah, sedangkan USD2,8 miliar merupakan pembayaran pinjaman swasta (Tabel 6). Bunga yang dibayarkan oleh pemerintah dan swasta pada bulan tersebut adalah masing-masing sebesar USD0,4 miliar.

Keterangan

Nilai CIF % Perubahan % Perubahan % Peran Thd

Des thd Jan - Des 2003 total Jan-Des

Nov2003 Thd 2002 2003

2.699,4 2.823,6 31.288,9 32.390,3 4,60 3,52 100,00

634,7 571,8 6,525,8 7,531,9 -9,91 15,42 23,25

354,1 303,8 3,216,9 3,927,5 14,21 22,09 12,12

280,6 268,0 3,308,7 3,582,9 -4,49 8,29 11,06

- - 0,2 21,5 - 10650,00 0,07

2.064,7 2.251,8 24.763,1 24.858,4 9,06 0,38 76,75

Tabel 4. Impor Indonesia

(Juta USD)

Nov Des Jan - Des Jan - Des

2003 2003 2002 2003

Sumber : BPS

Total Impor

Migas

Minyak Mentah Hasil Minyak Gas

Non Migas

Posisi pinjaman luar negeri sedikit meningkat...

...namun diiringi dengan naiknya pembayaran pinjaman.

2 0 0 3

Pemerintah Swasta

Lembaga Keuangan

Bank Non Bank

Bukan Lembaga Keuangan

Surat-Surat Berharga Total

Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri

(Juta USD)

* Angka Sementara Sumber : Bank Indonesia

Okt Nov Des Sep*) Okt*) Nov*) Des*)

73.464 72.915 74.661 77.828 78.827 78.913 80.855

56.390 55.650 55.212 53.597 52.495 52.454 52.203

8.021 7.572 7.642 7.576 7.538 7.441 7.463

5.164 4.879 4.870 4.412 4.358 4.305 4.300 2.857 2.693 2.772 3.163 3.179 3.136 3.164

48.369 48.078 47.570 46.021 44.958 45.013 44.740

1.436 1.441 1.470 1.336 1.253 1.388 1.794

131.290 130.005 131.343 132.761 132.575 132.755 134.852

(14)

... didukung oleh membaiknya indeks keyakinan dan ekspektasi konsumen

Sektor Riil

Perekonomian masih terus menunjukkan perkembangan yang positif. Dari sisi permintaan, berbagai indikator kegiatan konsumsi masih menunjukkan indikasi yang terus meningkat. Hal serupa juga terjadi pada indikator kegiatan investasi. Secara umum, dominasi konsumsi swasta masih berlanjut baik terhadap total konsumsi maupun permintaan agregat. Di sisi penawaran, seluruh sektor ekonomi diperkirakan masih tetap mengalami peningkatan kegiatan. Pertumbuhan tertinggi diperkirakan terjadi pada sektor pengangkutan, listrik dan perdagangan.

Peningkatan permintaan dari sisi konsumsi didukung oleh perkembangan beberapa indikator. Pertumbuhan konsumsi swasta didukung oleh Survei Konsumen yang menunjukkan peningkatan baik untuk indeks keyakinan konsumen, kondisi ekonomi dan ekpektasi konsumen (Grafik 24). Survei JETRO yang merupakan survei terhadap sejumlah perusahaan industri Jepang di Indonesia juga mengindikasikan semakin membaiknya ekspektasi permintaan di Indonesia sampai dengan Maret 2004 (Grafik 25).

Kegiatan ekonomi masih bergerak positif...

Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia

Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing

- Pokok / Principal - Bunga / Interest

A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest

B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan

- Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank

- Pokok / Principal - Bunga / Interest

2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal

- Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan

- Pokok / Principal - Bunga / Interest

(Juta USD)

* Angka Sementara Sumber : Bank Indonesia

Mar Jun Sep*) Okt*) Nov*) Des*)

20.983 1.293 2.305 1.497 1.440 1.376 3.563 20.179

16.950 1.135 1.926 1.301 1.200 1.148 2.781 16.647 4.033 158 378 197 240 227 782 3.532

7.374 358 826 498 367 371 788 6.457

5.009 248 562 355 189 211 386 3.988 2.365 110 264 143 177 160 402 2.470

13.609 935 1.478 999 1.074 1.005 2.775 13.721

11.941 886 1.364 946 1.011 938 2.395 12.659

1.668 48 114 53 63 68 380 999

5.808 398 941 427 382 408 233 5.437

5.323 391 909 423 366 397 210 5.306

485 7 32 4 15 11 23 131

4.825 308 908 382 359 388 45 4.742

4.372 307 878 380 347 377 32 4.644

453 1 31 1 12 11 13 99

983 90 33 46 23 20 188 694

951 84 31 43 20 20 178 663

32 6 1 3 3 0 10 32

7.801 537 537 572 692 597 2.542 8.284

6.617 496 455 523 644 541 2.185 7.353

1.183 41 82 49 48 56 357 931

2 0 0 3 Total

2003 Total

(15)

Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Jan-Mar

Inventory Harga jual

Permintaan:ekspor Permintaan: domestik

Difussion Index

Sumber : JETRO

2003

2001 2002 2004

40

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des

Jun Ags Okt Des Apr

Indeks

Ekspektasi Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini Indeks Keyakinan Konsumen

pesimis optimis

Jan

2001 2002 2003 2004

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov 60

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov

Persen

Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi Grafik 27. Indeks Produksi

Sementara itu, angka indeks produksi bulan Desember 2003 mengalami penurunan (Grafik 27) yang bersumber dari menurunnya produksi industri tekstil dan pakaian jadi, makanan dan kimia. Ketatnya persaingan dagang dengan China dan Vietnam telah menurunkan daya saing Indonesia dan memberikan dampak kepada industri tekstil, sedangkan industri kimia menurun karena kurangnya pasokan bahan mentah. Penurunan indeks produksi ini pun terlihat dari perlambatan yang terjadi pada pemakaian kapasitas produksi (Grafik 26).

Grafik 24. Survei Konsumen Grafik 25. Survei JETRO

Sementara itu,

(16)

Kredit Per jenis (Triliun Rp) Total Kredit (Triliun Rp)

Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

2 0 0 2 2 0 0 3

Channeling Total Kredit Total Adjst Investasi Konsumsi Modal Kerja

Triliun Rp Total DPK (Triliun Rp)

0

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov 720 740

Giro Deposito Tabungan Total

...walaupun pengumpulan dana pihak ketiga sedikit menurun...

Pada bulan November 2003, pengumpulan DPK tercatat sebesar Rp875,4 triliun, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp879,4 triliun (Tabel 7). Sementara itu, persetujuan kredit bulan Desember 2003 (y-o-y) mencatat peningkatan sebesar Rp6,8 triliun dari posisi Rp18,9 triliun menjadi Rp25,7 triliun. Berdasarkan informasi, para debitur cenderung untuk tidak menarik seluruh kredit yang disetujui dan menunggu turunnya suku bunga kredit seiring dengan terus turunnya suku bunga SBI (Grafik 30).

Apabila dilihat dari jenis kredit yang disalurkan, kredit konsumsi masih mendominasi total kredit yang disalurkan sedangkan kredit investasi dan kredit modal kerja relatif tidak banyak berubah dari bulan sebelumnya. (Grafik 29).

Keterangan

1.117,8 1.105,1 1.100,0 1.106,9 1.102,9 1.111,7 1.113,6 1.119,1 1.130,4 1.147,9 1.142,2 824,6 832,0 833,4 837,8 838,1 846,8 852,2 858,0 863,5 879,4 875,4 402,6 411,2 420,5 426,2 428,0 434,1 441,1 447,2 454,2 463,7 475,7 96,1 108,8 116,7 111,0 112,7 123,4 125,8 127,8 128,2 131,2 100,8 8,4 8,2 8,2 8,2 8,3 8,0 8,3 7,8 7,9 7,8 8,1 2,1 1,2 0,6 0,4 1,0 1,2 1,3 1,1 1,3 1,2 1,8 3,8 3,6 4,0 4,0 3,9 4,1 4,4 4,5 4,7 4,5 4,6 95,5 99,5 98,1 99,5 98,4 99,6 100,0 104,2 106,3 107,8 110,5 (Triliun Rp)

Jan-03 Feb-03 Mar-03 Apr-03 Mei-03 Jun-03 Jul-03 Ags-03 Sep-03 Okt-03 Nov-03

Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan

Banks

Grafik 28. Dana Pihak Ketiga Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan

(17)

Triliun Rp

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov 0,0

Persen Triliun Rp

kredit (kanan) NPLs (%) (kiri) NPLs Net (%) (kiri)

2002 2003

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov 0

Miliar Rp Proporsi (%)

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov

2002 2003

Persetujuan Realisasi Proporsi

NPL bulan November 2003 agak sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. NPLs-gross dan NPLs-net masing-masing tercatat sebesar 8,1% dan 1,8%, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya sebesar 7,7% dan 1,18% (Grafik 31). Sementara itu, NIM perbankan menunjukkan peningkatan dari periode sebelumnya yaitu dari Rp4,47 triliun menjadi Rp4,6 triliun yang menunjukkan peningkatan pendapatan perbankan dari selisih perolehan bunga (Grafik 32). NPL perbankan

agak sedikit meningkat namun NIM juga

meningkat ...

Sejalan dengan membaiknya NIM, indikator perbankan lain seperti kondisi permodalan juga bergerak meningkat hingga mencapai Rp110,5 triliun di bulan November 2003 (Tabel 7).

Grafik 30. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru

Grafik 31. Perkembangan NPL Grafik 32. Perkembangan Posisi NIM Perbankan

(18)

Prospek

Secara keseluruhan, inflasi pada tahun 2004 diperkirakan masih relatif

terkendali. Namun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain dampak

dari flu burung terhadap harga komoditas daging ayam, telur dan substitusinya

dan ancaman banjir yang dapat menyebabkan negative supply shock. Disisi harga,

pada triwulan I-2004 tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat sejalan dengan

meningkatnya tekanan inflasi dari volatile food.

Nilai tukar rupiah diperkirakan dalam tren yang stabil dan menguat. Perkiraan

ini didukung oleh sentimen positif terhadap rencana penjualan obligasi valas pemerintah serta rencana penjualan saham beberapa bank pemerintah. Sementara itu faktor yang perlu dicermati adalah ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan

Federal Reserve atas Fed-Fund Rate serta respon dari bank sentral lain atas gerakan

pelemahan nilai tukar USD. Inflasi

dipekirakan masih relatif rendah pada kisaran 5,5%plus minus 1%...

(19)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan SEKTOR KEUANGAN

Indikator Terkini

SUKU BUNGA & SAHAM

Suku bunga SBI 1 bln 1)

Suku bunga SBI 3 bln 1)

Suku bunga deposito 1 bln 2)

Suku bunga deposito 3 bln 2)

JIBOR satu minggu 2)

BEJ Indeks 3)

BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money

M1(C+D)

Uang Kartal (C) Uang giral (D)

Broad Money (M2 = C+D+T)

Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah)

Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah

Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum

H A R G A

IHK bulanan (%) y-y %

IHK-makanan bulanan (%) y-y%

IHK-Non makanan bulanan (%) y-y%

SEKTOR EKSTERNAL

Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Ekspor Barang Non migas (f.o.b, juta USD)4)

Impor Barang Non migas (c & f, juta USD)4)

Net International Reserve (juta USD)

INDIKATOR KUARTALAN

Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi

Investasi

Perubahan Stok Ekspor Impor

12,69 12,24 11,40 11,06 10,44 9,53 9,10 8,91 8,66 8,48 8,49 8,31 7,86

12,94 12,68 11,97 11,29 10,88 10,18 9,18 9,06 8,75 8,43 8,38 8,34 8,15

12,64 12,35 11,90 11,44 11,02 10,31 8,95 8,17 7,67 7,47 6,98 6,62 N,a

13,49 13,15 12,90 12,48 12,02 11,55 10,65 9,58 8,58 7,96 7,58 7,14 N,a

12,71 12,30 11,72 11,37 10,78 9,81 9,25 8,99 8,69 8,56 8,63 8,35 8,16

425 399 398 451 495 505 508 530 598 626 617 692 753

127.407 125.936 125.211 124.969 128.844 132.403 131.084 135.148 136.471 140.085 175.498 166.474 147.039 180.111 181.530 181.239 182.963 191.707 195.219 196.589 201.859 207.587 212.614 224.318 223.799 N.a 75.908 74.555 72.323 73.023 75.787 77.091 77.053 80.283 81.118 84.238 103.788 94.542 89.574 104.203 106.975 108.916 109.940 115.920 118.128 119.536 121.576 126.469 128.376 120.530 129.257 N.a 873.683 881.215 877.776 882.809 893.029 894.554 901.713 905.499 911.223 926.324 944.647 955.692 N.a 693.572 699.685 696.537 699.846 701.322 699.335 705.124 703.640 703.636 713.710 720.329 731.893 N.a 550.357 557.107 558.977 562.218 564.550 564.313 567.703 569.503 566.125 576.072 580.116 592.715 N.a 362.553 368.970 370.692 370.398 368.560 363.460 364.615 361.120 354.362 358.541 355.902 350.885 N.a 187.804 188.137 188.285 191.820 195.990 200.853 203.088 208.383 211.763 217.531 224.214 241.830 N.a 143.215 142.578 137.560 137.628 136.772 135.022 137.421 134.137 137.511 137.638 140.213 139.178 N.a 730.468 738.637 740.216 745.181 756.257 759.532 764.292 771.362 773.712 788.686 804.434 816.514 N.a 382.536 390.750 400.353 407.229 410.492 417.875 425.448 432.499 441.205 451.147 461.788 466.826 N.a 358.084 366.467 376.141 382.175 384.158 390.563 397.187 403.544 411.696 421.295 432.230 437.942 N.a

0,80 0,20 -0,23 0,15 0,21 0,09 0,03 0,84 0,36 0,55 1,01 0,94 0,57

8,74 7,34 7,12 7,54 6,91 6,62 5,79 6,38 6,20 6,21 5,33 5,06 4,82

-0,06 -0,09 -1,11 -0,03 -0,14 -0,39 -0,49 0,03 -0,19 0,99 1,39 1,71 0,36

6,14 3,90 4,43 5,45 4,90 4,66 3,97 4,25 3,70 3,98 1,75 1,60 2,04

1,51 0,42 0,49 0,31 0,46 0,48 0,42 1,44 0,82 0,22 0,72 0,36 0,68

10,99 10,25 9,34 9,26 8,55 8,20 7,28 8,04 8,20 7,99 8,26 7,91 7,03

8.940 8.905 8.908 8.675 8.279 8.285 8.505 8.535 8.389 8.495 8.537 8.465 8.457 3.936 3.723 4.008 3.922 3.655 4.197 4.085 3.998 3.857 4.044 2.180 328* N.a 2.322 2.632 2.267 2.089 2.227 1.862 2.192 1.705 1.713 1.900 1.240 700* N.a 21,81 22,26 22,68 23,74 23,74 23,66 23,40 23,53 23,63 23,85 24,05 24,20 24,00

4,45 3,65 3,97 4,35

4,12 4,64 4,75 5,01

4,26 1,09 -0,41 0,68

19,95 -46,84 -6,14 -16,14

2,90 4,04 2,76 6,48

5,45 0,01 0,76 1,78

2 0 0 3 2 0 0 3 2 0 0 4

2 0 0 3 2 0 0 3 2003

Gambar

Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Grafik 5. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah
Grafik 7.  Premi SWAP
Grafik 11. Suku Bunga Instrumen Moneter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) memiliki beberapa kelebihan diantaranya; 1) siswa menjadi lebih partisipatif dan memiliki lebih banyak kesempatan

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Andrew mengenai pengaruh pemberian tepung daun kelor terhadap status gizi dan morbiditas anak usia 6 – 24 bulan,

Menimbang, pokok gugatan Penggugat adalah perkawinannya dengan Tergugat diputuskan dengan perceraian dengan alasan rumah tangganya sejak bulan Januari tahun 2011

2 Rencana Usaha Kelayakan usaha dengan memperhatikan segi: Bahan Baku (Suplai, Mutu, Alternatif Sumber), Produksi (Peralatan, Kapasitas, Nilai investasi), Proses

Pasir Hantap, Sukabumi (35 ha) Penelitian tentang konservasi pinus Pengayaan jenis dengan tanaman andalan Ujicoba arang dan cuka kayu pada tanaman Pembangunan plot

Hasil evaluasi awal yang peneliti lakukan masih banyak siswa yang kurang memperhatikan guru ketika kegiatan pembelajaran berlangsung terutama.. 205 yang berkaitan

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi, terbukti adanya fakta bahwa semula rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat bahagia dan harmonis namun sejak April 2007 antara