MENCIPTAKAN LINGKUNGAN SEHAT DAN PERILAKU HIDUP SEHAT PADA MASYARAKAT KAWASAN PEDESAAN MELALUI
PENGELOLAAN SAMPAH
Tito Yuwono, Edwin Vidya Pramana, Jatu Sandyakalaning, Syafina Dewi Lestari, Emma Aulia Dewi, Jito Chahyono, Muh. Al-Barzan,
Arry Novita Husna, Enola Alaeda
Universitas Islam Indonesia email: scaredemo92@gmail.com
ABSTRAK
Sebuah lingkungan yang bersih dan sehat sangat penting dalam kehidupan manusia. Realisasi lingkungan yang bersih dan sehat di daerah pedesaan dipengaruhi oleh perilaku hidup masyarakat yang sehat. Cara untuk mencapai kondisi ini dengan melakukan pengelolaan sampah di daerah perumahan pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di daerah pedesaan di mana lokasi penelitian terletak di Ngepoh Lor, Banyusidi, Pakis, Magelang. Diketahui bahwa di daerah ini tidak memiliki pengelolaan sampah yang baik sehingga limbah menumpuk dapat menyebabkan lingkungan yang tidak sehat. Penelitian dilakukan dengan metode observasi, wawa ncara, serta pelaksanaan pengelolaan sampah di daerah. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode pengelolaan sampah yang tepat, dapat menciptakan masyarakat yang memiliki gaya hidup sehat yang dapat menyelesaikan masalah-masalah mengenai limbah di daerah.
Kata kunci: Bersih dan sehat lingkungan, perilaku sehat, pengelolaan limbah.
ABSTRACT
A clean and healthy environment is very important in human life. The realization of a clean environment and healthy in a rural area influenced by the behavior of living a healthy society. Way to achieve this condition by carrying out waste management in an area of rural housing. This study aims to create a clean and healthy environment in a rural area where the study site is located in the Ngepoh Lor, Banyusidi, Pakis, Magelang. Known that in these areas do not have a good waste management so that the waste piling up can cause neighborhoods unhealthy. The study was conducted by the method of observation, interviews, as well as the implementation of waste management in the area. The results in this study show that with proper waste management methods, it can create a society that has a healthy lifestyle that can resolve the problems regarding waste in the area.
Keywords: Clean and healthy environment, hea lthy behavior, waste management.
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia (SDM) merupakan hal penting dalam pembangunan suatu bangsa
dan mutunya sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan latihan, kesehatan dan gizi,
lingkungan mereka tinggal, serta kemampuan ekonomi keluarga [1]. Untuk memajukan SDM
faktor kesehatan setiap individu menjadi faktor utama. Kesehatan setiap individu juga
dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia tinggal seperti kondisi tropis dan adat kebiasaan yang
mampu untuk bekerja secara produktif untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan bahkan
dapat bermanfaat untuk lingkungan sekitar.
Untuk menciptakan lingkungan yang bersih tidak hanya membutuhkan peran dari pihak
terkait seperti Dinas Kesehatan tapi peran dari setiap individu sangat berpengaruh untuk
memajukan lingkungan yang bersih dan sehat. Lingkungan yang bersih dan sehat dapat
diciptakan salah satunya dengan pengelolaan sampah yang baik dan benar. Namun, sebagian
warga beranggapan bahwa cara pengelolaan sampah yang baik dan benar tidak menjadi hal
yang penting bagi kesehatan mereka. Penulis menjumpai warga di Dusun Ngepoh Lor tidak
begitu memperhatikan pengelolaan sampah yang ada.
Dusun Ngepoh Lor, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang merupakan
Dusun yang didominasi warganya sebagai petani. Dimana hampir semua warga bekerja sebagai
petani, baik itu petani sayuran, tembakau dan buah. Jadi hampir semua rumah menghasilkan
sampah organik dari sayuran yang dihasilkan setiap harinya. Pengelolaan sampah di Dusun
Ngepoh Lor menerapkan pola individual. Pola individual adalah dengan cara pewadahan
sampah secara individual dengan cara membakar, mengubur dan/atau membuangnya ke saluran
air atau sungai [2].
Penerapan pengelolaan sampah dengan pola individual yang terjadi di Dusun Ngepoh Lor
memiliki dakpak negatif yaitu dapat menyebabkan polusi yang dapat menjangkau daerah lain,
kerusakan pada sumber air tanah dan tersumbatnya aliran air sungai di kawasan sekitarnya
sehingga meningkatkan potensi bencana [2]. Seperti yang ada di Dusun Ngepoh Lor saat ini
berpotensi terjadi bencana longlor yang diakibatkan oleh kerusakan tanah akibat penimbunan
sampah yang terjadi.
Cara pengolahan sampah dipengaruhi oleh karateristik setiap individu dan gaya hidup
individu. Permasalah penanganan sampah yang terjadi di Dusun Ngepoh Lor disebabkan oleh
setiap individu yang menganggap bahwa pengelolaan sampah itu penting bagi kesehatan dan
tidak adanya sarana dan prasarana untuk membuang sampah seperti tidak adanya tempat
sampah umum.
Kawasan pedesaan di Banyusidi, Kecamatan Pakis merupakan kawasan yang belum
tersentuh oleh sistem pengelolaan sampah yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Magelang. Kurangnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Magelang membuat warga Dusun
Ngepoh Lor harus lebih berperan aktif dalam pengelolaan sampah.
Dalam rangka untuk menyelenggarakan pengelolaan sampah pedesaan secara terpadu dan
adanya sarana dan prasarana yaitu seperti tempat sampah umum yang ditelatkan di Dusun
Ngepoh Lor.
METODE
Metode penelitian menggunakan metode kualitatif yaitu dilaksanakan observasi dan
wawancara kepada Pelaksana Tugas kepala dusun dan seluruh ketua RT yang ada di dusun
Ngepoh Lor. Materi wawancara yaitu terkait kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah,
pengecekan tempat pembuangan sampah akhir, dan cara pengolahan sampah. Selain itu
dilakukan observasi terkait keadaan selokan, keadaan tempat pembuangan sampah yang ada,
kebersihan fasilitas-fasilitas umum. Metode kuantitatif secara survei digunakan untuk
menentukan persentase keadaan tempat sampah rumah tangga dan persentase cara pengolahan
sampah rumah tangga. Kemudian arahan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat.
Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1) Koordinasi dan Advokasi Kepada Stakeholder (Pelaksana Tugas Kepala Dusun dan Ketua
RT.)
2) Analisa Situasi
Data sekunder yang dikumpulkan meliputi kebiasaan masyarakat dalam membuang
sampah, pengecekan tempat pembuangan sampah akhir, cara pengolahan sampah, keadaan
selokan, keadaan tempat pembuangan sampah yang ada, kebersihan fasilitas-fasilitas umum
diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan list masalah untuk kemudian dicari solusi
perbaikannya.
3) Diskusi Warga
Pada saat diskusi dengan warga disampaikan daftar masalah/kebutuhan masyarakat
kemudian didiskusikan untuk menentukan prioritas masalah berdasarkan kesepakatan.
Pada akhir diskusi dicapai kesepakatan bahwa prioritas masalahyang ditangani
adalah tidak adanya tempat pembuangan sampah akhir di lokasi-lokasi stategis.
4) Analisis masalah untuk merumuskan determinan penyebab masalah. Analisis masalah ini
dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah dengan
warga.
5) Diskusi warga merumuskan alternatif pemecahan masalah dan rencana kegiatan bersama.
6) Koordinasi dengan stakeholder (Pelaksana Tugas Kepala Dusun dan Ketua RT) untuk
memantapkan persiapan pelaksanaan dan memastikan lokasi strategis penempatan tempat
7) Penempatan tempat sampah sesuai pembagian setiap RT dan sesuai lokasi-lokasi strategis
yang sudah didiskusikan bersama stakeholder.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dusun Ngepoh Lor merupakan dusun yang terletak di Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis,
Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Dusun dengan penduduk sekitar 366 jiwa, terdiri
dari 87 Kepala Keluarga dan 5 RT. Mayoritas penduduk Ngepoh Lor berprofesi sebagai petani.
Berdasarkan hasil observasi, terlihat banyak sampah yang berserakan di berbagai tempat
di Dusun Ngepoh Lor. Faktanya hampir semua penduduk Ngepoh Lor membuang sampah di
sembarang tempat sehingga lingkungan menjadi kotor dan tercemar. Kebiasaan yang tidak baik
ini jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat Ngepoh Lor.
Setelah dilakukan pendataasn, ternyata hampir 55% masyarakat Dusun Ngepoh Lor tidak
memiliki tempat pembuangan sampah di rumah. Sebagian lainnya mempunyai tempat
pembuangan sampah terbuka. Berikut diagram yang menunjukan persentasi tempat
pembuangan sampah rumah tangga masyarakat Dusun Ngepoh Lor:
Gambar 1. Tempat Pembuangan Sampah Rumah Tangga
Masyarakat Dusun Ngepoh Lor
Gambar 2. Cara Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Masyarakat Dusun Ngepoh Lor
41%
4% 55%
Tempat Pembuangan Sampah Rumah Tangga Masyarakat Dusun Ngepoh Lor
Terbuka
Tertutup
Tidak Ada
78% 22%
Cara Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Masyarakat Dusun Ngepoh Lor
Dibakar
Menciptakan Lingkungan hidup yang Bersih dan Sehat
Lingkungan bersih merupakan dambaan semua orang. Namun tidak mudah untuk
menciptakan lingkungan kita bisa terlihat bersih dan rapi sehingga nyaman untuk dilihat. Tidak
jarang karena kesibukan dan berbagai alasan lain, kita kurang memperhatikan masalah
kebersihan lingkungan di sekitar kita, terutama lingkungan rumah. Seiring majunya tingkat
pemikiran masyarakat serta kemajuan teknologi di segala bidang kehidupan, maka tingkat
kesadaran untuk memiliki lingkungan dengan kondisi bersih seharusnya ditingkatkan dari
sebelumnya. Beragam informasi mengenai pentingnya lingkungan dengan kondisi bersih serta
sehat dapat diketahui melalui media cetak dan online. Tentu saja lingkungan dalam kondisi
bersih serta sehat akan membuat para penghuninya nyaman dan kesehatan tubuhnya terjaga
dengan baik. Kesehatan tubuh manusia berada pada posisi paling vital. Alasannya tentulah
mengarah pada keberagaman kegiatan hidup manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Penciptaan lingkungan yang bersih adalah tanggungjawab semua orang termasuk di dalamnya
pemerintah melalui kebijakan realisasi tindakan nyatanya. Selanjutnya untuk menumbuhkan
tanggung jawab tersebut dibutuhkan proses dan juga langkah nyata. Proses dan langkah nyata
inilah yang menjadi fokus perhatian kita.
Budaya membuang sampah di sungai dan selokan, menyebabkan lingkungan yang bersih
sulit dicapai. Namun, untuk mengubah kebiasaan tersebut pun bukan hal yang mudah
dilakukan. Keterbatasan lahan untuk membuat tempat sampah, menjadi alasan masyarakat kota
untuk membuang sampah secara sembarangan. Karena itulah, wajar jika upaya melalui budaya
hidup bersih dan sehat belum juga maksimal dilakukan secara serentak di seluruh wilayah.
Karenanya, kerjasama pemerintah dengan masyarakat harus terjalin dengan baik agar tempat
pembuangan sampah serta upaya memunculkan kesadaran hidup bersih dan sehat terealisasi
secara maksimal.
Pemerintah tidak dapat hanya sebatas menghimbau mengenai kebersihan lingkungan itu
penting. Tapi, peran pemerintah lebih dari itu. Mulai dari memberikan contoh, langsung terjun
ke lingkungan masyarakat melalui sosialisasi hidup bersih dan tindakan nyata penyediaan area
pembuangan sampah, aturan tentang kebersihan dan sebagainya. Melalui kerjasama yang baik
dan saling mendukung, tentu upaya memunculkan kesadaran budaya hidup sehat dan bersih
akan tampak ringnan dan mudah diwujudkan dalam waktu singkat. Pengaruh kehidupan di
lingkungan masyarakat dengan kebersihan yang terjaga pun akan dapat segera dirasakan secara
langsung. Selain itu, ulasan ini pun juga akan membantu memberikan gambaran mengenai
beberapa langkah untuk menciptakan lingkungan dengan kebersihan yang terjaga. Cara ini
pemerintah tujuan menciptakan lingkungan dalam kondisi kebersihan terjaga bisa tercapai
tanpa ada paksaan. Selain itu, tujuan itu juga merupakan sebuah kesadaran dan kebutuhan
semua orang. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang
bersih. Langkah-langkah tersebut di antaranya adalah:
1) Memberikan kesadaran tentang arti penting lingkungan yang bersih kepada masyarakat,
terutama pada anak-anak agar kesadaran tersebut bisa tumbuh sejak usia dini.
Membiasakan hidup bersih sejak usia anak-anak tentu lebih membuahkan hasil yang luar
biasa daripada pembiasaan diri pada usia setelahnya. Alasannya tentu saja berkaitan dengan
kesadaran yang berhasil muncul melalui kebiasaan. Anak-anak tidak perlu diperintah
ataupun dipaksa untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Mereka
diberi contoh dan pemahaman akan pentingnya kebersihan, maka hal itu akan menancap
dan dilakukan dengan maksimal dan sebaik mungkin dalam kehidupannya. Mereka akan
terus mengingat dengan baik hal positif yang sering dilakukannya dengan kesadaran tanpa
adanya rasa takut, khawatir ataupun was-was jika belum berhasil melakukan upaya
menjaga kebersihan. Mereka akan terus belajar dan berlatih karena lingkungan sekitarnya
memberikan contoh dan pemahaman dengan benar.
2) Buatlah tempat sampah yang memisahkan antara sampah organik dan non organik. Hal ini
penting dilakukan agar memudahkan upaya untuk menanggulangi timbunan sampah. .Jika
sampah organik berhasil dipisahkan, maka akan mudah untuk merencanakan langkah
positif terhadap sampah. Sampah adalah komponen yang begitu dekat dengan kehidupan
manusia. Dan seringkali dalam pembuangannya menimbulkan banyak permasalahan.
Untuk itu, haruslah dipikirkan cara yang paling tepat untuk dapat mengelola sampah ini
termasuk dalam pembuangan mulai dari tahap di rumah tangga sampai di tempat
pembuangan terkahir. Atau juga bagaimana cara untuk mendaur ulang sampah agar masih
dapat untuk dipergunakan kembali.
3) Buatlah jadwal rutin untuk melakukan aktivitas pembersihan lingkungan secara terjadwal.
Melalui jadwal, maka kita akan membiasakan diri disiplin menjaga kebersihan lingkungan.
Tidak masalah meski ada kendala di tengah pelaksanaannya. Tapi hal penting adalah
keseriusan dan keberlanjutan hidup bersih serta sehat Kita tak akan mendapatkan atau
merasakan manfaat dari lingkungan yang bersih tanpa adanya kemauan dari diri kita sendiri
untuk melakukan pembersihan lingkungan. Dan hal ini seharusnya dijadikan sebagai
sebuah kebiasaan hidup. Bukan lagi sebagai hal yang hanya dilakukan sesekali namun
4) Buatlah sebuah aktivitas kreatif untuk mengelola sampah non organik menjadi sebuah
benda yang bersifat produktif dan bisa menghasilkan uang. Hal ini dapat diketahui beragam
informasinya melalui beragam media, baik cetak maupun online. Sejatinya saat ini telah
banyak ditemukan ide kreatif untuk mengelola kembali sampah menjadi barang yang lebih
berguna. Kita dapat mencontoh ide yang sudah ada atau memikirkan ide lain yang berbeda.
Poin yang terpenting adalah bahwa sampah tersebut dapat untuk kembali diolah tanpa
memberikan beban yang lebih bagi alam dan lingkungan.
5) Biasakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal ini akan sangat bermanfaat jika
diberikan juga kepada anak-anak, sehingga akan menjadi sebuah pola perilaku yang
tercipta di bawah sadar. Seperti yang telah disebutkan bahwa masalah sampah adalah
masalah yang klasik. Namun dapat dipercahkan dengan banyak hal yang sederhana.
Dengan membiasakan untuk membuang sampah ke tempat sampah yang benar adalah hal
awal untuk menanggulangi masalah sampah ini.
Ada banyak manfaat yang bisa dirasakan seseorang dengan menjaga lingkungan mereka
tetap terlihat bersih dan rapi. Lingkungan yang bersih akan menjauhkan sumber-sumber
penyakit untuk berkembang di sekitar kita. Hal itu tentu berkaitan dengan kesehatan. Selain itu,
dengan lingkungan yang bersih pula, kita akan merasa nyaman dan betah untuk berada di
rumah. Sebenarnya bukan hanya terbatas pada lingkungan rumah, tapi juga lingkungan sekitar
tempatnya berada. Rumah memang menjadi bagian paling dekat dari kehidupan manusia.
Segala rencana serta persiapan hidup untuk masa depan, senantiasa direncanakan di rumah
secara persentase yang besar oleh manusia di dunia ini.
Jadi, sudah selayaknya menjaga kebersihan serta kesehatan lingkungan rumah menjadi
tanggungjawab masing-masing individu. Meski faktor lain di luar lingkungan rumah juga
mempengaruhi kondisi kebersihan maupun kesehatan tubuh, tapi lingkungan rumah termasuk
paling inti dan pertama harus dijaga lebih dulu. Lingkungan dengan kondisi bersih yang bebas
dari timbunan sampah,juga akan terhindar dari bencana seperti banjir pada musim hujan. Salah
satu penyebab banjir di berbagai wilayah adalah karena banyaknya sampah yang berserakan
sehingga menghambat aliran air. Hal ini merupakan salah satu perilaku buruk seakan sudah
menjadi budaya masyarakat lndonesia, khususnya di wilayah perkotaan. Oleh karena itu,
menjadikan sampah dalam kondisi berserakan bahkan tertimbun tidak baik. Upaya untuk
menanggulangi sampah seperti dibersihkan ataupun di daur ulang bagi bahan yang dapat didaur
Cara Pengolahan Sampah di Desa
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik atau
pemakai sebelumnya,tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.
Sampah juga diartikan sebagai semua barang yang dibuang dan dianggap sudah tidak berfungsi
lagi bagi kita.dan biasanya berasal dari kegiatan rumah tangga dan perdagangan.
Jenis-Jenis Sampah
1. Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos
b. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu,
dan sebagainya.
2. Berdasarkan Sumbernya
Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Sampah alam
b. Sampah manusia
c. Sampah konsumsi
d. Sampah nuklir
e. Sampah industri
f. Sampah pertambangan.
3. Berdasarkan Bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.
Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi :
Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan
lain-lain.
Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
a) Sampah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan industri. Sampah ini mengandung
patogen yang berbahaya.
b) Sampah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat
cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan,
atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah
yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya
terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau
radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi material yang
memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung
banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan
area.
Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah, dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa
metode atau cara sebagai berikut:
1) Melakuakan Metode Pembuangan dan Penimbunan
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang
sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya
dilakukan di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang lubang
dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan
menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan
darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai
masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya hama , dan
adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon
dioksida yang juga sangat berbahaya. Karakteristik desain dari penimbunan darat yang
modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah
liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan
kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak
penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil
gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan
dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk
2) Melakukan Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai Daul-ulang. Ada beberapa cara daur ulang yaitu pengampilan
bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar
untuk membangkitkan listrik.
Metode baru dari Daur-Ulang Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang telah dibuang contohnya kaleng minum alumunium,
kaleg baja makanan / minuman, botol bekas, kertas karton, koran, majalah dan kardus .
Pengumpulan biasanya dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak
sampah/ kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah
plastik lain yang dapat digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur
ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah,
karena bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
Pengolahan kembali secara biologis
Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan / kertas, bisa diolah dengan
menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan istilah pengkomposan.
Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas yang bisa digunakan
untuk membangkitkan listrik.
Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian ba han-bahan organik secara
terkontrol menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas
mikroorganisme bisa dioptimalisasi pertumbuhannya dengan pengkondisian sampah dalam
keadaan basah (nitrogen), suhu dan kelembaban udara (tidak terlalu basah dan atau kering),
dan aerasi yang baik (kandungan oksigen). Secara umum, metode ini bagus karena
menghasilkan pupuk organik yang ekologis (pembenah lahan) dan tidak merusak
lingkungan. Serta sangat memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai pengelola
(basis komunal) dengan pola manajemen sentralisasi desentralisasi (se-Desentralisasi) atau
metode Inti (Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di masyarakat). Hal ini pula akan
berdampak pasti terhadap penanggulangan pengangguran. Metode ini yang perlu mendapat
perhatian serius/penuh oleh pemerintah daerah (kab/kota)
Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4, yaitu proses
pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa mikroorganisme dalam media
Bahan-bahan yang digunakan adalah : Bahan Baku Utama berupa sampah organik, Kotoran Ternak,
EM4, Molase dan Air. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah : Sekop, Cakar, Gembor,
Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling kompos dan Ayakan.
Contoh dari pengolahan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin
Program (program tong hijau) di toronto, kanada dimana sampah organik rumah tangga
seperti sampah dapur dn potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di
komposkan.
Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi
bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara “perlakuan panas” bervariasi mulai dari
menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai
menggunakannya untuk memanaskan borlaer untuk menghasilkan uap dan listrik dari
turbin-generator. Pirolisa dan Gusifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan,
dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini
biasanya dilakukan di wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat
mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa
dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa
selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi busure plasma
yang canggih digunakan untuk mengonversi material organik langsung menjadi gas sintetis
(campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.
3. Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah bentuk,
atau dikenal juga dengan “Penguangansampah” metode pencegahan termasuk penggunaan
kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa
diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari
penggunaan barang sekali pakai, mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih
sedikit untuk fungsi yang sama.
KESIMPULAN
Untuk menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan sehat, serta perilaku masyarakat
yang sehat maka salah satu caranya adalah dengan melakukan pengelolaan pada sampah yang
Ngepoh Lor, maka didapat kesimpulan bahwa sebagian besar masyarakat tidak mempunyai
tempat pembuangan sampah di rumahnya, dimana sampah diolah dengan cara dibakar atau
dibuang secara sembarangan seperti ditimbun, atau dibuang di selokan.
Maka salah satu cara untuk menanggulangi masalah pengelolaan sampah di Dusun
Ngepoh lor yaitu dengan pengadaan tempat sampah umum yang berada di titik-titik strategis
Dusun Ngepoh Lor. Program awal dilakukan dengan sosialisasi kepada warga terkait
pengelolaan sampah yang baik serta dampak yang ditimbulkan akibat membuang sampah
sembarangan. Selanjutnya yaitu penempatan 10 buah tempat sampah yang diletakkan di 5 RT
yang ada di Dusun Ngepoh Lor. Harapannya dengan dilakukannya pengadaan tempat sampah
ini maka masyarakat Dusun Ngepoh Lor dapat membiasakan diri untuk membuang sampah
pada tempatnya, dan sebagai sarana tempat pembuangan sampah akhir.
Saran untuk peneliti selanjutnya yaitu dapat mensosialisasikan kepada masyarakat agar
mampu memilah sampah (organik dan anorganik), mengelola sampah secara baik, serta mampu
memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat seperti pemanfaatkan sampah
organik menjadi pupuk kompos, memanfaatkan sampah-sampah plastik menjadi suatu
kerajinan yang bernilai jual.
REFERENSI
[1] Hapsari, D. et. al. 2009. Pengaruh Lingkungan Sehat, dan Perilaku Hidup Sehat terhadap
Status Kesehatan. Bul. P eneliti Kesehatan Supplement. 40-49.
[2] Pohan, Y. F. dan Supriharjo, R. D. 2012. Pengelolaan Sampah Perumahan Kawasan