• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Nilai-nilai Religius Bagi Peserta Didik (Studi Multi Kasus di MIN Mojorejo dan SDN Wates 02 Kec. Wates Kab. Blitar) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Nilai-nilai Religius Bagi Peserta Didik (Studi Multi Kasus di MIN Mojorejo dan SDN Wates 02 Kec. Wates Kab. Blitar) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

(2)

Sesungguhnya ilmu adalah samudera yang sangat luas dan tak ada

seorangpun yang dapat menggapainya.1 Setiap orang yang telah terjun di

dalamnya justru ingin mengarunginya dan dia juga tidak akan dapat

mencapai segala perinciannya. Dialah Allah yang maha mengetahui atas

segala sesuatu. Hal ini sesuai dengan sifat- sifat Allah dalam asmaul

husna, al-ilm

ملعل

ا ) (.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang semakin pesat

memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap berbagai sektor

kehidupan terutama perilaku peserta didik. Ilmu pengetahuan berkembang

dengan adanya akal pikiran manusia dengan berbagai latar belakang dan

tujuan yang berbeda, tergantung dari sudut pandang mana kita

membicarakannya. Masing- masing memiliki tujuan dan kepentingan,

tergantung peran dan bidang yang ditekuninya.

Terkait teknologi informasi, komunikasi dan transportasi global

yang berkembang sekarang ini membawa perubahan yang begitu besar.

Bidang pendidikan begitu juga bidang ekonomi mengalami perkembangan

yang sangat pesat. Pelayanan pendidikan yang semakin baik oleh

pemerintah, pertumbuhan ekonomi yang samakin tinggi. Banyak kemajuan

dan perubahan ini juga berdampak pula pada sendi-sendi etika dan

moralitas kehidupan bangsa.

Revolusi di bidang teknologi mengguncang stabilitas kehidupan

masyarakat.2 Kecenderungan manusia untuk tidak mengindahkan

nilai-nilai moral membuka kehidupan yang permisif. Baik dan buruk dikemas

1 Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Al- Itqon fi Ulumil Quran ( Surabaya : PT. Bina Ilmu, 2006), V.

(3)

sedemikan rupa sehingga memikat semua orang terjun di dalamnya,

dengan dasar yang penting baguskan niat menjalin silaturohmi.

Nilai-nilai moral bagi masyarakat modern saat ini semakin longgar.

Batas antara baik dan buruk, halal dan haram semakin kabur. Upaya-upaya

memperjelas batasan agama melalui syariat agama oleh sebagai orang

justru digembosi. Bahkan aturan-aturan yang yang membatasi

kemungkaran; prostitusi, miras, judi direkomendasikan untuk dihilangkan.

Bahkan oleh sebagian orang dianggap melanggar hak asasi manusia dan

kebebasan berpendapat.

Dengan munculnya berbagai alat dan media yang dapat dinikmati

oleh peserta didik seperti pesawat telepon, radio, televisi, komputer,

handphone, play station, media player, internet dan perangkat sejenisnya.

Di dalamnya menyediakan fasilitas yang dapat dinikmati oleh

penggunanya seperti informasi, layanan dan hiburan yang setiap saat dapat

dinikmati atau diakses langsung ataupun siaran ulangnya oleh peserta

didik. Fasilitas yang luar biasa bagi siapa saja yang mau dan mampu

memanfaatkannya, baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan

manusia secara menyeluruh.3

Menurut Istiqlal Arif Lazim dalam Mimbar menyatakan bahwa

arus globalisasi tak bisa dibendung karena alirannya deras seperti air

terjun.4 Tentunya dari satu tinjauan dapat kita lihat kehidupan di zaman

serba modern ini akan semakin mudah dan cepat, menembus jarak, ruang

dan waktu. Walaupun kita hendak bepergian ke tempat tujuan yang jauh,

2 Imam Mawardi, “Dakwah Menyelamatkan Moral Bangsa,”MPA, Maret 2010), 6.

3 Jamal Ma’mur Asmani, Buku Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah (Yogyakarta: Diva Press, 2011), 7.

(4)

kita tidak harus datang ke tempat transaksi pembelian tiket salah satu alat

trasportasi yang kita inginkan. Dengan melalui HP, semua persoalan akan

terselesaikan dengan mudah dan cepat, hanya butuh beberapa saat untuk

bertransaksi. Walaupun jarak yang secara realita sangat jauh, akan tetapi

dapat semakin terasa dekat dan mudah. Dengan kemajuan Iptek, hal yang

luar biasa dapat kita saksikan pada era sekarang ini.

Terutama yang terkait dengan berkembangnya kenakalan remaja

dan kriminalitas di lingkup pendidikan, para pendidik harus benar- benar

ekstra dalam mengawasi perkembangan jiwa peserta didik di sekolah

maupun di luar sekolah. Nilai-nilai moralitas yang selama ini menjadi

pegangan kita dalam masyarakat dan berbangsa, kini tampak berantakan.

Berbagai perilaku yang tak bermoral kerap mewarnai kehidupan

sehari-hari masyarakat.Maka benar ungkapan yang menyatakan bahwa bahaya

teknologi yang merusak moral jauh lebih berbahaya daripada bom atom

Herosima dan Nagasaki di Jepang.5

Upaya-upaya yang mencari keuntungan dari rusaknya moral

anak-anak bangsa, tayangan-tayangan televisi yang berbau erotis, mulai dari

ucapan, tindakan bahkan goyangan, adegan-adegan sadis, pemaksaan

kehendak, penyiksaan merupakan tontonan yang tiap kali muncul di berita

nasional. Pornografi tidaklah menempati ranking teratas dari kebobrokan

moral bangsa, karena masih banyak kerusakan yang menimpa bangsa ini

seperti korupsi, kolusi, membohongi rakyat, pembodohan masyarakat,

obral janji pejabat yang tidak ditepati, memperjualbelikan agama sebagai

(5)

alat politik, kemunafikan dari figur publik, mempekerjakan anak di bawah

umur, narkoba, minuman keras dan lain-lainya.6

Kriminalitas semakin marak, baik dilakukan oleh orang-orang yang

tertekan ekonominya maupun oleh orang-orang mapan dan cukup

kebutuhan hidupnya. Kriminalitas membudaya, menjamur di semua lini,

penyalahgunaan banyak dilakukan, perampokan terhadap nasabah Bank

acapkali terjadi, pembobolan ATM- Anjungan Tunai Mandiri- dan buku

tabungan di Bank belum juga bisa dihentikan. Belum lagi, SMS-Short

Message Service- yang mengganggu dengan mengirimkan perbagai

penawaran, permintaan pengiriman pulsa ataupun nomor rekening Bank.

Bagi sebagian masyarakat, ini membuat hidup mereka dalam

bayang-bayang ketidaknyamanan.

Sebenarnya kalau kita merujuk pada kehidupan rasulullah SAW

dan para sahabatnya, semua orang berkompeten dan berkewajiban

meluruskan hal yang bertentangan dengan nilai-nilai religius. Perbaikan

dan penyelamatan moral bangsa ini adalah tanggungjawab kita bersama.

Para pejabat pemerintahan, ulama, kiai, ustadz memiliki kewajiban dan

tugas dalam hal ini. Sehingga apabila kita mau mencari dan menelusuri

yang paling bertanggungjawab atas semua itu, maka jawabannya adalah

pemimpin.

Secara verbal kegiatan sepeti ceramah, teguran, nasihat perlu

dilaksanakan. Agar lebih efektif, diperlukan perbuatan amal nyata terdapat

tuntunan dan tatanan yang mau dituju. Ini adalah salah satu proses

rekonstruksi masyarakat.7 Menata masyarakat dengan memberikan teladan

(6)

hidup secara nyata, bukan hanya teori semata. Karena persoalan yang

terjadi di tingkat masyarakat, jauh lebih berat dari teori yang telah

ditemukan.

Hal ini berdasarkan tantangan yang dialami saat ini, ternyata jauh

lebih kompleks dan persoalannya pun tentu berbeda dengan tantangan di

masa lalu. Saat ini, jauh lebih sulit dan rumit. Ibarat orang yang sakit,

seluruh syaraf telah terkena berbagai macam penyakit sehingga butuh

penanganan yang ekstra hati-hati, teliti, fokus dan tuntas. Karena persoalan

yang kita hadapi masalah yang telah mengakar di berbagai relung

kehidupan.

Dikaji dari segi esensial, mereka diharapkan mampu memelihara

dan melestarikan budaya, kebiasaan, aturan dengan baik. Peserta didik

diharapkan mampu berubah dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan,

dan nilai- nilai sikap setelah aktivitas psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan. Perubahan itu bersifat secara relative

konstan dan berbekas.8

Di bidang pendidikan, Indonesia memiliki landasan idiil dan

landasan konstitusional untuk menyelenggarakannya pendidikan secara

nasional. Pancasila sebagai landasan idiil memiliki 5 dasar berbangsa,

bernegara dan bermasyarakat yaitu sila pertama Ketuhanan Yang Maha

Esa. Landasan konstitusioal pelaksanaan pendidikan di Indonesia ialah

UUD 1945 yang di dalamnya terdapat tujuan pendidikan nasional yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan Nasional Indonesia

adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat

(7)

Indonesia, oleh karena itu segala usaha untuk mencapai maksud tersebut

harus digalakkan dan dikembangkan.9

Secara jelas, UURI No. 2 Tahun 1989 B.2 Pasal 4 di tentang

Tujuan Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang

beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Berbudi pekerti

luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan

rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. Hal ini semakin menguatkan Indonesia

sebagai salah satu Negara di dunia yang memprioritaskan pendidikan

sebagai sektor terpenting dalam pembangunan nasional, sehingga

terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang merata material dan

spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah NKRI.10

Selain itu, Kementerian Agama juga mendapat tugas perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang keagamaan.11 Terkait

sejauh mana peran Kementerian Agama dalam pendidikan, setidaknya

kurikulum yang membidangi keagamaan itu adalah wewenang dari

Kementerian Agama. Hal ini sesuai dengan bidang tugas dan wewenang

masing-masing supaya tujuan dan fungsi dari setiap kementerian dapat

berjalan dengan baik sesuai peraturan yang berlaku.

Agama digunakan untuk membimbing dan mengarahkan peserta

didik supaya menjadi muslim yang beriman teguh sebagai refleksi dari

9 Himpunan Perundang-undangan Penamas (Surabaya: 2009), 251. 10Ibid., 270.

(8)

keimanan yang telah dibina oleh penanaman pengetahuan agama yang

harus dicerminkan dengan akhlak yang mulia.12

Hal ini sesuai dengan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan

Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman. Teori ini kemudian berkembang menjadi aliran psikologi

belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik

pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.

Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai

hasil belajar. Akhlak mencakup sifat lahiriyah dan beberapa hal yang tidak

merupakan sifat lahiriyah.13

Selain itu, menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama,

menyatakan bahwa agama memiliki fungsi dalam masyarakat khususnya

bagi peserta didik, yaitu : fungsi edukatif, fungsi melayani, fungsi

pendamaian, fungsi kontrol sosial, fungsi pemupuk solidaritas, fungsi

transformatife, fungsi kreatif, fungsi sublimatif.14

Fungsi edukatif bermakna bahwa agama mengajarkan kepada umat

manusia agar mengetahui, menjalankan pengetahuan yang telah diketahui

tersebut dengan harapan agar generasi muda dapat belajar dari orang yang

lebih dulu menjalankannya. Pengetahuan tentang shalat itu penting namun

pelaksanaannya jauh lebih penting, karena nilai di dalamnya dapat

mendorong masyarakat ke arah kejujuran, keihklasan dan sikap serta

12 Team Pustaka Phoenik, Phoenik Pustaka Excellent Dictionary ( Jakarta .PT. Media Pustaka Phoenik, 2011), 92.

13 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2012), 7.

(9)

gairah membangun.15 Selain itu, shalat dapat membuat hati dan pikiran

menjadi cerah.16

Para penganut agama berpendapat bahwa ajaran agama yang

mereka anut memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi. Hal ini

tentunya dapat menjamin stabilitas ketahanan mental sehingga merupakan

modal utama dalam membentengi bangsa dan Negara dari rongrongan

atheis/komunis.17 Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan

melarang. Kedua unsur tersebut mempunyai latar belakang mengarahkan

agar pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik. Hal

ini sesuai dengan firman Allah dalam al Quran surat Hud:114 yang

artinya:”Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu dapat menghilangkan

kejelekan-kejelekan ( dosa-dosa), dan yang demikian itu adalah peringatan

bagi orang-orang yang mau ingat”.18

Secara yuridis, fungsi menyuruh bermakna perintah yang harus

dijalankan oleh setiap orang dengan reward dari Allah berupa pahala dan

makna larangan adalah harus dijauhi dengan neraka sebagai ancaman.

Pahala dunia dapat berupa kemenangan-kemenangan, memperoleh harta

rampasan, pujian-pujian dan lain-lain.

Firman Allah dalam al Quran surat Ali Imran:148 yaitu:

15 Himpunan Undang-undang Penamas (Surabaya: Kanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Timur, 2009), 381.

16 Husaini A. Majid Hasyim, Syarah Riyadhush Shalihin 2, ter. Mu’ammal Hamidy Imron A. Manan ( Surabaya:PT. Bina Ilmu), 216.

17 Himpunan Undang-undang Penamas (Surabaya: Kanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Timur, 2009), 381.

(10)

بحي هللاو ةرخ لا باوث نسحو ايندلا باوث هللا مهت اف

نينسحملا

Artinya:“Maka allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang

baik di akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat

kebaikan”.19

Fungsi keselamatan bermakna bahwa dengan menjalankan

ajaran-ajaran agama umat manusia akan hidup damai, tenang. Keselamatan itu

sendiri meliputi dua alam yaitu dunia dan akhirat. Dalam terminologi

menurut Thohir Luth, agama diartikan selamat, damai, sejahtera. Dalam

mencapai keselamatan itu agama mengajarkan kepada para penganutnya

melalui pengenalan kepada masalah yang sakral berupa keimanan kepada

Tuhan. Melalui agama, seseorang yang bersalah atau berdosa dapat

membuat pikiran dan jiwa menjadi kalut.20 Rasa bersalah dan berdosa akan

segera hilang dari batinnya apabila seseorang telah melakukan taubat.

Ajaran agama oleh para penganutnya dianggap sebagai norma,

sehingga dalam hal ini agama dapat berfungsi sebagai pengawasan sosial

kepada individu maupun kelompok, karena agama secara instansi

merupakan norma bagi pengikutnya dan agama sebagai ajaran mempunyai

fungsi kritis yang mempunyai sifat profetis ( wahyu, kenabian ).

Nabi dipilih Tuhan untuk menyampaikan ajaran-Nya, nabi tidak

berucap menurut kemauan dan dorongan hawa nafsunya, karena semua

ucapannya tidak lain adalah wahyu yang disampaikan kepadanya.21 Wahyu

19 Al-Qur’an dan Terjemah (Jakarta: Sukses Publishing, 2012), 69. 20Ibid…,216

(11)

sesuatu yang luar biasa diberikan kepada nabi, tetapi tidak dibebankan

kewajiban kepadanya untuk menyampaikan kepada masyarakat.

Agama mengajarkan kepada penganutnya untuk membantu dan

memupuk rasa solidaritas diantara sesama manusia. Keperdulian terhadap

orang lain tanpa melihat unsur- unsur sosial, politik. Keperdulian yang

dimaksud lebih menekankan kesadaran, siapapun yang perlu kita bantu,

maka kita harus menolongnya sesuai dengan kadar kemampuan kita. Hal

ini sesuai apa yang telah dilakukan Nabi Muhammad saw saat memikirkan

masyarakat, bagaimana caranya untuk memperbaiki mental kepercayaan

dan budi pekerti manusia yang rendah, supaya menjadi manusia yang

menyembah Allah dan berbudi tinggi.22

Fungsi agama adalah mengubah kepribadian seseorang atau

kelompok masyarakat. Kepribadian seseorang menurut pendekatan falsafi

antara perbuatan dan nash harus seiring, tidak bertentangan. Antara fakta

dan dalil harus sejalan. Apa yang difikirkan oleh akal, sejalan dengan

ajaran agama.

Kebesaran seorang manusia bukan bersumber dari kedudukan dan

harta, tidak pula karena nasab bangsa yang melahirkan kemulian silsilah keturunannya. Kebesaran dan keagungan itu justru karena kepribadian,

keluhuran akhlak dan luasnya bidang yang ditanganinya.23 Hal ini telah

sesuai dengan fitrah dan naluri al Quran surat Ar-Rum : 30 yang artinya

“maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama fitrah, dan

tetapkanlah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut

22 Hadiyah Salim, Qishashul Anbiya (Bandung: PT. Al Ma’arif,Cetakan ke 20) 212

(12)

fitrah itu". Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus,

tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.24

Tidak diragukan lagi tentang sepak terjang dari sosok abad 6 yaitu

Nabi Muhammad saw, beliau menjadi figur teladan karena ucapannya,

sikap dan perbuatannya mulia. Ditinjau dari berbagai persepektif, yang

dilakukannya memiliki makna yang baik dan patut untuk diteladani oleh

semua umat. Oleh karena itu Nabi Muhammad (570-632) menjadi urutan

pertama daftar 100 tokoh yang berpengaruh di dunia, dialah satu- satunya

manusia dalam sejarah yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik

dalam hal agama maupun hal duniawi.25

Terdapat beberapa argument terkait keteladanan, setidaknya

terdapat 2 peran Muhammad saw bisa masuk menjadi 100 tokoh paling

berpengaruh sapanjang masa yaitu menegakkan dan menyebarkan salah

satu agama terbesar di dunia dan tampil sebagai seorang pemimpin yang

tangguh dan efektif.26

Ajaran agama mendorong dan mengajak penganutnya untuk

bekerja produktif, bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi juga

untuk kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja diperintahkan

bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi juga dituntut

untuk melakukan inovasi dan penemuan baru. Ajaran agama memfokuskan

segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat ukhrawi melainkan juga yang bersifat duniawi. Segala usaha manusia selama tidak bertentangan

24 Al Quran dan Terjemah (Sukses Publishing: Jakarta, 2012), 408.

(13)

dengan ajaran agama dan dilakukan dengan niat yang tulus karena dan

untuk Allah semata.

Dengan agama, Allah akan memberikan petunjuk yaitu berupa

akal, insting ( naluri ) dan kodrat alamiah untuk kelanjutan hidupnya

masing-masing.27 Seluruh makhluk ciptaan-Nya berada dalam

pengawasannya, tidak ada yang lepas sedikitpun dari Dia. Semua

terpantau, tanpa pengecualian. Dia memiliki sifat ar-Raqib (

بيقرلا

).

Dia maha mengawasi segala sesuatu, niat yang ada di dalam hati ataupun

yang sudah didhohirkan, sesuatu yang ghaib maupun yang nyata. Apa yang dia ciptakan selalu dalam pengawasannya.

Akhlak yang mulia peserta didik di sekolah tercermin dari

kedisiplinan, kebersihan, tanggungjawab, sopan santun, hubungan sosial,

kejujuran, dan melaksanakan ibadah ritual. Unsur kedisiplinan antara lain

hidup teratur, mematuhi berbagai aturan yang berlaku, memiliki prinsip

hidup, tidak merugikan orang lain, menjaga keamanan dan ketertiban

lingkungan, mengaji ( memiliki kemauan untuk menimba ilmu ). Unsur

kebersihan antara lain yaitu sadar bahwa kebersihan sebagian dari iman,

menjaga dan merawat kebersihan pribadi, menjaga dan merawat

kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan serta

menjaga air wudhu, tempat buang air kecil agar selalu dalam keadaan

(14)

bersih.28 Dan kebersihan menjadi perintah dan setengah dari ajaran

agamanya.29

Unsur tanggungjawab antara lain yaitu melaksanakan berbagai

kewajibannya sebaik- baiknya, melaksanakan tugas sesui kemampuannya,

tidak marah dan tidak jengkel ketika gagal mencapai target, bekerja keras

untuk meraih sukses, mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan orang

lain. Unsur sopan santun antara lain yaitu sopan dalam ucapan, perbuatan

dan cara berpakaian, segera mengucap salam kepada teman dan pendidik,

tidak angkuh, murah senyum kepada orang lain, ramah dengan orang lain,

sopan santun kepada pendidik dan orang tua.

Unsur hubungan sosial antara lain yaitu menjalin silaturohmi

kepada siapapun, menolong teman yang mengalami kesusahan, menjalin

kerjasama dalam hal positif, menghindari permusuhan dengan siapapun,

toleransi dan empati kepada orang lain.30 Selain itu sebagai makhluk

sosial, sikap sosial juga harus kita kedepankan. Sikap sosial pelatihannya

yaitu kehidupan ini sebuah ibadah, bekerja ikhlas, memberi salam,

tersenyum saat bertegur sapa, aktif bertanya, adil. Kedua jadikan diri

menjadi pribadi unggul, berempati, menyampaikan informasi, memberikan

pelayanan dengan kasih sayang. Ketiga berpenampilan sehat dan menarik,

berbaju rapi dan bersih, rambut tersisir/ berjilbab rapi, sepatu tertutup

nyaman dipakai. Keempat menjadi pendengar aktif, mendengarkan

28 Himpunan Undang-undang Penamas (Surabaya: Kanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Timur, 2009), 386.

29 Sayyid Muhammad Alwy al Maliky. Insan Kamil Sosok Keteladan Muhammad SAW, ter.Hasan Baharun(Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1999), 11.

(15)

infirmasi dan menanggapinya segera. Kelima etika dalam bertelepon, buka

percakapan dengan salam, menyampaikan identitas diri dan siap

menawarkan bantuan, menutupnya dengan ucapan terima kasih. Keenam

sanggup menangani komplain dengan tenang dan menyelesaikannya cepat.

Ketujuh peduli lingkungan, meningkatkan mutu layanan, menjaga

kebersihan, dan keselamatan pembelajaran.

Unsur kejujuran antara lain yaitu tidak berkata bohong, menjaga

amanah, konsekuen, menepati janji, mengakui kelebihan orang lain. Unsur

pelaksanaan ibadah ritual antara lain yaitu melaksanakan kegiatan ibadah

sesuai agama yang dianutnya, menghormati teman yang beragama lain,

mempunyai perasaan yang selalu diawasi oleh Allah, menerima ketentuan

Allah, beramal untuk bekal akhirat.

Masyarakat menganggap bahwa pendidikan agama yang ada di

Indonesia ini belum mampu membentuk manusia yang religius dan

berakhlak mulia. Hal ini dilatarbelakangi beberapa hal diantaranya karena

pelaksanaannya belum sepenuhnya dilaksanakan secara terus- menerus

oleh para peserta didik. Waktu peserta didik untuk belajar di sekolah

terbatas, tentunya hanya sejauh itu pula pendidik dapat mengontrol

aktivitas mereka. Peserta didik lebih banyak memiliki waktu di luar

sekolah, tentunya disini juga seharusnya orang tua yang memiliki peran

penting dalam hal ini. Tetapi terkadang terdapat beberapa faktor, sehingga

fungsi kontrol orang tua dinilai kurang sehingga oleh sebagian peserta

didik dianggap diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri di luar

(16)

Moralitas dikalangan para peserta didik merupakan salah satu

permasalahan yang mendapatkan perhatian semua pihak. Berbagai aspek

telah mengalami pergeseran. Adanya gaya hidup, pergaulan dan cara

pandang yang mendasar tentang standar sikap dalam bersosialisasi dengan

orang lain, pertengkaran antar peserta didik, kesopanan peserta didik

memunculkan berbagai tanggapan dari para orang tua dan masyarakat. Hal

ini tentu membuat gelisah para pendidik diberbagai tingkatan, terutama

pendidikan tingkat dasar.

Selain itu, secara psikologimempengaruhi sugesti dan alam pikiran

masyarakat, hal itu dikarenakan bahwa sebuah televisi selain memberikan

informasi secara aktual dan faktual, televisi juga menyajikan acara yang

sifatnya menghibur. Satu sisi cara berpakaian yang berubah, cara

berbicara, sikap yang bebas, minuman keras, mengkonsumsi obat

terlarang, telah banyak kita jumpai pada masa sekarang ini.

Selain itu dari tinjauan akhlak, berkurangnya sikap ramah dengan

orang lain, tidak menghadapkan muka saat berbicara, tidak menyambut

orang yang baru datang dengan senyuman, tidak menyenangkan hati orang

lain merupakan dampak dari kemajuan Iptek.31 Hal tersebut membuat

berbagai pihak merasa khawatir dan gelisah, karena nilai-nilai religius

yang telah mereka pelajari dulu, sekarang ini lambat laun mengalami

pergeseran dan pengikisan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis

berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul “Implementasi

(17)

Nilai-nilai Religius bagi Peserta Didik ( Studi Multi Kasus di MIN

(18)

B. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian

Mengingat pentingnya implementasi nilai religius bagi peserta

didik, yang berkembang dibeberapa sekolah. Berdasarkan

pemikiran-pemikiran yang tertuang dalam latar belakang masalah penelitian di atas,

maka peneliti akan mengkaji masalah-masalah penelitian yang

berhubungan dengan implementasi nilai-nilai religius bagi peserta didik,

maka fokus penelitian secara umum dari penelitian ini adalah “Bagaimana

implementasi nilai- nilai religius bagi peserta didik”. Secara khusus, penelitian ini difokuskan pada beberapa hal sebagai berikut:

1. Apa saja nilai-nilai religius yang dikembangkan di MIN Mojorejo dan

SDN Wates 02 Kecamatan Wates Kabupaten Blitar?

2. Bagaimana upaya mengimplementasikan nilai-nilai religius bagi peserta

didik di MIN Mojorejo dan SDN Wates 02 Kecamatan Wates

Kabupaten Blitar?

3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi nilai-nilai religius

bagi peserta didik di MIN Mojorejo dan SDN Wates 02 Kecamatan

Wates Kabupaten Blitar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian dan fokus penelitian di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui nilai-nilai religius bagi peserta didik apa yang

dikembangkan bagi peserta didik di MIN Mojorejo dan SDN Wates 02

(19)

2. Untuk mengetahui upaya mengimplementasikan nilai- nilai bagi peserta

didik di MIN Mojorejo dan SDN Wates 02 Kecamatan Wates

Kabupaten Blitar.

3. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi implementasi

nilai- nilai religius bagi peserta didik di MIN Mojorejo dan SDN Wates

02 Kecamatan Wates Kabupaten Blitar.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan teori dan praktik tentang nilai-nilai religius bagi peserta didik

kepada berbagai pihak, manfaat secara teoritis maupun praktis yaitu :

1. Kegunaan Teoritis

Secara toritis, temuan penelitian ini hasilnya dapat memberikan

sumbangan pemikiran ilmiah, pengembangan keilmuan perspektif

pendidikan religius, khususnya tentang nilai- nilai religius yang

diimplementasikan di MI dan SD, upaya- upaya mengimplementasikan

nilai-nilai religius tersebut dan faktor- faktor yang mempengaruhi

implementasi nilai- nilai religius tersebut bagi peserta didik.

2. Kegunaan Praktis

Bagi lembaga yang diteliti, dapat menjadi acuan di dalam

memperbaiki dan mengembangkan nilai-nilai religius yang dilaksanakan

dan bagi peneliti lain, dapat menjadi titik tolak dan rujukan untuk

melaksanakan penelitian yang lebih luas dan mendalam tentang nilai-nilai

religius serta dapat menyelesaikan hambatan-hambatan implementasi

(20)

E. Penegasan Istilah

1. Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau

adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar

aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai

tujuan kegiatan.

2. Nilai-nilai religius adalah nilai-nilai yang memfokuskan relasi manusia

yang berkomunikasi dengan Tuhan.32

3. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.33

4. MIN adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia,

setara dengan Sekolah Dasar, yang pengelolaannya dilakukan oleh

Kementerian Agama.

5. SDN adalah lembaga pendidikan yang dikelola oleh pemerintah daerah

kabupaten atau kota.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa

implementasi nilai-nilai religius bagi peserta didik adalah suatu kegiatan

terencana untuk mengetahui perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama.

F. Sistematika Pembahasan

32 Anton Baker, Ontologi atau Metafisika Umum: Filsafat Pengada dan Dasar-dasar Kenyataan (Yogyakarta: Kanisius, 1992), 184- 191.

(21)

Pembahasan dalam tesis ini secara sistematis terdiri dari enam

bab, untuk setiap babnya terdiri dari beberapa sub bahasan sebagai

berikut :

BAB I Pendahuluan

Pada bab pendahuluan memuat konteks penelitian, fokus dan

pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

penegasan istilah.

BAB II Kajian Pustaka

Pada bab kajian pustaka memuat tentang teori dan konsep, peneliti

terdahulu, paradigma penelitian. BAB III Metode Penelitian

Pada bab metode penelitian memuat rancangan penelitian, kehadiran

peneliti, lokasi peneliti, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis

data, pengecekan keabsahan temuan, tahap- tahap penelitian. BAB IV Data dan Temuan Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan tentang deskripsi data, temuan penelitian

dan analisis data. BAB V Pembahasan BAB VI Penutup

Merupakan bab terakhir yang berisi penutup yang meliputi kesimpulan,

(22)

Bab III : Metode Penelitian A.Rancangan Penelitian B. Kehadiran Peneliti C. LokasiPenelitian D. Sumber Data

E. Teknik Pengumpulan Data F. Analisis Data

G. Pengecekan Keabsahan Temuan H. Tahap- tahap Penelitian

Bab IV : Data dan Temuan Penelitian A. Deskripsi Data

B. Temuan Penelitian C. Analisis Data

Bab V : Pembahasan

Bab VI : Penutup

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil dari penelitian ini yaitu implementasi pendidikan karakter siswa melalui KBM dan kegiatan keagamaan , kendala yang dihadapi dan solusinya

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian.. ini ada 3 macam, yaitu wawancara, observasi, dan

ةيمكحلا ةيءادتبلا ٢ ؟ راتيلب ستاو ٣ ( يه ام رثؤت يتلا لماوعلا بلطلل ةينيدلا ميقلا ذيفنت ةيمكحلا ةيءدتبلا ةسردملا يف. يفو قئاثو ،ةيثحبلا ةقيرطلا هذه ةشقانم يف

IWAN SUTRISNO lahir pada tahun 1982 di desa Tulungrejo, Wates, Blitar, putra.. dari bapak Mujianto dan

Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Melalui Penguatan Pelaksaan Kurikulum, dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta: Balitbang Kemendiknas,

Kata sandang dalam Bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “al’’, terpisah dari kata yang

2. Gambaran Umum SDN Wates 02 Kec. Sejarah Singkat Perkembangan SDN Wates 02 Kec.. Wates ini, tidak terlepas dari lingkungan kecamatan itu sendiri. Dengan demikian, maka para

Maftukhin, M.Ag selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah.. memberikan ijin kepada penulis untuk mengumpulkan data